• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PG PAUD UNTIRTA 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL PG PAUD UNTIRTA 2019"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING

SEMINAR

NASIONAL

PG PAUD

UNTIRTA

2019

Penasihat: Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd. Ketua: Atin Fatimah, M.Pd. Sekretaris:

dr. Tricahyani E.Y., M.PH., Sp.EM. Bendara:

Laily Rosidah, M.Pd. Narasumber Seminar: Dr. Cepi Riyana, M.Pd.

(Universitas Pendidikan Indonesia) Dr. Hapidin, M.Pd.

(Universitas Negeri Jakarta) Tim Prosiding: Ratih Kusumawardani, M.Pd. Kristiana Maryani, M.Pd. Reviewer: Ila Rosmilawati, Ph.D Yuli Kurniawati, Ph.D Kesekretariatan: 1. Dr. Luluk Asmawati, M.Pd. 2. Rr. Dina Kusuma Wardani, M.Pd. Cover dan Tata Letak:

Desma Yuliadi Saputra, S.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERMAINAN

TRADISIONAL

VS

(3)

iii

Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019

Kata

Pengantar

S

alah satu misi pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi anak bangsa sejak usia dini. Misi ini memberikan pandangan bahwa pendidikan harus mampu membentuk manusia seutuhnya sebagai manusia yang berkarakteristik personal dan mampu memahami dinamika psikososial dan lingkungan kulturalnya. Maka proses pendidikan harus mencakup (1) Penumbuhkembangan keimanan dan ketakwaan, (2) Pengembangan wawasan kebangsaan, kenegaraan, demokrasi, dan kepribadian, (3)Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, (4) Pengem-bangan penghayatan, apresiasi, dan ekspresi seni, serta (5) Pembentukan manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Tujuan paling utama program PAUD adalah untuk meningkatkan kapasitas anak dalam berkembang dan belajar. Kegiatan PAUD, baik dalam program pengajaran, penelitian, maupun pengabdian diarahkan untuk mendukung dan memberikan layanan pada praktisi, akademisi, maupun anak-anak agar dapat mengembangkan kapasitasnya dan menggunakan komunikasi massa untuk meningkatkan penge-tahuan dan kemampuan praktikal.

Berdasarkan hasil curah pendapat dalam seminar nasional PGPAUD yang diselenggarakan kedua kalinya oleh Jurusan PGPAUD di Serang pada bulan Agustus 2019 dengan bertajuk “Permainan Tradisional Vs Digital” disepakati bahwa stimulasi untuk peningkatan kapasitas anak dalam berkembang dan belajar dapat ditempuh melalui multi metode dengan tidak menanggalkan identitas budaya setempat sebagai bagian dari upaya filtrasi budaya. Demi tujuan dan komitmen tersebut, maka Jurusan S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memandang perlu meng-adakan kegiatan seminar nasional di mana dalam momentum ini berkumpul semua pihak terkait pendidikan anak usia dini, mulai dari akademisi, praktisi (para penge-lola lembaga PAUD dan pendidik anak usia dini, baik guru, pengasuh, maupun orang tua) untuk mendapatkan hasil dari desiminasi penelitian guna menuju profesionalitas dalam pendidikan anak usia dini.

(4)

Seminar ini telah diikuti oleh berbagai unsur yang semuanya memiliki komitmen yang sama yakni profesionalisme dalam penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini yang kelak akan tampil di masa yang akan datang sebagai generasi penerus pemimpin-pemimpin bangsa yang akan mengukir prestasi bagi Bangsa Indonesia.

Seminar nasional ini dapat berlangsung berkat dukungan dari berbagai pihak. Kami ucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan seluruh panitia yang telah mendukung acara ini. Terkhusus kepada seluruh penulis yang telah berkontribusi pada prosiding ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga prosiding seminar nasional 2 PGPAUD 2019 dengan tajuk “Permainan Tradisional Vs Digital” ini dapat bermanfaat bagi penelitian dan pengembangan pendidikan anak usia dini di masa yang akan datang.

Ketua Jurusan PG PAUD FKIP Untirta

(5)

v

Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019

63

73

21

31

41

51

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI PAUD BINA BANGSA ISLAMIC SCHOOL KOTA SERANG

Aas Asmawati

PENGARUH MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TERHADAP KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN

Amalia Sahara, Cucu Atikah, dan Reza Mauldy Raharja

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR

Aninda Kusuma Wardhany

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK MELALUI KEGIATAN SENAM IRAMA

Anisa Qurotul Aeni, Alis Triena Permanasari, dan Siti Khosiah

PERAN GURU DALAM MENGOPTIMALKAN KEDISIPLINAN ANAK USIA 4-5 TAHUN

Anna Karina

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN BERMAIN SAINS

Annisa Nabila

MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN BERBAGAI MEDIA

Asry Pratiwi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN OLAH TUBUH

Dea Elma Pavitta

MENGEMBANGKAN ALAT PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD MUTIARA HATI TAHUN AJARAN 2017/2018

Dwi Istati Rahayu, Nurhasanah, dan Baiq Nunike Resti Aulia

DAFTAR

ISI

1

9

(6)

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL WEBBED PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

Eem Khujaemah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS MELALUI MEDIA CLAY PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Elma Tresia

KREATIVITAS SENI RUPA ANAK DALAM KEGIATAN MOZAIK DI TK AL HUSNA BURING KOTA MALANG

Emmalia Marta Hapsari dan Wuri Astuti

MODEL BIMBINGAN MELALUI PERMAINAN SOSIODRAMA UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU PROSOSIAL ANAK

Evi Afiati

EFEKTIVITAS PARENTING DALAM PENINGKATAN PROSES STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK DI PAUD/TK KOTA MATARAM TAHUN 2017

Fahruddin, Muazar Habibi, Nurhasanah, dan Ika Rahmayani

PENGARUH GIZI SEIMBANG TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 4-5 TAHUN

Fida Fitria Ahadiyani

MENINGKATKAN KEMAMPUAN EMOSIONAL

ANAK USIA 4-5 TAHUN ME-LALUI BERMAIN KONTUKTIF

Fitri Haryati

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

Gita Kurniawati

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK USIA DINI

Kristiana Maryani

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI UPACARA BENDERA

Kristina Uli

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS

MELALUI KEGIATAN ME-WARNAI DENGAN TEKNIK GRADASI

Misshita Dwita

95

103

113

119

133

147

161

173

181

189

199

(7)

vii

Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019

MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B

Nani Yulia

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI ANAK USIA 4-6 TAHUN

Nia Prasetyaningsih

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Nina Rakhmawati, Luluk Asmawati, dan Laily Rosidah

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERCERITA

Nopiana

PENERAPAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI TAMAN PENITIPAN ANAK

Noviyana Furyanti

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD SMART KECAMATAN SERANG, KOTA SERANG-BANTEN

Nunu Astuti

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE PROYEK DI PAUD AL-HUDA KOTA SERANG

Nurul Ashila Tri Utami

PEMBELAJARAN ENTREPRENEURSHIP ANAK USIA DINI DI TK KHALIFAH 2 SERANG

Nurul Fathia

KREATIVITAS GURU DALAM MENCIPTAKAN PERMAINAN KREATIF UNTUK ANAK USIA DINI

Nuryati

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

Ridha Indah Fajarwati

MENINGKATKAN KOSAKATA MELALUI MEDIA GAMBAR

Rifkiyanti Azizah

219

229

239

251

263

275

283

293

305

315

207

(8)

SMARTPHONE: ANAK ATAU ORANGTUA YANG SESUNGGUHNYA TIDAK DAPAT TERLEPAS DARINYA?

Rina Windiarti

PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN

Riska Novianti

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN BAHAN BEKAS

Siska Fahrunisa Aulia

PENGARUH PERMAINAN PUZZLE

TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA

Siti Maprudoh

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK

Siti Marifah

PENGARUH PENDEKATAN BCCT (BEYOND CENTRE AND CIRCLE TIME) TERHADAP KREATIVITAS GURU DI KECAMATAN CIBEBER

KOTA CILEGON BANTEN

Siti Nur Asiyah

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN FUN COOKING

Siti Nuraeni dan Tricahyani Endah Yuniarti

PENGUASAAN BAHASA LISAN ANAK USIA 4 TAHUN

Siti Nurhayati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK

Siti Nurlaeli

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA

Siti Restu Utami Fatmawati

PENGARUH MODEL ACTIVE LEARNING TERHADAP PENGEMBANGAN ENTREPRENEURSHIP ANAK USIA DINI

Siti Rokimah dan Fadlullah

345

355

363

377

385

393

401

409

417

325

335

(9)

ix

Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019

PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK DI SENTRA BALOK

Sri Purwatih dan Fahmi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN KLASIFIKASI

Sri Wahyuningsih dan Isti Rusdiyani

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SAINS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERMAIN KREATIF

Sulastina dan Ratih Kusumawardani

MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI BERMAIN LEGO PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TUNAS MERAK PANDEGLANG

Upiah dan Atin Fatimah

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0-24 BULAN

Wiwin Supriatin

PENTINGNYA KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS

Yonia Ilma Insyira

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PEMBIASAAN DI TK ISLAM TIRTAYASA

Yoyoh Khumaeroh

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MEDIA LEGO HURUF

Zahrotul Uyun dan Tri Sayekti

453

459

467

477

485

427

435

443

(10)
(11)

95

Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019

PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL WEBBED

PADA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

Eem Khujaemah

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Eemkenshin5@gmail.com

ABSTRACT

An integrated learning webbed model is a learning that can explore the development of child’s knowledge. With high curiosity aspects of child development can be optimally stimulated. The use of a webbed model in integrated learning using topics or themes to integrate and link multiple interrelated concepts into a single learning package. Central themes can be drawn from everyday life that is interesting and challenging the child’s life to spark his interest in learning. This study aims to: 1) know the application of integrated learning model of webbed on children group A in TK Negeri Pembina Provinsi Banten; 2) to know the advantages of integrated learning model of webbed on child group A in TK Negeri Pembina Provinsi Banten; 3) knowing the advantages of integrated learning model webbed on children group A in TK Negeri Pembina Provinsi Banten. The approach used in this research is to use qualitative approach. As for the method, researchers use descriptive because this study describes the actual condition of a condition or condition. Data collection techniques obtained through observation, interviews and documentation. After data obtained then analyzed with data reduction measures, data presentation, and conclusion. From the research result, it can be concluded that: 1) the application of integrated learning of webbed model in TK Negeri Pembina Provinsi Banten runs quite well by applying the planning into the implementation of learning in the class and evaluation done; 2) the advantages of integrated learning webbed model in TK Negeri Pembina Provinsi Banten more focused teacher and not widening the discussion in classroom learning, easier planning in team work and motivated children in learning; 3) difficulty in determining a theme and adjustment in activities during the period of one semester and more focused on the activities of the concept development is a weakness in integrated learning webbed model in TK Negeri Pembina Provinsi Banten.

(12)

ABSTRAK

Pembelajaran terpadu model webbed merupakan pembelajaran yang dapat meng-eksplorasi perkembangan pengetahuan anak. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi aspek-aspek perkembangan anak dapat terstimulasi secara optimal. Penggunaan model webbed dalam pembelajaran terpadu menggunakan topik atau tema untuk memadukan dan mengaitkan beberapa konsep yang saling terkait menjadi satu paket pembelajaran. Tema sentral dapat diambil dari kehidupan sehari-hari yang menarik dan menantang kehidupan anak untuk memicu minat belajarnya Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui penerapan pembelajaran terpadu model webbed pada anak kelompok A di TK Negeri Pembina provinsi Banten; 2) mengetahui keunggul-an pembelajarkeunggul-an terpadu model webbed pada keunggul-anak kelompok A di TK Negeri Pembina Provinsi Banten; 3) mengetahui keunggulan pembelajaran terpadu model webbed pada anak kelompok A di TK Negeri Pembina Provinsi Banten. Pendekatan yang diguna-kan dalam penelitian ini adalah dengan menggunadiguna-kan pendekatan kualitatif. Sedang-kan untuk metode, peneliti menggunaSedang-kan deskriptif karena penelitian ini meng-gambarkan kondisi aktual dari suatu keadaan atau kondisi. Teknik pengumpulan data didapatkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data didapatkan selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan peng-ambilan kesimpulan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1) penerapan pembelajaran terpadu model webbed di TK Negeri Pembina Provinsi Banten berjalan cukup baik dengan mengaplikasikan perencanaan ke dalam pelaksanaan pem-belajaran di kelas serta evaluasi yang dilakukan; 2) keunggulan pempem-belajaran terpadu model webbed di TK Negeri Pembina Provinsi Banten guru lebih terarah dan tidak melebarnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas, perencanaan lebih mudah dalam pengerjaan tim dan anak termotivasi dalam pembelajaran; 3) sukarnya dalam menentukan suatu tema serta penyesuaian dalam kegiatan selama kurun waktu satu semester dan lebih terfokusnya pada kegiatan dari pada pengembangan konsep me-rupakan kelemahan dalam pembelajaran terpadu model webbed di TK Negeri Pembina Provinsi Banten.

Kata Kunci: Pembelajaran terpadu, model webbed, perencanaan dan pelaksanaan tema

PENDAHULUAN

Menurut Wina Sanjaya (dalam Ahmad Yani 2014: 6) kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh anak, strategi dan cara yang dapat di-kembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Berubahnya KTSP menjadi kurikulum 2013 tidak tanpa alasan.

Strategi pembelajaran merupakan usaha guru dalam menerapkan berbagai me-tode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Ada

bermacam-Pemilihan strategi pembelajaran hendak-nya mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu: a. karakteristik tujuan pem-belajaran, b. karakteristik anak dan cara bel-ajarnya, c. tempat berlangsungnya kegiatan belajar, d. tema pembelajaran, serta e. pola kegiatan. Salah satu strategi yang biasa di-gunakan dalam kegiatan pengembangan di Taman Kanak-kanak adalah strategi pembel-ajaran terpadu.

Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan bertitik tolak dari suatu topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan guru bersama anak, dengan cara mempelajari dan menjelajahi konsep-konsep dari tema tersebut. Di samping itu pembelajaran ter-padu didasari pada pendekatan inkuiri yang

(13)

97

Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019

anak didorong untuk bekerja sama dalam kelompok dan didorong untuk merefleksi-kan kegiatan belajarnya sehingga mereka dapat memperbaiki secara mandiri.

Tentunya dalam pembelajaran terpadu adanya model-model yang dapat diterap-kan dalam pembelajaran. Model-model pembelajaran terpadu tersebut Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh model pem-belajaran terpadu yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu (1) the frag-mented model (mode tergambarkan), (2) the connected model (model terhubung), (3) the nested model (model tersarang), (4) the sequenced model (model terurut), (5) the shared model (model terbagi), (6) the webbed model (mode terjaring), (7) the treaded model (model tertali), (8) the integrated model (model terpadu), (9) the immersed model (model terbenam), (10) the networked model (model jaringan).

Satu di antara model pembelajaran ter-padu tersebut yaitu Model Webbed me-rupakan Salah satu model yang biasa di-gunakan di Taman Kanak-kanak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan suatu pembelajaran yang me-libatkan beberapa bidang pengembangan (nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional) untuk mem-berikan pengalaman yang nyata dan ber-makna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pen-dekatan tematik dianggap sangat cocok di-terapkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Dengan model pem-belajaran jaring laba-laba (webbed) pada pembelajaran anak usia dini di TK dapat membangun pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkem-bangan anak. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah

dijabarkan maka peneliti tertarik meneliti tentang “Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Webbed pada Anak Usia Taman Kanak-kanak (Penelitian Kualitatif Deskriptif pada Anak Kelompok A di TK Negeri Pembina Provinsi Banten)”.

Humpreys (Yuliana, 2009:88) menyata-kan bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu bentuk pembelajaran di mana anak dapat mengeksplorasi pengetahuannya dalam berbagai bidang yang berhubungan dengan aspek-aspek tertentu di lingkung-annya. Anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, dengan menggunakan pembelajaran terpadu rasa ingin tahu anak terhadap ling-kungan dapat dieksplorasi dengan baik dalam berbagai bidang. Aspek-aspek per-kembangan anak dapat terstimulasi secara optimal. Menurut Sukandi, (Trianto, 2012: 55) pembelajaran terpadu pada hakikatnya adalah kegiatan mengajar dengan memadu-kan materi beberapa pelajaran dalam satu tema.

Melihat penjelasan Sukandi di atas pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pe-ngembangan yang meliputi pepe-ngembangan aspek kognitif, bahasa, fisik-motorik, sosial-emosi, estetika, sosial, moral, dan agama. Menjadi fokus dalam pembelajaran terpadu adalah tema.

Pembelajaran terpadu atau pembel-ajaran tema bagi anak usia dini umumnya dan anak usia taman kanak-kanak khusus-nya, memiliki karakteristik yang khas di-bandingkan dengan pembelajaran lainnya. Ciri-ciri atau karakteristik pembelajaran terpadu menurut Depdiknas (2006:6) ada-lah (1) Holistik (utuh), (2) Bermakna, (3) Aktif, (4) Dampak pembelajaran. Keempat hal di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Holistik (utuh), pembelajaran yang holistik menghendaki seluruh aspek per-kembangan anak (fisik dan

(14)

men-tal) dikembangkan dalam pembelajar-an secara utuh tidak terkotak-kotak. b. Bermakna, dengan pembelajaran

ter-padu siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran inkuiri, bekerja, berpikir, merefleksi, bertanya, dan merasakan. Hal ini sejalan dengan prin-sip “hand on activity” yaitu kegiatan pembelajaran sebagai bagian yang menyatu dengan berbuat dan bermain, terutama bagi anak usia dini (learning by doing and learning by playing). Akti-vitas belajar yang semacam ini dapat menghindarkan antusiasme anak yang tinggi.

c. Aktif, Dengan pembelajaran terpadu anak terlibat secara aktif dalam kegiat-an pembelajarkegiat-an inkuiri, bekerja, ber-pikir, merefleksi, bertanya, dan me-rasakan. Hal ini sejalan dengan prinsip “hand on activity” yaitu kegiatan pem-belajaran sebagai bagian yang menyatu dengan berbuat dan bermain, ter-utama bagi anak usia dini (learning by doing and learning by playing). Aktivi-tas belajar yang semacam ini dapat menghindarkan antusiasme anak yang tinggi.

d. Dampak Pembelajaran, Pembelajaran terpadu dapat memberikan dampak langsung (intrucsional effects) melalui pencapaian tujuan pembelajaran khu-sus dan dampak tidak langsung atau dampak pengiring (nurturan effects) sebagai akibat dari keterlibatan anak dalam berbagai ragam kegiatan belajar yang khas dirancang oleh guru. Model pembelajaran terpadu ber-dasarkan lintas beberapa disiplin ilmu yang sering digunakan untuk Pendidikan Anak Usia dini adalah model Webbed. Model ini memadukan materi pembelajaran dari beberapa bidang studi dalam satu tema

Trianto (2010:9) menyatakan bahwa tujuan pengembangan model ini adalah untuk memberikan wawasan kepada guru tentang pembelajaran terpadu, memberi keterampilan pada guru untuk dapat me-nyusun rencana pembelajaran dan penilai-an, memberikan bekal kepada guru agar memiliki kemampuan melaksanakan pem-belajaran terpadu, dan memberikan wa-wasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait sehingga mereka dapat mem-berikan dukungan terhadap kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pembelajaran ter-padu. Pembelajaran terpadu memiliki banyak keunggulan baik bagi anak maupun bagi guru, dari keunggulan-keunggulan tersebut memberikan manfaat.

Menurut Masitoh (2007:12.8) Peng-gunaan strategi Pembelajaran terpadu me-miliki manfaat antara lain: a. meningkatkan perkembangan konsep anak, b. memung-kinkan anak untuk mengeksplorasi penge-tahuan melalui berbagai kegiatan, c. mem-bantu guru dan praktisi lainnya untuk me-ngembangkan kemampuan profesionalnya, d. dapat dilaksanakan pada jenjang program yang berbeda, untuk semua tingkat usia, dan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Hasil dari analisis di atas pembelajaran terpadu mempunyai manfaat untuk guru serta anak. Untuk guru diantaranya mampu meningkatkan keprofesionalan sebagai guru serta dapat memakai pembelajaran terpadu untuk semua tingkatan usia. Lain halnya dengan guru manfaat yang dapat anak ambil dari pembelajaran terpadu yaitu dapat meningkatkan pengetahuan anak lewat eksplorasi dari berbagai kegiatan yang diamati sehingga meningkatkan per-kembangan pemahaman konsep anak.

Pembelajaran terpadu menuntut guru untuk bekerja secara profesional mulai tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap penilaian. Agar pembelajaran terpadu

(15)

99

Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019

bagai berikut ini, Prabowo menyebutkan pada dasarnya langkah-langkah (sintaks) pembelajaran terpadu mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pem-belajaran meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi (Trianto, 2012:63).

Setiap pembelajaran yang dilaksanakan dalam pembelajaran tentunya memiliki kelebihan maupun kelemahan. Begitu pun dengan pembelajaran terpadu model webbed memiliki kelebihan, menurut Trianto (2012:42) pembelajaran terpadu model webbed terdapat kelebihan, kelebih-an dari Model webbed ialah sebagai berikut: (1) Ada kekuatan motivasi yang berasal dari proses penentuan tema yang diminati oleh anak-anak. (2) Model jaring laba-laba/ webbed relatif mudah dilaksanakan oleh para guru, termasuk guru TK pemula. (3) Model webbed ini mempermudah peren-canaan kerja tim. (4) Pendekatan tematik dapat memotivasi anak. (5) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.

Selain kelebihan yang dimiliki, pem-belajaran terpadu model webbed juga me-miliki beberapa kekurangan. Trianto (2012: 42) menyebutkan kekurangan pembelajar-an terpadu model webbed pembelajar-antara lain: (1) sulit dalam menyeleksi tema; (2) cende-rung untuk merumuskan tema yang dang-kal; (3) dalam pembelajaran guru lebih me-musatkan perhatian pada kegiatan dari-pada pengembangan konsep.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis peneliti-an kualitatif dengpeneliti-an menggunakpeneliti-an metode deskriptif. Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007:4) mengungkapkan bahwa mengemukakan bahwa penelitian kualita-tif adalah prosedur penelitian yang meng-hasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

peri-laku yang dapat diamati. Jadi penelitian kualitatif-deskriptif digunakan untuk me-ngumpulkan informasi dan keadaan-ke-adaan nyata yang sedang terjadi di lapangan. Pada penelitian ini lokasi yang akan di-jadikan untuk penelitian adalah TK Negeri Pembina Provinsi Banten di Kelurahan Cilaku Kecamatan Curug Kota Serang – Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018, penelitian dilakukan sampai data dianggap cukup. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelompok A di TK Negeri Pembina Provinsi Banten yaitu kelompok A1, A2 dan A3 Yang akan peneliti teliti adalah guru sebagai pelaksana dalam penerapan pem-belajaran terpadu model webbed juga anak sebagai partisipasi di kelas dalam pembel-ajaran terpadu model webbed.

Teknik pengumpulan data yang diguna-kan dalam penelitian ini adalah a) obser-vasi, dalam penelitian kali ini peneliti me-ngamati proses pembelajaran guru di kelas A1,A2 dan A3 dalam menerapkan pembel-ajaran terpadu model webbed. observasi dilakukan dengan mencatat kegiatan ber-bentuk catatan lapangan; b) dokumentasi, sejumlah data dan fakta akan tersimpan dalam bahan yang terbentuk dokumentasi sebagian data tersebut adalah berbentuk berkas perencanaan, pelaksanaan dan pe-nilaian yang dilaksanakan serta foto untuk memperkuat data agar data lebih valid. c) wawancara dilakukan peneliti untuk me-lihat lebih dalam lagi data di lapangan, wawancara salah satu teknik pengumpulan data dalam metode survei melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden, (Rosady Ruslan, 2003: 23). Pertanyaan di ajukan pada guru wali kelas A1,A2 dan A3 agar peneliti menge-tahui informasi lebih dalam lagi mengenai penerapan pembelajaran terpadu model webbed di kelas.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data Miles &

(16)

Huberman dalam Ahmadi (2014:231) me-lalui tiga langkah, yaitu: reduksi data, pe-nyajian data, dan penarikan kesimpulan.

PEMBAHASAN

1. Penerapan pembelajaran terpadu model webbed di TK Negeri Pembina Provinsi Banten pada anak kelompok A

Penerapan pembelajaran terpadu model webbed di TK Negeri Pembina Pro-vinsi Banten berjalan sesuai indikator, di-mulai dari proses perencanaan dalam pem-buatan program semester, RPPM dan RPPH model webbed. Perencanaan pembelajran tersebut dirancang untuk menstimulasi/ merasangsang semua aspek perkembangan yang anak miliki dengan pembelajaran yang holistik, memberikan makna untuk anak tersebut serta aktif dalam kegiatan yang anak lakukan.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilak-sanakan oleh guru sesuai dengan program semester, RPPM dan RPPH yang dibuat oleh guru, terlihat pukul 08:00 WIB anak mulai melakukan kegiatan ikrar, bernyanyi dengan gerakan ringan di lapangan dilanjutkan dengan circle time yang diisi bernyanyi, ber-doa, salam membaca iqro dan salat, anak me-laksanakan kegiatan inti di kelas, kegiatan yang diberikan guru sesuai tema yang sedang diajarkan. Kegiatan inti anak dimulai dengan guru memberikan penjelasan me-ngenai sub-sub tema yang diajarkan setiap harinya dengan metode tanya jawab atau bercerita menyesuaikan dengan tema yang sedang dilakukan, anak merespons dengan bertanya tentang hal yang disampaikan oleh guru kemudian guru menjawab per-tanyaan-pertanyaan yang dilontarkan anak, penggunaan media/sumber belajar yang guru gunakan dengan replika ataupun dalam buku ajar. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru menyampaikan aturan per-mainan/kegiatan yang akan anak laksanakan,

ngerjakan permainan/kegiatan yang akan anak lakukan, guru membimbing ketika anak sedang melakukan kegiatan,. Guru memberikan penguatan pada anak ketika dalam kegiatan, serta pada saat akhir ke-giatan.

Ketika anak beristirahat dapat bermain di luar maupun di dalam, setelah itu kegiat-an ditutup dengkegiat-an penguatkegiat-an untuk kegiat-anak serta doa sebelum pulang. Ketika pembel-ajaran berakhir/selesai guru melakukan penilaian pada anak selama satu hari itu.

Hal ini sesuai dengan teori pembelajar-an terpadu, ypembelajar-ang mpembelajar-ana pembelajarpembelajar-an ter-padu adalah suatu bentuk pembelajaran di mana anak dapat mengeksplorasi pengeta-huannya dalam berbagai bidang yang ber-hubungan dengan aspek-aspek tertentu di lingkungannya. Anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, dengan menggunakan pem-belajaran terpadu rasa ingin tahu anak ter-hadap lingkungan dapat di eksplor dengan baik dalam berbagai bidang. Aspek-aspek perkembangan anak dapat terstimu-lasi secara optimal menurut Humpreys (Yuliana, 2009: 88). Menurut Norvan dan Barnawi (2014: 135) prosedur pelaksanaan pembel-ajaran terpadu terdiri dari lima langkah-lang-kah. Langkah-langkah pembelajaran terpadu yaitu (1) Memilih Tema, (2) penjabaran tema, (3)perencanaan, (4) pelaksanaan dan (5) penilaian. Dengan demikian, penerapan pembelajaran terpadu model webbed di TK Negeri Pembina Provinsi Banten sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya karena prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

2. Keunggulan penerapan pembelajaran terpadu model webbed di TK Negeri Pembina Provinsi Banten pada anak kelompok A

Keunggulan pembelajaran terpadu model webbed pada anak kelompok A di

(17)

101

Seminar Nasional PGPAUD UNTIRTA 2019

perencanaan pembelajaran dengan kerja tim, lebih terarahnya kegiatan pembelajar-an di kelas, dapat termotivasinya pembelajar-anak dalam kegiatan pembelajaran di kelas, anak terlihat aktif dalam kegiatan dengan tema yang diberikan guru dekat dengan lingkung-an lingkung-anak dlingkung-an lingkung-anak mudah memahami tema yang disampaikan guru dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini juga sesuai dengan teori keung-gulan pembelajaran terpadu model webbed. Menurut Trianto (2012:42) pembelajaran terpadu model webbed tardapat kelebihan, kelebihan dari Model webbed ialah sebagai berikut: (1) Ada kekuatan motivasi yang ber-asal dari proses penentuan tema yang di-minati oleh anak-anak. (2) Model jaring laba-laba/webbed relatif mudah dilaksanakan oleh para guru, termasuk guru TK pemula. (3) Model webbed ini mempermudah pe-rencanaan kerja tim. (4) Pendekatan tema-tik dapat memotivasi anak. (5) Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait. Dengan demikian, keunggulan pembelajaran terpadu model webbed se-suai dengan poin-poin yang terdapat dalam teori di atas.

3. Kelemahan penerapan pembelajaran terpadu model webbed di TK Negeri Pembina Provinsi Banten pada anak kelompok A

Kelemahan pembelajaran terpadu model webbed pada anak kelompok A di TK Negeri Pembina Provinsi Banten yaitu, pembelajaran terpadu model webbed be-rupa sulitnya dalam pemilihan tema pada saat perencanaan program semester ke depan, sehingga tema yang dipilih terka-dang tidak mendalam dan guru lebih me-musatkan perhatian pada kegiatan dari pada konsep pengembangan di kelas.

Hal ini sesuai dengan teori kelemahan pembelajaran terpadu model webbed, bahwa menurut Trianto (2012: 42)

menye-butkan kekurangan pembelajaran terpadu model webbed antara lain: (1) sulit dalam menyeleksi tema; (2) cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal; (3) dalam pembelajaran guru lebih memusatkan per-hatian pada kegiatan daripada pengem-bangan konsep. Dengan demikian kelemah-an dalam pembelajarkelemah-an terpadu model webbed sesuai dengan beberapa poin yang terdapat dalam teori di atas.

PENUTUP 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Penerapan Pembelajaran Model webbed pada Anak Usia Taman Kanak-kanak (pene-litian deskriptif anak kelompok Adi TK Negeri Pembina Provinsi Banten)”, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Penerapan pembelajaran terpadu di

dalam TK Negeri Pembina Provinsi Banten ini sudah menerapkan pembel-ajaran terpadu model webbed dari awal datang ke sekolah hingga akhir kegiatan (pulang). Dimana peneliti melihat proses pembelajaran yang terus dilaku-kan di TK Negeri Pembina Provinsi Banten ini yaitu: dimulai dengan ada-nya pembuatan program semester, RPPM, dan RPPH model webbed yang diaplikasikan dalam pembelajaran terpadu yang dilakukan sehari-hari di kelas. Guru menerapkan kegiatan dari pembukaan yang berisi ikrar, circle time, apersepsi pijakan sebelum ber-main. Di dalam inti terdapat penjelasan tema, aturan bermain dan kegiatan. Dalam penutup terdapat re-calling serta penguatan pada anak dengan mengacu pada RPPH, yang di dalamnya terdapat indikator pengembangan semua aspek perkembangan anak. Guru melakukan penilaian pada anak dengan observasi dan catatan anekdot yang dimasukkan ke dalam skala rating pencapaian perkembangan anak.

(18)

Semua kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir merangsang/ men-stimulasi 6 aspek perkembangan anak yang meliputi, moral, bahasa, kognitif, motorik, sosial emosional dan seni se-suai dengan indikator pencapaian dalam program semester TK Negeri Pembina Provinsi Banten yang me-ngacu pada kurikulum 2013 dengan menggunakan model Webbed dalam pembuatan RPPM dan RPPH

b. Keunggulan pembelajaran terpadu model webbed pada anak kelompok A di TK Negeri Pembina Provinsi Banten memberikan kemudahan bagi guru dalam pengerjaan perencanaan pem-belajaran dengan kerja tim, lebih ter-arahnya kegiatan pembelajaran di kelas, dapat termotivasinya anak dalam kegiatan pembelajaran di kelas, anak terlihat aktif dalam kegiatan dengan tema yang diberikan guru dekat dengan lingkungan anak dan anak mudah me-mahami tema yang disampaikan guru dalam kegiatan pembelajaran.

c. Kelemahan pembelajaran terpadu model webbed pada anak kelompok A di TK Negeri Pembina Provinsi Banten ini berupa sulitnya dalam pemilihan tema pada saat perencanaan program semester ke depan agar tema yang dekat dengan anak tidak membosan-kan, menentukan tema selama kurun waktu satu semester sedikit sulit dalam menyesuaikan dengan kegiatan anak, guru lebih memusatkan pada kegiatan dari pada konsep pengembangan di kelas, Terfokus pada kegiatan yang harus mengembangkan aspek perkem-bangan anak penjelasan mengenai konsep tema di kelas kurang dikem-bangkan. Kurang variasinya kegiatan anak pada saat kegiatan inti serta me-dia/ sumber belajar anak saat kegiatan

2. Saran

Berdasarkan simpulan di atas menge-nai hasil penelitian, maka peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut: a. Kepada guru sudah bagus dalam

meng-ajar di kelas, agar lebih kreatif lagi dalam memberikan kegiatan pada anak, tidak terpaku dengan buku majalah, buku kotak maupun buku gambar. Lebih sering menggunakan media/sumber belajar untuk anak dalam pembelajaran. b. Kepada pihak sekolah, penerapan

pem-belajaran terpadu sudah cukup baik. pelaksanaannya untuk lebih ditingkat-kan dan memberiditingkat-kan inovasi pada ke-giatan pembelajaran di kelas serta men-ingkatkan fasilitas seperti media/sum-ber belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. (2007). Pembelajaran Terpadu. Universitas Terbuka: Jakarta.

Bogdan & Biklen (1982). Qualitatif Research for Education.in Introduction to theory and methods. Boston: Allyn n Bacon. Inc. Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satu-an PendidikSatu-an (KTSP). Jakarta: Depar-temen Pendidikan Nasional.

Masitoh,dkk. (2005). Konsep Anak Usia Dini. Bina Aksara. Jakarta.

__________(2007). Strategi Pembelajaran TK. Universitas Terbuka. Jakarta. Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi

Pene-litian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset.

Russlan Rosady. (2003). Metode Penelitian: Public Relation & komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sujiono Yuliana Nurani. (2009). Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Jakarta.

Trianto, (2012). Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Tugas : mereaksikan etanol dengan asam asetat menjadi etil asetat dengan katalis resin. Tinggi : 2200 mm Diameter : 1300 mm Bahan : Steinless steel Volume :

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan maka Credit Union Tilung Jaya memiliki sistem pengendalian intern pemberian kredit yang kurang baik, karena terdapat beberapa masalah

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Anak yang pendiam dan penurut akan cenderung memilih ternan yang sesuai dengan konsep dirt yang sudah terbentuk dalam dirinya. Konsep diri ini berkembang melalui

Dalam pengertian lain, UKS/UKGS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara

Bebe- rapa keuntungan yang diperoleh dari uji meng- gunakan bulu babi adalah: (a) biologi dan seja- rah hidup sepsies utama telah banyak didoku- mentasikan; (b) bulu babi dewasa

Menimbang, bahwa Majelis Hakim tidak dapat memerintahkan para pihak mediasi dan tidak dapat mengupayakan perdamaian antara Pemohon dengan Termohon karena Termohon

16 Karakteristik gambaran dermoskopi yang ditemukan pada KSB dapat berupa arborizing vessel dan atau superfisial fine telangiectasis, ulserasi dan atau multiple