• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAK JAMIL ARTIKEL ILMIAH. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAK JAMIL ARTIKEL ILMIAH. docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pengembangan Karakter Anak Usia

Taman Kanak-Kanak

Rohmatul Magfiroh1

Abstract

Acts of behavior and attitude of children today is not something that suddenly appeared or formed or even given from the Almighty. There is a long process before which then makes attitudes and behaviors attached to him. The formulation of the problem that has been determined is 1.) What is the Definition of Character Development Strategy ?, 2.) What are the Character Values that Can be Developed Dann Applied in Everyday Life ?, 3.) What are the Programs of Character Building Activities of Aged Children Kindergarten ?, 4.) How To Develop Character In Kindergarten Childhood Children ?. The purpose of the compilation of this article is to explain what is a character development strategy, and what values can be developed and applied in everyday life, and what are the activities of developing the character of children of kindergarten age, and explaining about how to develop a child kindergarten age character. From some formulation of problems that have been determined can be concluded that character development strategy is effort or effort in inculcating character values in learners, and values of character education that can be implemented in learning activity at child early age are: Religious, Honest , Tolerance, Discipline, Self, and Responsibility. It is also supported by programs of activities designed by looking at the steps that have been determined. Then in a way or method that has been developed by montessori, Frobel, Taman Siswa and Living Values Education.

Keyword : Strategy, Character Development Of Child.

Abstrak

Tindakan perilaku dan sikap anak saat ini bukanlah sesuatu yang tiba-tiba muncul atau terbentuk atau bahkan given dari yang Maha Kuasa. Ada sebuah proses panjang sebelumnya yang kemudian membuat sikap dan perilaku tersebut melekat pada dirinya. Adapun Rumusan Masalah yang telah di tentukan adalah 1.) Apakah Pengertian Strategi Pengembangan Karakter?, 2.) Apa Saja Nilai-Nilai Karakter Yang Dapat Dikembangkan Dann Diterapkan Dalam Kehidupan Sehari-Hari?, 3.) Apa Saja Program Kegiatan Pengembangan Karakter Anak Usia Taman Kanak-Kanak?, 4.) Bagaimana Cara Mengembangkan Karakter Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak?. Tujuan dari penyusunan artikel ini yaitu untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan strategi pengembangan karakter, dan nilai-nilai apa saja yang bisa

(2)

dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta apa saja program kegiatan pengembangan karakter anak usia taman kanak-kanak, dan menjelaskan tentang bagaimana cara mengembangkan karakter anak usia taman kanak-kanak. Dari beberapa rumusan masalah yang telah ditetapkan dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pengembangan karakter merupakan usaha atau upaya dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, dan nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini diantaranya : Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Mandiri, dan Tanggung Jawab. Selain itu juga didukung dengan program-program kegiatan yang dirancang dengan melihat langkah-langkah yang telah ditentukan. Kemudian dengan cara atau metode yang telah dikembangkan oleh montessori, Frobel, Taman Siswa dan Living Values Education.

Kata Kunci: Strategi, Pengembangan Karakter Anak. Pendahuluan

Kebehasilan suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, akan tetapi sangat ditentukan juga oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa ”bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa (manusia) itu sendiri”.2 Karakter bangsa merupakan aspek penting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, karakter yag berkualitas perlu dibina sejak usia dini agar anak terbiasa berperilaku positif. Kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Sebagaimana dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional (SISDIKNAS) pasal 3 (tiga) yang berbunyi :

“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab.”3

Amanah UU SISDIKNAS tahun 2013 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter yang baik sesuai nilai-nilai luhur bangsa secara agama. Harus ada starategi dalam upaya pengembangan karakter yang dimulai dari sejak usia dini. Pembentukan karakter ibarat mengukir. Sifat ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang di ukir, tidak mudah usang tertelan waktu atau arus karena gesekan. Menghilangkan ukiran sama saja dengan

2 Abdul Majiddan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm. 2

(3)

menghilangkan benda yang di ukir itu, karena ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya. Demikian juga dengan karakter yang merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, perasaan, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan. Proses pembentukan karakter pada anak juga ibarat mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga akan unik, menarik, dan berbeda antara satu dan lainnya.

Tindakan perilaku dan sikap anak saat ini bukanlah sesuatu yang tiba-tiba muncul atau terbentuk atau bahkan given dari yang Maha Kuasa. Ada sebuah proses panjang sebelumnya yang kemudian membuat sikap dan perilaku tersebut melekat pada dirinya. Dengan demikian perlu adanya upaya yang harus dilakukan oleh guru untuk membentuk karakter pada anak usia dini salah satunya melalui jalur pendidikan formal disekolah. Keberhasilan dalam proses pembentukan karakter akan mengantarkan anak usia dini mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Sehingga dalam pembentukan karakter tidak akan terlepas dari strategi yang digunakan. Dalam memilih dan menentukan strategi harus yang sesuai dan cocok dengan keadaan anak usia dini. 4

Strategi dalam pengembangan karakter pada anak usia dini dapat di artikan sebagai upaya atau usaha yang akan ditempuh dalam menanamkan serta mengembangkan niliai-nilai moral yang baik pada anak sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Selain penerapan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari anak, para pendidik juga harus dapat mendukung proses pengembangan karakter anak dengan berbagai program kegiatan yang dilakukan dilingkungan sekolah. Program tersebut dapat dijadikan sebagai pembiasaan bagi anak yang dilakukan setiap hari.

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda tergantung bagaimana cara guru maupun orang tua memberikan pendidikan karakter yang baik pada anak. Pengembangan karakter sangat penting pada diri anak. Pada usia 4-6 tahun karakter anak mulai terbentuk, di usia tersebut merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan karakter anak karena anak sudah mulai mengerti dan memahami nilai-nilai yang tertanam sejak usia 0-3 tahun. Guru maupun orang tua harus pintar dalam mencari metode yang cocok untuk pengembangan karakter anak namun metode yang diterapkan oleh guru disekolah harus sinkron dengan metode yang diterapkan orang tua dirumah agar perkembangan karakter yang diharapkan pada diri anak dapat tercapai dengan cepat.

Adapun Rumusan Masalah yang telah di tentukan adalah 1.) Apakah Pengertian Strategi Pengembangan Karakter?, 2.) Apa Saja Nilai-Nilai Karakter Yang Dapat Dikembangkan Dann Diterapkan Dalam Kehidupan Sehari-Hari?, 3.) Apa Saja Program Kegiatan Pengembangan Karakter Anak Usia Taman Kanak-Kanak?, 4.) Bagaimana Cara Mengembangkan Karakter Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak?.

(4)

Berdasarkan penjelasan di atas, Tujuan dari penyusunan artikel yang berjudul strategi pengembangan karakter pada anak usia taman kanak-kanak adalah untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan strategi pengembangan karakter, dan nilai-nilai apa saja yang bisa dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta apa saja program kegiatan pengembangan karakter anak usia taman kanak-kanak, dan menjelaskan tentang bagaimana cara mengembangkan karakter anak usia taman kanak-kanak.

Pembahasan

Pengertian strategi pengembangan karakter

Menurut kamus The Advanced learner’s Dictionary of current English by Homby; London Oxford University Press. Kata starategi berasal dari bahasa asing, strategy, yang berarti seni atau ilmu berperang atau rencana dari angkatan perang yang disusun sedemikian rupa sehingga pertempuran sedapat mungkin berlangsung dalam kondisi yang paling menguntungkan. Namun apabila kata strategi digunakan dalam kondisi pembelajaran di PAUD, maka artinya adalah keterampilan dalam memngatur pembelajaran dengan kiat-kiat yang sesuai agar mencapai hasil maksimal.5

Sedangkan strategi secara umum mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Atau dapat dikatakan bahwa strategi adalahsuatu penataan potensi dan sumber daya agar dapat efisien dalam memperoleh hasil sesuai yang dirancang. Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Istilah strategi mula-mula dipakai di kalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancan peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan dan navigasi ke dalam posisi perang untuk memperoleh kemenangan. Dewasa ini istilah startegi banyak dipinjam dalam bidang pengajaran, termasuk dalam strategi mendidik anak usia dini. Dihubungkan dengan mendidik anak usia dini, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan orangtua dalam pendidikan anak usia dini untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan6.Demikian sekilas mengenai pengertian strategi. Selanjutnya kita uraikan mengenai pengertian karakter.

Secara etimologi istilah karakter berasal dari bahasa yunani, yaitu karasso yang berarti cetak biru, format dasar, dan sidik seperti dalam sidik jari. Dalam hal ini, karakter di artikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dikuasai oleh intervensi manusiawi, seperti ganasnya laut dengan gelombang pasang dan angin yang menyertainya. Orang yang memiliki karakter kuat dalah mereka yang tidak dikuasai oleh sekumpulan realitas yang telah ada begitu saja dari sana. Sementara

5 Mukhtar Latif, Zukhairina dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini

(Jakarta: Prenamedia Group, 2013), hlm. 99

(5)

orang yang memiliki karakter lemah ialah orang yang tunduk pada sekumpulan kondisi yang telah diberikan kepadanya tanpa dapat menguasainya. Pendapat lain menyebutkan bahwa karakter berarti to mark (menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Dalam konteks ini, karakter erat kaitannya dengan personality atau kepribadian seseorang. Adapula yang mengartikannya sebagai identitas diri seseorang.7

Selain itu, Karakter adalah watak sifat atau hal-hal yang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang sehingga membedakan seseorang darapada yang lain. Sering orang mneyebutnya dengan “tabi’at”atau “perangai”. Apapun sebutannya, karakter adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran, perasaan dan perbuatannya.8

Dari beberapa uraian tentang definisi strategi dan karakter kita dapat ambil pengertian bahwa strategi pengembangan karakter merupakan usaha atau upaya dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik yang meliputi komponen; kesadaran, pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi manusia sempurna sesuai dengan kodratnya serta mengembangkan karakter yang sudah tertanam dalam diri anak yaitu tabi’at atau perangai yang baik dan tidak bertentangan dengan nilai dan moral.9

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang bisa diimplementasikan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari

Berikut adalah beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Pengimplementasian ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana bagaimana menanamkan pendidikan karakter pada anak usia dini. Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter nak usia dini sebagai berikut:

Pertama, Religius. Religius adalah sikap dan perilaku yaang penuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sikap religius ini dapat ditanamkan kepada anak usia dini dengan memberikan berbagai kegiatan keagamaan. Misalnya, mengajarkan anak shalat bersama-sama, melatih anka berdoa sebelum makan dan menghormati teman sebaya.

Kedua, Jujur. Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

7 Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm.20

8 Nana Prasetyo, Membangun Karakter Anak Usia Dini (Jakarta: Direkrorat Pembinaan Anak Usia Dini, 2011), hlm. 5

(6)

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.jujur bagi anka-anak merupakan hal yang abstrak. Artinya, anak belum dapat mengerti secara jelas apa itu jujur. Oleh karenanya, sikap jujur ini hanya dapat dikenalkan dan ditanamkan kepada anak-anak melalui perbuata yang nyata.ketika orang tua maupun pnedidik berkata atau berjanji sesuatu harus ditepati. Jangan sekali-kali apa yang diucapkan tidak dilaksanakan sehingga membuat anak mejadi tidak percaya dengan apa yang kita ucapkan.

Ketiga, Toleransi. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan melatih anak untuk saling mengasihi dan menyayangi kepada sesama teman tanpa mengenal perbedaan anak.

Keempat, Disiplin. Disiplin ialah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Peraturan untuk menanamkan kedisiplinan dapat dilakukan mulai dari hal-hal yang sederhana, seperti menempatkan sepatu pada tempatnya.

Kelima, Mandiri. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tuga-tugas. Upaya untuk mengembangkan kemandirian anak ialah dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar makan sendiri, membuat minum sendiri, cuci baju sendiri. Baru apabila anak kurang sesuai, kita arahkan dan bimbing dengan baik supaya anak bisa melakukannya lebih baik lagi.

Keenam, Tanggung Jawab. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya, dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (Alam, Sosial, dan Budaya), negara dan Allah yang Maha Esa. Upaya yang dapat dilakukan dalam menanamkan sikap tanggung jawab, yaitu dengan mengajak untuk selalu membereskan mainannya setelah bermain dan mengembalikannya di tempat semula.10

Program kegiatan pengembangan karakter anak usia taman kanak-kanak

Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan program kegiatan pendidikan karakter bagi anak usia taman kanak-kanak antara lain :

Pertama, Mengetahui dan memahami perbedaan individu pada anak usia dini Setiap individu termasuk anak usia dini disuatu KB dan TK/RA memiliki watak, bakat dan minat, serta kemampuan akademik maupun non akademik yang berbeda-beda. Seorang anak kembarpun secara fisik memiliki kesamaan, meskipun tidak 100% sama memiliki watak, bakat dan minat, serta kemampuan akademik dan non akademik yang berbeda-beda. Itulah sebab masing-masing anak itu berbeda dan perbedaan individu tersebut menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh guru PAUD.

(7)

Kedua, Memetakan nilai-nilai karakter yang harus dimunculkan pada setiap tingkat pencapaian perkembangan sosial dan emosi anak usia dini. Berdasarkan pada tingkat pencapaian perkembangan soaial dan emosi anak usia dini, maka nilai-nilai karakter yang hendak diinternalisasikan pada anak usia taman kanak-kanak antara lain:

Usia indikator perkembangan

sosial dan emosi Nilai Karakter 4-5 c. menahan perasaan dan mengendalikan

b. menunjukkan sikap toleran

c. mengekspresikan emosi dalam berbagai situasi

d. memahami peraturan dan disiplin

e. mengenal tatakrama dan sopan santun pada setiap tingkat pencapaian perkembangan agama dan moral anak usia dini. nilai-nilai karakter tersebut adalah sebagai berikut:

Usia indikator perkembangan

(8)

dan membalas salam

e. mengenal ritual dan hari besar keagamaan usia dini berdasarkan hasil pemetaan berikut:

(9)
(10)

e. membiasak anak usia taman kanak-kanak yang telah ditentukan berdasarkan hasil pemetaan diatas adalah sebagai berikut:

a. daycare

j. Pembelajaran tematik terpadu Berbasis Karakter

k. Pembelajaran tematik terpadu Berbasis Multiple Intelences l. Pembiasaan Es Tri (senyum, sapa, dan salam)

m. Pembiasaaan TOMAT (mengucapkan kata tolong, maaf, dan terimakasih)

n. Perayaan hari besar islam o. Perayaan hari perbedaan

p. Program Halaqoh bagi wali murid

(11)

r. Role play for character education s. Sahabat asuh

t. Targhib wa tarhib u. Traditional played

Keempat, Menentukan penanggung jawab pelaksana berbagai jenis kegiatan pendidikan karakter bagi ana usia dini. Guru kelas dapat menjadi penanggung jawab pelaksana kegiatan pendidikan karakter yang dilaksanakn melalui kegiatan pembelajran dan yang dilkasanakn melalui kegiatan pembiasaan spontan. Sementara otu kepala TK dapat membentuk tim khusus sebagai pelaksana kegiatan pendidikan karakter yang dilaksanakn melalui kegiatan pembiasaan rutin.

Kelima, Menyusun strategi pelaksanaan kegiatan pendidikan karakter bagi anak usia dini. Strategi pelasanaan pendidikan karakter bagi anak usia dini disusun berdasarkan hasil penentuan sifat kegiatan dan penanggung jawab pelaksana kegiatan pendidikan karakter.

Keenam, Melaksanakan berbagai jenis kegiatan penddikan karakter bagi anak usia dini sesuai dengan strategi pelaksanaan yang telah ditentukan. Berbagai jenis kegiatan pendidikan karakterbagi anak usia dini pada dasarnya dilaksanakanuntuk mengoptimalkan perkembangan sosial-emosi serta moral dan agama anak usia dini. Optimalnya perkembangan tersebut akan menjadikan anak usia dini menjadi individu yang bekarakter.

Ketujuh, Menilai keberhsilan kegiatan pendidikan karakter bagi anak usia dini. Penilaian keberhasilan kegiatan pendidikan karakter bagi anak usia dini mengacu pada indikator perkembangan soaial-emosi serta agama dan moral anak usia dini. Teknik penilaian yang digunakan seperti observasi, wawancara, maupun angket.

Kedelapan, Melakukan upaya perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan karakater bagi anak usia dini berdasarkan hasil penilaian keberhasilan. Upaya perbaikan terhadap pelaaksanaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dilakukan berdasarkan hasil penilaian keberhasilan setiap pelaksanaan jenis kegiatan pendidikan karakter. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jenis-jenis kegiatan pendidikan karakter yang efektif dan efisien.11

Cara Mengembangkan Karakter Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Berdasarkan teori montessori dan frobel ysng berbasis budaya lokal, Dewantara mengembangkan model pendidikan anak yang diterapkan di sekolah taman sisiwa. Metode pendidikan montessori mementingkan pancaindera. Kepekaan ujung-ujung jari juga menjadi perhatian, tetapi semua itu bersifat pembelajaran; ketika anak-anak diberi kebebasan, tetapi tidak mementingkan permainan. Metode frobel juga memeberi pembelajaran pancaindera, dengan mengutamakan permaianan dan kegembiran, sehingga pembelajaran pancaindra diorganisasikan dalam suasana yang menyenangkan.

(12)

Taman siswa menggunakan kedua-duanya, sehingga pembelajaran pancaindra tidak terlepas dari permainanan. Hal ini didasarkan pada pemikiran taman siswa, bahwa segala perilaku dan kehidupan anak sudah diisi oleh sang maha among yang mendidik anak. taman siswa juga menggunakan permainan untuk mengembangkan karakter anak seperti: sumbar, gating, dan unclang. Permainan tersebut dapat mendidik anak agar cermat, teliti, cekatan, dan menjernihkan penglihatan. Permainan dakon, cublak-cublak suweng, dan kubuk dapat mendidik anak untuk berhitungdan memprediksi. Pendidikan ketertiban dan keteraturan dikembangkan melalui kegiatan meronce bunga, menyulam daun pisang, atau janur, atau membuat tikar.

Living values education mengembangkan karakter anak dengan asumsi bahwa: 1) nilai-nilai universal mengajarkan penghargaan dan kehormatan tiap-tiap manusia, 2) setiap murid benar-benar memperhatikan nilai-nilai dan mampu menciptakan dan belajar dengan positif bila diberikan kesempatan, dan 3) murid-murid berjuang dalam suasana berdasarkan nilai dalam lingkungan yang positif, aman dengan sikap saling menghargai dan kasih sayang, murid dianggap mampu belajar menentukan pilihan-pilihan yang sadar lingkungan. Adapun nilai yang dikembangkan untuk anak usia dini adalah nilai-nilai kedamaian, pengahargaan, cinta, hati, toleransi, kesederhanaan, dan persatuan.

Inti dari metode living values education adalah anak-anak harus mengalami nilai-nilai dalam berbagai tingkatan agar nilai-nilai tersebut menjadi bagian dalam diri mereka. Jadi, mereka diajak untuk mendengarkan, merasakan, mengalami, dan menggunakan keterampilan sosial untuk menggunakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tahapan pengembangan nilai terdiri dari sesi refleksi, imjinasi, hening, ekspresi seni, aktivitas pengembangan diri, dan keterampilan sosial. Refleksi adalah mengalisis nilai –nilai dalam kalimat yang sederhana untuk anak-anak kecil. Imajinasi adalah mengajak anak-anak untuk membayangkan dunia sesuai dengan nilai-nilai standar. Hening adalah kegiatan mengajak anak untuk menikmati suasana keheningan. Ekspresi seni adalah anak-anak didorong untuk berefleksi tentang nilai dan mengalaminya secara artistik dan kreatif melalui kesenian mereka melukis kedamaian, menciptakan lagu-lagu, dan menari bersama.

Berdasarkan metode pengembangan nilai yang dikembangkan montessori, Frobel, Taman Siswa dan Living Values Education dapat ditarik benang merah bahwa metode pengembangan karakter bagi anak usia dini didasarkan pada: penggunaan media permainan; pengembangan pancaindra; penciptaan suasana pembelajaran yang menyenangkan; serta pemberian kesempatan pada anak untuk memahami, menghayati, dan mengalami nilai-nilai.

(13)

keadaan lelah. Bahkan apabila anak tidak bermain kemungkinan mereka dalam keadaan sakit.12

Kesimpulan

Strategi pengembangan karakter merupakan usaha atau upaya dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik yang meliputi komponen; kesadaran, pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi manusia sempurna sesuai dengan kodratnya serta mengembangkan karakter yang sudah tertanam dalam diri anak yaitu tabi’at atau perangai yang baik dan tidak bertentangan dengan nilai dan moral.

Dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini diperlukan berbagai upaya yang dapat mendorong anak untuk melakukan berbagai aktivitas yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam konteks ini ada beberapa nilai pendidikan karakter yang harus ditanamkan kepada anak melalui berbagai kegiatan, baik yang bersifat individual maupun berkelompok. Beberapa nilai-nilai pendidikan karakter anak usia dini yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, dan mandiri.

Terdapat beberapa program kegiatan yang telah ditentukan berdasarkan hasil pemetaan diantaranya daycare, Home Visiting, Islamic Day, Karnaval Kemerdekaan, Mengenal Masjid, Outbond, Outdoor study, Pagi Ceria, Parenting Programs, Pembelajaran tematik terpadu Berbasis Karakter, Pembelajaran tematik terpadu Berbasis Multiple Intelences, Pembiasaan Es Tri (senyum, sapa, dan salam), Pembiasaaan TOMAT (mengucapkan kata tolong, maaf, dan terimakasih), Perayaan hari besar islam, Perayaan hari perbedaan, Program Halaqoh bagi wali murid, Program pagi bina iman dan taqwa (PABIT), Role play for character education, Sahabat asuh, Targhib wa tarhib, Traditional played.

Cara yang dapat digunakan dalam mengembangkan karakter pada anak Berdasarkan metode pengembangan nilai yang dikembangkan montessori, Frobel, Taman Siswa dan Living Values Education bahwa metode pengembangan karakter bagi anak usia dini didasarkan pada: penggunaan media permainan; pengembangan pancaindra; penciptaan suasana pembelajaran yang menyenangkan; serta pemberian kesempatan pada anak untuk memahami, menghayati, dan mengalami nilai-nilai.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan karakter anak usia taman kanak-kanak merupakan usaha atau upaya yang dilakukan dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak sejak usia 0-6 tahun dan mulai berkembang di usia 4-0-6 tahun. Strategi yang

(14)

digunakan oleh pendidik maupun orang tua harus sesuai dengan keadaan usia anak agar anak dapat mengembangkan karakternya dengan baik. Metode yang dapat digunakan salah satunya yaitu penggunaan media permainan karena dunia anak merupakan dunia bermain jadi pengembangan karakter bisa di lakukan dalam kegiatan bermain anak.

Daftar Pustaka

Fadlillah Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013. Latif Mukhtar, Zukhairina dkk. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: Prenamedia Group, 2013.

Majid Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Mansur. pendidikan anak usia dini dalam islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Mulyasa. Manajemen Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014. Mursid. Pengembangan Pembelajaran Paud. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2016.

Prasetyo Nana. Membangun Karakter Anak Usia Dini. Jakarta: Direkrorat Pembinaan Anak Usia Dini, 2011.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Bab enam adalah berkenaan dengan penemuan dan perbincangan, iaitu penilaian aset warisan budaya Minangkabau di Kabupaten Tanah Datar dari segi keunikan dan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah variabel makro seperti Produk Domestik Regional Bruto, jumlah penduduk, tingkat inflasi mempengaruhi Pendapatan Asli

Promosi kesehatan merupakan salah satu jalan untuk bisa menjembatani perawat dengan masyarakat dalam upaya memandirikan dalam menjaga status kesehatan mulai dari

Kesimpulan : Efektifitas daya anthelmintik perasan dan infusa rimpang temu ireng ( Curcuma aeruginosa Roxb. ) masih di bawah piperazin citrat. Daya anthelmintik infusa rimpang

kelompok kontrol positif bakteri yang tumbuh adalah rata-rata 290,0000 CFU, pada kelompok konsentrasi 3,125% (tabung 6) jumlah bakteri yang tumbuh adalah rata-rata 123,2857 CFU dan

Sistematika penulisan naskah sesuai format baku, terdiri dari: judul (max 12 kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), nama penulis (tanpa gelar akademik), abstrak (max

[r]

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka simpulan dari penelitian ini adalah motivasi intrinsik memiliki pengaruh positif