• Tidak ada hasil yang ditemukan

COACHING CLINIC DALAM RANGKA PON BALI 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "COACHING CLINIC DALAM RANGKA PON BALI 2021"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 959 Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S1, Dr. I Ketut Iwan Swadesi, S.Pd., M.Or 2, Dr. dr. Made

Budiawan, S.Ked., M.Kes 3, Dr. Made Agus Wijaya, M.Pd 4

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Olahraga jaman sekarang sudah menjadi kebutuhan setiap umat manusia. Kesadaran pentingnya untuk hidup semakin hari semakin disadari oleh masyarakat Indonesia. Ini terbukti semakin semarak dan ramainya tempat-tempat untuk berolahraga dan gayut bersambut dengan disediakannya beberapa alokasi waktu dan tempat oleh pemerintah secara Nasional, seperti beberapa jalan yang dipakai untuk berolahraga raga (care free day). Bukti keterlibatan dan efek yang ditimbulkan dari berolahraga adalah semakin sehat dan sejahteranya masyarakat. Tujuan dari berolahraga memang tidak hanya sebatas untuk kesehatan dan kebugaran saja tetapi tujuan yang lebih tinggi dari olahraga adalah prestasi. Seberapa tinggi prestasi yang diraih (daerah, regional, nasional dan international), ini juga dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan dalam penerapan olahraga sebagai salah satu bagian dari kehidupan. Untuk tingkat daerah, regional,

prestasi ini bisa dilihat dari kegiatan olahraga yang ada seperti (PORKAB, PORSENI, PORPROV, dan PON). Dari pelaksanaan PON tahun 2016, prestasi Provinsi Bali dapat kita lihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1: perolehan medali PON 2016

Provinsi Emas Perak Perunggu Tot Jawab Barat 217 157 157 531 Jawa Timur 132 138 134 404 DKI Jakarta 132 124 118 374 Jawa Tengah 32 56 85 173 Kaltim 25 41 73 139 Bali 20 21 35 76

Dari data capaian prestasi Provinsi Bali pada PON di Jawa Barat tahun 2016, maka masih jauh dengan peringkat I, II dan III yang meraih medali emas, yaitu lebih dari 100 medali emas. Ini merupakan suatu masalah kesenjangan prestasi dilihat dari perolehan medali pada

COACHING CLINIC

DALAM RANGKA PON BALI 2021

1Jurusan Pendidikan Jasmani dan Pelatihan Olahraga FOK UNDIKSHA; 2Ilmu Olahraga dan Kesehatan FOK UNDIKSHA; 3Jurusan Pendidikan Kedokteran FKUNDIKSHA,4Jurusan Pendidikan Jasmani dan Pelatihan Olahraga FOK UNDIKSHA,

kanca.nyoman@yahoo.co.id

Kontroling dalam pemusatan latihan PON Bali 2021 menuju Papua dapat dijadikan acuan dan patokan penilaian ketepatan dan keakuratan model latihan, gizi olahragawan, dan terapy masase, untuk mendukung perolehan emas yang ditargetkan. Penerapan program latihan, gizi dan terapy massage dengan berbasis pada teknologi keolahragaan harus diterapkan semenjak dalam pemusatan latihan. Penerapan teknologi kekinian akan dapat meminimalisasi kekurangan atau kelemahan dari unsur ketidak mampuan SDM dalam menginterpretasikan kondisi fisik atlet dalam pemusatan latihan. Coaching Clinic dan pendampingan implementasi sport science, penggunaan beberapa konsep keolahragaan, pembuatan program pelatihan, gizi olahraga dan terapy massage selama kurun waktu 2 kali pertemuan (tatap muka dan on line), untuk memaksimalkan hasil pemusatan latihan atlet PON Bali 2021. Efek dari kegiatan ini adalah: tim PON Bali mampu menggunakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Keolahragaan, sehingga kwalitas mereka akan semakin meningkat, dan kompetitif secara regional dan Nasional.

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 960 event PON 2016. Pemecahan masalah ini dapat

ditanggulangi dengan memacu diri dalam mengembangkan keolahragaan di masing-masing Provinsi. Dari kesenjangan pemerataan pembangunan keolahragaan yang ada di Indonesia, ada 3 Provinsi yang mendominasi perolehan medali diatas 100 medali emas yaitu; 1) Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Selebihnya 31 Provinsi peserta PON di Jawa Barat, perlu mendapatkan perhatian khusus termasuk Bali. Ini tidak terlepas dari keberadaan SDM di masing-masing Provinsi yang belum diberdayakan secara maksimal dan

belum diperkenalkannya IPTEKS

Keolahragaan. Seperti efek samping keberadaan suatu perguruan tinggi dan pemanfaatan IPTEKS Keolahragaan. Melihat dari letak dan topografi dari masing masing Provinsi, sepantasnya provinsi mempunyai kelebihan masing-masing sesuai dengan letak dan topografinya. Sedangkan kelemahan negara kita adalah negera kepulauan dan agak susah melakukan pemerataan pembagunan karena terdiri dari ribuan pulau. Universitas terdekat seyogyanya menjadi pendorong dalam mempercepat pengoptimalisasian SDM di masing-masing Provinsi. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki tugas Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu; 1) pendidikan dan pengajaran, 2) penelitian, dan 3) pengabdian pada masyarakat, mempunyai tanggung jawab untuk membantu permasalah yang ada di Provinsi tersebut, khususnya pengembangan keolahragaan.

TUJUAN

Coaching clinic ini memiliki tiga (3) tujuan

untuk mempersipkan atlet PON Bali yang akan berlaga dalam PON 2021 di Papua antara lain; 1) mampu memahami dan implementasi IPTEK Keolaharaga dalam perancangan pembauatan program latihan, 2) mampu memberikan menu sehat dan seimbang guna mendukung pemenuhan gizi atlet dan 3) sebagai TIM dalam PON Bali mampu

memberikan penanganan pertama pada atlet yang mengalami cedera ringan dalam olahraga. METODE

Coaching clinik; ini menggunakan metode

“pelatihan dan pendampingan” (ofline dan

online) selama 2 hari. Dalam pelatihan dan

pedampingan dan Pengembangan SDM TIM PON Bali 2021, diberikan materi berupa. a) Materi tentang pemahanan Implementasi

Sport Science PON Bali 2021 (Program Latihan) disampaikan oleh Bapak Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S.

b) Penyampaian Materi tentang Implementasi Sport Science PON Bali 2021 (Program Gizi Olahraga) disampaikan oleh Bapak Dr. dr. Made Budiawan, S.Ked., M.Kes.

c) Penyampaian Materi tentang Implementasi Sport Science PON Bali 2021 (Program Sport Massage) disampaikan oleh Bapak Dr. Made Agus Wijaya, M.Pd dan I Wayan Muliarta, S.Pd., M.Or.

Gambar 1. Proses dan Metode Kegiatan Peserta dalam pelatihan ini adalah seluruh pelatihan atau perwakilan dari manajer masing masing cabang olahraga yangterlibat aktif di TIM PON Bali 2021 Papua, yang berjumlah 23 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Morphological Characteristics Athletes Anthropometric dimensi dan karakteristik morfologi memainkan peran penting dalam

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 961 menentukan keberhasilan seorang atlet

(Rico-Sanz, 1998; Wilmore & Costill, 1999; Keogh, 1999). Cukup alami, anthropometric karakteristik dan komposisi tubuh dari olahraga kompetitif yang berbeda sangat meningkat dalam dasawarsa terakhir. Sudah dikenal dengan baik kondisi fisik yang spesifik. Karakteristik atau profil

anthropometric menunjukkan apakah pemain akan cocok untuk kompetisi pada tingkat tertinggi dalam olahraga tertentu (Claessens, Lefevre, Beunen, & Malina, 1999; Bourgois et al., 2000; Reilly, Bangsbo, & Frank, 2000; Gabbett, 2000; Ackland, Ong, Kerr, & Ridge, 2003; Slater et al, 2005). Parameter anthropometric dan morfologi adalah indikator sensitif pertumbuhan fisik dan status gizi untuk penampilan maksimal mereka (Wilmore & Costill, 1999; Chatterjee, Chatterjee, & Bandhyopadhyay, 2006). Ini indikator kinerja olahraga perspektif bergantung sebagian besar pada genetika, yang berkorelasi dengan usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, etnis, ketinggian, status gizi, kebersihan pribadi dan latihan praktek (Bouchard & Lortie, 1984; Fagard, Bielen, & Amery, 1991). Parameter evaluasi yang tepat ini proyek kuantifikasi karakteristik morfologi atlet elit yang dapat menjadi vital dalam berhubungan tubuh struktur dan kinerja olahraga (McArdle, Katch, & Katch, 2001). Morphological

Characteristics Athletes ini juga berperan

besar terhadap beberapa komponen kondisi yang ingin dikembangkan. Adapun kondisi fisik yang dimaksudadalah: 1) kecepatan, 2) kelincahan, 3) koordinasi, 6) kekuatan, 7) kelentukan, dan 8) keseimbangan. Dari ke-8 komponen kondisi fisik tersebut ada beberapa komponen kondisi fisik yang dominan dan memegang pranan sangat penting yaitu; 1) kecepatan, 2) kelincahan, 3) daya tahan, 4) daya ledak. Dengan memiliki 4 komponen penting kondisi fisik ini, akan sangat membantu juga dalam; 1) pengembangan fisik (phisycal build-up)

yang lain, 2) pengembangan teknik (technical build-up), 3) pengembangan mental (mental build-up), 4) kematangan juara (Sajoto, 1995:7).

b. Pelatih

Pelatih memegang peranan yang sangat penting dan merupakan elemen yang krusial dalam proses pelatihan. Pelatih adalah ujung tombak di lapangan yang bersentuhan langsung dengan para peserta latih yang dilakukan secara teratur dan terprogram. Dalam proses pelatihan, pelatih berperan sebagai tokoh sentral yang akan menjadi panutan, pengayom serta sebagai subjek yang dapat membentuk pemain agar memiliki daya cipta, rasa dan karsa yang dapat membentuk pemain agar memiliki daya cipta, rasa dan karsa sesuai dengan taksonomi pendidikan yang disebutkan oleh Benjamin S. Bloom (dalam Jalinus, 2003)

meliputi usaha pengembangan

pengetahuan (cognitive domain),

pembentukan watak dan sikap (affective

domain) serta melatih keterampilan (psychomotoric domain). Oleh karena itu pelatih selayaknya manyadari posisinya sebagai sosok yang mempunyai kapasitas dan kapbilitas untuk membentuk kamampuan mental dan kemampuan pemainnya agar mampu berbuat seperti yang dilakukan. Selain itu pelatih juga dapat dikatakan sebagai aktor utama sebuah tim atau kesebelasan yang berperan dalam proses pelatihan sehingga mampu melahirkan para pemain yang benar-benar berkualitas (John Armandi, 2008, 97). Untuk menjadi seorang pelatih yang baik, paling tidak dimiliki beberapa kamampuan, antara lain (Endang cantono, 1990:67): a) Kemampun pisik.

b) Ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu; (1) physical fitness, (2) physical

performance atau skill performance-nya,

(3) proporsi pisik yang harmonis dan sesuai.

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 962 d) Ada beberapa hal yang perlu

mendapatkan perhatian dalam kemampuan psikis ini di antaranya adalah; (1) memiliki pengetahuan yang luas tentang bidangnya baik secara teoritis maupun praktis, (2) memiliki IQ yang tinggi, (3) memiliki daya imaginasi serta daya kreasi yang mengagumkan, (4) memiliki keberanian bertindak dan kemampuan keras untuk menang dalam batas-batas sportifitas, (5) memiliki kecintaan dan dedikasi terhadap bidangnya.

e) Kamampuan pengendalian emosi.

f) Yang termasuk di dalam kemampuan

pengendalian emosi adalah; (1) memiliki mental health yang baik, (2) memiliki

sense oh humor.

g) Kamampuan sosial.

h) Yang penting bagi seorang pelatih adalah; (1) mudah bergaul dan dapat memfungsikan dirinya sesuai dengan situasi yang dihadapi, (2) memiliki tingkat laku serta tutur bahasa yang dapat dibenarkan dan dapat diterima oleh masyarakat.

i) Kemampuan untuk dapat mewujudkan 1 s/d 4, yang dilandasi oleh rasa tanggungjawab dan pengabdian demi peningkatan prestasi para atlet ataupun cabang olahraga yang dipimpinnya. Persoalan yang terakhir inilah yang merupakan kunci dari keberhasilan seorang pelatih. Sampai berapa jauh seorang pelatih dapat mewujudkan semua kemampuannya di dalam praktek melatih akan menentukan sampai berapa jauh seorang pelatih akan berhasil. Hal ini akan sangat tergantung pada banyak sedikitnya pengalaman yang telah dialami dan sampai berapa jauh dia telah mempelajari pengalaman-pengalaman tersebut. Pengalaman untuk menerapkan semua yang telah dimiliki yaitu berupa kemampuan-kemampuan baik berupa kemampuan pisik, psikis ataupu cara-cara pengendalian emosi dan approach sosial sangat besar manfaatnya. Juga bagaimana merangkumkan semuanya itu secara harmonis

akan ikut memberi corak dan warna pada proses latihan yang diberikan. Mungkin seorang pelatih mempunyai kekurangan-kekurangan dalam salah satu kemampuan tetapi dapat mengimbanginya dengan kemampuan lain. Hal ini juga akan menjamin keberhasilannya dalam proses latihan. Yang paling baik adalah apabila seorang pelatih memiliki semua kemampuan yang dibutuhkan bagi seorang pelatih yang ideal. Bila hal ini tidak mungkin, maka harus tetap memikirkan dan berusaha bagaimana sebaiknya agar proses melatih dikerjakan itu tidak terhambat oleh karena adanya kekurangan-kekurangan dalam salah satu kemampuannya. Yang jelas jangan sampai kekurangan-kekurangan tersebut ditutup-tutupi dengan usaha-usaha yang bersifat over kompensasi. Bagimanapun juga para atlet akhirnya akan tetap mengetahui kekkurangan dari pada pelatihnya. Labih baik kalau pelatih tersebut mengutarakan kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya secara terus terang kepada para atlet daripada menutup-nutupi dengan usaha-usaha yang bersifat over kompensasi.

c. Atlet.

Atlet sering pula dieja sebagai atlit; dari bahasa Yunani: athlos yang berarti "kontes" adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Para atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata. Seringkali kata ini digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada peserta atletik. Atlet yang memiliki potensi dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEKS) sudah barang tentu mampu bersaing pada level yang inginkan. Ini tidak akan terlepas dari peran manajemen keolahragaan (pelatih, pengurus organisasi dan pemegang kebijakan). Semakain tinggi standar atlet akan semakin tinggi level pertandingan atau perlombaan yang diikutinya dan semakin bergengsinya prestasi yang diraih.

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 963 d. Implementasi IPTEK Dalam Dunia

Olahraga.

Gambar 2. implementasi sports science Implementasi IPTEK (sports science) dalam dunia olahraga berpengaruh signifikan terhadap perkembangan keolahragaan Nasional. Pelaku cabang olahraga provinsi Bali dapat menyimpulkan bahwa aplikasi dan implementasi sports

science sebagai penggunaan peralatan yang

super canggih dan berharga mahal, padahal penerapan sports science adalah penerapan METODA ILMIAH dalam pengembangan olahraga dilihat dari beberap dimensi. Metoda ilmiah ini adalah suatu proses imliah untuk menjadikan olahraga ke arah perkembangan yang lebih baik dimulai dengan:

a) pengumpulan data, b) perumusan masalah, c) hipotesa solusi,

d) eksperimen dan penerapan.

Sehingga langkah-langkah pengembangan

sports science akan sangat jelas dan mampu

menjawab permasalah kevabangan olahraga dan mengambill keputusan berdasarkan kebutuhan.

e. Implementasi Gizi Olahraga.

Gambar 3. Implementasi gizi olahraga Proses pembinaan pretasi olahraga Bali sudah saatnya melakukan usahan dan pendekatan dengan penerapan sport

science, salah satunya adalah dengan

implementasi gizi olahraga yang tepat, benar dan profesional sebagai faktor pendukung yang sangat besar pengaruhnya dengan perkembangan energi dan tenaga yang bermuaran kepada performance dan prestasi atlet. Pemahaman dan pengetahuan tentang kebermanfaatan dan penerapan gizi olahraga khususnya bagi atlet PON Bali harus benar-benar dipahami oleh pelaku olahraga (pelatih, atlet dan keluarga serta lingkungannya) agar selalu terjaga kondisi kesehatannya dengan asupan gizi atau pengaturan makanan yang seimbang, yang pada akhimya nanti dapat mempunyai peran yang signifikan dalam upaya pembinaan prestasi olahraga PON Bali. Energi yang baik akan didapat dari komposisi yang tepat antara; a) karbohidrat, b) protein, c) lemak, d) vitamin, e) mineral, f) air dan elektrolit, dan g) serat. Komposisi ini juga harus tepat diberikan saat; a) periode latihan, b) periode pertandingan/lomba, c) selama pertandingan/lomba, d) pasca pertandingan, dan e) periode pemulihan.

f. Implementasi Sport Massage.

Gambar 4. Implementasi Sport Massage

Atlet yang berprestasi semuanya selalu dimulai dari tingkat keluarga, daerah dana asal daerah yang memiliki kelebihan dari berbagai dimensi serta mendukung cabang olahraga yang ditekuni dalam upaya mencapai prestasi pada event kejuaraan nasional maupun internasional seperti pada pekan olahraga mahasiswa nasional (POMNAS), pekan olahraga nasional (PON), Asian Games, Sea Games dan Olimpiade. Namun demikian, tujuan untuk mendapat medali sering terhambat oleh cedera, baik dalam proses latihan maupun saat

(6)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 964

bertanding. Berdasarkan keadaan tersebut, akhir-akhir ini berbagai jenis terapi masase telah diterapkan untuk meningkatakan prestasi atlet dengan tujuan mengurangi tingkat cedera ringan, dan stretching. Manfaat masase dapat membantu mempelancar peredaran darah,

mengurangi rasa nyeri, dan membantu

memposisikan pergeseran sendi akibat keseleo, sedangkan stretching dapat membantu otot tetap fleksibel serta mengurangi kekakuan dan kontraksi. Manfaat dari kedua terapi tersebut sangat membantu atlet dalam mengatasi gangguan cederanya, sehingga diharapkan dapat mencapai prestasi tinggi dalam setiap kejuaraan.

DAMPAK DAN PENGALAMAN

Pelaksanaan Coaching Clinic ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pengembangan pemahaman dari segi: 1) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keolahragaan seperti; (sudah mampu menghubungan antara kondisi fisik dengan teknologi peralatan latihan dan pengukuran kecabangan olahraga yang dituangkan dalam sebuah program latihan, 2) TIM kecabangan olahraga PON Bali sudah mampu membuat menu latihan kecabangan sesuai dengan penuhan gizi masing-masing, dan 3) tim kesehatan mampu memberian pertolongan pertama pada cedera riangan dalam olahraga sehingga tidak menjadi fatal dalam mendukung capaian prestasi atlet. SIMPULAN

Program Coaching Clinik, Pedampingan dan Penjgembangan SDM Implementasi Sport Science PON Bali 2021 (Program Latihan, Gizi Olahraga dan Sport Massage), membantu KONI Provinsi Bali, untuk meningkatkan profesionalisme kerja (melatih, dan berlatih) untuk mengantarkan KONI Provinsi Bali, lebih berkontrinusi dalam perkembangan dan kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

Rico-Sanz J. Body composition and nutritional assessments in soccer. International

Journal of Sport Nutrition. 1998;

8(2):113-123, dalam Anthropometric and physiological characteristics on Indian inter-university volleyball players, JOURNAL OF HUMAN SPORT & EXERCISE ISSN 1988-5202 © Faculty of Education. University of Alicante doi:10.4100/jhse.2010.53.09. Claessens AL, Lefevre J, Beunen G, Malina

RM. The contribution of anthropometric characteristics to performance scores in elite female gymnasts. Journal of Sports

Medicine and Physical Fitness. 1999;

39:355-360. Dalam Anthropometric and physiological characteristics on Indian inter-university volleyball players, JOURNAL OF HUMAN SPORT & EXERCISE ISSN 1988-5202 © Faculty of Education. University of Alicante doi:10.4100/jhse.2010.53.09).

Wilmore JH, Costill DL. Physiology of Sports

and Exercise. 2nd ed. Human Kinetics,

Champaign; 1999. Pp. 490-507. Dalam Anthropometric and physiological characteristics on Indian inter-university volleyball players, JOURNAL OF HUMAN SPORT & EXERCISE ISSN 1988-5202 © Faculty of Education.

University of Alicante

doi:10.4100/jhse.2010.53.09.

Bouchard C, Lortie G. Heredity and endurance performance. Sports Medicine. 1984; 1:38-64. Dalam Anthropometric and physiological characteristics on Indian inter-university volleyball players, JOURNAL OF HUMAN SPORT & EXERCISE ISSN 1988-5202 © Faculty of Education. University of Alicante doi:10.4100/jhse.2010.53.09.

Mcardle WD, Katch FI, Katch VL. Exercise

physiology: Energy, Nutrition and Human Performance. Lippincott Williams and Wilkins; 2001. Dalam Anthropometric and physiological characteristics on Indian inter-university volleyball players, JOURNAL OF HUMAN SPORT & EXERCISE ISSN 1988-5202 © Faculty of Education.

(7)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 965

University of Alicante

doi:10.4100/jhse.2010.53.09.

Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan

Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize. Online

(Jurnal ILARA, Volume II, Nomor 2, Juli

Gambar

Tabel 1: perolehan medali PON 2016
Gambar 1.  Proses dan Metode Kegiatan  Peserta  dalam  pelatihan  ini  adalah  seluruh  pelatihan atau perwakilan dari manajer masing  masing  cabang  olahraga  yangterlibat  aktif  di  TIM PON Bali 2021 Papua, yang berjumlah 23  orang
Gambar 3. Implementasi gizi olahraga  Proses  pembinaan  pretasi  olahraga  Bali  sudah  saatnya  melakukan  usahan  dan  pendekatan  dengan  penerapan  sport

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan yang dimaksud disini adalah ketelatenan yang intelektual yang baik dari pengguna game agar dapat membatasi dirinya dalam bermain game Kalangan anak SD

Metode kromatografi cair kinerja tinggi dalam menganalisis akri- lamida dalam keripik kentang memberikan kondisi optimum dengan menggunakan kolom C 18 , 25 cm x 4.6 mm, 5mm,

Kpt/6301/KPU-Kab/IX/2017 tentang Penetapan Persentase dukungan syarat dan Jumlah minimal syarat dukungan bakal pasangan calon perseorangan serta minimal sebaran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa atas lingkungannya terhadap perilaku konsumsi siswa dengan diintermediasi prestasi belajar ekonomi berpengaruh secara

pembahasan guna melengkapi penafsiran dan sistematika pembahasan. Dilihat dari segi umumnya, kitab Tafsir Surat al-Fa>tih{ah karya Aceng Zakaria ini memiliki metode dan

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan ibu dan pelaksanaan pemberian MP ASI dini dengan kejadian diare pada bayi

 Discount uang

Puji syukur kehadirat Tuhan Semesta Alam dan segala seluruh isinya atas izin dan rahmat yang diberikan, sehingga terlaksana dan terselesaikannya Tugas Akhir Perencanaan dan