BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1
Profil Gugus
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
di wilayah gugus Hasanudin yang berlokasi di Sekolah
Dasar Negeri Tlogosih 1 yang beralamat di desa
Tlogosih kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak.
Visi gugus Hasanudin adalah Terwujudnya tenaga
pendidik yang professional dan memiliki komitmen
terhadap tugas sehingga mampu menghasilkan
kualitas pendidikan yang tinggi. Misi gugus Hasanudin
adalah melaksanakan sistem pembinaan professional
secara terprogram dengan memperdayakan gugus
sekolah melalui optimalisasi KKG, KKKS, dan KKPS.
Gugus Hasanudin memiliki motto (1) guru
Mitra Belajar Siswa, Belajar dengan senang akan
membuat senang belajar, dan (2) tidak ada yang
mudah tetapi tidak ada yang tidak dapat tercapai.
Tujuan di bentuknya gugus Hasanudin adalah: (1)
Terselenggaranya Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan
Kepala Sekolah; (2) Meningkatnya aktifitas guru dan
manajemen dan pembelajaran yang dihadapi oleh
kepala sekolah dan guru; (4) Menjadikan guru dan
kepala sekolah menjadi tenaga pendidik yang
professional.
Jumlah siswa sekolah dasar di wilayah gugus Hasanudin dalam tiga tahun terakhir mengalami pengurangan. Hal itu dikarenakan berhasilnya program keluarga berencana yang ada di sekitar gugus Hasanudin. Berikut ini adalah tabel jumlah siswa di sekolah dasar gugus Hasanudin untuk tiga tahun terakhir.
Tabel 4.1
Jumlah Siswa di Gugus Hasanudin
N
o Nama SD
Tahun Pelajaran
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di lingkungan gugus Hasanudin masih kurang. Hal itu dapat dilihat dari data tabel berikut ini.
4.2
Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
No Nama SD
Tenaga Pendidik & Kependidikan
Ket
Sumber: Data diolah, 2014
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin Periode 2014 / 2015
Tabel 4.3
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin
No Jabatan Nama Keterangan
1 2 3 4
1. Pembina Drs. H.KARSONO. Pengawas TK/SD Dabin II
2. Ketua Slamet
pujiono,S.Pd Kepala SD TLOGOSIH 1
3. Sekretaris SUWARNI,S.Pd.S
4. Bendahara SLAMET,S.Pd.SD Kepala SD Tlogosih 2
5. Anggota Silvester
Sunar,S.Pd. Kepala SD Solowire
6 Anggota Rasidi, S.Pd,SD Kepala SD Sarimulyo 1
Sumber: data diolah 2014
Struktur Organisasi KKG Hasanudin Periode Tahun 2014 / 2015
Tabel 4.4
Struktur Organisasi KKG Hasanudin
No Jabatan Nama Keterangan
1 2 3 4
1. Pembina Drs. H. Karsono Pengawas TK/SD Dabin II
2. Ketua Slamet
Pujiono,S.Pd Kepala SD TLOGOSIH 1
3. Sekretaris Slamet Jumali,A
Ma.Pd Guru SD TLOGOSIH 1
4. Bendahara Dradjad
Siswati,S.Pd.SD Guru SD TLOGOSIH 1
5. Anggota Silvester Sunar, S,
Pd Kepala SD Solowire
6. Anggota Suwarni,S.Pd.SD Kepala SD Sarimulyo 2
Slamet,S.Pd.SD Kepala SD TLOGOSIH 2
Rasidi,S.Pd.SD Kepala SD Sarimulyo 1
7. Seksi Sumaryoto,S.Pd.I PAI
Mas ud,S.Pd PJOK
Edy Sutanto SBK
4.2
Deskripsi Penelitian
1.Data Awal
Sebelum dilakukan penelitian tentang kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi, peneliti melakukan observasi awal terhadap 5 (lima) orang kepala sekolah tentang kualitas pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin. Hal yang diobservasi adalah pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi awal dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan dan melakukan kegiatan tindak lanjut.
Tabel 4.5
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak
No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Keterangan
A B C D E F
1 KS-1 1 2 1 2 1 1 8 Cukup Baik
2 KS-2 2 1 2 1 2 1 9 Cukup Baik
3 KS-3 2 2 2 3 2 2 13 Baik
4
KS-4
1 1 1 1 1 1 6
Kurang Baik
5 KS-5 1 2 2 2 2 1 10 Cukup Baik
7 8 8 9 8 6 46
35% 40% 40% 45% 40% 30% 38%
Sumber: data diolah 2014
Keterangan:
No Aspek Indikator
1 Persiapan (A) Penyusunan Program Supervisi (B) Penyusunan Instrumen
2 Pelaksanaan (C) Pendahuluan
(D) Inti (E) Penutup
3 Tindak Lanjut (F) Penguatan dan pembinaan
orang kepala sekolah yang melakukan supervisi dengan cukup baik dan terdapat satu orang kepala sekolah yang melakukan supervisi dengan kurang baik. Jika di persentasekan secara kuantitas pelaksanaan supervisi hanya mencapai 38%.
Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak termasuk dalam kategori kurang baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang hanya mencapai 40%. Kepala sekolah mengalami kesulitan dalam menyusun program supervisi dengan persentase 35%, untuk aspek penyusunan instrument mencapai persentase 40%, untuk aspek melakukan pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 35%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 40%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai persenatse 40%, untuk aspek pemberian pembinaan dan penguatan mencapai persentase 40%.
Jika dilihat dari segi kualitas dan kuantitas dari pelaksanaan supervisi masih kurang baik. Masih ada kepala sekolah yang belum membuat program supervisi dan melakukan tindak lanjut. Maka dalam penelitian ini, akan di lakukan sebuah lokakarya untuk kepala sekolah di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan supervisi.
2. Tahap Pertama
Untuk tahap I dilakukan selama 2 minggu. Kegiatan pada tahap I dilakukan dalam 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut ini penjelasannya.
a. Perencanaan
merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan serta wawancara kepada kepala sekolah mengenai pelaksanaan supervisi. (5) Penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi. Dalam pengambilan data, penulis menggunakan instrument berupa lembar observasi mengenai pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian pada tahap 1 ini, dilakukan selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan dengan melakukan observasi tentang pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Sebelum melakukan melakukan supervisi peneliti meminta kepala sekolah untuk membuat program dan jadwal supervisi agar pelaksanaan supervisi dapat berjalan lancar. Kepala sekolah mengemukakan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk membuat program supervisi. Kemudian supervisor memberikan peminaan kepada kepala sekolah tentang bagaimana membuat program supervisi.
c. Observasi
sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya.
Tabel 4.6
Data observasi awal pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak
Sumber: data diolah 2014
Keterangan:
No Aspek Indikator
1 Persiapan A. Penyusunan Program Supervisi B. Penyusunan Instrumen
2 Pelaksanaan C. Pendahuluan
D. Inti E. Penutup 3 Tindak
Lanjut
Berdasarkan data tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa setelah dilakukannya tindakan berupa pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya tidak ada lagi kepala sekolah yang termasuk kategori kurang baik. Terdapat 2 orang kepala sekolah yang melakukan supervisi dengan cukup baik. Terdapat 2 orang kepala sekolah yang melakukan supervisi dengan baik. Dan terdapat satu orang kepala sekolah yang sudah melakukan supervisi dengan sangat baik. Jika di persentasekan secara kuantitas pelaksanaan supervisi hanya mencapai 63%.
Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin Kebonagung Demak termasuk dalam kategori baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang hanya mencapai 63%. Untuk aspek menyusun program supervisi mencapai persentase 65%, untuk aspek penyusunan instrument mencapai persentase 60%, untuk aspek melakukan pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 65%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 60%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai prosentase 65%, untuk aspek pemberian pembinaan dan penguatan mencapai prosentase 60%.
d. Refleksi
Meskipun terjadi peningkatan pada setiap aspek pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah namun perlu ditingkatkan karena hasil yang diperoleh belum mencapai indikator kinerja. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari penelitian tahap I.
Kelebihan dari tahap ini adalah (1) Kepala sekolah membuat jadwal terlebih dahulu sebelum supervisi dilaksanakan. (2) Kepala sekolah membuat instrument penilaian yang akan digunakan dalam supervisi. (3) Terjalin komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan guru.
Kekurangan dari tahap ini adalah (1) Terdapat kepala sekolah yang belum memsiapkan supervisi dengan baik. Misalnya kepala sekolah tidak mempersiapkan instrument penilaian terlebih dahulu sebelum sepervisi dilakukan. (2) Pada saat melakukan supervisi kepala sekolah kurang memperhatikan pelaksanaan pembelajaran yang sedang di supervisi. (3) Kepala sekolah dalam melakukan tindak lanjut masih belum maksimal. Misalnya kepala sekolah hanya memberikan hasil supervisi saja tanpa adanya tindak lanjut dari hasil tersebut.
3. Tahap Dua
Sama halnya dengan pelaksanaan tahap I, pelaksanaan tahap II dilakukan selama 2 minggu dengan tahapan penelitian perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refeleksi.
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada tahap pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan pembinaan kepala sekolah melalui lokakarya yang lebih spesifik lagi yaitu tentang bagaimana cara menyusun program supervisi dan instrument serta bagaimana cara melakukan tindak lanjut.
b. Pelaksanaan
c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor terhadap kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut ini adalah hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya.
Tabel 4.7
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak
No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Ket
Keterangan:
No Aspek Indikator
1 Persiapan A. Penyusunan Program Supervisi B. Penyusunan Instrumen
2 Pelaksanaan C. Pendahuluan
D. Inti E. Penutup 3 Tindak
Lanjut
F. Penguatan dan pembinaan
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa secara kuantitas hasil penelitian pada tahap II dimana kepala sekolah diberikan pembinaan melalui kegiatan lokakarya sudah tidak ada lagi kepala sekolah yang termasuk kategori cukup baik dalam melaksanakan supervisi. Terdapat dua kepala sekolah yang termasuk kategori baik dan terdapat 3 orang kepala sekolah yang termasuk kategori sangat baik. Sehingga jika di prosentasekan secara kuantitas pelaksanaan supervisi mencapai 74%.
untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai prosentase 90%, untuk aspek pemberian pembinaan dan penguatan mencapai persentase 71%.
d. Refleksi
Hasil yang yang diperoleh pada tahap II ini, telah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Dengan adanya pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya tentang peningkatan kualitas pelaksanaan supervisi. Kepala sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak sudah mampu melaksanakan supervisi dengan sangat baik. Kepala sekolah sudah melakukan perencanaan dengan matang melalui kegiatan penyusunan program supervisi dan penyusunan instrument supervisi. Kepala sekolah juga sudah melaksanakan supervisi dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari sikap kepala sekolah pada saat melakukan supervisi serta bagaimana cara kepala sekolah mengamati guru yang sedang disupervisi. Selain itu kepala sekolah juga sudah dapat melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan baik. Dimana kepala sekolah memberikan penguatan dan pembinaan kepada guru yang bersangkutan.
tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang ditentukan dalam penelitian ini, yang menyebutkan bahwa pelaksanaan supervisi mengalami peningkatan jika secara kualitas dan kuantitas minimal mampu mencapai persentase 80%. Hasil pada tahap II ini menunjukkan kepala sekolah sudah melampui target yang ditentukan, dan dapat dikatakan bahwa penelitian ini sudah berhasil dan tidak dilanjutkan untuk tahap berikutnya.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali dengan kegiatan perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan diawali dengan pembuatan program yang berisi tentang tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Setelah program supervisi di buat oleh kepala sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument supervisi. Instrument supervisi tersebut meliputi instrument untuk penelaahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrument untuk penelahaan pelaksanaan pembelajaran. Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai dengan standar penyusunan RPP yang meliputi Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil belajar, Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument penelahaan pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi dapat diketahui bahwa pada saat perencanaan supervisi kepala sekolah membuat instrument penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan bapak Slamet, kepala sekolah di gugus Hasanudin tentang penyiapan instrument.
Sebelum dilakukannya supervisi akademik, terlebih dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan pelaksanannya. Jadwal pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal pelaksanaan supervisi akan memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan supervisi dilakukan setiap minggu, satu kelas untuk satu orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam pelajaran. Berikut ini adalah petikakan wawancara peneliti dengan bapak Slamet, kepala sekolah di gugus Hasanudin tentang pembuatan jadwal supervisi.
“ Saya membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain memudahkan guru untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan dalam supervisi agar tercipta kesepakatan antara guru dan kepala sekolah tentang kapan dilaksanakan supervisi. Karena terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru yang bersangkutan sedang ada keperluan.”
Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti, pada saat melakukan supervisi akademik, kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk mengamati jalannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan membawa lembar instrument penilaian supervisi.
Instrument penilaian supervisi tersebut digunakan untuk mengamati guru yang sedang mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrument yang di bawa kepala sekolah adalah instrument tentang penelaah RPP dan Instrument penelaahan pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran materi ajar, metode pembelajaran, alokasi waktu, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Sedangkan untuk instrument supervisi kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran, kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama satuan pendidikan, identitas sekolah, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu, perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet Jumali guru kelas VI tentang pembuatan RPP.
“Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, saya membuat RRP. yang berisi beberapa komponen seperti nama satuan pendidikan, identitas sekolah, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu, perumusan indikator, skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran yang saya buat untuk memperlancar proses pembelajaran sehingga skenario tersebut harus di rancang dengan sebaik- baiknya.”
Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP, guru juga harus membuat instrument penilaian yang meliputi jenis test yang dibuat oleh guru yang akan digunakan untuk menilai kemampuan siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci jawabannya.
membuat kunci jawaban dari tes tertulis yang dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Berikut ini ada petikan wawancara peneliti dengan bapak Slamet Jumali guru kelas VI tentang pembuatan instrument penilaian pembelajaran.
“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan di akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk tesnya ada yang tertulis dan ada juga yang lisan. Kalau untuk test tertulis saya juga sudah membuatkan kunci jawabannya.”
Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru harus mengacu pada RPP yang telah di buat sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan guru dalam melakukan kegiatan pendahuluan. Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran, serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuia dengan silabus.
kegiatan pendahuluan dengan baik. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Ibu Dradjad Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I yang menjadi pengamat pada saat pelaksanaan supervisi untuk menggantikan peneliti.
“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak
Slamet Jumali telah melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Karena beliau sudah melaksanakan semua aspek dalam kegiatan pendahuluan seperti melakukan apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran.”
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Ibu Dradjad Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I yang penjadi pengamat pengganti tentang kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajaran.
“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, dia
sudah melakukan kegiatan inti dengan baik. Pada intinya semuanya sudah berjalan dengan baik. Beliau sudah melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Namun ia mengalami kendala pada saat menggunakan alat peraga.”
Selanjutnya-kegiatan terakhir pada pelaksanaan pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup diharapkan guru mampu membuat rangkuman, melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Ibu Dradjad Siswati, S.Pd. SD. guru kelas I tentang kegiatan penutup.
“Pada kegiatan penutup yaitu dengan membuat rangkuman atau simpulan. Guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.”
observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat penyusunan RPP. Soal yang dibuat oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban. Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut nantinya akan menjadi landasan dilakukannya kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti di lapangan dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di rumah. Selain itu, guru membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa serta memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan materi dari guru sambil melakukan pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun pada saat memberikan sesi tanya jawab kepada siswa, supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan kepada guru yang disupervisi.
Kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka selesai juga kegiatan supervisi yang dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa, di akhir kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat perjanjian dengan guru yang disupervisi untuk membicarakan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah terdapat kesepakatan antara guru dan supervisor kapan akan dilakukan pertemuan maka supervisor meninggalkan kelas.
olehpemerintah melalui dinas pendidikan. Hal itu dikarenakan kemampuan guru dalam pembelajaran sudah memenuhi komponen yang ada dalam standar proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan penguatan untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kemampuan mengajarnya. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet, kepala sekolah Gugus Hasanudin tentang penguatan yang di berikan kepada guru setelah disupervisi.
“Penguatan kepada guru yang telah disupervisi? Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya baik melalui studi lanjut melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.”
“Saya juga memberikan pembinaan kepada mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak mereka untuk berdiskusi mencari solusi permasalahan yang mereka hadapi disamping itu juga saya beri kesempatan untuk bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah melakukan kegiatan pembinaan kepada guru yang belum memenuhi hasil yang baik. Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah kegiatan diskusi dan konsutasi. Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk bertanya atau konsultasi pada teman sejawat, selain dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi hubungan yang harmonis.
4.3
Pembahasan
1. Penyusunan Program Supervisi
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap penyusunan program supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam membuat program supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam penyusunan program supervisi.
Gambar 4.1
Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun Program Supervisi
Sumber: data diolah 2014
mencapai 35%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan 90% pada tahap II.
2. Penyusunan Instrument
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap penyusunan instrumen. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam membuat instrumen. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam penyusunan instrumen.
Gambar 4.2
Peningkatan Kemampuan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun instrument
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam membuat instrumen mencapai 40%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada tahap II.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan Saat Supervisi
Gambar 4.3
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan
Saat Supervisi
Sumber: data diolah 2014
3. Pelaksanaan Kegiatan Inti Saat Supervisi
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi.
Gambar 4.4
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan
Inti Saat Supervisi
Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi mencapai 45%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada tahap II.
4. Pelaksanaan Kegiatan Penutup Saat Supervisi Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi.
Gambar 4.5
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi mencapai 40%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan 90% pada tahap II.
5. Tindak Lanjut
Namun setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam tindak lanjut. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam tindak lanjut.
Gambar 4.6
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Tindak Lanjut
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam tindak lanjut mencapai 30%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan 90% pada tahap II.
mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Melalui teknik ini, kepala sekolah dapat mengamati secara langsung kegitan guru dalam melakukan tugas utamanya, mengajar, penggunaan alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor bersama guru untuk menentukan cara-cara yang paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar mengajar. Agar kunjungan kelas berlangsung efektif, hendaknya dipersiapkan dengan teliti dan dilaksanakan secara hati-hati dengan penampilan yang baik pula.
tujuan dilakukannya supervisi akademik serta ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara lain program supervisi, jadwal supervisi dan instrument supervisi. Dalam program supervisi saya merumuskan tentang latar belakang, landasan hukum, tujuan dan ruang lingkupnya. Setelah program supervisi di buat oleh kepala sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument supervisi. Instrument supervisi tersebut meliputi instrument untuk penelaahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrument untuk penelahaan pelaksanaan pembelajaran. Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuia dengan standar penyusunan RPP yang meliputi Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil belajar, Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument penelahaan pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
supervisi akademik, terlebih dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan pelaksanannya. Jadwal pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal pelaksanaan supervisi akan memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang di perlukan dalam kegiatan supervisi.
adanya kepala sekolah yang sedang melakukan supervisi.
Data observasi yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa pada saat melakukan supervisi akademik, kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk mengamati jalannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan membawa lembar instrument penilaian supervisi.
Instrument penilaian supervisi tersebut digunakan untuk mengamati guru yang sedang mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrument yang di bawa kepala sekolah adalah instrument tentang penelaaan RPP dan Instrument penelaahan pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran materi ajar, metode pembelajaran, alokasi waktu, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data terlampir). Sedangkan untuk instrument supervisi kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran, kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama satuan pendidikan, identitas sekolah, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu, perumusan indikator, skenario pembelajaran. Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP, guru juga harus membuat instrument penilaian yang meliputi jenis test yang dibuat oleh guru yang akan digunakan untuk menilai kemampuan siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat pedoman penilaian
(scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan semua komponen RPP. Guru juga membuat tes penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga membuat kunci jawaban dari tes tertulis yang dilaksanakan di akhir pembelajaran.
pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran, serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuia dengan silabus. Pada data observasi dapat diketahui bahwa guru mampu melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada data instrument supervisi pembelajaran. Pelaksanaan supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya. Pada setiap pertemuan guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik.
Pada saat dilakukan observasi supervisi akademik, Bapak Slamet Jumali telah melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik, dengan melaksanakan semua aspek dalam kegiatan pendahuluan seperti melakukan apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran.
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun, dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru juga melakukan kegiatan elaborasi salah satu contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan terakhir pada pelaksanaan pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup diharapkan guru mampu membuat rangkuman, melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Guru melakukan kegiatan penutup dengan
membuat rangkuman atau simpulan dari
pertemuannya. Berikut ini adalah tabel peningkatan nilai kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban. Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut nantinya akan memjadi landasan dilakukannya kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti di lapangan dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan tugas atau PR yang harus dikerjakan siswa di rumah. Selain itu, guru membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa serta memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Pada data observasi dapat diketahui bahwa saat pelaksanaan supervisi, supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan materi dari guru sambil melakukan pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun pada saat memberiakn sesi Tanya jawab kepada siswa, supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan kepada guru yang disupervisi.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka selesai juga kegiatan supervisi yang dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa, di akhir kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat perjanjian dengan guru yang disupervisi untuk membicarakan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah terdapat kesepakatan antara guru dan supervisor kapan akan dilakukan pertemuan maka supervisor meninggalkan kelas.
selama observasi terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran. Tahap evaluasi merupakan diskusi umpan balik antara supervisor (kepala sekolah) dan guru. Suasana pertemuan penuh persahabatan, bebas dari prasangka, dan tidak bersifat mengadili. Supervisor memaparkan data secara objektif sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung.