• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSUFISIENSI PLASENTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSUFISIENSI PLASENTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang sedang mengandung. Plasenta tumbuh saat janin berusia kurang lebih satu minggu pertama. Pada plasenta terdapat berbagai macam fungsi diantaranya sebagai respirasi, ekskresi dan produksi hormone, sehingga terjadi pertukaran zat antara ibu dan janin. Proses pertumbuhan plasenta sangat berpengaruh besar bagi kehidupan janin dalam kandungan, pasokan makanan pada ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang pada plasenta, kerusakan pada plasenta juga merupakan akibat dari buruknya pasokan makanan yang dikonsumsi ibu.

Salah satu gangguan pada plasenta yang mengakibatkan kegagalan fungsi plasenta adalah Insufisiensi Plasenta, yaitu suatu komplikasi yang terjadi pada kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan sehingga bayi yang di dalam kandungan tidak dapat cukup oksigen dan nutrisi, karena hal itu, maka bayi mengalami gangguan pertumbuhan. Oleh sebab itu perlu bagi ibu yang sedang mengandung untuk mengetahui proses pertumbuhan plasenta, organ yang merupakan hubungan pengikat antara ibu dan bayi. Pada makalah ini akan dibahas mengenai anatomi dan fisiologi dari plasenta dan gangguan yang menyebabkan plasenta mengalami kegagalan fungsi yaitu Insufisiensi Plasenta secara spesifik.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi plasenta ?

1.2.2 Apa yang di maksud dengan insufisiensi plasenta ? 1.2.3 Bagaimana gejala – gejala insufisiensi plasenta ?

1.2.4 Bagaimana stadium insufisensi plasenta menurut berat ringannya ?

1.3 Tujuan Penulisan

(2)

1.3.3 Untuk mengetahui gejala – gejala insufisiensi plasenta ?

1.3.4 Untuk mengetahui stadium insufisensi plasenta menurut berat ringannya ?

1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1 Manfaat Umum

Makalah yang penulis buat diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca, agar pembaca mengetahui hal-hal yang berkaitan tentang insufisiensi plasenta atau disfungsi plasenta.

1.4.2 Manfaat Khusus

Makalah yang penulis buat dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca khususnya mahasiswa kedokteran tentang insufisensi plasenta atau disfungsi plasenta yang merupakan suatu komplikasi yang terjadi pada kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan.

(3)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi plasenta

Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya.Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilankurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desiduabasalis.

Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal. Permukaan fetaladalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh - pembuluh darah. Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.

Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion,pembuluh

(4)

darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa.

2.1.1 Sirkulasi Plasenta

Kotiledon menerima darahnya melalui 80 hingga 100 arteri spiralis yang menembus lempeng desidua dan masuk ke ruang antarvilus dengan interval yang cukup teratur. Tekanan di dalam arteri ini mendorong darah masuk ke dalam ruang antarvilus dan membasahi sejumlah vilus kecil di percabangan vilus di dalam darah yang teroksigenasi. Sewaktu tekanan berkurang, darah mengalir kembali dari lempeng korion ke arah desidua, tempat darah masuk ke dalam vena endometrium. Oleh sebab itu darah dari danau antarvilus mengalir balik ke dalam sirkulasi ibu melalui vena endometrium.

Secara keseluruhan, ruang antarvilus sebuah plasenta matur mengandungsekitar 150 ml darah, yang diganti tiga atau empat kali per menit. Darah inin mengalir di sepanjang vilus korion, yang memiliki area permukaan 4 hingga 14m persegi. Pertukaran di plasenta tidak terjadi di seluruh vilus, tetapi hanya di vilus yang lapisan membran sinsitiumnya berkontak erat dengan pembuluh darah janin. Pada vilus-vilus ini, sinsitium sering memiliki brush border yang mengandung sejumlah mikrovilus, yang sangta memperluas area permukaan sehingga meningkatkan laju pertukaran antara sirkulasi ibu dan janin. Selaput plasenta, yang memisahkan darah ibu dan janin, mula-mula terdiri dari empat lapisan: (1) endotel yang melapisi pembuluh darah janin, (2) jaringan ikat di dalam inti vilus, (3) lapisan sitotrofoblas, dan (4) sinsitium. Sejak bulan keempat hingga seterusnya, selaput plasenta menipis akibat endotel yang melapisi pembuluh darah menjadi berkontak erat dengan membran sinsitium sehingga laju pertukaran sangat meningkat. Selaput plasenta, kedang di sebut sawar plasenta, bukanlah sebuah sawar sejati, karena banyak substansi yang melewati secara bebas. Karena darah ibu di ruang antarvilus terpidah dari darah janin oleh turunan korion, plasenta manusia di anggap tipe hemokoralis. Normalnya percampuran darah ibu dan janin. Meskipun demikian, sejumlah kecil sel darah janin kadang lolos melewati defek mikroskopik di selaput plasenta (Sadler 2014).

(5)

Fungsi utama plasenta adalah (1) pertukaran produk metabolik dan gas antara aliran darah ibu dan janin dan (2) produksi hormon

a. Pertukaran gas

Pertukaran gas – seperti oksigen, karbon dioksida dan karbon monoksida – berlangsung melalui difusi sederhana. Saat aterm, janin menyerap 20 hingga 30 ml oksigen per menit dari sirkulasi ibu, dan bahkan gangguan singkat pada suplai oksigen dapat berakibat fatal bagi janin. Aliran darah plasenta sangat penting untuk suplai, karena jumlah oksigen yang mencapai janin terutama bergantung pada penyaluran, bukan difusinya. b. Pertukaran Nutrien dan Elektrolit.

Pertukaran nutrien dan elektrolit, seperti asam amino, asam lemak bebas, karbohidrat, dan vitamin, berlangsung cepat dan meningkat seiring dengan kemajuan kehamilan.

c. Transmisi anti bodi ibu

Kompetensi imunologis mulai berkembang di akhir trimester pertama, yaitu saat janin membuat seluruh komponen komplemen. Imonoglobulin hampir seluruhnya terdiri dari imunoglobulin G (IgG) ibu, yang mulai di salurkan ibu ke janin ke sekitar minggu ke 14. Dengan cara ini, janin memperoleh imunitas pasif ter hadap berbagai penyakit infeksi. Bayi baru lahir mulai memproduksi IgG sendiri, tetapi kadar dewasa belum tercapai hingga usia 3 tahun.

d. Produksi hormon

Pada akhir bulan ke empat, plasenta menghasilkan progesteron dalam jumlah memadai untuk mempertahankan kehamilan jika korpus luteum diangkat atau gagal berfungsi dengan baik. Kemungkinan besar, seluruh hormon disintesis di dalam sinsitiotrofoblas. Selain progesteron, plasenta menghasilkan lebih banyak hormon estrogen, terutama estriol, hingga tepat sebelum akhir kehamilan, saat kadar maksimumnya tercapai. Kadar estrogen yang tinggi ini merangsang pertumbuhan uterus dan perkembangan kelenjar mamaria.

Selama 2 bulan pertama kehamilan, sinsitiotrofoblas juga menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG), yang mempertahankan korpus luteum. Hormon ini dieksreksikan oleh ibu ke dalam urin, dan pada masa awal kehamilan, keberadaanya digunakan

(6)

penanda kehamilan. Hormon lain yang dihasilkan oleh plasenta adalah somatomamotropin (dulu di sebut lakrtogen plasenta). Hormon ini adalah substansi mirip hormon pertumbuhan yang memprioritaskan glukosa darah ibu untuk janin dan menyebabkan ibu agak menjadi diabetogenik. Hormon ini juga mendorong perkembangan payudara untuk menghasilkan susu (Sadler 2014).

2.2 Insufisiensi Plasenta 2.2.1 Definisi

Insufisiensi plasenta adalah suatu komplikasi yang terjadi pada kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan sehingga bayi yang di dalam kandungan tidak dapat cukup oksigen dan nutrisi, karena hal itu, maka bayi mengalami gangguan pertumbuhan.

2.2.2 Gejala

Gejala-gejala insufisiensi plasenta atau disfungsi plasenta:

1. Berat plasenta yang kurang dari 500 gram atau indeks plasenta yang kurang menambah kejadian kelahiran mati dan fetal, distress (gawat janin). Juga bentuk makrospis dan mikroskopis yang luar biasa (infarkt) dapat menjurus ke dysfungsi plasenta.

2. Uterus yang kurang membesar, berat badan ibu yang turun terutama kalau disertai dengan gejala gawat janin.

3. Penurunan kadar oestriol. Hal ini dapat ditentukan dengan pengukuran kwantitatip atau dengan pemeriksaan tidak langsung, misalnya fern test. 4. Persalinan merupakan test juga bagi reserve placenta dengan

memperhatikan BJ anak sewaktu persalinan. 2.2.3. Stadium

Bayi dengan tanda insufisiensi plasenta dapat dibagi dalam tiga ( 3 ) stadium menurut berat ringannya yaitu:

1. Stadium pertama: Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti perkamen tetapi belum terdapat noda mekonium.

(7)

2. Stadium kedua: Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit, plasenta dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterin.

3. Stadium ketiga: Ditemukan tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning, demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intra uterin yang lama.

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan

Plasenta merupakan organ yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan bayi dalam rahim, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan nutrisi serta gizi harus tercukupi melalui ibu yang sedang mengandung. Plasenta memiliki fungsi utama antara lain; pertukaran gas, pertukaran nutrien dan elektrolit, transmisi anto bodi ibu, dan memproduksi hormon. Namun ada kelainan pada plasenta yang menyebabkan plasenta mengalami gangguan fungsinya yaitu insufisiensi plasenta. Insufisiensi plasenta adalah suatu komplikasi yang terjadi pada kehamilan di mana plasenta mengalami gangguan atau hambatan sehingga bayi yang di dalam kandungan tidak dapat cukup oksigen dan

(8)

3.2 Saran

a. Bagi mahasiswa diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam penyususnan makalah selanjutnya. Sehingga apabila terdapat kekurangan dalam penyususnan makalah ini, penulis dapat mempelajarinya lebih lanjut dan dapat dilakukan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.

b. Bagi mahasiswa diharapkan dapat mempelajari lebih dalam lagi tentang anatomi dan fisiologi plasenta dan insufisiensi plasenta.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F Gary. 2006. “Obstetri Williams” edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton and Hall. 2007. “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran” edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sadler. T.W. 2014. “Embriologi Kedokteran Langman” edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Padjadjaran. 2005. “Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi” Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembentukan plasenta yang abnormal terjadi karena kegagalan trophoblas melakukan remodeling arteri spiralis sehingga dilepaskan faktor- faktor yang dihasilkan

Gangguan jiwa adalah salah satu bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental seseorang atau kesehatannya yang disebabkan kegagalan untuk merespon sesuatu, baik dari

Pada usia kehamilan 8 minggu (6 minggu setelah nidasi) telah terjadi invasi terhadap 40-60 arteri spiralis di daerah desidua basalis yang menjadi tempat implantasi plasenta.

Kehamilan post date merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu (trauma langsung persalinan pada jalan lahir,

Saat terjadi gangguan pada salah satu phasa, maka gangguan ini akan mengakibatkan arus lebih pada phasa yang terganggu dan akibatnya dapart mengakibatkan kenaikan

Selain itu kami juga melakukan analisa kadar inhibin A serum dan plasenta antara early onset preeclampsia (preeklamsia yang terjadi pada usia kehamilan < 34

Varises tungkai merupakan salah satu manifestasi kutaneus dari insufisiensi vena kronik (IVK), yaitu suatu keadaan gangguan fungsi sistem vena yang disebabkan oleh inkompetensi

Varises tungkai merupakan salah satu manifestasi kutaneus dari insufisiensi vena kronik (IVK), yaitu suatu keadaan gangguan fungsi sistem vena yang disebabkan oleh inkompetensi