• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian Fisik Pada Bayi Dan Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengkajian Fisik Pada Bayi Dan Anak"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

--Tutsi SarnengsihTutsi Sarnengsih

-- Fitria Diumayani AnwarFitria Diumayani Anwar

--Anita JuliaAnita Julia

--Feni BetrianaFeni Betriana

--Firnaliza RizonaFirnaliza Rizona

--Rahma GheaRahma Ghea

--NamiaNamia

--Mutia FarinaMutia Farina

--Dola AcktiDola Ackti

(2)
(3)

 PengkajianPengkajian fisik keperawatan padafisik keperawatan pada bayi barubayi baru

lahir 

lahir merupakan pengkajian fisik yang dimerupakan pengkajian fisik yang di lakukan oleh perawat untuk menilai status lakukan oleh perawat untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi kesehatan yang dilakukan pada saat bayi

baru lahir, kemudian 24 jam setelah lahir dan baru lahir, kemudian 24 jam setelah lahir dan pada waktu pulang dari rumah sakit

(4)

Adapun tujuan pengkajian yang dilakukan Adapun tujuan pengkajian yang dilakukan

adalah : adalah :

 Untuk mendeteksi kelainan-kelainan.Untuk mendeteksi kelainan-kelainan.

-- sesegera mungkin sesudah persalinansesegera mungkin sesudah persalinan

-- PPemeriksaan harus difokuskan emeriksaan harus difokuskan pada anomalipada anomali

kegenital dan masalah-masalah patofisiologi kegenital dan masalah-masalah patofisiologi

-- PPemeriksaan dilakukan lebih emeriksaan dilakukan lebih rinci danrinci dan

dilakukan dalam 24 jam setelah bayi lahir. dilakukan dalam 24 jam setelah bayi lahir.

 Untuk mendeteksi segera kelainan dan dapatUntuk mendeteksi segera kelainan dan dapat

menjelaskan pada keluarga. menjelaskan pada keluarga.

(5)

 Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan

adalah:

- Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta

persetujuan tindakan

- Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan - Pastikan pencahayaan baik

- Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka

bagian yang akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat

(6)

Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengkajian antara lain:  kapas  senter  termometer  stetoskop  selimut bayi  bengkok  timbangan bayi  pita ukur/metlin

(7)

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan

tujuan dilakukan pemeriksaan

2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi

faktor genetik, faktor lingkungan,

sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal. Susun alat.

3. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air

mengalir, keringkan dengan handuk bersih

4. Memakai sarung tangan

(8)

Setelah itu mulai dilakukan pengkajian pada bayi dengan cara :

7. Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat

alas dan pembungkus bayi 8. Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari

kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.

9. Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.

10. Ukur lingkar dada

ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)

(9)

11. Kepala

- Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar

mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus..

-Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanela yang besar dapat terjadi akibat

 prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini

diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan

yang cekung dapat tejadi akibat dehidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.

- Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan

subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan kongenital

(10)

12. Wajah

Wajah harus tampak simetris.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down. Perhatikan juga kelainan wajah akibat

trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

13. Mata

 Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi

terbuka.

 Periksa jumlah, posisi atau letak mata.

 Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum

sempurna.

 Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai

pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea.

 Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih.

Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti

lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan

konjungtiva atau retina.

 Periksa adanya sekret pada mata. Apabila ditemukan epichantus

(11)

14. Hidung

 Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5

cm.

 Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan

kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring

 Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini

kemungkinan adanya sifilis kongenital

 Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang

menunjukkan adanya gangguan pernapasan

15. Mulut

 Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir

menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia

 Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari

dasar mulut)

 Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras

dan lunak

 Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum

 Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau

(12)

16. Telinga

 Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan,

tulang rawan sudah matang

 Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas

dibagian atas

 Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set

ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)

 Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan

dengan abnormalitas ginjal 17. Leher

 Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.

Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher

 Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad

fleksus brakhialis

 Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.  Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis  Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher

(13)

18. Klavikula

 Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama

pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

19. Tangan

 Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan

kedua lengan ke bawah

 Kedua lengan harus bebas bergerak, Periksa jumlah jari. Perhatikan

adanya polidaktili atau sidaktili

 Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu

buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21

 Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau

tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

20. Dada

 Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak

simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.

 Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik

(14)

21. Abdomen

 Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada

saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan

 Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika

 Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor

lainnya

 Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau

ductus omfaloentriskus persisten

22. Genetalia

 Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.

 Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan

menyebabkan fimosisPeriksa adanya hipospadia dan epispadia

 Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua

 Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora  Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

23. Anus dan rectum

 Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar

pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

(15)

24. Tungkai

Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas.

Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki 25. Spinal

Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil

berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra.

(16)

26.Kulit

 Perhatikan kondisi kulit bayi.

Ø Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir Ø Periksa adanya pembekakan

Ø Perhatinan adanya vernik kaseosa

Ø Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

27. jelaskan pada ibu atau kelurga tentang hasil pemeriksaan

28. Rapikan bayi 29. Bereskan alat

30. Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan

(17)

Penilaian awal

1. Nilai kondisi bayi

Apakah bayi menangis kuat/bernapas tanpa kesulitan?

Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas? Apakah warna kulit bayi merah muda ,

pucat/biru?

2. Apgar Score

 Apgar Score merupakan alat untuk mengkaji

kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek). Apgar score ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950).

(18)

Urutan Pemeriksaan

 Biasanya, urutan pengukuran pasien

mengikuti arah dari kepala sampai kaki. Fungsi utama pendekatan sistematik ini

adalah memberikan pedoman umum dalam mengkaji setiap daerah tubuh untuk

meminimalkan adanya bagian yang terlewatkan dalam pemeriksaan.

(19)

Persiapan Anak

 Walaupun pemeriksaan fisik terdiri atas prosedur

yang tidak menyakitkan, bagi anak penggunaan manset yang terlalu ketat pada lengan, probe

dalam telingan dan mulut, penekanan abdomen, dan mendengarkan pada dadanya dengan keping

logam yang dingin dapat dianggap sangat menyiksa. Pemeriksaan fisik harus dilakukan semenyenangkan mungkin.

(20)

1. Pemeriksaan Fisik

- Pengukuran pertumbuhan a. Tinggi

tinggi dinyatakan sebagai pengukuran yang

dilakukan ketika anak berdiri tegak. Agar lebih akurat gunakan stadiometer.

minta anak, melepas sepatu,berdiri setegak dan setinggi mungkin,dengan kepala pada garis tengah dan garis pandang sejajar dengan langit-langit

atau lantai.

pastikan punggung anak menempel pada dinding atau permukaan datar lain,dengan tumit,pantat dan bagian belakang bahu menyentuh dinding.

(21)

b. Berat badan

Berat badan diukur dengan timbangn yang sesuai. c. Lingkar Kepala

Lakukan pengukuran lebih dari satu kali pada titik di atas alis mata untuk mendapatkan hasil

pengukuran yang lebih supaya hasil pengukuran

benar-benar akurat gunakan alat pengukur dengan skala yang lebih kecil 0,1 cm kerena grafik persentil hanya berskala 0,5 cm.

(22)

2. Pengukuran Fisiologis Suhu

 rute oral,rektal,aksila,kulit atau membran timpani.suhu

normal tubuh adalah 37 C(96 F)melalui rute oral. Nadi

 agar keakuratan lebih tinggi ukur frekuensi denyut

apikal ketika anak sedang tidur catat perilaku anak bersamaan dengan frekuensi jantung.

Pernafasan

 Hitung frekuensi pernafasan dengan cara seperti pada

pasien dewasa. Tekanan Darah

 Alat ukur metode pengukuran TD yang paling umum

menggunakan auskultasi dan sfingmomanometer air raksa atau aneroid.

(23)

3. Penampilan Umum

Penampilan umum anak merupakan kesan subjektif dan kumulatif penampilan fisik anak, status nutrisi, prilaku, kepribadian, interaksi dengan orangtua dan perawat, postur tubuh dan perkembangan, serta kemampuan bicara.

 Perhatikan mimik atau ekspresi wajah dan penampilan  Observasi postur, posisi, dan tipe pergerakan tubuh

menandakan adanya kelainan fungsi tubuh dan keadaan mental

 Perhatikan hygiene anak ( bau tubuh, rambut, leher,

kuku, gigi, kaki dan pakaian)

 Perhatikan penampilan umum termasuk kesan secara

keseluruhan untuk menandakan nutrisi

 Amati prilaku anak ( aktivitas, stress, sikap,

permintaan, interaksi dengan orang lain, respon terhadap stimulus dan tingkat kesadaran

(24)

4. Pengkajian Kulit

 Inspeksi Warna kulit.

 palpasi Tekstur kulit anak yang masih kecil sangat halus, agak halus, dan

tidak berminyak atau lembap.

 Suhu, rasakan setiap bagian tubuh secara simetris dan bandingkan bagian

tubuh atas dengan bawah. Catat adanya perbedaan suhu.

 Turgor jaringan/tingkat elastisitas kulit dengan cara menarik kulit

abdomen antara telunjuk dan ibu jari, menariknya menjadi satu dan

lepaskan dengan cepat. Jaringan yang elastic akan kembali normal dengan cepat. Pada anak dengan turgor kulit yang buruk, kulit akan tetap

bertahan ketika ditarik selama beberapa detik sebelum kembali ke abdomen.

 Struktur Asesorius

 Inspeksi dapat dilakukan ketika kulit sedang diperiksa atau ketika mengkaji

kulit kepala dan ekstremitas. Inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi, dan elastisitas rambut. Catat adanya titik-titik kebotakan atau penipisan rambut. Inspeksi rambut dan kulit kepala untuk mengetahui kebersihan secara umum. Periksa apakah ada lesi, kulit bersisik, adanya kutu atau tungau, tanda-tanda trauma seperti ekimosis, massa, atau jaringan parut. Inspeksi warna, bentuk, tekstur, dan kualitas kuku

(25)

5. Pengkajian Kelenjar Limfe

 Palpasi kelenjar dengan menggunakan bagian distal

jari dan secara lembut namun tegas, tekan dengan gerakan melingkar sepanjang letak normal kelenjar tersebut. Selama pengkajian kepala dan leher,

angkat kepala anak sediikit ke atas tetapi tanpa meregangkann otot sternokleidomastoideus atau trapezius.

 Palpasi nadi aksila dengan cara lengan relaks pada

sisi tubuh tetapi agak abduksi . Catat ukuran, mobilitas, suhu, dan nyeri tekan, juga laporan

orang tua tentang adanya perubahan pembesaran kelenjar.

(26)

6. Pengkajian KEPALA DAN LEHER

 Observasi bentuk dan simetris kepala secara umum.

Evaluasi rentang gerak dengan meminta anak yang lebih besar untuk melihat ke setiap arah atau

secara manual lakukan pada anak yang lebih kecil.

 Observasi kesimetrisan, pergerakan dan penampilan

umum wajah. Minta anak untuk mengeksresikan

wajahnya untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan atau mengetahui derajat paralisis. Inspeksi ukuran leher dan palpasi leher untuk mengetahui struktur yang berhubungan.

(27)

 7. Mata :

- Kebersihan - Peradangan

- Inspeksi penempatan kelopak yang tepat pada

mata. Ketika mata terbuka, kelopak mata harus ada dekat iris. Ketika mata tertutup, kelopak mata

harus menutupi kornea dan sklera.

- Inspeksi konjungtiva. Catat pengeluaran air mata yang berlebih. Inspeksi kondisi sklera,kornea

(28)

8. Pengkajian telinga

Inspeksi permukaan kulit di sekitar telinga untuk mengetahui adanya lubang kecil, tonjolan

tambahan kulit, atau sinus. Kaji juga hygiene

telinga,Struktur ,Cairan serta Tanda peradangan 9. Pengkajian hidung

 Bandingkan penempatan dan kesegarisannya

(simetris). Catat lokasi hidung , adanya deviasi pada salah satu sisi dan asimetris pada ukurannya secara keseluruhan dan diameter dari nares. Observasi

alae nasi apakah ada tanda-tanda pernafasan

cuping hidung, yang menandakan kesulitan dalam bernafas.

(29)

10. Pengkajian Mulut dan tenggorokkan

 Minta anak membuka mulutnya lebar-lebar,

menggerakan lidah kearah yang berbeda untuk

visualisasi penuh, dan mengatakan ahh yang dapat menekan lidah untuk melihat secara penuh bagian belakang mulut. Untuk melihat mukosa mulut minta anak menggunakan jarinya untuk menggerakan bibir dan pipi bagian luar ke salah satu sisi.

 Bila diperlukan gunakan spatel. Tempatkan spatel

lidah disepanjang sisi lidah, bukan pada daerah tengah belakang yang dapat merangasang reflek muntahKaji kesemetrisan pada saat anak bicara atau menangis.

(30)

 11. Dada :

Inspeks dada untuk mengetahui ukuran, bentuk, kesismetrisan, pergerakan, perkembangan

payudara, dan adanya gambaran tulang pada dada yang dibentuk oleh sternum dan tulang iga

- Ukur ukuran dada dengan cara menempatkan pita pengukur disekeliling rangka dada pada garis

putting. Agar keakuratnya tinggi, lakukan dengan dua pengukuran, yang pertama selama inspirasi dan kedua selama ekspirasi, dan catat rentang kedua

pengukuran tersebut.

- Kaji Batuk,Sputum,Resonansi, Bunyi napas,dan Bunyi napas tambahan

(31)

12. Pengkajian paru

- Anak harus duduk selama prosedur ini dan jika kooperatif. Inspeksi paru terutama meliputi

observasi pergerakan pernafasan

- Evaluasi pergerakan pernapasan dengan meletakan kedua telapak tangan mendatar pada bagian

punggung atau dada ke dua ibu jari berada pada garis tengah sepanjang pinggir iga bagian bawah paru.

- Setiap sisi dada diperkusi dengan urutan yang sesuai untuk membandingkan bunyinya. Auskultasi

melibatkan penggunaan stetoskop untuk mengevaluasi suara nafas.

(32)

13. Pengkajian Jantung

 Inspeksi paling baik dilakukan pada anak yang

duduk dalam posisi semi fowler. Perhatikan dinding dada anterior dari suatu sudut, bandingkan kedua sisi rangka dada satu sama lain

 Lakukan palpasi untuk menetukan lokasi impuls

apical, impuls jantung paling lateral yang dapat berhubungan dengan apeks

(33)

14. Pengkajian Abdomen

Pemeriksaan abdomen meliputi inpspeksi, diikuti dengan auskultasi, kemudian palpasi.

- Inspeksi konter abdomen dengan anak pada posisi tegak dengan telentang

- Auskultasi bunyi peristaltis atau bising usus. Bising usung dapat distimulasi dengan cara menggetarkan permukaan abdomen dengan kuku jari tangan

- palpasi superficial , dengan lembut tempatkan tangan pada kulit dan rasakan setiap kuadran, perhatikan adanya area yang terasa nyeri, tonus otot, dan lesi superficial, seperti kista.

(34)

15. Pengkajian Genetalia

Pemeriksaan Genetalia lebih nyaman dilakukan mengiringi pengkajian abdomen pada saat masih dalam posisi masih telentang. Pada

remaja, inspeksi genetalia dapat dilakuakan pada bagian akhir pemeriksaan.

Anak laki-laki

- Catat penampilan eksterna glans dan dan bagian penis, perpisium, meatus uretra, dan skrotum. (ukuran, tanda-tanda pembengkakan, lesi kulit, inflamasi, atau ketidakteraturan lainnya.)

- Lokasi Meatus uretra diinpeksi secara hati-hati dan apakah ada tanda-tanda keluaran.

- Distribusi rambut juga harus diperhatikan.

anak perempuan

Pemeriksaan genitalia perempuan terbatas pada inspeksi dan palpasi struktur eksterna

(35)

16. Pengkajian Anus

 Inspeksi penampilan umum, kondisi kulit. Perhatikan kepadatan

Bokong lipatan gluteal simetris. Reflek anal: munculkan dengan mengerutkan atau meregangkan area perianal dengan perlahan. Kontraksi cepat sfingter anal eksterna, tidak ada protusi rektum. 17. Pengkajian Punggung dan Ekstremitas

Spina

 Kelengkungan umum spina diperhatikan.

1.dengan anak pada posisi berdiri tegak dan hanya mengenakan pakaian dalam. Observasi dari belakang, perhatikan

ketidaksimtrisan bahu dna pinggul.

2. dengan anak membungkuk kedepan sehingga punggung paralel dengan lantai, observasi dari samping, perhatikan adanya

ketidaksimetrisan atau tonjolan rangka iga.

 Inspeksi bagian punggung, terutama sepanjang spina apakah ada

(36)

Ekstremitas.

 Inspeksi kesimetrisan panjang dan ukuran masing-masing

ekstremitas

 Hitung jumlah jari tangan dan kaki untuk memastikan

jumlahnya normal. Adanya jari tambahan (polidaktili) atau fusi jari (sindaktili).

 Inspeksi suhu dan warna lengan dan kaki, yang harus sama

pada setiap ekstremitas, walaupun kaki normalnya lebih dingin dari pada tangan. Kaji bentuk tulang.

Sendi

 Evaluasi sendi untuk mengetahui rentang geraknya. Palpasi

sendi apah ada rasa panas, nyeri tekan, dan pembengkakan. Tanda-tandanya selalu kemerahan.

Otot

 Perhatikan kesimetrisan dan kualitas perkembangan otot,

tonus, dan kekuatan otot. Lokasi yang umum untuk memeriksa tonus otot adalah otot bisep lengan. Anak

biasanya bersedia untuk menunjukan ototnya dengan cara mengepalkan tangannya.

(37)

18. Pengkajian neurologis

 Refleks

Pemeriksaan refleks dilakukan dengan

menggunakan palu refleks .Jika anak mudah takut dengan peralatan, gunakan tangan atau jari anda. Refleks tendon dalam merupakan refleks

peregangan dari suatu otot. Refleks tendon yang paling umum adalah hentakan lutut atau refleks patela (refleks quadrisep).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh Perubahan Laba per Lembar Saham terhadap Aktivitas Volume Perdagangan saham di Pasar modal bagi

Berdasarkan uji efikasi yang dilakukan pada skala semi lapang dengan perlakuan berbagai konsentrasi menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi cendawan dan semakin lama waktu

Ketertarikan penulis pada pembahasan ini yaitu untuk membandingkan dua penafsiran yang pertama pada tafsir Al-Jawa>hir, yang menarik dari tafsir ini yaitu seorang Thanthawi

Subbahanahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Isolasi dan Karakterisasi Jamur yang Bersimbiosis

dan tag <acronym> dapat digunakan untuk menyimpan kepanjangan dari sebuah singkatan yang ditampilkan pada halaman HTML.. Fungsi dari tersebut adalah ketika

Untuk sistem pengukuran berat pada sistem jembatan timbang dilakukan dengan memanfaatkan data pengukuran yang dihasilkan oleh 8 jalur data dari 13 pin output modul timbangan

ditandatangani oleh 147 kepala negara dan pemerintahan pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat pada

Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari bimbingan karier melalui pelatihan perencanaan studi lanjut dengan efikasi diri dalam pengambilan