PENGKAJIAN
Yoani Aty
• Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan wktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya
• Pengkajian adalah usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data
tentang status kesehatan seorang klien
secara sistematis,mnyeluruh,akurat,singkat dan berkesinambungan
Anamnesis : kata Yunani artinya mengingat kembali.
Anamnesa adalah : Cara pemeriksaan yang
dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien ( Auto anamnese ) atau pada
orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnese.
Modalitas Anamnesis
• Hal utama dalam proses pengkajian anamnesis adalah wawancara
• 80% diagnosis ditegakan berdasarkan hasil anamnesis
• Penting bagi perawat untuk menanyakan hal-hal yang aktual tentang permasalahan yang dialami oleh klien : PERTANYAAN FOKUS PADA MASALAH
Hal-hal yang diperhatikan dalam
wawancara
• Ketenangan : Organisasikan pikiran dan
informasi secara lengkap terhadap apa yang akan ditanyakan kepada pasien
• Mendengar dengan aktif : Minat dan
perhatian perawat membantu keakuratan data
• Pertanyaan yang berhubungan • Penyusunan kata
• Klarifikasi
• Menfokuskan
• Memberi umpan balik • Penawaran informasi • Penyimpulan
Tahapan Proses Keperawatan
PENGKAJIAN
Evaluasi Diagnosa
TUJUAN PENGKAJIAN
Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan pelaksanaannya.
Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
Mengumpulkan informasi yang relevan yang akan membentuk dasar perencanaan,implementasi, dan evaluasi sistemik keperawatan
CONT……..
Mengkaji secara umum dari status keadaan pasien Mengkaji fungsi fisiologis dan patologis atau gangguan
Mengenal secara dini adanya masalah keperawatan klien baik aktual maupun resiko
Mengidentifikasi penyebab masalah keperawatan
Menyusun data dasar ( database) mengenai kebutuhan,masalah kesehatan dan respon klien terhadap masalah.
Menambah,mengkonfirmasi serta mengidentifikasi diagnosis keperawatan
Komponen Pengkajian
Pengkajian keperawatan Pengumpulan data Anamnesis : Keluhan Utama Riwayat Kesehatan Pemeriksaan Fisik Pengkajian pemeriksaan diagnostik Pengkajian penatalaksanaan medis Analisa DataAnamnesis
Tujuan anamnesis:
• Untuk mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya mengenai penyakit pasien
• Membantu menegakkan diagnosa sementara. Ada beberapa penyakit yang sudah dapat
ditegaskan dengan anamnese saja • Menetapkan diagnosa banding
• Membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya
Langkah-langkah anamnesis
• Mula-mula dipastikan identitas pasien dengan lengkap (informasi biografi )
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan saat ini • Riwayat penyakit terdahulu
Identitas Pasien
• Nama
• Umur
• Jenis Kelamin
• Nama Orang tua • Alamat
• Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang Tua • Agama dan Suku Bangsa
Keluhan Utama
• Gangguan terpenting yang dirasakan klien
sampai perlu pertolongan, dan menyebabkan penderita datang berobat kemudian ditanya keluhan tambahan.
Riwayat kesehatan saat ini
• Keluhan yang dirasakan pasien sejak gejala pertama sampai saat dilakukan
anamnesis/klien meminta pertolongan pertama
• sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa kali keluhan tersebut terjadi
• Bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, • dimana pertama kali keluhan timbul,
• apa yang sedang dilakukan ketika keluhan itu terjadi,
• keadaan apa yang memperberat atau memperingan keluhan,
• ada tidaknya usaha untuk mengurangi keluhan sebelum mendapat pertolongan,
Riwayat penyakit terdahulu
• Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi • Riwayat keluarga
• Riwayat pekerjaan dan kebiasaan • Status perkawinan
• Riwayat psikososial
. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah investigasi
terhadap tubuh untuk menentukan status kesehatan. Pemeriksaan fisik melibatkan penggunaan teknik inspeksi, palpasi,
perkusi dan aukultasi serta pengukuran tanda-tanda vital.
a. Keadaan Umum
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum yang mencakup :
1) Kesan keadaan sakit, termasuk fasies & posisi pasien
2) Kesadaran
1
. Kesan Keadaan Sakit
2. Kesadaran
a. Komposmentis b. Apatik c. Somnolen d. Sopor e. Koma f. DeliriumHere
Here
NectHere
3. Status Gizi
a. Secara klinis : Dengan inspeksi dan palpasi,
inspeksi lihat proporsi tubhnya kurus/gemuk. Palpasi dengan cara cubit tebal jaringan lemak subcutan
b. Dengan pemeriksaan fisik & antropometris ( BB, TB, Lingkaran lengan atas, tebal lipatan kulit, lingkar kepala, dada & perut )
b. Tanda-tanda Vital
1) Nadi 2) Tekanan darah 3) Pernapasan 4) Suhu NectC. STATUS GENERALIS
Mukosa kulit / subkutis yang menyeluruh
Warna kulit Sianosis Ikterus Kepucatan Ekzema Eritema kulit Kelembapan kulit Turgor kulit
Perdarahan kulit : petikei, ekimosis
Bagian-bagian Yang Diperiksa
• Kepala • Muka • Mata • Telinga • Mulut • Leher • Thorax • Paru – paru • Jantung • Abdomen • Hati • Limpa • Ginjal • Genitalia Externa • Anus • Ekstremitas Necta. Komposmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan
b. Apatik
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya. Ia akan memberikan respon yang adekuat bila diberikan stimulus
c. Somnolen
Yakni takut kesadaran dimana pasien tampak
mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon terhadap stimulus ringan, tetapi memberikan respon terhadap stimulus yang agak keras, kemudian tertidur lagi
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan ataupun sedang. Tetapi masih memberi sedikit respon
terhadap stimulus yang kuat. Reflek pupil terhadap cahaya masih (+)
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks pupil terhadap cahaya (-). Ini adalah takut kesadaran yang paling rendah
f. Delirium
Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau, biasanya disertai disorientasi. Iritatif & halusinasi
1) Nadi
• Frekuensi nadi • Irama
• Kualitas nadi
• Ekualitas nadi (pada keadaan normal nadi
keempat extremitas sama, tapi koartasi aorta atas lebih kuat dari bawah )
2) Tekanan darah
Waktu mengukur hendaknya dicatat apakah waktu duduk, berbaring / tidur
3) Pernapasan
• Frekuensi pernapasan • Irama / keteraturan • Kedalaman
• Type / Pola pernafasan
4) Suhu tubuh
Kepala
• Bentuk : Normal, hidrocephalus, mikrosephalus
• Rambut ( warna, mudah dicabut / tidak ) • UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )
Muka
• Simetris
• Mongoloid • Paralisis
Mata
• Palpebrae ( edema ) • Konjunctiva ( anemis ) • Sclera ( ikterus )
• Pupil : Reflex cahaya ( miosis, midriasis ) • Cornea
Telinga
• Bentuk
• Liang telinga ( Membrane thympani ) • Mastoid
Mulut
• Bibir : Kering, sianosis, simetris • Gigi : Selaput lendir ( stomatitis ) • Lidah : papil atrofi
• Faring, tonsil, dan tenggorokan
Leher
• Bentuk
• Bendungan vena
• Trachea ( simetris / tidak ) • Tortikolis
• Kelenjar gondok • KGB
• Kaku kuduk
Thorax
Inspeksi
Dalam keadaan diam
Dalam keadaan bergerak
Paru – paru
• Palpasi • Perkusi
• Auskultasi
Jantung
• Inspeksi • Palpasi • Perkusi • Auskultasi BackAbdomen
• Inspeksi • Palpasi
Hati
• Digunakan ujung jari
• Digunakan patokan 2 garis, yaitu :
1) Garis yang menghubungkan pusar dengan titik
potong garis mid calvicula kanan dengan arcus aorta 2) Garis yang menghubungkan pusar dengan processus
kifoideus
• Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis ini dinyatakan dengan beberapa bagian dari kedua garis tersebut. ( 1/3 – ½ ). Harus pula dicatat : Konsistensi, tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan
Limpa
Pada neonatus : Normal masih teraba sampai 1 – 2 cm Dibedakan dengan hati yaitu dengan :
1)Limpa seperti lidah menggantung ke bawah 2)Ikut bergeerak pada pernapasan
Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong kearah medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur menurut
SCHUFFNER, yaitu : untuk Jarak maximal dari pusar ke garis singgung pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian yang sama. Garis ini diteruskan kebawah sehingga memotong lipat
paha. Garis dari pusat kelipat paha pun dibagi 4 bagian yang sama
Limpa yang membesar sampai pusar dinyatakan sebagai S.IV sampai lipat paha S.VIII Back
Ginjal
• Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba,
kecuali pasien neonatus. Dapat diraba dengan cara Ballotement. Yaitu dengan cara meletakkan tangan kiri pemeriksa dibagian posterior tubuh pasien sedemikian rupa, sehingga jari telunjuk berada di angulus costovertebralis. Kemudian jari telunjuk ini menekanorgan keatas.
Sementara itu tangan kanan melakukan
palpasi secara dalam dari anterior dan akan merasakan organ tersebut menyentuh
Genitalia Externa
• Pada Pria
-Ukuran, bentuk penis dan testis
• Apakah ada : Hipospadia, epispodia, pseudohermaphrodit
• Pada Wanita :
Bayi kurang bulan labium minora & klitoris lebih menonjol
Anus
• Pemeriksan Colok dubur terutama pada bayi baru lahir
Ekstremitas
• Simetris
• Kelainan kongenital • Edema
Dalam keadaan diam
• Bentuk : Normal, simetris, barrel chest ( cembung ), pigeon chest / dada burung ) • Retraksi : Suprasternal, intercostales,
substernal
• Kulit : Emfisema subcutis • Sela iga melebar / tidak
Dalam keadaan bergerak
Normal
Cheyne – Stokes
Cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernafasan yang lambat dan dangkal. Diakhiri apnoe beberapa saat. Normal terdapat bayi premature.
1) Kussmaul : Cepat & dalam Pada asidosis metabolic
2) Biot : Sama sekali tidak teratur ( kadang lambat, kadang cepat, dalam, dangkal, kadang apnoe ). Pada penyakit SSP ( encephalitis )
Tonsil
• Periksa: ukuran, warna, kelainan
• normal: T1-T1, bila setelah diangkat T0-T0 • Peradangan tonsil membesar, merah,
mungkin ada detritus
Pharynx
• Periksa warna, kelainan peradangan, merah dengan bercak-bercak kotoran (detritus)
difteri, seperti membrane putih kelabu yang melekat erat (sulit dilepaskan dari dinding pharynx dan mudah berdarah.
Palpasi
Telapak tangan diletakkan datar pada dada
& meraba dengan telapak tangan dan ujung jari. Dinilai : fremitus suara ( waktu anak menangis / disuruh mengatakan “ tujuh-tujuh”
Normal akan teraba gerakan yang sama pada kedua telapak tangan
Meninggi bila ada konsolidasi ( pneumonia )
Berkurang bila ada obstruksi jalan napas ( atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura )
Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya udara dibawah jaringan kulit
Perkusi
• Normal : Sonor
• Redup : Tidak ada udara misal pada tunor yang luas pada paru
• Hypersonor : Udara lebih banyak dapat padat misal pada emfisema, pnemothorax
• Thympani : Pada hernia diphragmatika
Auskultasi
• Pada paru – paru didengarkan suara :
napas dasar dan napas
tambahan
Perkusi
• Menentukan besar dan batas jantung secara kasar • Normal :
• Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri
• Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal kanan • Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula kiri • Perkusi dilakukan pada sela iga ketiga, keempat dan
kelima dari garis aksilaris anterior kiri ke garis aksilaris anterior kanan. Biasanya ada perubahan dari perkusi dari sonor ke redup kira-kira 6 cm disebelah lateral kiri sternum. Redup ini disebabkan adanya jantung.
Suara Napas Dasar
• Suara nafas vesikuler : Adalah suara nafas
normal, dimana suara inspirasi lebih keras dan panjang dari ekspirasi
• Suara nafas bronkhial : Inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang lenih keras. Hanya ada didaerah parasternal atas dada sepad dan interscapular belakang
Suara napas tambahan
Ronki Basah
Ronki Kering
Wheezing ( Mengi )
Krepitasi - Suara membukanya alveoli ( pnemonia
Lobaris )
Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural : Pada
pleuritis )
Sukusio Hippocrates
Kalau dada digerak-gerakkan terdengar suara
kocokan : Pada seropneumothorax
Inspeksi
• Pericordial bulging ( ada pembesaran ventrikel kanan )
• Iktuscordis ( Sela iga V garis midclavicula kiri )
Palpasi
• Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi, kuat angkat, luas serta frekuensi dan kualitas
• Getaran ( Thrill ) : Terdapat kelainan katup
Auskultasi
a. Lokasi - Iktus cordis : pada sela iga V garis midclavicula kiri ( katup mitral )
b. P : Sela iga II kiri sternum
c. A : Sela iga II kanan sternum
d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah
e. M : Dari apeks - Menentukan bungi jantung : BJ I. BJ II -BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup mitral
dan trikuspid
-BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup aorta dan pulmonal
-Intensitas pada kualitas BJ -BJ III dan BJ IV
-Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe ) yang menunjukkan adanya kegagalan jantung Nect
Inspeksi
• Datar, cembung, tegang atau cekung • Simetris
• Umbilikus ( hernia ) • Gambaran vena
Palpasi
• Dilakukan dengan seluruh jari tangan
• Lokasi nyeri tidak selalu berhubungan dengan
kelainan organ di daerah tersebut
• Ketegangan otot perut ( Defence muskular ) terjadi pada peradangan alat
dalam abdomen
Ronki Basah
Suara nafas tambahan berupa vibrasi terputus-putus akibat getaran yang terjadi karena cairan dalam jalan nafas dilalui oleh udara. Dapat
berupa :
• Ronki basah halus : Dari duktus alveolus, bronkiolus dan bronchus halus
• Ronki basah sedang : Dari bronchus kecil dan sedang
• Ronki basah kasar : Dari bronchus diluar jaringan paru
Wheezing ( Mengi )
• Jenis ronki kering yang terdengar lebih sonor. Wheezing pada fase inspirasi : Obstruksi
saluran nafas bagian atas : Edema laryng atau benda asing. Wheezing pada fase
ekspirasi : Obstruksi saluran nafas bagian bawah : asma bronkhiolitis
Ronki Kering
• Suara kontinu yang terjadi oleh karena udara melalui jalan nafas yang menyempit baik
akibat faktor intraluminar ( Spasme bronchus, edema, lendir, benda asing ) maupun
extraluminar ( desakan olleh tumor ) lebih jelas pada fase ekspirasi
LOKASI AUSKULTASI
Kelainan Bentuk Toraks
Pectus Carinatum (pigeon chest) Pectus Excavatum
Pemeriksaan Ekspansi Paru (palpasi dinamis)
Pemeriksaaan Ekpansi Paru Dinding Toraks Anterior & Posterior
Pengkajian Pemeriksaan diagnostik
dan laboratorium
• Membantu mengidentifikasi atau
memperjelas kelainan atau penemuan yang didapat dari riwayat keperawatan dan
• Sebagai contoh selama anamnesis klien
mengeluh demam 5 hari, saat ini mengalami batuk produktif dengan sputum berwarna kecoklatan, dan sesak napas.
• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38°c, suara ronchi pada lobus kanan bawa paru. Hasil pemeriksaan diagnostik
yaitu rontgen dada didapatkan adanya infiltrat pada lobus kanan bawa paru.Hasil uji
laboratorium didapatkan peningkatan sel darah putih 20.000 ( normal: 4000-10.000). • Data ini dapat merumuskan masalah
Pengkajian penatalaksanaaan
medis
Pengkajian penatalaksanaan medis berkaitan dengan pengobatan, riwayat pembedahan
dan tindakan lainnya yang dialami oleh pasien. Data ini juga berkaitan dengan program
pengobatan yang dialami oleh pasien saat ini selama dirawat di rumah sakit.
Tipe data
• Data subjektif
Adalah deskripsi verbal klien mengenai masalah kesehatannya. Misalnya Ny. Ros
melaporkan mengenai nyeri punggung, rasa takut berkaitan dengan tindakan operasi. •
Tipe Data
• Data Objektif
Adalah hasil pengukuran dari status kesehatan klien yang berasal dari pemeriksaan fisik,
pengukuran tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
Sumber Data
• Sumber data langsung
Sumber data ini berasal dari pasien sendiri yang diperoleh melalui wawancara dan
pemeriksaan fisik.
• Sumber data tidak langsung
Semua sumber data yang berasal dari sumber lain mislanya keluarga, rekam medik, catatan keperawatan, tim kesehatan