• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Program Gizi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Program Gizi"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PROGRAM GIZI

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmad dan hidayahnya, akhirnya penyusunan buku pedoman Program Gizi – Puskesmas Gemaharjo, bisa diseleseikan dengan baik.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan tenaga gizi di Puskesmas (Khususnya Puskesmas Gemaharjo), yang menyelenggarakan pelayanan gizi rawat jalan dan rawat inap secara terstandart, sehingga terlaksana pelayanan gizi yang berkualitas.

Pedoman ini mencakup Model dan Proses Asuhan Gizi Terstandar, Konsep, Proses dan Langkah Asuhan Gizi Terstandar, Kewenangan Tenaga Gizi dalam Proses Asuhan Gizi, serta Pengawasan dan Pengendalian Mutu Asuhan Gizi pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Ucapan terimakasih disertai penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik dalam penyusunan pedoman dan penggunaan buku ini.

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu perlu pelayanan gizi yang berkualitas pada individu dan masyarakat. Pelayanan gizi merupakan salah satu sub-sistem dalam pelayanan kesehatan paripurna, yang berfokus kepada keamanan pasien. Dengan demikian pelayanan gizi wajib mengacu kepada standar yang berlaku. Mengingat masih dijumpai kejadian malnutrisi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maka perlu upaya pendekatan yang lebih strategis. Asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan sangat berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit maupun komplikasinya. Selain itu terdapat kecenderungan peningkatan kasus yang terkait gizi baik, pada individu maupun kelompok. Hal ini memerlukan asuhan gizi yang bermutu guna mempertahankan status gizi yang optimal dan untuk mempercepat penyembuhan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien maka dilakukan pendekatan modern di bidang pelayanan kesehatan yang berfokus kepada pasien, dimana kebutuhan terbaik pasien yang diutamakan. Sejalan dengan itu pelayanan asuhan gizi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan juga dituntut untuk selalu meningkatkan kualitasnya melalui pelayanan gizi yang berfokus pada keselamatan pasien, yang disebut dengan pelayanan gizi berbasis patient safety dan sejalan dengan standar akreditasi.

Sebagai upaya untuk menstandarkan kualitas asuhan gizi seperti tersebut di atas, maka petugas gizi membuat buku pedoman gizi sebagai acuan bagi tenaga gizi di fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya di Puskesmas Gemaharjo.

B. TUJUAN

Tersedianya pedoman bagi tenaga gizi dalam melakukan tugas di Puskesmas Gemaharjo, sehingga terlaksana pelayanan gizi yang berkualitas.

(5)

C. SASARAN

Sasaran pada pedoman ini adalah tenaga gizi Puskesmas Gemaharjo

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup yang dibahas dalam buku pedoman ini mencakup: 1. Pelayanan gizi rawat jalan

2. Pelayanan gizi rawat inap 3. Pelayanan gizi masyarakat

E. BATASAN PEDOMAN

1. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk identikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Berpikir Kritis adalah kemampuan menganalisis masalah gizi, merumuskan dan mengevaluasi pemecahan masalah dengan mendengarkan dan mengamati fakta serta opini secara terintegrasi. Karakteristik dan cara berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir konseptual, rasional, kreatif, mandiri, dan memiliki keinginan untuk tahu lebih dalam.

3. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan makanan, gizi, sosial, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal secara individual melalui pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.

4. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.

(6)

sama bergabung untuk menangani masalah yang teridentikasi. Mengkomunikasikan rencana, proses, dan hasil monitoring evaluasi kegiatan asuhan gizi kepada pasien dan petugas kesehatan lain yang menangani masalah gizi tersebut.

6. Membuat keputusan yaitu proses kritis dalam memilih tindakan yang terbaik dalam proses asuhan gizi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

7. Memecahkan masalah yaitu proses yang terdiri dari identikasi masalah gizi, formulasi pemecahan masalah, implementasi dan evaluasi hasil.

8. Monitoring dan Evaluasi Gizi adalah kegiatan untuk mengetahui respon pasien/ klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.

10. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.

15. Rujukan Gizi adalah sistem dalam pelayanan gizi puskesmas yang memberikan pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi, baik secara vertikal maupun horizontal.

17. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

F. DASAR HUKUM

1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

(7)

Indonesia

6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 23 /KEP/M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1306/Menkes/SK/XII/2001 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Nutrisionis

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/PER/VII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)

BAB II

STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA

Di Puskesmas Gemaharjo untuk program gizi terdapat, satu tenaga S1 gizi di pelayanan :

1. Rawat jalan

2. Rawat inap (dengan di bantu dua tenaga pemasak lulusan SLTP) 3. Gizi masyarakat

Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 tahun 2013, Bab III pasal 17 dan 18 ayat 3, tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR) mempunyai kewenangan sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan konseling, edukasi gizi dan dietetik;

(8)

preskripsi diet, implementasi, konseling dan edukasi serta fortikasi dan suplementasi zat gizi mikro dan makro, pemantauan dan evaluasi gizi, merujuk kasus gizi, dan dokumentasi pelayanan gizi;

3. Pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan pelayanan gizi dan

4. Melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk orang banyak atau kelompok orang dalam jumlah besar.

Tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR) dalam melaksanakan kewenangan sesuai dengan standar profesi. selain itu tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR) hanya dapat bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Apabila rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan belum memiliki tenaga gizi Registered Dietisien (RD) tetapi memiliki tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR), maka tenaga gizi Nutrisionis Registered (NR) dapat diberi kewenangan sebagai Registered Dietisien (RD) dan segera diberi kesempatan untuk memenuhi kualikasi sebagai tenaga gizi Registered Dietisien (RD).

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Distribusi ketenagaan gizi di Puskesmas Gemaharjo, tenaga gizi sebagai koordinator dan pelaksana pelayanan gizi di :

1. Rawat jalan

2. Rawat inap (dengan di bantu dua tenaga pemasak lulusan SLTP) 3. Gizi masyarakat

C. JADWAL KEGIATAN

(9)

BAB III

STANDART FASILITAS A. DENAH RUANG

Denah Puskesmas Gemaharjo

RUANG GIZI WASTAFEL

ANTROPOME TRI KIT KURSI KURSI MEJA ALMARI KURSI Poli KIA Ruang Obat Poli Pengobatan Gudang Obat Loke t Poli Gigi Poli MTBS Ruang Laktasi Toile t Poli Imunisasi Poli Fisioterapi Poli Gizi

(10)

B. STANDART FASILITAS

NO KEGIATAN STANDART FASILITAS

1 Konsultasi gizi pasien rawat jalan, rujukan dari poli lain (KIA, BP, MTBS, imunisasi, dan fisioterapi)

1.Meja 2.Kursi 3.Leaflet 4.Food model

5.Buku dokumentasi konsultasi gizi 2 Menerima rujukan dari posyandu

balita dan posyandu lansia

1.Meja 2.Kursi 3.Leaflet 4.Food model

5.Buku dokumentasi konsultasi gizi 3 Konsultasi gizi pasien rawat inap 1.Leaflet

2.Buku dokumentasi konsultasi gizi 4 Penyelenggaraan makan dan

minum pasien rawat inap

1.Buku rekap pasien rawat inap 2.Makan dan minum pasien 3.Peralatan saji makan dan minum 4.Peralatan memasak

5.Dapur yang sesuai standart 5 Pemberian kapsul vitamin A dosis

tinggi pada balita

1.Vitamin a kapsul biru dan merah 2.Buku KIA

6 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

1.Vitamin a kapsul biru dan merah 2.Buku KIA

7 Pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil

1.Tablet Fe 2.Buku KIA 8 PMT (Pemberian Makanan

Tambahan) pada ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronik)

1.PMT penyuluhan 2.PMT pemulihan

3.Buku rekap ibu hamil KEK 4.Buku evaluasi ibu hamil KEK 9 PMT (Pemberian Makanan

Tambahan) pada balita gizi buruk

1.PMT penyuluhan 2.PMT pemulihan

3.Buku rekap balita gizi buruk 4.Buku evaluasi balita gizi buruk 10 Pemberian MP-ASI (Makanan

Pendamping – Air Susu Ibu) pada

1.PMT penyuluhan 2.PMT pemulihan

(11)

anak usia 6-24 bulan Gakin (Keluarga Miskin)

4.Buku evaluasi balita 6-24 bulan 11 Penanganan pada balita BGM

(Bawah Garis Merah) melalui PMT penyuluhan dan PMT pemulihan

1.PMT penyuluhan 2.PMT pemulihan

3.Buku rekap balita BGM 4.Buku evaluasi balita BGM 12 Memantau balita naik berat

badannya (N/D) melalui proses penimbangan setiap bulan di Posyandu

1.Buku KIA

2.Form rekap SKDN 3.Form laporan 4.Antropometri kit 13 Penyulugan dan konseling gizi 1.Leaflet

2.Lembar balik 3.Food model 4.ASI kit

5.Antropometri kit 6.Poster

14 Pemeriksaan garam beryodium pada masyarakat

1.Garam 2.Iodine test 15 Survey KADARZI (Keluarga Sadar

Gizi)

1. Kuesioner KADARZI 2. Form rekap survey 3. ATK

16 Pemantauan ASI eksklusif 1. KMS ASI 2. ASI kit

3. Form laporan ASI

BAB IV

(12)

A. LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN GIZI 1. Pelayanan gizi rawat jalan, meliputi :

a. Konsultasi gizi pasien rawat jalan, rujukan dari poli lain (KIA, BP, MTBS, imunisasi, dan fisioterapi)

b. Menerima rujukan dari posyandu balita dan posyandu lansia

2. Pelayanan gizi rawat inap

a. Konsultasi gizi pasien rawat inap

b. Penyelenggaraan makan dan minum pasien rawat inap

3. Pelayanan gizi masyarakat N

o

Kegiatan

1 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas 3 Pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil

4 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronik)

5 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita gizi buruk

6 Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping – Air Susu Ibu) pada anak usia 6-24 bulan Gakin (Keluarga Miskin)

7 Penanganan pada balita BGM (Bawah Garis Merah) melalui PMT penyuluhan dan PMT pemulihan

8 Memantau balita naik berat badannya (N/D) melalui proses penimbangan setiap bulan di Posyandu

9 Penyulugan dan konseling gizi

10 Pemeriksaan garam beryodium pada masyarakat 11 Survey KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) 12 Pemantauan ASI eksklusif

B. METODE

Metode pelayanan gizi yang dilakukan di Puskesmas Gemaharjo, dengan cara: 1. Konseling gizi atau konsultasi gizi

Untuk kegiatan konseling atau konsultasi gizi ini dilakukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang ada di Puskesmas Gemaharjo

2. Penyuluhan

Untuk kegiatan penyuluhan dilakukan, pada kegiatan gizi masyarakat. Biasanya kegiatan ini dilakukan pada:

(13)

b. Posyandu lansia c. Kelas ibu hamil d. Kelas ibu menyusui

e. Pertemuan – pertemuan yang ada di empat desa di wilayah Puskesmag Gemaharjo

3. Pemberian materi atau bahan yang ada di poli gizi (PMT atau suplemen gizi) Untuk kegiatan pemberian materi atau bahan yang ada di poli gizi (PMT atau suplemen gizi) biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan, pasien rawat inap dan pelayanan gizi masyarakat, misalnya :

a. Pemberian vitamin A b. Pemberian tablet Fe

c. Pemberian vitamin penambah nafsu makan d. Pemberian lancar ASI

e. PMT pada balita gizi kurang f. PMT pada balita gizi buruk g. PMT ibub hamil KEK 4. Konsultasi via SMS

Semua sasaran pada waktu bertemu dengan ptugas gizi selaludiberikan kontak telfon petugas gizi, sehingga apabila ada masalah gizi lebih lanjut, bisa dikonsultasikan dengan menggunakan via SMS

C. LANGKAH KEGIATAN PELAYANAN GIZI

Alur pelayanan gizi di Puskesmas Gemaharjo, dengan tiga jenis pelayanan, meliputi :

1. Konsultasi gizi pasien rawat jalan, rujukan dari poli lain (KIA, BP, MTBS, imunisasi, dan fisioterapi)

Pendaftaran rawat jalan di Puskesmas Gemaharjo Poli KIA, BP, MTBS, imunisasi dan

fisioterapi

(14)

2. Menerima rujukan dari posyandu balita dan posyandu lansia

3. Konsultasi gizi pasien rawat inap

Di rujuk ke poli gizi dan mendapatkan penanganan masalah gizi

Posyandu balita

Terdapat masalah gizi

Pendaftaran rawat jalan di Puskesmas Gemaharjo Poli MTBS

Pasien ada masalah gizi

Di rujuk ke poli gizi dan mendapatkan penanganan masalah gizi

(15)

4. Penyelenggaraan makan dan minum pasien rawat inap

5. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita

Diagnosa dari dokter

Pasien mendapatkan penanganan masalah gizi , dengan cara petugas gizi memberikan konsultasi gizi kepada pasien dan salah satu keluarganya

Mencatat dan merekap jumlah pasien rawat inap

Memberikan makan dan minum pasien sesuai menu hari itu dan jadwal (Pagi, siang dan sore)

Mencatat dan merekap jumlah balita di posyandu yang berusia lebih dari 6 bulan pada bulan Januari dan Juli

Melakukan permintaan (BON) vitamin A ke petugas obat pads bulan Januari dan Juli

(16)

6. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

Petugas obat mengambil vitamin A di gudang farmasi Dinas Kesehatan Pacitan dan menyerahkan vitamin A ke

petugas gizi

Petugas gizi melakukan pendistribusian vitami A ke seluruh balita (Dengan usia lebih dari 6 bulan) di semua posyandu balita yang

ada di wilayah Puskesmas Gemaharjo

Pada bulan Februari dan Agustus petugas gizi dibantu bidan desa dan kader posyandu balita, memberikan vitamin A langsung ke balita

Mencatat dan merekap jumlah melahirkan satu tahun yang lalu di masing – masing desa (Wilayah Puskesmas Gemaharjo)

Melakukan permintaan (BON) vitamin A ke petugas obat pada bulan Januari yang akan di gunakan untuk satu tahun berikutnya, dengan jumlah estimasi (Jumlah ibu melahirkan

(17)

7. Pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil

Petugas obat mengambil vitamin A di gudang farmasi Dinas Kesehatan Pacitan dan menyerahkan vitamin A ke

Petugas gizi melakukan pendistribusian vitami A ke seluruh desa yang ada di wilayah Puskesmas Gemaharjo, melalui

bidan desa

Bidan desa mendistribusikan vitamin A kepada ibu nifas (2 kapsul)

Dinas Kesehatan melakukan dropping tablet Fe ke Puskesmas Gemaharjo, melalui petugas obat

(18)

8. PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronik)

Merekap dan mencatat sasaran ibu hamil yang ada di empat desa, di wilayah kerja Puskesmas Gemaharjo

Mendistribusikan tablet Fe ke bidan desa di empat desa, di wilayah kerja Puskesmas Gemaharjo

Mendistribusikan tablet Fe ke ibu hamil di empat desa, di wilayah kerja Puskesmas Gemaharjo, melalui kegiatan

kelas ibu hamil atau pada waktu ibu hamil periksa di tempat layanan kesehatan

Mencatat dan merekap ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronik), yang ada di wilayah Puskesmas Gemaharjo dan di data per Desa

(19)

9. PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita gizi buruk

Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT Penyuluhan), yaitu memberikan informasi tentang pengolahan bahan makanan lokal dengan nilai gizi tinggi yang diolah dengan cara memasak

yang benar dan menggunakan prinsip gizi seimbang

Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT Penyuluhan), yaitu memberikan makanan tambahan secara instan kepada ibu hami KEK yang sudah di rekomendasikan

oleh Dinas Kesehatan

Diberikan selama 30 hari pada ibu hamil KEK

Evaluasi status gizi pada ibu hamil setelah diberikan PMT pemulihan selama 30 hari

Mencatat dan merekap balita gizi buruk, yang ada di wilayah Puskesmas Gemaharjo dan di data per Desa

Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT Penyuluhan), yaitu memberikan informasi tentang pengolahan

bahan makanan lokal dengan nilai gizi tinggi yang diolah dengan cara memasak yang benar dan menggunakan prinsip

(20)

10. Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping – Air Susu Ibu) pada balita usia 6-24 bulan Gakin (Keluarga Miskin) dengan status gizi kurang

Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT Penyuluhan), yaitu memberikan makanan tambahan secara

instan kepada balita gizi buruk yang sudah di rekomendasikan oleh Dinas Kesehatan

Diberikan selama 30 hari pada balita gizi buruk

Evaluasi status gizi pada balita gizi buruk setelah diberikan PMT pemulihan selama 30

hari

Mencatat dan merekap balita usia 6-24 bulan Gakin (Keluarga Miskin) dengan status gizi kurang

(21)

11. Penanganan pada balita BGM (Bawah Garis Merah) melalui PMT penyuluhan dan PMT pemulihan

Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT Penyuluhan), yaitu memberikan informasi tentang pengolahan bahan makanan lokal dengan nilai gizi tinggi

yang diolah dengan cara memasak yang benar dan menggunakan prinsip gizi seimbang

Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT Penyuluhan), yaitu memberikan makanan tambahan secara

instan kepada balita gizi kurang yang sudah di rekomendasikan oleh Dinas Kesehatan

Evaluasi status gizi pada balita gizi kurang

Mencatat dan merekap balita BGM, yang ada di wilayah Puskesmas Gemaharjo dan di data per Desa

(22)

12. Memantau status gizi balita

Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT Penyuluhan), yaitu memberikan informasi tentang pengolahan

bahan makanan lokal dengan nilai gizi tinggi yang diolah dengan cara memasak yang benar dan menggunakan prinsip

gizi seimbang

Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT Penyuluhan), yaitu memberikan makanan tambahan secara

instan kepada balita BGM yang sudah di rekomendasikan oleh Dinas Kesehatan

Diberikan selama 30 hari pada balita BGM

Evaluasi status gizi pada balita BGM setelah diberikan PMT pemulihan selama 30 hari

Merekap berat badan dan tinggi badan balita yang ada di wilayah Puskesmas Gemaharjo, di masing – masing Posyandu

Memasukkan data BB dan TB balita dalam software WHO anthro

(23)

13. Memantau balita naik berat badannya (N/D) melalui proses penimbangan setiap bulan di Posyandu

14. Pemeriksaan garam beryodium pada masyarakat

Out put dari WHO anthro secara otomatis akan menunjukkan status gizi dari balita yang datanya kita

masukkan ke dalam software

Merekap berat badan dan tinggi badan balita yang ada di wilayah Puskesmas Gemaharjo, di masing – masing Posyandu

Memasukkan data BB anthro

Out put dari WHO anthro secara otomatis akan menunjukkan data N/D dari balita yang datanya kita

masukkan ke dalam software

Pendataan siswa baru di Sekolah Dasar dan balita yang ada di seluruh wilayah Gemaharjo

Siswa baru di Sekolah Dasar dan balita yang ada di seluruh wilayah Gemaharjo pada bulan Maret dan September diwajibkan membawa garam satu sendok

(24)

15. Survey KADARZI (Keluarga Sadar Gizi)

Dilakukan pemeriksaan garam beryodium dengan menggunakan iodin test, apabila garam yang di tetesi iodine test berwarna ungu berarti garam mengandung yodium dan sebaliknya apabila tidak berwarna berarti

garam tersebut tidak mengandung yodium

Dilakukan rekap laporan garam beryodium per masing – masing desa di wilayah kerja Puskesmas

Gemaharjo dan dilaporkanke Dinas Kesehatan

Menentukan sample 20 ibu balita per posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gemaharjo untuk dilakukan survey

KADARZI (Keluarga Sadar Gizi)

Malaksanakan survey KADARZI dengan ibu balita, pada waktu kegiatan Posyandu balita

(25)

16. Pemantauan ASI eksklusif

Hasil direkap dan dianalisa

Dilaporkan ke Dinas Kesehatan

Merencanakan rencana tindak lanjur, dalam kegiatan inovatif yang bisa memperbaiki 5 indikator

survey KADARZY

Pendataan ibu hamil yang akan melahirkan

(26)

BAB V LOGISTIK Logistik yang ada di pelayanan gizi meliputi:

NO LOGISTIK KONDISI

1 PMT untuk ibu hamil KEK Baik 2 PMT untuk balita gizi buruk Baik 3 PMT untuk balita gizi kurang Baik 4 Lancar ASI untuk ibu menyusui Baik 5 Leaflet pelayanan gizi Baik 6 ASI kit Baik 7 KMS ASI Baik 8 Media penyuluhan DDTK Baik

KMS diberikan pada waktu ibu melahirkan

Pengisian KMS ASI dibantu oleh kader ASI eksklusif

KMS ASI eksklusif di evaluasi setiap bulan pada waktu kegiatan “Kelas Ibu Menyusui”

(27)

9 Media penyuluhan KADARZI Baik 10 Food model Baik 11 Antropometri kit Baik 12 Form laporan bulanan Baik 13 Form pemantauan tumbuh kembang

balita

Baik 14 Bahan makanan dan minuman untuk

pasien rawat inap

Baik 15 Peralatan masak untuk dapur rawat

inap

Baik 16 Almari es untuk dapur rawat inap Baik

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM Keselamatan sasaran pada kegiatan atau program gizi meliputi :

(28)

1 Pasien rawat inap 1. Makanan dan minuman harus tertutup rapat pada waktu di sajikan

2. Makanan dan minuman yang disajikan harus bebas dari bahaya fisik dan kimia 2 Pasien rawat jalan 1. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada

PMT pemulihan

2. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada suplemen gizi yang diberikan

3 Pasien pada kegiatan gizi masyarakat

1. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada PMT pemulihan

2. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada suplemen gizi yang diberikan

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

NO PEKERJA ALAT PELINDUNG

1 Tenaga lapangan 1. Motor dalam kondisi baik

2. Alat pengaman berkendara (Helm, jaket dan sepatu)

2 Tenaga pemasak 1. Celemek 2. Sarung tangan 3. Masker

(29)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Indikator keberhasilan dalam program gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Pelaksanaan pelayanan sesuai jadwal 2. Pelaksanaan pelayanan sesuai SOP

3. Ketepatan dalam pembuatan dan penyerahan laporan 4. Tercapainya indikator kinerja program gizi

N o

Kegiatan Prosentase Pencapaian Indikator (%)

1 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 100 2 Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas 100 3 Pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil 100 4 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada ibu hamil

KEK (Kekurangan Energi Kronik)

100 5 PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita gizi

buruk

100 6 Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping – Air Susu

Ibu) pada anak usia 6-24 bulan Gakin (Keluarga Miskin)

100 7 Penanganan pada balita BGM (Bawah Garis Merah)

melalui PMT penyuluhan dan PMT pemulihan

100 8 Memantau balita naik berat badannya (N/D) melalui

proses penimbangan setiap bulan di Posyandu

73 9 Penyulugan dan konseling gizi 71 10 Pemeriksaan garam beryodium pada masyarakat 100 11 Survey KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) 84 12 Pemantauan ASI eksklusif 80,4

(30)

PENUTUP

Pedoman ini di gunakan sebagai penunjang kinerja program gizi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan gizi yang ada di Puskesmas Gemaharjo. Apabila terdapat revisi dalam pelayanan gizi, maka isi dari pedoman ini aka menyesuaikan.

Referensi

Dokumen terkait

BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA PERORANGAN Tetap Cukup Jelas.. BENTUK SURAT KUASA Tetap

Siswa memiliki keterampilan teknik-teknik pokok menengah sepakbola (teknik tanpa bola, dan dengan bola).. Siswa memahami strategi, dan taktik

PAC lebih cepat membentuk flok daripada koagulan biasa ini diakibatkan dari gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini diperkuat dengan rantai

Pada penelitian ini digunakan Semen PPC ( Portland Pozzolan Cement ) dimana Semen PPC adalah semen hidrolisis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung jumlah hama lalat buah (Bactrocera dorsalis) yang tertangkap pada dosis Metil Eugenol yang berbeda di pertanaman cabai (Capsicum

Setiap karyawan di dalam perusahaan diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri dalam menjaga keselamatannya pada setiap melakukan pekerjaan, dengan adanya

Hal yang sama dinyatakan oleh Mangkunegara (2006, 121) menyatakan bahwa, “kinerja pustakawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja yang berkualitas dan kuantitas yang dicapai

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi ini karena peneliti sudah melaksanakan praktik kerja di MNC Fashion pada februari-maret 2014 dimana peneliti berada