• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar Komunitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Ajar Komunitas"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN AJAR

BAHAN AJAR

KEPERAWATAN KOMUNITAS

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun sebagai suplemen dalam mata kuliah keper

Disusun sebagai suplemen dalam mata kuliah keperawatan komunitasawatan komunitas

Ns. Dona Yanuar Agus Santoso, MNS

(2)

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami telah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami telah diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan

diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan BUKU AJARBUKU AJAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

KEPERAWATAN KOMUNITAS  Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu  Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ini dengan baik.

Kesehatan Kendal ini dengan baik.

BUKU AJAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

BUKU AJAR KEPERAWATAN KOMUNITAS ini ini bertujuan bertujuan sebagai sebagai suplemensuplemen pembelajaran dalam mata kuliah keperawatan komunitas. Selain itu bahan ajar ini disusun pembelajaran dalam mata kuliah keperawatan komunitas. Selain itu bahan ajar ini disusun untuk membekali mahasiswa keperawatan dengan kompetensi pada mata kuliah komunitas untuk membekali mahasiswa keperawatan dengan kompetensi pada mata kuliah komunitas yang meliputi knowledge, psikomotor, afektif serta kognitif.

yang meliputi knowledge, psikomotor, afektif serta kognitif.

Di periode selanjutnya buku ajar ini akan terus disempurnakan, dengan harapan untuk Di periode selanjutnya buku ajar ini akan terus disempurnakan, dengan harapan untuk dapat lebih membantu kelancaran mahasiswa dalam mempelajari tentang esensi praktik dapat lebih membantu kelancaran mahasiswa dalam mempelajari tentang esensi praktik keperawatan komunitas, maka segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat keperawatan komunitas, maka segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat dihargai untuk perubahan ke arah yang lebih baik.

dihargai untuk perubahan ke arah yang lebih baik.

Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

dalam penyusunan BUKU AJAR KEPERAWATAN KOMUNITASBUKU AJAR KEPERAWATAN KOMUNITAS  ini. Semoga dapat berguna  ini. Semoga dapat berguna bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

Tim Penyusun Tim Penyusun

(3)

Daftar Isi

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Petunjuk Penggunaan Buku Ajar ... iv

BAB I Esensi Keperawatan Komunitas ... 1

BAB II Transkultural Keperawatan Pada Komunitas ... 9

BAB III Proses Keperawatan Komunitas ... 15

Lampiran ... 22

(4)

Buku ajar ini khusus digunakan dalam mata kuliah Keperawatan Komunitas III. Mahasiswa dapat menggunakan buku ajar ini sebagai suplemen untuk mempelajari teori dan konsep-konsep dalam keperawatan komunitas. Isi dalam buku ajar ini telah disesuaikan dengan silabus mata kuliah Komunitas III untuk semester VIII, yang terdiri dari enam BAB meliputi: Esensi keperawatan komunitas, transkultural keperawatan pada komunitas, proses keperawatan komunitas, keperawatan komunitas area khusus, kedaruratan komunitas, dan epidemiology pada keperawatan komunitas.

Struktur BAB dalam buku ajar ini meliputi materi, soal latihan, dan referensi. Materi dalam setiap BAB diambil dari referensi yang tercantum di akhir setiap BAB. Setelah materi, mahasiswa dapat menemukan soal latihan yang bertujuan untuk mengevaluasi pembelajaran, serta membangun critical thinking mahasiswa dalam belajar.

(5)

BAB I

Esensi Keperawatan Komunitas

Komunitas merupakan kelompok induvidu dan kelompok yang berinteraksi satu sama lainnya, dan memiliki persamaan nilai, minat,dan tujuan yang sama, yang dibatasi secara geografis (Allender et al, 2010). Sebuah komunitas sering didefinisikan oleh batas-batas geografis dan dengan demikian disebut komunitas geografis . Sebuah kota , kota, atau lingkungan adalah sebuah komunitas geografis Status kesehatan pada komunitas ini disebut dengan kesehatan komunitas. Kesehatan komunitas mengidentifikasikan kesehatan kolektif dalam batas-batas geografis.

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat ( public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

(6)

A. Sejarah dan evolusi keperawatan komunitas

Pada abad ke -19 keperawatan komunitas berfokus pada kesehatan lingkungan. Status kesehatan induvidu, keluarga, dan kelompok dalam komunitas tidak menjadi perhatian khusus dalam keperawatan komunitas. Selain itu fokus penanganan masalah keperawatan hanya berfokus pada penyakit menular yang meliputi kuratif dan rehabilitative. Seiiring berjalannya waktu, perawat komunitas menghasilkan berbagai macam penelitian yang menghasilkan teori-teori dan modul konseptual keperawatan. Teori system yang dikemukakan oleh betty neuman pada 1985 menjadi tolak perubahan fokus asuhan keperawatan komunitas. Perawat memandang bahwa interaksi induvidu, keluarga, dan kelompok pada masyarakat memberikan pengaruh besar terhadap kesehatan komunitas. Maka dari itu, asuhan keperawatan mengikutsertakan anggota populasi kedalam prosesnya dan dianggap sebagai partner dalam penyelesaian masalah kesehatan.

Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat. Kepercayaan ini begitu mengakar pada masyarakat, sehingga ketika ada yang sakit maka mereka akan pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti khasiatnya. Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya dirawat oleh kaum wanita yang berlandaskan kepada naluri keibuan (mother instinc). Tidak ada catatan yang menyebutkan kaum pria ikut serta melakukan perawatan dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang yang cukup untuk merawat orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan.

(7)

Penelitian keperawatan yang berkembang pesat saat ini menyumbangkan perubahan besar pada konsep asuhan keperawatan di Indonesia. Meskipun model perawat komunitas belum diterapkan di Indonesia, akan tetapi peran perawat komunitas sudah dapat di rasakan oleh masyarakat. Pengkajian, promosi kesehatan, pencegahan dan penanganan masalah kesehatan telah dilakukan secara langsung oleh perawat yang bekerja di populasi.

B. Peran C o m m u n i t y H e al t h N u r s i n g (CHN)

1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan (provider of nursing care). Peranan yang utama perawat komunitas adalah sebagai pelaksana askep kepada individu, keluarga, dan kelompok, baik sehat atau sakit atau mempunyai masalah kesehatan atau keperawatn di rumah, disekolah, dipanti, tempat kerja, dan lain-lain.

2. Sebagai pendidik (health educator). Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas dirumah, di puskesmas, dikomunitas secara terorganisir, untuk menanamkan perilaku hidup sehat sehingga terjadi perubahan perilaku utk mencapai tingkat kes optimal

3. Sebagai pengamat kesehatan (health monitor). Memonitor perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok, komunitas untuk mengatasi masalah kes/kep yang timbul serta dampak thd status kesehatan melalui :

 Kunjungan rumah   Pertemuan-pertemuan   Observasi

(8)

4. Koordinator Yankes (coordinator of servises). Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainnya untuk menciptakan keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.

5. Sebagai pembaharu (inovator). Pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, komunitas untuk merubah perilaku dan pola hidup sehingga tercipta peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

6. Pengorganisir pelayanan kesehatan (organisator). Berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan peran serta individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya yankes yang dilaksanakan oleh masyarakat. Misalnya : kegiatan posyandu, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap penilaian,  ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.

7. Sebagai panutan (Role Model). Perawat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

8. Sebagai Tempat Bertanya (counselor). Tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan atau keperawatan yang dihadapi sehari-hari. Selain itu perawat juga dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.

(9)

9. Sebagai Pengelola (Manager). Dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya. Mengkoordinasikan upaya-upaya kesehatan yang dijalankan, melalui puskesmas sebagai institusi pelayanan dasar utama, baik di dalam atau di luar gedung ataukah di keluarga, terhadap kelompok-kelompok khusus seperti kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas/menyususi, anak balita, usia lanjut, sesuai dengan peran , fungsi dan tanggung jawabnya.

C. Teori dan Model Konseptual Keperawatan

Teori dan model konseptual keperawatan merupakan landasan praktik keperawatan yang merupakan dasar ilmiah ilmu keperawatan. Teori dan model konseptual keperawatan memberikan tuntunan pada praktik keperawatan.

1. Pengertian teori dan model konseptual keperwatan

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu

(10)

lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya:

 Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan

tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.

 Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk

memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

(11)

 Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam

keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.

 Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan

filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

2. Karakteristik teori dan model konseptual keperawatan

Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan :

  Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai

hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan

 Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan

dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis

 Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan

dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan

 Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge

keperawatan yang dilakukan melalui penelitian

 Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki

(12)

Daftar Pustaka

1. Allender, J. A., Cherie R., Kristine D.W. 2010. Comm unity Health Nursing. Promotin g

and protecting the public’s health (7th edition). Wolters kluwer, Philadelphia.

2. Anderson, E.T., Judith M. 2011. Community as partner. Theory and Practice in Nursing (6th edition). Wolters kluwer, Philadelphia.

3. Watkins, Diane., Judy E., Pam G. 2003. Community Health Nursing. Framework for Practice. Bailliere Tindall, Edinburgh.

4. Butts, J.B., Karen L.R. 2011. Philosophies and theories for advance nursing practice . Jones and Bartlett, Canada.

(13)

BAB II

Transkultural Keperawatan Pada Komunitas

Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. Sedangkan nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1991).

Dalam proses pembentukan budaya terdapat berbagai macam pengalaman dan pengetahuan yang memandu induvidu untuk memahami dan meyakini sebuah budaya. Pemahaman terhadap budaya tersebut, terkadang menimbulkan berbagai masalah yang bertentangan dengan nilai-nilai kesehatan, salah satunya adalah etnosentris. Etnosentris  adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. Dengan terbentuknya etnosentris, akses pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan seseorang akan mengalami hambatan. Akibatnya perubahan pola perilaku sehata sebagai tujuan dari pendidikan kesehatan akan terhambat ketika induvidu memiliki nilai yang bertentangan dalam budaya yang dianutnya dengan nilai yang terkandung didalam pendidikan kesehatan.

(14)

keadaan etnosentris pada induvidu yang akan dilakukan pendidikan kesehatan perlu dirubah menjadi etnorelativism. Etnorelativsm merupakan kondisi dimana induvidu mampu untuk menerima konsep lain diluar budayanya. Dengan merubah etnosentris menjadi etnorelativsm, budaya induvidu yang bertentangan dengan aspek kesehatan akan mudah untuk dimodifikasi oleh perawata.Untuk dapat merubah keadaan etnosentris menjadi etnorelativism, perawat komunitas perlu mempelajari tentang etnografi . Etnografi   adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian etnografi   memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.

dalam menghadapi induvidu dan keluarga yang bersikap etnosentris ini, perawat harus dapat menunjukan care. Care  merupakan fenomena keperawatan komunitas yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Fenomena care ini dilakukan oleh perawat komunitas dalam bentuk caring. Caring  adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan

(15)

kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

Paradigma Transcultural Nursing

Leininger (1991) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 2002).

1.  Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger (2002) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada.

2.  Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan

(16)

yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 2002).

3.  Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4.  Keperawatan

 Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan

(17)

keperawatan adalah perlindungan terhadap budaya, mengakomodasi/ negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

Perlindungan terhadap budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

Negosiasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

(18)

Daftar Pustaka

1. Allender, J. A., Cherie R., Kristine D.W. 2010. Comm unity Health Nursing. Promotin g

and protecting the public’s health (7th edition). Wolters kluwer, Philadelphia.

2. Anderson, E.T., Judith M. 2011. Comm unity as partner. Theory and Practice in Nursing (6 th  edition) . Wolters kluwer, Philadelphia.

3. Watkins, Diane., Judy E., Pam G. 2003. Comm unity Health Nursing. Framewor k for Practice . Bailliere Tindall, Edinburgh.

4. Butts, J.B., Karen L.R. 2011. Philosophies and theories for advance nursing pr actice . Jones and Bartlett, Canada.

5. Leinenger, M. 1991. C u l t u r a l C ar e D i v e rs i t y a n d U n i v e r s al i t y : A T h e o r y o f N u r s i n g  . New York: National League For Nursing Press

6.  Andrews, M. M., Boyle, J. S. 2002. T r an s c u l t u r a l C o n c e p t in N u r s i n g C a re .

(19)

BAB III

Proses Keperawatan Komunitas

Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan komunitas dan praktik kesehatan komunitas, bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan. Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara terus menerus melalui kerja sama. Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS

Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan kesehatan (di rumah, di Puskesmas), perawat melakukan praktik keperawatan dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas. Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan:

(20)

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah: a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur, pendidikan,

 jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):

 Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.  Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan.

 Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak menimbulkan

stress.

 Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup menunjang

sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.

 Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau

merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.

 System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas

tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.

 Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan

UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.

(21)

 Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya

terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.

c. Status kesehatan komunitas. status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.

2. Diagnosa keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data

Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut. Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya musyawarah masyarakat desa/RW. Data dapat disajikan dengan menggunakan grafik, table ataupun melalui sosio drama. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari: Masalah kesehatan, Karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.

Contoh:

a. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada komunitas di RW 04 Kelurahan Kampung Melayu berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh.

3. Perencanaan (intervensi)

Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan

(22)

untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia. Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai be rikut : a. Tahap persiapan

Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.

b. Tahap pengorganisasian

Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.

c. Tahap pendidikan dan latihan

 Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat  Melakukan pengkajian

 Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan  Melatih kader

 Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat

d. Tahap formasi kepemimpinan e. Tahap koordinasi intersektoral f. Tahap akhir

(23)

Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut :

 Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi

 Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik

 Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan fisik dan

laboratorium

 Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan atau

komunitas bila stressor dari lingkungan

 Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

4. Pelaksanaan (Implementasi)

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:

a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.

b. Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.

c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.

Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu :

a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.

(24)

b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi, te linga, dll.

c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.

c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya serta keuntungan program.

d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.

e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.

(25)

Daftar Pustaka

1. Allender, J. A., Cherie R., Kristine D.W. 2010. Comm unity Health Nursing. Promotin g

and protecting the public’s health (7th edition). Wolters kluwer, Philadelphia.

2. Anderson, E.T., Judith M. 2011. Community as partner. Theory and Practice in Nursing (6th edition). Wolters kluwer, Philadelphia.

3. Watkins, Diane., Judy E., Pam G. 2003. Community Health Nursing. Framework for Practice. Bailliere Tindall, Edinburgh.

4. Butts, J.B., Karen L.R. 2011. Philosophies and theories for advance nursing practice . Jones and Bartlett, Canada.

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari teori panas laten dan lay out sistem perpipaan (fuel pipe line) pada sistem bahan bakar LPG pada kendaraan, diperoleh suatu potensi energi dalam

Pengembangan produk unggulan desa sebagai karya kearifan lokal desa yang bisa menjadi pendukung keberadaan ekowista tanjungan secara ekonomi serta bisa menjadi

Masalah ekonomi yang dihadapi Amerika dan negara-negara di Eropa membuat para investor global menjadikan Indonesia salah satu pilihan investasi terbaik karena memiliki pertumbuhan

- Jika anak kunci keselamatan terbukti  hilang, Ketua Jabatan hendaklah me-  nimbang sama ada atau tidak tindakan  tatatertib diambil atau penyiasatan di  bawah Akta Rahsia Rasmi

Patogenisitas dan LT50 dari Beberapa Isolat Beauveria bassiana dari Rizosfer Kacang Tanah Terhadap Larva Penggerek Polong Etiella zinckenella Treit (Lepidoptera:

AGUSTIN KUNIAWATY, S.Pd JUMLAH JUMLAH AKHIR AKHIR Hj.. INDAHWATI,

Lini pertama pengobatan malaria falciparum adalah Artemisin Combination Therapy (ACT).. Primaquin diberikan per-oral dengan dosis tunggal 0,75 mg basa/kgbb

Delta yaitu tanah datar hasil pengendapan yang dibentuk oleh sungai, muara sungai, dimana timbunan sediment tersebut mengakibatkan propagradasi yang tidak teratur