• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL menurut hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL menurut hukum "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR HUKUM INTERNATIONAL

Maharani Chandra Dewi

maharanichandradewi@gmail.com

DATA BUKU, terdiri dari:

Nama/Judul Buku : pengantar hukum international, edisi ke-3 Penulis/Pengarang : mochtar kusumaatmadja, etty r. agoes Penerbit : PT Alumni

Tahun Terbit : 2016 Kota Penerbit : bandung Bahasa Buku : Indonesia Jumlah halaman : 204 hlm

ISBN Buku : 979-414-065-1

DISKUSI/PEMBAHASAN REVIEW Didalam buku ini ada 8 bab yang akan dibahas, bab pertama akan membahas mengenai pengertian, batasan dan istilah hukum international yang didalamnya memuat mengenai hukum international : pengertian dan batasan, istilah hukum international, bentuk perwujudan khusus hukum internasional: hukum internasional regional dan hukum internasional khusus (spesial), hukum international dan hukum dunia ( world law ). Hukum perdata internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas-batas negara. Dengan perkataan lain hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan. Hukum internasional publik ialah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata. Dari uraian di atas

(2)

bahwa hukum internasional publik mengatur hubungan antara negara-negara, sedangkan hukum perdata internasional antara orang perseorangan. Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan/persoalan yang melintasi batas negara-negara: negara dengan negara, negara dalam subyek hukum lain yang bukan negara atau subyek hukum bukan negara satu sama lain . Selain istilah hukum intenasional, orang juga mempergunakan istilah hukum bangsa-bangsa,hukum antar bangsa atau hukum antar negara. Istilah hukum bangsa-bangsa (law of nations, droit de gens, voelkerrecht) berasal dari istilah hukum romawi “ius gentium”. Dalam arti yang semula “ius gentium” bukanlah berarti hukum yang berlaku antara bangsa-bangsa saja, melainkan pula kaidah dan asa hukum yang mengatur hubungan antara orang romawi dengan orang bukan romawi dan antara orang bukan romawi satu sama lain.) Baru kemudian orang membedakan bener antara: hubungu antar kesatuan hukum publik (kerajaan, repoblik) dengan hubungan antara individu dengan memakai istilah “ius inter gentes”.istilah terakir ini yang berarti hukum antarbangsa sama dengan istilah hukum antarnegara, karena berlainan dengan kerajaan republik pada zaman dahulu,negara modernpada hakekatnya merupakan negara kebangsaan (nationstate). engertian hukum internasional didasarkan atas pikiran adanya suatu masyarakat international yang terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka (independent) dalam arti masing-masing berdiri sediri yang satu tidak dibawah kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan yang berdiri atas negara-negara, baik dalam bentuk negara dunia (world state) maupun badan supra nasional yang lain. Dengan perkataan lain hukum international merupakan suatu tertib hukum kordinasi antara anggota masyarakat international yang sederajat. Anggota masyarakat international tunduk pada hukum international sebagai suatu tertib hukum yang mereka terima sebagai perangkat kaedah dan asas yang mengikat dalam hubungan antar negara.pengertian hukum dunia (world law, weltstaatrecht) berpangkal pada dasar pikiran yang lain. Menurut konsep ini yang rupanya banyak dipengaruhi analogi dengan hukum Tatanegara (konstitusional law), hukum dunia merupakan semacam negara (federasi) dunia yang meliputi semua negara didunia ini. Negara didunia secara hirarki berdiri diatas negara nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu tertib hukum subordinasi. Kedua konsep mengenai tertib hukum masyarakat dunia tersebut diatas kedua-duanya mungkin. Jika diantara kedua kemungkinan ini kita melihat konsep yang pertama, hal itu disebabkan karena tertib hukum internasional yang mengatur masyarakat internasional yang terdiri dari anggota yang sederajat lebih sesuai dengan kenyataan dunia dewasa ini. Kemungkinan terwujudnya suatu negara dunia yang diatur oleh hukum dunia merupakan suatu hal yang pada waktu sekarang masih jauh dari kenyataan.

Didalam bab dua akan membahas mengenai masyarakat dan hukum international hukum internasional yang akan membahas 3 sub bab:

(3)

timbul karena adanya kebutuhan. Faktor pengikat yang non material ialah adanya asas kesamaan hukum antara bangsa-bangsa didunia ini, betapapun berlainan wujudnya hukum positif yang berlaku dimasing-masing negara tanpa adanya suatu masyarakat hukum bangsa-bangsa. Asas pokok hukum yang bersamaan ini yang dalam ajaran mengenai sumber hukum formal dikenal dengan asas hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab merupakan penjelmaan hukum alami (natuurrecht). Adanya hukum alami yang mengharuskan bangsa-bangsa didunia ini hidup berdampingan secara damai dapat dikembalikan pada akal manusia (ratio) dan naluri untuk mempertahankan jenisnya.

2. Kedaulatan Negara : hakikat dan fungsinya dalam masyarakat internasional. Menurut asal katanya, kedaulatan memang berarti kekuasaan tertinggi. Negara berdaulat memang berarti bahwa negara itu tidak mengakui suatu kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaannya sendiri. Dengan perkataan lain, negara memiliki monopoli kekuasaan, suatu sifat khas organisasi masyarakat dan kenegaraan dewasa ini yang tidak lagi membenarkan orang perseorangan mengambil tindakan sendiri apabila ia dirugikan. Walaupun demikian, kekuasaan tertinggi ini mempunyai batas-batasnya. Ruang berlaku kekuasaan tertinggi ini dibatasi oleh batas wilayah negara itu, artinya suatu negara hanya memiliki kekuasaan tertinggi didalam batas wilayahnya.Diluar wilayahnya, suatu negara tidak lagi memiliki kekuasaan demikian. Jadi, pengertian kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi mengandung dua pembatasan penting yaitu: (1) kekuasaan itu terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu dan, (2) kekuasaan itu berakhir dimana kekuasaan suatu negara lain mulai.

3. Masyarakat iternaional dalam peralihan (transition): perubahan-perubahan dalam peta bumi politik,kemajuan teknologi dan struktur masyarakat intenasional. Perubahan besar yang pertama dan pokok ialah perubahan peta bumi politik yang terjadi terutama setelah perang dunia II,yang mana pada intinya pada saat itu masih banyaknya negara besar yang masing-masing mempunyai daerah jajahan dan lingkungan pengaruhnya menjadi satu masyarakat bangsa-bangsa yang terdiri dari banyak sekali negara yang merdeka. kemajuan teknologi juga mempengaruhi karena kemajuan teknologi ini mengakibatkan mudahnya hubungan antar negara satu sama lain yang melintasi batas negara.

Didalam bab tiga membahas mengenai sejarah hukum international dan perkembangannya. Permulaan hukum internasional dapat kita lacak kembali mulai dari wilayah Mesopotamia pada sekitar tahun 2100 SM, dimana telah ditemukannya sebuah perjanjian pada dasawarsa abad ke-20 yang ditandatangani oleh Ennamatum, pemimpin Lagash dan pemimpin Umma. Perjanjian tersebut ditulis diatas batu yang didalamnya mempersoalkan perbatasan antara kedua negara kota tersebut, yang dirumuskan dalam bahasa Sumeria. Bangsa-bangsa lain yang sangat berpengaruh dalam perkembangan hukum internasional kuno adalah India, Yahudi, Yunani, Romawi, Eropa Barat, Cina dan Islam. Permulaan Hukum Internasional Klasik: Permikiran Fransisco Vittoria (1480-1546), Pemikiran Hugo Grotius (1583-1645), Perjanjian Westphalia 1648. Perkembangan Hukum Internasional Pada Masa Modern : 1. Masa tahun 1899 -1907, Perkembangan masayarakat internasional khususnya

negara negara pada fase ini mulai merumuskan penyelsaian sengketa dengan cara cara damai.

(4)

mempertahankan hak hidup dan eksistensi negara negara nasional sebagai kesatuan kesatuan politik yang merdeka, berdaulat, dan sama derajat, pasca 1907 perjalan konsulidasi negara ahirnya runtuh dengan melutusnya Perang Dunia I ( 1914-1918) yang hampir meruntuhkan dasar dasar tata kehidupan masyarakat internasional yang pada ahirnya setelah berahirnya Perang Dunia I berdirilah liga bangsa bangsa pada tahun 1919, sebagai oraganisasi internsioanal yang bergerak dalam ruang lingkup dan tujuan global, dalam rangka mewujudkan ketertiban, keamanan.dan perdamaian dunia, secara tersimpul dapat pula dipandang sebgai usaha usaha untuk mengatur masayarakat internasional.

3. Masa Setelah Pasca Perdang Dunia II, Terbentuknya perserikatan bangsa bangsa sebgai hasil dari konsensus pasca Perang Dunia II berpengaruh besar dalam masyarakat hukum internasional, banyak sekali perkembangan dan kemajuan yang dicapai

4. Hukum Internasional Pada Masa Kini Dan Masa Yang Akan Datang, Perkembangan perkembangan baru seperti yang dikemukakan di atas telah mengubah sendi-sendi hukum internasional yang lama ( sebelum Perang Dunia II dan dasawarsa lima dan enampuluhan) menjadi hukum internasional dengan ruang lingkup dan subtansi yang semakin luas serta mencerminkan keterpaduan yang mulai tampak pada awal dasawarsa tujuh puluh hingga kini. Dikatakan mencerminkan keterpaduan oleh karenanya antara bidang bidang hukum yang satu dengan yang lainnya tampak salaing terkait dengan erat. Keterkaitan itersebut dapat ditunjukan pada beberapa bidang hukum yang merupakan perbincangan dari bidang bidang hukum yang lebih luas.

Didalam bab empat menjelaskan tentang hakikat dan dasar berlakunya hukum internasional, Hakekat Hukum Internasional dibagi menjadi dua pandangan.Pandangan yang menganggap hukum Internasional itu hanyalah moral internasional dan pandangan yang menganggap hukum Internasional itu merupakan suatu produk hukum yang mengatur masyarakat Internasional. Dasar berlakunya hukum Internasional ada pada lima teori yakni Teori Hukum Alam,Kehendak Negara,Kehendak Bersama,Madzhab Wina dan Madzhab Perancis.Proses pemberlakuan hukum Internasional dimulai dari proses adopsi spesifik,transformasi dan pendelegasian.Perwujudan Hukum Internasional ini dibagi menjadi Hukum Internasional Umum,Hukum Internasional Reguler dan Hukum Internasional Khusus.

Didalam bab lima menjelaskan mengenai hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional, Hubungannya hukum internasional dan hukum nasional terdapat dua teori yang utama. Yakni teori monoisme dan dualisme. Teori monoisme menyatakan bahwa hukum internasional dan hukum nasional masing – masing merupakan dua aspek dari satu sistem hukum. Struktur hukum intern menetapkan bahwa hukum mengikat individu secara perorangan dan secara kolektif. Hukum internasional mengikat individu secara kolektif sedangkan hukum nasional mengikat individu secara perorangan. Teori dualisme menyatakan bahwa hukum internasional dan hukum nasional masing – masing merupakan dua sistem hukum yang berbeda secara intrinsik.

Didalam bab enam membahas mengenai subjek hukum internasional: 1. Negara. Negara memiliki peran penting bagi kehidupan berbangsa dan

(5)

yang lainnya. Ada berbagai literatur yang menyatakan bahwa Negara merupakan satu-satunya subyek hukum internasional, dan merupakan subyek hukum internasional utama.

2. International Organization. Organisasi internasional merupakan salah satu dari sekian subyek hukum internasional. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan lintas Negara, atau dari berbagai Negara merupakan subyek hukum internasional. Salah satu contohnya ialah PBB. Selain itu organisasi nternasional lainnya yang memiliki tujuan lebih spesifik seperti WHO, World Bank, termasuk dalam subyek hukum inter. Organisasi internasional yang bersifat kawasan regional seperti ASEAN juga termasuk.

3. PMI ( Palang Merah Internasional). Sebenarnya PMI termasuk dalam dalam organisasi internasional, namun karena faktor sejarah PMI menjadi subyek hukum internasional yang keberadaannya sangat penting dan strategis. Awalnya PMI merupakan organisasi nasional yang didirikan oleh lima orang berkebangsaan Swiss yang bergerak dibidang kemanusiaan.

4. Vatikan. Vatikan atau yang lebih lengkapnya disebut dengan tahta Suci vatikan masuk dalam subyek hukum internasional berdasarkan sumber Traktat Lateran pada tahun 1929. Isi perjanjian tersebut ialah penyerahan sebidang tanah di Roma oleh Italia kepada Tahta Suci vatikan. Dikatakan tahta Suci Vatikan sebagai sebuah Negara kecil, tetapi hanya fokus pada bidang kerohanian dan kemanusiaan saja.

5. Belligerent. Kelompok pemberontak merupakan salah satu subyek hukum internasional. Apabila pemberontak semakin meluas dan menyangkut banyak pihak, maka pemberontak harus diakui eksistensinya

6. Individu. Diawali dengan lahirnya deklarasi hak asasi manusia pada tahun 1948,dan diadakannya berbagai konvensi tentang hak asasi manusia, menyebabkan eksistensi manusia semakin terlihat. Salah satu dasarnya ialah perjanjian London pada tahun 1945.

(6)

mengenai suatu persoalan yang didasarkan pada sumber hukum primer yakni perjanjian internasional, kebiasaan, dan asas hukum umum.

Didalam bab delapan membahas mengenai wilayah negara dalam hukum internasional didalamnya mencakup mengenai wilayah dan yurisdiksi negara dilaut, penyelesaian sangketa, persetujuan implementasi bab XI konvensi hukum laut 1982, persetujuan tentang konservasi dan pengelolaan jenis-jenis ikan yang terdapat di dua ZEE ( straddling) dan yang bermigrasi jauh ( highly migratory), dan membahas mengenai ruang udara dan ruang angkasa.

Mochtar Kusumaatmadja memberi batasan Hukum Internasional berdasarkan : Lintas Negara (bearti berada dalam suatu negara lain), Bukan Keperdataan (berarti publik), mengatur hubungan hukum antara negara dengan negara lain,antara negara dengan bukan sub hukum negara. Yang dimaksud sub bukan negara (Beligerent) misalnya Pemberontakan dalam negara tetapi belum memiliki Negara.

Buku ini memakai cara pendekatan terhadap hukum internasional yang menulis pergunakan juga dibidang hukum lainnya dan terhadap masalah hukum pada umumnya, yang tidak semata-mata melihat hukum sebagai sesuatu perangkat kaidah dan asas melainkan mempertautkannya dengan lembaga-lembaga ( institutions) dan proses-proses yang mewujudkan kaidah-kaidah tersebut dalam kenyataan. Cara pendekatan demikian dengan sendirinya akan mengkaji kaidah hukum secara analitis memperhatikan pula segi-segi sosiologis, politik dan budaya dari persoalan.

Referensi

Dokumen terkait

Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar Cetakan Pertama, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2007), hal.. Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan

Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel komitmen organisasi terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pati karena nilai 2,895 > t

Menurut Gotlin (2002) sel mesenkim ini berperan penting dalam tulang rawan hialin dikarenakan dapat menumbuhkan jaringan ikat dewasa melalui sifat dari sel

 Di dunia kurang lebih  Di dunia kurang lebih terdapat 460 spesies yang sudah dikenali, 100 diantaranya mepunyai kemampuan menularkan terdapat 460 spesies yang sudah dikenali,

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa religiusitas dan resiliensi pasien rehabilitasi narkoba Yayasan Rumah Damai Semarang berada pada

Parameter-parameter morfometri DAS Jangkok yang akan diturunkan dalam studi ini adalah Luas dan Keliling DAS; Panjang dan Lebar DAS; Kemiringan atau gradien

Demikianlah surat keterangan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya bersedia dituntut dimuka pengadilan serta bersedia menerima tindakan yang diambil oleh

menjadi negara-negara Arab independen. Hal itu bermula dari dialektika inteligensia 19 yang mendapat tantangan hebat dari penetrasi lempengan sejarah menarik yang menyedot