• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan sangat penting bagi investor. Karena laporan tersebut memberikan informasi yang dapat membantu pembacanya dalam menjumlahkan waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan yang berguna untuk menilai ekonomi suatu perusahaan dan menentukkan probabilitas dari pembayaran kembali hhutang perusahaan kepada kreditur. Informasi keuangan yang tersaji oleh pihak manajemen merupakan dasar dalam menentukkan atau menilai posisi keuangan perusahaan yang hasilnya merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan.

Menurut Farid dan Siswanto (2011:2) yang di maksud dengan laporan keuangan adalah Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011:5) Laporan keuangan adalah sarana utama dimana sebuah perusahaan mengkomunikasikan informasi keuangan

(2)

7

kepada orang luar. Pernyataan ini memberikan sejarah perusahaan yang diukur dalam hal uang.

Menurut Munawir (2010:31) mengatakan bahwa Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dalam hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Martono dan Agus (2010:51) Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:84) yang diterjemahkan oleh Yulianto Laporan keuangan yaitu beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis diatasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan asset-aset nyata yang berada di balik angka tersebut.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuanngan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan , kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian

(3)

8

masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Menurut PSAK No.1 (2012, p. 3), Laporan keuangan bertujuan untuk :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajbkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban menajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Fahmi (2012:26) Tujuan Laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter.

(4)

9

Menurut Taswan (2010:15) berpendapat bahwa Laporan keuangan dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh termasuk perkembangan usaha dan kinerja perbankan, seluruh informasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank kepada publik dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan.

Menurut Sukardi dan Kurniawan (2010:187) Tujuan Laporan keuangan yaitu : 1. Sebagai bahasa bisnis yang mudah dimengerti oleh semua pihak.

2. Menunjukkan logika hubungan timbal balik antara pos-pos dalam laporan keuangan.

4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

a. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode tertentu. Laporan laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba/rugi bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban.

b. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Owner’s Equity)

Ikhtisar perubahan modal pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.

c. Neraca (Balance Sheet)

Neraca merupakan sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan per tanggal tertentu, tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.

(5)

10 d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan untuk satu periode waktu tertentu.

e. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial Statement)

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

B. Laba Bersih

1. Pengertian Laba Bersih

Menurut M. Hanafi (2010: 32) Menyatakan bahwa Laba merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai berikut : Laba = Penjualan – Biaya.

Menurut Kasmir (2011:303) Menyatakan bahwa Laba Bersih merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak.

2. Manfaat Laba Bersih

Laba bersih merupakan tujuan utama bagi keseluruhan orang yang melakukan bisnis. Laba mempunyai banyak kegunaan seperti ukuran keberhasilan bisnis, sebagai

(6)

11

ukuran efisiensi manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya perusahaan, sebagai dasar untuk membuat peramalan di masa yang mendatang, sebagai dasar untuk membuat kebijakan membayar deviden.

Kekuatan laba dapat digunakan untuk menurunkan hutang, ekspansi keuangan di masa depan, membangkitkan sumber intern untuk akuisisi, meningkatkan solvabilitas, serta memperbaiki kualitas laporan laba rugi.

3. Perhitungan Laba Bersih

Agar efisiensi manajemen diukur dengan lebih baik, maka komponen atau unsur-unsur laba diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang berbeda-beda. Berikut adalah unsur-unsur laba yaitu:

a. Laba Kotor (Gross Profit) adalah jumlah penjualan dikurangi harga pokok penjualan (hpp)

b. Laba Operasi (Operating Income) adalah laba bruto dikurangi biaya operasional perusahaan.

c. Laba Sebelum Pajak (Earning Before Tax) dan pos luar biasa adalah laba usaha ditambah/dikurangi pendapatan/beban lain-lain.

d. Laba setelah pos luar biasa adalah laba sebelum pajak ditambah/dikurangi pos luar biasa.

e. Laba Bersih setelah pajak adalah laba bersih setelah pos luar biasa dikurangi pajak penghasilan.

(7)

12

Komponen dan urutan penyajian laporan laba rugi hingga menghasilkan laba/rugi bersih, menurut PSAK No.2 lampiran 2 tahun 2009 yaitu :

Penjualan xxx

Harga Pokok Penjualan (xxx)

Laba Bruto xxx

Beban Operasional (xxx)

Laba Operasional xxx

Pendapatan/Beban lain-lain (xxx)

Laba sebelum pajak dan pos luar biasa xxx

Pos Luar Biasa (xxx)

Laba Setelah Pos Luar Biasa xxx

Pajak Penghasilan (xxx)

(8)

13 C. Arus Kas

1. Pengertian Arus Kas

Laporan arus kas melaporkan arus masuk maupun arus keluar perusahaan selama satu periode. Laporan arus kas ini akan memberikan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi, melakukan investasi, melunasi kewajiban, dan membayar dividen.

2. Tujuan dan Kegunaan informasi Arus Kas

Laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk mengavaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Laporan arus kas juga digunakan oleh kreditor dan investor dalam menilai tingkat likuiditas maupun potensi perusahaan dalam meghasilkan laba (keuntungan).

Tujuan menyajikan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditor dan para pemakai lainnya untuk:

a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang.

b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.

c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

(9)

14

d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. 3. Penyajian Laporan Arus Kas

Dalam laporan ini penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan dari sumber sebagai berikut:

a. Arus Kas dari Kegiatan Operasi

Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan. Kegiatan ini biasaya mencakup kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian service. Arus kas dari operasi ini umumnya adalah pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukkan laba.

b. Arus Kas dari Kegiatan Investasi

Kegiatan yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang, surat berharga atau modal, aktiva tetap atau produktif lainya yang digunakan dalam proses produksi.

c. Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan/Pembiayaan

Kegiatan yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjag perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik

(10)

15

dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jagka panjang untuk membayar hutang tertentu.

D. Hutang

1. Pengertian Hutang

Menurut Mamduh M. Hanafi (2010:29) Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer aset atau memberikan jasa ke pihak lain dimasa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu, hutang muncul terutama karena penundaan pembayaran untuk barang atau jasa yang telah diterima oleh organisasi dan dari dana yang dipinjam.

Sedangkan definisi Hutang menurut Rudianto (2009 : 292) adalah kewajiban perusahaan untuk membayar sejumlah uang/jasa/barang di masa mendatang kepada pihak lain, akibat transaksi yang dilakukan dimasa lalu.

2. Pengelompokkan Hutang

Hutang dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis hutang berdasarkan kataegori yang diciptakan, seperti :

a. Berdasarkan jenis aktivitas transaksi yang menjadi penyebab munculnya hutang, maka hutang dapat dikelompokkan menjadi:

1. Hutang Usaha adalah hutang yang berasal dari transaksi pembelian barang dan jasa dalam rangka memperoleh pendapatan usaha perusahaan.

(11)

16

2. Hutang Bank adalah hutang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman bank kepada perusahaan. Hutang bank biasanya mencakup persyaratan, jangka waktu peminjaman dan bunga pinjaman yang dibebankan.

3. Wesel Bayar adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis kepada pihak kreditor, untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang dalam jumlah yang telah disepakati beserta bunga yang telah ditentukkan.

4. Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang berisi kesediaan untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang beserta sejumlah bunga sesuai dengan yang dijanjikkan.

5. Hutang Dividen adalah kewajiban perusahaan kepada pemegang sahamnya untuk membayar dimasa mendatang dalam berbagai bentuknya, baik kas, surat berharga atau saham.

6. Hutang Pajak adalah kewajiban yang timbul akibat perusahaan belum membayar pajak yang dikenakan sesuai dengan perundangan yang berlaku, misalnya pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan dan sebagainya.

b. Berdasarkan jangka waktu jatuh temponya, maka hutang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok:

1. Hutang Jangka Pendek adalah hutang yang harus dillunasi dalam tempo satu tahun. Yang termauk dalam kelompok ini adalah: huutang dagang, hutang dividen, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dll.

2. Hutang Jangka Panjang adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Jatuh temponya dapat terjadi dalam 1.5 tahun atau 2

(12)

17

tahun atau lima tahun atau lebih dari itu. Misalnya, wesel bayar, obligasi dan lain sebagainya. Hutang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin untuk melunasi hutang-hutang lain.

E. Dividen

1. Pengertian Dividen

Menurut Nikiforos K. Laopodis (2013:300) Deviden adalah pembayaran tunai yang dibayarkan oleh perseroan kepada pemegang saham. Di amerika serikat, deviden diijinkan dan biasanya di bagikan pada triwulanan berdasarkan kebijaksanaan dewan direktur perusahaan. Deviden itu mempresentasikan pemegang saham terhadap penerimaan pengambilan langsung atau tidak langsung atas investasi mereka di perusahaan.

Menurut Jamie Pratt (2011:561) Deviden adalah distribusi uang tunai, properti, atau saham kepada pemegang saham sebuah perusahaan, Mereka dinyatakan oleh resolusi resmi dewan direksi korporasi (biasanya triwulan), dan jumlahnya biasanya diumumkan pada basis persaham.

Menurut Peter Moles, Robert Parrino dan David S. Kidwell (2011:785) Deviden adalah sesuatu yang bernilai didistribusikan ke pemegang saham perusahaan secara pro rata yaitu, sebanding dengan persentase saham perusahaan yang dimiliki.

Terdapat beberapa alasan mengapa suatu perusahaan membatasi jumlah dividen yang dibagikannya kepada pemegang sahamnya yaitu:

(13)

18

a. Rencana perusahaan untuk melakukan ekspansi di masa mendatang. Rencana semacam ini jelas membutuhkan dana yang cukup besar. Karena sebagian dari laba ditahan suatu perusahaan biasanya ditahan untuk membebani investasi dan ekpansi semacam ini.

b. Keinginan untuk membagian dividen secara konstan dari tahun ke tahun. Sedangkan laba yang diperoleh tidak selalu sama, bahkan terkadang mengalami kerugian. Agar rencana perusahaan untuk membagikan dividen tahunan dalam jumlah yang konstan dapat terealisasi, maka pada saat perusahaan memperoleh laba cukup besar, tidak semuanya dibagikan kepada pemegang saham. Sebagian ditahan untuk menjadi cadangan dividen di tahun-tahun yang perolehan labanya kecil atau tahun-tahun yang mengalami kerugian usaha.

c. Keinginan perusahaan untuk membentuk pelindung atau penyangga terhadap kemungkinan rugi usaha yang dapat terjadi di masa mendatang.

d. Persetujuan yang dibuat dengan kreditor tertentu, yang meminta perusahaan tidak membagikan seluruh laba usahanya atau seluruh laba ditahannya, sebagai jaminan bahwa dana yang dipinjamkan kepada perusahaan dapat dikembalikan.

2. Jenis-jenis Dividen

Bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang sahamnya dapat diwujudkan dalam berbagai bentuknya, tergantung keadaan perusahaan pada saat pembagian dividen tersebut. Jenis-jeis dividen dapat dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya adalah:

(14)

19

a. Dividen Kas adalah sebagian laba usaha yang dibagikan kepada pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai. Sebelum dividen dibagikan, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividen. Jika suatu perusahaan memilih untuk membagi dividen dalam dividen kas, itu berarti pada saat dividen dibagikan kepada pemegang sahamnya, perusahaan memiliki uang tunai dalam jumlah yang cukup.

b. Dividen Harta adalah bagian dari laba suatu perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Walaupun dapat berbentuk harta lain, tetapi biasanya harta tersebut dalam bentuk surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dan jika surat berharga yang dimiliki suatu perusahaan akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang sahamnya, maka nilai yang wajar atau harga pasar dari surat berharga tersebut yang dijadikan dasar pencatatan.

c. Dividen Skrip atau Dividen Hutang adalah bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk janji tertulis untuk membayar sejumlah uang di masa mendatag. Dividen skrip terjadi karena perusahaan ingin membagi dividen dalam bentuk uang tunai, tetapi tidak tersedia kas dalam jumlah yang cukup. Sehingga pihak manajemen perusahaan menjanjikan untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang kepada pemegang sahamnya. Dividen skrip dapat disertai dengan bunga, dapat pula tanpa bunga.

d. Dividen Saham adalah bagian dari laba usaha yang ingin dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahaan itu sendiri. Dividen saham dibagikan karena perusahaan ingin mengkapitalisasikan sebagian dari laba usaha

(15)

20

yang diperolehnya secara permanen. Jika dividen saham dibagikan, tidak ada aktiva yang dibagikan dan setiap pemegang saham memiliki bagian (proporsi) kepemilikan yang sama pada perusahaan. Pembagian dividen saham akan mengakibatkan jumlah saham yang beredar bertambah banyak. Tetapi total aktiva dan pasiva perusahaan tidak akan mengalami perubahan, baik sebelum dan sesudah pembagian dividen. Berkaitan dengan pembagian dividen saham ini, nilai wajar atau nilai pasar saham tersebut yang digunakan sebagai dasar pencatatan. e. Dividen Likuidasi adalah dividen yang ingin dibayarkan oleh perusahaan kepada

pemegang sahamnya dalam berbagai bentuknya, tetapi tidak didasarkan pada besarnya laba usaha atau saldo laba ditahan perusahaan. Dividen likuidasi merupakan pengembalian modal atau investasi pemilik oleh perusahaan.

3. Teori Kebijakan Dividen

Menurut Agnes Sawir (2004 : 145) Teori kebijakan dividen dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:

a. Teori Signalling

Ada bukti empiris bahwa kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham, dan sebaliknya. Fenomena ini setidaknya memperlihatkan bahwa investor lebih menyukai dividen daripada capital gains. MM berpendapat bahwa kenaikan dividen ini merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen dibawah kenaikan normal (biasanya)

(16)

21

diyakini investor sebagai sinyal bahwa perusahaan akan menghadapi masa sulit di masa mendatang.

Penurunan dividen memang mengandung beberapa informasi, tetapi sulit dikatakan apakah atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek preferensi terhadap dividen.

b. Dividen Tidak Relevan

Menurut Modigliani dan Miller (MM) yang dikutip dalam Agnes, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh pembayaran dividen. MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan dapat ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Keputusan apakah laba yang diperoleh dibagikan dalam bentuk dividen atau laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM membuktikan pendapatnya secara sistematis dengan asumsi sebagai berikut:

1) Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional

2) Tidak ada biaya emisi saham baru, jika perusahaan menerbitkan saham baru. 3) Tidak ada pajak

4) Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah

5) Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri

Hal terpenting dari pendapat MM adalah pengaruh kenaikan pembayaran dividen terhadap kekayaan pemegang saham akan diimbangi dengan penurunan kekayaan pemegang saham, karena manajemen perusahaan menggunakan cara

(17)

22

pendanaan yang lain. Jika kebijakan investasi tidak berubah dan perusahaan membagikan dividen, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru.

c. Bird in Hand Theory

Gordon and Lintner tidak sependapat dengan asumsi MM bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Menurut Gordon and Lintner biaya modal sendiri perusahaan akan naik sebagai akibat penurunan pembayaran dividen. Investor merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen yang lebih pasti daripada menunggu capital gains yang lebih berisiko.

Pendapat Gordon and Lintner ini oleh MM di beri istilah “bird-in-the-hand fallacy”. Gordon dan Lintner berpendapat bahwa investor memandang suatu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara.

d. Teory Dividen Residual

Pendanaan eksternal (penerbitan saham baru) lebih mahal daripada pendanaan internal (pemanfaatan laba ditahan), karena adanya biaya-biaya emisi saham. Dengan adanya biaya emisi ini, perusahaan mengutamakan pendanaan internal. Konsekuensinya, perusahaan baru akan membayar dividen setelah dana-dana

(18)

23

kebutuhan investasi terpenuhi. Dengan kata lain, hanya jika ada pendapatan tersisa atau pendapatan residual, dividen akan dibagikan. Inilah inti dividen residual.

e. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan Litnerberger dan Ramaswarny yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan capital gains, investor lebih menyukai capital gains karena pajak atas capital gains baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Apalagi umumnya pajak atas dividen lebih besar daripada pajak atas capital gains, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan pajak ini. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, investor lebih suka bila manajemen perusahaan menahan sebagian besar laba. Investor juga mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi dan capital gains rendah daripada saham dengan dividend yield rendah dan capital gains tinggi.

F. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga berdoman dari penelitian sebelumnya. Adapun penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini pada tabel 2.1 berikut :

(19)

24 Tabel 2.1

Hasil Penelitian terdahulu

Penelitian Terdahulu Judul Variabel yang digunakan Hasil Penelitian Indah (2009) Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan Manafaaktur Go Publik - Laba Bersih - Arus Kas Operasi - Kebijakan Dividen - Secara simultan laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

- Secara parsial laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

(20)

25 Sujoko

(2010)

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Sektor barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2003-2008 - Laba Bersih - Arus Kas Operasi - Dividen Kas - Secara simultan laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.

- Secara parsial laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas. Ratnawati (2011) Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi dan Total Hutang terhadap Dividen kas pada perusahaan - Laba Bersih - Arus Kas Operasi - Total Hutang - Secara simultan laba bersih, arus kas operasi dan total hutang berpengaruh signifikan

(21)

26 Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2009

- Dividen Kas terhadap dividen kas.

- Secara parsial laba bersih

berpengaruh signifikan

terhadap dividen kas, sedangkan arus kas operasi dan total hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Erni Hernawati (2011) Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Sektor - Laba Bersih - Arus Kas Operasi - Dividen Kas - Secara simultan laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap dividen

(22)

27 barang Konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009 kas.

- Secara parsial laba bersih

berpengaruh signifikan

terhadap dividen kas dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas. Reni (2011) Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen kas pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI - Laba Bersih - Arus Kas Operasi - Dividen Kas - Secara simultan laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.

(23)

28

tahun 2004-2008 laba bersih dan

arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.

Sumber : Data diolah 2012

G. Rerangka Penelitian

Kerangka teori merupakan kerangka untuk menjawab pertanyaan penelitian. Istilah “teori” di sini menunjuk pada sumber penyusunan kerangka, yang bisa berupa teori yang ada, definisi konsep, atau malah dapat pula dari logika. Orang biasanya ragu menggunakan kata teori karena dianggapnya hanya untuk penelitian yang bernalar deduktif. Padahal tidak demikian. Sekali lagi, kerangka untuk menjawab pertanyaan penelitian tetap diperlukan dalam penelitian bernalar induktif. Jika konsep yang dijadikan sumber menyusun kerangka tersebut, maka sub judul ini bisa diganti menjadi “kerangka konseptual”. Jika logika yang digunakan, maka sub judul ini menjadi “kerangka pemikiran”.

a. Pengaruh laba bersih terhadap deviden kas

Laba bersih secara simultan berpengaruh signifikan terhadap deviden. Sedangkan secara parsial, laba bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap deviden. Dan dengan demikian untuk meningkatkan keuntungan bersih perlu di

(24)

29

tingkatan deviden yang akan di terima oleh investor sebagai bagian penting dalam siklus keungan dan nilai perusahaan karena deviden yang ada dapat sangat dipengaruhi oleh laba bersih yang ada pada perusahaan.

b. Pengaruh arus kas operasi terhadap deviden kas

Arus kas secara keselurahan tidak memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembagian deviden tunai. Tingkat hubungan yang terjadi pada variabel- variabel sangat rendah dan arah hubungannya berlawanan. Namun pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan mendominasi perubahan terhadap tingkat pembagian deviden tunai, dibandingkan pengaruh arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktiviitas investasi.

c. Pengaruh total hutang terhadap deviden kas

Hutang dapat di definisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer asset atau memberikan jasa kepihak lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.

Deviden adalah pembayaran bagian laba perusahaan kepada pemegang saham. Total hutang tidak berpengaruh siignifikan terhadap deviden kas, karena kemampuan pembayaran deviden tidak di pengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan bahkan kenaikan hutang dapat meningkatkan kemampuan perusahaan membayar deviden selama penggunaan hutang harus selalu di iringi dengan peningkatan laba perusahaan hal ini sesuai dengan teori keuangan yang menyatakan jangan lakukan hutang baru jika tidak menghasilkan tambahan laba.

(25)

30

Gambar 2.1

Metode Konseptual Penelitian

Sumber : Data diolah, 2011 Laba Bersih

(H1)

Arus Kas Operasi (H2)

Total Hutang (H3)

(26)

31 H. Hipotesis

Berdasarkan dari permasalahan penelitian yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Laba Bersih berpengaruh terhadap deviden kas. H2 : Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap deviden kas. H3 : Total hutang berpengaruh terhadap dividen kas.

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan Kantor Diklatda Kabupaten Jembrana yang statusnya belum terakreditasi, selama ini dalam penyelenggaraan Diklat-Diklat masih bekerja sama dengan pihak-pihak

Manusia selalu menilai orang dari pekerjaaannya, pada hal yang paling penting adalah berkat Tuhan di dalam pekerjaan tersebut.. Jadi, apa pun jenis pekerjaan kita mari kita

Customer service sebagai ujung tombak perusahaan dalam melayani pelanggan atau nasabah dan menjual produk atau jasa yang ditawarkan, merupakan divisi terdepan dalam memberikan

Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan pembelajaran yang menggunakan metode yang berorientasi praktik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha.. 1.5

Satu enzim yang masih ada dan terdapat sebelum pembekuan pada ikan dapat meneruskan pembentukan histamin di dalam daging ikan sel bakteri dalam keadaan injury selama

22 siswa berada pada tahap visual, 4 siswa berada pada tahap peralihan dari tahap berpikir visual ke analisis dan 1 siswa berada pada tahap analisis, sedangkan kualitas berpikir

Wicaksono, (2015), berjudul”Hubungan faktor predisposing (tingkat pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan) kader dengan keaktifan kader pada kegiatan posyandu di desa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi teripang Holothuria edulis yang diperoleh dari teluk Manado