• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI 3D LASER SCANNER"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

L A P O R A N K E G I A T A N

PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN

GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI

3D LASER SCANNER

(2)

Laporan Kegiatan

PENELITIAN DAN PENDOKUMENTASIAN

GEDUNG CAGAR BUDAYA MUSEUM NASIONAL DENGAN APLIKASI

3D LASER SCANNER

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

(3)

Daftar Isi

LEMBAR KEGIATAN

... 2

DAFTAR ISI

... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan ... 5

B. Maksud Dan Tujuan Kegiatan ... 6

C. Ruang Lingkup Kegiatan ... 6

D. Pelaksanaan Kegiatan ... 7

E. Output data... 7

BAB II PEREKAMAN DATA DAN PENDOKUMENTASIAN

A. Perekaman Data ... 9

B. Perkembangan Sistem Pendokumentasian ... 9

C. 3D Laser Scanner photogrammetry ... 11

D. Spesifikasi Alat (Scanstation 2) ... 12

E. Peralatan Kerja ... 13

F. Metode Pengambilan Data... 14

G. Survey Lokasi Dan Persiapan ... 14

H. Scanning Obyek ... 16

I. Scanning Target ... 17

J. Pengolahan Data Akhir ... 18

BAB III ANALISA DATA

A. Museum Nasional ... 19

B. Data Perekaman dengan Aplikasi 3D Laser scanning ... 21

(4)

D. Proses Scanning dan Perekaman Data ... 21 E. 3D Image modeling ... 24

(5)

Bab. I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam Collier's Enclopedia, vol. 16 (1963 : 716) disebutkan, bahwa museum adalah suatu institusi yang terbuka untuk umum dan pengelolaannya demi kepentingan umum untuk tujuan konservasi, pemeliharaan, pendidikan, pengelompokkan, serta memamerkan objek yang mempunyai nilai pendidikan dan budaya. Sedangkan Parker (1945) menerangkan, bahwa museum dalam pengertian modern adalah suatu lembaga yang aktifitasnya mengabdikan diri pada tugas interpretasi dunia manusia dan lingkungan.

Berbagai museum yang berdiri megah, mempunyai koleksi lengkap dan dipelihara dengan biaya yang tidak sedikit, kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap museum, hingga kini, masih jauh dari harapan, artinya : sedikit sekali orang yang tahu dan mau memahami bahwa museum bermanfaat bagi dunia pendidikan dan rekreasi. Mereka umumnya memandang museum tidak lebih dari gudang tempat penyimpanan barang tua dengan suasana ruangan yang menyeramkan.

Kenyataan ini memperlihatkan bahwa masyarakat yang membutuhkan museum relatif masih sedikit. Hal ini dapat kita saksikan dari minimnya jumlah pengunjung museum, baik secara perorangan maupun rombongan/kelompok. Selain itu, kebanyakan pengunjung museum yang berkunjung ke museum-museum yang ada di Indonesia, umumnya sebagian terbesar karena tugas sekolah, dan hanya sedikit yang datang karena ingin tahu atau keinginan sendiri. Kondisi ini jauh berbeda dengan keadaan di negara-negara maju, di mana kunjungan ke museum sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama bagi siswa, karena merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.

Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan mutu untuk meningkatkan tingkat kunjungan dan perhatian masyarakat, maka sebuah museum perlu meningkatkan daya tarik, salah satu udaha yang mungkin bisa dilakukan adalah

(6)

mengupdate data dan informasi museum, pengembangan display dan sistem informasi koleksi yang ada dimuseum dan juga penataan koleksi.

Seiring dengan pengembangan kegiatan museum tersebut Museum Nasional bekerjasama dengan Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) kemudian menggandeng beberapa insitusi lain seperti Balai Konservasi Borobudur melakukan kegiatan Penelitian dan Pendokumentasian dalam rangka Penataan Ulang Koleksi di Gedung Gajah (Gedung Selatan) Museum Nasional.

B. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Maksud pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan Penelitian dan Pendokumentasian dengan Aplikasi 3D Laser Scanner Gedung Cagar Budaya Museum Nasional .

Tujuan kegiatan ini adalah memperoleh data - data teknis ukuran dan gambar yang detail, akurat dan informatif pada masing-masing Ruang Bangunan.

C. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi perekaman data dan pengolahan data scanning Ruang Koleksi Arkeologi dan Antropologi Gedung A yang meliputi : 1. Ruang Jawa dan Sumatra 516 m²

2. Ruang Pasren 184 m²

3. Ruang Bali Kalimantan, Sulawesi 468 m² 4. Ruang Irian 697 m²

5. Ruang Rumah Adat 6. Ruang Keramik 7. Ruang Terakota 8. Ruang Thailand 9. Ruang Storage Tekstil

10. Ruang Prasejarah dan Perunggu 11. Ruang Kerta Rajasa

12. Ruang Sejarah 13. Ruang Lobi

(7)

D. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dibagi menjadi 2 tahap pekerjaan yaitu : 1. Perekaman data dilapangan selama

2. Pengolahan data dan pembuatan Laporan akhir.

E. Output Data

Hasil dari Perekaman data dengan Aplikasi 3D Laser Scanner ini berupa Gambar 2D dan 3D yang meliputi :

a. 3D Image Point Clouds (semua sasaran perekaman) b. Asbuilt Drawing 2 Dimensi yang meliputi :

1. Denah Gedung Lama ( Gedung Arca dan Gedung Gajah) 2. Tampak Depan Museum Nasional (Gedung lama)

3. Tampak Samping Museum Nasional (Gedung lama) 4. Tampak Atas Atap Museum Nasional (Gedung lama) 5. Denah Ruang Koleksi Arkeologi Gedung A

6. Denah Penataan Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 7. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra 8. Denah Penataan Koleksi Ruang Pasren

9. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra

10. Denah Penataan Koleksi Ruang Kalimantan dan Sulawesi 11. Detail Dinding Koleksi Ruang Jawa dan Sumatra

12. Denah Penataan Koleksi Ruang Irian 13. Detail Dinding Koleksi Ruang Irian

14. Denah Penataan Koleksi Ruang Rumah Adat 15. Denah Penataan Koleksi Ruang Keramik 16. Denah Penataan Koleksi Ruang Teracota

17. Denah Penataan Area Terbuka Ruang Kertarajasa

18. Detail Tampak depan Sisi Panjang Kolom Ruang Kertarajasa 19. Detail Tampak depan Sisi Pendek Kolom Ruang Kertarajasa 20. Tampak Atas Ruang Lobi Museum

21. Tampak Depan Detail Kolom Ruang Lobi 22. Tampak Samping Detail Kolom Ruang Lobi

(8)

23. Detail Pintu 1 24. Detail Pintu 2 25. Detail Pintu 3 26. Detail Pintu 4

27. Detail Sampel Profil Dinding Ruang Toko Merah

(9)

Bab. II Perekaman Data dan Pendokumentasian

A. Perekaman Data dan Pendokumentasian

Proses perekaman data, sistem pendokumentasian dan manajemen informasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Rangkaian kegiatan tersebut digunakan sebagai salah satu usaha pelestarian dan pemeliharaan obyek Benda Cagar Budaya.

Dalam sebuah manajemen informasi dan sistem pendokumentasian obyek Benda Cagar Budaya perlu melibatkan berbagai multi disiplin ilmu untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh dan lengkap.

Sistem informasi yang menyeluruh dan lengkap dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai :

a. Sebagai sarana pengetahuan, pemahaman tentang suatu maksud/arti dan nilai-nilai dari keberadaan suatu BCB.

b. Sebagai sarana mempromosikan suatu BCB dan pembuatan suatu manajemen informasi dan perijinan.

c. Sebagai base-data dalam rangka pemeliharaan dan konservasi jangka panjang.

d. Dapat juga dipertimbangkan sebagai data untuk pembuatan polis asuransi untuk menanggulangi kerusakan dan kerugian.

e. Sebagai sumber data untuk anak cucu dan generasi masa depan.

B. Perkembangan Sistem Pendokumentasian

Sistem pendokumentasian khususnya untuk Benda Cagar Budaya mengalami perkembangan yang cukup pesat, beberapa perkembangan sistem pendokumentasian Benda Cagar Budaya antara lain :

(10)

a. Sketsa

merekam data/obyek dengan melihat langsung melalui berbagai keanekaragaman format, kemudian dituangkan dalam bentuk gambar dengan dimensi dan akurasi yang kurang teliti

b. Hand Survey

Teknik Perekaman dengan mengukur obyek menggunakan tangan, berdasarkan penilaian dan peralatan sederhana.

c. Photograpy

Teknik Perekaman modern dengan menggunakan alat kamera disertai dengan metode metode khusus untuk mendapatkan data langsung dari obyek

d. Photogrammetry

Teknik Perekaman obyek dengan teknik pengambilan foto stereo yang saling bertampalan sehingga membentuk gambar 3 dimensional dan berkoordinat.

(11)

Tabel 1. Frame work Metode Pendokumentasian A akurasi rendah B akurasi menengah C akurasi tinggi

Manual Recording

Photo sederhana Sketsa

Photo format besar dan detail Gambar tangan

Photograph format besar photography resolusi tinggi Foto stereo Photogrammetry

Gambar Tangan

Digital Recording

Data Vektor /CAD Gambar AUTOCAD detail ukuran GPS Gambar AUTOCAD detail ukuran autocad overlay dengan photo rekonstruksi GPS, 3D modeling DIGITAL Photogramettry TOTAL STATION GPS 3D Modeling 3D Laser Scanning Raster Image Photo DIGITAL Scanning PHOTO Digital VIDEO Photo DIGITAL FOTO UDARA High resolution Digital VIDEO

Photo DIGITAL resolusi tinggi FOTO UDARA

resolusi tinggi

(12)

P a g e | 12 Penelitian dan Pendokumentasian

C. 3D Laser Scanner Photogrammetry

3D Laser Scanner adalah Metode Perekaman Data/Dokumentasi dengan akurasi yang sangat tinggi, detail dan akurat, menggunakan sistem laser yang merekam data 3 Dimensional (x,y,z) permukaan obyek tanpa menyentuh/bersinggungan langsung dengan obyek itu sendiri

(13)

D. Spesifikasi Alat (Type Scanstation 2)

a. Metrology method : Pulsed time of flight

b. Field of view : 3600 horizon. and 2700 vert. c. Optimal scan distance : 1 m – 100 m

d. Scanning speed : up to 1.800 points/seconds e. Accuracy in distance (50m) : 6 mm (single measurement) f. Angular resolution : 60 micro-radians

g. Divergence/spot size in 50m : ≤ 6 mm

h. Calibrated video camera : RGB 64 mega-pixels,spatially Rectified

E. Peralatan kerja

Sistem Kerja pada 3D Laser Scanner menggunakan tenaga listrik (genzet/baterai), sedangkan unit pokok 3D laser scanner itu sendiri terdiri dari :

1. Scanning head 2. Tribach

3. Tripod

4. Kabel data sheet (land cabel)

5. Target scan (untuk penggabungan areal scan) 6. Laptop perekam data di lapangan

7. PC pengolah data

(14)

F. Metode Pengambilan Data

1. Survey Lokasi dan persiapan

Sebelum dilakukan scanning tahap awal yang dilakukan adalah persiapan dan survey lokasi. Survey lokasi ditujukan untuk mendapatkan gambaran lokasi obyek dan kondisi lingkungan sekitar. Hal ini berkaitan dengan posisi titik berdiri scan dan alur yang akan dibuat.

2. Scanning obyek

Setelah tahap persipan dan survei dilakukan tahap selanjutnya adalah Scanning obyek dengan Instrument 3D laser scanner. Ada beberapa tahapan / proses yang dilakukan yaitu :

(15)

P a g e | 15 Penelitian dan Pendokumentasian

a. Acquire Photo Image.

: proses pengenalan obyek yang dilakukan dengan capturing obyek. Hasil yang dapat dilihat pada proses ini adalah hasil foto dengan dimensi keliling sampai 360° untuk arah horisontal dan 270 ° untuk arah vertikal.

(16)

b. Scanning

: merupakan proses inti dari Laser Scanning dimana instrument melakukan perekaman terhadap surface obyek dengan menggunakan laser yang kemudian tersimpan dalam data point (Point Clouds) berkoordinat (x,y,z). Bagian obyek yang akan di scan dapat disetting sesuai dengan keinginan kita . Untuk setingan kerapatan point dapat dilakukan sampai dengan spasi 2 mm, semakian kecil/rapat setingan spasi yang kita lakukan maka data akan semakin kompleks dan detail, jumlah point yang dihasilkan akan semakian besar dan waktu yang dibutuhkan pun akan semakin lama.

c. Registrasi

: proses penggabungan dari beberapa Scanworld. Ketika kita melakukan scanning terhadap suatu obyek untuk mendapatkan data menyeluruh maka kita akan berdiri lebih dari 1 titik berdiri, setelah scanning total kita lakukan maka data tiap kali kita berdiri itu akan menghasilkan scanworld. Untuk mendapatkan data koordinat, dimensi yang akurat maka kita harus melakukan proses registrasi diatas.

(17)

Sebagai titik ikat untuk penggabungan kita menggunakan data dari target scan. Untuk registrasi dari scanworld 1 ke scanworld 2 minimal menggunakan 3 titik target, semakin banyak target yang digunakan maka akan semakin bagus data yang dihasilkan. Eror yang dihasilkan pada proses registrasi harus mempunyai nilai dibawah 6 mm.

3. Scanning Target

Merupakan proses pengambilan data 3 D untuk target yang dipasang pada sekitar obyek. Minimal target yang dipasang untuk proses penggabungan/registrasi adalah sebanyak 3 buah dengan setingan spasi serapat mungkin (±2 mm). setingan kerapatan ini akan berpengaruh pada keakuratan hasil koordinat x,y dan z.

(18)

4. Pengolahan Data Akhir

Dari semua data scanning yang kita dapatkan dan kita rekam dilapangan selanjutnya dilakukan pengolahan data akhir. pengolahan data diawali dengan transfering data dari laptop ke PC yang khusus digunakan untuk pengolahan data akhir .

Output data yang dihasilkan dari proses ini berupa : a. As-built drawing 2 Dimensi

: perspektive view ; front view ; top view; right view dan left view

: format dwg, dxf (Autocad format) b. Fly through animation

: digunakan untuk visualisasi dimensi, elevasi dll. : format avi.

c. 3D Model Image point clouds : format jpeg; bmp; tif

(19)

Bab. III Analisa Data

A. Museum Nasional

Museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum.

Di masa pemerintahan Inggris (1811-1816), Sir Thomas Stamford Raffles yang juga merupakan direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No. 3. Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks Sekretariat Negara.

Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelola menyerahkan museum tersebut kepada pemerintah Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 September 1962. Sejak itu pengelolaan museum dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sehubungan dengan dipindahnya Direktorat Jenderal Kebudayaan ke lingkungan kementerian tersebut.

Museum Nasional juga dikenal sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871 yang kemudian dipasang di halaman depan

(20)

museum. Meskipun demikian, sejak 28 Mei 1979, nama resmi lembaga ini adalah Museum Nasional Republik Indonesia.

Bangunan Museum Nasional

Dengan gaya Klasisisme, gedung Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah sebagai tanggapan atas perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda.

Sayap baru ditambahkan pada tahun 1996 di sebelah utara gedung lama. Gedung ini disebut dengan Unit B atau Gedung Arca. Beberapa bangunan yang menjadi bagian dari Museum Nasional diantaranya :

1. Monumen Gajah (terletak di depan Gedung Gajah) 2. Gedung Gajah Museum Nasional (Gedung Selatan) 3. Gedung Arca Museum Nasional (Gedung Utara)

(21)

B. Data Perekaman dengan Aplikasi

3D Laser Scanning

1. Project Data

a. Object name : Museum Nasional

b. Deskripsi object : Gedung Gajah

c. Lokasi : Jl. Medan Merdeka Barat No.12,

Gambir, Jakarta Pusat

d. Luas area scan : ± (184, 894 x 149,236) m2 e. Lama Perekaman : 63 jam

f. Titik berdiri : 14 titik g. Spasi scan : 6 mm - 2 cm

h. Jumlah point : 71.231.343 point

2. Proses Scanning dan Perekaman data

Proses scanning dimulai pada Candi Jiwa dengan jumlah titik berdiri 5 titik yaitu pada masing masing sisi candi dan pada bagian tengah, untuk Candi Blandongan jumlah titik berdiri lebih banyak karena bentuk bangunan yang berbeda, jumlah titik berdiri yang dibutuhkan sebanyak 7 titik dengan rincian setting pengukuran dan script sebagai berikut :

No. Point Standing

Location Script Resolution/spasi

ScanworId 1& 2 R. Etnografi Jawa Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 R. Etnografi Bali Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 R. Gamelan Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 R. Etnografi

Kalimantan Sulawesi

Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm Tabel 2. Detail setting Pengukuran dan data script scanning Situs Batujaya

(22)

3. 3D Image Modeling

Untuk mendapat data obyek secara utuh dan menyeluruh harus dilakukan proses registration/penggabungan dari semua scanworld. Prosesing output data 3D image modeling didapatkan setelah semua data tergabung. Keteliitian data hasil penggabungan dengan tingkat eror tidak boleh melebihi 0,02 mm Data hasil proses snapshoot dan rendering menghasilkan 3D Image Modeling sebagai berikut :

ScanworId 1& 2 R. Pamer Keramik 2 Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 R. Pamer Keramik 1 (4 ruang)

Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 R. Pamer Batu Terbuka

Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 Halaman Terbuka Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 R. Rotunda dan Gudang Alat

Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 Loby Masuk Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

ScanworId 1& 2 Halaman Depan Museum

Arah scan

- semua sisi arah 360° - target

- 5 mm - 2 mm

(23)
(24)
(25)

P a g e | 25

(26)
(27)
(28)
(29)

P a g e | 29 Penelitian dan Pendokumentasian

Gedung Cagar Budaya Museum Nasional Dengan Aplikasi 3D Laser Scanner

(30)

d. Asbuilt - Drawing 2 Dimensi

Setelah langkah analisa dan rendering 3D Image modeling dilakukan, langkah selanjutnya adalah pembuatan Asbuilt-drawing 2D. Pembuatan Asbuilt-drawing 2D melalui proses mengimport data 3D Image Point ke dalam software Autocad, kemudian dilakukan digitasi terhadap data 3D Image point tadi. Setelah melalu proses digitasi maka akan dihasilkan gambar 2D yang terdiri dari :

a) Asbuilt – Drawing 2D - Tampak Atas (Top View) b) Asbuilt – Drawing 2D – Depan (Front View) c) Asbuilt – Drawing 2D - Samping (Left/Right View) d) Asbuilt – Drawing 2D - Potongan

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Penutup

Kegiatan Penelitian Dan Pendokumentasian Gedung Cagar Budaya

Museum Nasional dengan aplikasi 3D Laser Scanner merupakan

kegiatan perekaman data untuk mendapatkan data gambar existing

dalam rangka penataan koleksi Gedung Gajah Museum Nasional.

Output data dari Kegiatan Penelitian Dan Pendokumentasian

diharapkan bermanfaat kedepan terutama sebagai reference data

dan data base untuk kegiatan pengembangan dan

penelitian-penelitan lanjutan.

(66)

Referensi

Dokumen terkait

Metode !ang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linear sederhana$ %ikalangan mas!arakat makanan agar-agar ini adalah makanan sajian pembuka atau

Pendahuluan  Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan Membaca Doa dipandu melalui Group Whats Apps, Zoom, Google Meet, dan Aplikasi Daring lainya (Orientasi)

Namun demikian hasil ini juga mengindikasikan bahwa MIP yang disintesis menggunakan molekul besar seperti protein sebagai templat dapat digunakan untuk memodifikasi

Secara umum, thermomechanical processing terdiri atas pemanasan awal (reheating), canai panas (hot rolling), serta pendinginan (cooling). Proses pemanasan ini sangat

Kelompok Usaha mereklasifikasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain dari ekuitas ke laporan laba rugi (sebagai

2dapun tujuan penggunaan larutan flourida dan larutan arsenat pada perlakuan ini yaitu untuk melihat pengaruh inhibitor terhadap proses glikolisis sel ragi dan tujuan

Lahirnya peraturan Badan Amil Zakat Nasional Nomor 1 Tahun 2016 tentang BAZNAS peran lembaga-lembaga amil zakat menjadi fasilitator yang sangat penting dalam

a. Diperlukannya peningkatan kinerja agar target yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kerja tahun 2020 dapat tercapai... LAPORAN TATA KELOLA PT. Perhitungan target yang