• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA UMKM MIE AYAM BAKSO MAS BASUKI DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA UMKM MIE AYAM BAKSO MAS BASUKI DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA UMKM MIE

AYAM BAKSO MAS BASUKI DENGAN PENDEKATAN FULL

COSTING

1Risa Septiani 2Ines Pusparani

Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

1risa_septiani@staff.gunadarma.ac.id 2inespusparani29@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk menganalisis dan mengukur biaya yang dikeluarkan untuk menghitung harga pokok produksi sehingga menghasilkan harga jual Mie Ayam Bakso Mas Basuki. Metode yang digunakan adalah

Cost Plus Pricing dengan pendekatan Full Costing. Penelitian dilakukan pada bulan

Oktober 2019 dengan berkunjung langsung ke lokasi penjualan Mie Ayam Bakso Mas Basuki. Berdasarkan perhitungan dan analisis dari data penelitian tersebut, bahwa harga pokok produksi dan harga jual produksi dengan menggunakan metode Cost Plus

Pricing pada pendekatan Full Costing usaha Mie Ayam Bakso Mas Basuki

menghasilkan biaya yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pada perhitungan menurut pemilik tidak menghitung biaya depresiasi dan biaya gaji pemilik usaha yang ikut membantu dalam proses pembuatan bakso.

Kata Kunci : Cost Plus Pricing, Full Costing, Harga Pokok Produksi

PENDAHULIAN

Mie Ayam Bakso Mas Basuki merupakan salah satu dari sekian banyak UMKM yang bergerak di bidang kuliner dengan memproduksi bakso. Bakso merupakan salah satu makanan yang digemari oleh hampir semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Dalam menjalani usahanya, Mie Ayam Bakso Mas Basuki ini memproduksi sendiri bakso tersebut. Hampir setiap harinya Mie Ayam Bakso Mas Basuki selalu ramai dikunjungi. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan banyak pelanggan untuk membeli Mie Ayam Bakso Mas Basuki yaitu karena cita rasa baksonya yang gurih dan lembut, serta harganya yang murah.

Perhitungan harga pokok produksi menjadi masalah yang harus dilakukan untuk memberikan penentuan harga jual yang tepat sehingga dapat menghasilkan laba yang optimal. Harga pokok produksi sangat menentukan laba rugi. Di dalam UMKM

▸ Baca selengkapnya: contoh proposal usaha bakso dan mie ayam

(2)

2

tersebut pecatatan harga pokok produksi masih dilakukan secara manual atau metode tradisional dalam pembukuannya. Sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam pencatatan jika kurang teliti dalam proses pencatatannya dan dapat menimbulkan kesalahan dalam memperhitungkan biaya. Pembebanan biaya secara akurat pada obyek biaya bertujuan untuk membebankan dan mengukur seakurat mungkin biaya sumber daya yang digunakan oleh obyek biaya. Pada dasarnya dalam keadaan normal harga jual produk atau jasa harus dapat menutup biaya penuh yang telah dikeluarkan industri untuk menghasilkan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Harga jual yang terlalu tinggi akan menjadikan produk kurang bersaing di pasar, sementara harga jual yang terlalu rendah akan memberikan kerugian bagi industri maupun perusahaan.

Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, yaitu

full costing dan variable costing. Full costing merupakan metode penentuan harga

pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

TINJAUAN PUSTAKA

Bastian dan Nurlela (2006) akuntansi biaya adalah suatu bidang dalam akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan.

R.A. Supriyono (2000) akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan menekan transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.

Masiyah Kholmi (2003) Pengertian biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.

Mulyadi (2012), variabel costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang hanya berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Mulyadi (2012), full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

Budiarto (2011) menyatakan Cost Plus Pricing adalah penetapan harga dengan menambahkan sejumlah (presentase) tertentu dari harga jual atau biaya sebagai keuntungannya. Dalam pengertian yang lebih ringkas bisa dikatakan bahwa cost-plus

(3)

3 pricing method adalah metode penetapan harga jual produk dengan cara menambahkan

biaya total produksi dengan nilai marginnya. Adapun formula dari metode cost-plus

pricing method adalah sebagai berikut:

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif kuantitaif. Penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang luas terhadap objek pada suatu masalah tertentu. Tujuan dari penelitian deskriptif ialah untuk menguji data yang berhubungan dengan obyek yang akan diteliti. Penelitian deskriptif kuantitaif adalah penelitian yang dilakukan untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah dan mendapatkan informasi lebih luas tentang suatu kejadian dengan menggunakan tahap-tahap pendekatan kuantitaif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif karena data yang disajikan berhubungan dengan angka.

Data yang sudah terkumpul kemudian akan diuji dengan menggunkan metode perhitungan harga pokok produksi cost plus pricing dengan pendekatan full costing dan konsep penentuan harga jual produk. Dalam menganalisis penulis menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dalam penelitiannya. Metode analisis deskriptif kuantitatif merupakan suatu analisis data dengan merekomendasikan penyusunan harga pokok produksi yang dinyatakan dengan skala numerik atau angka.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mie Ayam Bakso Mas Basuki yang terletak di Jl. Alexindo No.16 RT.005/RW.016, Harapan Jaya, Ke. Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat. Usaha ini di dirikan oleh bapak Gino Sugiarto dan Ibu Muryani yang memulai usahanya dengan berjualan menggunakan tenda-tenda makanan yang dulunya berada di daerah Harapan Jaya. Dalam menjalankan usahanya, Mas Basuki menjual 1 porsi bakso Rp 12.000 sampai dengan Rp 16.000. Buka setiap hari dari jam 14:00-23:00 WIB. Struktur organisasi yang dijalankan UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki ini cukup sederhana. Penanggung jawab sekaligus pemilik yaitu Mas Basuki, bagian keuangan diambil alih oleh istrinya. Bertanggung jawab meracik Mie Ayam Bakso Mas Basuki dan dibantu dengan 1 istri dan 1 orang karyawan.

Perhitungan Menurut Perusahaan

UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki setiap harinya memproduksi bakso dan mie ayam dengan, tetapi penulis hanya mengambil produk bakso biasa dan mie ayam biasa karena produk tersebut banyak diminati oleh masyarakat. Setiap harinya UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki memproduksi bakso sebanyak 200-500 kg.

(4)

4

Berikut ini data berkaitan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bakso dan mie ayam pda UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki pada bulan oktober 2019. Laba yang diharapkan oleh UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki 35% dari total harga produksi.

Table 1

Presentasi Produk Periode Oktober 2019

Sumber : Data Mie Ayam Bakso Mas Basuki

Unsur-Unsur Biaya Produksi Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan biaya yang dibebankan kepada suatu produk tertentu atas sejumlah bahan baku didalam proses produksi. UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki dalam menentukan bahan baku dilihat dari volume produksi, perincian bahan baku sebagai berikut:

Table 2.

Biaya Bahan Baku Bakso Periode Oktober 2019

No Jenis Produk Unit Presentase

1 Bakso Biasa 6,000 60%

2 Mie Ayam Biasa 3,000 40%

9,000 100%

Jumlah

No Jenis Bahan Pemakaian BB Harga BB Jumlah

1 Daging Sapi 300 kg Rp 120,000 Rp 36,000,000

2 Tepung Sagu 15 kg Rp 8,000 Rp 120,000

3 Tepung Bakso 31 bungkus Rp 5,000 Rp 155,000

4 Bawang Merah 15 kg Rp 30,000 Rp 450,000

5 Bawang Putih 15 kg Rp 20,000 Rp 300,000

6 Baking Soda 5 botol Rp 5,000 Rp 25,000

7 Sasa 15 bungkus Rp 3,000 Rp 45,000 8 Telur 6 kg Rp 24,000 Rp 144,000 9 Garam 15 bungkus Rp 3,000 Rp 45,000 10 seledri 20 kg Rp 22,000 Rp 440,000 11 Bihun 62 bungkus Rp 7,000 Rp 434,000 12 Soun 62 bungkus Rp 8,000 Rp 496,000

13 Mie Telur 62 bungkus Rp 4,000 Rp 248,000

14 Saos 240 botol Rp 10,000 Rp 2,400,000 15 Cuka 30 botol Rp 3,000 Rp 90,000 16 kecap 31 saset Rp 16,000 Rp 496,000 17 Cabe 50 kg Rp 50,000 Rp 1,500,000 18 Gas 15 tabung Rp 150,000 Rp 2,250,000 45,638,000 Rp

(5)

5

Sumber : Data Mie Ayam Bakso Mas Basuki.

Keterangan :

Pada bulan Agustus UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki menghasilkan 6,000 bakso. Perhari = 200 kg

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung memiliki 1 karyawan yang bekerja untuk melayani para pelanggan. Gaji yang diberikan perhari sebesar Rp 75.000. Maka pendapatan perbulannya adalah Rp 2.250.000.

Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berfungsi untuk menunjang kegiatan produksi. Perhitungan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:

Table 3

Perhitungan BOP Menurut Perusahaan Periode Oktober 2019

Sumber : Data Mie Ayam Bakso Mas Basuki. Keterangan :

➢ Biaya Listrik (Tetap) Rp. 100.000 (Variabel) Rp. 250.000 +

Rp. 350.000/bulan

Biaya Non Produksi Biaya Pemasaran

Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran produk, terdiri dari :

Table 4.

Biaya Pemasaran Periode Oktober 2019

Sumber : Data Mie Ayam Bakso Mas Basuki

Biaya Administrasi dan Umum

1 Biaya Listrik dan Air Rp 350,000 Total biaya/Bulan Jenis Biaya No 900,000 Rp 300,000 Rp 1,200,000 Rp

Biaya Plastik Pembungkus Biaya Transportasi

(6)

6

Biaya-biaya untuk mengkordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk yang berupa alat tulis sebesar Rp 10.000.-

Perhitungan Harga Jual Menurut Metode Cost Plus Pricing dengan Pendekatan Full Costing

UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki telah menentukan besarnya harga jual untuk memproduksi bakso dan mie ayam, pada penelitian ini memberikan alternatif dalam penentuan harga jual produksinya agar dapat bersaing di pasaran, yaitu dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing dengan pendekatan full costing. Untuk bahan baku dalam perhitungan sama dengan menurut perusahaan. Sehingga dalam perhitungan hanya menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung dan BOPnya saja.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Berikut ini data dan perhitungan biaya tenaga kerja langsung pada UMKM Bakso Mas Basuki :

Tabel 5.

Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Periode Oktober 2019

Sumber : Data Mie Ayam Bakso Mas Basuki.

Table 6.

Alokasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Periode Oktober 2019

Biaya Overhead Pabrik

Yang membedakan dengan perhitungan UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki yaitu memperhitungkan semua biaya overhead pabrik tetap maupun variabel. Perhitungan biaya depresiasi menggunakan metode garis lurus pada akhir umur ekonomi aktiva tidak memiliki nilai residu atau dengan kata lain nilai residu adalah 0 (nol).

Biaya depresiasi per tahun = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢

𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

Perhitungan biaya overhead pabrik yaitu sebagai berikut:

Tabel 7.

Perhitungan Biaya Overhead Pabrik

Bulan Upah/Hari Karyawan Jumlah Hari Jumlah

Oktober Rp 75,000 3 30 Rp 6,750,000

Keterangan Alokasi BTKL Jumlah

(7)

7

Tabel 8.

Biaya Overhead Pabrik Menurut Full Costing Periode Oktober 2019

Tabel 9.

Alokasi Biaya Overhead Tetap dan Variabel Periode Oktober 2019

PEMBAHASAN

Berdasarkan data perhitungan harga jual perusahaan dan harga jual menurut metode

cost plus pricing dengan pendekatan full costing terdapat perbedaan, yang untuk lebih

jelasnya dilihat dibawah ini:

Tabel 10.

Analisis Penentuan Harga Jual Bakso Menurut Perusahaan dan Menurut Cost Plus Pricing Periode Oktober 2019

Keterangan Harga Jual Menurut

Perusahahaan

Harga Jual Menurut Metode Cost Plus Pricing

Biaya Produksi

BBB Rp 45.638.000 Rp 45.638.000 BTKL Rp 2.250.000 Rp 4.050.000 BOP Rp 350.000 + Rp 951.999 +

Total Biaya Produksi Rp 48.238.000 Rp 49.639.999

No Keterangan Harga Perolehan Umur Ekonomis Total Pertahun Total Perbulan 1 Biaya depresiasi gedung Rp 220,000,000 20 Tahun Rp 11,000,000 Rp 916,666 2 Biaya depresiasi gerobak Rp 10,000,000 5 Tahun Rp 2,000,000 Rp 66,666 3 Biaya depresiasi mesin penggiling Rp 20,000,000 5 Tahun Rp 4,000,000 Rp 133,333 4 Biaya depresiasi kulkas Rp 3,000,000 5 Tahun Rp 600,000 Rp 20,000 5 Biaya depresiasi peralatan Rp 15,000,000 5 Tahun Rp 3,000,000 Rp 100,000

No Keterangan BOP Tetap BOP Variabel

1 Biaya listrik Rp 100,000 Rp 250,000

2 Biaya depresiasi gedung Rp 916,666

3 Biaya depresiasi gerobak Rp 66,666

4 Biaya depresiasi mesin penggiling Rp 133,333

5 Biaya depresiasi kulkas Rp 20,000

6 Biaya depresiasi peralatan Rp 100,000

1,336,665 Rp Rp 250,000 Total 1 Tetap Rp 1,336,665 Rp 801,999 2 Variabel Rp 250,000 Rp 150,000 Alokasi Biaya BOP Bakso 60% Total Biaya

(8)

8

Keterangan Harga Jual Menurut

Perusahahaan

Harga Jual Menurut Metode Cost Plus Pricing

Biaya Non Pemasaran:

Biaya Pemasaran Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Biaya adm dan umum Rp 10.000 + Rp 10.000 +

Total Biaya Non Produksi Rp 1.210.000 + Rp 1.210.000 +

Harga Pokok Produksi Rp 49.448.000 Rp 51.849.999

Laba yang diharapkan 35% Rp 17.306.800 + Persentase Mark up

38,22% Rp 19.817.069 +

Harga Jual Rp 66.754.800 Rp 70.457.068 Volume Produksi Rp 6.000 ÷ Rp 6.000 ÷ Harga jual/unit Rp 11.125 Rp 11.742

Berdasarkan tabel 10 perhitungan harga jual dapat dilihat bahwa terjadi ketidak sesuaian atau perbedaan antara harga jual perusahaan dengan harga jual yang dihitung dengan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing yaitu sebesar Rp. 617. Ketidak sesuaian itu terjadi karena pada perhitungan biaya overhead pabrik UKM tidak mencantumkan biaya depresiasi dan disebabkan karena presentase laba yang diharapkan oleh Mie Ayam Bakso Mas Basuki sebesar 35% sedangkan menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing sebesar 38,22% berasal dari perhitungan presentase mark-up.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran dari hasil penelitian yang telah dijelaskan, maka kesimpulannya adalah:

1. Berdasarkan analis yang dilakukan mengenai perhitungan harga pokok produksi Mie Ayam Bakso Mas Basuki menurut perusahaan memiliki perbedaan dengan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Pada perhitungan menurut Mie Ayam Bakso Mas Basuki harga pokok produksi sebesar Rp 66.754.800,-.

2. Berdasarkan analisis yang dilakukan mengenai perhitungan harga pokok produksi Mie Ayam Bakso Mas Basuki menurut perusahaan memiliki perbedaan dengan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Pada perhitungan

(9)

9

menurut Mie Ayam Bakso Mas Basuki harga pokok produksi sebesar Rp 70.457.068,-. Terdapat selisih pendapatan antara harga pokok produksi berdasarkan UMKM Mie Ayam Bakso Mas Basuki dengan harga pokok produksi menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full

costing sebesar Rp 3.702.268,-.

3. Setelah mengetahui harga pokok produksi lalu menghitung harga jual produksi dengan menggunakan metode cost plus pricing Mie Ayam Bakso Mas Basuki. Harga jual produksi menurut usaha Mie Ayam Bakso Mas Basuki sebesar Rp 11.125,- dan harga jual produksi menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing sebesar Rp 11.742,-. selisih dari kedua perhitungan tersebut sebesar Rp 617,-. Dalam perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produksi dengan menggunakan metode cost plus

pricing dengan pendekatan full costing pada usaha Mie Ayam Bakso Mas

Basuki menghasilkan biaya yang lebih tinggi karena metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing menghitung seluruh unsur biaya yang dikeluarkan secara rinci dan teliti.

Saran

Dari hasil penelitian ini sebaiknya usaha Mie Ayam Bakso Mas Basuki melakukan perhitungan biaya dengan lebih rinci lagi dalam nenetukan harga pokok produksi dan harga jual agar harga pokok produksi yang dihasilkan dapat lebih akurat dalam hal menggunakan biaya produksi. Jika usaha Mie Ayam Bakso Mas Basuki ingin menerapkan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing dalam menentukan harga pokok produksi dan harga jualnya maka perusahaan perlu melakukan pencatatan aktivitas produksi dan biaya secara lebih rinci lagi.

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Bastian Bustami & Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya : Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Cetakan Kesebelas. Yogyakarta: STIM YKPN.

_______. 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. _______. 2005. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

R. A. Supriyono, S.U. 2000. Akuntansi Manajemen, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Wardoyo, Dwi Urip. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dan

Penentuan Harga Jual atas Produk (Studi Kasus Pada PT Dasa Windu Agung).

Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.1, No.2, Oktober 2016: 183 -190 ISSN 2527 – 7502.

Wauran, Desliane. 2016. Analisis Penentuan Harga Pokok Produk dan Penetapan

Cost Plus Pricing Metode Dalam Rangka Penetapan Harga Jual pada Rumah Makan Soto Rusuk Ko’ Petrus Cabang Megamas. Jurnal EMBA Vol.4 No.2 Juni

Referensi

Dokumen terkait

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungakan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari

Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan pendekatan Variable costing tidak semua biaya produksi merpakan harga pokok produksi, dimana dalam pendekatan

Variabel penelitian pada tugas akhir ini yaitu perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing. Harga pokok prouksi menurut UD Budi Ayu Banjarmasin

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungakan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari

Perbandingan metode full costing dan variable costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan untuk penentuan harga jual menunjukkan metode full costing memiliki

Menurut Ni Made Rahayu Megawati (2018) meneliti Analisis Penerapan metode Variabel Costing dalam perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Penetapan Harga Jual (Studi pada

Perhitungan harga pokok produksi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan karena fungsi dari informasi tersebut dapat digunakan sebagai penentuan harga jual produk,

Metode full costing merupakan metode perhitungan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya