• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK SOSIAL BERNUANSA AGAMA Oleh Anni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONFLIK SOSIAL BERNUANSA AGAMA Oleh Anni"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK SOSIAL BERNUANSA AGAMA Oleh:

Annisa Wildani NIM. 1154040006

Pengembangan Masyarakat Islam Semester 4 Kelas A Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Email: annisa.wildani12@gmail.com

ABSTRAK

Dari zaman dulu sampai sekarang konflik memang tak asing lagi ditelinga kita dan menjadi topik pembicaraan masyarakat. Secara alamiah, memang masyarakat memiliki dua wajah, yaitu konflik dan konsensus. Banyak para ahli yang mengemukakan teori tentang konflik, khususnya dalam sejarah sosiologi kontemporer, namun yang kita pehatikan bukan hanya tentang teori-teori para ahli, tetapi harus dengan landasan Al-Quran sebagai pedoman untuk segala penyelesaian masalah. Berbagai macam jenis konflik yang kita temukan di masyarakat, umumnya konflik sosial, yang berupa konflik organisasi, ras, budaya bahkan konflik agama. Konflik agama baik berupa konflik antar agama yang berbeda, konflik antara satu umat agama dengan kelompok yang dicap sebagai sesat, dan konflik antara satu umat beragama yang sama, namun memiliki pemahaman berbeda.

PEMBAHASAN

(2)

musnah pada suatu titik waktu di masa silam? Untuk menjawab pertanyaan itu biasanya para sosiolog menawarkan dua teori atau penjelasan besar.

Pertama, dikatakan bahwa masyarakat manusia tetap bertahan karena para anggotanya bersepakat mengenai berbagai macam hal, termasuk berbagai macam nilai. Masyarakat manusia bersepakat untuk tidak saling membunuh misalnya, dan bagi pelanggarnya harus diberikan sanksi tertentu. Masyarakat juga bersepakat untuk memegangi dan menjungjung nilai-nilai tertentu seperti kejujuran, dll. Teori ini disebut teori konsensus.

Kedua, dikatakan bahwa masyarakat manusia ini dapat tetap bertahan karena para anggotanya selalu terlibat dalam konflik satu sama lain sebagai inti eksistensi dari setiap satuan masyarakat. Akibat konflik-konflik itu maka muncullah bentuk-bentuk hubungan baru sebagai sintesa. Mungkin muncul pertanyaan, apakah ini berarti bahwa masyarakat manusia tidak akan pernah rukun? Jawaban teori ini ialah bahwa masyarakat manusia memang bisa rukun, tetapi hal itu terjadi bukan karena adanya konsesus di antara para anggotanya melainkan karena adanya unsur “coercion” (pemaksaan) di dalamnya, sehingga kelompok yang lebih kuat memaksa kelompok yang lebih lemah.

Kedua teori ini mengandung kebenaran, tetapi tidak mampu menjelasakan kenyataan sosial secara menyeluruh, karena nyatanya masyarakat itu sesekali terlibat konflik tetapi juga terlibat kesepakatan-kesepakatan. Karena itu memang penting dipahami kapan terjadi konflik dan terjadi konsesus (Moh. Soleh Isre: 2003). Dalam buku Soisologi Islam (Agus Ahmad Safei: 2017), teori konflik bukan hanya dilihat dari segi sosiologis, namun dari Al-Quran yaitu kata konflik mempunyai pengertian atau disebut dengan kata „aduw (permusuhan, pertentangan, konflik). Dalam Al-Quran kata „aduw disebut sebanyak 34 kali. Substansinya menyangkut proses konflik antar manusia, antar manusia dan Allah, serta antara manusia dan setan. Penjelasan konflik dengan manusia menempati jumlah terbanyak, yakni 19 kali. Misalnya, hal itu dapat dijumpai dalam QS. Yunus: 90 (konflik antara Fir’aun dengan Bani Israil); QS. Al-Baqarah: 36 (konflik abadi antarcucu Adam).

(3)

perebutan kekuasaan atau sumber-sumber daya yang bersifat sekuler. Konflik sosial bernuansa agama pada zaman modern bukan hanya terjadi antara komunitas yang memeluk agama berbeda, tetapi seringkali juga terjadi antara dua komunitas yang memeluk agama yang sama. Hal ini biasanya terjadi dibawah payung pemurnian agama atau pembersihan agama dari upaya atau ajaran sempalan (heresy). Konflik antara mayoritas umat Islam Pakistan dengan minoritas penganut Ahmadiyah disana adalah salah satu contoh konflik antara dua komunitas yang menganut agama yang sama.

Ketika agama menjadi sumber atau pembenar konflik, sesungguhnya agama itu sedang berperan atau diperankan menganjurkan kekerasan. Agama tidak lagi dipahami sebagai sebuah keimanan dan kepercayaan, tetapi juga dijadikan sebagai way of life dan kebutuhan asasi manusia akan pentingnya makna religiusitas kehidupan manusia, sehingga hubungan antar pemeluk agama berjalan damai, agama berfungsi sebagai penyelamat dan pembebas benar-benar berjalan mantap dengan penuh kesadaran bagi pemeluknya Tetapi masalahnya semua orang juga tahu bahwa agama, semua agama, mengajarkan perdamaian. Di sinilah dilemanya. Rupanya apakah citra suatu agama itu sebagai penganjur kekerasan atau kedamaian, bukanlah terletak pada isi ajaran agama itu saja, tetapi lebih banyak ditentukan oleh kelembagaan dan kepemimpinan pendukung agama tersebut.

(4)

KESIMPULAN

Konflik adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negatif, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya. Konflik di dalam Al-Quran disebut dengan kata „aduw (permusuhan, pertentangan, konflik). Dalam Al-Quran kata „aduw disebut sebanyak 34 kali. Substansinya menyangkut proses konflik antar manusia, antar manusia dan Allah, serta antara manusia dan setan. Konflik agama adalah suatu pertikaian antar agama baik antar sesama agama itu sendiri, maupun antar agama satu dengan agama lainnya. Ketika agama menjadi sumber atau pembenar konflik, sesungguhnya agama itu sedang berperan atau diperankan menganjurkan kekerasan. Tetapi semua orang juga tahu bahwa agama, semua agama, mengajarkan perdamaian. Sebenarnya agama merupakan faktor paling baik untuk menciptakan persatuan. Karena agama lebih baik ketimbang etnis, bahasa, kebangsaan dan kepentingan agama. Bila mereka mengamalkan agamanya, maka persatuan tidak akan pernah hilang dari diri mereka dan persatuannya akan terus langgeng.

REFERENSI

1. Agus Ahmad Safei. 2017. Sosiologi Islam. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2. Abdulsyani. 2012. Sosiologi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan (1) Latar belakang diadakannya layanan bimbingan kelompok adalah karena kurangnya interaksi sosial siswa kelas XI-IPA

Jenis data yang digunakan berupa data hasil wawancara yang terkait, yaitu wa- wancara dengan Kepala Seksi Pelayanan Medik Rawat Inap RSUD Ulin Banjarmasin dan

5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara yang masih

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul ”Perbedaan Penerapan Pembelajaran Berbasis

Dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR

Jurnal Dusturiyah menerima naskah dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab dengan ketentuan sebagai berikut: kajian tentang hukumdan

Dalam studi kasus ini akan dilakukan analisis terhadap jumlah mahasiswa yang melakukan undur diri, drop out (DO) dilihat dari beberapa atribut atau variabel yang terkait, yaitu

Penggunaan Linux Virtual Server yang menggunakan round-robin scheduler dalam lingkungan percobaan yang telah disebutkan, ternyata meningkatkan performa dari sebuah sistem