• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI MODEL REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD DAN METODE WEIGHTED LEAST SQUARE Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI MODEL REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD DAN METODE WEIGHTED LEAST SQUARE Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI MODEL REGRESI

LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE

MAXIMUM

LIKELIHOOD

DAN METODE

WEIGHTED LEAST SQUARE

SKRIPSI

SOFIA UTAMI DEWI SAPUTRI

PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI MODEL REGRESI

LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE

MAXIMUM

LIKELIHOOD

DAN METODE

WEIGHTED LEAST SQUARE

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika

Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Oleh :

SOFIA UTAMI DEWI SAPUTRI NIM. 080710447

Tanggal Lulus : September 2012

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Toha Saifudin, S.Si, M.Si NIP. 19750106 199903 1 002

Pembimbing II

(3)

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI

Judul : Perbandingan Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Biner Menggunakan Metode Maximum Likelihood dan Metode Weighted Least Square

Penyusun : Sofia Utami Dewi Saputri

NIM : 080710447

Tanggal Ujian : September 2012

Disetujui oleh :

Pembimbing I

Toha Saifudin, S.Si, M.Si NIP. 19750106 199903 1 002

Pembimbing II

Drs. Suliyanto, M.Si NIP. 19650907 199102 1 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Fakultas Sains Teknologi

Universitas Airlangga

(4)

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Biner Menggunakan Metode Maximum Likelihood dan Metode Weighted Least

Squaredapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada pogram studi Matematika di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.

Penulis menyadari bahwa berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat tersusun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepada Ibunda saya tercinta Anna Laila Ahmad dan Ayahanda saya tercinta Anwar Shodiq (Alm.) atas segala dukungan dan doanya.

2. Kepada ketiga kakak saya, Evy Rosydiana dan mas Indun, Fuad Ahmadi dan mbak Ranty dan Ahmad Fauzi dan mbak Dian serta adik saya Bagus Pranoto Abdillah serta Saudara-saudara saya atas doa serta dukungannya. 3. Toha Saifudin, S.Si, M.Si dan Drs. Suliyanto, M.Si selaku dosen

(6)

4. Drs. Sediono, M. Si selaku dosen wali yang telah banyak membantu dalam kegiatan akademis selama Penulis belajar di Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR.

5. Dr.Miswanto selaku KAPRODI Matematika sekaligus KADEP Matematika yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi. 6. Seluruh mahasiswa UNAIR angkatan 2007, khususnya mahasiswa Jurusan

Matematika angkatan 2007 atas kerjasama, do’a dan dukungannya.

7. Sahabat-sahabat saya Herlina, Trisfiyanti, Uum, Tia, Arista dan Galuh terimakasih atas dukungan serta doa kalian semua.

8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala pengorbanan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat imbalan dan amalan yang diridhoi Allah S.W.T. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surabaya, September 2012 Penyusun

(7)

Sofia Utami Dewi Saputri, 2012. Perbandingan Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Biner Menggunakan Metode Maximum Likelihood dan Metode Weighted Least Square. Skripsi ini di bawah bimbingan Toha Saifudin, S.Si, M.Si dan Drs. Suliyanto, M.Si. Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRAK

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membandingkan hasil estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode Maximum likelihood dan metode Weighted least square. Proses estimasinya menggunakan algoritma Newton raphson dan Iteratively reweighted least square. Untuk penerapan pada data dibuat program menggunakan Software S-PLUS 2000

Perbandingan hasil estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode Maximum likelihood dan metode Weighted least square

diterapkan pada data uji efektivitas larvasida ekstrak ethanol daun Mimba (Azadirachta indica) terhadap larva Aedes aegypti. Variabel respon yang digunakan adalah jumlah kematian larva Aedes aegypti (Y), sedangkan variabel prediktor yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak ethanol daun Mimba (X1) dan lama waktu pengamatan (X2). Dari hasil analisa data diperoleh bahwa metode yang baik adalah metode Maximum likelihood dengan nilai Mean Square Error

(MSE) dan Apparent Rate Error (APPER) yang terkecil , yaitu sebesar 0,6566313 dan 4,44%.

(8)

Sofia Utami Dewi Saputri, 2012. Comparison of Results of Binary Logistic Regression Model Estimation Method Using Maximum Likelihood and Weighted Least Square Method. This thesis under the guidance of Toha Saifudin S. Si, M. Si and Drs. Suliyanto M. Si. Department of Mathematics, Science and Technology Faculty, Airlangga University, Surabaya.

ABSTRACT

The purpose of this paper is to compare the results of binary logistic regression model was estimated using the method Maximum Likelihood and

Weighted Least Square method. Estimation process using the Newton Raphson

algorithm and Iteratively Reweighted Least Squares. For the application on the data use S-PLUS 2000 software.

Comparison of the results of binary logistic regression model was estimated using the method of Maximum Likelihood and weighted least square

method applied to the data of larvaside effectivity test of Neem leaf ethanol extract (Azadirachta indica) on Aedes aegypti larvae. The respon variable that is used is the mortality percentage of Aedes aegypti larvae (Y), while the predictor variables that are used are consentration of ethanol extract of Neem leaf (X1) and time of observation (X2). From the analysis og the data obtained is that a good method Maximum likelihood method with a value of Mean Square Error (MSE) and the Apparent Rate Error (APPER) is the smallest, that is equal to 0,6566313 and 4,44%.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

2.7 Matriks Pembobot Keluarga Generalized Linier Model ... 11

2.8 Prosedur Klasifikasi ... 12

3.1. Estimasi model Regresi Logistik Biner ... 21

3.1.1. Metode Maximum Likelihood ... 21

3.1.2. Metode Weighted Least Square ... 23

3.1.3. Metode Iteratively Reweighted Least Square ... 24

3.2. Membandingkan Metode MLE dengan Metode WLS ... 25

3.3. Penerapan Model pada Data ... 26

(10)

BAB V PENUTUP ... 44

5.1. Kesimpulan ... 44

5.2. Saran ... 45

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1. Data Kematian Larva Aedes aegypti

2. Program untuk menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode ML berdasarkan kriteria MSE dan APPER

3. Program untuk menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode WLS berdasarkan kriteria MSE dan APPER

4. Program untuk menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode IRWLS berdasarkan kriteria MSE danAPPER

5. Output program menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode ML berdasarkan kriteria MSE dan APPER

6. Output program menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode WLS berdasarkan kriteria MSE dan APPER

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam bidang ilmu statistika, untuk mengetahui hubungan antara variabel respon dengan beberapa variabel prediktor dapat menggunakan analisis regresi linier. Dalam analisis regresi linier, variabel respon harus bersifat kuantitatif dengan skala pengukuran minimal interval. Variabel respon juga diasumsikan berdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen (Rokhman, 2008).

Pada realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak penelitian yang menghasilkan respon dengan nilai “sukses” atau “gagal”. Bila variabel respon merupakan data kategorik termasuk data biner maka model regresi linier biasa tidak dapat digunakan untuk analisis. Salah satu analisis regresi untuk menganalisis variabel respon berskala biner adalah analisis regresi logistik (Rokhman, 2008).

(14)

untuk membahas perbandingan hasil estimasi model regresi logistik biner menggunakan metode Maximum Likelihood dan WLS dalam skripsi ini. Sebagai kriteria perbandingan, penulis menggunakan nilai Apparent Error Rate (APPER) dan Mean Square Error (MSE). APPER merupakan proporsi misklasifikasi (ketidaktepatan klasifikasi) estimasi terhadap kenyataan yang sebenarnya dari variabel respon. Nilai APPER berkisar dari hingga . Jika nilai APPER semakin mendekati maka estimasi yang dilakukan semakin baik. Adapun MSE merupakan ukuran rata-rata kuadrat kesalahan prediksi. Nilai MSE berupa bilangan riil non negatif. Jika nilai MSE semakin mendekati 0 maka estimasi yang dilakukan semakin baik.

Sebagai contoh penerapan, dalam skripsi ini penulis mengambil kasus kematian larva Aedes aegypti akibat pemberian ekstrak daun mimba. Data yang penulis gunakan, diadopsi dari Aradilla (2009). Berdasarkan data tersebut penulis melakukan pemodelan regresi logistik menggunakan metode estimasi Maximum Likelihood dan WLS, selanjutnya membandingkan hasilnya menggunakan kriteria APPER dan MSE.

(15)

dengue di desa dan kota. Aedes aegypti umumnya berkembang biak di rumah penduduk, sedangkan Aedes Albopictus lebih suka di cekungan dahan pohon yang menampung air (Judarwanto, 2007). Dalam Daniel (2008) dijelaskan bahwa tindakan pencegahan dengan memberantas sarang nyamuk dan membunuh larva serta nyamuk dewasa, merupakan tindakan yang terbaik.

Dalam Aradilla (2009) disebutkan bahwa tanaman Mimba (Azadirachta indica) merupakan tanaman obat yang memiliki berbagai macam kegunaan. Salah satu kegunaannya adalah sebagai biopestisida (larvasida). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ndione, et all pada tahun 2007, dengan menggunakan biji daun mimba terhadap larva Aedes aegypti Linnaeus 1762, yang juga mengandung azadirachtin, salalinin, meliantriol, nimbin dan nimbidin, daun mimba mampu membunuh larva Aedes aegypti. Mimba tidak membunuh hama secara cepat namun memiliki mekanisme kerja menurunkan nafsu makan dan menghambat pertumbuhan dan reproduksi. Daya larvasida daun mimba berasal dari kandungan aktifnya yang disebut azadirachtin dan salanin. Senyawa-senyawa yang dikandung daun mimba itulah yang diduga dapat memberikan efek larvasida dari ekstrak ethanol daun mimba.

(16)

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil estimasi model regresi logistik biner berdasarkan metode

Maximum Likelihood dan WLS?

2. Bagaimana membandingkan hasil estimasi model regresi logistik biner menggunakan metode Maximum Likelihood dan WLS menggunakan kriteria nilai APPER dan MSE ?

3. Bagaimana menerapkan model regresi logistik biner pada data uji efektivitas larvasida ekstrak ethanol daun mimba (Azadirachta indica)

terhadap larva Aedes aegypti?

1.3Tujuan

1. Mendapatkan hasil estimator model regresi logistik biner berdasarkan metode Maximum Likelihood dan metode WLS.

2. Membandingkan hasil estimator model regresi logistik biner berdasarkan metode Maximum Likelihood dan WLS menggunakan kriteria nilai APPER dan MSE.

(17)

1.4Manfaat

1. Menambah referensi dan wawasan mengenai estimasi parameter model regresi logistik biner dengan menggunakan metode Maximum Likelihood, Weighted Least Square.

2. Secara teoritis akan memberikan tambahan wawasan terhadap ilmu statistika terutama tentang model regresi logistik.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk mengetahui metode-metode yang lebih baik diantara

Maximum Likelihood dan WLS dalam mengestimasi parameter model regresi logistik biner.

1.5Batasan Masalah

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Matriks Definisi 2.1

Matriks adalah suatu susunan segiempat siku-siku dari bilangan-bilangan yang disajikan di dalam kurung besar atau kurung siku. Bilangan-bilangan itu disebut entri atau elemen matriks. Bentuk umum suatu matriks yang terdiri dari n baris dan k kolom adalah :

Matriks tersebut dapat disajikan dalam notasi matriks yaitu ,

i = 1, 2, …, n dan j =1, 2, …, k (Anton, 2005).

Jika M adalah matriks berukuran nxm maka transpose dari M dinotasikan yang didefinisikan sebagai matriks yang berukuran mxn yang merupakan hasil pertukaran baris dan kolom dari matriks M (Anton, 2005).

Definisi 2.2

Matriks diagonal adalah matriks persegi yang semua elemen-elemennya adalah nol kecuali elemen pada diagonal utama. Jadi disebut

(19)

Definisi 2.3

Matriks B dikatakan sebagai invers dari matriks A jika AB = BA = I. Dalam hal ini invers matriks A dinotasikan . Matriks yang mempunyai

invers disebut matriks non singular (Anton, 2005).

2.2. Distribusi Binomial

Distribusi Binomial merupakan suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan bilamana suatu proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli. Dimisalkan maka fungsi probabilitasnya adalah (Jeff Gill, 2001) :

(2.1)

Jika berdistribusi binomial maka mempunyai rata-rata dan variansi (Agresti, 2002) sebagai berikut :

Rata-rata :

Varian :

2.3. Regresi Logistik Biner

(20)

independent) bertipe kategorik maupun numerik (Agresti, 1990). Variabel berskala biner adalah variabel yang memiliki dua kemungkinan (sukses atau gagal) (Ricki Indra P, 2009).

Misalkan Y variabel respon dengan nilai sukses atau gagal dan merupakan nilai dari variabel prediktor, maka bentuk model

regresi logistik adalah (Hosmer dan Lemeshow, 2000) :

(2.2)

Fungsi merupakan fungsi nonlinier sehingga perlu dilakukan transformasi dengan menggunakan transformasi logit untuk memperoleh fungsi yang linier agar dapat dilihat hubungan antara variabel respon y dengan variabel prediktor (Hosmer dan Lemeshow, 2000).

Fungsi logit dari model pada persamaan (2.2) adalah

(2.3)

(21)

2.4. Turunan dalam Format Vektor

Diasumsikan bahwa skalar z dapat ditulis sebagai fungsi dari k variabel dan dinyatakan sebagai berikut :

Beberapa aturan differensial untuk vektor (Suliyanto, 2010) : 1. Misalkan z = a’y, dengan a adalah vektor scalar, maka

2. misalkan z = y’y, maka

(22)

3. misalkan z = y’Ay, dengan A adalah matriks berukuran k x k, maka

2.5. Metode Maximum Likelihood

Misalkan merupakan variabel random identik independen dari suatu distribusi PDF , untuk dengan ruang parameter. PDF bersama antara adalah Jika PDF bersama tersebut dinyatakan sebagai fungsi terhadap maka dinamakan fungsi Likelihood

yang dinotasikan L atau ditulis :

Jika statistik memaksimumkan fungsi likelihood

, maka statistik adalah maximum likelihood estimator (MLE) dari (Hogg and Craig, 1995).

2.6. Metode Weighted Least Square

(23)

(2.4)

dengan

dan (2.5)

Dari (2.5) dapat dilihat bentuk penyimpangannya, yaitu matriks , hal ini mengakibatkan rumus pendugaan kuadrat terkecil tidak

berlaku, sehingga perlu mengubah prosedur untuk memperoleh nilai dugaan tersebut yaitu menggunakan estimator WLS. Prinsip dari metode ini adalah mencari nilai parameter yang meminimumkan fungsi . Sehingga diperoleh

(2.6)

2.7. Matriks Pembobot Keluarga Generalized Lnier Model (GLM)

Residual tidak identik mengakibatkan var(i) tidak sama untuk setiap i,

dinotasikan var(i) = 2

i

 (Pada OLS var(i) = 2). Agar i memenuhi asumsi identik maka dilakukan transformasi, dengan cara mengalikan i dengan , atau

vektor  dengan matriks W-1 dari sisi kiri. W adalah matrik diagonal dengan

elemen (Agresti, 2002)

(2.7)

(24)

dan komponen kolom W. Matrik diagonal yang elemennya terdiri dari komponen vektor W dinamai Matrik Pembobot (Wiwiek, S. W., 2009).

2.8. Prosedur Klasifikasi

Evaluasi prosedur klasifikasi adalah suatu evaluasi yang melihat peluang kesalahan klasifikasi yang dilakukan oleh suatu fungsi klasifikasi. Ukuran yang dipakai adalah apparent error rate (APER). Nilai APER menyatakan nilai proporsi sampel yang salah diklasifikasikan oleh fungsi klasifikasi (Johnson dan Wichern, 1992; Alvin C. R., 2002). Penentuan kesalahan pengklasifikasian dapat diketahui melalui tabel klasifikasi berikut :

Table 2.1 Tabel Klasifikasi

Actual

Group Observation Number of Predicted Group 1 2

1

2

Keterangan :

= Jumlah pengamatan dari Actual Group 1 tepat diklasifikasikan pada

= Jumlah pengamatan dari Actual Group 1 salah diklasifikasikan pada

= Jumlah pengamatan dari Actual Group 2 salah diklasifikasikan pada

(25)

(merupakan jumlah pengamatan Actual Group 1)

(merupakan jumlah pengamatan Actual Group 2)

Predicted Group of 1

Predicted Group of 2

Apparent Error Rate (dalam %)

(2.8)

2.9. Mean Square Error (MSE)

Dalam statistika, Mean Square Error atau MSE dari suatu estimator adalah nilai ekspektasi dari kuadrat error.

Definisi 2.4

MSE dari estimator terhadap parameter didefinisikan sebagai berikut (Johnson, 2004)

(2.9)

2.10.Algoritma Newton Raphson

(26)

dan memungkinkan membuat program sendiri walaupun di dalamnya sudah tersedia banyak program internal yang siap digunakan. Kelebihan dari paket program ini adalah baik program internal maupun yang pernah dibuat dapat digunakan sebagai subprogram yang akan dibuat.

Beberapa perintah internal yang digunakan dalam S-PLUS 2000 diantaranya: a. function ( )

(27)

Bentuknya : function(...) b. length ( )

Merupakan perintah length( )digunakan untuk menunjukkan banyaknya data.

Bentuknya : length(...) c. for ( )

Merupakan perintah for ( ) digunakan untuk mengulang satu blok pernyataan berulang kali sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Bentuknya: for(kondisi){pernyataan}

d. sum ( )

Merupakan perintah untuk menjumlahkan semua anggota dari suatu vektor.

Bentuknya : sum(...) e. cat ( )

Merupakan perintah untuk menuliskan argumentasi dalam bentuk karakter dan kemudian mencetak hasil atau file yang telah ditetapkan. Bentuknya : cat(”...”)

f. rep (a,b)

Merupakan perintah untuk membentuk sebuah vektor yang anggotanya a sebanyak b.

(28)

g. matrix(a,b,c)

merupakan perintah untuk membentuk sebuah matrik yang anggotanya a dengan jumlah baris sebanyak b dan jumlah kolom sebanyak c.

Bentuknya : matrix(...,...,...) h. if else

Merupakan perintah untuk menjalankan pernyataan pertama jika kondisi benar dan pernyataan kedua akan dieksekusi jika kondisi bernilai salah. Bentuknya : if(kondisi)pernyataan pertama

else pernyataan kedua i. win.graph()

merupakan perintah awal dalam membuat gambar Bentuknya : win.graph( )

j. plot()

merupakan perintah untuk membuat plot atau grafik Bentuknya : plot(x, y, ...)

k. while

merupakan perintah untuk mengulang satu blok pernyataan terus menerus selama kondisi ungkapan logika pada while berlaku benar. Bentuknya : while(logika)

(29)

l. repeat

merupakan perintah untuk mengulang eksekusi pernyataan secara terus menerus, sehingga diperlukan pernyataan lain untuk menghentikan perulangan eksekusi.

Bentuknya : repeat

{ pernyataan

if(pernyataan kedua) break }

2.12. Aedes aegypti

2.12.1.Morfologi Aedes aegypti

Menurut Sudarto (1972) secara umum nyamuk Aedes aegypti sebagaimana serangga lainnya mempunyai bentuk morfologi sebagai berrikut:

a. Terdiri dari tiga bagian, yaitu : kepala, dada, dan perut

b. Pada kepala terdapat sepasang antena yang berbulu dan moncong yang panjang (proboscis) untuk menusuk kulit hewan atau manusia dan menghisap darahnya.

(30)

2.12.2 Siklus Hidup Aedes aegypti

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti secara sempurna terdiri dari 4 (empat) stadium, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa (Sudarto, 1972; Cahyaningsih, 2011).

1. Telur

Pada waktu dikeluarkan, telur aedes berwarna putih, dan berubah menjadi hitam dalam waktu 30 menit. Telur dapat bertahan sampai berbulan-bulan dalam suhu – , namun akan menetas dalam waktu 1 – 2 hari pada kelembaban rendah. Telur yang diletakkan di dalam air kan menetas dalam waktu 1 – 3 hari pada suhu , tetapi membutuhkan waktu 7 hari pada suhu . Pada kondisi normal, telur Aedes aegypti yang direndam di dalam air akan menetas sebanyak 80% pada hari pertama dan 95% pada hari kedua.

2. Larva

(31)

3. Pupa

Larva instar IV akan berubah menjadi pupa yang berbentuk bulat gemuk menyerupai tanda koma. Untuk menjadi nyamuk dewasa diperlukan 21 waktu 2 – 3 hari. Suhu untuk perkembangan pupa yang optimal adalah sekitar – . Stadium pupa tidak memerlukan makanan. Bentuk nyamuk dewasa timbul setelah sobeknya selongsong pupa oleh gelembung udara karena gerakan aktif pupa.

4. Dewasa

Setelah keluar dari selongsong pupa, nyamuk akan diam beberapa saat di selongsong pupa untuk mengeringkan sayapnya. Nyamuk betina dewasa menghisap darah sebagai makanannya, sedangkan nyamuk jantan hanya makan cairan buah-buahan dan bunga. Nyamuk dapat hidup dengan baik pada suhu – dan akan mati bila berada pada suhu dalam 24 jam.

Nyamuk dapat hidup pada suhu – Rata-rata lama hidup nyamuk betina Aedes aegypti selama 10 hari.

2.13. Daun Mimba (Azadirachta indica)

(32)

kandungan bermanfaat baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk) maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan) (Kardiman dkk, 2004, Cahyaningsih, 2011).

Daun mimba dan biji mimba bisa digunakan sebagai antibiotik, antimikroba, antifungi, antihelmintik dan antivirus. Selain itu daun mimba dapat digunakan untuk menurunkan gula darah, menyembuhkan penyakit kulit (Csurhes, 2008), memiliki efek gastro protektif pada mukosa lambung terhadap ulkus peptikum, menurunkan total kolesterol dalam darah, LDL- and VLDL-cholesterol, triglyserid dan total lipid dalam serum (Chattopadhyay dkk, 2005, Cahyaningsih, 2011).

Efek primer azadirachtin terhadap serangga berupa antifeedant dengan menghasilkan stimulan detteren spesifik berupa reseptor kimia (chemoreseptor) pada bagian mulut (mouth part) yang bekerja bersama-sama dengan reseptor kimia yang mengganggu persepsi rangsangan untuk makan (phagostimulant). Sedangkan efek sekunder Azadirachtin yang dikandung mimba berperan sebagai

(33)

BAB III

METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini melalui langkah-langkah sebagai berikut ini:

3.1. Estimasi model regresi logistik biner berdasarkan metode :

3.1.1. Maximum Likelihood Estimation (MLE) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1.

Mengasumsikan data yang mempunyai struktur

i

1.

2.

N

dengan jumlah sukses dalam sampel pengamatan ke- i

ukuran sampel pengamatan ke- i

nilai-nilai prediktor ke- i sampai ke- k dari

(34)

dan memenuhi model logit

dengan

,

,

dan

Langkah 2.

Menentukan fungsi likelihood berdasarkan model logit.

Langkah 3.

Menentukan fungsi log likelihood.

Langkah 4.

Menentukan differensial parsial fungsi log likelihood terhadap parameter

dan disamadengankan nol.

Langkah 5.

(35)

3.1.2. Metode Weighted Least Square (WLS) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1.

Mengasumsikan data yang mempunyai struktur

i

1.

2.

N

dengan banyaknya peluang sukses dalam sampel pengamatan ke- i

ukuran sampel pengamatan ke- i

nilai-nilai prediktor ke- i sampai ke- k dari

pengamatan ke- i

dan memenuhi fungsi logit

dengan

,

(36)

Langkah 2.

Menyatakan model regresi logistik dalam bentuk matriks

Mencari nilai yang meminimumkan fungsi Q dengan cara menurunkan fungsi Q terhadap dan disamadengankan nol.

Langkah 5.

Menyelesaikan persamaan yang diperoleh dari langkah 4 untuk mendapatkan estimasi parameter model regresi logistik dengan menggunakan metode WLS.

3.1.3. Metode Iteratively Reweighted Least Square dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1.

(37)

Langkah 2.

Menentukan nilai estimator dengan menggunakan rumus yang telah

didapat dari metode WLS berdasarkan .

Langkah 3.

Menentukan kembali matriks pembobot yang dihitung berdasarkan nilai .

Langkah 4.

Menentukan kembali nilai estimator dengan menggunakan rumus yang

telah diperoleh dari metode WLS berdasarkan .

Langkah 5.

Proses yang sama untuk mendapatkan dan seterusnya sampai

konvergen.

3.2. Membandingkan hasil estimasi model regresi logistik biner menggunakan metode MLE dengan metode WLS berdasarkan kriteria nilai APPER dan MSEdengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1.

Menghitung nilai APPER dan MSE dari masing-masing metode.

Langkah 2.

(38)

Langkah 3.

Mendapatkan metode yang lebih baik yaitu metode yang mempunyai nilai APPER dan nilai MSE terkecil.

3.3. Menerapkan model regresi logistik biner pada data uji efektivitas larvasida ekstrak ethanol daun mimba (Azadirachta indica) terhadap larva Aedes aegypti dengan langlah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1.

Input data.

Langkah 2.

Menaksir parameter regresi logistik biner pada data tersebut dengan menggunakan metode Maximum Likelihood, metode WLS dan IRWLS.

Langkah 3.

Menghitung nilai APPER dan MSE dari masing-masing metode.

Langkah 4.

Membandingkan kedua nilai APPER dan MSE yang telah diperoleh.

Langkah 5.

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tiga metode untuk mengestimasi parameter model regresi logistik, dilengkapi dengan algoritma untuk pemrograman komputasi estimator. Selanjutnya diuraikan prosedur untuk perhitungan APPER dan MSE. Pada akhir bab ini akan disajikan contoh penerapan pemodelan regresi logistik pada kasus uji efektifitas larvasida ekstrak ethanol daun mimba terhadap larva Aedes aegypti. Pada contoh kasus tersebut dilakukan estimasi parameter model regresi logistik dengan menggunakan metode Maximum Likelihood, WLS dan IRWLS. Selanjutnya dibandingkan hasil estimasi dari ketiga metode tersebut dengan kriteria APPER dan MSE untuk mendapatkan metode yang lebih baik.

4.1. Estimasi Parameter Model Regresi Logistik

Misalkan Y adalah variabel respon yang menyatakan jumlah sukses dalam sampel berukuran n dengan probabilitas sukses . x1, x2, …, xk adalah variabel-variabel prediktor yang berpengaruh terhadap probabilitas sukses . Misalkan dalam sebuah penelitian dicatat data pengamatan dengan struktur sebagai berikut :

i

1.

2.

(40)

dengan jumlah sukses dalam sampel pengamatan ke- i

ukuran sampel pengamatan ke- i

nilai-nilai prediktor ke- 1 sampai ke- k dari

pengamatan ke- i

dan memenuhi model logit

dengan

,

,

dan

Berikut ini akan diuraikan tiga metode untuk mengestimasi parameter .

4.1.1. Metode Maximum Likelihood Estimation (MLE)

Jika diasumsikan independen identik dari distribusi Binomial

maka fungsi likelihood untuk model regresi logistik biner adalah

(4.1)

(41)

Karena maka

(42)

(4.2)

Selanjutnya persamaan (4.2) diturunkan terhadap . Hasil penurunan tersebut disamadengankan nol sehingga diperoleh :

(43)

Selanjutnya estimator diperoleh dengan cara menyelesaikan persamaan (4.3). Namun persamaan (4.3) masih dalam bentuk implisit dan tidak bisa diselesaikan, sehingga dibutuhkan metode numerik. Dalam skripsi ini digunakan metode

(44)
(45)

Sehingga diperoleh persamaan umumnya

(4.4)

Dari (4.3) diperoleh vektor kolom berikut :

Dari (4.4) diperoleh matriks persegi Hessian dengan

Algoritma iterasi Newton Raphson untuk mendapatkan nilai melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Masukkan nilai dugaan awal yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil (OLS)

kemudian masukkan pada persamaan (2.2). 2. Menentukan dan .

(46)

Nilai digunakan untuk mencari sehingga diperoleh nilai dan . Kemudian diperoleh nilai , dan seterusnya untuk setiap j

sampai mencapai

dengan adalah tingkat ketelitian, misalkan . 4.1.2. Metode Weighted Least Square (WLS)

Misalkan model logit

dengan asumsi .

Estimator parameter regresi logistik dapat diperoleh dengan menggunakan metode WLS, diperoleh dengan cara meminimumkan jumlah kuadrat galat terboboti

. Misalkan terdapat suatu matriks non singular P yang bersifat , maka dengan mengalikan kedua sisi pada model logit dengan

diperoleh

dengan dengan . Sehingga

fungsi Q dapat diuraikan sebagai berikut :

(47)

Syarat cukup agar fungsi Q mencapai nilai minimum adalah

Maka diperoleh estimasi parameter model regresi logistik

(4.5)

Berdasarkan (2.7), maka elemen-elemen dari Matriks pembobot untuk model regresi logistik ini adalah

(4.6)

4.1.3. Metode Iteratively Reweighted Least Square (IRWLS)

(48)

maka dalam persamaan (4.6) terlihat bahwa pembobot masih terdapat estimator . Oleh karena itu, jika estimator yang telah diperoleh dari (4.5) selanjutnya digunakan untuk menghitung pembobot yang baru dan menghitung ulang nilai estimator yang baru, demikian seterusnya maka metode seperti ini disebut Iteratively Reweighted Least Square (IRWLS). Untuk lebih jelasnya, berikut akan diberikan langkah-langkah IRWLS dalam model regresi logistik :

i. Menentukan dengan menggunakan persamaan (4.6). ii. Menghitung dengan menggunakan persamaan (4.5)

iii. Menghitung

iv. Melakukan perhitungan iterasi dengan dan seterusnya maka

dan

v. Jika maka proses iterasi dihentikan. Jika tidak maka

hitung :

(49)

4.2. Membandingkan Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Biner

Menggunakan Metode ML dan Metode WLS berdasarkan Kriteria Nilai APER dan MSE

Setelah mendapatkan hasil estimasi dari metode Maximum Likelihood dan metode WLS maka langkah selanjutnya adalah membandingkan kedua hasil estimator tersebut berdasarkan kriteria nilai APPER dan MSE. Untuk itu, berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu cara menghitung APPER dan MSE.

Berdasarkan struktur data sebelumnya, berikut ditulis kembali penggalan struktur data beserta probabilitas sukses dan estimasinya :

i Kelompok Prediksi Kelompok

1.

2.

3.

N

Pengisian kelompok dan prediksi kelompok adalah dengan cara sebagai berikut : i. Jika maka , sebaliknya jika maka . ii. Jika maka , sebaliknya jika maka .

Selanjutnya diisi dengan nilai-nilai berikut :

(50)

untuk i = 1, 2, …, N.

banyaknya pengamatan dengan nilai dan

untuk i = 1, 2, …, N.

banyaknya pengamatan dengan nilai dan

untuk i = 1, 2, …, N.

banyaknya pengamatan dengan nilai dan

untuk i = 1, 2, …, N.

Selanjutnya APPER dihitung dengan rumus :

APPER

Sedangkan MSE dihitung dengan rumus :

(4.7) dengan dan

4.2.1. Metode ML

Telah diketahui hasil estimasi model regresi logistik biner dari metode

(51)

Hessian H. Setelah melalui proses iterasi, maka diperoleh nilai . Kemudian ditentukan nilai MSE dan APPER.

4.2.2.Metode WLS

Telah diketahui hasil estimasi model regresi logistik biner dari metode WLS pada persamaan (4.5) maka ditentukan nilai terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai lalu disubstitusikan dalam persamaan (4.5). Kemudian menentukan nilai . Setelah mendapatkan nilai , selanjutnya hitung nilai APPER dan MSE.

4.2.3.Metode IRWLS

Metode IRWLS dalam menentukan nilai sama halnya dengan metode WLS. Namun terlebih dahulu hitung nilai lalu disubstitusikan ke persamaan (4.5). Kemudian dengan melalui proses iterasi IRWLS, maka diperoleh nilai

yang terkecil yang mendekati nol. Kemudian ditentukan nilai MSE dan APPER.

Setelah mendapatkan nilai MSE dan APPER dari masing-masing metode, lalu dibandingkan. Nilai MSE dan APPER yang paling kecil itulah metode yang baik.

4.3. Menerapkan Hasil Estimasi Model Regresi Logistik Biner pada Data Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba (Azadirachta

indica) terhadap Larva Aedes aegypti 4.3.1.Data

(52)

larvasida ekstrak ethanol daun Mimba (Azadirachta indica) terhadap larva Aedes aegypti. Variabel respon dari data tersebut adalah jumlah kematian larva Aedes aegypti. Sedangkan variabel prediktor yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak ethanol daun Mimba dalam g/L dan lama waktu pengamatan larva Aedes aegypti dalam jam . Data selengkapnya dapat dilihat di lampiran 1.

4.3.2. Analisa Data

Langkah awal dalam menganalisa data ini adalah membuat struktur data sesuai model regresi logistik biner seperti berikut ini

i

1.

2.

N

dengan :

jumlah larva nyamuk Aedes aegypti yang mati

jumlah larva nyamuk Aedes aegypti keseluruhan

konsentrasi ekstrak ethanol daun Mimba g/L

lama waktu pengamatan larva Aedes aegypti dalam jam

(53)

4.3.2.1. Metode ML

Terlebih dahulu menentukan nilai awal dengan menggunakan metode OLS (program lihat pada Lampiran 2) dan diperoleh (hasil output lihat pada Lampiran 5.a)

Kemudian melalui proses iterasi dengan menggunakan algoritma Newton Raphson

(program lihat pada Lampiran 2) maka diperoleh estimator (hasil output lihat pada Lampiran 5.b)

Lalu dimasukkan kedalam persamaan (2.3) maka diperoleh hasil estimasi dan model regresi logistik biner sebagai berikut :

Berdasarkan hasil output pada Lampiran 5.c, maka diperoleh nilai MSE yaitu 0,6566313. Untuk APPER, berikut akan diuraikan perhitungannya :

Berdasarkan hasil output pada Lampiran 5.c maka :

27 1

1 16

(54)

APPER

4.3.2.2. Metode WLS

Langkah awal pada metode ini adalah ditentukan nilai . Kemudian substitusikan ke dan persamaan (4.5), maka akan didapatkan (hasil output lihat pada Lampiran 6.a)

Sehingga model regresi logistik biner menjadi

Berdasarkan hasil output pada Lampiran 6.b maka diperoleh nilai MSE yaitu 0,8861757. Untuk nilai APPER, berikut akan diuraikan perhitungannya :

Berdasarkan hasil output pada Lampiran 6.b maka :

25 3

0 17

maka nilai APPER-nya adalah

APPER 4.3.2.3. Metode IRWLS

(55)

nilai dengan

sampai dengan

melalui proses iterasi (program lihat pada Lampiran 4) sehingga

mendapatkan hasil estimasi

Maka model regresi logistik biner adalah

Berdasarkan hasil output pada Lampiran 7.b maka diperoleh nilai MSE 0,6763576. Untuk nilai APPER, berikut akan diuraikan perhitngannya :

Berdasarkan hasil output pada Lampiran 7.b maka :

26 2

1 16

maka nilai APPER-nya adalah

APPER

(56)
(57)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil estimasi parameter model regresi logistik biner adalah sebagai brikut : a. Berdasarkan metode Maximum likelihood :

Estimator diperoleh dengan menyelesaikan system persamaan

dengan menggunakan metode numerik. b. Berdasarkan metode WLS :

Estimator diperoleh dengan rumus

dengan ,

c. Berdasarkan metode IRWLS :

Estimator diperoleh dengan iterasi

(58)

dengan ,

,

adalah indeks iterasi.

2. Perbandingkan hasil estimasi model regresi logistik biner yang lebih baik dari metode Maximum Likelihood, metode WLS dan IRWLS berdasarkan kriteria nilai MSE dan APPER diperoleh dengan memilih nilai MSE dan APPER yang terkecil.

3. Berdasarkan hasil penerapan pada kasus uji efektivitas larvasida ekstrak ethanol daun mimba (Azadirachta indica) terhadap larva Aedes aegypti maka diperoleh metode yang lebih baik adalah metode Maximum Likelihood

dengan nilai MSE dan APPER masing-masing adalah 0,6566313 dan 4,44%.

5.2. Saran

1. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka penulis menyarankan penggunaan metode Maximum likelihood dalam pemodelan regresi logistik biner.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

1. Agresti, A., 2002, Categorical Data Analysis, John Wiley and Sons, Inc, New York

2. Anton, H., 2005, Elementary Linear Algebra Ninth Edition, John Wiley & Sons, Inc, Canada

3. Aradilla, A.S., 2009, Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba (Azadirachta indica) terhadap larva Aedes aegypti, Laporan Akhir Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang

4. Cahyaningsih, T, 2011, Estimasi Model Regresi Probit Nonparametrik Aditif Berdasarkan Estimator Kernel, Skripsi, Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

5. Chattopadhyay RR and Bandyopadhyay M., 2005, Effect of Azadirachta indica Leaf Extract on Serum Lipid Profile Changes in Normal and Streptozotocin Induced Diabetic Rats, African Journal of Biomedical Research, Vol. 8; 101 – 104 ISSN 1119 – 5096 © Ibadan Biomedical Communications Group

6. Csurhes S., 2008, Pest Plant Risk Assessment, Neem Tree (Azadirachta indica), Department of Primary Industries and Fisheries, Queensland, Australia

7. Danardono, Dr., MPH, 2006, Bahan Ajar Biostatistika dan Epidemiologi, Jurusan Matematika, FMIPA UGM, Yogyakarta

8. Daniel, 2008, Ketika Larva dan Nyamuk Dewasa Sudah Kebal Terhadap Insektisida, FARMACIA Vol.7 No.7

9. Everiit, S, 1994, A Handbook of Statistical Analysis Using S-PLUS, Chapman & Hall, London

10.Grill, J., 2001, Generalized Linier Model: A Unified Approach, University of Florida, London

(60)

12.Indra, P., R., 2009, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Resiko Penyebab Penderita Kanker Payudara Dengan Menggunakan Pendekatan Regresi Logistik, Makalah, Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya

13.Johnson, R. A. dan Wichern, D. W., 1992, Applied Multivariate Statistical Analysis, Prentice Hall, New Jersey

14.Judarwanto SpA, Dr. Widodo, 2007, Profil Nyamuk Aedes dan

Pembasmiannya, Artikel,

http://medicastore.com/artikel/184/Profil_Nyamuk_Aedes_dan_Pembasmi annya.html, download tanggal 1 Agustus 2012

15.Kardiman, A. dan Dhalimi A., 2003, Mimba (Azadirachta indica A.Juss) Tanaman Multi Manfaat. Perkembangan Teknologi TRO Vol. XV, No. 1 16.Rencher, Alvin C., 2002, Methods of Multivariate Analysis, John Wiley

and Sons, Inc, New York

17.Rokhman, M. S., 2008, Perbandingan Antara Model Logit Dengan Probit Sebagai Regresi Untuk Peubah Respon Kategori, Jurnal OSEATEK UPS, Tegal

18.Samsudin, 2008, Azadirachtin Metabolit Sekunder dari Tanaman Mimba sebagai Bahan Insektisida Botani, Lembaga Pertanian Sehat

19.Sudarto, 1972, Atlas Entomologi Kedokteran, EGC, Jakarta

(61)
(62)

Keterangan:

Sumber : Aradilla, Ashry Sikka, 2009, Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba (Azadirachta indica) terhadap larva Aedes aegypti,

Laporan Akhir Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang

33 43 75 10 120

34 47 75 10 132

35 50 75 10 144

36 51 75 10 156

37 56 75 10 168

38 9 75 20 12

39 51 75 20 24

40 62 75 20 36

41 66 75 20 48

42 67 75 20 60

43 68 75 20 72

44 73 75 20 84

(63)
(64)

return(betatopi)

cat("Nilai MSE dan APPER dari Metode ML :\n")

(65)

Lampiran 3 : Program untuk menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode WLS berdasarkan kriteria MSE dan APPER

cat("Nilai MSE dan APPER dari Metode WLS :\n")

(66)

Lampiran 4 : Program untuk menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode IRWLS berdasarkan kriteria MSE dan APPER

cat("Nilai MSE dan APPER dari Metode IRWLS :\n")

(67)

Lampiran 5 : Output program menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode ML berdasarkan kriteria MSE dan APPER

Nilai MSE dan APPER dari Metode ML : mse.MLE:

(68)
(69)

[33,] 0.57333333 0.62311925 1 1

[34,] 0.62666667 0.67363086 1 1

[35,] 0.66666667 0.72041021 1 1

[36,] 0.68000000 0.76284508 1 1

[37,] 0.74666667 0.80062185 1 1

[38,] 0.12000000 0.63033057 0 1

[39,] 0.68000000 0.68037144 1 1

[40,] 0.82666667 0.72657680 1 1

[41,] 0.88000000 0.76837665 1 1

[42,] 0.89333333 0.80549695 1 1

[43,] 0.90666667 0.83792313 1 1

[44,] 0.97333333 0.86584380 1 1

[45,] 0.98666667 0.88958842 1 1

(70)
(71)
(72)

Lampiran 7 : Output program menentukan nilai estimasi model regresi logistik biner dengan menggunakan metode IRWLS berdasarkan kriteria MSE dan APPER

a. Hasil Estimasi

>estimasi.IRWLS(larva2)

Hasil estimasi :

[,1]

-4.85354531 0.29216975 0.02383477 b. MSE dan APPER > MSE.IRWLS(larva2) Hasil estimasi : Nilai MSE dan APPER dari Metode IRWLS : mse.IRWLS: [1] 0.6763576 M: P Ptopi P.baru Ptopi.baru [1,] 0.01333333 0.03678916 0 0

[2,] 0.05333333 0.04838126 0 0

[3,] 0.10666667 0.06338563 0 0

[4,] 0.13333333 0.08263916 0 0

[5,] 0.14666667 0.10707243 0 0

[6,] 0.17333333 0.13764576 0 0

[7,] 0.20000000 0.17523574 0 0

(73)

[9,] 0.25333333 0.33382987 0 0

[10,] 0.28000000 0.40013652 0 0

[11,] 0.29333333 0.47031520 0 0

[12,] 0.02666667 0.04283258 0 0

[13,] 0.13333333 0.05621780 0 0

[14,] 0.14666667 0.07346486 0 0

[15,] 0.22666667 0.09546793 0 0

[16,] 0.29333333 0.12318485 0 0

[17,] 0.42666667 0.15754716 0 0

[18,] 0.44000000 0.24888678 0 0

[19,] 0.45333333 0.30607344 0 0

[20,] 0.49333333 0.36992845 0 0

[21,] 0.54666667 0.43868356 1 0

[22,] 0.56000000 0.58067089 1 1

[23,] 0.60000000 0.64829324 1 1

[24,] 0.04000000 0.16167326 0 0

[25,] 0.12000000 0.20427066 0 0

[26,] 0.22666667 0.25468187 0 0

[27,] 0.36000000 0.31264583 0 0

[28,] 0.40000000 0.37712682 0 0

[29,] 0.42666667 0.44627221 0 0

[30,] 0.45333333 0.51756107 0 1

[31,] 0.50666667 0.58814216 1 1

[32,] 0.53333333 0.65527494 1 1

[33,] 0.57333333 0.71673534 1 1

(74)

[35,] 0.66666667 0.81762810 1 1

[36,] 0.68000000 0.85648249 1 1

[37,] 0.74666667 0.88819094 1 1

[38,] 0.12000000 0.78174543 0 1

[39,] 0.68000000 0.82662357 1 1

[40,] 0.82666667 0.86388054 1 1

[41,] 0.88000000 0.89415646 1 1

[42,] 0.89333333 0.91833495 1 1

[43,] 0.90666667 0.93737703 1 1

[44,] 0.97333333 0.95221007 1 1

[45,] 0.98666667 0.96366590 1 1

APPER.IRWLS:

Gambar

Tabel Klasifikasi  ...............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian empiris pengaruh dari auditor switching (AS), quick ratio (QR), dan debt to total assets ratio (DAR) terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan

Penyakit pasca panen buah jeruk yang sering mengakibatkan kerugian adalah jamur (Penicilium sp.dan Alternaria sp). Penyakit menyebabkan buah busuk hijau, biru atau hitam pada

penilitian tentang zakat pertanian, skripsi-skripsi tersebut berbeda dengan skripsi penulis yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Zakat Pertanian Di Atas Tanah

Hasil penelitian melalui kegiatan pengambilan contoh (port sampling) di PPS Cilacap tahun 2010 menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) spesies hiu thresher yang tertangkap rawai tuna

Metode kualitatf dalam proses penciptaan seni tari, sangat memberikan ruang gerak bagi penata tari untuk lebih memiliki kebebasan dalam berkarya.. Sumandiyo Hadi

Berdasarkan penelitian tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa Waqaf produktif merupakan suatu amal ibadah sebagai investasi yang pahalanya akan terus mengalir, di

Menurut Setiawan (2013) peneliti dari Binus pada tulisanya yang berjudul ( Web Chat Application using Long-Polling Technology with PHP and AJAX ) melakukan penelitian