BAB I
DESKRIPSI PASAR MODAL
1. Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia Stock Exchange (IDX)
Sejarah singkat mengenai BEI, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada akhirnya
terbentuklah BEI , merupakan bursa yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. BEI sebelumnya dikenal sebagai Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebelum namanya berubah pada tahun 2007 setelah bergabung dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Hingga pada akhir tahun 2012 tercatat 462 perusahaan yang terdaftar di BEI. Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham yang digunakan untuk melihat pergerakan harga saham antara lain IHSG, LQ45 dan JII. Kemudian adanya Bapepam yang merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal
2. Frankfurt Stock Exchange
Bursa Saham Frankfurt adalah pasar bursa saham terbesar ke 10 di dunia. Terletak di Frankfurt, Jerman yang dimiliki dan di operasikan oleh Deutsche Börse. Bursa saham Frankfurt menyumbang lebih dari 90% omset di pasar Jerman dan sebagian besar pasar di Eropa. Pada Tahun 2010 bursa efek Frankfurt menyelesaikan transisi pada Mei 2011. Sekarang perdangan berlangsung secara eksklusif melalui sistem Xetra. Sistem ini adalah sistem perdagangan sekuritas berbasis di Franfurt, Jerman. Diciptakan untuk pasar modal dan diluncurkan pada November 1997. Sistem ini telah diadopsi oleh internasional lebih dari 14 negara. Sekitar 47% peserta pasar di Frankfurt berasal dari luar negri. Pada November 2010 perusahaan lebih dari 80 negara terdaftar di bursa saham Frankfurt dengan 49% dari Amerika Utara dan Selatan, 31% dari Eropa, 14% dari Asia dan 6% dari Australia dan Afrika. Bursa saham Frankfurt memiliki lebih dari 250 lembaga perdangan internasional dan lebih dari 4.500 pedagang. Investor terhubung langsung ke Bursa saham Frankfurt mewakili 35% dari modal investasi dunia. Indeks perdagangan di Frankfurt DAX adalah, DAXplus, CDAX, DivDAX, LDAX, MDAX, sdaX, TecDAX, VDAX dan Eurostoxx 50.
3. JEPANG ( TOKYO STOCK EXCHANGE /TSE)
Pasar modal Jepang didirikan pertama kali tahun ke-11 kekaisaran Meiji atau tahun 1878, dan terus beroperasi sampai puncak Perang Dunia II, dan harus tutup pada tanggal 10 Agustus 1945 hingga kemudian beroperasi kembali pada tanggal 16 Mei 1949. Pasar Modal buka tanggal 4 Januari sampai dengan 30 Desember, hari Senin sampai Jumat, sesi pagi pukul 9.00 sampai dengan pukul 11.00 dan sesi siang pukul 12.30 sampai dengan pukul 15.00.
lebih dalam lingkup pemerintahan. Tokyo Stock Exchange meliputi 80% dari omset saham negara. Trader utama adalah pemilik surat-surat berharga institusional. Di Jepang pemilik individu hanya memiliki 20% yang terlibat dalam bursa saham, dan 80% termasuk dalam organisasi keuangan perusahaaan asuransi dan korporasi. Pemilik tidak memperhitungkan deviden (di awal 1990 deviden 70 kali lebih murah daripada harga saham pasar), namun nilai saham meningkat dan pemilik mendapatkan keuntungan dengan menjual saham dengan harga yang lebih tinggi (rata rata laba tahunan dalam penjualan saham di tahun 1980-1994 adalah 34.7%). Metode perdagangan utama adalah pelelangan dua arah secara terbuka. Hingga 80% dari semua saham yang diperdagangkan di negara tersebut dijual dan dibeli di Tokyo Stock Exchange.
4. SINGAPURA (SGX)
Pada tahun 1970-an, pemerintah Singapura mengidentifikasi bahwa sektor keuangan merupakan potensi yang sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi, terlebih untuk memperkuat perekonomian Singapura. Sehingga Bursa Efek Singapura didirikan pada tahun 1973.
Bursa Efek Singapura terus berkembang akibat pengendalian fiskal yang dilakukan oleh pemerintah dan pada tahun 1980-an, Singapura menjadi negara yang ketiga yang paling unggul keuangannya di Asia. Di samping perkembangan tersebut, Bursa Efek Singapura juga mengalami kemunduran pada Desember 1985. Untuk mengendalikan kemunduran tersebut, maka tahun 1986 dibentuk Securities Industry Council yang bertugas membantu pemerintah dalam mempertahankan kendali atas perdagangan efek. Bursa mengalami kemunduran lagi pada Oktober 1987 diakibatkan oleh kondisi pasar dunia jatuh secara bersamaan. Kemunduran ini menyebabkan bursa memerlukan waktu selama 4 tahun untuk pulih kembali ke kondisi semula.
Singapore Exchange atau SGX, adalah bursa saham Sinapura yang sebelumnya dikenal sebagai Stock Exchange of Singapore (SES) sampai menggabungkan dengan Singapore International Monetary Exchange (SIMEX) pada 30 November 1999. Bursa ini juga memperdagangkan sekuritas lainnya seperti obligasi pemerintah dan derivatif seperti opsi saham.
Indeks pasar saham utama SGX adalah Indeks Strait Times (Strait Times Index, STI). 5. PAKISTAN ( KSE)
Bursa Efek Karachi (KSE), adalah bursa yang saat ini terletak di Gedung Bursa Efek (SEB) di Bursa Efek Road, di jantung Karachi Business District, II chundrigar Road, Karachi, Sindh Provinsi Pakistan. Bursa efek ini adalah yang terbesar di Pakistan dan salah satu bursa tertua di Asia Selatan berdasarkan kapitalisasi pasarnya, dengan banyak konsorsium Pakistan serta perusahaan listing luar negeri.
Didirikan pada 11 Oktober 1993, Bursa Efek Karachi (KSE) adalah yang terbesar dan merupakan pertukaran yang paling likuid di Pakistan. Bursa ini dinyatakan sebagai "Best Performing Pasar Saham Dunia untuk tahun 2002", posisi ini kembali lagi ditegaskan oleh Perdana Menteri Pakistan pada Januari 2015. Namun, menurut analisis oleh Bloomberg, Pakistan merupakan peringkat ketiga pada 2014 antara Sepuluh Terbaik Performa Pasar di dunia.
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Jumlah Emiten
menghimpun dana dari para investor untuk kepentingan ekspansi perusahaan namun diimbangi juga kesejahteraan shareholders.
2.2 Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar, sering kali disingkat kap pasar, adalah sebuah istilah bisnis yang enunjuk ke harga keseluruhan dari sebuah saham perusahaan yaitu sebuah harga yang harus dibayar seseorang untuk membeli seluruh perusahaan. Besar dan pertumbuhan dari suatu kapitalisasi pasar perusahaan seringkali adalah pengukuran penting dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka.
Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham perusahaan tersebut dengan harga sekarang dari saham tersebut. Istilah kapitalisasi kadangkala digunakan sebagai sinonim dari kapitalisasi pasar; dan dapat juga kapitalisasi pasar dan hutang jangka panjang.
Indikator kapitalisasi pasar penting karena semakin besar kapitalisasi sebuah perusahaan berarti akan diikuti naiknya harga saham sebuah perusahaan yang diperdagangkan pada pasar modal, naiknya harga saham menunjukkan adanya peningkatan permintaan/pembelian terhadap sebuah saham yang diakibatkan oleh kondisi fundamental perusahaan yang baik pula, sehingga mendapat kepercayaan dari investor. Semakin besar kapitalisasi pasar sebuah emiten juga akan tercermin dari meningkatkan kapitalisasi bursa dari sebuah negara.
2.3 Trading Volume
Merupakan gambaran seberapa banyak saham yang berada di pasar yang di perdagangkan dalam suatu waktu tertentu. Dengan meliaht trading value paling tidak dapat mengetahui bagaimana setiap aktivitas pasar saham dan melihat bagaimana prospek kedepan.
Volume perdagangan saham dipergunakan untuk mengukur apakah para pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan dan menggunakanya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga akan mendapatkan keuntungan diatas normal.
Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya bereaksi positif.
Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan, maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini mengakibatkan menurunnya tingkat bid-ask spread.
2.4 Inflasi
Angka inflasi adalah angka yang mengukur tingkat barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen. Harga-harga yang naik tinggi mendorong naiknya angka inflasi yang tinggi. Jika angka inflasi tinggi, biasanya BI / Bank Indonesia cenderung meningkatkan suku bunga. Jika suku bunga naik, maka beban perusahaan bertambah, terutama perusahaan yang banyak meminjam dari bank. Nah dengan beban yang semakin bertambah tersebut, akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Selain itu, harga-harga bahan baku yang naik juga akan menambah beban perusahaan. Akibatnya, jika inflasi naik dan suku bunga meningkat, harga saham beberapa perusahaan cenderung turun. Karena itulah, angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentiment negatif bagi para investor saham.
HIPERINFLASI sehingga uang menjadi tidak berharga. HIPERINFLASI juga membuat daya beli masyarakat merosot tajam. Inflasi disebut ringan jika besarannya kurang dari 10% per tahun. Inflasi disebut sedang jika besarannya antara 10%-30% per tahun dan tergolong berat jika besarannya 30%-100% per tahun.
2.5 Risk & Return
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1. bersifat linear atau searah.
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Indikator ini akan menunjukkan seberapa besar yang akan diperoleh oleh investor atas investasinya pada tingkat risiko tertentu. Hal ini akan membantu para investor dalam melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi.
BAB 3. ANALISIS PERBANDINGAN PASAR MODAL
3.1 JUMLAH EMITEN
INDONESIA JERMAN JEPANG SINGAPURA PAKISTAN
2010 420 765 2292 778
-2011 440 746 2290 769 638
2012 459 747 2303 776 573
2013 483 750 3417 776 560
2014 507 753 3468 775 557
2015 - - - - 561
JIka pasar modal di suatu negara jumlah emitennya dan variasi sektornya tidak banyak pilihan, maka investor akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di negara tersebut. Dengan bertambahnya jumlah emiten, suplai saham akan semakin meningkat di bursa saham. Dengan lebih banyaknya saham beredar, maka otomatis perdagangan semakin likuid.
Dilihat dari jumlah emiten yang dimiliki bursa saham masing-masing negara ,Jepang menempati peringkat pertama. BEI sendiri merupakan bursa saham dengan jumlah emiten terkecil dibandingkan dengan empat bursa saham lainnya. Walaupun begitu , BEI memiliki pertumbuhan emiten yang konstan dan stabil,jika dibandingkan dengan SGX dan KSE yang menurun setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan BEI terus mendapatkan kepercayaan dari perusahaan-perusahaan untuk menjadi wadah untuk kegiatan investasi dengan cara melakukan listing di BEI.
(dalam billionUS$ )
INDONESIA JERMAN JEPANG SINGAPURA PAKISTAN
2012 397 1823 3681 414 44
1 Y Chg 1.71% 25.48% 3.96% 34.32% 33.31%
-5 Y ago 99 1108 3220 180 23
2015 406,7 1762 4485 697 75.1
Jika dilihat dari kapitalisasi pasarnya Jepang kembali unggul dengan 4485 bn US$ pada 2015. Jadi, semakin mahal harga saham suatu perusahaan di pasar dan semakin banyak jumlah sahamnya yang beredar di pasar akan membuat kapitalisasi pasar perusahaan itu semakin besar. Dan pada umumnya semakin besar nilai kapitalisasi pasar suatu saham ,maka semakin besar pula daya pikat saham tersebut.
Namun , dilihat dari segi pertumbuhan ,kelima bursa saham di atas bertumbuh secara signifikan. Hal ini mengindikasikan adanya pertumbuhan positif dari pasar modal di Indonesia. Pertumbuhan positif ini dikarenakan bertumbuhnya pula minat investor pada pasar modal sehingga mengakibatkan permintaan akan saham meningkat.
3.3 TRADING VOLUME
INDONESIA JERMAN JEPANG SINGAPURA PAKISTAN
2011 1203,55 38.740.150 108.68 0 64.191,66
2012 1053,76 31.193.325 136.691.66 16.816..400 116.7
2013 1342,66 52.314.241,67 219.508.33 274.586.633.3 3
150.483,33
2014 1347,096 91.983.266,67 140.98 221.269.925 139.18
2015 1367,36 71.657.550 14.891.67 247.967.175
-RATA-RATA 1241,83 57.177.706,66 150.348,33 190.160.033,3 117.637,5 Trading volume ini merupakan gambaran seberapa banyak volume perdagangan saham dalam pasar dalam waktu tertentu. Dengan melihat trading volume ini kita bisa mengetahui situasi aktivitas pasar saham dan melihat prospek ke depannya apakah menguntungkan atau tidak. Walaupun trading volume BEI lebih kecil dibandingkan ketiga bursa saham selain KSE ,tetapi tiap tahunnya terus mengalami peningkatan yang signifikan.
3.4 INFLASI
INDONESIA JERMAN JEPANG SINGAPURA PAKISTAN
2010 5 % 0,71 % -0.70% 2.80% 15 %
2011 5 % 1,72 % -0.30% 5.24% 9.75 %
2012 4 % 2,09 % 0.00% 4.55% 7.93 %
2013 7 % 1,65 % 0.30% 2.37% 9.18%
2014 6 % 1,34 % 2.74% 1.02% 4.3 %
2015 6,38 % 0,40 % 2.20% 1.00% 2.11 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa baik Jerman, Jepang ,dan Singapura memiliki tingkat inflasi yang paling rendah ,bahkan Jepang sempat memiliki tingkat inflasi 0 pada tahun 2012. Namun , inflasi kelima negara di atas masih termasuk sehat karena dibawah 10%. Jika inflasi naik dan suku bunga meningkat, maka harga saham beberapa perusahaan cenderung turun . Karena itu angka inflasi yang berlebihan akan menjadi sentiment negatif bagi para investor saham.
3.5 RISK & RETURN
RETURN INDONESIA JERMAN JEPANG SINGAPURA PAKISTAN
2011 4,785 -12,54 -17.96 -16.96 -7.24
2012 12,99 26,79 22.89 19 36.36
2013 0,364 23,49 46.95 0.56 42.63
2014 20,466 3,175 7.78 6.38 25.06
2015 -2,341 16,35 11.44 3.58 6.28
RATA-RATA RETURN
0,697 1,101 14.22 2.51 20.61
RISIKO 4,1358 4,98 23.62 12.94 20.82
covar 5,93 4,44 1,66 5,15 1,01
Dari perhitungan risk & return kelima negara di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki tingkat return rata-rata yang paling rendah ,yaitu 0,697%. Dapat dilihat pula tiap negara memiliki tingkat return yang berfluktuasi setiap tahunnya. Sedangkan tingkat risiko yang paling besar dimiliki oleh Jepang ,hal ini sebanding dengan tingkat returnnya yang tinggi pula.
variabel tersebut bervariasi bersama. Semakin besar Average return dan risk nya maka hasil dari Covar akan semakin kecil dan semakin kecil Average return dan risknya maka nilai Covar nya akan semakin besar. Nilai Covar tertinggi dipegang oleh negara Indonesia dan diikuti oleh Singapura. Nilai covar yang kecil (>= 1 menunjukkan imbal hasil yang sepadan dengan risiko , disini Jepang dan Pakistan memiliki nilai covar yang kecil ,hampir 1. dan sebaliknya nilai covar yang besar menunjukkan tingkat risiko yang tidak sepadan dengan return yang didapat. Para investor akan memilih berinvestasi pada pasar saham dengan nilai covar yang lebih kecil.
BAB III. KESIMPULAN
http://www.jpx.co.jp/english/listing/stocks/co/tvdivq0000004xgb-att/tvdivq0000017jt9.pdf https://secure.mas.gov.sg/msb-xml/Report.aspx?tableSetID=III&tableID=III.7
http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EGDAXI+Historical+Prices http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EJKSE+Historical+Prices http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
http://www.tradingeconomics.com/germany/indicators