• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jual Beli Di Dunia Maya E commerce

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jual Beli Di Dunia Maya E commerce"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jual Beli Di Dunia Maya (

E-commerce

)

Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih

Mu’amalah Kontemporer

Dosen pengampu : Imam Mustofa M. Si

Disusun Oleh:

Ayu Utami

141259010

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

(2)

A. Pendahuluan

Dalam kurun waktu lebih dari empat puluh tahun yang lalu, teknologi

komputer telah mulai menimbulkan dampak. Dampak ini berpengaruh

terhadap masyarakat dan terhadap cara-cara yang memungkinkan

masyarakat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan. Komputer telah menembus

hampir setiap profesi, aktifitas komersial dan industri, serta banyak

organisasi yang mungkin akan mengalami kesulitan jika tidak mengandalkan

teknologi komputer. Saat ini dunia telah memasuki era global. Pada era

global ini, kemajuan tehnologi informasi terutama komputer sangat cepat.

Masuknya internet, semakin mempercepat arus globalisasi. Internet adalah

sebuah alat penyebaran informasi secara global, sebuah mekanisme

penyebaran informasi dan sebuah media untuk berkolaborasi dan

berinteraksi antar individu dengan menggunakan komputer tanpa terhalangi

batas geografis.

Dalam bidang perdagangan, internet mulai banyak dimanfaatkan

sebagai media aktivitas bisnis terutama karena kontribusinya terhadap

efisiensi. Di tengan globalisasi komunikasi yang semakin terpadu (global

communication network). Dengan semakin populernya internet seakan telah

membuat dunia semakin menciut dan semakin memudarkan batas-batas

negara berikut kedaulatan dan tatanan masyarakatnya.

Internet adalah sebuah contoh investasi, dedikasi, dan komitmen yang

sukses untuk sebuah riset dan pengembangan infrastruktur informasi.

Demikian pula perdagangan, telah mengalami globalisasi perdagangan, kini

globalisasi perdagangan tidak hanya ditandai dengan perubahan arus

barang di antara negara-negara yang melakukan transaksi perdagangan.

Saat ini globalisai perdagangan ditandai juga adanya pemanfaatan dan

penggunaan media internet sebagai sarana dalam proses transaksi

perdagangan internasional.1

Penggunaan media internet untuk keperluan bisnis dan perdagangan

mulai dikenal beberapa tahun belakangan ini dan dengan cepat meluas,

terutama di negara-negara maju. Dengan adanya jual beli melalui internet ini

berkembang pula sistem bisnis virtual, seperti virtual store dan virtual

(3)

company di mana pelaku bisnis menjalankan bisnis dan perdagangan

melalui media internet dan tidak lagi mengandalkan bisnis perusahaan

konvensional yang nyata. Di negara-negara maju, perkembangan bisnis

lewat internet ini dapat berkembang cepat dengan adanya dukungan dari

sarana settlement yang tersedia, seperti system delivery yang cepat dan

dapat dipercaya, cara pembayaran yang aman dan terutama dukungan

perangkat hukum yang ada.2

2 Asril Sitompul, Hukum Internet Pengenalan Mengenai Masalah Hukum Di Cyber Space,

(4)

B. Jual Beli Di Dunia Maya (E-commerce)

Transaksi jual beli di dunia maya atau e-commerce merupakan salah

satu produk dari internet yang merupakan sebuah jaringan komputer yang

saling terhubung antara satu dengan yang lain melalui media komunikasi,

seperti kabel telpon, serat optik, satelit, atau gelombang frekuensi. Dalam

satu jaringan komputer tersebut terdapat satu rangkaian banyak terminal

komputer yang bekerja dalam satu sistem komunikasi elektronik.3

E-commerce adalah kegiatan komunikasi komersial bisnis dan

manajemennya yang dilaksanakan menggunakan metode-metode elektronik

seperti halnya electronic dan interchange dan automated data-collection

system. E-commerce juga dapat meliputi transfer informasi secara elektronis

antarbisnis, dalam hal ini menggunakan ElectronicData Interchange (EDI).4

Makna kata Electronic Commerce atau e-commerce selalu mengalami

perubahan setiap saat. Awalnya hanya mengacu pada fasilitas transaksi

komersial yang berlangsung secara elektronis. Transaksi ini biasanya

menggunakan teknologi Electronic Data Interchange (EDI) yang

diperkanalkan pertama kali tahun 1970-an, untuk mengeirimkan dokumen

komersial seperti order pembelian atau faktur secara eletronik. Pada

perkembangannya, e-commerce telah menjadi transaksi sebenarnya dan

lebih tepat disebut sebagai web commerce. Web commerce merupakan

transaksi pembelian barang dan atau jasa yang berlangsung melalui world

wide web dengan menggunakan perangkat server yang secure

menggunakan e-shoppingcarts, dan layanan electronic pay, seperti otoritas

pembayaran kartu kredit.5

E-commerce atau transaksi elektronik merupakan transaksi yang

dilakukan menggunakan sistem informasi. Electronis commerce adalah

kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumers),

manufaktur (manufactures), service providers, dan pedagang penata

(intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (computer

network) yaitu internet. E-commerce sudah meliputi spektrum kegiatan

3 Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,

2016), H. 30. 4 Ibid. 31

5 Ridwan Sanjaya dan Wisnu Sanjaya, Membangun Kerajaan Bisnis Online (Tuntunan

(5)

komersial. Saat ini transaksi dalam e-commerce hampir seluruhnya

dikerjakan menggunakan teknologi berbasis web. Istilah e-commerce

mengacu pada sebuah transaksi yang dilakukan melalui sebuah media

elektronikaseperti internet, yang meliputi web, internet, dan extranet.6

E-commerce merupakan salah satu implementasi dari bisnis online.

Berbicara mengenai bisnis online tidak terlepas dari transaksi, seperti jual

beli via internet. Transaksi inilah yang kemudian dikenal dengan electronic

commerce yang lebih populer dengan istilah e-commerce. E-commerce

merupakan aktivitas pembelian, penjualan, pemasaran dan pelayanan atas

produk dan jasa yang ditawarkan melalui jaringan komputer. Dunia industri

teknologi informasi melihatnya sebuah aplikasi bisnis secara elektronik yang

mengacu pada transaksi-transaksi komersial.7

Adanya hubungan yang secara langsung antara satu jaringan komputer

dengan jaringan yang lainnya maka sangat memungkinkan untuk melakukan

satu transaksi langsung melalui jaringan komputer. Transaksi langsung inilah

yang kemudian disebut dengan transaksi online. Menurut Arsyad Sanusi

dalam transaksi online setidaknya ada tiga tipe, yaitu: 8 1. Kontrak melalui chatting atau vidio confrence;

2. Kontak melalui e-mail;

3. Kontrak melalui situs atau web.

Model transaksi jual beli di dunia maya saat ini berkambang sangat

pesat. Sara transaksi juga menggunakan berbagai sarana yang ada dalam

dunia maya. Transaksi di dunia maya umumnya menggunakan media sosial,

seperti twitter, facebook, blackberry massanger dan media sosial lainnya.

Dalam transaksi di dunia maya, antara para pihak yang bertransaksi tidak

bertemu langsung, baik secara audio maupun audio visual. Selain itu,

komunikasi antara keduanya dapat melalui tulisan, seperti inbox via

facebook, via Short Massage Service/SMS, via e-mail dan media tulis

lainnya yang disediakan di dunia maya.9

6 Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah..., h.32

7 Ridwan Sanjaya dan Wisnu Sanjaya, Membangun Kerajaan..., h. 36

8 Arsyad Sanusi, E-Commerce Hukum dan Solusinya, (Jakarta: PT Mizan Grafika Sarana,

2001), h. 64

(6)

Akad dalam transaksi elektronik di dunia maya berbeda dengan akad

secara langsung. Transaksi elektronik biasanya menggunakan akad secara

tertulis, (e-mail, Short Massage Service/SMS, Blackberry Massanger/BBM

dan sejenisnya) atau menggunakan lisan (via telepon) atau vidio seperti

teleconference. Jual beli melalui media elektronik adalah transaksi jual beli

yang dilakukan via teknologi modern sebagaimana disebutkan

keabsahannya tergantung pada terpenuhi atau tidaknya rukun dan syarat

yang berlaku dalam jual beli. Apabila rukun dan syarat terpenuhi maka

transaksi semacam ini sah.10 Beberapa syarat yang terkait dengan pembahasan transaksi elektronik dalam jual beli dijelaskan dalam uraian

berikut

1. Ijab dan qabul

Para ulama mensyaratkan satu majelis (ittihad al-majlis) dalam

sebuah transaksi, kecuali dalam hibah, wasiat dan wakalah. Selain itu

disyarakan pula keberlangsungan antara ijab dan qabul dengan

mengacu pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Hanya saja jumhur ulama dan kalangan syafi’iyyah tidak disyaratkan qabul langsung diucapkan oleh pihak penerima tawaran. Apabila ijab

atau penawaran dilakukan melalui tulisan atau surat maka qabul harus

dilakukan atau diucapkan ditempat surat atau tulisan itu diterima.11 Umumnya, penawaran dan akad dalam transaksi elektronik

dilakukan secara tulisan, dimana suatu barang dipajang dilaman internet

dengan dilabeli dengan harga tertentu. Kemudian bagi konsumen atau

pembeli yang menghendaki maka mentransfer uang sesuai dengan

harga yang tertera dan ditambah dengan ongkos kirim.12

Kalangan Malikiyah, Hanbaliyah dan sebagian Syafi’iyah

berpendapat bahwa tulisan sama halnya dengan lisan dalam hal

sebagai indikasi kesuka-relaan, baik saat para pihak yang melakukan

akad hadir (ada maupun tidak). Namun demikian, hal ini tidak berlaku

untuk akad nikah. Ulama fiqih kontemporer seperti mustafa al-Zarqa dan

Wahbah al-Zuhaili berpendapat bahwa suatu majelis tidak harus

10 Ibid.

(7)

diartikan hadir dalam suatu lokasi atau sebuah tempat, tetapi satu

situasi dan kondisi, meskipn antara para pihak yang bertransaksi

berjauhan bisa saling melihat gambar dan mendengar suara secara

langsung dengan jelas seakan berhadapan langsung. Hal ini tentunya

memehuni kriteria satu majelis dalam syarat sebuah transaksi jual beli.13 2. Objek transaksi

Bentuk dan wujud barang yang menjadi objek transaksi, dalam

e-commerce biasanya hanya berupa gambar (foto atau vidio) yang

menunjukan barang aslinya kemudian dijelaskan spesifikasi sifat dan

jenisnya. Pembeli dapat dengan bebas memilih barang sesuai dengan

spesifikasi yang diinginkan. Barang akan dikirim setelah uang dibayar.

Mengenai sistem pembayaran atau penyerahan uang pengganti barang,

maka umumnya adalah dilakukan dengan cara transfer. Bila sistem

yang berlaku seperti ini, maka pada dasarnya jual beli ini adalah jual beli

salam. Pembeli memilih barang dengan spesifikasi tertentu, kemudian

membayarnya, setelah itu barang akan diserahkan atau dikirim kepada

pembeli. Hanya saja dalam transaksi salam, uang yang dibayarkan di

muka sebagaimana jual beli salam. 14

Apabila sistem salam yang dilaksanakan dalam jual beli via media

elektronik (e-commerce), maka rukun dan syaratnya juga harus sesuai

dengan transaksi salam. Rukun salam yaitu:

a. Muslim (pembeli atau pemesan);

b. Muslam ilaih (penjual atau penerima pesanan);

c. Muslam fih (barang yang dipesan);

d. Ra’sul mal (harga pesanan atau modal yang dibayarkan);

e. Shighat ijab-qabul (ucapan serah terima);

Adapun mengenai syarat salam, secara umum sama dengan

syarat akad jual beli, yaitu: barang yang dipesan merupakan

sepenuhnya milik penjual, bukan barang najis dan bisa

diserahterimakan. Hanya saja dalam akad salam tidak ada syarat bagi

pemesan untuk melihat barang yang dipesan, ia hanya disyaratkan

(8)

menentukan sifat dan jenis atau spesifikasi barang yang dipesan secara

jelas.

Beberapa ulama menentukan syarat transaksi jual beli yang

dilakukan dengan perantara:

a. Kesinambungan antara ijab dan kabul. Menurut jumhur, selain Syafi’iyaah kabul tidak harus langsung.

b. Kabul dilakukan di tempat sampainya ijab;

c. Kesesuain antara ijab dan kabul;

d. Tidak adanya pengingkaran dari salah satu pihak yang bertransaksi.

Model transaksi jarak jauh yang dilakukan dengan perantara menurut kalangan ulama kontemporer, seperti Muhammad Buhats al-Muthi’i, Mustafa al-Zarqa. Wahbah al-Zuhaili, Syaikh Abdullah bin Muni; adalah secara sah

hukum fiqih. Alasan ulama tersebut adalah:

1. Ulama masa lalu telah membolehkan transaksi yang dilalakukan dengan

perantara, ijab sah antara pesan telah sampai kepada penerima pesan;

2. Maksud dari satu majelis (ittihadul majlis) dalam syarat transaksi adalah

satu waktu dimana kedua belah pihak melakukan transaksi, bukan

berarti satu lokasi atau tempat dan hal ini dapat berlangsung

menggunakan telepon atau internet dan media lainnya.15

Hukum transaksi via teknologi modern seperti telepon, handphone, iPad,

atau media internet lain telah dibahas pada Muktamar VI Fiqih Islam yang

dilaksanakan di Jedah Saudi Arabia tanggal 14-20 maret 1990. Melihat

perkembangan teknologi modern yang berdampak pada segala bidang,

termasuk transaksi perdagangan demi kecepatan kegiatan bisnis dan

ekonomi lainnya, maka peru diputuskan hukum tentang penggunaan media

tersebut dalam perspektif fiqih islam. Hal ini tentunya dengan tetap

berpegangan pada persyaratan-persyaratan transaksi yang telah ditetapkan

oleh fuqaha, baik transaksi secara lisan, tulisan maupun via surat,

persyaratan bertemunyapara pihak dalam suatu forum (ruang dan waktu),

kontekstualitasantara ijab dan qabul, tidak adanya maksud salah satu pihak

untuk melakukan wanprestasi dan kesinambungan antara ijab dan kabul.

Muktamar tersebut memutuskan sebagai berikut:

(9)

1. Apabila transaksi telah dilakukan oleh dua pihak yang tidak bertemu

langsung secara fisik, tidak saling melihat dan mendengar satu sama

lain, serta hanya menggunakan perantara surat, feksimile, atau internet,

maka transaksi tersebut telah sah dan mengikat secara hukum dengan

syarat kedua belah pihak saling memahami dan menerima maksud

transaksi secara tepat.

2. Apabila transaksi dilakukan oleh dua pihak yang berjauhan dengan

perantara telepon atau media teknologi modern lainnya, maka transaksi

kedua belah pihak tersebut berlaku sebagaimana transaksi yang

dilakukan secara langsung (face to face);

3. Apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi terhadap transaksi

yang dilakukan dengan alat teknologi modern tersebut dengan batasan

waktu tertentu, maka dia tidak dapat menarik kembali transaksi yang

telah dilakukan;

4. Transaksi via teknologi modern tersebut tidak berlaku pada akad nikah,

karena dalam akad nikah disyaratkan adanya saksi, tidak berlaku pada

tukar menukar, karena adanya syarat penyerahan, dan jual beli inden,

karena disyaratkan down payment;

5. Apabila terjadi pemalsuan, pengingkaran atau kekeliruan maka hukum

yang berlaku sama dengan transaksi yang dilakukan secara langsung

(face to face). Dalam transaksi elektronik dan sistem pengawasan

sebagai upaya untuk menjamin terpenuhinya hak para pihak yang

melakukan transaksi. Sistem pengawasan ini dikenal dengan process

control yang menjadi bagian dari proses transaksi elektronik.16

Electronic Commerce bagi para manager professional memiliki nilai

ekonomis yang tinggi, karena merupakan pangsa pasar baru yang sangat

luas dan potensial , suatu daerah pemasaran produk yang inovatif. Fasilitas

yang diberikan mampu mengakses ke segala penjuru dunia tanpa harus di

tempat terjadinya trasaksi bisnis, hal ini sangat mendukumg pola manajemen

yang dikenal dengan istilah One Table Management, di mana seorang

pelaku bisnis mampu mengendalikan kegiatan bisnisnya – yang terletak

dibanyak tempat, baik skala nasional maupun skala internasional - dengan

(10)

menggunakan internet, kapan dia harus “melempar” kapital dari Bursa Efek Jakarta ke Bursa Efek Hongkong atau di Wall Street New York. Kapan dia

harus melakukan transaksi dengan pelaku bisnis lainnya hanya dengan

duduk di depan komputer yang berfasilitas internet yang ada di kantornya

tanpa harus berhadapan dan bertemu secara fisik.17

E-commerce merupakan bidang yang multidisipliner (multidisciplinary

field) yang mencakup bidang-bidang teknik seperti jaringan dan

telekomunikasi, pengamanan, penyimpanan, dan pengambilan data

(retrieval) dari multimedia, bidang-bidang bisnis seperti pemasaran

(marketing), pembelian dan penjualan (procurement and purchasing),

penagihan dan pembayaran (billing and payment), manajemen jaringan

distribusi (supply chain management). Dan aspek-aspek hukum seperti

information privacy, hak milik intelektual (intellectual property right),

perpajakan (taxation), pembuatan perjanjian dan penyelesaian hukum

lainnnya.18

Dengan adanya fenomena yang demikian ini, yakni semakin majunya

ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi

produktifitas dan efisiensi produsen atas barang atau jasa yang

dihasilkannya dalam rangka mencapai sasaran usaha, maka perlindungan

terhadap konsumen dipandang sangat penting keberadaaannya, sebab

dalam rangka mengejar produktifitas dan efisiensi tersebut, pada akhirnya

baik secara langsung atau tidak langsung, konsumenlah yang menanggung

dampaknya. Perkembangan internet di Indonesia memang seperti tidak

terduga sebelumnya. Beberapa tahun yang lalu internet hanya dikenal oleh

sebagian kecil orang yang mempunyai minat di bidang komputer. Namun,

dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan jasa internet meningkat

secara pesat, meskipun ada pendapat bahwa penggunaan internet di

Indonesia masih sebatas hanya untuk hiburan dan percobaan.19

17 Anastasia Diana, Mengenal E-Business, (Yogyakarta: ANDI, 2001), h. 11. 18 Ibid. h. 17

19 Sri Redjeki Hartono, Aspek-aspek Hukum Perlindungan Konsumen pada Era

(11)

Transaksi E-commerce meliputi banyak hal, maka untuk

membedakannya perlu dibagi dalam jenis-jenis E-commerce. jenis-jenis

transaksi dari suatu kegiatan E-commerce adalah sebagai berikut:20 1. Business to Business (B2B)

Melibatkan penjualan produk dan layanan antar perusahaan.

Bentuk e-commerce B2B ini menggambarkan sebuah pasar e-business

yang terjadi antara dua perusahaan/organisasi. Karakteristik yang

dimiliki oleh perusahaan e-commerce B2B ini biasanya karena trading

partner yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan

(relationship) yang cukup lama sehingga sudah sama-sama memiliki

trust.

2. BusinesstoConsumer (B2C)

Melibatkan penjualan produk dan layanan secara eceran kepada

pembeli perorangan. Perusahaan e-commerce yang masuk kategori

B2C ini memasarkan produk dan jasanya langsung dengan customer

(retail). Perusahaan yang menggunakan bentuk e-commerce B2C ini

harus mengembangkan situs web yang menarik untuk para

pelanggannya misalnya dengan tersedianya pajangan virtual dan

katalog multimedia, proses pesanan yang interaktif, dan sistem

pembayaran yang aman. Karakteristik pada e-commerce B2C ini adalah

terbuka untuk umum karena informasi disebarkan untuk umum dan

servis yang diberikan bersifat umum juga (generic) dengan mekanisme

yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Melibatkan produk dan

layanan secara eceran kepada pembeli perorangan.yang menjual buku,

peranti lunak, dan music kepada konsumen perorangan, adalah contoh

e-commerce (B2C).

3. Consumer to Consumer (C2C)

Kategori e-commerce C2C ini menggambarkan customer

melakukan penjualan langsung kepada konsumen lainnya, seperti e-Bay

yang merupakan tempat lelang on-line, dimana para pelanggan dan juga

perusahaan saling membeli dan menjual ke satu sama lainnya melalui

proses lelang secara on-line. e-Bay, situs lelang Web rakasa,

(12)

memungkinkan orang-orang menjual barang mereka ke konsumen lain

dengan melelangnya pada penawaran tertinggi.

4. Consumer to Business (C2B)

Consumers to Business (C2B) merupakan kebalikan dari Business

to consumer (B2C), dimana konsumen akhir bertindak sebagai penjual

sedangkan perusahaan bertindak sebagai pembeli dan aktivitas ini

dilakukan secara elektronis yang tentunya dengan mengunakan jaringan

internet.21

21 Diposkan oleh Ahmad Istanto, fiqih muamalah akad salam, di akses 06 maret 2017

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia Diana. Mengenal E-Business. Yogyakarta: ANDI. 2001

Andi. Apa dan Bagaimana E-commerce. Yogyakarta: Wahana. 2002

Arsyad Sanusi. E-Commerce Hukum dan Solusinya. Jakarta: PT Mizan Grafika

Sarana. 2001

Asril Sitompul. Hukum Internet Pengenalan Mengenai Masalah Hukum Di Cyber

Space, Citra Aditya Bhakti. Bandung: Citra Aditya Bhakti. 2001

As-Shadiq Abdurrahman Al-Gharyani. Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer.

Surabaya: Pustaka Progresif. 2004

Imam Mustofa. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: Pt Raja Grafindo

Persada. 2016

Munir Fuady. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2002

Ridwan Sanjaya dan Wisnu Sanjaya. Membangun Kerajaan Bisnis Online

(Tuntunan Praktis Menjadi Pebisnis Online). Jakarta: Kompas Gramedia.

2009

Setiawan Budi Utomo. Fiqih Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer.

Jakarta: Gema Insani Press. 2003)

Sri Redjeki Hartono. Aspek-aspek Hukum Perlindungan Konsumen pada Era

perdagangan Bebas, dalam hukum perlindungan konsumen. Bandung:

Mandar Maju. 2000

Suta Remy Sjahdeini. “E-Commerce Tinjauan dari Perspektif Hukum”. Jurnal

Hukum Bisnis. Vol 12. 2001

http://syariah99.blogspot.com/2013/05/fiqih-muamalah-akad-salam.html

Referensi

Dokumen terkait

2017 SAKTI yang diselenggarakan oleh FKTI Universitas Mulawarman ini dengan harapan semoga memberikan pencerahan bagi kita khususnya yang selalu telibat dalam penelitian,

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa secara keseluruhan strategi inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja operasional, kemudian secara parsial

yang berupa singkapan bongkah lepas tak teratur memberikan kesan seolah-olah batuan ini merupakan fragmen yang berukuran bera­ gam di dalam batulempung. Pada beberapa

35 Ibid... 1) Pertama, larangan menerima pinangan (khitbah). Laki-laki asing tidak diperbolehkan meminang perempuan yang sedang dalam masa iddah secara terang-terangan,

Makna yang terkandung dalam syair Peuayôn Aneuk di Gampong Lhok Dalam Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur adalah tentang nasehat pentingnya mengakui adanya

Fuzzy C--Means mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan Mountain Clustering dan Fuzzy Subtractive Clustering dalam memproses data 13 dimensi, namun algoritma ini

Walaupun pada penelitian ini hasil yang didapatkan adalah terdapat adanya hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan kejadian stunting , namun perlu diketahui