Masyarakat adat Kota dan Kabupaten Sorong khususnya untuk suku Moi, yang adalah Suku asli disana, menyatakan semua tanah disana merupakan tanah hak ulayat kecuali tanah yang telah dialihkan dengan pelepasan adat. Pada prinsipnya seluruh masyarakat hukum adat tidak memperbolehkan mengalihkan hak atas tanah ulayat melalui jual beli dengan pelepasan adat karena akan kehilangan tanah ulayat selamanya. Tetapi karena kebutuhan tanah guna kepentingan negara dan masyarakat maka hak ulayat masyarakat hukum adat dapat diperjualbelikan dengan pelepasan adat. Melepaskan hak tanah adat harus mengetahui Lembaga
Adat Malamoi di Kota dan Kabupaten Sorong.
dalam pembentukan peraturan daerah perlindungan masyarakat adat di Kota dan Kabupaten sorong. Karena tanah-tanah yang berada di wilayah Kota Sorong dan Kabupaten ini merupakan warisan leluhur dan sebagai suku yang terbesar, maka Suku Moi menguasai tanah di wilayah Kota Sorong dan Kabupaten ini mempunyai hak ulayat yang sah. Segala Proses jual-beli tanah sampai pembuatan surat pelepasan tanah adat adalah melalui lembaga dari suku ini yang dikenal dengan LMA Malamoi atau Lembaga Masyarakat Adat Malamoi. Dalam proses jual-beli tanah sampai diterbitkannya sertifikat tanah, di Papua Barat khususnya Kota dan Kabupaten Sorong, syarat utama sebelum memiliki sertifikat tanah adalah memiliki Surat Pelepasan Tanah Adat yang dikeluarkan oleh Lembaga Masyarakat Adat Malamoi yang dianggap sebagi lembaga yang sah dan lembaga yang bekerja sama dengan BPN dalam proses penerbitan sertifikat tanah. Tanpa surat pelepasan tanah adat maka dianggap tidak melengkapi syarat bagi penerbitan sertifikat tanah.
Ada banyak marga dalam suku Moi, tetapi ada marga tertua dan menjadi marga yang memiliki sebagian besar tanah di Kota da Kabupaten Sorong. yaitu :