• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Singkat Topik :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi Singkat Topik :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN DESA

Deskripsi Singkat Topik :

Pokok Bahasan : PEMBANGUNAN DESA

Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit.

Tujuan : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai

Pembangunan Desa.

Metode : Pembelajaran (ceramah, diskusi, tugas terstruktur)

1.1. KONSEP PEMBANGUNAN DESA

M

anusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki kodrat

manusiawi yang selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Sejak zaman prasejarah sampai zaman modern sekarang ini berbagai perubahan dan kemajuan telah dicapai umat manusia. Perubahan-perubahan yang dilakukan manusia pada awalnya didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan semakin majunya peradaban dan semakin kompleksnya kebutuhan manusia, maka dengan menggunakan kecerdasannya manusia selalu melakukan upaya-upaya tertentu. Pada hakekatnya upaya-upaya tersebut ditujukan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan. Keinginan untuk meraih sesuatu

(2)

yang lebih baik inilah yang menjadi energi (kekuatan) pendorong yang besar untuk selalu melakukan upaya-upaya perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan.

Upaya–upaya perubahan dan perbaikan untuk menuju dan meraih suatu keadaan yang lebih baik didasarkan pada norma-norma atau nilai-nilai tertentu. Dalam melakukan perubahan atau perbaikan tersebut tidak terlepas dari serangkaian kegiatan terencana, agar perubahan atau perbaikan yang dilakukan dapat mencapai sasaran dan tujuan yang telah digariskan dengan didukung oleh segenap potensi yang ada. Upaya perubahan atau perbaikan untuk menuju dan meraih keadaan yang lebih baik secara terencana berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai tertentu inilah yang disebut pembangunan.

Pembangunan dapat berlangsung dimana saja, pembangunan bukan monopoli masyarakat kota saja, bukan pula untuk kalangan tertentu saja. Akan tetapi pembangunan untuk semua masyarakat dan semua kalangan termasuk masyarakat pedesaan. Selain itu, pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau pihak-pihak tertentu saja. Akan tetapi pembangunan juga merupakan tanggung jawab bersama semua lapisan masyarakat. Oleh karenanya, partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan hal yang sangat penting.

Partisipasi berarti mengambil bagian, dalam artian ambil bagian dalam satu tahap atau lebih dari proses pembangunan. Secara definitif, yang dimaksud dengan partisipasi adalah kesediaan untuk ambil bagian dalam proses pembangunan (untuk membantu berhasilnya program pembangunan) sesuai kemampuan masing-masing baik dengan mengorbankan kepentingan pribadi atau tanpa mengorbankan kepentingan pribadi.

(3)

TB Simatupang dalam Khairuddin (1992) mengemukakan beberapa hal tentang partisipasi, sebagai berikut :

a. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang dijalankan bahu-membahu dengan saudara-saudara kita sebangsa setanah air untuk membangun masa depan bersama.

b. Partisipasi berarti sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama diantara semua warga yang mempunyai latar belakang kepercayaan beraneka ragam dalam dasar hak dan kewajiban yang sama untuk memberi sumbangan demi terbinanya masa depan yang lebih baik bagi bangsa kita.

c. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan rencana pembangunan. Partisipasi berarti member sumbangan agar dalam pengertian kita mengenai pembangunan, nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita mengenai keadilan social tetap dijunjung tinggi.

d. Partisipasi dalam pembangunan berarti ikut mendorong ke arah pembangunan yang serasi dengan martabat manusia dan berkeadilan sosial, dan memelihara alam sebagai lingkungan hidup manusia juga untuk kepentingan-kepentingan generasi-generasi yang akan datang.

Di masa depan bangsa Indonesia harus menggerakkan segenap potensi masyarakat dalam menggerakkan dan memacu pembangunan. Dimana salah satu bentuk artikulasi dari hal tersebut adalah pembangunan yang aspiratif yang diwujudkan dalam bentuk keterlibatan masyarakat yang lebih kental dan lebih mengedepan dalam upaya meningkatkan keberdayaan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

(4)

Desa merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang merupakan latar terdepan dalam keutuhan bangsa Indonesia. Maju atau tidaknya bangsa yang tercinta ini sangat ditentukan oleh maju atau tidaknya desa. Oleh karena itu, jika negara ini ingin maju, maka bangun (gerakkan pembangunan) di desa-desa. Artinya, bahwa pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dan pembangunan desa semestinya merupakan pembangunan yang menyangkut seluruh masyarakat desa, pada dasarnya adalah untuk kepentingan seluruh warga masyarakatnya.

1.2. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kegiatan yang terencana/terprogram dalam upaya perbaikan/perubahan untuk menuju keadaan yang lebih baik. Pembangunan adalah suatu usaha perubahan/ perbaikan ke keadaan yang lebih baik secara terencana/terprogram dengan mendayagunakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam berdasarkan norma-norma (nilai-nilai) tertentu, yaitu nilai-nilai (sosial budaya) lokal.

Pembangunan desa merupakan keseluruhan proses pembangunan yang berlangsung di pedesaan, dan merupakan sub sistem pembangunan nasional dan regional. Pembangunan desa mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat yang meliputi pembangunan fisik dan nonfisik dan bersifat multi sektoral.

(5)

Pengertian atau makna perencanaan belum tentu sama bagi setiap orang. Perencanaan bisa berarti suatu pekerjaan yang rumit penuh dengan kegiatan analisis yang memerlukan pemikiran yang serius dan keahlian tertentu. Namun, bagi sebagian orang perencanaan dapat pula berarti suatu pekerjaan yang mudah, sederhana dan sudah jelas urut-urutan kegiatannya. Secara sederhana, pada berbagai bidang pekerjaan perencanaan mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan untuk menetapkan tujuan, membuat dan memilih langkah-langkah (aktivitas) untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan dalam arti luas adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Perencanaan merupakan suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber daya yang ada agar efisien dan efektif. Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang akan dicapai, apa yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa.

Tarigan R. (2005) mengemukakan definisi perencanaan sebagai berikut : (1) Dalam definisi yang sangat sederhana, perencanaan adalah menetapkan

suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

(2) Dengan memperhatikan adanya faktor pembatas dalam mencapai tujuan. Karena adanya keterbatasan faktor-faktor produksi (sumber daya), sementara kita menginginkan kepuasan yang optimal dalam keterbatasan

faktor-faktor produksi tersebut. Pada tingkatan ini perencanaan

didefinisikan sebagai menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai setelah

(6)

memilih serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

(3) Dalam mencapai tujuan, selain keterbatasan faktor-faktor produksi, juga ada faktor lain berupa adanya luar yang turut berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut. Faktor tersebut bersifat eksternal yang diluar kendali kita. Misalnya adanya persaing dari daerah lain atau perusahaan lain dan sebagainya. Ini tentu berada di luar kendali kita untuk mengatur pihak pesaing. Dengan memperhatikan adanya faktor eksternal, pengertian

perencanaan di sini adalah menetapkan suatu tujuan setelah

memperhatikan faktor pembatas internal dan pengaruh eksternal, memilih serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

(4) Dalam tahapan yang lebih detail (rumit) perencanaan tidak hanya menganalisis faktor pembatas (internal) dan faktor eksternal yang turut berpengaruh. Akan tetapi juga melakukan peramalan. Dimana setelah menganalisis dan mengetahui kondisi saat ini, harus dibuat proyeksi atau peramalan atas berbagai variabel (internal dan eksternal) yang turut berpengaruh terhadap sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Pada tahap ini perencanaan dapat berarti mengetahui dan menganalisis kondisi saat

ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai serta mencari langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

(5) Definisi perencanaan sebaimana diuraikan diatas belum menyentuk faktor atau unsur wilayah di dalamnya. Dengan mengkaitkan unsur wilayah, maka

(7)

harus ditambahkan dengan unsur lokasi dimana perencanaan tersebut akan diterapkan. Di sini pengertian perencanaan adalah mengetahui dan

menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

Albert Waterson dalam Tjokroamidjojo (1991) mengemukakan bahwa perencanaan pembangunan adalah melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan dengan terus mengikuti/melakukan pengawasan agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan. Salah satu kegiatan penting dalam usaha pembangunan yang baik adalah perencanaan pembangunan.

Tujuan perencanaan pembangunan (termasuk perencanaan pembangunan desa) adalah :

 Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

 Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar wilayah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah, maupun antara desa dengan pemerintahan yang lebih atas;

 Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

(8)

 Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Dalam perencanaan pembangunan desa tidak dapat dilepaskan dari perencanaan strategis. Perencanaan strategis mengacu pada perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan yang memungkinkan tercapainya tujuan. Proses perencanaan strategis paling tidak mencakup tiga tahap, yaitu perumusan, pelaksanaan dan evaluasi (Fred R. David, 2004). Rencana strategis dibahas pada bab tersendiri dalam buku ini.

1.3. LATIHAN

1. Peserta pelatihan melakukan diskusi kelompok tentang pembangunan desa serta urgensi dan relevansinya terhadap kemajuan desa.

2. Peserta pelatihan secara individual ditugaskan untuk membuat paper tentang Pembangunan Desa dan Problematikanya.

Referensi

Dokumen terkait

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Kendala ini perlu ditindaklanjuti dengan melibatkan teknologi terpadu (penggunaan gelombang akustik untuk pembukaan stomata daun dan pemberian pupuk) akan memberikan

Lingkungan internal yang menjadi kekuatan KRB adalah (1) pusat konservasi ex-situ , (2) panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami, (3) KRB memiliki aksesbilitas tinggi

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Penegakan s Penegakan sanksi anksi pidana pidana pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun