• Tidak ada hasil yang ditemukan

I N S TRUMEN L E N GKAP P E N G ENDA L IAN P E M ANFAATAN RUA NG K A W ASAN P E R KOTAAN N U N UKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I N S TRUMEN L E N GKAP P E N G ENDA L IAN P E M ANFAATAN RUA NG K A W ASAN P E R KOTAAN N U N UKAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

I N S T RU M E N

L E N G K A P P E N G E N DA L I A N

P E M A N FA ATA N RUA N G

(2)
(3)

Kawasan

Perkotaan

Nunukan

merupakan

kawasan

strategis

pertahanan dan keamanan yang menjadi beranda depan NKRI,

sekaligus pintu gerbang internasional dengan fasilitas kepabean,

imigrasi, karantina dan keamanan.

Kawasan Perkotaan Nunukan mempunyai kedudukan sebagai Pusat

pelayanan penyangga yang menjadi titik tumbuh perekonomian

kawasan perkotaan Nunukan (PKW)

Kabupaten Nunukan perlu didorong sebagai kota sentra produksi,

pusat pelayanan transportasi laut dan udara

Latar belakang permasalahan

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(4)

Kabupaten Nunukan mempunyai peran dan fungsi

yang harus di jaga, sebagai :

1.

Fungsi Hankam dalam menjaga wilayah

perbatasan negara

2.

Pusat perekonomian yang bergerak dibidang

industri pengolahan, perkebunan dan pertanian

Perlunya menjaga fasilitas dan area sekitar kawasan

pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi

hankam

Perlunya menjaga Kawasan Perkotaan Nunukan

karena merupakan pintu masuk yang berfungsi

sebagai etalase NKRI

Perlunya mengendalikan pemanfaatan ruang untuk

mencegah perkembangan yang tidak terkendali

Belum operasionalnya RTRW Kabupaten Nunukan

untuk menjadikan dasar pengendalian

pembangunan di Kawasan Perkotaan Nunukan

Urgensi penetapan

Instrumen

pengendalian

Pemanfaatan ruang

(5)

Ruang lingkup materi, meliputi:

1) rencana pola ruang;

2) peraturan zonasi;

3) ketentuan pemberian insentif dan disinsentif;

4) ketentuan perizinan;

5) pembinaan dan pengawasan;

6) peran masyarakat dan kelembagaan; dan

7) ketentuan sanksi;

Ruang lingkup wilayah mencakup sebagian Kecamatan

Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan dengan luas

2.635,79 hektar meliputi:

a. 7 (tujuh) kelurahan;

b. 1 (satu) desa; dan

c.

22 (dua puluh dua) blok.

RUANG

LINGKUP

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(6)

PERATURAN

ZONASI

Terdiri dari 26 sub zona yang

terdiri dari 8 sub zona lindung

dan 18 sub zona budi daya.

Peta

zonasi

telah

termuat

dalam

lampiran

I

pada

Ranperbup.

(7)

PERSYARATAN

PEMANFAATAN RUANG

K E T E N T U A N K E G I ATA N

T1 : Kegiatan yang di batasi jumlahnya

T2 : Kegiatan yang di batasi jam operasionalnya

T3 : Kegiatan yang dibatasi luas kapling dan luas lantai bangunan dalam satu kapling

B1 : Kegiatan yang wajib memerlukan syarat dokumen dan kajian lingkungan hidup

B2 : Kegiatan yang wajib menyediakan sarana dan prasarana yang di tetapkan

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(8)

TEKS ZONASI

K E T E N T U A N I N T E N S I TA S P E M A N F A ATA N

R U A N G

ZONA SUB-ZONA KDH Min (%) KDB Maks (%) KLB Maks.

Sempadan Pantai (SP) 90 10 1 Sempadan Sungai (SS) 90 10 1 Sempadan Embung (DW) 90 10 1 Hutan Kota (RTH-2) 90 10 1 Taman Kota (RTH-2) 90 10 1 Taman (RTH-3) 90 10 1 Pemakaman (RTH-7) 90 10 1

Konservasi (KS) Cagar alam dan Suaka Alam

(KS-1) 90 10 1

Kepadatan Tinggi (R2) 20 80 4.8

Kepadatan Sedang (R3) 30 70 2.4

Kepadatan Rendah (R4) 40 60 1.8

Perdagangan (K) Perdagangan dan Jasa (K) 10 90 3.6

Perkantoran (KT) Perkantoran (KT) 20 80 4.2 Pendidikan (SPU-1) 30 70 2.8 Transportasi (SPU-2) 60 40 0.8 Kesehatan (SPU-3) 40 60 2.4 Olahraga (SPU-4) 50 50 1 Peribadatan (SPU-6) 50 50 1.5 Pertanian (PL) 40 60 0.6 Perikanan (PI) 40 60 0.6 Pertahanan Keamanan(PL-7) 40 60 2.4 PLTMG (PL-11) 40 60 1.8 Pariwisata (PL-13) 30 70 0.7

Penyediaan Air Minum

(PL-14) 40 60 1.8

Kawasan Industri (KI) 40 60 2.4

Sentra Industri Kecil

Menengah (SIKM) 40 60 1.2

Perlindungan Setempat (PS)

Perumahan (R)

Sarana Pelayanan Umum (SPU)

Penggunaan Lainnya

Industri (I) Ruang Terbuka Hijau

(RTH)

(9)

TEKS ZONASI

K E T E N T U A N TATA B A N G U N A N

GSB JSB

Ketinggian Bangunan

Besaran GSB berdasarkan RUMIJA, meliputi:

1.

Jaringan jalan arteri dengan lebar 30 meter, GSB

diukur 25 meter dari as jalan;

2. Jaringan jalan kolektor dengan lebar jalan

8 - 12 meter, GSB diukur 12,5 meter dari as

jalan;

3.

Jaringan jalan lokal dengan lebar jalan 6 - 8 meter,

GSB diukur 8 meter dari as jalan; dan

4.

Jalan gang atau semenisasi dengan lebar jalan

kurang dari 5 meter, GSB diukur 2,5 meter dari

tepi jalan.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(10)

TEKS ZONASI

K E T E N T U A N TATA B A N G U N A N

(11)

TEKS ZONASI

K E T E N T U A N S A R A N A P R A S A R A N A M I N I M A L

SUB ZONA SARANA PRASARANA MINIMAL

Perdagangan dan Jasa (K)

Ketentuan Ruang Parkir :

a) Setiap pemilik bangunan yang memiliki kegiatan perdagangan dan jasa diwajibkan menyiapkan lahan parkir. Lahan parkir yang harus disediakan antara 10-30% dari luas persil.

b) Fasilitas parkir untuk kegiatan perdagangan dan jasa dianjurkan menggunakan off street parkring (parkir diluar badan jalan). Persyaratan untuk parkir diluar badan jalan tidak boleh mengurangi daerah penghijauan dan harus memperhatikan kelancaran sirkulasi keluar masuk kendaraan dan pejalan kaki, keamanan, keselamatan serta kenyamanan.

RTH dan RTNH :

a) Ruang terbuka hijau berupa RTH jalur hijau di tepi jalan. b) Ruang terbuka non hijau berupa lahan parkir.

Jalur Pejalan Kaki :

a) Lebar Minimal untuk jalur pejalan kaki 4 meter.

b) Dilengkapi dengan fasilitas pendukung pejalan kaki: drainase, jalur hijau, lampu penerangan, tempat duduk, pagar pengaman, tempat sampah, rambu rambu, papan informasi

Utilitas Perkotaan :

a) Penempatan kran kebakaran harus mudah dilihat dan dicapai oleh mobil pemadam kebakaran, sesuai dengan peraturan yang berlaku mengenai Tata cara perencanaan bangunan lingkungan

b) untuk daerah komersial (kegiatan perdagangan dan jasa) jarak antara kran kebakaran 100 meter Prasarana Lingkungan

a) Memiliki kemudahan akses yang dapat dilewati pemadam kebakaran dan perlindungan sipil, lebar jalan minimum 3,5 meter. b) Memiliki sarana air bersih minimal sumur bor atau sambungan PDAM dengan menyiapkan saran reservoir dan/atau sumur bor/gali c) Tong sampah setiap RKB dan (TPS) dengan minimal volume 50 liter.

d) Tersedia prasarana pembuangan limbah domestik sebelum dialirkan ke bangunan pengolahan air limbah (sistem off site) Fasilitas Pendukung :

a) Fasilitas halte tempat menunggu kendaraan umum b) Jalur pejalan kaki.

c) Rambu petunjuk d) Tempat ibadah e) Toilet Umum

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(12)

TEKS ZONASI

K E T E N T U A N K H U S U S

ZONA PERTAHANAN DAN KEAMANAN

a. dalam keadaan darurat militer atau bencana maka zona RTH, zona peruntukan lainnya, dan zona sarana

pelayanan umum yang bersifat publik dapat diprioritaskan pemanfaatan ruangnya untuk fungsi

pertahanan dan keamanan; dan

b. dalam keadaan darurat militer atau bencana maka zona lainnya dapat digunakan sesuai dengan

rekomendasi instansi yang berwenang.

RUANG LAUT

Ruang laut diatur berdasarkan kepentingan pertahanan dan keamanan

AREA KKOP

Lokasi yang masuk kedalam area KKOP mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku

(13)

TEKS ZONASI

K E T E N T U A N P E L A K S A N A

Ketentuan variansi pemanfaatan ruang → ditetapkan

dalam TPZ.

Penambahan variansi baru selain yang sudah ditetapkan

dapat ditetapkan oleh Bupati setelah mendapatkan

pertimbangan dari TKPRD.

Penggunaan lahan yang telah memiliki IMB, namun

ketentuan intensitas dan tata bangunan sesuai dengan

IMB maka izin tersebut tetap berlaku.

Penggunaan

lahan

yang

telah

memiliki

IMB,

tapi

ketentuan massa bangunan tidak sesuai, maka bangunan

harus disesuaikan ketika mengajukan izin baru atau

perluasan.

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(14)

TEKS ZONASI

T E K N I K P E N G AT U R A N Z O N A S I

mengendalikan kawasan lindung sekitar sempadan pantai dan

menata kembali kawasan permukiman yang berdekatan dengan

sempadan pantai

• melakukan penataan dan

peremajaan kawasan

permukiman yang

berdekatan dengan area

sempadan pantai;

• tidak diperkenankan

pembangunan baru di

kawasan permukiman; dan

• penurunan performa sub

zona perumahan kepadatan

tinggi menjadi sub zona

perumahan kepadatan

sedang.

KETENTUAN

TUJUAN

(TPZ KHUSUS)

(15)

Tujuan Pemberian Insentif

a. menjaga dan melindungi Sub Zona Sempadan Pantai

b. mempromosikan kawasan yang akan dibangun dengan cepat pada sektor industri

perikanan dan kelautan kepada para investor sebagai pusat industri pengolahan dan

perikanan.

c.

mendorong dan mengarahkan pembangunan sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang.

d. meningkatkan daya tarik pariwisata sebaga area pusat kota perbatasan negara.

Tujuan Pemberian Disinsentif

a. membatasi pemanfaatan ruang yang merusak dan mencemari area zona lindung.

b. menahan laju pencemaran dengan memelihara fungsi zona lindung dan mencegah

timbulnya kerusakan pada area konservasi.

c.

menahan pertumbuhan pemanfaatan ruang disepanjang koridor jalan dari dan menuju

Bandar Udara Nunukan dan Pelabuhan Tunontaka agar

INSENTIF DAN

DISINSENTIF

TUJUAN DAN JENIS INSENTIF DAN DISINSENTIF

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(16)

INSENTIF DAN

DISINSENTIF

TUJUAN DAN JENIS INSENTIF DAN DISINSENTIF

Insentif Pemberian Kompensasi (I1)

Insentif kemudahan perizinan (13)

Insentif Imbalan (I4)

Insentif penyediaan prasarana dan

sarana (I5)

Insentif Pemberian Penghargaan (I6)

Insentif Promosi dan Publikasi (I7)

Keterangan :

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(17)

INSENTIF DAN

DISINSENTIF

C O N T O H M U A T A N I N S E N T I F

TUJUAN

untuk mendorong peran pemerintah dan masyarakat dalam

perwujudan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup

SYARAT PEMBERIAN

• kegiatan konservasi pada perlindungan tata air;

• kegiatan perlindungan dan pengayaan keanekaragaman

hayati;

• kegiatan penyerapan dan penyimpanan karbon berupa

penumbuhan vegetasi pada;

• kegiatan pelestarian keindahan alam; dan

• kegiatan jasa lingkungan hidup lainnya yang dilakukan.

KEGIATAN PENERIMA

Pada Sub Zona sempadan pantai

taman kota;

taman RW;

jalur hijau dan pulau jalan;

sabuk hijau

BENTUK INSENTIF

• Uang

• Bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang

LOKASI

Lokasi berada di sub zona sempadan pantai

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

(18)

PERIZINAN

M E K A N I S M E P E R I Z I N A N

(19)

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BPN

DITJEN PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN RUANG DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Referensi

Dokumen terkait

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

Merendam sampel ayam broiler dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) varietas putih yang telah diencerkan dengan aquades selama 30 menit..

3 Siswa dengan bimbingan guru baik dalam membuat kesimpulan tentang gabungan bangun datar yang membentuk balok.. 4 Siswa dengan bimbingan guru membuat sangat baik

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

dibebankan yang Depresiasi (harga) Biaya buku Nilai = − made charges on Depreciati Cost Book value = − i teralokas belum yang asset biaya Book value =... Straight Line

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dua siklus, dengan menggunakan media animasi pada anak kelompok B TK Merpati Pos Surakarta