• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 3 s.d. 9 Mei Highlight Minggu Ini. Pasar Saham. Indeks saham utama pada bursa saham AS ditutup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 3 s.d. 9 Mei Highlight Minggu Ini. Pasar Saham. Indeks saham utama pada bursa saham AS ditutup"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

1

DAN

3 s.d. 9 Mei 2021

I. Pasar Global

Pasar Saham.Indeks saham utama pada bursa saham AS ditutup

bervariasi dalam perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (7/5).

Indeks Dow Jones menguat signifikan 2,67 persen ke level 34.777,76, demikian pula indeks S&P 500 menguat 1,23 persen dan ditutup pada level 4.232,60. Sementara itu, indeks NASDAQ melemah 1,51 persen ke level 13.752,24. Indeks utama ditutup beragam. Indeks Dow Jones mencatatkan kinerja terbaik, sedangkan indeks NASDAQ yang padat teknologi mencatat pelemahan mingguan terburuk dalam dua bulan terakhir. Sementara itu, dalam Indeks S&P 500, selain saham teknologi, saham consumer discretionary, utilitas, dan saham real estat adalah saham sektor-sektor yang mengalami pelemahan. Sentimen dalam perdagangan sepanjang pekan lalu utamanya didorong oleh data inflasi. Hal ini dipicu oleh komentar Warren Buffett pada akhir pekan sebelumnya bahwa ekonomi saat ini dalam kondisi “sangat panas”, sementara Menteri Keuangan dan mantan Chair Federal Reserve Janet Yellen mengakui pada hari Selasa (4/5) bahwa suku bunga mungkin harus sedikit dinaikkan untuk mencegah ekonomi dari overheating. Namun demikian, Yellen kemudian mengklarifikasi bahwa pernyataannya tidak dimaksudkan sebagai prediksi atau rekomendasi bagi bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Indikator 7 Mei 2021 Perubahan (%)

WoW YoY Ytd

T1 Nilai Tukar/USD ----Euro 0,82 1,19 10,94 (0,43) Yen 108,60 0,65 (2,18) (5,18) GBP 0,71 1,24 11,62 2,31 Real 5,24 3,68 10,26 (0,75) Rubel 73,79 1,88 0,43 0,83 Rupiah 14.285,00 1,11 4,73 (1,67) Rupee 73,51 0,78 2,97 (0,61) Yuan 6,43 0,64 9,19 1,44 KRW 1.121,30 (0,80) 8,46 (3,22) SGD 1,32 0,45 6,36 (0,20) Ringgit 4,11 (0,61) 4,88 (2,30) Baht 31,18 (0,11) 3,77 (4,09) Peso 47,87 0,52 5,33 0,32 T2 --- Pasar Modal ---DJIA 34.777,76 2,67 45,66 13,63 S&P500 4.232,60 1,23 46,90 12,69 FTSE 100 7.129,71 2,29 20,11 10,36 DAX 15.399,65 1,74 43,13 12,25 KOSPI 3.197,20 1,57 65,78 11,27 Brazil IBrX 52.938,45 2,93 60,84 5,08 Nikkei 29.357,82 1,89 49,22 6,97 SENSEX 49.206,47 0,87 56,49 4,75 JCI 5.928,31 (1,12) 28,63 (0,85) Hangseng 28.610,65 (0,40) 19,31 5,07 Shanghai 3.418,87 (0,81) 19,06 (1,56) STI 3.200,26 (0,56) 23,49 12,53 FTSE KLCI 1.587,45 (0,89) 15,29 (2,44) SET 1.585,03 0,12 26,00 9,36 PSEi 6.258,71 (1,76) 10,71 (12,34) T3 Surat Berharga Negara

---Yield 5 th, (FR 86) 5,56 (5) n/a 54 Yield 10 th, (FR87) 6,40 (5) n/a 55 T4 Komoditas ---Brent Oil 68,28 1,53 131,77 31,81 CPO 1.187,36 10,14 156,74 22,69 Gold 1.831,24 3,51 6,71 (3,54) Coal 96,15 3,05 87,98 19,44 Nickel 18.082,00 2,31 46,65 8,84 T5 --- Rilis Data ---

Manufacturing PMI Jerman Apr: 66,2 Mar: 66,4 AS (ISM) Apr: 60,7 Mar: 64,7 Inggris Apr: 60,9 Mar: 58,9 Interest Rate Australia Mei: 0,10 Apr: 0,10 Thailand Mei: 0,50 Apr: 0,50 Brazil Mei: 3,50 Apr: 2,75 Inggris Mei: 0,10 Apr: 0,10 GDP (yoy) Hong Kong Q1: 7,8 Q4: (2,8) Initial Jobless Claim AS Mei: 498 Rb Apr: 590 Rb Highlight Minggu Ini

Bursa saham utama AS dan Asia ditutup bervariasi pada perdagangan

pekan lalu yang berakhir Jumat (7/5), sementara di kawasan Eropa indeks utama yang diamati ditutup menguat. Sentimen ini antara lain didorong oleh rilis data ekonomi serta optimisme pulihnya ekonomi pasca pelonggaran kebijakan pembatasan dan peningkatan vaksinasi.

Indeks Dollar AS melemah 1,15 persen ke posisi 90,23 dalam sepekan

terhadap enam mata uang utama dunia, sementara

yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu turun 5 bps ke level 1,63 persen bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya.

Dari pasar komoditas, harga minyak mentah, CPO dan batu bara

menguat, didorong oleh menguatnya prospek permintaan dan tekanan terhadap pasokan global.

Dari pasar keuangan domestik, IHSG melemah 1,12 persen secara

mingguan ke level 5.928,31 pada Jumat (7/5) dengan investor non residen mencatatkan net buy sebesar Rp1,03 triliun. Yield SUN seri

benchmark bergerak turun antara 5 hingga 12 bps apabila

dibandingkan posisi Jumat (30/4). Sementara itu, nilai tukar Rupiah berada di level Rp14.285 per US$ atau menguat 1,11 persen apabila dibandingkan dengan Jumat (30/4). Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.260 per US$.

Dalam kurun waktu satu pekan terakhir, kepercayaan investor terhadap

perekonomian Indonesia tengah mengalami penguatan. Menguatnya kepercayaan investor dan menurunnya perspektif risiko terhadap perekonomian sangat penting di tengah situasi global yang masih penuh ketidakpastian seiring tren peningkatan kasus COVID-19. Sebab, tingkat kepercayaan dan ekspektasi investor terhadap prospek perekonomian ke depan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi stabilitas dan ketahanan sektor keuangan.

(2)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

2

tidak memberikan penjelasan yang memadai

Gambar 2. Yield treasury AS tenor10 tahun turun 5 bps bps dalam sepekan

Gambar 4. Slope US Yield curve dan Resesi

Sentimen lainnya datang dari rilis data ekonomi yang menunjukkan bahwa ekonomi tidak tumbuh secepat yang diharapkan. Departemen Tenaga Kerja melaporkan bahwa nonfarm payrolls meningkat hanya sebanyak 266.000 di bulan April, jauh di bawah ekspektasi pasar yang sebesar hampir 1 juta pekerjaan. Meskipun industri restoran dan rekreasi menambahkan 331.000 pekerjaan, namun sektor manufaktur dan ritel mengalami sedikit penurunan. Tingkat pengangguran naik dari 6,0 persen menjadi 6,1 persen, dan kenaikan pekerjaan di bulan Maret juga direvisi ke bawah. Di sisi lain, klaim pengangguran mingguan mencapai level terendah era pandemi di level 498.000.

Dari kawasan Eropa, bursa saham utama ditutup menguat pada pekan lalu yang berakhir Jumat (7/5). Indeks STOXX Europe600 pan-Eropa naik

1,72 persen ke level 444,93, demikian pula indeks DAX Jerman menguat 1,74 persen ke level 15.399,65, indeks FTSE MIB Italia naik 1,95 persen ke level 24.612,04, indeks CAC 40 Prancis menguat 1,85 persen ke level 6.385,51, serta indeks FTSE 100 di Inggris naik 2,29 persen ke level 7.129,71. Sentimen datang dari Belanda dan Belgia yang mulai melonggarkan lockdown, sehingga memungkinkan lebih banyak aktivitas luar ruangan dimulai kembali. Sebagian besar negara Eropa juga telah memberikan satu dosis vaksin kepada setidaknya seperempat populasinya. Sementara itu, Komisi Eropa juga mengumumkan rencana untuk membuka kembali perbatasan Uni Eropa untuk wisatawan dari luar blok Eropa pada bulan Juni.

Data ekonomi terus menunjukkan peningkatan aktivitas di zona euro pada bulan Maret. Volume penjualan ritel di kawasan Eropa naik 2,7 persen secara mom dan di atas market consensus, melanjutkan kenaikan 4,2 persen pada Februari. Peningkatan volume penjualan ritel terutama terjadi di Belanda, Denmark, Jerman, dan Lituania. Pesanan manufaktur Jerman pada bulan Maret naik 3,0 persen secara mom, mengalahkan perkiraan konsensus sebesar 1,7 persen dan lebih tinggi dari kenaikan sebesar 1,2 persen pada bulan Februari. Ekspor Jerman juga terus mengalami pemulihan di tengah masih berlanjutnya pembatasan lockdown, di mana pada bulan Maret naik 1,2 persen secara mom.

Dari kawasan Asia, bursa saham yang diamati ditutup beragam pada perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (7/5). Perdagangan

berlangsung lebih singkat pada pekan lalu di Jepang dan Tiongkok karena libur selama tiga hari (3-5 Mei). Indeks Nikkei 225 Stock Average menguat 1,89 persen dan ditutup pada 29.357,82, dan bursa saham Kospi Korea Selatan naik 1,57 persen ke level 3.197,20. Sementara itu, indeks Hang Seng turun 0,4 persen ke level 28.610,65, demikian pula indeks Shanghai Tiongkok turun 0,81 persen ke posisi 3.418,87, bursa saham KLCI Malaysia juga turun 0,89 persen dan ditutup pada level 1.587,45, dan indeks FTSE Strait Times Singapura melemah 0,56 persen ke level 3.200,26.

Pergerakan bursa saham pada pekan lalu dipengaruhi oleh kebijakan sejumlah negara dalam menangani lonjakan kasus COVID-19. Seperti yang terjadi di Jepang, Pemerintah Jepang memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan prefektur lainnya hingga 31 Mei untuk mengekang lonjakan kasus virus corona dan memberi waktu kepada pemerintah untuk mempercepat program vaksinasi. Sementara itu, Dari Tiongkok, pemulihan ekonomi terus berlanjut, tercermin antara lain dari Indeks Manajer Pembelian sektor jasa Caixin yang naik menjadi 56,3 pada bulan April, laju pertumbuhan tercepat tahun ini. Selain itu, dalam laporan lainnya, ekspor April melonjak 32,3 persen dibanding tahun sebelumnya, ketika pandemi mengganggu perekonomian, Gambar 3. US Fed Balance Sheet dan Government

(3)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

3

Gambar 6. Harga hard commodities menguat secara mingguan, kecuali WTI

Gambar 7. Harga soft commodities tercatat menguat secara mingguan

Gambar 5. Harga minyak bervariasi dan ICE Newcastle menguat secara mingguan

sementara impor meningkat sekitar 43 persen.

Pasar Uang. Indeks dollar AS melemah 1,15 persen dalam sepekan terhadap

enam mata uang utama dunia dari posisi 91,28 pada Jumat (30/4) menjadi 90,23 pada akhir perdagangan pekan lalu (7/4). Rendahnya imbal hasil US

Treasury dan penurunan klaim pengangguran yang lebih besar dari ekspektasi pasar membuat risk appetite investor pada aset yang berisiko menjadi lebih tinggi. Imbal hasil US Treasury turun hingga dibawah 1,6 persen. Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan klaim pengangguran turun menjadi 498.000 untuk pekan yang berakhir pada 1 Mei, lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang sebesar 590.000. Angka ini merupakan level terendah sejak Maret 2020 dan mendekati level sebelum periode pandemi COVID-19. Pekan lalu, bursa saham menguat dan sempat mencapai rekor tertinggi sehingga menurunkan permintaan terhadap safe-haven currency seperti Dollar AS. Di sisi lain, Dollar Kanada menguat ke level tertinggi selama tiga setengah tahun terakhir terhadap Dollar AS didorong oleh kenaikan harga minyak. Yuan Tiongkok juga menguat terhadap dollar AS setelah rilis data perdagangan yang kuat.

Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu (7/5) ditutup di level 1,58 persen atau turun 5 bps bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di angka 1,63 persen. Rilis beberapa data makroekonomi AS

yang tidak sesuai ekspektasi mendorong penurunan yield. Imbal hasil US Treasury menurun setelah rilis data PMI Manufaktur AS periode April 2021 yang rendah. Selain itu, penurunan imbal hasil US Treasury juga didorong oleh laporan payroll (penggajian) yang berada di bawah ekspektasi pasar. Kondisi ini meningkatkan prospek ketidakpastian mengenai pemulihan pasar kerja AS dan memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS akan tetap akomodatif sampai ekonomi pulih. Pasar Komoditas. Harga minyak acuan global bergerak menguat sepanjang pekan lalu. Harga minyak Brent sepanjang pekan lalu naik 1,53 persen mencapai

level US$68,28 per barel, sementara harga minyak WTI meningkat 2,09 persen mencapai US$64,9 pada periode yang sama. Penguatan harga minyak terjadi seiring dengan meningkatnya prospek permintaan karena adanya pelonggaran mobilitas di Amerika Serikat dan Eropa, serta percepatan vaksinasi COVID-19 di Amerika Serikat. Terlebih, permintaan minyak diperkirakan akan meningkat menjelang perayaan Idul Fitri di beberapa negara Muslim, dan periode libur musim panas di AS. Indikasi pemulihan ekonomi global juga muncul dari data Tiongkok yang menunjukkan pertumbuhan ekspor yang meningkat sebesar 32,3 persen yoy menjadi US$263,92 miliar pada April 2021, atau di atas konsensus pasar. Pertumbuhan ekspor Tiongkok ini terjadi selama 10 bulan terakhir secara berturut-turut.

Harga komoditas batu bara ICE Newcastle pada pekan lalu menguat 3,05 persen mencapai level US$96,15 per ton. Harga batu bara acuan ICE Newcastle

menguat seiring kenaikan harga batu bara termal acuan Tiongkok Qinhuangdao karena ketatnya pasokan di tengah kenaikan permintaan, terutama dipengaruhi oleh kenaikan konsumsi listrik. China Electricity Council (CEC) memperkirakan konsumsi listrik tahun ini naik 7-8 persen dibanding tahun 2020. Sementara itu, beberapa bank besar di Kawasan ASEAN mulai memutuskan untuk menghentikan pembiayaan industri batu bara yang berpotensi mengurangi pasokan. Malayan Banking Berhad atau Maybank memutuskan untuk menghentikan pembiayaan bagi pertambangan batu bara baru dan berkomitmen untuk menyalurkan RM50 miliar untuk pembiayaan ekonomi berkelanjutan dalam rangka mendukung karbon netral pada tahun 2030 dan pencapaian emisi karbon bersih nol persen pada tahun 2050. CIMB Group Holdings Bhd, juga memiliki komitmen untuk menghapus batu bara dari portofolio pembiayaannya pada tahun 2040.

Harga CPO Malaysia Derivative Exchange sepanjang pekan lalu menguat tajam 10,14 persen mencapai level US$1.187,36 per ton. Level harga ini

merupakan harga tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir. Harga CPO mencatatkan kenaikan cukup tinggi, karena adanya kekhawatiran mengenai keterbatasan pasokan dari negara-negara produsen utama, sementara di sisi lain permintaan

(4)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

4

terhadap CPO mulai pulih seiring dengan pemulihan ekonomi global. Selain itu, pergerakan harga CPO terjadi seiring meningkatnya harga komoditas pertanian lain dan melesatnya harga minyak mentah di tengah optimisme pemulihan ekonomi global serta menjelang perayaan Idul Fitri. Meskipun demikian, pergerakan harga CPO masih dibayangi oleh meningkatnya kasus infeksi COVID-19 di India, salah satu negara konsumen CPO terbesar di dunia. New Delhi bahkan memperpanjang lockdown hingga 17 Mei 2021.

II. Pasar Domestik

IHSG tercatat melemah 1,12 persen secara mingguan ke level 5.928,31 dan diperdagangkan di kisaran 5.922,49– 6.005,09 pada pekan lalu. Secara

mtd IHSG melemah 1,12 persen, dan secara ytd melemah 0,85 persen. Investor non residen mencatatkan net buy pada perdagangan pekan lalu, dengan total mencapai Rp1,03 triliun. Secara mtd investor non residen tercatat melakukan beli bersih sebesar Rp1,03 triliun, dan secara ytd tercatat jual bersih sebesar Rp9,35 triliun. Nilai rata-rata transaksi perdagangan harian selama sepekan terpantau turun dari level Rp9,84 triliun ke level Rp9,07 triliun pada pekan lalu.

Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark pada Jumat pekan lalu (7/5) bergerak turun antara 5 hingga 12 bps apabila dibandingkan posisi Jumat (30/4). Secara rinci, yield tenor 5 dan 10 tahun turun sebesar 5 bps, sementara yield SUN tenor 15 dan 20 masing-masing turun sebesar 7 dan 12 bps dalam sepekan. Berdasarkan data setelmen BI tanggal 6 Mei 2021, kepemilikan investor non residen naik sebesar Rp1,69 triliun dibandingkan posisi Jumat (30/4), dari posisi Rp964,60 triliun (22,74 persen) ke posisi Rp966,29 triliun (22,73%). Secara mtd kepemilikan non residen tercatat naik sebesar Rp1,69 triliun, dan secara ytd turun sebesar Rp7,62 triliun.

Nilai tukar Rupiah pada akhir pekan lalu (7/5) berada di level Rp14.285 per US$, menguat 1,11 persen dibandingkan dengan Jumat (30/4). Secara

ytd, Rupiah tercatat melemah sebesar 1,67 persen terhadap US$. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terpantau menurun selama sepekan lalu, sebagaimana tercermin dari perkembangan spread harian antara nilai spot dan non-deliverable forward 1 bulan yang bergerak turun dalam rentang Rp-121 sampai Rp93 per US$ atau rata-rata lebih rendah dibanding spread Rp-1 sampai Rp82 per US$ pada pekan sebelumnya. Pekan lalu, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.254 – 14.475 per US$. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.260 per US$

Rata-rata volume transaksi harian pasar valas pekan lalu (s.d 6 Mei) naik ke level US$5,55 miliar dari US$4,34 miliar pada pekan sebelumnya (30/4). Sementara untuk transaksi US Dollar, rata-rata volume transaksi harian

pada pekan lalu juga mengalami kenaikan menjadi US$1,20 miliar, dari US$0,60 miliar pada pekan sebelumnya. Secara year to date, rata-rata volume transaksi harian di pasar valas pada tahun 2021 yaitu sebesar US$5,55 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yang sebesar US$4,97 miliar. Begitupun dengan rata-rata volume transaksi harian US Dollar yang juga meningkat dari US$0,87 miliar di tahun 2020 menjadi US$1,33 miliar di tahun 2021.

III. Perekonomian Internasional

Dari kawasan AS, ISM Manufacturing PMI pada periode April 2021 tercatat

sebesar 60,7 atau lebih rendah dibandingkan proyeksi yang sebesar 65. Angka ini juga lebih rendah dari posisi bulan Maret 2021 yang sebesar 64,7. Meskipun menurun, PMI manufaktur AS tetap berada dalam zona ekspansi (>50) selama 11 bulan berturut-turut. Semua sektor manufaktur terbesar masih mengalami ekspansi, yaitu produk metal, makanan, minuman, dan produk tembakau, komputer dan elektronik, peralatan transportasi, serta produk petroleum dan coal. Namun demikian, penurunan indeks mengindikasikan adanya gangguan

Gambar 9. Tekanan terhadap Rupiah menurun dibanding pekan sebelumnya

Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan: Rupiah terapresiasi, IHSG melemah, dan yield SBN seri

benchmark tenor 10th turun 5 bps

Gambar 10. Rata-rata volume transaksi harian pasar valas meningkat Sumber: CEIC 10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 Jan -20 Fe b -2 0 M ar-20 Ap r-2 0 M ay -20 Ju n -2 0 Ju l-20 Au g-20 Se p -2 0 Oc t-2 0 N o v-20 D ec -20 Jan -21 Fe b -2 1 M ar-21 Ap r-2 1 M ay -21

(5)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

5

rantai pasokan yang memberikan dampak terhadap aktivitas bisnis dan pemulihan ekonomi AS.

Dari kawasan Eropa, PMI manufaktur di kawasan Eropa masih berada di

zona ekspansi. PMI manufaktur Zona Euro pada bulan April 2021 mencapai 62,9, atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya yang sebesar 62,5. Namun demikian, angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan market consensus yang sebesar 63,3. Peningkatan indeks PMI manufaktur juga terjadi di Inggris, di mana PMI manufaktur bulan April mencapai 60,9, lebih tinggi dibandingkan periode Maret 2021 yang sebesar 58,9. Sementara itu, PMI manufaktur Jerman bulan April 2021 tercatat sebesar 66,2, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 66,6.

Dari kawasan Asia Pasifik, Bank Sentral Thailand memutuskan untuk

mempertahankan suku bunga acuan pada level 0,50 persen dalam rangka mendorong percepatan pemulihan ekonomi. Keputusan tersebut sesuai dengan market consensus yang dihimpun oleh Bloomberg. Bank Sentral Thailand memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mencapai 3 persen, dengan mempertimbangkan perkembangan kasus COVID-19 dan kecepatan vaksinasi yang dilakukan. Dari sisi fiskal, Pemerintah juga menyiapkan alokasi stimulus sebesar US$12,2 miliar untuk mendukung pemulihan ekonomi. Namun demikian, Pemerintah Thailand memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi di posisi 2,3 persen, atau sedikit berbeda dengan proyeksi Bank Sentral.

IV. Perekonomian Domestik

Inflasi pada periode April 2021 adalah sebesar 0,13 persen (mom) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,29. Tingkat inflasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,08 persen (mom). Secara ytd, inflasi tercatat tumbuh sebesar 0,58 persen. Sementara itu, tingkat inflasi secara yoy tercatat sebesar 1,42 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, yaitu sebesar 0,20 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen.

Dari sisi ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 adalah sebanyak 139,81 juta orang, atau mengalami kenaikan sebanyak 1,59 juta orang dibanding Agustus 2020. BPS juga mengumumkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2021 adalah sebesar 6,26 persen, atau turun sebesar 0,81 persen dibandingkan dengan Agustus 2020, sementara penduduk yang bekerja adalah sebanyak 131,06 juta orang, meningkat sebanyak 2,61 juta orang dari Agustus 2020. Selain itu, terdapat 19,10 juta orang atau 9,30 persen penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19, terdiri dari pengangguran karena COVID-19 sebanyak 1,62 juta orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 sebanyak 0,65 juta orang, sementara tidak bekerja karena COVID-19 sebanyak 1,11 juta orang, serta penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 sebanyak 15,72 juta orang.

Di sisi lain, Bank Indonesia, pada pecan lalu, mengumumkan bahwa cadangan devisa Indonesia naik menjadi US$138,8 miliar pada akhir April 2021, dari US$137,1 miliar pada akhir Maret 2021. Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,0 bulan impor atau 9,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Kenaikan cadangan devisa pada April 2021 terutama dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Gambar 13. PMI Manufaktur negara di Eropa masih berada di zona ekspansi pada April 2021.

Gambar 12. ISM Manufacturing PMI AS turun ke level 60,7 pada April 2021.

Gambar 14. Suku bunga bank sentral Thailand tetap di level 0,50 pada Mei 2021.

(6)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

6

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 juga membaik ke posisi minus 0,74 persen yoy, atau mengalami perbaikan bila dibandingkan dengan tiga triwulan sebelumnya yang masingmasing tumbuh sebesar 5,32 persen (triwulan II2020), -3,49 persen (triwulan III-2020), dan -2,19 persen (triwulan IV-2020) yoy. Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan lalu mengumumkan bahwa secara kuartalan PDB Indonesia masih mengalami kontraksi sebesar 0,96 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 utamanya didorong oleh pertumbuhan di sektor informasi dan komunikasi sebesar 8,72 persen. Di sisi lain, sektor transportasi dan pergudangan masih mengalami kontraksi cukup dalam, yaitu sebesar 13,12 persen yoy, disebabkan oleh masih terbatasnya mobilitas masyarakat. Sementara itu, sektor pertanian tetap konsisten dengan selalu mencatatkan pertumbuhan positif di tengah kondisi pandemi.

Berdasarkan pengeluaran, konsumsi pemerintah masih menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di saat konsumsi rumah tangga dan pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) masih terkontraksi. Pada triwulan I-2021, konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 2,96 persen, sementara konsumsi rumah tangga dan LNPRT masing-masing terkontraksi sebesar 2,23 persen yoy dan 4,53 persen yoy, meskipun secara kuartalan sudah menunjukkan arah perbaikan. Sementara itu, ekspor dan impor mampu tumbuh positif sebesar masing-masing 6,74 persen dan 5,27 persen yoy, didorong oleh mulai pulihnya aktivitas ekonomi, baik global maupun domestik.

Sebagai penutup, arah pemulihan ekonomi yang kian jelas mendorong meningkatnya optimisme investor di sektor keuangan. Hal tersebut dapat dilihat dari capital inflow di pasar saham sebesar Rp1,03 triliun sepanjang bulan bulan Mei 2021. Secara ytd, capital inflow di pasar saham mencapai Rp9,35 triliun. Sementara di pasar SBN, meskipun masih terjadi capital outflow sebesar Rp7,62 triliun secara ytd, pada bulan April dan Mei mulai terjadi pembalikan arus modal asing masuk, yaitu masing-masing sebesar Rp12,88 triliun dan Rp1,69 triliun. Hal tersebut turut mendorong penguatan nilai tukar Rupiah sebesar 1,11 persen secara mtd ke posisi 14.285 per Dollar AS. Ke depan, optimisme dan ekspektasi investor terhadap pemulihan ekonomi Indonesia dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, orkestrasi kebijakan yang harmonis di sektor keuangan dan sektor riil harus terus ditingkatkan demi menjaga momentum optimisme investor.

Namun demikian, harus dicatat bahwa pandemi belum usai. Tren penurunan kasus Covid-19 di dalam negeri harus dipertahankan untuk memberikan dukungan terhadap optimisme investor. Menguatnya aktivitas ekonomi masyarakat tidak boleh mengorbankan faktor kesehatan. Untuk itu, disiplin protokol kesehatan, akselerasi program vaksinasi serta mematuhi larangan mudik yang dicanangkan Pemerintah menjadi ikhtiar dan gotong-royong untuk bersama-sama melawan Covid-19. Mengutip pernyataan Proklamotor Bung Karno dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 di hadapan BPUPKI bahwa “gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama”, maka hanya dengan gotong royong seluruh elemen bangsa Indonesia, tujuan “kesehatan pulih, ekonomi bangkit” akan dapat tercapai. Semoga! (RF & PP)

Dalam kurun waktu satu pekan terakhir, kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia tengah mengalami penguatan. Menguatnya kepercayaan investor dan menurunnya perspektif risiko terhadap perekonomian sangat penting di tengah situasi global yang masih penuh ketidakpastian seiring tren peningkatan kasus Covid-19. Sebab, tingkat kepercayaan dan ekspektasi investor terhadap prospek perekonomian ke depan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi stabilitas dan ketahanan sektor keuangan. Oleh karena itu, seiring dengan tumbuhnya kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia maka stabilitas dan ketahanan sektor keuangan akan semakin terjaga.

Salah satu pendorong utama dari tumbuhnya optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia adalah perkembangan pemulihan ekonomi Indonesia yang menggembirakan. Sejak akhir periode triwulan pertama tahun 2021, sejumlah indikator ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dan terus berlanjut hingga awal periode triwulan kedua tahun 2021. Salah satu yang paling menggembirakan adalah leading indicator Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang kembali mencatatkan rekor tertinggi baru. Pekan lalu, IHS Markit mencatat indeks PMI manufaktur Indonesia bulan April 2021 adalah sebesar 54,6, lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 53,2. Menguatnya PMI manufaktur didorong oleh meningkatnya pesanan baru, tingkat output di sektor manufaktur, sehingga mendorong peningkatan aktivitas manufaktur selama 6 bulan berturut-turut. Selain itu, pesanan ekspor baru juga terus tumbuh seiring dengan meningkatnya pemulihan ekonomi global secara umum, terutama di negara-negara tujuan ekspor utama seperti Tiongkok dan AS. Peningkatan PMI manufaktur tersebut memberikan sinyal kuat akan pemulihan ekonomi, terutama menandai pulihnya aktivitas ekonomi di sektor riil. HIS Markit juga menekankan bahwa ke depan, pengusaha yang menjadi responden dalam survei PMI manufaktur ini optimis bahwa permintaan/pesanan dan output manufaktur masih akan tumbuh sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat. Para pengusaha juga optimis bahwa prospek ekspansi dunia usaha ke depan masih cukup kuat. Hal ini didorong oleh sinyal positif yang muncul dari sejumlah rilis data ekonomi. Pertama, realisasi penanaman modal sepanjang triwulan I-2021 meningkat sebesar Rp219,7 triliun, atau meningkat 2,3 persen qtq. Dan kedua, penjualan mobil dan sepeda motor sepanjang triwulan I-2021 masing-masing meningkat sebesar 16,63 persen qtq dan 64,52 persen qtq.

Optimisme pelaku usaha di sektor manufaktur berperan sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Sektor manufaktur adalah salah satu sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian, yaitu sebesar 19,86 persen pada tahun 2020. Menguatnya PMI manufaktur juga mendorong penguatan laju pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan. Meskipun masih terkontraksi sebesar 1,38 persen pada triwulan I-2021 yoy, pertumbuhan industri pengolahan menunjukkan perbaikan tajam bila dibandingkan dengan tiga triwulan sebelumnya, yang masing-masing mencatatkan kontraksi yang dalam hingga -6,18 persen (triwulan II-2020), -4,34 persen (triwulan III-2020), dan -3,14 persen (triwulan IV-2020).

Sejalan dengan perbaikan yang terjadi di sektor manufaktur,

Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor

Keuangan

Penyusun: Kindy Rinaldy Syahrir, Alfan Mansur,

Pipin Prasetyono, Adya Asmara Muda, Nurul Fatimah, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho

Tajuk: Kindy Rinaldy Syahrir

Sumber Data: Bloomberg, Reuters,

CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN

Tajuk Minggu Ini:

Menguatnya Optimisme Investor Terhadap Perekonomian Indonesia

menutup

Spring Meeting

yang

diselenggarakan

sepanjang minggu lalu. Para

pembuat

kebijakan

menyampaikan

pesan

mengenai

kekhawatiran

yang bercampur dengan

optimisme

prospek

ekonomi ke depan. Para

Menteri Keuangan dunia

mengakhiri pembicaraan di

Washington

DC

yang

memadukan kekhawatiran

terhadap keadaan ekonomi

dunia

yang

bergerak

melambat saat ini dengan

keyakinan

akan

segera

pulih. Pergeseran tren yang

menjauh dari pengetatan

kebijakan moneter oleh

bank

sentral,

kebijakan

stimulus baru-baru ini di

Tiongkok dan meredanya

ketegangan

perdagangan

menjadi harapan bahwa

perlambatan ekonomi akan

berlangsung tidak terlalu

lama meskipun tidak ada

yang

memperkirakan

momentum booming baru.

Rally pasar saham yang kini

terjadi cukup mengundang

optimisme tentang prospek

pertumbuhan

untuk

berbalik

"menguat."

Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal

Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan

Penyusun: Subkhan, Risyaf Fahreza, Pipin Prasetyono, Eddy Sitepu, Masyitha Mutiara, M. Fajar Nugraha, Indah Kurnia JE, Zerah A. Pasimbong

Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News

Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Gambar

Gambar 1. Pasar Saham Global
Gambar 4.  Slope  US  Yield curve  dan Resesi
Gambar 5. Harga minyak bervariasi dan ICE Newcastle  menguat secara mingguan
Gambar 10. Rata-rata volume transaksi harian pasar valas  meningkat  Sumber: CEIC  10.00011.00012.00013.00014.00015.00016.00017.00001.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.0009.00010.000
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagi diri saya sendiri, saya sentiasa memberi perhatian yang berat kepada pergerakan belia di negara kita ini untuk memboleh- kan saya memahami aspirasi kaum belia kita dan

yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan

 AS & Global Markets: Indeks utama AS ditutup menguat pada hari Rabu, didukung oleh naiknya saham keuangan ditengah kondisi data ekonomi yang membaik dan juga saham energi

C iri- c iri pendekatan sosiologi dalam studi agama termasuk hukum dan hukum Islam adalah ; bersumber pada dalil-dalil al- Q uran dan hadis sebagai sumber normati f , adanya hukum

századi szellemi elit számára még nem volt egészen az, s ennek tulajdonítható, hogy az összegyűlt anyagnak csak egy része, talán ha a fele került a maga korában

Suparno (2009) menyatakan bahwa siswalah yang membentuk pengetahuan Fisika selama belajar Fisika dalam otak mereka. Mereka membentuk pengetahuan fisis melalui

Contoh bentuk pixel yang mempengaruhi “Resolusi” sangat jelas: layar dapat menampilkan lebih banyak informasi dalam area yang lebih kecil dengan resolusi yang lebih

Jumlah tenaga kerja (karyawan) yang dilibatkan dalam pengembangan Agrowisata Sutera Sari Segara berjumlah 15 orang, diantaranya sebanyak sembilan orang berasal dari Desa