• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONSEP UANG DALAM EKONOMI ISLAM Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Ekonomi Islam Dosen Pengampu : Agus Arwani, M.Ag.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KONSEP UANG DALAM EKONOMI ISLAM Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Ekonomi Islam Dosen Pengampu : Agus Arwani, M.Ag."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KONSEP UANG DALAM EKONOMI ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Ekonomi Islam Dosen Pengampu : Agus Arwani, M.Ag.

Disusun Oleh : 1. Muhammad Mirza ( 2013116180 ) 2. Nura Fachatina ( 2013116181 ) 3. Nurul Izzati ( 2013116184 ) 4. Ratna Sari ( 2013116216 ) Kelas : D

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PEKALONGAN

2017

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN MAKALAH

MAKALAH EKONOMI ISLAM

KONSEP UANG DALAM EKONOMI ISLAM

Kami yang bertanda tangan dibawah ini : Muhammad Mirza : 2013116180 Nura Fachtina : 2013116181 Nurul Izati : 2013116184 Ratna Sari : 2013116216

Menyatakan bahwa seluruh isi makalah konsep uang dalam Islam ini adalah hasil karya kami sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti seluruh atau sebagian karya ini bukan karya sendiri maka kami siap menanggung resiko dan konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini kami buat, semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Pekalongan, Oktober 2017

(3)

iii

ABSTRAK

Muhammad Mirza.Nura Farchatina.Nurul Izzati.Ratna Sari.2017.Materi Konsep Uang Dalam Ekonomi Islam. Makalah . Jurusan Syariah Prodi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Pekalongan. Agus Arwani, M.Ag.

Kata Kunci : Konsep Uang, Ekonomi Islam

Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain. Ketika jumlah manusia semakin bertumbuh dan peradabannya semakin maju, kegiatan dan interaksi antarsesama manusia pun meningkat tajam. Jumlah dan jenis kebutuhan manusia, juga semakin beragam. Ketika itulah, masing-masing individu mulai tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

Individu satu sama lain saling membutuhkan, karena tidak ada individu yang secara sempurna mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Sejak saat itulah, manusia mulai menggunakan berbagai cara dan alat untuk melangsungkan pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Pada tahapan peradaban manusia yang masih sangat sederhana mereka dapat menyelenggarakan tukar-menukar kebutuhan dengan cara barter.

Pertukaran barter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada waktu yang bersamaan (double coincidence of wants) dar pihak-pihak yang melakukan pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks kebutuhan manusia, semakin sulit menciptakan situasi double coincidence of wants ini.

Rumusan dalam makalah ini adalah Apa saja fungsi dan Jenis – jenis uang. Bagaimana Signifikansi uang dalam Islam. Bagaimana transaksi valuta asing dalam Islam.

Tujuan makalah ini adalah Untuk memaparkan apa saja fungsi dan jenis-jenis uang. Untuk mengidentifikasi signifikansi uang dalam Islam. Untuk mengidentifikasi transaksi valuta asing dalam Islam.

Dalam menyusun makalah ini menguunakan metode study literatur dan surving google.

Dalam sistem perekonomian manapun, fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange). Dari fungsi utama ini, diturunkan fungsi-fungsi yang lain seperti uang sebagai standard of value (pembakuan nilai), store of value (penyimpan kekayaan), unit of account (satuan perhitungan) dan standard of

defferred payment (pembakuan pembayaran tangguh). Dari perkembangannya,

uang dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu uang barang, uang kertas dan uang giral atau uang kredit.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Konsep Uang Dalam Ekonomi Islam” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita semua mendapatkan syafaatnya dihari akhir kelak. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh sumber yang telah memberikan kami ilmu dasar mengenai materi yang akan disampaikan dalam makalah ini.

Meskipun kami berupaya untuk membuat makalah ini sempurna, namun tentu masih terdapat kelemahan dan banyak perbaikan. Untuk itu, kami selaku penulis membuka bagi pembaca untuk memberikan saran lanjutan sebagai bentuk perbaikan.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi pembacanya.

Pekalongan, Oktober 2017

(5)

v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ii ABSTRAK ... iii KATA PENGANTAR ... iv DATAR ISI ... v BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 1 C. Tujuan ... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Fungsi dan Jenis Uang ... 3

B. Signifikasi Uang Dalam Islam ... 6

C. Transaksi Valas Dalam Islam... 8

BAB III PENUTUP

A.

Simpulan ... 12

B.

Saran ... 13

TABEL TANYA JAWAB DAFTAR PUSTAKA

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum membutuhkan orang lain. Ketika jumlah manusia semakin bertumbuh dan peradabannya semakin maju, kegiatan dan interaksi antarsesama manusia pun meningkat tajam. Jumlah dan jenis kebutuhan manusia, juga semakin beragam. Ketika itulah, masing-masing individu mulai tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

Individu satu sama lain saling membutuhkan, karena tidak ada individu yang secara sempurna mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Sejak saat itulah, manusia mulai menggunakan berbagai cara dan alat untuk melangsungkan pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Pada tahapan peradaban manusia yang masih sangat sederhana mereka dapat menyelenggarakan tukar-menukar kebutuhan dengan cara barter.

Pertukaran barter ini mensyaratkan adanya keinginan yang sama pada waktu yang bersamaan (double coincidence of wants) dar pihak-pihak yang melakukan pertukaran ini. Namun semakin beragam dan kompleks kebutuhan manusia, semakin sulit menciptakan situasi double coincidence

of wants ini.1 Misalnya, pada satu ketika seseorang yang memiliki beras membutuhkan garam. Namun saat yang bersamaan pemilik garam sedang tidak membutuhkan beras melainkan membutuhkan daging, sehingga syarat terjadinya barter antara beras dengan garam tidak terpenuhi. Keadaan demikian tentu akan mempersulit muamalah antar manusia. Itulah sebabnya

1 Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana

(7)

2

diperlukan suatu alat tukar yang dapat diterima oleh semua pihak. alat tukar demikian kemudian disebut uang. Pertama kali, uang dikenal dalam peradaban Sumeria dan Babylonia. Uang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan sejarah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kita dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja fungsi dan Jenis – jenis uang ? 2. Bagaimana Signifikansi uang dalam Islam ? 3. Bagaimana transaksi valuta asing dalam Islam ?

C. Tujuan

1. Untuk memaparkan apa saja fungsi dan jenis-jenis uang. 2. Untuk mengidentifikasi signifikansi uang dalam Islam. 3. Untuk mengidentifikasi transaksi valuta asing dalam Islam.

(8)

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi dan Jenis Uang

Dalam sistem perekonomian manapun, fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange). Dari fungsi utama ini, diturunkan fungsi-fungsi yang lain seperti uang sebagai standard of value (pembakuan nilai), store of value (penyimpan kekayaan), unit of account (satuan perhitungan) dan standard of defferred payment (pembakuan pembayaran tangguh). Mata uang mana pun akan berfungsi seperti ini. 2

Namun ada satu hal yang sangat berbeda dalam memandang uang, antara sistem kapitalis dengan Islam. Dalam sistem perekonomian kapitalis, uang tidak hanya sebagai alat tukar yang sah (legal tender) melainkan juga sebagai komoditas. Menurut sistem kapitalis, uang juga dapat diperjualbelikan dengan kelebihan baik on the spot maupun secara tangguh. Lebih jauh, dengan cara pandang demikian, maka uang juga dapat disewakan (leasing).

Dalam Islam, apa pun yang berfungsi sebagai uang, maka fungsinya hanyalah sebagai medium of exchange. Ia bukan suatu komoditas yang bisa diperjualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot maupun bukan. Satu fenomena penting dari karakteristik uang adalah bahwa ia tidak diperlukan untuk dikonsumsi, ia tidak diperlukan untuk dirinya sendiri, melainkan diperlukan untuk membeli barang yang lain sehingga kebutuhan manusia dapat terpenuhi. 3

Dari perkembangannya, uang dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu uang barang, uang kertas dan uang giral atau uang kredit.

1. Uang Barang (Commodity Money)

2 Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam ( Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup 2006), hlm 248.

(9)

4

Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa diperjualbelikan apabila barang tersebut digunakan bkan sebagai uang. Namun tidak semua barang bisa menjadi uang, diperlukan tiga kondisi utama, agar suatu barang bisa dijadikan uang, antara lain :4

a. Kelangkaan (scarcity), yaitu persediaan barang itu harus terbatas.

b. Daya tahan (durability), barang tersebut harus tahan lama. c. Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus

bernilai tinggi, sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak dalam melakukan transaksi.

2. Uang Tanda/Kertas (Token Money)

Ketika uang logam masih digunakan sebagai uang resmi dunia, ada beberapa pihak yang melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka atas emas dan perak. Pihak-pihak ini adalah bank, orang yang meminjamkan uang dan pandai emas (goldsmith) atau toko-toko perhiasan. Mereka melihat bukti peminjaman, penyimpanan atau penitipan emas dan perak di tempat mereka juga bisa diterima di pasar.5

Berdasarkan hal ini, pandai emas dan bank mengeluarkan surat (uang kertas) dengan nilai yang besar dari emas atau perak yang dimilikinya. Karena kertas ini didukung oleh kepemilikan atas emas dan perak, masyarakat umum menerima uang kertas ini sebagai alat tukar. Jadi, aspek penerimaan masyarakat secara luas dan umum berlaku, hingga menjadikan uang kertas sebagai alat tukar yang sah.

Ini kemudian berlanjut sampai uang kertas menjadi alat tukar yang dominan, dan semua sistem perekonomian menggunakannya

4Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam ( Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup 2006), hlm 240.

(10)

5

sebagai alat tukar utama. Malahan sekarang, uang dikeluarkan oleh bank sentral tidak lagi didukung oleh cadangan emas.

Ada beberapa keuntungan penggunaan uang kertas, di antaranya biaya pembuatan rendah, pengirimannya mudah, penambahan dan pengurangan lebih mudah dan cepat, serta dapat dipecah-pecahkan dalam jumlah berapa pun. Namun kekurangan uang kertas juga cukup signifikan, antara lain uang kertas ini tidak bisa dibawa dalam jumlah yang besar dan karena dibuat dari kertas, sangat mudah rusak.

3. Uang Giral (Deposit Money)

Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral ini merupakan simpanan nasabah di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Artinya cek dan giro yang dikeluarkan oleh bank mana pun bisa digunakan sebagai alat pembayaran barang, jasa dan utang. Kelebihan uang giral sebagai alat pembayaran adalah :6

a. Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga tidak bisa diuangkan oleh yang tidak berhak.

b. Dapat dipindahtangankan dengan cepat dan ongkos yang rendah.

c. Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai dengan nilai transaksi.

Namun di balik kelebihan sistem ini, sesungguhnya tersimpan bahaya besra. Kemudahan perbankan menciptakan uang giral ditambah dengan instrumen bunga bank membuka peluang terjadinya uang beredar yang lebih besar daripada transaksi riilnya.

6Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada

(11)

6

Inilah yang kemudian menjadi pertumbuhan ekonomi yang semu (bubble economy).

B. Signifikasi Uang Dalam Islam

Al Ghazali mempunyai wawasan yang sangat luas dan mendalam tentang berbagai kesulitan yang timbul dari pertukaran barter di satu sisi dan signifikansi uang dalam kehidupan umat manusia di sisi lain. Secara detail ia menjabarkan

“Penciptaan dirham dan dinar (koin emas dan perak) adalah salah satu kurnia Allah. Semua transaksi ekonomi didasarkan pada dua jenis uang ini. Dinar dan dirham adalah logam yang tidak memberikan manfaat langsung. Akan tetapi, orang membutuhkannya untuk mempertukarkannya dengan bermacam-macam barang lainnya, seperti makanan, pakaian, dan lain-lain. Kadang-kadang, seseorang membutuhkan barang yang tidak dimilikinya dan ia memiliki barang yang tidak dibutuhkannya. Contohnya, seseorang memiliki kunyit, tetapi ia membutuhkan unta untuk transportasi. Orang yang lain memiliki unta, akan tetapi ia menginginkan kunyit. Bagaimanapun, harus ada ukuran untuk mempertukarkan kedua objek tersebut, karena pemilik unta tidak dapat menyerahkan untanya dalam bentuk utuh untuk dipertukarkan dengan sejumlah kecil kunyit. Tidak ada kesamaan antara keduanya yang memungkinkan kita menentukan jumlah yang sama menyangkut berat dan bentuknya. Barang-barang ini tidak memiliki kesetaraan untuk diperbandingkan secara langsung sehingga kita tidak dapat mengetahui berapa banyak kunyit yang harus disediakan supaya setara dengan nilai unta. Transaksi barter seperti ini sangat sulit. Barang-barang seperti ini memerlukan media yang dapat menentukan nilai tukarnya secara adil. Bila tempat dan kelasnya dapat diketahui dengan pasti, kita dapat menentukan barang yang memiliki nilai yang sama dan yang tidak. Jadi, ditentukanlah bahwa misalnya seekor unta sama dengan 100 dinar dan kunyit sejumlah tertentu sama dengan 100 dinar. Karena masing-masing barang tersebut sama dengan sejumlah dinar tertentu, kedua jumlah tersebut sama satu sama lain. Akan tetapi, dinar dan dirham itu tidak dibutuhkan semata-mata karena ‘logamnya’. Dinar dan dirham diciptakan untuk dipertukarkan dan membuat aturan pertukaran yang adil dan membeli barang-barang yang memiliki kegunaan. Sesuatu (seperti uang) dapat dengan pasti dikaitkan dengan sesuatu yang lain jika sesuatu itu tidak memiliki bentuk atau fitur khususnya sendiri –contohnya cermin tidak memiliki warna, tetapi dapat memantulkan semua warna” 7

7Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung : PUSTAKA SETIA, 2011),

(12)

7

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa Al-Ghazali mempunyai wawasan yang sangat komprehensif mengenai berbagai problem barter yang dalam istilah modern disebut sebagai :

1. Kurang memiliki angka penyebut yang sama (lack of common

denominator);

2. Barang tidak dapat dibagi-bagi (indivisibility of goods);

3. Keharusan adanya dua keinginan yang sama (double coincidence of

wants);

Walaupun dapat dilakukan, pertukaran barter menjadi sangat tidak efisien karena adanya perbedaan karakteristik barang-barang (seperti unta dan kunyit). Al Ghazali menegaskan bahwa evolusi uang terjadi hanya karena kesepakatan dan kebiasaan (konvensi), yakni tidak akan ada masyarakat tanpa pertukaran barang dan tidak ada pertukaran yang efektif tanpa ekuivalensi dan ekuivalensi hanya dapat ditentukan dengan tepat apabila ada ukuran yang sama.

Al Ghazali juga terlihat tidak hanya menyadari dasar fundamental dari nilai suatu barang, yakni utilitas dan kegunaannya, tetapi juga nilainya dalam pertukaran. Kedua konsep ini, nilai guna dan nilai tukar, menjadi sangat signifikan dalam perdebatan selanjutnya yang dilakukan oleh para ekonom. Ia menekankan bahwa uang tidak diinginkan karena uang itu sendiri. Uang baru akan memiliki nilai jika digunakan dalam suatu pertukaran. Lebih jauh, Al Ghazali menyatakan bahwa tujuan satu-satunya dari emas dan perak adalah untuk dipergunakan sebagai uang (dinar dan dirham). Ia mengutuk mereka yang menimbun kepingan-kepingan uang atau mengubahnya menjadi bentuk lain.

C. Transaksi Valas dalam Islam

Valas adalah singkatan dari valuta asing. Yang dimaksud dengan valuta asing ialah mata uang luar negeri, seperti dollar Amerika, pounsterling Inggris, ringgit Malaysia dan sebagainya. Apabila antara negara terjadi perdagangan

(13)

8

international, maka tiap negara membutuhkan valuta asing untuk alat bayar luar negeri, yang dalam dunia perdagangan disebut devisa. Misalnya, importir Indonesia memerlukan devisa untuk mengimpor barang dari luar negeri. Untuk membayar barang-barang impor tersebut, si importir membutuhkan mata uang asing. Demikian juga misalnya, bila sebuah perusahaan di Indonesia mengekspor barang, misalnya ke Jepang, maka pertukaran mata uang asing diperlukan. Pembayaran oleh Jepang untuk perusahaan Indonesia harus dengan mata uang lokal, rupiah. Sementara importir Jepang hanya memiliki mata uang yen. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yang dapat ditempuh, guna memenuhi kebutuhan transaksi antara eksportir Indonesia dan importir Jepang tersebut.

Pertama, bila eksportir Indonesia menagih dalam bentuk rupiah, maka

importir Jepang harus menjual yen dan membeli rupiah untuk membayar barang yang diimpor dari Indonesia.Kedua, bila eksportir Indonesia dibayar dengan mata uang yen, maka eksportir Indonesialah yang harus menukar yen itu kepada rupiah.8

Dengan demikian, akan timbul penawaran dan permintaan devisa di bursa valuta asing. Dapat juga terjadi bahwa transaksi antara dua negara diselesaikan dengan menggunakan mata uang negara ketiga, misalnya dollar. Hal ini bisa terjadi bila eksportir maupun importir tidak memiliki mata uang lokal negara masing-masing atau mata uang kedua negara itu sangat jarang diperdagangkan karena mata uangnya sangat lemah. Ini berarti mata uang yang dipergunakan itu adalah mata uang yang populer di kedua negara itu, misalnya dollar.

Kurs mata uang tersebut bisa berubah-ubah, tergantung pada situasi ekonomi negara masing-masing. Islam mengakui perubahan nilai mata uang asing dari waktu ke waktu secara sunnatullah (mekanisme pasar). Bila perubahan itu terlalu tinggi, maka campur tangan pemerintah diperlukan untuk menjaga stabilitas mata uang, karena Islam menginginkan terciptanya stabilitas kurs mata uang. Transaksi jua beli valuta asing sebagaimana yang digambarkan

8Agustianto, “Perdagangan Valas Dalam Perspektif Islam” diakses dari

(14)

9

di atas, umumnya diselenggarakan di pasar valuta asing, money changer, bank devisa dan perusahaan bisnis valas.9

Aktivitas perdagangan valuta asing, harus sesuai dengan norma-norma syariah, antara lain harus terbebas dari unsur riba, maisir, gharar. Karena itu perdagangan valas harus memperhatikan batasan sebagai berikut:10

1. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing pihak harus menerima/menyerahkan masing-masing-masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan.

2. Motif pertukaran adalah untuk kegiatan bisnis sektor riil, yaitu transaksi barang dan jasa, bukan dalam rangka spekulasi.

3. Harus dihindari jual beli bersyarat. Misalnya, si A setuju membelinya kembali pada tanggal tertentu di masa mendatang.

4. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak uang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.

5. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain, tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan (ba’i al-fudhuli). Dengan memperhatikan beberapa batasan tersebut, terdapat beberapa tingkah laku perdagangan valas yang harus diperhatikan :

a. Ekonomi Islam menghindari dan melarang perdagangan tanpa penyerahan (future non delivery trading atau margin trading).

b. Ekonomi Islam melarang tegas jual beli valas untuk kepentingan spekulasi.

c. Harus dihindari jual beli valas, baik dalam bentuk spot maupun forward. d. Ekonomi Islam juga melarang transaksi swap. Berjanji untuk menukar

mata uang asing dengan mata uang setempat pada waktu tertentu dan dengan harga yang ditetapkan, hukumnya jaiz.

Menurut ekonomi Islam, transaksi valas hanya dibenarkan apabila digunakan untuk kebutuhan sektor riel, seperti membeli barang untuk

9 Agustianto, “Perdagangan Valas Dalam Perspektif Islam” diakses dari

http://www.agustiantocentre.com/?p=396 , pada tanggal 27 Oktober 2017 pukul 21.22

(15)

10

kebutuhan import, berbelanja atau membayar jada di luar negeri, sebagaimana yang dibutuhkan para jamaah haji, dan sebagainya.Perdagangan valas dalam kegiatan spekulasi adalah sebuah transaksi maya (semu), karena padanya tidak terdapat jual beli sektor riil. Dalam perdagangan valas, yang diperjualbelikan adalah uang itu sendir, bukan barang atau jasa.

Dalam transaksi maya, tidak ada sektor riil (barang atau jasa) yang diperjualbelikan. Mereka hanya memperjualbelikan kertas berharga dan mata uang untuk tujuan spekulasi. Selisih dan tambahan (gain) yang diperoleh dan jual beli itu termasuk kepada riba. Karena gain itu diperoleh bighairi ‘iwadhin, yakni tanpa ada sektor riil yang dipertukarkan, kecuali mata uang itu sendiri.Tegasnya, gain (harga beli lebih besar dari harga jual) yang diperoleh dalam perdagangan valas adalah riba. Pelarangan riba yang secara tegas terdapat dalam Al-Qur’an (QS. 2 : 275-279), pada hakikatnya, merupakan pelarangan terhadap transaksi maya. Firman Allah, “Allah menghalalkan jual beli (sektor riil), dan mengharamkan riba (transaksi maya).

Transaksi valas menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian suatu negara, antara lain menimbulkan ketidakstabilan nilai tukar mata uang. Sehingga menggusarkan para pengusaha dan masyarakat umum, malah kegiatan jual-beli valas cenderung mendorong jatuhnya nilai uang rupiah, karena para spekulan sengaja melakukan rekayasa pasar agar nilai mata uang suatu negara berfluktuasi secara tajam. Dampak lain transaksi maya dalam perekonomian ialah terjadinya ketidakseimbangan arus moneter dengan arus finansial. Realitas ketidakseimbangan arus moneter dan arus barang/jasa tersebut, mencemaskan dan mengancam ekonomi berbagai negara.

(16)

11

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dalam sistem perekonomian manapun, fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange). Dari fungsi utama ini, diturunkan fungsi-fungsi yang lain seperti uang sebagai standard of value (pembakuan nilai), store of value (penyimpan kekayaan), unit of account (satuan perhitungan) dan standard of defferred payment (pembakuan pembayaran tangguh). Dari perkembangannya, uang dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu uang barang, uang kertas dan uang giral atau uang kredit.

Al Ghazali mempunyai wawasan yang sangat luas dan mendalam tentang berbagai kesulitan yang timbul dari pertukaran barter di satu sisi dan signifikansi uang dalam kehidupan umat manusia di sisi lain.

Al Ghazali juga tidak hanya menyadari dasar fundamental dari nilai suatu barang, yakni utilitas dan kegunaannya, tetapi juga nilainya dalam pertukaran. Kedua konsep ini, nilai guna dan nilai tukar, menjadi sangat signifikan dalam perdebatan selanjutnya yang dilakukan oleh para ekonom. Ia menekankan bahwa uang tidak diinginkan karena uang itu sendiri. Uang baru akan memiliki nilai jika digunakan dalam suatu pertukaran. Lebih jauh, Al Ghazali menyatakan bahwa tujuan satu-satunya dari emas dan perak adalah untuk dipergunakan sebagai uang (dinar dan dirham). Ia mengutuk mereka yang menimbun kepingan-kepingan uang atau mengubahnya menjadi bentuk lain.

Valas adalah singkatan dari valuta asing. Yang dimaksud dengan valuta asing ialah mata uang luar negeri, seperti dollar Amerika, pounsterling Inggris, ringgit Malaysia dan sebagainya. Apabila antara negara terjadi perdagangan international, maka tiap negara membutuhkan valuta asing untuk alat bayar luar negeri, yang dalam dunia perdagangan disebut devisa.

(17)

12

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan materi dalam makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak dan dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah.

(18)

13

TABEL TANYA JAWAB

No Nama Soal dan Jawaban

1. Muflihun (2013116016)

Jelaskan fungsi uang dalam kapitalis dapat diperjualbelikan dengan kelebihan baik on the spot maupun secara tangguh?

Jawab :

Maksud dari diperjualbelikan dengan kelebihan baik on the spot maupun secara tangguh adalah bila diperjual belikan dengan cara on the spot maka transaksi jual beli uang tersebut secara tunai dengan penyerahan dana dilakukan dengan sesegara mungkin setelah transaksi disepakati. Bila diperjualbelikan secara tangguh maka penyerahan dana atau mata uang dilaksanakan di masa yang akan datang dihitung berdasarkan kurs spot dan tingkat bunga antara dua uang yang ditransaksikan 2. Nakilatul

Khasanah (2013116040)

Jelaskan konsep nilai guna dan nilai tukar? Jawab :

Nilai guna adalah nilai yang diberikan kepada benda (baik barang mauapun jasa) karena benda tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai tukar adalah kemampuan barang dan jasa yang untuk dapat ditukarkan dengan barang dan jasa lain. 3. Rofiyatul

Amaliya (2013116349)

Jelaskan masing-masing dari fungsi uang? Jawab :

(19)

14

1. Uang sebagai standard of value (pembakuan nilai), yaitu uang berfungsi sebagai alat untuk menentukan harga barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

2. Store of value (penyimpan kekayaan), artinya uang dapat disimpan terlebih dahulu yang nantinya akan mempermudah dalam pertukaran dimasa mendatang.

3. Unit of account (satuan perhitungan), yaitu uang berfungsi untuk menentukan nilai atau harga dari sebuah barang atau jasa yang diperjualbelikan, serta menghitung besar kecilnya pinjaman dan menunjukan besarnya kekayaan.

4. Standard of deffered payment (pembakuan pembayaran tangguh), yaitu uang berfungsi untuk melakukan dan menentukan pembayaran kewajiban atau digunakan untuk standar pembayaran hutang.

4. Qonita

(2013116352 )

Jelaskan suatu pertukaran dapat dikataan efektif ? Jawab :

Pertukaran yang efektif harus adanya ekuivalensi dan ekuivalensi hanya dapat ditentukan dengan tepat apabila ada ukuran yang sama. Contohnya apabila kita membeli gorengan seharga Rp. 800 kita akan mendapat gorengan senilai 800 juga.

5. Fahmi Abdillah (203116314)

Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis uang !

(20)

15 Jawab :

1. Uang Kertas

Kelebihan Uang kertas biaya pembuatan rendah, pengirimannya mudah, penambahan dan pengurangan lebih mudah dan cepat, dapat dipecah.

Kekurangan dari uang kertas yaitu Sangat tipis dan mudah terbang, Cepat rusak, Mudah sobek, Kusut, Mudah terbakar, Mudah dipalsukan 2. Uang Barang

Kelebihan dari uang barang adalah Tahan lama dan bernilai tinggi. Sedangkan kekurangannya sulit disimpan dan diangkut, tidak semua barang bisa dijadikan uang, dan tidak memiliki pecahan.

3. Uang Giral

Kelebihan dari uang giral adalah memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang, praktis dan aman, pecahan nilainya dapat diatur sesuai keinginan, dapat berpindah tangan tanpa mengeuarkan biaya yang besar. Sedangkan kekurangannya adalah tidak efektif digunakan untuk membayar dalam jumlah yang kecil, tidak setiap orang dapat menerimanya. 6. Janatul

(2013116053 )

Bagaimana cara meminimalisir unsur riba, maisir , gharar dalam aktivitas perdangan valuta asing ?

Jawab :

6. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing pihak

(21)

16

harus menerima/menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan. 7. Motif pertukaran adalah untuk kegiatan

bisnis sektor riil, yaitu transaksi barang dan jasa, bukan dalam rangka spekulasi.

8. Harus dihindari jual beli bersyarat. Misalnya, si A setuju membelinya kembali pada tanggal tertentu di masa mendatang.

9. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak uang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.

10. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain, tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan (ba’i al-fudhuli).

7. Arum Gayuh (203116067)

Kenapa menimbun uang dalam islam dilarang ? Jawab :

Banyak dalil shohih tentang larangan dan peringatan Nabi tentang ihtikar atau menimbun . Hal ini lantaran ihtikar dapat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian masyarakat, mengakibatkan manusia saling bermusuhan, saling iri dan dengki dan mengakibatkan banyak sifat-sifat tercela yang dilarang dalam Islam.

8. Dika Auliya (2013116178 )

Bagaimana hukum pertukaran valas dengan nilai kurs yang berbeda dalam islam ?

(22)

17

Jawab : Menurut ekonomi Islam, transaksi valas hanya dibenarkan apabila digunakan untuk kebutuhan sektor rill, seperti membeli barang untuk kebutuhan import, berbelanja atau membayar jada di luar negeri, sebagaimana yang dibutuhkan para jamaah haji, dan sebagainya. Perdagangan valas dalam kegiatan spekulasi adalah sebuah transaksi maya (semu), karena padanya tidak terdapat jual beli sektor riil. Dalam perdagangan valas, yang diperjualbelikan adalah uang itu sendiri, bukan barang atau jasa.

9. Diana tiya (2013116226)

Jelaskan perbedaan konsep uang konvensional dengan islam?

Jawab :

Dalam konsep konvensional uang diartikan secara interchangeability(bolak-balik), yaitu uang sebagai alat tukar, dan uang sebagai capital. Yang artinya jika mereka mempunyai banyak uang maka mereka akan mendapatkan banyak keuntungan juga. Uang memiliki fungsi sebagai penyimpan nilai yang kemudian berkembang menjadi motif money of demand for speculation, yang merubah fungsi uang sebagai salah satu komoditi perdagangan. Oleh karena itu, bagi mereka melakukan praktek riba itu diperbolehkan atau menimbun harta itu juga diperbolehkan. Dalam konsep islam tidak mengenal time value of money karena uang bukan merupakan makhluk hidup yang dapat tumbuh

(23)

18

dan berkembang. Namun mengenal konsep economic value of time yaitu nilai uang tidak bisa didasarkan pada bertambahnya waktu karena uang sendiri sebenarnya tidak memilki nilai waktu, melainkan waktu lah yang mempunyai nilai ekonomi.

10. Putri Kurnia L. (2013116284 )

Bagaimana batasan-batasan dalam perdagangan valas? Jawab :

1. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing pihak harus menerima/menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan.

2. Motif pertukaran adalah untuk kegiatan bisnis sektor riil, yaitu transaksi barang dan jasa, bukan dalam rangka spekulasi.

3. Harus dihindari jual beli bersyarat. Misalnya, si A setuju membelinya kembali pada tanggal tertentu di masa mendatang.

4. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak uang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.

5. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain, tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan (ba’i

al-fudhuli).

11. Juni harto (2013116301)

Apakah ada persamaan fungsi uang kapitalis dan islam ?

(24)

19

Persamaan fungsi uang dalam sistem Ekonomi Islam dan kapitalis adalah uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dan satuan nilai (unit of account).

(25)

20

DAFTAR PUSTAKA

Mustafa Edwin Nasution, dkk. 2006. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Boedi Abdullah. 2011. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung : PUSTAKA SETIA.

Agustianto, “Perdagangan Valas Dalam Perspektif Islam” diakses dari http://www.agustiantocentre.com/?p=396 , pada tanggal 27 Oktober 2017 pukul 21.22

Gambar

TABEL TANYA JAWAB  No  Nama   Soal dan Jawaban

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh dari lebar pondasi dan jumlah lapisan geogrid yang optimum pada daya dukung tanah dengan perkuatan

Berdasarkan hasil tersebut, diinterpretasikan bahwa variabel-variabel independen, yaitu struktur modal (X1), inflasi (X2), suku bunga (X2) dan nilai tukar (X3), memiliki

Dalam rangka menyelenggarakan tugas pemerintah di bidang pelayanan umum, khususnya penyediaan air bersih/minum kepada masyarakat Kabupaten Banjar dan untuk

Hal ini didasarkan pada pereobaan ketiga dimana pereepatan tumbuh minggu pertama pada konsentrasi 1 ppm dan 1.5 ppm adalah yang terbesar namun perlu di­ paeu lagi dengan

rata-rata obat analgetik yang digunakan adalah golongan analgetik NSAID ,Narkotik tidak ditemukan untuk terapi pasien kanker serviks dan Pasien yang menggunakan

Pertumbuhan semai pada perlakuan A2B3 Semai yang telah dibersihkan. Daun digambar di kertas A4 Berat basah

Buku Rencana Aksi Rinci Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa bumi di wilayah Provinsi Bengkulu menguraikan usulan sasaran dan kegiatan pemerintah provinsi dan pemerintah

Dalam pasal ini dilakukan analisis korelasi antara parameter proses (suhu sinter dan waktu sinter) dan karakteristik sampel yang dihasilkan.Dari hasil pengukuran