• Tidak ada hasil yang ditemukan

Delapan Prinsip Kode Etik yang Harus Dim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Delapan Prinsip Kode Etik yang Harus Dim"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ETIKA PROFESI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

“Delapan Prinsip Kode Etik yang Harus Dimiliki oleh Seorang Anggota Akuntan Profesional”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Soemarno, MS.

Oleh:

Nama : Dyah Arum Purwaningtyas

NIM : 155040201111168

Kelas : N

MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Etika Profesi, Minat Manajemen Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Ucapan terimakasih penulis ucapakan kepada dosen pengampu matakuliah Etika Profesi Prof.Dr.Ir. Soemarno, MS. yang telah membimbing penulis dalam mata kuliah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Malang, 29 Mei 2018

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

1. PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...2

1.3. Tujuan...2

2. PEMBAHASAN...3

2.1. Pengertian Etika Profesi Akuntasi...3

2.2. Tujuan Profesi Teknisi Akuntansi...4

2.3. Prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi...5

2.4. Studi Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi...7

2.5. Analisis Kasus...8

3. PENUTUP...9

3.1. Kesimpulan...9

3.2. Saran...9

(4)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Etika profesi berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia memberikan pengaruh maupun motivasi kepada masyarakat untuk mengutamakan perilaku etis dalam bekerja. Seringnya perilaku etis ini diabaikan sehingga perlu kesadaran masyarakat untuk berperilaku tidak menyimpang dari hukum. Maka dari itu etis menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi dan sangat perlu untuk diterapkan dalam kehidupan. Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu sebagai pola aturan, tata cara, tanda, maupun pedoman etis dalam berperilaku dan melakukan suatu pekerjaan. Sebagai anggota suatu profesi, akuntan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri profesi tersebut dapat menjadi kepercayaan masyarakat. Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat (Sihwahjoeni, 2000).

(5)

Pelanggaran-pelanggaran seakan menjadi titik tolak bagi masyarakat pemakai jasa profesi akuntan publik untuk menuntut mereka bekerja secara lebih profesional dengan mengedepankan integritas diri dan profesinya sehingga hasil laporannya benar-benar adil dan transparan. Hal ini semakin mempengaruhi kepercayaan terhadap profesi akuntan dan masyarakat semakin menyangsikan komitmen akuntan terhadap kode etik profesinya. Oleh sebab itu, tanggung jawab akuntan professional tidak terbatas hanya pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Akuntan professional harus memperhatikan dan mematuhi ketentuan kode etik dalam bertindak bagi kepentingan publik.

1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Etika Profesi Akuntansi? 2. Bagaimana tujuan Profesi Teknisi Akuntansi?

3. Apa sajakah prinsip-prinsip Etika Profesi Akuntansi?

1.3. Tujuan

(6)

2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika Profesi Akuntasi

Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Mulyadi (2002) menyatakan, etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan profesinya di masyarakat dan etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi profesi akuntan.

(7)

2.2. Tujuan Profesi Teknisi Akuntansi

Kode Etik Teknisi Akuntansi digunakan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota yang bekerja di lingkungan dunia usaha pada instansi pemerintah maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya. Tujuan profesi teknisi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi pada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, diantaranya yaitu:

1) Profesionalisme. Profesionalisme perlu diterapkan oleh masing-masing individu yang dengan jelas dapat diidentifikasi oleh pemakai jasa teknisi akuntansi sebagai professional di bidang akuntansi.

2) Kualitas Jasa. Persepsi dari masing-masing individu bahwa semua jasa yang diperoleh dari teknisi akuntansi pada standar kinerja tertinggi.

3) Kepercayaan. Pemakai jasa teknisi akuntansi harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh teknisi akuntansi.

Kode Etik Teknisi Akuntansi terdiri dari tiga bagian:

1) Prinsip Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberi jasa pofesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan dan berlaku bagi seluruh anggota.

2) Aturan Etika. Aturan Etika ditetapkan hanya untuk mengikat anggota dari organisasi yang bersangkutan.

(8)

Himpunan setelahmemperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam menerapkan Aturan Etiks, tanpa dimaksudkan untuk membatasi menggunakan laporan untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. dibuatnya. Pekerjaan dan tindakan yang dilakukan harus dilaksanakan dengan pertimbangan moral dan profesionalisme yang tinggi. Seorang akuntan professional harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap pemakai jasanya tersebut. Setiap anggota juga harus memliki tanggung jawab dalam bekerja sama antar sesame anggota dan menjaga kepercayaan dari masyarakat sendiri. Masyarakat yang dimaksud adalah pemegang saham, karyawan, kreditur, pemerintahan maupun pemangku kepentingan yang lain.

2) Kepentingan Publik

(9)

Seorang anggota yang professional harus memberikan kontribusi dalam mensejahterakan masyarakat dalam tugas-tugasnya. Selain itu, juga harus bertanggung jawab dengan integritas, obyektivitas, keseksamaan profesional, dan kepentingan untuk melayani publik. Anggota diharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasa yang pantas, serta menawarkan

Objektivitas mengharuskan seorang yang professional dapat bersikap jujur, adil, tidak berprasangka, dan tidak berada di bawah tekanan ataupun pengaruh dari pihak lain. Bukan hanya obyektivitas yang perlu dimiliki oleh seorang akuntan namun seorang akuntan juga harus berkerja sama dengan orang-orang yang objektif dan professional sehingga akuntan tidak mendapatkan tekanan dan gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi kualitas prinsip objektivitas yang dimilikinya.

5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan dan mengawasi secara seksama setiap kegiatan profesional yang menjadi tanggung jawabnya. Kompetensi seorang anggota diperlukan guna memenuhi tanggung jawab tugasnya da menjalankan kewajibannya terhadap publik. Kompeten disini dimaksudkan seorang professional harus memiliki pendidikan yang tinggi di bidangnya dan memiliki pengalaman untuk menunjukan bukti profesionalismenya, setiap anggota harus dengan tekun dan teliti dalam menjalankan pekerjaannya.

6) Kerahasiaan

Seorang anggota berkewajiban menjaga kerahasiaan informasi informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Anggota bisa mengungkapkan kerahasiaan apabila anggota mempunyai hak atau kewajiban professional berlandaskan hukum yang mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan akan terus berlanjut meskipun hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

(10)

Setiap anggota harus menjalankan profesinya dengan sikap profesionalisme, sikap itu harus dijunjung tinggi karena sangat bersangkutan dengan nama baik banyak hal yang bersangkutan dengan profesinya. Bila seorang akuntan tidak memiliki sikap profesionalisme dengan melanggar prinsip-prinsip yang ada bisa saja, anggota akan kehilangan kepercayaan masyarakat.

8) Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan dengan kehati-hatian. Anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Bila anggota tidak menjalankan tugasnya dengan sistem dan struktur yang ada, sama saja mereka tidak melakukannnya dengan standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.

2.4. Studi Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi

“Kasus Pelanggaran SPAP Oleh KAP Mitra Winata”

(11)

Tindakan manipulasi tersebut telah membuat masyarakat berprasangka buruk terhadap kualitas PT Muzatek Jaya dan akan berpengaruh terhadap citra nama baik perusahaan tersebut. Pada Kasus PT Muzatek Jaya, Akuntan Publik Petrus Mitra Winata melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya. Sehingga Akuntan Publik tersebut dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum, review, audit kinerja dan audit khusus serta juga dilarang menjadi pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP namun tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta wajib memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (Mauludy et al., (2017).

2.5. Analisis Kasus

Sikap auditor dalam pelaksanaan auditnya harus menjunjung tinggi sikap indepedensi, bentuk gratifikasi seperti pemberian sesuatu diluar upah audit yang semestinya harusnya ditolak untuk menghindari sikap tidak independensi. Pemberian opini auditor merupakan hal yang menjadi tujuan utama, sikap auditor yang menyalahi aturan akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kredibiltas auditor sebagai profesi yang memberikan penilaian kewajaran atas suatu entitas. Maka dari itu, auditor harus menjunjung kode etik profesinya. Jelas perbuatan yang dilakukan oleh Drs. Petrus M. Winata merupakan pelanggaran etika profesi dan sangat bertentangan dengan kode etik profesi akuntan.

(12)

3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Tujuan profesi teknisi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi pada kepentingan publik. Terdapat 8 prinsip etika profesi akuntan yang perlu diterapkan dalam aktivitas akuntansi yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan public, integritas obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian professional, kerahasiaan perilaku profesional, dan standar teknis. Dalam penerapan bidang keilmuannya, seorang akuntan tidak boleh melanggar prinsip-prinsip dari profesinya tersebut.

3.2. Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Dania, V. 2002. Pengaruh Pendidikan Etika Profesi Akuntan Terhadap Persepsi Mahasiswa Akuntansi tentang Kode Etik Akuntan Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Mauludy, M., Evi, L., Christy, N., Prayitno, P. 2017. Analisis Kasus Pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik Oleh Kap Winata. Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Ekonomi dan Bisnis: 196-201.

Mulyadi. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2002. Auditing, Edisi keenam, Cetakan pertama , Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengetahui jenis kayu timo dan kayu kabesak memiliki kualitas pemesinan kelas I dan termasuk dalam kelas kuat II-III, maka kedua jenis tersebut dapat

Pengawetan segar komoditas buah-buahan dan sayuran didasarkan pada penghambatan proses respirasi dan salah satunya adalah dengan cara penyimpanan pada suhu

Seseorang dapat dikatakan memiliki Locus of Control Internal bila orang tersebut memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya dapat dikatakan memiliki Locus of

Ketiga konsep yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara tersebut, agar berjalan dengan baik, kepala madrasah MA Darul Ulum Kota Semarang harus menerapkan

Misalnya, bila seorang individu awas (yang mempunyai sikap negatif terhadap ketunanetraan), karena keadaan tertentu, terpaksa berada dalam satu bis dengan sekelompok

Dengan demikian penggunaan pendekatan whole language dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bendungan Hilir 01 Pagi Jakarta Pusat..

Kemudian dari hasil uji statistik Contingensy Coeffisient diperoleh nilai derajat signifikan ρ (0,000) < α (0,05) maka H1 diterima, yang berarti bahwa ada

(3) Dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Ketua dibantu pengelola keuangan Sekolah Tinggi wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan