BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Sejarah PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk
PT. Krakatau Steel secara formal didirikan pada tahun 1970 ketika pemerintah Indonesia mengeluarkan PP No. 35 tanggal 31 Agustus tahun 1970 yang menetapkan kelanjutan proyek Pabrik Baja Trikora dengan mengubahnya ke dalam bentuk badan hukum perseroan terbatas.
Gambar 4. 1 Bagan sejarah PT. Krakatau Steel
1962
• Dimulainya Proyek Baja Trikora bekerjasama dengan Uni Soviet1970
• PT. Krakatau Steel berdiri pada tanggal 31 Agustus melalui PP No. 35 th 1970
1977
• Pengoperasian fasilitas Bar Mill1979
• Pengoperasian Pabrik Besi Spons, Pabrik Billet Baja dan Pabrik Batang Kawat serta fasilitas infrastruktur
1983
• Pengoperasian Pabrik Slab Baja (SSP) 1 dan Pabrik Baja Lembaran Panas (HSM)
1991
• Pabrik Baja Lembaran Dingin (CRM) bergabung menjadi unit produksi PT Krakatau Steel
1993
• Pengoperasian HYL III dan SSP 21996
• Pemisahan beberapa unit PT Krakatau Steel sebagai anak perusahaan
4.1.1 Logo Perusahaan
Gambar 4. 2 Logo Perusahaan
Logo PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang didominasi warna merah dan hitam sebagai perlambang kekuatan akan produk baja. Dengan motto yaitu
Partnership for sustainable growth.
4.1.2 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan
PT. Krakatau Steel memiliki visi dan misi sebagai berikut : 1. Visi
perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. (An integrated steel company with competitive edges to grow
continuously toward a leading global enterprise).
2. Misi
Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa. (Providing the best-quality steel products and related services for
the prosperity of the nation).
3. Budaya Perusahaan
PT. Krakatau Steel yang merupakan salah satu perusahaan Strategis Nasional bidang Industri Baja, berupaya melakukan pembangunan budaya perusahaan sebagi salah satu kekuatan yang diharapkan mampu
meningkatkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu, melalui nilai-nilai budaya :
a) Competence
Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan.
b) Integrity
Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melaluiloyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan perusahaan.
c) Reliable
Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
d) Innovative
Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja diatas standar.
4.1.3 Target Perusahaan
Sasaran utama yang ingin dicapai oleh PT. Krakatau Steel yaitu : 1. Kepuasan Konsumen
3. Efisiensi segala bidang
4. Menciptakan sumber daya manusia yang professional
4.1.4 Lokasi dan Tata Letak Pabrik PT. Krakatau Steel
PT. Krakatau Steel terletak dikawasan industri Krakatau, tepatnya di Jalan Industri No. 5 PO BOX 14 Cilegon 42435. Kantor pusat PT. Krakatau Steel terletak di Wisma Baja Jalan Gatot Subroto Kavling 54 Jakarta.
Gambar 4. 4 Denah PT. Krakatau Steel
4.2 Struktur Organisasi
Berikut ini adalah gambaran dari struktur organisasi yang terdapat dalam PT. Krakatau Steel:
Direktur Utama
Direktur Logistik Direktur Produksi & Teknologi Direktur Pemasaran Direktur Keuangan Assisten to Direktur Utama Head Of Internal Audit Manager Health, Safety & Environtment General Manager Rolling Mill General Manager Iron & Steel Making
General Manager SCM & Quality Assurance General Manager Accounting General Manager Subsidiaries Company General Manager Sales General Manager Marketing General Manager Research & Technology Corporate Secretary General Manager Procurement General Manager Inventory & Master
Data General Manager Corporate Finance General Manager Central Maintenance & facilities Direktur SDM & Pengembangan Usaha General Manager Human Capital Planning & Development General Manager Security & General
Affair General Manager Program Management Office Manager Community Development Manager GCG & Risk Management
4.2.1 Divisi Teknik Industri / SCI (Supply Chain Improvement)
Divisi Teknik Industri / SCI (Supply Chain Improvement) merupakan bagian dari Direktorat Produksi. Divisi ini mempunyai tugas yang bersifat mendukung tercapainya program perusahaan dalam bidang peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Tugas-tugas tersebut antara lain :
1. Penetapan standar-standar produksi dan perawatan untuk sistem insentif, strategi planning, MPC, dan proses bisnis.
2. Evaluasi, penyempurnaan, dan implementasi sistem insentif.
3. Pengembangan strategi produksi, target, dan anggaran (Konsumsi Material).
4. Estimasi serta analisis biaya dan manfaat untuk informasi manajemen, penegembangan produk, pembelian peralatan, pemilihan material.
5. Analisis sistem dan pengembangan alternatif solusi untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan proses produksi.
Divisi ini dipimpin oleh seorang manager, dan divisi ini terbagi menjadi lima kelompok kerja, yaitu :
1. Peningkatan dan Standarisasi Kerja Flat Product (PSK- FP) 2. Peningkatan dan Standarisasi Kinerja Long Product (PSK-LP) 3. Sistem Pengendalian Managemen (SPM)
4. Optimalisasi Perawatan dan Prasarana (OPP) 5. Optimalisasi Operasi dan Penunjang (O2P)
4.3 Aktivitas Perusahaan
PT Krakatau Steel memiliki 6 unit produksi yang membuat PT Krakatau Steel menjadi satu-satunya pabrik baja yang terintegrasi di Indonesia. Keenam unit produksi PT Krakatau Steel saling mendukung guna menghasilkan berbagai jenis produk yang bervariasi. Enam unit produksi yang dimiliki PT Krakatau Steel:
1. Pabrik Besi Spons 2. Pabrik Billet Baja 3. Pabrik Batang Kawat 4. Pabrik Besi SLAB
5. Pabrik Hot Strip Mill (HSM) 6. Pabrik Cold Rolling Mill (CRM)
4.3.1 Alur Produksi Perusahaan
Berikut ini merupakan alur produksi dari PT. Krakatau Steel:
4.3.2 Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan diperlukan agar perusahaan terkelola dengan baik, di bawah ini adalah hal-hal yang masuk kedalam manajemen perusahaan:
4.3.2.1 Sistem Kepegawaian
Sistem Kepegawaian pada PT. Krakatau Steel: A. Status Kepegawaian
PT. Krakatau Steel memiliki dua macam status kepegawaian, yaitu : 1. Karyawan Organik
Karyawan yang telah diangkat sebagai karyawan tetap dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
2. Karyawan Non organik
Karyawan yang telah diangkat dalam jangka waktu tertentu, yang masuk di dalamnya ialah karyawan harian lepas, karyawan kontrak, dan karyawan honorer.
B. Jam Kerja
PT. Krakatau Steel adalah perusahaan dengan produksi kontinyu selama 24 jam, sehingga untuk mendapatkan hasil produksi yang berkualitas dan bermutu maka pengaturan kerja pegawai dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
Waktu kerja karyawan adalah 8 jam sehari, dimana waktu kerjanya adalah sebagai berikut :
a) Senin–Kamis: Pukul 08.00-16.30 dengan istirahat pukul 12.00-13.00 b) Jumat: Pukul 08.00-17.00 dengan istirahat pukul 11.30-13.00
Hari Sabtu dan Minggu adalah waktu libur bagi karyawan nonshift. 2. Karyawan Shift
Waktu kerja karyawan diatur secara bergiliran selama 24 jam kerja dengan pembagian masing tiga shift yang masing-masing shift berkerja selama 8 jam kerja sehari. Pembagian shift kerja antara lain :
a) Shift 1 : Pukul 06.00-14.00 b) Shift 2 : Pukul 14.00-22.00 c) Shift 3 : Pukul 22.00-06.00
4.3.2.2 Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup
Kebijakan perusahaan dalam bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan lingkungan Hidup diantaranya sebagai berikut:
1. Menekan serendah mungkin dampak negatif terhadap lingkungan dengan meminimasi limbah dan emisi serta penghematan energi dan sumber daya. 2. Mengembangkan semaksimal mungkin dampak positif terhadap
lingkungan dengan menigkatkan pemanfaatan dan daur ulang limbah. 3. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan
4. Meningkatkan kepedulian, pengetahuan, dan kemampuan karyawan dalam bidang lingkungan, keselamatan, dan kesehatan kerja melalui pelatihan internal dan eksternal.
4.4 Tinjauan Kegiatan Divisi CRM
Berikut adalah tinjauan kegiatan divisi CRM PT. Krakatau Steel:
4.4.1 Latar Belakang Divisi CRM
Cold Rolling Mill merupakan salah satu proses penipisan lembaran baja yang terdapat di PT. Krakatau Steel. Di mana prisnsip utama proses ini adalah dengan melewatkan lembaran baja pada roll penggiling untuk memperoleh ketebalan baja yang diinginkan tanpa proses pemanasan.
Pabrik CRM memilki proses pendinginan pada tandem Cold
Reduction Mill sampai dengan 92% dari ukuran ketebalan semula dari
HSM. Proses awal sebelum proses, baja dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan tangka yang berisi HCI dan kemudian proses pemanasan dengan menggunakan proses BAF dan CAL. Dibawah ini merupakan tugas penanganan pada pabrik CRM PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk yaitu :
1. Pickling (pengangkatan kotoran) 2. Cold Reduction (pengerollan dingin) 3. Cleaning (pembersihan permukaan) 4. Annealing (penghalusan butir)
5. Tempering (penghalusan permukaan) 6. Cutting (pemotongan)
7. Packaging (pengepakan)
Kapasitas terpasang pabrik ini adalah 950.000 ton per tahun dengan kemungkinan untuk ditingkatkan mencapai 1.500.000 ton per tahun untuk mmenuhi permintaan dalam negeri serta ekspor. Produk hasil dari CRM berupa CRC (Cold Rolling Coil) yang pada umumnya diperlukan untuk pembuata kaleng makanan dan minuman maupun bagian dari mobil dari part lain yang menggunakan baja tipis. Lini Proses Produksi pada Divisi CRM:
Berdasrkan alur produksinya, CRM menghasilkan 4 macam produk, yaitu: 1. Pickle and oil : CPL menggunakan prose akhir produksi.
2. As Rolled : TCM merupakan proses akhir tanpa melewati proses downstream selanjutnya.
3. Full Hard : Tidak melewati proses annealing(CAL/BAF) 4. Soft : melewati proses Annealing (CAL/BAF)
4.4.2 Unit-unit CRM dan Proses Produksi
Berikut ini adalah unit-unit dan alur proses produksi pada Cold Rolling Mill (CRM):
1. Continious Picking Line (CPL)
2. Continous Tandem Cold Mill (CTCM) 3. Electrolytic Cleaning Line (ECL) 4. Batch Annealing Furnace (BAF) 5. Continuous Annealing Line (CAL)
6. Temper Pass Mill (TPM) 7. Cold Rolling Finishing (CRF)
a. Preparation Line (PRP)
b. Recoiling Line (REC) c. Shearing Line
d. Slitting Line
4.4.2.1 Proses Pada Lini Recoiling (REC)
Merupakan unit terakhir proses produksi (Finish Product), ketebalan yang diproses dalam unit ini berkisar ≥ 0.60 mm dengan kapasitas 187.250 Ton/Tahun atau 15.604 Ton/Bulan. Di unit ini pula dilakakukan pengecekan/pemeriksaan coil baik ukuran (tebal, lebar), oiling, dan pemeriksaan lainnya untuk memastikan kalau spesifikasi coil sudah sesuai dengan spek yang diminta oleh konsumen. Jika sudah sesuai dengan spek yang diminta, coil tersebut dipacking kemudian dikirim ke Holding Area dan siap untuk dikirim.
Gambar 4. 7 Skema Proses Mill Recoiling Line (REC)
4.4.3 Produk dari CRM
Gambar 4. 8 Produk CRC (Cold Rolling Coil) dan CRS (Cold Rolling Sheet)
Baja lembaran dingin yang banyak dikenal dengan nama 'baja putih' ('white steel') adalah salah satu bentuk produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin. 'Baja putih' ini memiliki sifat tipikal yang berbeda secara signifikan dengan 'baja hitam' atau baja lembaran panas.
Baja lembaran dingin memiliki kualitas permukaan yang lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta mempunyai sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus. Baja dalam kategori ini umumnya dimanfaatkan dalam proses pembentukan karena material ini memiliki formability, weldability, dan kualitas roughness yang lebih baik. Baja putih ini juga dipakai untuk aplikasi dalam industri
galvanizing (zinc-coating), enamelware (porcelain-coating), dan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaleng makanan berlapis timah
Gambar 4. 9 Produk CRC (Cold Rolling Coil)
Untuk lembaran baja yang dikuatkan (annealed sheet), kisaran ketebalan baja putih yang dihasilkan Krakatau Steel adalah 0,20 hingga 3,00 mm, sedangkan untuk unannealed (dalam bentuk gulungan) ketebalan maksimumnya adalah 2,00 mm.
4.5 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah berupa keuntungan setiap produk berdasarkan kelompok produk di Recoiling (REC), waktu kecepatan produksi, ketersediaan dan kebutuhan bahan baku, total bahan baku yang tersedia, demand pada masing – masing produk, waktu operasi yang tersedia, dan data utilitas waktu lini REC – CRM tahun 2015. Berikut adalah hasil pengumpulan data yang telah dilakukan :
4.5.1 Keuntungan setiap produk Recoiling (REC)
Ada beberapa keuntungan dari setiap masing – masing produk di REC sebagai berikut :
Tabel 4. 1Keuntungan Tiap Masing – Masing Produk REC
Sumber: PT.Krakatau Steel (Persero).,Tbk
4.5.2 Data Waktu Mesin yang Tersedia
Data waktu mesin REC yang tersedia untuk digunakan berproduksi adalah sebagai berikut :
NO URAIAN SATUAN F/H Medium Heavy Mill Clean Clean Heavy
1 BIAYA PRODUKSI
Biaya Material USD/Ton 715,17 766,33 766,84
Biaya Variabel Konversi USD/Ton 46,34 64,73 65,07
Total Biaya Variabel USD/Ton 761,51 831,06 831,91
Biaya Tetap USD/Ton 30,31 30,31 30,31
Total Biaya Produksi USD/Ton 791,82 861,37 862,22 2 HARGA JUAL USD/Ton 848,27 918,09 927,46
Tabel 4. 2 Data Waktu Operasi REC pada Periode Tahun 2015
Sumber: PT.Krakatau Steel (Persero).,Tbk
4.5.3 Data Ketersediaan dan Kebutuhan Bahan Baku
Berikut adalah urian data ketersediaan dan kebutuhan bahan baku di REC yang berupa yield, kebutuhan bahan baku, dan bahan baku yang tersedia antara lain :
Tabel 4. 3 Data Ketersediaan dan Kebutuhan Bahan Baku
Sumber: PT.Krakatau Steel (Persero).,Tbk
BULAN WORKING TIME
(Menit) Januari 42.200 Februari 38.719 Maret 41.970 April 42.120 Mei 42.666 Juni 41.860 Juli 43.865 Agustus 42.255 September 40.298 Oktober 44.640 November 41.137 Desember 42.118 Rata-rata 41.987
4.5.4 Data Kecepatan Produksi Di REC
Data yang tersedia saat ini di CRM adalah data TPH (Ton Per
Hours) untuk masing-masing kelompok produk REC (F/H Medium, Heavy Mill Clean dan Clean Heavy), sehingga untuk menentukan waktu
kecepatan produksi REC (Ton per satuan waktu) diperoleh dengan membalikan satuan TPH menjadi Jam/Ton atau dalam tulisan ini satuanya dibuat menit/ton.
Data TPH seharusnya menggunakan data standard, tetapi mengingat saat ini ada dugaan data standard TPH di REC ada perubahan sesuai dengan performasi mesin REC, maka akan ditentukan TPH REC baru sesuai dengan data histori TPH masing-masing (F/H Medium, Heavy Mill
Clean dan Clean Heavy), TPH kelompok produk REC ditentukan dengan
menganalisis secara statistik dari histori data TPH, yaitu dengan menghitung rata-rata dari masing-masing TPH, menentukan keseragaman datanya dan menghitung jumlah kecukupan datanya dengan menggunakan tingkat katelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan (uraian perhitungan terlampir) diperoleh data waktu kecepatan produksi sebagai berikut :
Tabel 4. 4 Data Kecepatan Produksi Lini REC
4.5.5 Data Demand/Permintaan Pasar Produk REC
Data permintaan pasar produk REC periode tahun 2015 dan akan langsung dijadikan data rencana produksi adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 5 Data Demand Produk REC Periode Tahun 2015
Sumber: PT.Krakatau Steel (Persero).,Tbk
4.5.6 Ringkasan Hasil Pengumpulan Data
Ringkasan hasil pengumpulan data lini REC – CRM yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 6 Ringkasan Hasil Pengumpulan Data di Lini REC
4.6 Pengolahan Data
Dari keseluruhan data yang diperoleh, akan diformulasikan kedalam model program linier yang kemudian akan diselesaikan dengan metode simpleks.
X1 = F/H Medium X2 = Heavy Mill Clean X3 = Clean Heavy
Dari asumsi diatas dapat dibuat : 1. Model Fungsi Tujuan
Memaksimumkan Z = X1 + X2 + X3
2. Model kendala waktu produksi
2,71 X1 + 2,92 X2 + 2,94 X3 ≤ 41.987
3. Model kendala stock bahan baku produk F/H Medium
1,04X1 ≤ 11.579
4. Model kendala stock bahan baku produk Heavy Mill Clean
1,04X2 ≤ 4.843
5. Model kendala stock bahan baku produk Clean Heavy
1,04 X3 ≤ 1.387
6. Model kendala demand produk F/H Medium
X1 ≤ 12.913
7. Model kendala demand produk Heavy Mill Clean X2 ≤ 5.859
X3 ≤ 1.703
Dimana X1 , X2 , X3 ≥ 0
Sehingga model programma linier menjadi sebagai berikut : a) Memaksimumkan profit Z =56,45 X1 +56,72 X2 + 65,24 X3 b) Batasan (Constrain) 1) 2,71 X1 + 2,92 X2 + 2,94 X3 ≤ 41.987 2) 1,04 X1 ≤ 11.579 3) 1,04 X2 ≤ 4.843 4) 1,04 X3 ≤ 1.387 5) X1 ≤ 12.913 6) X2 ≤ 5.859 7) X3 ≤ 1.703 8) X1 , X2 , X3 ≥ 0
Keterangan: Untuk batasan bahan baku dibulatkan menjadi dua angka dibelakang koma saran dari sumber.
4.6.1 Langkah – langkah metode simpleks :
Langkah 1 : mengubah fungsi tujuan dan batasan – batasan a) Fungsi Tujuan
Z = X1 + X2 + X3 , menjadi
-56,45X1 -56,72X2 -65,24X3= 0
b) Fungsi Batasannya (diubah menjadi kesamaan & di tambah slack variabel) 1) 2,71 X1 + 2,92 X2 + 2,94 X3 + S1 =41.987 2) 1,04 X1 + S2 = 11.579 3) 1,04 X2 + S3 = 4.843 4) 1,04 X3 + S4 = 1.387 5) X1 + S5 = 12.913 6) X2 + S6 = 5.859 7) X3 + S7 = 1.703 X1,X2,X3 ,S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7 ≥ 0
Pada tabel simpleks pertama, dimana pada variabel X1, X2 dan X3 masing – masing memiliki nilai yang berbeda, pada dasarnya metode simpleks digunakan untuk menentukan mana yang diambil variabel dahulu untuk menentukan kolom kunci dengan melihat dari nilai (-) negatif yang terbesar. Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai negatifyang terbesar pada kolom X3 yaitu -65,24. Kolom kunci adalah kolom yang merupakan dasar untuk mengubah tabel simpleks. Slack variabel adalah tambahan yang mewakili tingkat pengangguran atau kapasitas yang merupakan batasan.
Tabel 4. 8 Memilih Baris Kunci dan Kolom Kunci
Pada tabel ini dapat diketahui bahwa baris kunci adalah baris yang merupakan dasar untuk mengubah tabel simpleks, dengan cara mencari indeks tiap – tiap baris dengan membagi nilai – nilai pada kolom NK dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci. Pada baris batasan Z tabel diatas besarnya indeks sebesar = 0/(-65,24) = 0. Pada baris batasan S1 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 41.987/2,94 = 14.258. Pada baris batasan S2 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 11.579/0 = (~). Pada baris batasan S3 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 4.843/0 = (~). Pada baris batasan S4 tabel diatas besarnya indeks
sebesar = 1.387/1,04 = 1.328. Pada baris batasan S5 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 12.913/0= (~). Pada baris batasan S6 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 5.859/0 = (~). Pada baris batasan S7 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 1.703/1 =1.703. Dengan hasil ini, maka didapat baris kunci dengan melihat nilai indeks positif yang paling terkecil yaitu pada baris batasan ke S4 dengan nilai indeksnya sebesar 1.328.
Tabel 4. 9 Mengubah Nilai – Nilai Baris Kunci pada Tabel simpleks pertama
Pada tabel ini nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan nilai pivot yang ditandai,dan bisa dilihat pada tabel diatas. Pada bagian barisan S4 diganti dengan Variabel X3, karena pada kolom Variabel X3 yang sebagai kolom kunci dengan hasil nilai indeksnya negatif terbesar. Apabila ingin menentukan kolom baru, harus terlebih dahulu mencari nilai di barisan X3 dengan menghitung setiap masing – masing barisannya dengan tiap baris dibagi nilai pivot.
Tabel 4. 10 Nilai Baru Tabel pertama pada Barisan (Z)
Pada tabel ini didapat hasil nilai baru pada barisan Z, dengan cara perhitunganya adalah baris lama – (koefisien pada kolom kunci) x nilai baru baris
X3 0 0 0 1 0 0 0 0,96 0 0 0 1.328,03
NK
S3 S4
kunci. Sehingga didapat hasil nilai baru pada kolom Z sampai dengan kolom S7 seperti tabel diatas. Maka di dapat nilai pada kolom NK di barisan nilai baru adalah
Tabel 4. 11 Nilai Baru Tabel Pertama pada Barisan (S1)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 38.076,37.
Tabel 4. 12 Nilai Baru Tabel Pertama pada Barisan (S2)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 11.578,75.
Tabel 4. 13 Nilai Baru Tabel Pertama pada Barisan (S3)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 4.843,01.
Tabel 4. 14 Nilai Baru Tabel Pertama pada Barisan (X3)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 1.328,03.
Tabel 4. 15 Nilai Baru Tabel Pertama pada Barisan (S5)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 12.912,58
Tabel 4. 16 Nilai Baru Tabel Pertama pada Barisan (S6)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 5.858,69.
Tabel 4. 17 Nilai Baru Tabel Pertama pada Barisan (S7)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 374,94.
Tabel 4. 18 Nilai Baru pada Tabel Simpleks Iterasi Kedua
Pada tabel ini cara perhitungan mencari nilai indeks sama dengan cara perhitungan pada tabel – tabel sebelunya diatas yaitu dengan membagi Nilai Kolom (NK) setiap barisnya dengan Nilai Kolom Kunci yaitu pada kolom X2, karena pada kolom X2 terdapat nilai negatif yang paling besar yaitu sebesar -56,72. Maka dapat ditentukan nilai baru pada tabel kedua adalah pada bagian kolom X2 dengan ditandai warna /diblok untuk mengetahui kolom kunci, dan
pada nilai indeks dapat diketahui hasil dari perhitungan seperti tabel – tabel sebelumnya diatas. Pada baris batasan Z tabel diatas besarnya indeks sebesar = 86.640,93/(-56,72) = -1.527,52. Pada baris batasan S1 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 38.076,37/2,92 = 38.076,37. Pada baris batasan S2 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 11.578,75/0 = (~). Pada baris batasan S3 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 4.843,01/1,04 = 4.661,60. Pada baris batasan X3 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 1.328,03/0 = (~). Pada baris batasan S5 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 12.912,58/0 = (~). Pada baris batasan S6 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 5.858,69/1 = 5.858,69. Pada baris batasan S7 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 374,94/0 = (~).Maka didapatkan hasil nilai indeks positif yang paling terkecil pada baris batasan S3 adalah sebesar 4.661,60.
Tabel 4. 19 Mengubah Nilai – Nilai Baris Kunci pada Tabel Simpleks Kedua
Pada tabel ini nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan nilai pivot yang ditandai, dan bisa dilihat pada tabel diatas. Pada bagian barisan S3 diganti dengan Variabel X2, karena pada kolom Variabel X2 yang sebagai kolom kunci didapat hasil nilai indeks positif terkecil. Apabila ingin menentukan kolom baru, harus terlebih dahulu mencari nilai di barisan X2 dengan menghitung setiap masing – masing barisannya dengan tiap baris dibagi nilai pivot.
X2
0
0
1
0
0
0 0,962542 0
0
0
0
4.661,60
NK
S3
S4
Tabel 4. 20 Nilai Baru pada Tabel Simpleks Kedua Barisan (Z)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 351.046,60.
Tabel 4. 21 Nilai Baru Tabel Kedua pada Barisan (S1)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 24.454,36.
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 11.578,75.
Tabel 4. 23 Nilai Baru Tabel kedua pada Barisan (X2)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 4.661,60.
Tabel 4. 24 Nilai Baru tabel Kedua pada Barisan (X3)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 1.328,03.
Tabel 4. 25 Nilai baru Tabel Kedua pada Barisan (S5)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 12.912,58.
Tabel 4. 26 Nilai Baru pada Tabel kedua Barisan (S6)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 1.197,10.
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 374,94.
Tabel 4. 28 Nilai Baru pada Tabel Simpleks Iterasi Ketiga Baru
Pada nilai baru pada tabel simpleks ketiga ini, cara perhitungan mencari nilai indeks sama dengan cara perhitungan pada tabel – tabel sebelumnya yaitu dengan membagi Nilai Kolom (NK) setiap barisnya, lalu didapatkan kolom kunci pada kolom X1, karena pada kolom X1 terdapat nilai negatif yang paling besar yaitu sebesar -56,45. Maka dapat ditentukan nilai baru pada tabel ketiga adalah pada bagian kolom X1 dengan ditandai warna /diblok untuk mengetahui kolom kunci, dan pada nilai indeks dapat diketahui hasil dari perhitungan seperti tabel – tabel sebelumnya. Pada baris batasan Z tabel diatas besarnya indeks sebesar = 351.046,60/(-56,45) = -6.218,72. Pada baris batasan S1 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 24.454,36/2,711174754 = 9.019,84. Pada baris batasan S2 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 11.578,75/1,036096844 = 11.175,36. Pada baris batasan X2 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 4.661,60/ = (~). Pada baris
batasan X3 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 1.328,03/0 = (~). Pada baris batasan S5 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 12.912,58/1 = 12.912,58. Pada baris batasan S6 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 1.197,10/0= (~). Pada baris batasan S7 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 374,94/0 = (~).Maka didapatkan hasil nilai indeks positif yang paling terkecil pada baris batasan S1 adalah sebesar 9.019,84.
Tabel 4. 29 Mengubah Nilai – Nilai Baris Kunci pada Tabel Simpleks Ketiga
Pada tabel ini nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan nilai pivot yang ditandai, dan bisa dilihat pada tabel diatas. Pada bagian barisan S1 diganti dengan Variabel X1, karena pada kolom Variabel X1 yang sebagai kolom kunci didapat hasil nilai indeksnya yang positif terkecil. Apabila ingin menentukan kolom baru, harus terlebih dahulu mencari nilai di barisan X1 dengan menghitung setiap masing – masing barisannya dengan tiap baris dibagi nilai pivot.
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 860.216,59.
Tabel 4. 31 Nilai Baru pada tabel ketiga Barisan (X1)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 9.019,84.
Tabel 4. 32 Nilai Baru pada Tabel ketiga Barisan (S2)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 2.233,32.
Tabel 4. 33 Nilai Baru pada Tabel ketiga Barisan (X2)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 4.661,60.
Tabel 4. 34 Nilai Baru pada Tabel Simpleks ketiga Barisan (X3)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 1.328,03.
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 3.892,74.
Tabel 4. 36 Nilai Baru pada Tabel Simpleks ketiga Barisan (S6)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 1.197,10.
Tabel 4. 37 Nilai Baru pada Tabel Simpleks Ketiga Barisan (S7)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 374,94.
Tabel 4. 38 Nilai Baru pada Tabel Simpleks Iterasi ke Empat Baru
Pada nilai baru pada tabel simpleks ke empat ini, cara perhitungan mencari nilai indeks sama dengan cara perhitungan pada tabel – tabel sebelumnya yaitu dengan membagi Nilai Kolom (NK) setiap barisnya, lalu didapatkan kolom kunci pada kolom S3, karena pada kolom S3 terdapat nilai negatif yang paling besar yaitu sebesar -3,96889. Maka dapat ditentukan nilai baru pada tabel ke empat adalah pada bagian kolom S3 dengan ditandai warna /diblok untuk mengetahui kolom kunci, dan pada nilai indeks dapat diketahui hasil dari perhitungan seperti tabel – tabel sebelumnya. Pada baris batasan Z tabel diatas besarnya indeks sebesar = 860.216,59/(-3,96889) = -216.740,08. Pada baris batasan X1 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 9.019,84/(-1,03745) = -8.694,21. Pada baris batasan S2 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 2.233,32/1,074902 = 2.077,70. Pada baris batasan X2 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 4.661,60/0,962542 = 4.843,01. Pada baris batasan X3 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 1.328,03/0 = (~). Pada baris batasan S5 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 3.892,74/1,307454 = 3.752,20. Pada baris batasan S6 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 1.197,10/(-0,96254) = -1.243,68. Pada baris batasan S7 tabel diatas besarnya indeks sebesar = 374,94/0= (~).Maka didapatkan hasil nilai indeks positif yang paling terkecil pada baris batasan S2 adalah sebesar 2.077,70.
Tabel 4. 39 Mengubah Nilai – Nilai Baris Kunci pada Tabel Simpleks ke Empat
Pada tabel ini nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan nilai pivot yang ditandai, dan bisa dilihat pada tabel diatas. Pada bagian barisan S2 diganti dengan Variabel S3, karena pada kolom Variabel S2 yang sebagai kolom kunci didapat hasil nilai indeksnya yang positif terkecil. Apabila ingin menentukan kolom baru, harus terlebih dahulu mencari nilai di barisan S3 dengan menghitung setiap masing – masing barisannya dengan tiap baris dibagi nilai pivot.
Tabel 4. 40 Nilai Baru pada Tabel Simpleks ke Empat Barisan (Z)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 868.463.
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 11.175.
Tabel 4. 42 Nilai Baru pada Tabel Simpleks ke Empat Barisan (S3)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 2.078.
Tabel 4. 43 Nilai Baru pada Tabel Simpleks ke Empat Barisan (X2)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 2.662.
Tabel 4. 44 Nilai Baru pada Tabel Simpleks ke Empat Barisan (X3)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 1.328.
Tabel 4. 45 Nilai Baru pada Tabel Simpleks ke Empat Barisan (S5)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 1.737.
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 3.197.
Tabel 4. 47 Nilai Baru pada Tabel Simpleks ke Empat Barisan (S7)
Pada tabel ini, cara perhitungannya sama dengan tabel – tabel sebelumnya diatas, dengan rumus baris lama – ( koefisien pada kolom kunci ) x nilai baru baris kunci, sehingga didapatkan hasil tiap masing – masing pada barisan nilai baru dan didapatkan hasil nilai NK (nilai kolom) sebesar 375.
Tabel 4. 48 Hasil Akhir Perhitungan Menggunakan Metode Simpleks
Pada tabel 4.48, dapat diketahui hasil dari perhitungan akhir dari tabel simpleks yang pertama sampai tabel simpleks yang ke lima dengan menggunakan metode simpleks yang mencari nilai optimal pada produk di lini proses Recoiling
line (REC). Dengan melihat pada barisan Z, itu tidak ada lagi nilai yang negatif
(semuanya positif) maka dari itu perhitungan apabila sudah bernilai positif semua, itu sudah mendapatkan nilai yang optimal pada produk di lini proses Recoiling
line (REC).
Pada di kolom NK (Nilai Kolom) itu adalah hasil akhir dari perhitungan dengan menggunakan metode simpleks, yaitu hasil pada barisan X1 adalah sebesar 11.175 ton/bulan pada barisan X2 adalah sebesar 2.662 ton/bulan dan pada barisan X3 adalah sebesar 1.328 ton/bulan. Pada barisan fungsi tujuan Zmax (jumlah dari Variabel 56,45X1 + 56,72X2+65,24X3) adalah sebesar $868.463 per
bulan di dapat hasil keuntungan biaya pada di lini proses Recoiling (REC) Line di pabrik CRM.