• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Rencana Pengembangan Energi Terbarukan di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Rencana Pengembangan Energi Terbarukan di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2013"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Rencana Pengembangan Energi

Terbarukan di Kabupaten Bandung

Tahun Anggaran 2013

(2)

Maksud dan Tujuan

• Maksud dari Kegiatan ini adalah untuk memberikan landasan terarah untuk Pengembangan Energi Terbarukan di Kabupaten Bandung yang terintegrasi dan memberi pengaruh terhadap peningkatan ekonomi wilayah Kabupaten Bandung

• Tujuannya adalah merumuskan konsep, strategi, dan program Pengembangan Energi Terbarukan yang terintegrasi di Kabupaten Bandung, dan dapat digunakan sebagai pedoman oleh pemerintah maupun stakeholder lainnya dalam upaya pengembangan Energi Terbarukan di Kabupaten Bandung.

(3)

- Energi Solar/Surya - Energi Angin

- Energi Biomassa - Energi Biofuel - Tenaga Air

- Energi Panas Bumi - Energi Pasang Surut - Energi Ombak

(4)

Pengembangan Energi Matahari :

• Lampu penerangan jalan dan lingkungan; • Penyediaan listrik untuk rumah peribadatan. • Penyediaan listrik untuk sarana umum.

• Penyediaan listrik untuk sarana pelayanan kesehatan

• Penyediaan listrik untuk Kantor Pelayanan Umum Pemerintah. • Untuk pompa air (solar power supply for waterpump) yang

digunakan untuk pengairan irigasi atau sumber air bersih (air minum).

(5)

• Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir atau air terjun. Air yang mengalir ke puncak baling-baling atau baling-baling yang ditempatkan di sungai, akan menyebabkan baling-baling bergerak dan menghasilkan tenaga mekanis atau listrik.

(6)

Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam Bumi. Pusat Bumi cukup panas untuk melelehkan bebatuan. Tergantung pada lokasinya, maka suhu Bumi meningkat satu derajat Celsius setiap penurunan 30 hingga 50 m di bawah permukaan tanah. Suhu Bumi 3000 meter di bawah permukaan cukup panas untuk merebus air. Kadang-kadang, air bawah tanah merayap mendekati bebatuan panas dan menjadi sangat panas atau berubah menjadi uap.

(7)

Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakkan volume air yang sangat banyak saat tingkat airlaut naik dan turun di sepanjang garis pantai. Energi air pasang bias dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik tenaga air tetapi dalam skala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa ditahan di belakang bendungan. Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian air antara air pasang yang ditahan di bendungan dan air laut, dan air laut di belakang bendungan bisa mengalir melalui turbin yang berputar, untuk menghasilkan listrik

(8)

PELUANG PENGEMBANGAN

ENERGI TERBARUKAN

(9)

Pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024

(10)

1. Energi setempat (local energy/isolated), yaitu potensi energi yang hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi setempat (lokal);

2. Energi yang diperjualbelikan (tradable energy/on grid), yaitu potensi energi yang pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan energi setempat dan apabila ada kelebihan energi (excess power) dapat dijual ke pihak lain melalui interkoneksi.

(11)

Sumber Tenaga Air

No No Pos Duga Air DAS Desa Kecamata Kabupaten LS BT

1 02-016-04-02 Citarum Nanjung Marga asih Bandung 6 56' 30'' 107 32' 10'' 2 02-016-04-09 Citarum Dayeuhkolot Dayeuhkolot Bandung 6 59' 05'' 107 36' 59'' 3 02-016-05-02 Citarum Majalaya Majalaya Bandung 7 03' 02'' 107 45' 23'' 4 02-016-04-12 Citarik Bd Cangkuang Cicalengka Bandung 6 58' 06'' 107 50' 25'' 8 02-016-02-07 Cirasea Cengkrong Ciparay Bandung 7 03' 32'' 107 42' 27'' 9 02-016-03-03 Cisangkuy Pataruman Pangalengan Bandung 7 06' 35'' 107 32' 50'' 10 02-016-03-01 Cisangkuy Kamasan Banjaran Bandung 7 02' 45'' 107 34' 39'' 11 02-016-03-02 Ciwidey Cukang genteng Cisondari Bandung 7 04' 13'' 107 29' 21''

(12)

Secara umum rata-rata potensi estimasi energi matahari sepanjang tahun yang dapat dihasilkan di daerah Jawa Barat bagian Utara lebih besar dibandingkan daerah selatan, rata-rata energi maksimal yang dapat dihasilkan adalah sekitar 0,55 kWh/m2/jam. (“Yunandra Ingria – Program Studi Kebumian ITB)

(13)

Potensi sumber energi biogas, dapat dilihat dari target perkembangan populasi ternak yang ada di kabupaten Bandung sampai tahun 2015.

Sumber Biogas

Target Populasi ternak Kabupaten Bandung tahun 2011 s/d 2015 (ekor) No Jenis Ternak

2011 2012 2013 2014 2015 Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target 1 Sapi Perah 31,227 36,403 37.495 31,937 38.620 39.392 40.968 2 Sapi Potong 17,997 36,849 37.677 28,067 38.544 39.315 40.887

(14)

Sumberdaya geothermal terdapat di 4 (empat) lokasi yaitu di Kamojang di Kec. Ibun dan paseh sebesar 855 MW, di Wayangwindu di kec Pangalengan, Cimaung dan pacet sebesar 460 MW, Patuha di kec. Pasirjambu dan rancabali sebesar 706 MW dan di Cibuni kec. Rancabali dan dan Ciwidey sebesar >50 MW

(15)

• Penanaman jarak pagar (Jatropha curcas) di kabupaten Bandung sebagian besar diusahakan oleh swasta dan sebagian kecil adalah perkebunan percontohan milik instansi pemerintah.

• Kabupaten Bandung memiliki lokasi-lokasi yang layak untuk dibudidayakan tanaman jarak pagar seluas 122.950 ha atau 41,94% dari luas wilayah kab bandung, dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di lokasi pembibitan dan budidaya tanaman jarak pagar rendah dan miskin ( Analisis Sosisl ekonomi dan budidaya jarak pagar- Iskandar MP, Rina MM, dan Sustrisno T)

(16)

• Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki potensi di Bidang Pertanian. Hasil-hasil yang telah dicapai sub fungsi Pertanian, Kehutanan dan Perikanan selama tahun 2001 s/d 2004 antara lain adalah meningkatnya produksi komoditi tanaman pangan dan hortikultura, produksi peternakan dan perikanan. Pada tahun 2004, tercatat produksi sejumlah

• komoditi tanaman pangan dan hortikultura sayuran dan perkebunan adalah sebagai berikut : jagung 82.119 ton, ubi kayu 139.469 ton, dan kelapa 1.411 ton.

(17)

Berdasarkan topografinya, sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung merupakan pegunungan atau daerah perbukitan dengan ketinggian bervariasi antara 500 m hingga 1.812 m di atas permukaan laut. Lokasi geografis yang berada di dataran tinggi tersebut menjadikan iklim Kabupaten Bandung cenderung sejuk dengan suhu berkisar antara 120 C hingga 240 C

(18)

Pengamatan

Lokasi Survey Kecepatan Angin

N o Lokasi Kecepatan Rata-rata (m/s) Lokasi Pegamatan 1 Cileunyi 0,888 802901 9235739 2 Cilengkrang 0,975 802768 9236547 3 Cicalengka 2,975 814044 9228350 4 Nagreg 4,175 817071 9224254 5 Cikancung 3,000 811424 9222898 6 Rancaekek 3,288 805419 9230113 7 Solokanjeruk 3,250 803878 9225252

(19)

PEMANFAATKAN ENERGI

TERBARUKAN

(20)

Desa Sadu Kec.Soreang Sungai : Ciwidey Debit : 1050 lt/s Head : 12 m Potensi : 90,850 kW Desa Buninagara Kec. Kutawaringin Sungai : Ciwidey Debit : 900 lt/s Head : 21 m PLTMH

Data Hasil Pra FS Tahun 2012

Desa Cipinang Kec. Cimaung Sungai : Cisangkuy

Debit : 2850 lt/s Head : 10 m

Potensi : 205,495 kW

Desa Jatisari Kec. Cangkuang Sungai : Cisangkuy

Debit : 560 lt/s Head : 4 m

(21)

• Pengembangan PLTS baik tersebar dan komunal disesuaikan dengan kebutuhan dan pola pemukiman daerah tersebut. Misalnya PLTS komunal lebih tepat diimplementasikan di daerah dengan pola pemukiman mengumpul (cluster), sedangkan PLTS tersebar lebih cocok untuk daerah dengan pola pemukiman yang terpencar.

(22)

PLTA

Kecamatan V(Z) ρ FPE P (Watt/m2)

Cileunyi 0,888 1,116 1,4 0,547017 Cilengkrang 0,975 1,116 1,4 0,724063 Cicalengka 2,975 1,116 1,4 20,56947 Nagreg 4,175 1,116 1,4 56,85016 Cikancung 3 1,116 1,4 21,0924 Rancaekek 3,288 1,116 1,4 27,76884 Solokanjeruk 3,25 1,116 1,4 26,81713

(23)
(24)

PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) No Panas Bumi Potensi Geothermal(MW) 1 Kamojang 855 2 Wayang windu 460 3 Patuha 706 4 Cibuni 50

(25)

Biofuel

Kabupaten Bandung memiliki lokasi-lokasi yang layak untuk dibudidayakan tanaman jarak pagar seluas 122.950 ha atau 41,94% dari luas wilayah kab bandung, ( Analisis Sosisl ekonomi dan budidaya jarak pagar- Iskandar MP, Rina MM, dan Sustrisno T)

Peluang pengembangan Biofuel di Kab. Bandung adalah :

Crude Jatropha Oil => 122.950 x 2100 Kg = 258195 Ton

(26)

TARGET PENGEMBANGAN

ET

(27)

Berdasarkan proyeksi pemanfaatan energi terbarukan pada sub bab, target pengembangan energi terbarukan kabupaten bandung adalah :

Tabel 26. Target Pengembangan Energi Terbarukan (dalam SBM) Jenis Energi

2010 2015 PLTH 71 MW 78 MW PLTS - - Biogas 10,396 mw 15,0177 MW PLTP 2071 mw - Biofuel - - SKEA - -

(28)

a. Membentuk dan menjalankan kelembagaan pelaksana; b. Menyusun dan menerapkan skema pendanaan;

c. Menyiapkan sumber daya manusia dan teknologi; d. Menyusun rencana detail implementasi.

(29)

A. Kelembagaan Pelaksanaan

Pembentukan Forum Ketenagalistrikan dan Energi Daerah (FORKENDA) Kabupaten Bandung

• Nama lembaga : Tim Pengembangan Energi Terbarukan • Pembina : Bupati kab. Bandung

• Ketua Umum : Bappeda Kabupaten Bandung

• Ketua Harian : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bandung

(30)

B. Skema Pendanaan

Mengingat biaya teknologi pemanfaatan energi terbarukan yang masih tinggi, diperlukan sharing pendanaan antara Pemerintah/Pemerintah Daerah melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan pihak swasta/IPP.

(31)

C. Menyiapkan sumber daya manusia dan teknologi

Dalam rangka mengidentifikasi dan menyediakan sumber daya manusia dan teknologi yang dibutuhkan untuk mencapai target pengembangan energi terbarukan, langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a. Meningkatkan kompetensi SDM daerah di bidang energi terbarukan melalui pendidikan dan latihan teknis yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan dan latihan yang sesuai dan terakreditasi;

b. Menyediakan dana Comdev di bidang energi terbarukan untuk mendidik SDM daerah di wilayah proyek energi yang bersangkutan;

c. Meningkatkan kualitas SDM dilakukan secara berkesinambungan sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi khususnya bidang energi terbarukan;

d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi energi terbarukan untuk

menjamin keberlanjutan ketersediaan energi;

e. Melaksanakan penelitian energi yang ditekankan pada penelitian terapan sebagai tindak lanjut dari penelitian yang ada dengan cara bekerja sama antara lembaga penelitian baik dalam dan luar negeri seperti ITB (Institut Teknologi Bandung), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), Pusair (Puslitbang Air Kementerian Pekerjaan Umum) dan P3TKEBT (Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan).

(32)

D. Menyusun rencana detail implementasi

a. PLTM

1) Mendorong implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau

minihydro untuk memperbaiki tingkat bauran energi yang dikelola oleh PLN; 2) Meningkatkan unsur Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada

keseluruhan komponen pembangkit;

3) Pihak swasta yang terlibat dalam pembangunan PLTA/minihydro berkewajiban untuk melaksanakan program Coorporate Social

Responsibility (CSR) bagi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar

pembangkit;

4) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;

5) Dukungan pemerintah dalam bentuk pendanaan dapat diberikan dalam bentuk kebijakan feed in tariff, kredit investasi dan pembebasan pajak impor.

(33)

b. PLTMH

1) Melakukan inventarisasi dan identifikasi pemanfaatan energi air skala kecil, mikro dan mini hidro khususnya bagi masyarakat pedesaan dan daerah

terpencil;

2) Meningkatkan kegiatan studi kelayakan/detail engineering design di lokasi-lokasi yang potensial untuk pembangunan mikrohidro;

3) Mendorong pembangunan mikrohidro off grid di daerah-daerah yang belum terjangkau listrik PLN untuk meningkatkan rasio elekrifikasi;

4) Mendorong penelitian dan pengembangan serta pabrikasi lokal komponen pembangkit microhydro;

5) Pemberdayaan komunitas lokal untuk kegiatan produktif yang berpeluang meningkatkan taraf penghasilan yang melibatkan peran dari berbagai

pihak/instansi terkait;

6) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;

7) Dukungan pemerintah dalam bentuk pendanaan dapat diberikan dalam bentuk kebijakan feed in tariff dan kredit investasi.

(34)

c. PLTS

1) Pemberian bantuan SHS dan PLTS terpusat dilakukan di daerah-daerah yang tidak memiliki potensi energi setempat lain untuk dikembangkan;

2) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;

3) Dukungan pemerintah dalam bentuk pendanaan dapat

diberikan dalam bentuk kebijakan feed in tariff, kredit investasi dan pembebasan pajak impor.

(35)

d. PLTP

1) Melakukan inventarisasi dan evaluasi potensi melalui eksplorasi secara intensif untuk merubah status potensi sumberdaya spekulatif dan hipotetik menjadi cadangan terduga, mungkin dan terbukti;

2) Pengembangan potensi panas bumi baik untuk pemanfaatan langsung (pengeringan hasil pertanian dan lain-lain) dan tidak langsung

(pembangkitan listrik);

3) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil yang pembiayaannya dapat berasal dari pemerintah, IPP dan koperasi

lokal;

4) Pemerintah berkontribusi secara tidak langsung melalui pemberian subsidi tarif dan kredit investasi yang ditetapkan melalui kebijakan feed in tariff dan subsidi pendanaan;

5) Meningkatkan unsur Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada keseluruhan komponen pembangkit;

6) Menciptakan kondisi yang kondusif bagi investor pengembangan energi panas bumi.

(36)

e. Biogas

1) Melakukan indentifikasi desa/dusun yang siap untuk pembangunan biogas;

2) Berkoordinasi secara intensif dengan pihak pengembang biogas seperti Hivos;

3) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;

4) Dukungan pemerintah dalam bentuk pendanaan dapat

diberikan dalam bentuk subsidi pembangunan, kredit investasi dan pembebasan pajak impor.

(37)

e. Biogas

1) Melakukan indentifikasi desa/dusun yang siap untuk pembangunan biogas;

2) Berkoordinasi secara intensif dengan pihak pengembang biogas seperti Hivos;

3) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;

4) Dukungan pemerintah dalam bentuk pendanaan dapat

diberikan dalam bentuk subsidi pembangunan, kredit investasi dan pembebasan pajak impor.

(38)

f. Biofuel

1) Membuat regulasi mengenai tata niaga dan pasar biofuel oleh pemerintah; 2) Meningkatkan pengembangan pemanfaatan tanaman jarak (Jatropha

Curcas) sebagai bahan bakar lain untuk pembangkit tenaga listrik dan

bahan bakar memasak rumah tangga;

3) Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang upgrading kualitas biofuel, pengkajian dan penerapan blending dan sistem budidaya bahan baku jarak pagar;

4) Implementasi program terpadu dimulai dari sistem budidaya jarak pagar yang baik hingga pemanfaatan biofuel di sisi hilir untuk menjamin

kontinuitas bahan baku;

5) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;

(39)

g. PLT Biomassa

1) Pemanfaatan biomassa dengan bahan bakar kayu hasil hutan wajib

memperhatikan konsep pemberdayaan hutan produksi yang berkelanjutan; 2) Mensosialisasikan secara intensif kepada masyarakat mengenai

penggunaan limbah pertanian seperti tempurung kelapa dan sekam padi sebagai bahan bakar untuk membangkitkan listrik;

3) Menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman;

(40)

KESIMPULAN

&

(41)

1. Potensi Energi Biogas terdapat pada daerah yang memiliki ternak yang banyak, yang mana sumber utama dari energi ini, adalah kotoran Hewan. Penyebaran dan besarnya energi yang dihasilkan dapat dilihat pada sub bab V, bagian Energi Biogas. Dilihat dari besarnya daya yang dihasilkan dapat menjadi alternatif energi yang dapat digunakan masyarakat. Peningkatan ekonomi, serta pelestarian lingkungan dapat tercipta, dikarenakan energi ini, hanya menggunakan kotoran hewan dan sisanya dapat di gunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman

2. Potensi Eneri Mikro Hidro, terdapat pada daerah yang mana dilalui saluran sungai, yang mana saluran ini tidak boleh kering meskipun pada musim kemarau. Sumber energi yang dihasilkan menjanjikan juga, bisa dilihat di sub bab sebelumnya. Untuk menghindari pengrusakan lingkungan, karena pembuatan saluran untuk jatuhnya air ke turbin, diusahakan meminimalis, pengrusakan, dan jika terjadi harus dilakukan rehabilitasi lingkungan.

(42)

3. Potensi Energi Angin dan Matahari, terdapat di seluruh wilayah kab. Bandung, terutama didaerah dataran rendah. Besarnya energi bisa dilihat pada sub bab sebelumnya. Pemenfaatan energi ini cocok, untuk daerah yang jauh dari peternakan dan saluran irigasi. Energi ini betul-betul memanfaatkan alam, yaitu angin dan matahari. Untuk itu sumber energi ini sangat tergantung pada cuaca.

4. Energi Nabati, pengembangan energi ini sangat menjanjikan, terutama di wilayah yang banyak tanah tidak produktif. Pengembangannya perlu teknologi pertanian yang memadai, sehingga diperlukan dinas terkait, baik dinas yang terkait dengan tanaman maupun yang terkait dengan teknologi nabati. Luasan yang tercover untuk pengembangan energi ini

(43)

5. Energi Panas Bumi, kebanyakan dikuasai oleh perusahaan besar, masyarakat kemungkinan sebagai pengguna energi, karena energi ini memerlukan teknologi dan peralatan yang nilainya cukup besar. Penyebaran energi ini dapat dilihat pada peta penyebaran energi.

6. Sosialisasi di masyarakat, sangat dibutuhkan agar masyarakat terbiasa dengan pola pengembangan energi terbarukan. Dibandingkan dengan pola pemakai energi yang biasa dilakukan.

7. Dalam beberapa hal, dibutuhkan dana dan ilmu pengetahuan yang cukup tinggi, untuk mengembangkan energi terbarukan. Untuk itu dibutuhkan pendampngan dimasyarakat, baik dari segi financial/permodalan maupun dari segi teknologi. Agar tingkat keberhasilan pengembangan energi terbarukan bisa maksimal.

8. Peran serta pemerintah setempat sangat dibutuhkan, dalam pengembangan energi alternatif, terutama untuk daerah-daerah yang surflus energi, sehingga bisa di sharing ke tempat lain yang masih minim energi.

(44)

1. Perlu dilakukan pendataan wilayah yang telah melaksanakan pemanfaatan energi terbarukan. Hal ini penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam implementasinya dilapangan. Masukan ini dibutuhkan dalam pengembangan sumber energi selanjutnya, agar masyarakat tertarik untuk mengikuti kegiatan ini, seperti masyarakat yang telah melaksanan sebelumnya.

2. Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan kegiatan pembuatan energi alternatif, perlu dikelola oleh semacam badan, ataupun koperasi. Sehingga management pelaksanaannya bisa dikontrol, secara baik dan benar. Yang akhirnya bisa meningkatkan fartisifasi masyarakat dalam kegiatan ini, karen secara langsung bisa terlihat manfaatnya dalam peningkatan kesejahteraan.

3. Pemeliharaan peralatan yang digunakan, harus dilakukan agar, terawat dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga ada keuntungan yang lebih besar yang dapat diperoleh

(45)

4. Energi alternatif bisa menggantikan energi yang biasa digunakan, yang mana sewaktu-waktu, energi ini bisa hilang. 5. Kelebihan energi yang digunakan bisa digunakan untuk

membatu masyarakat di sekitarnya yang belum teraliri listrik, dengan cara menjual ke PLN, sebagai badan yang mengelola energi di Indonesia.

6. Bahan-bahan yang tersisa dari kegiatan ini harus bisa digunakan lagi tanpa menggangu ekosistem yang ada. Untuk itu perlu recycle, yang bisa menjembatani kebutuhan manusia dan alamnya.

(46)

Gambar

Tabel 26. Target Pengembangan Energi  Terbarukan (dalam SBM) Jenis Energi

Referensi

Dokumen terkait

Sendi bahu bergerak adduksi saat lengan kembali dalam posisi sikap awal. Sendi pinggul mempertahankan sikap tubuh yang agak condong ke depan. Sendi lutut bergerak fleksi saat

9 Kecepatan pembayaran hasil panen kepada petani tebu mitra oleh PG Pakis Baru (dimensi kualitas pelayanannya adalah responsiveness dengan prinsip saling menguntungkan

Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas di lapangan yang harus dikerjakan lebih dari sekali, atau aktivitas yang menghilangkan pekerjaan yang telah

&a   Tidak 1"2. Aku sering harus berusaha keras untuk menyembunyikan rasa malu. Aku jarang atau tidak pernah menderita pusing * tujuh keliling +  Ya Tidak 1". buku

Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa guru dalam melakukan pembelajaran berhitung menggunakan permainan congklak masih menemukan kendala diantaranya kurangnya alat

Minyak esensial gaharu merupakan hasil olahan resin gaharu yang potensial digunakan dalam terapi pengobatan karena memiliki aktivitas antioksidan, antibakterial,

Teknik konfirmasi banyak digunakan dalam prosedur audit, terutama dalam menguji asersi manajemen terhadap hutang dan piutang usaha, sebab bukti audit yang diperoleh dari

Masih dengan contoh diatas maka setelah timer T1 overflow 11 kali step program berikutnya adalah memberikan inisialisasi pada kondisi output compare match A yaitu dengan