• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan - Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan - Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,karya cetak, dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi para pemustaka”. Sedangkan Sutarno NS (2008, 164), “Perpustakaan adalah unit kerja yang mengelola koleksi dan informasi untuk dipergunakan masyarakat pemakai”.

2.2 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi

buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum.

Pengertian Perpustakaan Umum lain adalah perpustakaan yang melayani seluruh

lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku,

pendidikan dan sebagainya (Hermawan 2006, 30).

Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3) menyatakan bahwa

Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda kenggotaan dari perpustakaan tersebut.

Selain kedua pendapat di atas Sulistyo-Basuki (1993, 46), mengemukakan

bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana

umum dengan tujuan melayani umum”

Pendapat di atas mengemukakan bahwa, perpustakaan umum adalah

perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain

untuk kepentingan masyarakat umum, tanpa membedakan latar belakang, status

sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Perpustakaan ini dibiayai oleh dana

(2)

2.2.1Tujuan Perpustakaan Umum

Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Menurut Yusuf (1996, 18), tujuan Perpustakaan Umum antara lain:

1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ;

4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri ;

5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat ;

6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.

Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1993, 46) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan, yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik;

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; dan

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustkaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Selain uraian tersebut di atas dalam Buku Panduan Penyelenggaran

Perpustakaan Umum (1992, 6), dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum dirinci

ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut :

(3)

masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang perkembangan nasional.

2. Tujuan fungsional perpustakaan umum adalah:

a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor kehidupan.

b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengnolah serta memanfaatkan informasi.

c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.

d. Meletakkan dasar - dasar ke arah belajar mandiri. e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif. g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tangguna jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.

h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

3. Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum bertujuan untuk mengembangkan minat baca dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan mereka.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum menyediakan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan

masyarakat untuk menambah pengetahuan. Koleksi yang tersedia tidak hanya terbatas

pada yang tercetak tetapi juga mencakup yang elektronik. Dengan ketersediaan

koleksi, perpustakaan akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.

(4)

Menurut Yusuf (1996, 21) fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca 2. Fungsi Informatif

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang perlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993, 27) Perpustakaan Umum

berfungsi sebagai:

a. Sebagai sarana simpan karya manusia

Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya.

b. Fungsi Informasi

Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan.

c. Fungsi Rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan

d. Fungsi Pendidikan

Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informasi, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah

e. Fungsi Kultural

(5)

Dari uraian di atas dikemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi edukatif, informatif, rekreasi, referensi, kultural, sebagai fungsi deposit dan sarana simpan karya manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.2.3 Tugas Perpustakan Umum

Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan

umum, sebagaimana dinyatakan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan

Perpustakaan Umum (2000, 5), “Tugas pokok perpustakaan umum adalah

menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka,

menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang

membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

Sedangkan Yusuf (1996, 18) menyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan

umum adalah sebagai berikut :

1. Perpustakaan umum disediakan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat

2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin

3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal

4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum

adalah menyediakan, memelihara, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk dibaca

agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam

pembangunan nasional.

2.3 Koleksi Deposit

(6)

Siregar (2002, 2) dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.

Salah satu jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan adalah koleksi deposit. Menurut Pedoman Teknis Pengelolaan Karya Cetak dan Karya Rekam (1993, 51) koleksi deposit yaitu koleksi yang terdiri dari bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah provinsi dan bahan pustaka yang berisi informasi tentang berbagai aspek dan mengenai wilayah provinsi yang diterbitkan di luar wilayah provinsi.

Pengertian lain dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum Koleksi Deposit (1992, 30) “adalah pusat penyimpanan bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah propinsi dimana perpustakaan daerah berdomisili : bahan perpustakaan yang berisi tentang aspek-aspek di wilayah tersebut”.

Salah satu jenis koleksi deposit diperoleh dari hasil serah simpan karya cetak dan karya rekam. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Pasal 5 dinyatakan jenis karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Umum Daerah (Propinsi) terdiri dari:

a. Buku fiksi; b. Buku non fiksi; c. Buku rujukan d. Karya artistik

e. Karya ilmiah yang dipublikasikan; f. Majalah;

g. Surat kabar; h. Peta;

i. Brosur;

(7)

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Serah-Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam Film Ceritera atau Film Dokumenter dalam Pasal 9 dinyatakan bahwa:

Jenis karya rekam film ceritera atau film dokumenter yang diserah-simpankan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah terdiri atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi.

Di dalam Buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penerbitan Pemerintah (1982, 214) dinyatakan bahwa jenis karya cetak yang diwajibkan dikirim kepada perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat deposit adalah :

1. Buku, yaitu penerbitan berkala yang terdiri dari 25 halaman atau lebih 2. Monograf, yaitu penerbitan tentang sesuatu subyek yang sistematis,

lengkap serta terperinci

3. Mimeograf, yaitu penerbitan dalam bentuk stensilan

4. Laporan bersejarah (annals), yaitu penerbitan yang memuat peristiwa-peristiwa dalam satu tahun, transaksi satu organisasi atau kemajuan-kemajuan bidang tertentu

5. Laporan tahunan (annual), yaitu penerbitan tahunan yang berisi tinjauan tentang satu tahun, kadang-kadang terbatas pada suatu biang tertentu

6. Bulletin, yaitu penerbitan berkala yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah, yang biasanya bernomor urut

7. Majalah, yaitu penerbitan berkala untuk bacaan umum, yang berisi artikel tentang berbagai pokok masalah oleh berbagai pengarang. 8. Surat kabar atau koran, yaitu penerbitan berkala yang memuat

laporan-laporan kejadian mutakhir dan berita hangat

9. Atlas, yaitu buku-buku yang memuat peta-peta, gambar-gambar, sebagainya dengan atau tanpa keterangan-keterangan tercatat

10.Pamflet, yaitu penerbitan yang jumlah halamannya paling banyak halaman

11.Lembaran (leaflet), yaitu penerbitan yang terdiri dari 1 (satu) lembar,yang dapat dilipat dua atau empat tanpa dijilid atau dijahit

Selanjutnya Menurut Nasution yang dikutip Huda (2007, 18) jenis koleksi deposit adalah :

a. Terbitan pemerintah sendiri seperti peraturan daerah, surat-surat keputusan, pidato-pidato resmi, lembaran negara, statistik, dan laporan tahunan;

(8)

c. Hasil terbitan perpustakaan daerah seperti laporan tahunan dan tengah tahunan, bibliografi daerah, katalog induk, accesion list, majalah-najalah yang diterbitkan perpustakaan daerah ;

d. Buku-buku dokumen langka tentang daerah, peta bahan kartografis daerah dan perjalanan;

e. Tulisan dan ringkasan lengkap atau rekaman lengkap tentang kepariwisataan dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan turisme, tentang sejarah daerah, tentang silsilah keturunan suatu bangsa disuatu daerah kemudian tentang hasil-hasil penelitian sejarah dan tentang kebudayaan, kesusasteraan dan bahasa daerah;

f. Rekaman musik tradisonal dan ciptaan-ciptaan baru di daerah rekaman kegiatan penelitian sejarah lisan baik berupa kaset, slide, film, video, dan rekaman tarian daerah serta permainan rakyat;

g. Cerita-cerita rakyat dalam berbagai bentuk, dan bahan pustaka tentang organisasi atau swasta di daerah ;

h. Direktori tentang :

 Rumah-rumah ibadah  Biro perjalanan umum

 Kegiatan olahraga dan sarananya

 Perusahaan dan perdagangan seperti bank, pabrik, pusat dagang di daerah

 Badan penerangan di masyarakat di TV, radio, kantor pos dan telekomunikasi

 Real estate, perkebunan dan pertambangan

 Pelayanan masyarakat seperti kepolisian, angkatan bersenjata, rumah sakit dan puskesmas, apotik dan klinik

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa jenis koleksi deposit adalah buku fiksi, buku non fiksi, buku rujukan, karya artistik, karya ilmiah yang dipublikasikan, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan karya rekam yang terdiri atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi. Penulis dalam hal ini hanya fokus pada salah satu koleksi deposit saja yakni karya ilmiah saja yang ada pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Karya ilmiah yakni hasil penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2.4 Sistem Layanan Koleksi Deposit

(9)

pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi/rak. Pengambilan bahan pustaka tersebut dilakukan oleh petugas perpustakaan (pustakawan), setelah terlebih dahulu pengguna memberikan nomor panggil koleksi yang dibutuhkan. Sebelumnya pengguna perpustakaan mencari melalui katalog. Koleksi deposit yang telah diambil pustakawan dapat di baca oleh pemustaka pada tempat yang telah disediakan oleh perpustakaan.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa layanan deposit menggunakan sistem layanan tertutup (closed access). Hal ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a. Koleksi layanan deposit termasuk layanan langka, oleh sebab itu untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan bahan pustaka maka sistem layanan tertutup lebih menguntungkan;

b. Koleksi layanan deposit tidak dipinjamkan, hingga tidak memperbolehkan pengguna langsung ke rak, sehingga susunan koleksi di rak selalu rapi;

c. Dengan menggunakan sistem layanan tertutup, kehilangan koleksi dapat dihindarkan;

d. Pengawasan yang dilakukan tidak terlalu ketat, mengingat pustakawan yang ada di layanan deposit tidak banyak sehingga menetapkan sistem ini lebih menguntungkan dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam (Sulastri dalam Huda 2005, 9).

Uraian di atas menyatakan bahwa layanan koleksi deposit menerapkan sistem layanan tertutup untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan dan menghindarkan kehilangan koleksi dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam.

2.5 Hak Cipta

Istilah Hak Cipta pertama kali disahkan pada saat rapat Seksi Hak Pengarang dari Kongres Kebudayaan Indonesia ke-2, di Bandung pada Bulan Oktober 1951. Sebelumnya dikenal dengan istilah hak pengarang, namun karena istilah tersebut seperti membatasi dalam hal karang-mengarang saja, maka diganti menjadi Hak Cipta yang pengertiannya lebih luas dalam hal ilmu pengetahuan, seni dan sastra.

Pasa 1 angka 1 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 :

(10)

itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam beberapa pendapat sarjana yang dikutip oleh Suyud Margono (2010, 12) mengenai pengertian hak cipta, antara lain:

1. WIPO (World Intelectual Property Organization)

Copy Right is legal from describing right given to creator for their literary and artistic works” yang artinya hak cipta adalah terminologi hukum yang menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada pencipta untuk karya-karya mereka dalam bidang seni sastra.

2. J.C.T Simorangkir

Berpendapat bahwa hak cipta adalah hak tunggal dari pencipta, atau hak dari pada yang mendapat hak tersebut atas hasil ciptaannya dalam lapangan kesusastraan, pengetahuan, dan kesenian. Untuk mengumumkan dan memperbanyaknya dengan mengingat pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang.

3. Imam Trijono

Berpendapat bahwa hak cipta mempunyai arti tidak saja si pencipta dan hasil ciptaannya yang mendapat perlindungan hukum, akan tetapi juga perluasan ini memberikan kepada yang diberi kepada yang diberi kuasapun kepada pihak yang menerbitkan terjemah daripada karya yang dilindungi olehperjanjian ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka hak cipta dapat didefenisikan sebagai hak eksklusif untuk memperbanyak atau untuk mengumumkan ciptaaan yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang hak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.5.1 Pemegang Hak Cipta

Dalam Pasal 1 angka 4 UU No. 19 Tahun 2002 dinyatakan bahwa Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.

Sedangkan Lindsey (2006, 115), sehubungan dengan hak-hak Pencipta untuk mengumumkan dan memperbanyak Ciptaannya, terdapat sejumlah hak untuk melakukan perwujudannya yaitu berupa:

(11)

b. Hak untuk mengumumkan dengan cara mengumumkan, dengan cara memperdengarkan ciptaan yang direkam, misalnya kepada publik secara komersial di restoran-restoran hotel, dan pesawat udara;

c. Hak untuk menyiarkan suatu ciptaan di bidang seni atau sastra atau ilmu pengetahuan dalam bentuk karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik;

d. Hak untuk memberi izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan karya film dan program komputer untuk kepentingan komersial.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pemegang hak cipta yaitu pencipta sebagai pemilik hak cipta atas ciptaan yang dihasilkannya. Sebagai pemegang hak cipta maka pencipta dapat memberi izin atas karya ciptanya kepada orang lain sesuai dengan undang-undang dan peraturan hak cipta.

2.5.2 Hak Cipta yang Dilindungi

Dalam pasal 1 angka 3 dinyatakan bahwa ciptaan adalah karya setiap orang yang dapat menunjukkan atau menbuktikan keasliannya dalam bidang ilmu pengetahuan seperti seni, sains, dan teknik.

Menurut ketentuan Pasal 12 ayat 1, ciptaan yang dilindungi oleh Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni sastra

a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan atau (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;

b. Ceramah, kuliah pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama atau drama musikal, tari koreografi, perwanyangan, dan pantonim; f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni kaligrafi, seni pahat, seni

patung, kolase dan seni terapan; g. Arsitektur;

h. Peta; i. Seni batik; j. Fotografi; k. Sinematografi;

l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan.

(12)

merupakan hasil karya sesorang yang diterbitkan dan mendapatkan perlindungan sebagaimana yang terdapat pada Undang-Undang No. 19 Tahun 2002.

2.5.3 Pembatasan Hak Cipta

Hak cipta berlaku dalam jangka waktu terbatas, dan lamanya berbeda-beda di tiap negara. Masa berlakunya juga bergantung pada jenis ciptaan atau “objek” hak ciptanya, serta apakah objek itu diterbitkan atau tidak diterbitkan.

Dalam penerapan UU. No. 19 Tahun 2002 adanya pembatasan dan pengecualian hak cipta sebagaimana dikemukakan oleh Wheina (2014, 10) Pasal 14 Sampai Pasal 18, yang mengatur soal pembatasan hak cipta.

“Pembatasan dan pengecualian hak cipta dikenal dengan istilah “fair use” atau “fair dealing” yang mengijinkan pemakaian, pengambilan atau perbanyakan suatu ciptaan tanpa izin pemegang hak ciptanya sepanjang penggunanya menyebut sumbernya dalam hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat non komersial termasuk untuk kegiatan sosial. Fair use yang diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta diantaranya:

1. Pengambilan berita aktual

2. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.

3. Pengambilan Ciptaan pihak lain guna keperluan ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

4. Perbanyakan suatau Ciptaan selain Program Komputer, oleh Perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya,

5. Pembuatan salinan cadangan suatau program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

(13)

Tabel 1

Masa berlaku Hak Cipta Berdasarkan Objek

No Objek Hak Cipta Masa Berlaku Hak Cipta

1. • Buku, pamflet, dan karya-karya tulis lain

• Drama atau drama musik, tarian, koreografi

• Aneka seni rupa, seni lukis, seni pahat, seni patung

• Lagu atau musik dengan atau tanpa teks

• Arsitektur

• Ceramah, kuliah, pidato, dan sejenisnya

• Alat-alat peraga • Peta

• Terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai

Seumur hidup pencipta ditambah 50 tahun (setelah si pencipta wafat)

50 tahun sejak pertama kali diumumkan

3. Perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan

50 tahun sejak pertama kali diumumkan

4. Ciptaan yang dipegang badan hukum 50 tahun sejak pertama kali diumumkan

5. Folklor (a. Cerita rakyat, puisi rakyat; b.lagu-lagu rakyat dan musik instrumen tradisional; d.hasil seni antara lain berupa: lukisan, gambar, ukiran-ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan, pakaian, instrumen musik dan tenun tradisional.

Selama-lamanya

6. Pementasan (hak untuk aktor atau pemusiknya 50 tahun sejak pertama kali dipertunjukkan

7. Produk rekaman suara 50 tahun sejak pertama kali direkam

8. Materi siaran 20 tahun sejak pertama kali

disiarkan

(14)

Gambar

gambar, ukiran-ukiran,

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian Suma (2013) yang telah dilaksanakan pada masyarakat di lingkungan 2 Kelurahan Istiqlal Kecamatan Wenang Kota Manado Tahun 2013 dengan judul

a) Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai bunyinya, yaitu huruf i diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata

Dalam setiap pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah pegawai, pemimpin saya selalu menerapkan prinsip keadilan kepada semua pegawai2. Dimensi

Berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba kelas kecil, yaitu hasil belajar kognitif peserta didik setelah dilakukan pembelajaran dengan modul perkuliahan Biokimia

3.4.4 Habuk Ruang sentiasa dibersihkan daripada habuk/debu. Terdapat jadual pembersihan secara berkala. Terdapat staf yang bertanggungjawab untuk memantau. Penggunaan dan

Variabel Perceived Value (Y1) terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel E- Customer Satisfaction (Y2). Secara keseluruhan rata-rata skor Perceived Value

Pengolahan data terdiri dari pengujian fungsi distribusi waktu antar kerusakan dengan uji S- Mann, penentuan parameter distribusi waktu antar kerusakan, dan penentuan uptime dan

Kapal pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga gelombang air laut dapat dibuat di Indonesia, dibangun sesuai dengan regulasi atau peraturan dan dapat menjadi solusi