• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang melakukan dan menjalankan proses pemakaian barang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang melakukan dan menjalankan proses pemakaian barang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsumerisme merupakan suatu paham dimana seseorang atau sekelompok orang melakukan dan menjalankan proses pemakaian barang hasil produksi secara berlebihan, tidak sadar, dan berkelanjutan. Apabila seorang konsumtif menjadikan kekonsumtifannya sebagai gaya hidup, maka orang tersebut menganut paham konsumerisme. Perilaku konsumtif adalah prilaku yang mencerminkan “serba instan” atau tidak mau menempuh proses. Prilaku konsumtif juga sering dilawankan dengan perilaku produktif. Bahkan, konsumtif cenderung mengarah pada gaya hidup glamor, boros, dan lain sebagainya.1

Sudah menjadi sunnatullah, bahwa manusia dalam hidupnya menuntut berbagai macam kebutuhan untuk survive(tetap hidup).2Tingkat keinginan seseorang menempati tingkat yang paling tinggi dalam pembelian. Perilaku konsumtif dapat terjadi karena tindakan pembelian dilakukan ingin tampak berbeda dari yang lain. Kemudian karena ikut-ikutan, seseorang melakukan tindakan pembelian hanya untuk meniru orang lain atau kelompoknya dan mengikuti mode yang sedang trend.3

1

Isrozi Diwanto, Perilaku Konsumtif dikalangan Remaja, Studi Jorong Sampu Kenagarian

Lubuk Gadang Utara Kec. Sangir Solok Selatan (Skripsi, IAIN Imam Bonjol Padang, 2016) h. 1

2

Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman; Seputar Filsafat, Hukum,

Politik, dan Ekonomi, (Bandung: Mizan, 1993) h. 177

3Usman Effendi, Psikologi Konsumen, (Jakarta: Rajawali Pers,2016), h. 18

(2)

Pada banyak kasus, perilaku konsumtif ini tidak berdasarkan pada kebutuhan, tetapi didorong oleh hasrat dan keinginan. Pergeseran perilaku konsumen tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan tetapi berdasarkan motivasi untuk mendapatkan suatu sensasi, tantangan, kegembiraan, sosialisasi danmenghilangkan stres. Selain itu memberikan pengetahuan baru tentang perkembangan trend dan model baru serta untuk menemukan barang yang baik dan bernilai bagi dirinya.4

Konsumerisme tidak terjadi tanpa media.Melalui majalah dan televisi, masyarakat disuguhi beragam iklan yang tiada henti dan akhirnya memaksa masyarakat untuk mengonsumsi produk yang diiklankan itu.5Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah yang mendiami dan memakmurkan bumi. Untuk tugas itu, ia dilengkapi berbagai instrumen dalam dirinya seperti panca indera, akal fikiran, hati nurani, nafsu dan sebagainya.

Diciptakan pula berbagai kebutuhan manusia di bumi dari mulai yang paling asasi, seperti udara (oksigen) untuk bernafas, berbagai makanan dan minuman yang melimpah, sampai pada kebutuhan yang bersifat asesoris. Akan tetapi manusia diingatkan untuk bersikap sewajarnya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-A’raaf ayat 31:

4

Regina C.M Chita,dkk, Hubungan Antara Self-Control dengan Perilaku Konsumtif Online

Shopping Produk Fashion Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam RatuLangi Angkatan 2011, volume 3, (Skripsi Online Universitas Sam Ratulangi Manado),. Diakses 25

Februari 2017 Pukul 06.20 WIB. 5

Etta Mamang Sangadji & Sopiah, Perilaku Konsumen-Pendekatan Praktis Disertai

(3)

































Artinya:

Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.(Qs.Al-A’raaf : 31)

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia mempunyai kebebasan penuh menikmati kebutuhan dan kesenangan hidup. Manusia diingatkan untuk bersikap sewajarnya dan tidak melampaui batas-batas agar dapat dipertanggung jawabkan sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi kesejahteraan hidup akibat dari sikap berlebihan-lebihan dan hanya menuruti hawa nafsu belaka.

Membanjirnya barang-barang dipasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang-barang sehingga menyebabkan seseorang menjadi boros, sementara dalam surat Al-Isra’ ayat 26 dan 27 dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan harta dan cara pembelanjaannya dan penggunaannya yang berbunyi:











































Artinya:

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara

(4)

boros.Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(Qs. Al-Isra’ : 26-27).

Dalam ayat di atas manusia dilarang untuk berlebih-lebihan dan Islam juga mengajarkan agar manusia bersikap sederhana dan tidak dibenarkan membelanjakan harta secara berlebihan, manusia dilarang untuk berlebih-lebihan berarti manusia sebaiknya melakukan pemakaian barang dan membelanjakan harta seperlunya saja dengan mempertimbangkan antara kebutuhan dan inginan, pendapatan dan pengeluaran karena pembelanjaan harta akan mempengaruhi pada masa depan dan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya.

Bagi individu yang mengagungkan tindakan berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan dalam mengkonsumsi sesuatu hanya mendapatkan kesenangan saja. Untuk menghindari tindakan ini perlu adanya kontrol diri dalam diri prilaku konsumtif. Dengan memupuk perilaku mengendalikan diri, perasaan, kepercayaan, kenyamanan, dan kemandirian dalam hal kemampuan untuk mengarahkan kehidupan sendiri. Al-Qur’an mengajarkan kepada umat manusia untuk selalu mengontrol diri agar tidak terjebak kepada perbuatan yang tidak baik, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Hasyir ayat 18:





































(5)

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Hasyir: 18)

Ayat di atas menjelaskan bahwa umat manusia harus senantiasa untuk selalu memperbaiki diri dan memikirkan dengan cermatselama hidup di dunia.

Kontrol diri ( Self control) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impuls-impulsif.6

Resstiani, mengemukakan bagi mahasiswa luar daerah yang tinggal dengan menyewa kamar kos sangat rentan terpengaruh lingkungan sekitarnya karena tidak adanya perlindungan dan pantauan dari orangtua seperti biasanya. Selain itu, apabila telah terpengaruh oleh pergaulan dan lingkungan sekitar, kemungkinan besar perilaku negatif dapat timbul demi mendapatkan materi penunjang sikap boros mereka. Hal ini disebabkan adanya rasa ingin menunjukkan identitas dan status sosial ekonominya dalam masyarakat sehingga membuat seseorang menjadi konsumtif. Apalagi mahasiswi dengan uang saku di atas rata-rata dapat dengan mudah menggunakan uangnya untuk belanja berlebihan karena memiliki kesempatan.7

6

J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) h. 451 7

Indah Haryani, Hubungan Konformitas dan Kontrol Diri dengan Perilaku Konsumtif

Terhadap Produk Kosmetik Pada Mahasiswi, (Jurnal Online Universitas Islam Negeri Sultan

(6)

Menurut Heni, setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur perilaku, khususnya mahasiswi. Mereka harus mampu menyikapi budaya konsumtif yang semakin berkembang. Hal ini berarti bahwa mereka dituntut untuk mampu mengerem agar hawa nafsu dan perilakunya tersebut dapat diatasi. Sehingga perilaku konsumtif yang sudah menjamur dikalangan mahasiswi sekarang dapat diminimalisi.8

Kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan di sekitarnya.9

Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Kompasiana, Masyarakat Indonesia memiliki perilaku konsumtif yang tinggi, yaitu dari 132 juta jumlah kelas menengah, sekitar 14 juta orang masuk ke dalam rata-rata pengeluaran 6 dolar sampai 20 dolar AS per hari. Sebanyak 68% atau sekitar 91 juta orang lainnya merupakan kelas menengah bawah, dengan pengeluaran 2-4 dolar AS per hari.

Berdasarkanhasil pengamatan yang penulis lakukan terhadap mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang terutama mahasiswa yang tinggal satu kost dengan penulis, ada mahasiswa yang memiliki gaya hidup yang berlebih-lebihan. Ia sering berbelanja model terbaru seperti baju, jilbab,

8

Ibid,.

9

M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) hal. 21

(7)

jam tangan, tas, dan sepatu. Apabila dilihat dari segi kepemilikan sudah lebih banyak yang dimiliki. Ada pula yang mengaku bahwa uang saku pemberian orang tua untuk persediaan selama satu bulan sudah habis digunakan sebelum waktunya,untuk keperluan belanja mengikuti kesenangan saja. Adapun saat penulis menemani salah satu teman berbelanja di pasar, rencana dari kost hanya untuk membeli jilbab akan tetapi tanpa rencana ia juga membeli baju yang tampak bagus baginya.

Berbeda dengan mahasiswa yang mampu mengendalikan dirinya untuk berbelanja sesuai kebutuhannya bukan keinginan, ia lebih senang menyisihkan sebagian uang saku untuk menabung dan menggunakan untuk yang penting seperti membeli buku perkuliahan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu: “Apakah terdapat hubungan hubungan antara kontrol diri (self control) dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa?”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan “Apakah terdapat Hubungan antara Kontrol Diri (Self Control) dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswa Semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang?”.

C. Pembatasan Masalah

1. Deskripsi perilaku Konsumtif mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang.

(8)

2. Deskripsi kontrol diri mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang dalam perilaku konsumtif.

3. Hubungan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif mahasiswa semester II Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mengungkapkan hal-hal yang bertujuan untuk: 1. Mengetahui kondisi perilaku konsumtifpada mahasiswa. 2. Mengetahui bagaimana kontrol diripada mahasiswa.

3. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif mahasiswa.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaandalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat menjadi tambahan ilmu bagi para konselor, mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) dalam memahami klien.

b. Untuk melengkapi Syarat-syarat mendapat gelar sarjana pada Bimbingan dan Konseling Islam pada Fakultas Dakwah UIN Imam Bonjol Padang.

2. Secara Akademis

a. Untuk memberi masukan kepada pembaca khususnya mahasiswa agarlebih memperhatikan dalam pembelian suatu produk, lebih

(9)

waspada terhadap barang yang ditawarkan dan lebih mementingkan kebutuhan daripada keinginan.

b. Diharapkan untuk dapat mengembangkan teori-teori yang bersangkutan dengan ilmu bimbingan konseling, terutama tentang bagaimana mahasiswa dalam mengontrol perilakunya yang didasarkan atas pertimbangan emosi terhadap perilaku konsumtif.

c. Diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan orang tua dalam memberikan uang saku lebih bijak lagi.

F. Sistematika Penulisan

Sistem penulisan karya ilmiah ini meliputi beberapa bab yang berisikan, antara lain :

Bab I: berisikan pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian, batasan masalah, dan tujuan penelitian,serta kegunaan penelitian.

Bab II: berisikan acuan landasan teoritis yang memuat teori kontrol diri, seperti pengertian kontrol diri, model teoritis kontrol diri, jenis dan aspek kontrol diri, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri. Teori perilaku konsumtif: pengertian perilaku konsumtif, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif, indikator perilaku konsumtif, aspek positif dan aspek negatif perilaku konsumtif, dan implikasinya terhadap bimbingan konseling. Serta penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.

Bab III: berisikan penjelasan tentang metode yang digunakan dalam penelitian mencakup tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian,

(10)

populasi dan sampel, defenisi operasional, teknik dan instrumen pengumpulan data.

Bab IV: berisikan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dilapangan.

Bab V: berisikan penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran. Terakhir adalah daftar pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Pandangan suatu masyarakat tertentu mengenai perempuan yang keluar pada malam hari dianggap sebagai sesuatu yang tidak pantas merupakan suatu bentuk nilai yang

aureus menggunakan metode ekstraksi Doyle & Doyle yang dimodifikasi oleh Khoiriyah (metode 1 )tidak menunjukkan pita yang jelas, sedangkan dengan metode 2 yang

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Suryanto, adalah tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara status ekonomi, pendidikan,

Destruksi sampel ini dilakukan untuk memutuskan ikatan antara unsur logam dengan matriks sampel, agar diperoleh logam dalam bentuk bebasnya sehingga dapat

LAMPIRAN D ANALISIS PROBIT O-(3-Klorobenzoil) parasetamol Data Information N of Cases Valid 5 Rejected Missing 0 Number of Responses > Number of Subjects 0 Kontrol Group

Berkaitan dengan uraian di atas maka tidak berlebihan jika penulis akan mencoba untuk meneliti tentang permainan futsal ini, yaitu tentang kekuatan otot

bahwa untuk memperlancar pelaksanaan tugas penuh waktu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, pada tahun 1998 Pemerintah Provinsi Jawa

Keterkaitan antara tema perancangan dengan objek ini sangat jelas, dimana substansi organik merupakan faktor yang berpengaruh dalam terbentuknya sebuah tempat Penelitian