• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asesmen dalam psikologi klinis (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asesmen dalam psikologi klinis (1)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ASESMEN DALAM

PSIKOLOGI KLINIS

(2)
(3)

ASESMEN

Proses mengumpulkan informasi yang

digunakan sebagai dasar untuk

(4)

Langkah untuk mendapatkan informasi / pengumpulan informasi dari

permasalahan yang sedang dialami;

kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Informasi yang terkumpul digunakan

(5)

Diagnosis adalah ditentukan proses terjadinya gangguan, termasuk jenis apakah penyakit tersebut.

Diagnosis mengidentifikasikan masalah spesifik klien diarahkan pada usaha

untuk mengkomunikasikan informasi tentang individu tertentu kepada

(6)

Melalui assesment dapat mampu

(7)

Sasaran Assesment

Memusatkan perhatian terhadap

disfungsi / psikologis individual

Memperhatikan abnormalitas /

kekurangan dalam aspek pikiran, emosi,

perilaku

Memusatkan perhatian untuk

menemukan kekuatan klien

(8)

Melakukan evaluasi dan melukiskan

kepribadian individu

Melakukan assesment terhadap

kekuatan dan kelemahan lingkungan

sosial individu dan efek lingkungan

(9)
(10)

Asesmen klinis

adalah semua usaha yang dilakukan klinisi untuk mendapatkan data atau informasi

tentang diri klien dengan tujuan untuk

mengerti kapasitas, kepribadian dan status mental klien, yang untuk proses

selanjutnya digunakan untuk menegakkan diagnosa, prognosa dan memberi

(11)

Asesmen Individu (Observasi Klinis,

Wawancara Klinis, Psikotes)

Asesmen Komunitas

(12)

PROSES ASSESMENT

DALAM PSIKOLOGI KLINIS

Empat Komponen dalam Proses

Assesment Psikologi Klinis, (Bernstein dan Nietzel, ’80) :

1. Perencanaan dalam prosedur pengumpulan data (Planning data collection procedures) 2. Pengumpulan data untuk assesment

3. Image Intake / pengolahan data dan pembentukan hipotesis

(13)

1. Perencanaan Dalam Prosedur

Pengumpulan Data

Apa yang ingin diketahui dan

bagaimana caranya :

Apakah tujuan assesmen untuk

melakukan klasifikasi; deskripsi;

variabel; prediksi (diharapkan salah satu

tujuan menonjol)

(14)

2. METODE ASESMEN

Ada beberapa metode asesmen yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa, yaitu:

1. Interview/wawancara (Auto anamnesa & Allo anamnesa) 2. Observasi (obs.langsung yg memiliki tingkat validitas tinggi

dlm asesmen)

3. Life record (mll data” klien, spt ijazah, buku harian, surat,

album foto, penghargaan, riwayat kesehatan, dsb)

4. Checklist (biasanya digunakan bersamaan dg observasi) 5. Psikotes (membantu mengurangi bias selama asesmen

(15)

Pengumpulan Data untuk

Assesmen, melalui

Wawancara

Pengalaman subyek

Teknik : Langsung (

focus

) dan Tidak

langsung (umum)

(16)

BENTUK PERTANYAAN

TERSTRUKTUR  ada panduan

TIDAK TERSTRUKTUR  Disesuaikan dengan situasi yang terjadi

Bertanya pada orang lain yang mengetahui individu (klien)

 Untuk memberikan informasi dasar tentang klien yang

dinilai oleh orang lain

 Lebih banyak digunakan, bila S dianggap kurang

berkompeten; sulit diajak bicara

 Untuk mengetahui tingkatan sosiabilitas individu dengan

(17)

Hal yang paling penting dalam

proses wawancara

 Kemampuan mendengarkan secara kreatif dan empatik dan

kemampuan menggali

 Mengamati suara dan pembicaraan (kecepatan bicara; waktu

reaksi; spontanitas; tata bahasa; gaya bicara; perbendaharaan kata; kelancaran bicara)

 Mengamati perilaku non verbal dan waspada terhadap

perubahan-perubahan yang ada.

 (perilaku yang non verbal yang dapat diamati; perilaku

motorik; postur dan perubahan; ekspresi wajah; kontak mata)

 Mengamati penampilan pribadi

 Mengintegrasi pengamatan antara :  Kesesuaian efek; isi; tema

(18)

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN

WAWANCARA ASSESMENT DAN

WAWANCARA TERAPI

WAWANCARA UNTUK ASSESMEN

 Merupakan teknik dasar

 Fokus pada masalah dan kebutuhan klien

 Mencari kejelasan atas problem “X” untuk intervensi selanjutnya

WAWANCARA UNTUK TERAPI

 Merupakan teknik dasar

 Fokus pada masalah dan kebutuhan klien

 Mendorong untuk memahami dirinya sendiri yang

(19)

JENIS INTERVIEW / WAWANCARA

INTERVIEW DIAGNOSTIK

 Ditujukan pada pasien / klien yang mengalami gangguan

(Psikotik)

 Fokus utama pada simtom “K” untuk melihat parah /

tidaknya durasi; sejarah masa lalunya, dan prediksi ke masa depan.

 Bersifat kaku  berupa mental status  (sudah berfokus pada tujuan tertentu)  Meliputi :

 Intelektual dan proses berpikir gangguan persepsi;

(20)

INTAKE INTERVIEW

Fokus utama :

Keinginan klien

Motivasi untuk menyelesaikan masalah

(21)

WAWANCARA TENTANG LATAR BELAKANG SOSIAL INDIVIDU

 Mencari gambaran menyeluruh tentang perubahan

dalam kehidupan “S” situasi pribadinya dan sosialnya.

 Hal yang perlu diketahui :

 Pengalaman masa kecil

 Hubungan dengan orang tua dan saudara kandung

 Sejarah pendidikan dan pek.

 Hobby (untuk meningkatkan mental)

(22)

WAWANCARA DENGAN INFORMASI

Digunakan bila “K” mempunyai Psikotik

Berat, Depresi;

Harus tetap memperhatikan kebutuhan

“S”

“Tidak terlalu mendasarkan pada apa

(23)

SYARAT LINGKUNGAN FISIK INTERVIEW

FASE PEMBUKAAN (15 MENIT)

RAPPORT

Menciptakan kenyamanan

Saling mengenal

(24)

FASE PERTENGAHAN

Mendapatkan informasi untuk merumuskan

tentang perubahan – perubahan karakter “S”

Keluhan dan simptom apa yang dirasakan

sekarang;

 Kejadian yang menimbulkan stress yang

selama ini dipendam

 Individu seperti apa, adakah fungsi organik

yang mempengaruhinya

(25)

FASE PENUTUPAN

Menenangkan kembali “K”, membuat rencana

untuk langkah selanjutnya

 (Bila informasi sedikit, pertemuan

dilanjutkan ke fase kedua)

Sebaiknya tidak terlalu cepat memberikan

saran dan harapan, bila belum mengerti permasalahan “K”

 (Seandainya dalam fase pertengahan bila

(26)

BENTUK KOMUNIKASI

VERBAL

Perhatikan untuk pertanyaan yang diberikan Gunakan perbandingan netral

TEKNIK-TEKNIK BERTANYA 1. NARROWING QUESTIONS

 Mengajukan pertanyaan luas dan mendetail

(27)

2. PROGRESSING QUESTIONS

 Memberikan pertanyaan tentang sesuatu

yang dekat dengan apa yang sesungguhnya ingin diketahui

3. EMBEDDING QUESTIONS

 Pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui,

diselipkan diantara sejumlah pertanyaan lain

(28)

4. LEADING QUESTIONS

 Pertanyaan terarah pada sesuatu yang ingin diketahui dengan cara hati-hati  mempunyai kecenderungan terhadap (Agresif, Impulsif)

5. HOLD OVER QUESTIONS

(29)

SUBSTANSI PEMERIKSAAN

KEGIATAN PSIKOLOGI KLINIS

ANTARA LAIN :

Assesmen pemfungsian intelektual

Assesmen kepribadian

Assesmen neuropsikologis

(30)

Alat tes intelegensi juga

umum dipakai

Skala Binet - Simon

30 pertanyaan Mulai sangat mudah ke sangat sukar

Subtes Performance :

Digit Symbol

 Mengukur kordinasi motorik halus juga untuk mengindikasi

taraf persistensi subjek atas tugas yang tidak menarik.

Picture Completion

 Mengukur konsentrasi dan reasoning; diksriminasi visual  Block Design

 Kecepatan berprestasi dan koordinasi visual motorik; non

(31)

Picture Arrangement

 Mengukur kemampuan subyek untuk

menggunakan persepsi visual yang akurat; melihat kedepan; merencanakan;

menafsirkan situasi sosial.

Object Assembly

 Melihat koordinasi visual motorik;

(32)

Test Intelegensi untuk

Keperluan klinis

Membedakan kelompok-kelompok

(33)

Assesmen Kepribadian Proyektive Assesmen

Material stimulusnya : Ambigu

Interprestasi berdasar : - Analisis Holistik

Menggali Respon dan perseptual  Ketrampilan verbal Mengalami revisi (1916) Stanford Binet

 Wechler Adult Intelegence Scale

Alat pemeriksa intelegensi yang bersifat individu

(34)

2 KATEGORI RESPON

1. Respon Assosiasi

Meminta subyek untuk menjawab subtes yang diberikan pemeriksa. Contoh : Tes Rorcahch

2. Respon Konstruksi

Meminta subyek untuk membangun atau menciptakan cerita / gambar test konstruksi yang lebih rumit

Contoh : - T.A.T, Wartegg, Sentence Completion - Alat ukur proyektif yang ekspresif :

Menggambar Melukis

(35)

Obyektif Assesmen

Pendekatan yang terstruktur, ilmiah dan non

subyektif dalam deskripsi individual.

Memiliki sub tes yang dirancang secara jelas

dengan jawaban yang terbalas.

Skor test obyektif membedakan hasil seseorang

dengan orang lain.

Contoh :

 M.M.P.I : Minnesota Multiphasic Perb.

Inventory

 C.P.I : California Psychological

(36)

Hal yang menyangkut Skala Dasar MMPI

Skala Validitas :

? Tidak dapat mengatakan  L Skala Bohong

 F Skala Palsu yang buruk  K step defensif yang subtil Skala Klinis :

 HS Hipokondriasis (1)  D Depresi (2)

 Hy Hysteria (3)

 Pd Psychopatic – Deviant (4)  MfMaskuinitas – Feminitas (5)  Pa Paranoia (6)

 Pf Psi Kastemia (7)  Sc Skizofrenia (8)  Ma Mamia (9)

(37)

Assesmen Pemfungsian

Neuropsikologis

Melibatkan tanda-tanda perilaku yang mencerminkan kesehatan / kekurangan fungsi otak.

Assesmen Psikologi berusaha

untuk menunjuk kehadiran dan

lokasi

(38)

 Apakah gangguan otak jelas / kabur

Biasanya cedera gangguan otak mempengaruhi :Kognitif; afektif; perilaku spesifik

Sumber gangguan otak yang kabur : - Anoxia (Kekurangan O2)

- Penyakit infeksi

- Penyakit degeneratif

- Penyalahgunaan Obat

- Cedera kepala

Adanya pergeseran jaringan karena penyakit

Apakah gangguan bersifat progresif / non progresif. Apakah gangguannya akut / kronis.

Apakah disfungsi organik / fungsional. Adanya Minimal Brain Dysfunction.

(39)

ASESMEN PERILAKU

 Situasi spesifik apa yang menyebabkan

perasaan cemas ?

 Perilaku macam apa yang muncul ketika

merasa cemas ?

 Apakah kondisi lingkungan tempat

berhubungan dengan

perubahan-perubahan dalam parahnya kecemasan ?

 Bagaimana klien menanggulangi rasa

Referensi

Dokumen terkait

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih

Pengujian Remotely Operated Vehicles (ROV) dengan gangguan dinamis dilakukan dengan memberi gangguan pada sudut orientasi pitch untuk melihat respon sistem

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa secara parsial motivasi karir dan motivasi kualitas terdapat pengaruh

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “ PENGARUH KUALITAS PELAYANAN,KEWAJIBAN

Hasil pengujian validitas alat ukur (skala) resiliensi pada remaja yang berasal dari keluarga yang orang tuanya menjadi TKI dan keluarga yang orang tuanya bukan TKI dengan koefisien

sehingga dari kegiatan tersebut diharapkan dapat mampu memberikan peningkatan kemampuan gerak dasar lokomotor siswa. Adapun pengembangan model-model baru yang

Terima kasih untuk Bapak Soni Agus Irwandi selaku dosen pembimbing saya yang selama 1 semester membimbing saya, walaupun susah untuk ketemu tapi Bapak sudah