• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anatomi serangga AGNESIA ANGELIA DHAI. Anatomi Luar Tubuh Serangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Anatomi serangga AGNESIA ANGELIA DHAI. Anatomi Luar Tubuh Serangga"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA

:

AGNESIA ANGELIA DHAI

KELAS

:

REGULER B

NIM

:

1305015057

TANGGAL

:

14-02-2016

TEMPAT/WAKTU :

DIKAMAR / 17:40

Anatomi serangga

A. Anatomi Luar Tubuh Serangga

Serangga secara umum dapat dikenal melalui tubuhnya yang terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, toraks (dada dan punggung), dan abdomen (perut).

Di kepala terdapat sepasang antena sebagai alat peraba dan pencium, sepasang mata faset, 1-3 oseli untuk menerima dan membedakan cahaya, serta mulut yang dilengkapi dengan labrum (bibir muka), sepasang mandibula (rahang muka), sepasang maksila (rahang belakang), dan labium (bibir belakang). Toraks terbagi atas tiga ruas, tiap ruas berkaki sepasang, dan pada ruas kedua dan ketiga masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap, jika ada terdapat metatoraks dan metetorak ( jika sayap dua pasang )

(2)

dan pada mesotoraks ( jika sayap satu ) Abdomen tediri atas sebelas ruas, di bagian ujung biasanya terdapat 1-3 bulu pendek atau panjang yang dinamakan sersi.

1. Dinding Tubuh

Dinding tubuh serangga tidak hanya berfungsi untuk melindungi bagian luar tubuh tetapi juga merupakan struktur untuk memperkokoh tubuh dan juga sebagai tempat melekatnya otot. Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu :

a. Lapisan dasar (basement membrane) dengan ketebalan kurang lebih ½ mm.

b. Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel. c. Lapisan kutikula yang tebalnya kurang lebih 1 mm.

Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya yaitu epikutikula, dan terdiri dari prokutikula dan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan yang lebih tebal dibandingkan epikutikula.

a. Prokutikula terdiri dari lapisan endokutikula dan eksokutikula. b. Epikutikula merupakan lapisan tipis yang biasanya terdiri dari :

1) Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein). 2) Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air.

Bagian yang mengeras dari kutikula terutama terdapat pada lapisan eksokutikula, disebabkan oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses pengerasan yang disebut dengan sklerotisasi. Kutikula relatif permiabel, dan bila keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air dan gas.

(3)

Pada kutikula sering dijumpai :

a. Sulkus, yaitu lekukan pada kutikula bagian luar.

b. Sutura, yaitu garis persatuan antara dua sklerit yang terpisah. c. Apodema atau apofisis, yaitu penonjolan bagian dalam kutikula

2. Kepala (Caput)

Bentuk umum kepala serangga berupa struktur seperti kotak. Kepala merupakan daerah tubuh depan yang menyerupai kapsul, mempunyai mata, antena, dan alat-alat mulut. Permukaan belakang kepala serangga sebagian besar berupa lubang ( foramen magnum atau foramen oksipitale). Melalui lubang ini berjalan urat saraf ventral, trakea, system saluran pencernaan, urat daging dan kadang-kadang saluran darah dorsal.

Kepala merupakan bagian depan dari tubuh serangga dan berfungsi untuk pengumpulan makanan dan manipulasi, penerima rangsang dan otak (perpaduan syaraf). Struktur kerangka kepala yang mengalami sklerotisasi disebut sklerit. Sklerit-sklerit ini dipisahkan satu sama lain

(4)

oleh sutura yang tampak sebagai alur. Kutikula pada kepala mengalami penonjolan ke arah dalam, membentuk rangka kepala bagian dalam, yang disebut tentorium.

Terdapat tiga tipe kepala berdasarkan posisi alat mulut, yaitu :

a. Prognatous (menghadap ke depan), contoh : Sithopillus oryzae (Coleoptera, Curculionidae)

b. Hypognatous (menghadap ke bawah), contoh : Valanga nigricornis (Orthoptera, Acrididae)

c. Ophistognatous (menghadap ke bawah dan belakang), contoh : Leptocorisa acuta (Hemiptera, Alydidae)

3. Dada (Toraks)

Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen. Torak juga merupakan daerah lokomotor pada serangga

(5)

dewasa karena pada torak terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian dorsal disebut notum.

Dada (thorax) terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax (anterior): adalah bagian depan dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai depan, mesothorax (tengah) bagian tengah dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai tengah dan sepasang sayap depan dan metathorax (posterior) bagian belakang dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang. Tiap-tiap segmen tertutup oleh eksokeleton, di bagian dorsal disebut tergum, disisi lateral disebut pleura, dan di bagan ventral disebut sternum.

Pada mesothorax dan metathorax masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap pada segmen mesothorax merupakan sayap anterior dan disebut tegmina atau elytra. Istilah tegmina digunakan untuk sebutan sayap anterior dari anggota Orthoptera (contohnya belalang), sedangkan elytra digunakan untuk sebutan sayap anterior anggota oro Coleptera (contonya kumbang). Sayap pada segmen metathorax merupakan sayap posterior. Ditinjau dari strukturnya sebuah sayap terdiri atas membran atas dan membran bawah. Sayap sebenarnya merupakan perluasan dari kutikula yang diperkuat dengan anyaman vena dan saraf yang bercabang-cabang. Di dalam vena sayap terdapat trakhea dan serabut saraf yang halus. Sayap anterior berupa lembaran tipis dan transparan. Pada waktu istirahat, sayap posterior terdapat di bawah sayap anterior.

Di sisi lateral mesothraks dan metathoraks terdapat spirakel yang merupakan lubang dari sistem respirasi. Setiap segmen dada membawa sepasang kaki. Setiap kaki tersusun atas 5 segmen. Kelima segmen tersebut dari proksimal ke distal sebagai berikut:

a. Coxa, bersendi dengan tubuh. b. Trochanter, kecil berbentuk segitiga.

(6)

c. Femur, khusus femur dari kaki metathoraks membesar dan mengandung otot yang digunakan untuk melompat.

d. Tibia, ramping dan berduri.

e. Tarsus, terdiri atas 3 segmen yang tampak, salah satu yang bersendi dengan tibia memiliki 3 bantalan pada pemrukaan ventral. Sedangkan segmen paling ujung dilengkapi sepasang cakar yang terletak diantara lobus berdaging (pulvillus).

4. Perut (Abdomen)

Abdomen pada serangga primitif tersusun atas 11-12 ruas yang dihubungkan oleh bagian selaput. Sebagian besar ruas abdomen tampak jelas terbagi menjadi tergum dan sternum, sedangkan pleuron tidak nampak karena sebagian bersatu dengan tergum.

Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Pada abdomen serangga betina terdapat 10 ruas tergum dan 8 ruas sternum, sedangkan pada serangga jantan terdapat 10 ruas tergum dan 9 ruas sternum. Ruas ke-11 abdomen pada belalang betina tinggal berupa pelat dorsal berbentuk segitiga yang dinamakan epiprok dan sepasang pelat lateroventral yang dinamakan paraprok. Di antara ujung – ujung epiprok dan paraprok terdapat lubang anus. Tergum ruas ke-11 memiliki sepasang embelan yang dinamakan cerci (tunggal : cercus). Pada serangga betina embelan – embelan termodifikasi pada ruas abdomen kedelapan dan kesembilan membentuk ovipositor (alat peletakkan telur) di mana terdiri atas dua pasang katub yang dinamakan valvifer dan selanjutnya menyandang valvulae (sepasang pada ruas kedelapan dan dua pasang

(7)

pada ruas kesembilan). Alat kopulasi pada serangga jantan biasanya terdapat pada ruas abdomen kesembilan.

Pada kedua sisi ruas abdomen pertama terdapat lubang yang cukup besar dan tertutup oleh selaput tipis yang disebut timpanum (alat pendengaran pada belalang). Spirakel (lubang pernapasan) pada abdomen terletak di depan timpanum, dan spirakel lainnya terletak pada ruas abdomen kedua sampai kedelapan pada sebelah bawah dari tergum. Pada serangga betina yang mempunyai ovipositor, struktur dari alat ini sangat beragam, tergantung dari telur – telur yang akan diletakkan. Sebagai gambaran, diberikan beberapa bentuk ovipositor serangga, sebagai berikut:

a.Ovipositor Cicada yang meletakkan telur di bawah kulit kayu pada cabang-cabang pohon berbentuk pisua tajam dan kaku.

b.Belalang pedang (Sexava spp) memiliki ovipositor berbentuk pedang sehingga dapat meletakkan telur – telurnya di bawah permukaan tanah.

c.Tabuhan parasitik dari famili Icneumonidae (Hymenoptera) memiliki ovipositor yang sangat panjang, sehingga dapat menembus kulit batang padi untuk meletakkan telurnya pada larva penggerek batang padi.

Serangga betina dewasa yang tergolong apterygota, seperti Thysanura, memiliki ovipositor yang primitif di mana bentuknya terdiri dari dua pasang embelan yang terdapat pada bagian bawah ruas abdomen kedelapan dan kesembilan. Sesungguhnya, terdapat sejumlah serangga yang tidak memiliki ovipositor, dengan demikian serangga ini menggunakan cara lain untuk meletakkan telurnya. Jenis serangga tersebut terdapat dalam ordo Thysanoptera, Mecoptera,Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera. Serangga ini biasanya akan menggunakan abdomennya sebagai ovipositor. Beberapa spesies serangga dapat memanfaatkan abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu meletakkan telur – telurnya.

(8)

5. Tipe-Tipe Antena

Serangga mempunyai sepasang antena yang terletak pda kepala dan basanya tampak seperti benang memanjang. Antena adalah pasangan embelan-embelan yang terletak pada kepala, biasanya terletak di antara atau di bawah matamajemuk.

Antena biasanya beruas-ruas dan terdiri dari bagian-bagian, ruas pertama merupakan ruas dasar (skape), ruas kedua adalah tangkai pedikel (ped), dan sisanya flagelum. Serangga memilk dua antena, dipakai untuk mencium dan meraba. Bentuknya berbeda-beda, ada yang panjang dan pendek , majemuk dan sederhana, terkadang pejantan memiliki antena yang lebih besar daripada yang betina.

Berdasarkan bentuknya antena serangga dibedakan menjadi:

a. Setaceus: berbentuk seperti duri, ruas-ruasnya lebih mengecil pada bagian ujung. seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena maakin ramping, misalnya Isoptera.

b. Filiform: berbentuk seperti benang, setiap ruas memiliki ukuran yang hampir sama dan biasanya berbentuk silindris, menyerupai tambang, tiap-tiap segmen yang membentuk antena ukurannya sama, misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera)

c. Moniliform: berbentuk seperti untaian tasbih, ukuran ruas-ruasnya sama dan relatif berbentuk bulat, seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan berbentuk bulat, misalnya Rhysodidae. d. Serrata: berbentuk seperti gergaji, ruas-ruas terutama yang terdapat

pada setengah atau dua pertiga dari ujung antena berbentuk segitiga, tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.

(9)

e. Pektinate: berbentuk seperti sisir, sebagian besar ruas-ruas memiliki juluran lateral langsing dan panjang, setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya Pyrochoroidae.

f. Bentuk Gada: ruas-ruas di sebelah ujung antena meningkat garis tengahnya dan peningkatannya terjadi secara betahap, misalnya pada Tenebrionidae dan kumbang Lady.

g. Clavate : seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya Coccinellidae.

h. Kapitate: ruas-ruas di sebelah ujung antena meningkat garis tengahnya dan peningkatannya terjadi secara tiba-tiba, seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar, misalnya Nitidulidae.

i. Lamellate: bila ruas-ruas ujung meluas ke samping membentuk gelabir-gelambir seperti piring yang bulat atau oval, segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya Scarabaidae. j. Flabelate: bila ruas-ruas ujung seperti lembaran yang sisinya sejajar

dan panjang atau gelambir-gelambir berbentuk lidah meluas ke samping, semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya Rhipiceridae.

k. Genikulat: berbentuk siku, dengan ruas pertama panjang dan ruas-ruas berikutnya kecil dan membengkok pada satu sudut dengan yang pertama, contoh pada kumbang Chalcididae. Segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang lebih kecil yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya Formicidae. l. Plumosa: berbentuk seperti bulu, kebanyakan ruas-ruasnya memiliki

rambut-rambut panjang, setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan.

m. Aristate: ruas terakhir biasanya membesar dan mengandung bulu-bulu dorsal yang banyak, yaitu arista, seakan-akan dari segmen antena keluar lagi antena, misalnya Muscidae. Misalnya pada lalat rumah. n. Stilate: ruas terakhirmemiliki juluran yang berbentuk seperti stili atau

jari yang memanjang, segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.

(10)

6. Bagian-Bagian Mulut dan Tipe-Tipe Mulut

Serangga dewasa memiliki dua jenis mata, yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal dinamakan osellus, mata tunggal ini dapat dijumpai pada larva, nimfa maupun serangga dewasa. Mata majemuk dijumpai pada seragga dewasa dan biasanya jumlahnya sepasang

Secara umum alat-alat mulut serangga terdiri dari : a. Labrum (bibir atas)

b. Sepasang mandibel (geraham pertama) c. Sepasang maksila (geraham kedua) d. Labium (bibir bawah)

e. Epifaring (lidah)

Bagian-bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum, mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap). Tipe alat mulut pengunyah, mandibel bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya. Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Mandibel pada bagian mulut penghisap mungkin memanjang dan berbentuk stilet atau tidak ada.

(11)

Beberapa tipe alat mulut serangga yaitu :

a. Tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera terdiri dari :

1) Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.

2) Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.

3) Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.

4) Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea. 5) Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga

mulut.

6) Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa.

(12)

Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu. Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga.

c. Tipe alat mulut menjilat mengisap

Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah. Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum. Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum

(13)

d. Tipe Alat Mulut Mengisap

Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung

e. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap

Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet berasal dari sepasang

(14)

maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat mulut serangga pengunyah.

7. Tungkai dan Tipe-Tipe Tungkai

Tungkai atau kaki merupakan salah satu embelan pada toraks serangga selain sayap. Tungkai serangga terdiri atas beberapa ruas (segmen). Ruas pertama disebut koksa (coxa) merupakan bagian yang melekat langsung pada toraks. Ruas kedua disebut trokhanter (trochanter), berukuran lebih pendek dari pada koksa dan sebagian bersatu dengan ruas ketiga. Ruas ketiga disebut femur merupakan ruas yang terbesar. Selanjutnya, ruas keempat disebut fibia, biasanya lebih ramping tetapi kira-kira sama ratanya panjangnya dengan femur. Pada bagian ujung fibia ini biasanya terdapat duri-duri atau taji. Ruas terakhir disebut tarsus – tarsus ini biasanya terdiri atas 1 sampai 5 ruas. Diujung ruas terakhir tarsus terdapat pretarsus yang terdiri dari sepasang kuku tarsus. Kuku tarsus ini disebut claw. Diantara kuku tersebut terdapat struktur seperti bantalan yang disebut arolium.

Serangga dewasa dan beberapa serangga muda (pradewasa) memiliki tungkai pada bagian toraksnya. Akan tetapi terdapat

(15)

serangga muda apodous (tidak bertangkai), seperti larva lalat (sering disebut tempayak). Bahkan ada serangga dewasa yang tidak bertungkai secara jelas, misalnya kutu penisai betina. Sesungguhnya, tungkai serangga banyak yang mengalami modifikasi dari bentuk yang umum dengan fungsi sebagai pejalan. Sejumlah bentuk tungkai serangga yang khas beserta fungsinya dijelaskan sebagai berikut : a. Tipe cursorial, adalah tungkai yang digunakan untuk berjalan dan

berlari.

b. Tipe fossorial, adalah tungkai yang digunakan untuk menggali, ditandai dengan adanya kuku depan yang keras.

c. Tipe saltatorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk meloncat, ditandai dengan pembesaran femur tungkai belakang.

d. Tipe raptorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan mencengkram mangsa, ditandai dengan pembesaran femur tungkai depan.

e. Tipe natatorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk mendorong/berenang, ditandai dengan bentuk yang tipis serta adanya sekelompok “rambut – rambut” renang yang panjang. f. ambolatorial, tungkai yang berfungsi untuk berjalan ditandai

dengan femur dan fibia yang lebih panjang dari bagian tungkai lain. Seperti gambar di bawah ini:

(16)

Tungkai pada beberapa jenis khusus serangga memiliki struktur khusus yang sesuai dengan fungsinya. Beberapa struktur tersebut antara lain :

a. Kurbikulum terdapat pada tungkai lebah madu, merupakan wadah tepung sari.

b. Timpanum terdapat pada fibia tungkai depan dari belakang berantena panjang dan jangkrik.

c. Pada beberapa jenis serangga terdapat berbagai struktur alat undera pada tungkainya, misalnya : sesilli pada tarsi tungkai depan lalat rumah yang berfungsi untuk merasakan makanan.

8. Sayap

Serangga merupakan satu-satunya binatang inverbrata yang memiliki sayap. Adanya sayap memungkinkan serangga dapat lebih cepat menyebar (mobilitas) dari suatu tempat ketempat lain dan menghindar dari bahaya yang mengancamnya.

Sayap merupakan tonjolan integumen dari bagian meso dan metoraksi. Tiap sayap tersusun atas permukaan atas dan bawah yang terbuat dari bahan khitin tipis. Bagian – bagian tertentu dari sayap yang tampak sebagai garis tebal disebut pembuluh yang atau rangka sayap pembuluh atau rangka sayap memanjang disebut rangka sayap membujur (longitudinal) dan yang melintang disebut rangka sayap melintang. Sedangkan, bagian atau daerah yang dikelilingi pembuluh atau rangka sayap disebut sel.

Tidak semua serangga memiliki sayap. Serangga yang tidak bersayap digolongkan kedalam subkelas aptery gota, sedangkan serangga yang memiliki sayap digolongkan kedalam subkelas ptery gota.

Sayap serangga terletak pada mesotoraks, apabila serangga memiliki dua pasang sayap. Jika serangga hanya memiliki satu sayap, maka sayap tersebut terletak pada mesotoraks dan pada metatoraks

(17)

terdapat sepasang halter. Halter ini berfungsi sebagai alat keseimbangan pada saat serangga tersebut terbang.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pada sayap serangga terdapat pembuluh sayap atau rangka sayap. Pola rangka sayap berbeda untuk setiap jenis serangga, dan ini penting dalam identifikasi. Hingga sekarang, akan tetapi yang paling umum dan luas digunakan adalah sistem pola rangka sayap menurut comstock-Needham.

a. Rangka sayap membujur (longitudinal), adalah :

1) Costa (C) : tidak bercabang dan terdapat pada tepi depan sayap. 2) Subcosta (Sc) : rangka sayap yang bercabang dua, yaitu Sc1 dan

Sc2.

3) Radius (R) : rangka sayap radius ini bercabang menjadi R1 dan sektor-radial (Rs). Sektor- radial (Rs) ini biasanya bercabang empat, yaitu R1, R2, R3, dan R4.

4) Median (M) : biasanya bercabang empat, yaitu M1, M2, M3, dan M4.

5) Cubitus (Cu) : bercabang menjadi dua, yaitu Cu1 dan Cu2. Cu1 ini bercabang lagi menjadi Cu1a dan Cu1b.

6) Anal (A) : biasanya tidak becabang, berturut – turut dari depan ke belakang adalah anal pertama (1A), anal kedua (2A), anal ketiga (3A) dan seterusnya.

(18)

Rangka sayap melintang ini menghubungkan rangka sayap membujur (longitudinal) yang utama dan di beri nama menurut letaknnya atau berdasarkan nama rangka sayap membujur yang dihubungkannya. Rangka sayap melintang tersebut adalah :

1) Humeral(h), terletak dekat pangkal sayap diantara kosta dan subkosta.

2) Radial(r), menghubungkan R1 dengan cabang depan radius sektor (Rs).

3) Radio-medial(r-m), menghubungkan cabang posterior radius dengan cabang anterior median.

4) Medial (m), menghubungkan M2 dan M3.

5) Medio-cubital (m-cu), menghubungkan cabang posterior media dengan cabang anterior kubitus.

6) Cubito-anal, menghubungkan cabang posterior kubitus dan anal pertama (1A).

Sepeti mulut, antena, dan tunkai, maka sayap juga mengalami modifikasi bentuk dan fungsi,modifikasi syap ini menjadikan pedoman untuk menggolongkan serangga ke dalam ordo. Bentuk-bentuk modifikasi sayap serangga adalah sebagai berikut :

1) Pada trips (Thysanoptera) sayap depan dan belakang berupa rumbai.

2) Pada kumbang ( Celoeptera), sayap depan mengeras dan dinamakan elitra (tunggal berganda elitron). Elitra berfungsi untuk melindungi sayap belakang yang berupa selaput (membran). Sayap belakang akan terlipat dibawah sayap depan (elitra) apabila serangga ini tidak terbang.

3) Pada kepik (Diptera), sayap depan berkembang sempurna,sedangkan sayap belakang mengalami modifikasi menjadi struktur seperti gada yang disebut halter. Halter berfungsi sebagai penyeimbang pada saat serangga ini terbang. 4) Pada kepik (Hemiptera), sayap depan sebagian mengeras dan

sebagian lainnya tetap berupa selaput (membran) yang berisi tulang – tulang sayap. Sayap – sayap kepik ini disebut tegmina (tunggal : tegmen).

(19)

B. Anatomi dalam Serangga

:

1. Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan pada serangga dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu: saluran pencernaan depan (Stomodeum), saluran pencernaan tengah (Mesenteron), saluran pencernaan belakang (Proktodeum). Saluran-saluran pencernaan tersebut berasal dari turunan yang berbeda, saluran pencernaan depan dan belakang berasal dari jaringan ektodermal dan saluran pencernaan tengah berasal dari jaringan endodermal. Pada banyak serangga bagian-bagian utama ini terbagi menjadi bagian lain dengan berbagai fungsi yaitu faring, esofagus, crop dan proventrikulus pada saluran pencernaan bagian depan, ventrikulus pada bagian pencernaan tengah, dan pirolus, illeum serta rektum pada pencernaan bagian belakang.

 Stomodeum (foregut) terdiri dari rongga mulut dan kelenjar ludah,

epi-faring dan hipo-faring, faring proventculus digunakan untuk menyimpan makanan (tembolok) dimana makanan digiling lebih halus.

 Mesenteron atau mit-gut, terdiri dari lambung sebagai tempat

pencernaan makanan.

 Proctodeum ( hind-gut) sebagai tempat penampungan makanan yang

tidak dapat dicerna dibuang melalui anus.

2. Sistem Otot

Tidak seperti vertebrata dan invertebrata non-serangga yang mempunyai baik otot lurik (striated) maupun otot polos (smooth),

(20)

serangga hanya mempunyai otot lurik yang masing-masing serabutnya terdiri dari dari beberapa sel dengan:

a. suatu plasma membran bersama

b. sarcolemma: lapisan luar. Sarcolemma mempunyai lekukan ke dalam (invaginasi), di mana tracheole yang mencatu oksigen berhubungan dengan serabut otot.

c. contractile myofibrils: tersusun sepanjang serabut otot dalam lembaran yang terdiri dari silinder-silinder.

Otot bersambung dengan adanya tonofibrillae. Skeleton luar tonofibrillae merupakan serabut-serabut penghubung yang halus berfungsi untuk:

a. menghubungkan ujung otot ke lapisan epidermal.

b. Terbuang bersama kutikula lama pada setiap moulting sehingga harus ada pembentukan tonofibrilae baru kembali.

c. Pada tempat perlekatan,

tonofibrillae melintas epidermis dari otot ke kutikula. Kadang-kadang, perlekatan ini diperkuat dengan tonjolan multiselular yang disebut apodeme dan apabila struktur ini berbentuk memanjang disebut apophysis.

(21)

Jaringan saraf dapat dibagi ke dalam saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari sepasang rantai saraf rantai yang terdapat di sepanjang tubuh bagian ventral. Sistem saraf serangga berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Sistem saraf yang terdiri dari serangkaian ganglia, dihubungkan dengan tali saraf ventral terdiri dari dua paralel connectives sepanjang perut. Biasanya, setiap segmen tubuh memiliki satu ganglion pada setiap sisi, meskipun beberapa ganglia yang melebur untuk membentuk otak dan ganglia besar lainnya.

Segmen kepala berisi otak, juga dikenal sebagai ganglion supraesophageal. Dalam sistem saraf serangga, otak anatomis dibagi ke dalam protocerebrum yang mencakup mata majemuk dan oselli, deutocerebrum yang mencakup antenna, dan tritocerebrum yang mencakup labrum dan usus depan. Segera di belakang otak adalah subesophageal ganglion, yang terdiri dari tiga pasang ganglia menyatu. Ini mengendalikan mulut, kelenjar ludah dan otot-otot tertentu.

(22)

Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia .Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak. Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang.

Ada 3 macam ganglion :

a.Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.

b. Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).

c.Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan.

Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan. Pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain. Sedangkan sel saraf tepi terdiri dari 3 macam sel saraf, yaitu :

a. sel saraf indera: membawa impuls dari salat indera.

(23)

c. sel saraf motor: membawa impuls dari pusat integrasi ke otot. Ada 3 macam susunan, yaitu

a. Monopolar b. Bipolar c. Multipolar

Susunan di atas disebut sebagai "neuron bipolar", sedang bentuk lainnya adalah "monopolar Neuron" seperti yang dijumpai pada SSP. Neuron bipolar dengan demikian lebih banyak dipergunakan untuk menerima dan meneruskan rangsang, sementara yang monopolar dipergunakan untuk memproses rangsang dan selanjutnya diantisipasi sesuai dengan jenis rangsang.

Organ peraba dibagi atas photoreceptor, chemoreceptor dan mechanoreceptor. Organ yang terlihat dalam photoreceptor adalah mata dan mata serangga terbagi dalam dua bentuk, yaitu mata majemuk dan mata sederhana pada chemoreceptor, syaraf pengecap dan syaraf pembau bekerja untuk menghasilkan impuls. Bentuk mechanoreceptor dapat berupa trichoid, campaniform atau placoid. Receptor lain yang juga berperan dalam kehidupan serangga adalah hygroreceptor dan geomagneticreceptor.

Sistem syaraf serangga terbagi menjadi sistem syaraf pusat dan sistem syaraf visceral. Sistem syaraf pusat dibagi lagi menjadi supraesophaged ganglion dan subesophageal ganglion. Komponen utama dari sistem syaraf visceral adalah stomodeal nervous system. Unit dasar dari sistem geuron motor, dan interneuron. Acetylcholine adalah transmiter kimia yang penting dalam membawa impuls melewati synapse.

4. Sistem Reproduksi Serangga

a. Organ Perkembangbiakan Betina

Ovarium terdiri dari beberapa tabung ovariol, yang pada bagian ujungnya menggulunh dan diselaputi oleh jaringan ikat sehingga tampak dari luar sebagai bulatan. Lalat tsetse hanya mempunyai satu ovariol, sedangkan rayap mempunyai 2000 buah ovariol. Bagian-bagian ovariol adalah sebagai berikut:

(24)

1) Filamen terminal: jaringan ikat yang meletakkan ovariol ke dinding tubuh.

2) Germarium: sekumpulan sel uang belum terdeferensiasi. Sel ini tumbuh menjadi bakal sel telur atau oogonium dan sel pembantu (nurse cell).

3) Vitelarium : bagian terbesar ovariol, berisi suatu urutan oosit (bakal telur). Tiap oosit dibungkus oleh satu lapis epitelium yang disebut lapisan folikel. Makin ke bawah, perkembangan telur makin lanjut. 4) Tangkai ovariol: suatu saluran pendek yang kemudian bergabung

dengan pasangannya menjadi satu saluran telur yang disebut oviduct.

Berdasarkan susunan sel pembantu pada sel telur, ovariol dapat dibagi ke dalam beberapa golongan:

1) Panoistik: ovariol tidak mempunyai sel pembantu, sel telur diberi makan secara langsung oleh sel folikel.

2) Meroistik : ovariol mempunyai sel pembantu yang juga turut memberi makan sel telur. Ovariol jenis ini masih di bagi lagi dalam:

a) Politrofik : Tiap oosit mempunyai beberapa sel pembantu dan kedua kumpulan sel ini dibungkus oleh sel folikel sehingga merupakan suatu kesatuan.

b) Teletrofik : sel pembantu tidak terdapat pada tiap telur, tetapi terkumpul pada bagian ujung ovariol.

b. Pelengkap organ reproduksi betina

1) Reseptakulum seminis, disebut juga spermateka, suatu tempat untuk menyimpan sperma. Dengan adanya bagian ini, sperma dapat disimpan untuk beberapa lama antara waktu kawin dan waktu telur dibuahi.

2) Bursa kopulatrik, juga merupakan suatu tempat penyimpanan sperma. sperma disimpan di sini dulu sebelum dipindahkan ke resepatakulum seminalais.

3) Kelenjar pelengkap, satu atau dua pasang, disebut juga kelenjar ‘colleterial’ yang dapat mengeluarkan bahan koriol (pembungkus telur)

(25)

c. Organ Perkembangbiakan Jantan

Testis yang merupakan organ perkembangbiakan pada serangga jantan, terdiri dari beberapa tabung. tabung ini tidak panjang dan tidak tergulung seperti ovariol. Tiap tabung atau folikel dapat dibagi ke dalam beberapa bagian menurut tingkat pertumbuhan sel kalamin, yaitu:

1) Germarium: merupakan daerah terujung yang mengandung sel spermatogonium, yaitu sel yang belum terdeferensiasi.

2) Daerah spermatosit: Tiap spermatogonium setelah berpindah dari germarium dibungkus oleh selapis sel somatik dan berbelah berulang-ulang. Dengan ii terbentukslah siste yang di dalamnya mengandung sel spermatosit yang berjumlah sekitar 100. kesemuanya berasal dari satu sel spermatogonium.

3) Daerah pemasakan dan reduksi.Tiap spermartosit membagi menjadi 2 spermatid dan kemudian 4. Pembelahan pertama merupakan merupakan pembelahan reduksi dengan jumlah kromosom dibagi 2. 4) Daerah perubahan. spermatid yang bulat berubah menjadi bulat dan berekor. Sekarang sel kelamin ini dinamakan spermatozoa. sel inikemudian memecah dinding sista dan keluar .

5) Vasa deferensia. sepasang saluran yang kemudian bersatu menjadi satu saluran yang disebut saluran ejakulatori.

Alat pembantu dapat berupa pertumbuhan semacam penis yang disebut aedeagus dan klasper atau alat penjepit. Terdapat juga kelenjar pembantu yang bermuara di pangkal saluran ejakulatori.

(26)

5. Sistem Respirasi

Pada sistem pernafasan pada serangga dikenal dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung trakhea dan trakheola. Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.

Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat. Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh pembuluh trakea dan selanjutnya

(27)

pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.

Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan

melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea

6. Sistem Ekskresi pada Serangga

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini

(28)

Kesimpulan

Anatomi luar tubuh serangga dibedakan menjadi caput, toraks, dan abdomen. Pada kepala terdapat mata, antena, dan alat mulut. Bentuk kepala dibedakan manjadi hypognathous, pronagthous, dan opisthognathous.

Mata terdiri atas mata majemuk (mata faset) dan mata tungga (ocelli). Antena terdiri atas flagellum, meriston, scape, pedicel, dan antennifer.Tipe-tipe antena yaitu ; plumose, setaceous, filiform, clavate, capitate, serrate, pectinate, aristate, flabellate, lamellate, geniculate, stylate, bipectilate, dan bentuk gada. Alat mulut terdiri atas labrum, sepasang mandibel, sepasang maksila, labium, dan epifaring. Tipe mulut ada lima yaitu ; tipe pengggit dan penggunyah, tipe penusuk dan pengisap, tipe pengunyah dan pengisap, tipe pengisap, dan tipe penjilat dan pengisap.

Thorax dibagi menjadi prothorax, mesothorax, dan metathorax. Pada thorax terdapat, sayap, spirakel, skutellum, pleuron, dan 3 pasang kaki. Abdomen terdiri atas 10 – 11 ruas, terdapat tympanum, terga, spiracle, sterna, epiproct, paraproct, cercus, dan subgenital plate. Bagian-bagian kaki yaitu trochantin, coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus, dan claw. Tipe-tipe kaki pada serangga yaitu saltatorial, gressorial, raptorial, natatorial, dan fossorial.

(29)

Anatomi dalam tubuh serangga terdiri atas anatomi sistem organ yaitu anatomi sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan depan, tengah, dan belakang. anatomi sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, esofagus, crop, proventrikulus, gastric caecum, ventriculus, pilorus, ileum, rectum, dan anus. sistem respirasi serangga terdiri atas spirakel dan trakea.

Sistem reproduksi betina berupa ovarium yang terdiri atas beberapa ovariol dan alat tambahan.. Tiap ovariol terdiri atas Filamen terminal, Germarium, Vitelarium, dan Tangkai ovariol.Alat tambahan terdiri atas Reseptakulum seminis, Bursa kopulatri, dan Kelenjar pelengkap.

Sistem reproduksi jantan berupaTestis yang terdiri dari beberapa tabung, alat pembantu berupa penis yang disebut aedeagus dan klasper atau alat penjepit, dan kelenjar pembantu yang bermuara di pangkal saluran ejakulatori.

Anatomi sistem ekskresi terdiri atas pembuluh malpighi dan sitem trakea. Sistem saraf pada serangga berupa sistem saraf tangga tali. Jaringan saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sisten saraf tepi. pada daerah kepala terdapat ganglion supraesophageal, otak anatomis dibagi ke dalam protocerebrum yang mencakup mata majemuk dan oselli, deutocerebrum yang mencakup antenna, dan tritocerebrum yang mencakup labrum dan usus depan. Di belakang otak adalah subesophageal ganglion, yang terdiri dari tiga pasang ganglia menyatu. Ini mengendalikan mulut, kelenjar ludah dan otot-otot tertentu.

Alat indera pada serangga dibagi atas photoreceptor, chemoreceptor dan mechanoreceptor. Organ photoreceptor adalah mata yang terbagi dalam dua bentuk, yaitu mata majemuk dan mata tunggal. Pada chemoreceptor, syaraf pengecap dan syaraf pembau bekerja untuk menghasilkan impuls. Bentuk mechanoreceptor dapat berupa trichoid, campaniform atau placoid. Receptor lain yang juga berperan dalam kehidupan serangga adalah hygroreceptor dan geomagneticreceptor.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta. Rineka Cipta

Sastrdihardjo.1984. Pengantar Entomologi Terapan. Bandung: Penerbit ITB Sembel. T .Dantje. 2009. EntomologiKedokteran. Yogyakarta : ANDY Siregar, A. Z. 2009. SeranggaBergunaPertanian. Medan. USU Press

Sonja Lumowa. 2015. Bahan Ajar Entomologi. Samarinda. Universitas Mulawarman

Referensi

Dokumen terkait

Maka dalam hal ini penulis telah membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization memiliki pengaruh terhadap hasil belajar

Kadar abu tepung daun singkong terbaik juga terdapat pada taraf perlakuan tanpa blansing dengan rata-rata kadar abu 5,76%, hal ini disebabkan karena proses blansing dengan

types of meaning, they are phrasal verb, prepositional verb, and partial idioma. One of the words has its usual meaning while the other has a meaning

Dan berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap berbagai olahan makanan jamur tiram putih berdasarkan rasa dan aroma mahasiswa dan siswa SD sama-sama menyukai sate

terhadap peningkatan daya tahan aerobic pada atlet sepakbola usia dini (12-.. 15 tahun) di Klub

memiliki ciri khas, antara lain: 1)Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia TK; 2.)Kegiatan-kegiatan

Tetapi sekali lagi di lapangan ketentuan ini mengalami penyimpangan oleh koperasi tertentu artinya penyimpan atau peminjam belum tentu diangkat menjadi anggota,

Benda uji 1 model 1, mengalami kehilangan daya secara linear sampai pada pemberian beban 500 kg, saat pemberian beban diatas 500 kg – 600 kg, terjadi lonjakan hilang daya yang