BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI
4.1. PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor
4.1.1. Profil PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor
PT Antam Tbk adalah sebuah perusahaan pertambangan yang merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mineral logam di Indonesia. Saham terbesar dimiliki oleh Negara, yaitu 65 persen dan 35 persennya dimiliki oleh Public. Salah satu komoditas Andalan PT Antam Tbk adalah emas. Proses produksi dan pengolahan emas terletak di Cikotok, Jawa Barat dan di Gunung Pongkor Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Namun dikarenakan cadangan emas di Cikotok telah habis, kini Cikotok dijadikan tempat pengolahan bijih emas saja dan kini PT Antam Tbk lebih memfokuskan proses produksi dan pengolahan emas di Gunung Pongkor. Tambang Emas Pongkor ini adalah tambang emas kedua setelah Cikotok yang dimiliki oleh PT Antam Tbk.
Tambang Emas Pongkor adalah satu-satunya tambang Bangsa Indonesia yang diketemukan oleh putra-putra terbaik bangsa Indonesia dan dikelola oleh putra-putri bangsa Indonesia. Proyek PT Antam Tbk UBPE Pongkor mulai dibuka tahun 1991-1992 dan mulai produksi pada tahun 1994. Wilayah kuasa pertambangan PT Antam UBPE Pongkor dikelola sesuai SK Menteri Pertambangan N0. 375. K/7401/078/2000, tanggal satu Agustus 2000 dan berlaku sampai dengan tahun 2020, dengan luas wilayah eksplorasi 6.047 Hektar, yang di dalamnya terdapat kawasan ; Taman Nasional seluas 1.995 Hektar atau 32,99 persen, Perhutani seluas 2.025 Hektar atau 33,48 persen,
Perkebunan Teh Nirmala seluas 375 Hektar atau 6,20 persen, dan Masyarakat seluas 1652 Hektar atau 27,33 persen.
Hampir sebagian besar wilayah eksplorasi tersebut termasuk ke dalam Kelurahan Nanggung, Desa Kalong Liud, Desa Pangkal Jaya, Desa Bantar Karet, Desa Cisarua, Desa Malasari, Kecamatan Leuwiliang. Sebagian kecil wilayah eksplorasi yaitu di Kecamatan Sukajaya, Kecamatan Cigudeg, Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Kelapanunggal, Kabupaten Sukabumi.
Kegiatan dalam usaha pertambangan PT Antam Tbk UBPE Pongkor mencakup penambangan dan pengolahan, termasuk didalamnya adalah pengelolaan limbah. Misi utama PT Antam Tbk UBPE Pongkor adalah :
1. Menghasilkan produk berkualitas, mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta memperhatikan lingkungan.
2. Beroperasi secara efisien, dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.
PT Antam Tbk UBPE Pongkor telah mengantongi beberapa penghargaan dalam kegiatan bisnisnya, antara lain yaitu dalam aktivitas untuk profesionalismenya PT Antam Tbk UBPE Pongkor memperoleh penghargaan mutu kerja ISO 9000, dan untuk pengendalian lingkungan, PT Antam Tbk UBPE Pongkor mendapatkan ISO 14000, serta berkenaan dengan pengelolaan lingkungan dan pengembangan masyarakat, oleh kementrian Lingkungan hidup, Proper PT Antam Tbk UBPE Pongkor yang semula Biru naik menjadi Proper Hijau.
4.1.2. Sejarah PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor
Tambang Emas Pongkor yang terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat memiliki beberapa tahun-tahun bersejarah sejak diketemukannya sampai proyek mulai berjalan. Kronologis yang terjadi di PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 1. Tahun dan Kejadian Bersejarah PT Antam Tbk UBPE Pongkor
Tahun Kejadian
1974 - 1981 Explorasi logam dasar (Pb & Zn) pada bagian utara Gunung Pongkor oleh Geologist Aneka Tambang
1981 Dilakukan survey pendahuluan di daerah Pongkor dan menemukan endapan urat kuarsa berkadar 4 GPT emas dan 126 GPT perak
1983 - 1988 Kegiatan explorasi ditangguhkan, karena focus di Cikotok 1988 - 1991 Kegiatan explorasi dilakukan secara sistimatik dan lengkap
Studi kelayakan
Terbit kuasa pertambangan exploitasi (KP DU 893/Jabar) seluas 4.058 hektar
1992 Pembangunan jalan masuk (access road) Parempeng ke Pongkor sepanjang 12,5 kilo meter, bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Bogor dan ABRI (Program Karya Bhakti ABRI)
1993 Pembangunan fisik pabrik berkapasitas 2,5 ton emas dan Tailing Dam 1994 Commisioning pabrik pengolahan emas menjadi salah satu unit produksi
dengan nama : “Unit Pertambangan Emas Pongkor”
1997 Perluasan tambang Ciurug (Mechanized Mine) dan pembangunan pabrik II untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5 ton emas per tahun 1998 Terjadi kerusuhan pada Tanggal 3 Desember yang dipicu oleh masalah
PETI dan mengakibatkan rusaknya beberapa fasilitas pabrik dan terhentinya produksi selama 10 hari
2000 Tanggal satu Agustus mendapatkan Kuasa Pertambangan ekspolitasi : “ KW 98 PPO 138, seluas 6.047 hektar
“Unit pertambangan emas pongkor berubah menjadi : “Unit
Bisnis Pertambangan Emas“, sejalan dengan rekstrukturisasi
yang dilakukan PT Antam Tbk
Memperoleh sertifikasi ISO 9002 : 1996 Pembangunan tunnel level 600 & 700 Ciurug
2001 Memperoleh sertifikasi ISO 14001 : 1996 (environmental management
system)
2004 Tanggal 3 Maret kejadian gas Co tinggi di level 690 di bawah permukaan laut yang diakibatkan pengasapan oleh PETI
4.1.3. PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor dan Pertambangan Tanpa Izin
Bisnis pertambangan adalah bisnis yang rawan sekali keberlanjutannya, karena dalam kegiatan pertambangan rentan sekali terhadap isu-isu kerusakan lingkungan, oleh karena itu dalam kegiatannya perusahaan pertambangan harus dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. Perusahaan dalam hal ini harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar, sehingga tidak terjadi kesenjangan yang tinggi antara perusahaan pertambangan dengan masyarakat.
PT Antam Tbk UBPE Pongkor merupakan pertambangan emas. Jenis komoditasnya saja tentunya membuat orang yang mendengar akan tergiur oleh suatu benda yang memiliki nilai tinggi ini. Dengan begitu PT Antam Tbk UBPE Pongkor memang harus lebih ekstra menjalin hubungan baik dengan masyarakat.
Selain berbagai tuntutan-tuntutan yang datang dari masyarakat dalam kegiatan bisnisnya, PT Antam Tbk UBPE Pongkor menghadapi gangguan yang berupa Pertambangan Tanpa Izin (PETI), yang para pelakunya disebut gurandil (tikus). PETI ini tentunya sangat merugikan PT Antam Tbk UBPE Pongkor, karena lubang yang digali oleh PETI terkadang menembus wilayah eksplorasi PT Antam Tbk UBPE Pongkor. Selain hal tersebut, dalam proses eksplorasinya PETI tidak memenuhi standar pengeboran yang telah ditentukan. Hal tersebut selain merusak lingkungan juga membahayakan keselamatan jiwa PETI itu sendiri akibat longsoran tanah yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Pengolahan bijih emas yang dilakukan PETI juga tidak layak, yaitu menggunakan air raksa yang mengandung merkuri, dimana limbah tersebut dibuang oleh PETI ke Sungai yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi, mencuci dan sebagainya.
Sebagai salah satu bentuk kontribusi perusahan terhadap wilayah sekitar dalam masyarakat, PT Antam Tbk UBPE Pongkor memegang misinya dalam pengembangan masyarakat yaitu “Berpartisipasi di dalam upaya mensejahterakan masyarakat di
sekitar operasi pertambangan”. Dalam mensejahterakan masyarakat diperlukan
stabilitas keamanan, dan dalam pelaksanaanya harus ditumbuh kembangkan semangat membangun dan meningkatkan ekonomi masyarakat yang dibantu oleh perusahaan. Dengan mensejahterakan masyarakat di sekitar operasi pertambangan diharapkan PETI tidak ada lagi sukses dari aktivitas ini adalah citra yang mewarnai perusahaan pertambangan dan masyarakat sekitar.
4.1.4. Community Development (CD) PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor
Sejalan dengan kegiatan bisnisnya, PT Antam Tbk UBPE Pongkor juga turut membantu masyarakat di sekitar pertambangan dalam peningkatan kualitas hidup mereka. Melalui program pengembangan masyarakat yang digalakkan PT Antam Tbk UBPE Pongkor, masyarakat diharapkan dapat terbangun kemandiriannya. Landasan
Community Development (CD) yang diemban oleh PT Antam Tbk UBPE Pongkor,
sesuai dengan salah satu misi korporat, yaitu “Berpartisipasi dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah operasi pertambangan”.
Fokus pelaksanaan CD di PT Antam Tbk UBPE Pongkor sebelum tahun 2001 adalah penanggulangan PETI, sedangkan untuk jangka waktu dari tahun 2001- 2015 yaitu penyiapan masyarakat pasca tambang, peningkatan kualitas SDM masyarakat, mengembangkan ekonomi masyarakat, peningkatan kemandirian dan ketahanan ekonomi masyarakat, peningkatan kesehatan masyarakat, dan peningkatan infrastuktur
masyarakat. Penanganan para PETI memang tidak digalakkan seperti dulu, namun PT Antam Tbk UBPE Pongkor sampai saat ini tetap berusaha mengurangi jumlah PETI.
Sasaran kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PT Antam Tbk UBPE Pongkor terutama untuk menghadapi masyarakat pasca tambang yang kuat, mandiri, dan sejahtera. Filosofi dasar pelaksanaan pengembangan masyarakat oleh PT Antam Tbk UBPE Pongkor adalah “Memberi kail dan mengajar bagaimana cara mengail”. Oleh karena itu pengembangan masyarakat juga diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam usaha mengembangkan serta memberdayakan masyarakat itu sendiri.
4.1.5. Corporate Social Responsibility PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor
PT Antam Tbk memfokuskan bentuk tanggung jawab sosial atau CSR-nya pada empat bidang perhatian yang diberi nama Kompas, sesuai empat arah mata angin. North untuk Nature, South untuk Social, West untuk Well being dan East untuk Economic. Oleh PT Antam Tbk UBPE Pongkor keempat bidang perhatian ini diimplementasikan kepada masyarakat sekitar pertambangan dengan landasan Community Development, sesuai dengan misi korporat yaitu “Berpartisipasi di dalam upaya mensejahterakan
masyarakat di sekitar operasi pertambangan”. Implementasi CSR PT Antam Tbk
UBPE Pongkor ini dibagi lagi menjadi tiga bentuk program yaitu program pengembangan kemasyarakatan, program kemitraan, dan program bina lingkungan.
4.2. Keadaan Umum Desa Bantar Karet 4.2.1. Letak Wilayah
Desa Bantar karet terletak pada ketinggian 750 Meter di bawah permukaan laut dengan curah hujan 400 Mili Meter-800 Mili Meter per tahun. Suhu udara berkisar 340 Celcius pada siang hari dan 260 Celcius pada malam hari. Luas wilayah Desa Bantar Karet yaitu 841,0 Hektar. Jarak yang perlu ditempuh dari Ibukota Kecamatan 15 kilo meter, jarak dari Ibukota Kabupaten Bogor 70 Kilo Meter, jarak dari Ibukota Provinsi Jawa Barat 165 Kilo Meter, dan jarak dari Ibukota Negara RI 140 Kilo Meter.
Topografi Desa Bantar Karet berupa wilayah berbukit-bukit terjal, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Pangkal Jaya
Sebelah Selatan : Desa Pasir Peuteuy, Kabupaten Sukabumi Sebelah Barat : Desa Cisarua
Sebelah Timur : Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang
4.2.2. Kependudukan
Secara Administratif Desa Bantar Karet terdiri atas 12 RW, dan 35 RT atau 34 kampung dengan Jumlah penduduk 9.309 jiwa. Adapun mata pencaharian masyarakat Desa Bantar Karet antara lain yaitu sebagai petani dan pedagang (54,7 %), PNS (35,7 %, jasa bengkel (3,4 %) pengrajin (2,8 %) dan penjahit (2,0 %).
4.2.3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Bantar Karet sudah cukup memadai. Hal ini juga dikarenakan Desa Bantar Karet merupakan Desa yang letaknya paling dekat dengan lokasi Kantor PT Antam Tbk UBPE Pongkor. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Bantar Karet adalah sebagai berikut :
Sarana dan prasarana kelembagaan
1 buah pasar yang bernama Pasar Rebo 2 buah wartel
17 buah masjid (pada tahun 2005) 31 musholla (pada tahun 2005)
13 buah majelis taklim (pada tahun 2005) Sarana dan prasarana kesehatan
1 buah balai pengobatan (BP) yang bernama Yayasan Rahayu Sarana dan prasarana pendidikan
3 buah TPA (Taman Pendidikan Al-quran), tersebar di Kampung Nunggul, Tugu dan Leuwi Buluh
6 buah Madrasah Diniyah Islam (MDI), tersebar di 6 kampung, yaitu Kampung Cikaung, Kampung Cadas Leueur, Kampung Sidempok, Kampung Cilanggar, Kampung Bojong Sari, dan Kampung Nutug
7 buah SD, tersebar di 7 kampung, yaitu Kampung Bantar Karet I, Kampung Bantar Karet II, Kampung Cadas Leueur, Kampung Gunung Dahu, Kampung Nunggul, Kampung Ciguha dan Kampung Cilanggar
4.4. Keadaan Umum Kampung Bantar Karet
Kampung Bantar Karet merupakan salah satu kampung yang terdapat di Desa Bantar Karet. Jumlah penduduk di Kampung Bantar Karet yaitu 300 Jiwa, dimana terdiri dari 70 KK (Kepala Keluarga). Kampung ini merupakan salah satu kampong yang menerima program bantuan dari PT Antam Tbk UBPE Pongkor. Untuk mencapai kampung ini tergolong lumayan sulit, karena jalannya yang cukup terjal dan banyak bebatuan. Jalan untuk akses ke Kampung Bantar Karet ini belum mengalami pengaspalan, dan untuk dapat mencapai Kampung Bantar Karet dapat menggunakan mobil dan sepeda motor. Bagi pengendara sepeda motor yang belum biasa dengan jalan tersebut akan cukup kesulitan untuk mencapai Kampung Bantar Karet ini. Dalam perjalanan menuju Kampung Bantar Karet akan ditemui Tailing Dam milik PT Antam Tbk UBPE Pongkor. Tailing Dam adalah tempat pembuangan limbah hasil pengolahan emas PT Antam Tbk UBPE Pongkor.
Secara geografis, batas wilayah Kampung Bantar Karet adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Gunung Dahu
Sebelah Selatan : Kampung Nunggul
Sebelah Barat : Kampung Sidempok
Sebelah Timur : Kampung Ciladu
Sebagian lahan di Kampung Bantar Karet adalah milik PT Antam Tbk UBPE Pongkor, dimana lahan tersebut sebelumnya adalah gunung, yakni Gunung Dahu. PT Antam Tbk UBPE Pongkor kemudian mengambil bebatuan yang ada di gunung sedikit demi sedikit hingga gunung tersebut menjadi rata, yang kemudian menjadi lahan yang dimanfaatkan sebagai persawahan. Saat ini sawah tersebut oleh PT Antam Tbk UBPE
Pongkor dibebaskan untuk digarap oleh masyarakat Kampung Bantar Karet yang tidak memiliki sawah. Hal tersebut tentunya sangat membantu masyarakat Kampung Bantar Karet yang sebagian dari mereka memang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian. Yang dikhawatirkan oleh masyarakat Kampung Bantar Karet adalah saat PT Antam Tbk UBPE Pongkor yang sewaktu-waktu dapat meminta sawah tersebut, kelak jika perusahaan memerlukan lahan tersebut.
Kampung Bantar Karet saat ini sedang menerima program bantuan dari PT Antam Tbk UBPE Pongkor, yaitu berupa bantuan Ternak Ikan Mas Mesjid. Ternak ikan Mas Mesjid saat peneliti berkunjung ke Kampung Bantar Karet baru berjalan selama lima hari, dengan benih ikan yang diternak di kolam sebanyak 5.000 ekor.