• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan oithona

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan oithona"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL RISET

Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Populasi Caulerpa sp. (Green Caviar) Guna Pengembangannya di Kawasan Pertambakan

Diusulkan oleh:

Nur Aini 26020110110010 Angkatan 2010 M Fachrul Azis S 26020110141036 Angkatan 2010

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

(2)

A. JUDUL

Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Populasi Caulerpa sp. (Green Caviar) Guna Pengembangannya di Kawasan Pertambakan.

B. RINGKASAN EKSLUSIF

Caulerpa sp. merupakan salah satu jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis penting dan sangat disukai masyarakat. Rumput laut jenis ini bentuk dan rasanya menyerupai telur ikan caviar terutama saat dimakan, sehingga dikenal sebagai “green Caviar”. Selain itu juga karena bentuknya menyerupai anggur, orang juga menyebutnya sebagai “Sea grape”/“Anggur Laut”. Selanjutnya berdasarkan pemanfaatannya yang dapat dipergunakan secara langsung sebagai bahan makanan seperti sayuran, sehingga Caulerpa sp. banyak dikenal masyarakat sebagai “Sea Lettuce”. Di kalangan masyarakat lokal terutama masyarakat pesisir tumbuhan ini lebih dikenal dengan nama “Latoh”. Tumbuhan ini termasuk ke dalam golongan tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, maka rumput laut jenis ini dikelompokkan ke dalam alga hijau (Chlorophyta) (Atmadja et al., 1996).

(3)

dibudidayakan di kawasan pertambakan dengan baik. Oleh karena itu di dalam kegiatan ini sangat penting kiranya untuk dilakukan penelitian tentang pengaruh perbedaan salinitas terhadap pertumbuhan Caulerpa sp.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan Caulerpa sp. dengan penerapan perlakuan perbedaan salinitas pada media pemeliharaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan hasil produksi dan menambah pendapatan bagi pembudidaya rumput laut serta sebagai bahan rekomendasi dan evaluasi bagi pemerintah dan swasta dalam menerapkan metode budidaya rumput laut jenis Caulerpa sp. Selanjutnya diharapkan dapat memberikan inspirasi penelitian dalam bidang budidaya terutama untuk dapat dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Penelitian ini dirancang menggunakan metode eksperimental laboratoris dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan berupa penerapan perbedaan salinitas (0 ppt s/d 30 ppt selang 5 ppt) pada media pemeliharaan Caulerpa sp., masing - masing dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Anova (Steel dan Torrie, 1980). Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah terjadinya peningkatan pertumbuhan yang dapat berdampak pada peningkatan penghasilan pembudidaya rumput aut khususnya Caulerpa sp. Selain itu hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam bentuk artikel pada jurnal Aquakultur Indonesia yang diterbitkan oleh organisasi profesi Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) atau Jurnal Ilmu Kelautan dengan No: ISSN 0853-7291 (Akreditasi: No 55/Dikti/Kep/2005).

C. LATAR BELAKANG MASALAH

(4)

Pemanfaatan rumput laut terus meningkat, tahun 2011 produksi rumput laut Indonesia mencapai 4.305.027 ton. Sebanyak 95.200 ton merupakan produksi rumput laut jenis Glacilaria sp. kering. Tahun 2011 Indonesia mengekspor hasil olahan rumput laut (agar-agar) sebesar 1.827 ton dengan nilai total US$ 12,6 juta (KKP, 2012). Kegiatan budidaya menjadi pilihan untuk menanggulangi permintaan produksi dalam jumlah besar dan waktu (Azizah, 2006). Departemen Kelautan dan Perikanan menetapkan rumput laut sebagai komoditas unggulan, dengan penetapan tersebut memacu pengembangan budidaya dan pengolahannya. Sejak lima tahun terakhir ekspor rumput laut terus meningkat, pada tahun 1999 sebesar 10.542,15 ton dengan volume produksi sebesar 88,200.00 ton dan pada tahun 2003 ekspornya meningkat sebesar 15.338,81 ton atau mengalami peningkatan sebesar 51.43 % dari volume produksi sebesar 110.000,00 ton. Peluang pasar yang tinggi dapat memacu pengembangan budidaya untuk memenuhi permintaan produksi secara terus menerus (Soesilo dan Budiman, 2002 dalam Pong-Masak et al., 2007).

(5)

di kawasan pertambakan. Rumput laut ini mempunyai potensi yang cukup besar di kawasan pertambakan di sepanjang perairan pantai di Indonesia.

D. PERUMUSAN MASALAH

Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang mempunyai garis pantai cukup panjang dan mempunyai berbagai ragam sumberdaya hayati perairan yang cukup potensial dalam memenuhi kebutuhan pangan. Namun dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada tersebut banyak dilakukan dengan melakukan eksploitasi langsung dari alam (mengumpulkan dari alam) yang dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan populasi dan tidak adanya kesinambungan produksi. Oleh karena itu di dalam upaya untuk melestarikan sumberdaya alam hayati perairan yang ada dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut perlu dilakukan kegiatan budidaya rumput laut. Di dalam upaya untuk mengoptimalkan produksi dalam kegiatan budidaya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, antara lain: salinitas, suhu, pH, kandungan nutrien (N dan P), kekeruhan perairan, tingkat sedimentasi, kondisi pasang surut dan sebagainya. Faktor salinitas merupakan parameter lingkungan yang cukup penting untuk diperhatikan di dalam kegiatan budidaya Caulerpa sp. karena rumput laut ini biasa hidup pada lingkungan yang kondisinya cukup stabil terutama salinitasnya sedangkan lokasi pertambakan mempunyai salinitas yang fluktuatif. Selain itu faktor salinitas ini sangat berperan penting dalam menentukan proses masuknya persediaan unsur – unsur penting yang diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesa, sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini perlu diketahui apakah ada perbedaan pertumbuhan Caulerpa sp. yang nyata pada pemeliharaan dengan menggunakan air media pemeliharaan dengan salinitas yang berbeda? Selain itu juga perlu diketahui bagaimanakah pola bentuk hubungan kedua parameter yaitu salinitas dan pertumbuhan?.

E. TUJUAN

(6)

2. Mengetahui pola bentuk hubungan antara parameter salinitas dan pertumbuhan populasi Caulerpa sp. guna penerapannya di kawasan pertambakan.

F. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam bidang penelitian ini direncanakan terkait dengan kajian ekologi rumput laut jenis Caulerpa sp. terutama penerapan perbedaan salinitas dalam pengembangannya di kawasan pertambakan guna menunjang suplai bahan baku untuk keperluan industri.

G. SIGNIFIKASI

Signifikasi dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya pembudidaya rumput laut dan instansi terkait tentang kelayakan lingkungan yang sesuai bagi pengembangan usaha budidaya rumput laut. Semakin berkembangnya usaha budidaya rumput laut jenis Caulerpa sp. diharapkan dapat lebih meningkatkan produksi yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat pembudidaya rumput laut.

H. RISET TERDAHULU

(7)

bahwa kebutuhan optimal karbondioksida bagi 100 g rumput laut Caulerpa lentillifera sebesar 176,8 mg/L per hari

I. KONSEP OPERASIONAL

Konsep operasional pelaksanaan penelitian diawali dengan persiapan materi penelitian, meliputi: persiapan tempat penelitian, materi uji, perlakuan uji serta peralatan dan bahan penelitian. Setelah kegiatan persiapan selesai dilakukan, untuk kemudian dimulai pelaksanaan penelitian yang diawali dengan pengamatan terhadap parameter penelitian kemudian selanjutnya dilakuklan analisis statistik untuk pengambilan kesimpulan.

J. KERANGKA TEORI

Caulerpa sp. merupakan rumput laut yang cukup baik untuk dibudidayakan secara polikultur dengan jenis ikan Bandeng dan Udang maupun secara monokultur. Caulerpa sp. merupakan rumput laut yang cukup baik dibudidayakan di kawasan pertambakan, meskipun habitat awalnya berasal dari laut dan selama sirkulasi air pasang surut di kawasan pertambakan dapat terjaga dengan baik (Champbell et al., 2000). Caulerpa sp. mempunyai nilai ekonomi dan sangat disukai oleh masyarakat untuk dipergunakan sebagai bahan makanan maupun bahan baku pigmen (Trono, 1988).

Pengembangan usaha budidaya rumput laut Caulerpa sp. di kawasan pertambakan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Menurut Trono (1988) Caulerpa sp. bersifat stenohaline sedangkan di kawasan pertambakan mempunyai fluktuasi salinitas yang cukup besar. Oleh karena salinitas merupakan faktor pembatas kehidupan rumput laut, maka penelitian tentang pengaruh faktor lingkungan terutama salinitas ini sangat penting untuk dilakukan.

K. METODOLOGI Teknik Pengumpulan Data

(8)

dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Jadi Secara keseluruhan terdapat 24 Unit Percobaan.

Parameter penelitian yang diamati adalah: pertumbuhan Caulerpa sp, dan kualitas air media pemeliharaan Caulerpa sp. Penentuan Caulerpa sp dilakukan dengan menggunakan data laju pertumbuhan spesifik dengan menggunakan rumus menurut Effendi (1979), sebagai berikut :

di mana: LPS= laju pertumbuhan spesifik (%/hari); Ln w0 = log natural berat Caulerpa sp. awal pemeliharaan (g); Ln wt = log natural berat Caulerpa sp pada akhir pemeliharaan (g) dan t= lama waktu pemeliharaan (hari).

Pengamatan kualitas air dilakukan terhadap suhu, salinitas, pH, karbondioksida, nitrit, nitrat, ammonium, ammonia, N total dan Phosphat pada media pemeliharaan Caulerpa sp Pengukuran suhu, salinitas dan pH dilakukan secara harian sedangkan lainnya dilakukan setiap minggu sekali selama penelitian berlangsung.

Sasaran Riset

Sasaran di dalam riset ini adalah dicapainya peningkatan pertumbuhan Caulerpa sp., sebagai akibat adanya penerapan perlakukan perbedaan salinitas dalam pemeliharaan, sehingga berdampak lanjut terhadap peningkatan pendapatan dari pembudidaya rumput laut khususnya Caulerpa sp.

Data yang dihimpun

Data yang dihimpun dalam penelitian ini berupa pertumbuhan Caulerpa sp., dan kualitas air media pemeliharaan rumput laut, meliputi: suhu, salinitas, pH, karbondioksida, nitrit, nitrat, ammonium, ammonia, N Total dan Phosphat media pemeliharaan.

Analisis data

(9)

sampel dianalisis dengan menggunakan uji one way Anova (Steel dan Torrie, 1980). Uji ini dipergunakan untuk membedakan pengaruh respon yang ditimbulkan akibat dari penerapan perbedaan perlakuan yang diterapkan. Letak perbedaan respon yang ditimbulkan oleh masing – masing perlakuan diuji dengan menggunakan Tukey Krammer test (Steel dan Torrie, 1980). Nilai optimal salinitas yang dapat menghasilkan pertumbuhan terbaik diuji dengan menggunakan uji regresi (Steel dan Torrie, 1980).

L. JADWAL RISET

Kegiatan penelitian ini direncanakan dalam empat bulan, untuk rincian penelitian dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 1. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian Budidaya Rumput Laut Pada Salinitas Yang Berbeda

No Kegiatan Minggu

ke-1 2 3 4 ke-1 2 3 4 ke-1 2 3 4 ke-1 2 3 4 1. Persiapan

- Koordinasi - Pengurusan Izin

- Persiapan alat dan bahan - Pemantapan Persiapan

Wadah Pemeliharaan 2. Budidaya Rumput Laut 3. Laporan kemajuan riset 4. Pengolahan dan analisis data 5. Penulisan laporan dan

Publikasi

M. DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja J.T. 1993. Nilai Protein dan Asam Amino Beberpa Jenis Makroalga Laut. Jakarta : Direktorat Pengkajian Ilmu Kehidupan-BPPT.

Anonim. 2003. Pengembangan Budidaya Rumput Laut. Warta Budidaya 01: 17-20.

Anonim. 2003. Program Pengembangan Budidaya Rumput Laut Terpadu di Indonesia.

(10)

Azizah R. TN., Susanto, AB., dan Pramesti R., 1991. Uji Coba Budidaya Rumput Laut Jenis Eucheuma cottonii dengan Metoda Terapung di Perairan Bandengan, Jepara. Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, Semarang.

Azizah, R. 2006. Percobaan berbagai macam metode budidaya latoh (Caulerpa racemosa) sebagai upaya menunjang kontinuitas produksi. Ilmu Kelautan, UNDIP. Vol. 11 (2) : 101-105.

Campbell, et al. 2000. Biologi Ed.5. Indonesia: Erlangga.

Collado LS, Corke H. 1999. Heat-moisture treatment effects on sweet potato starches differing in amylose content. Food Chemistry. Vol 65 (3) p. 339-346

Effendi, A. 1979. Biologi Perikanan. Penerbit : Penebar Swadaya. Jakarta

Febriko. S.D, Agus,S.Sofiati, M.A Rahman. 2008. Peningkatan Produksi Rumput Laut Gracilaria Verrucosa Di Tambak Dengan Penambahan Pupuk. BBAP. Situbondo.

Husni. 2011. Alternative Komoditas Tambak. Info IPTEK: Ristek

KKP.2012. Statistik Prouksi Perikanan. Kementerian Kelautan dan perikanan.

Parker, H.S. 1974. The culture of red algae genus Eucheuma in Philippines Aquaculture 3: 425-439

Pong-Masak, P.R., A. Mansyur dan Rachmansyah. 2007. Rumput laut jenis Caulerpa dan peluang budidayanya di Sulawesi selatan. Media Akuakultur. Vol. 2 (2) : 80-85.

Sa’adah, Nor et al. 2011. Laporan akhir penelitian Pengaruh Injeksi Karbondioksida (CO2) Terhadap Pertumbuhan Caulerpa lentilifera Pada Media Air Pemeliharaan. Undip: Semarang

Saptasari, M. 2010. Variasi ciri morfologi dan potensi makroalga jenis Caulerpa di pantai Kondang Merak kabupaten Malang. El-Hayah. Vol. 1 (2) : 19-22. Steel, R. G. D. & T. H. Torrie, 1980. Principles and Procedures of Statistics. Mc

Graw Hill Book, Co., Inc., New York, 633 p.

(11)

Trono, G.C. 1988. Field Culture of Gracilaria And Other Spesies. National Science Research Center. Philipina. 158 p.

Trono, G.R., 1988. Manual on seeweed culture (Pond culture of Caulerpa). ASEAN/SF/88/Manual No. 3.

Zullaikah dan Sutimin. 2008. Model Pertumbuhan Biomassa Rumput Laut Gracillaria Dengan Carrying Capacity Bergantung Waktu. Jurnal Matematika. Semarang

N. SISTEMATIKA PENULISAN

A. Ringkasan Eksekutif. Berisi pendahuluan mengenai latar belakang masalah dibuat secara ringkas.

B. Latar Belakang Masalah. Berisi alasan mendasar pemilihan topik. C. Perumusan Masalah. Berisi intisari permasalahan yang ingin dibahas.

D. Tujuan. Berisi maksud tulisan, apa yang ingin dicapai dan deskripsi sasaran penulisan.

E. Ruang Lingkup. Berisi luasan cangkupan riset yang akan dilaksanakan.

F. Signifikansi. Berisi manfaat yang akan didapat dari hasil riset yang dilaksanakan. G. Riset Terdahulu. Berisi penelitian terdahulu sebagai perbandingan dalam riset H. Konsep Operasional. Berisi tahapan dalam proses pengumpulan data.

I. Kerangka Teori. Berisi dasar yang dijadikan acuan dari keseluruhan proyek riset. J. Metodologi. Berisi teknik pengumpulan data, sasaran riset, data yang dihimpun,

dan teknik analisis data.

K. Jadwal Riset. Berisi jadwal pelaksanaan riset serta urutan proses kegiatan riset. L. Daftar Pustaka. Berisi catatan semua sumber yang dipergunakan dalam penulisan

naskah proposal serta sistematika/urutan penulisan.

LAMPIRAN

RANCANGAN BIAYA

No Uraian Jumlah Satuan Harga satuan

(12)

I

Tempat Uji Volume 100 L Reaktor

(Selama 4 bulan) 10 Kali 440.000 4.440.000

Sub total 4.440.000

(13)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulakan beberapa hal diantaranya, pertama berkurangnya pendapatan warung kelontong serta matinya usaha pasar tradisional ini karena

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Tetapi kelebihan penonton yang menonton melalui platform youtube adalah para penonton dapat memilih penampilan kontestan siapa saja yang sudah di- upload oleh channel

“Pengembangan kurikulum nasional yang berorientasi pada pembentukan soft skill mahasiswa menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan.” yang berlaku secara nasional akan

Buah lada yang telah dirontok harus diayak untuk memisahkan biji buah lada yang kecil, tidak matang dan lada menir, dimana bahan-bahan tersebut dapat mempengaruhi mutu lada

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan nitrat dan tingkat kesadahan dalam air sumur di desa Rejosari

Sedangkan untuk jenis kamar Deluxe Rooms, Executive Rooms, Junior Suite Rooms, Executive Suite rooms, dan Presidential Suite Rooms memberikan hasil yang lebih rendah dari