• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PENYUSUNAN KTSP SMK KUR 2006 JAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANDUAN PENYUSUNAN KTSP SMK KUR 2006 JAT"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 1 BAB I

PENDAHULUAN

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Berdasarkan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang disiapkan oleh BSNP, setiap satuan pendidikan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan SMK/MAK, diharapkan dapat menyiapkan kurikulum yang akan digunakan sebagai kurikulum operasional.

Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK melalui berbagai strategi dan pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK memiliki kemampuan untuk menyiapkan kurikulum sebagaimana diharapkan.

A.Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

(2)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 2

proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.

Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian yaitu :

Pertama, Panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pFada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Standar isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Termasuk dalam ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003 dan ketentuan PP 19/2005 sebagaimana telah diubah menjadi PP No. 32 tahun 2013 dan PP No. 13 tahun 2015 tentang Standar nasional Pendidikan, serta prinsip dan langkah yang harus diacu dalam pengembangan KTSP.

Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada Panduan Umum yang dikembangkan BSNP. Model KTSP, tentu tidak dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), jadi hendaknya hanya digunakan sebagai referensi.

(3)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 3

(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar untuk memahami dan menghayati;

(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan;

(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

B. Tujuan

(4)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 4 BAB II

KOMPONEN KTSP

A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK

Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

B. Struktur dan Muatan KTSP SMK

Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.

(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) Kelompok mata pelajaran estetika, dan

(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Kelima kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK disusun dengan

memperhatikan kelompok mata pelajaran tersebut dengan cakupan sebagaimana tertuang pada tabel 1.

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

(5)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 5 didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan

termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

(6)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 6 disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Penjaskes, IPA, dan Muatan Lokal.

Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

1. Mata pelajaran

Merujuk pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan menengah kejuruan utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada bidang tertentu.

Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat mengembangkan keahlian dan keterampilan, peserta didik harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang

tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan

(7)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 7

Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri.

Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 37, menyatakan bahwa kurikulum SMK wajib memuat:

a. Pendidikan Agama;

b. Pendidikan kewarganegaraan; c. Bahasa;

d. Matematika;

e. Ilmu Pengetahuan Alam; f. Ilmu Pengetahuan Sosial; g. Seni dan budaya;

h. Pendidikan jasmasi dan olah raga; i. Keterampilan/kejuruan, dan

j. Muatan lokal.

Atas dasar itu, maka mata pelajaran wajib pada KTSP SMK terdiri atas

Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa,

Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Keterampilan/Kejuruan (terdiri atas Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dan Kewirausahaan). Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.

Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran (dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan) yang dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar lain yang berlaku di dunia kerja, bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

(8)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 8

XII atau kelas XIII. Mata pelajaran beserta alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK tercantum pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu pada Struktur Kurikulum SMK (Generik)

Komponen Durasi

Waktu (Jam) A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 192

2. Pendidikan Kewarganegaraan 192

3. Bahasa Indonesia 192

4. Bahasa Inggris 440 a)

5. Matematika

5.1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan

Teknologi Kerumahtanggaan 330

a)

5.2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi

Perkantoran, dan Akuntansi 403

a)

5.3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan

Pertanian 516

a)

6. Ilmu Pengetahuan Alam

6.1 IPA 192 a)

6.3.2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan

192 a)

9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192 10. Kejuruan

10.1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan

Informasi 202

10.2 Kewirausahaan 192

10.3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140 10.4 Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)

B. Muatan Lokal 192

C. Pengembangan Diri d) (192)

Keterangan notasi:

a)

Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.

b)

(9)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 9 c)

Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1000 jam.

d)

Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).

Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktIk di sekolah atau empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut. a. Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke

dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.

b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.

c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.

d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem ganda.

(10)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 10

f. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.

g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.

h. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK tiga tahun, maksimum empat tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.

Berdasarkan acuan struktur kurikulum generik di atas disusun struktur kurikulum untuk masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan karakteristiknya.

2. Muatan lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.

Muatan lokal merupakan mata pelajaran, karena itu satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

(11)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 11

Kurikulum Muatan lokal (Mulok) pada Tingkat Daerah yang

dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau

kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya yang menjadi:

1) bagian mata pelajaran dan/atau

2) mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.

Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan pada keunggulan dan kearifan serta kebutuhan dan

kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun

kabupaten/kota, bahkan satuan pendidikan.

 Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi Identifikasi

Potensi dan Kebijakan Daerah

Analisis

Pilihan Muatan Lokal yang Mungkin Dikembangkan

Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal

Bersama Pihak Terkait

(12)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 12

ditetapkan dengan peraturan gubernur, kemudian disiapkan Kurikulumnya meliputi Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) dan Silabus dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006.

 Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah

kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota,

kemudian disiapkan Kurikulumnya meliputi Standar

Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) dan Silabus dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006.

 Muatan lokal yang berlaku hanya untuk satuan pendidikan (mulok sekolah) ditetapkan Yayasan (bagi sekolah swasta),

kemudian disiapkan Kurikulumnya meliputi Standar

Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) dan Silabus dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006.

Bahasa Jawa sebagai muatan lokal provinsi Jawa Tengah berdasarkan pada Peraturan Daerah (PERDA) Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dn Aksara Jawa dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis tentang Perda Nomor 9 tahun 2012 sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri terpisah dan dimasukan dalam struktur kurikulum satuan pendidikan dengan alokasi waktu 2 jam per minggu untuk semua kelas (kelas X, XI dan XII) semester 1 dan semester 2.

Satuan pendidikan dapat memasukkan kompetensi berbasis lokal dan global ke dalam semua mata pelajaran.

3. Kegiatan pengembangan diri

(13)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 13

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

Pengembangan diri pada SMK terutama ditujukan untuk pengem-bangan kreativitas dan bimbingan karir.

a. Pengembangan kreativitas

Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa, pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa, dan pentas seni.

b. Pengembangan karir.

Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui pemberian informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan, bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.

4. Pengaturan beban belajar

a. SMK kategori standar menggunakan pengaturan beban belajar dalam sistem paket dan dapat menggunakan pengaturan beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS).

SMK kategori mandiri menggunakan pengaturan beban belajar

dalam sistem kredit semester (SKS). Utuk SMK yang

(14)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 14 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum (Tabel 2). Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam pelajaran per minggu secara keseluruhan. Penambahan 4 jam pelajaran per minggu dapat dilakukan terhadap satu atau lebih mata pelajaran yang ada, atau menambah mata pelajaran baru yang dianggap penting tetapi tidak terdapat pada struktur kurikulum yang tercantum pada standar isi.

Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Istilah tentang penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dapat dilihat pada glosarium.

d. Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah setara dengan satu jam pembelajaran tatap muka yang tercantum pada struktur kurikulum.

5. Penilaian

(15)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 15 6. Ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan urgensi masing-masing kompetensi, tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Ketuntasan belajar kompetensi kejuruan ditetapkan mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.

Dari ketentuan di atas berarti KKM pada satuan pendidikan dapat ditetapkan di bawah KKM Ideal yaitu 75 (tujuhpuluh lima) dan secara bertahap meningkat mencapai KKM Ideal yaitu 75 (tujuhpuluh lima) berarti KKM maksimal adalah 75.

7. Kenaikan kelas dan kelulusan a. Kenaikan Kelas

Kenaikan Kelas Dilaksanakan Pada Setiap Akhir Tahun Pelajaran. Kriteria Kenaikan Kelas Diatur Oleh Masing-Masing Direktorat Teknis Terkait. Ketentuan Mengenai kenaikan kelas mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan

Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor :

12/C/KEP/TU/ 2008 Tentang Bentuk Dan Tata Cara Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah (SD/Mi/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, dan SMA/MA/SMK/ SMALB)

(16)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 16

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

d. lulus Ujian Nasional.

Ketentuan mengenai kelulusan dari satuan pendidikan, maka Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 ini telah diubah menjadi PP 32 tahun 2013 dan telah diubah lagi menjadi PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan. Syarat kelulusan dari satuan pendidikan lebih lanjut setiap tahun diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional yang ditetapkan oleh BSNP.

Satuan pendidikan membuat ketentuan kelulusan pada Dokumen KTSP tahun berjalan mengacu kepada Ketentuan Kelulusan tahun sebelumnya, dengan catatan bahwa kalau ada perubahan mengikuti ketentuan yang terbaru.

8. Penjurusan

(17)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 17 9. Mutasi

Satuan Pendidikan menetapkan pedoman untuk pelaksanaan mutasi bagi peserta didik dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.

10. Pendidikan kecakapan hidup

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri (penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).

b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.

c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi siswa dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.

11. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

(18)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 18

d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

C. Kalender Pendidikan

1). Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

2). Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

3). Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

4). Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

5). Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel 3.

(19)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 19

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif

semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester 3. Jeda antar semester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II

4. Libur akhir tahun

umum/nasional Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

8. Kegiatan khusus

sekolah/madrasah Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk kegiatan yang

D. Pelaksanaan Penyusunan KTSP 1. Analisis Konteks

a). Analisis potensi serta kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah, meliputi: peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, serta program-program yang ada di sekolah.

(20)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 20

c). Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Mekanisme Penyusunan a). Tim penyusun

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SMK terdiri atas:

1). guru; 2). konselor;

3). kepala sekolah;

4). komite sekolah (sebagai wadah keterlibatan pihak du/di, asosiasi, dunia kerja, dan anggota institusi pasangan lainnya), 5). nara sumber.

Kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, Dinas Pendidikan Provinsi bertindak sebagai koordinator dan supervisor. Guru, konselor, komite sekolah (khususnya DU/DI, Asosiasi, Dunia Kerja, dan anggota Institusi Pasangan lainnya) dan nara sumber bertindak sebagai anggota tim penyusun KTSP.

1) Kegiatan

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah dan/atau kelompok sekolah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pembelajaran baru.

Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi:

a) Penyiapan dan penyusunan draf; b) Reviu dan revisi;

c) Finalisasi.

Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.

(21)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 21

Dokumen KTSP SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Alur pelaksanaan penyusunan KTSP SMK adalah sebagai berikut.

ANALISIS KONTEKS

SWOT Analisis

Visi, Misi dan Tujuan

Identifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

PENYUSUNAN KTSP

Pembentukan Tim Penyusun

Penyiapan dan Penyusunan

Draf KTSP

Review dan Validasi

KTSP

Revisi Finalisasi

Disahkan oleh Kepala Sekolah

Diketahui oleh Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan Propinsi

ISI KTSP

 Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan SMK

 Visi dan Misi SMK yang Bersangkutan

 Tujuan SMK yang Bersangkutan

 Tujuan Program Keahlian

 Standar Kompetensi

 Diagram Pencapaian kompetensi

 Struktur dan Muatan KTSP SMK yang Bersangkutan

 Kalender Pendidikan SMK yang Bersangkutan

(22)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 22 3. Pengesahan KTSP

a. Kepala SMK dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen

kurikulum hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan

kurikulum tersebut di sekolahnya,

b. KTSP yang sudah ditanda tagani Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah

dikirim ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk dilakukan verifikasi/

validasi oleh Petugas yang ditunjuk. Apabila Dokumen I, Dokumen II dan

Dokumen III hasil verifikasi sudah memenuhi ketentuan yang berlaku

kemudian direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi untuk

mendapatkan pengesahan. Tetapi apabila belum mememuhi kriteria, maka

Dokumen tersebut dikembalikan ke sekolah untuk dilakukan revisi KTSP.

c. Dokumen KTSP yang sudah mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan

kab./kota selanjutnya dibawa ke Dinas Pendidikan Provinsi. Setelah

disupervisi/diverifikasi oleh petugas dan telah memenuhi ketentuan yang

berlaku kemudian dilakukan pengesahan, tetapi apabila belum memenuhi

kritera/ketentuan yang ada, maka Dokumen KTSP tersebut dikembalikan

ke kabupaten/kota dan/atau sekolah untuk dilakukan revisi kembali.

Dokumen yang dibawa ke provinsi meliputi :

1) Dokumen I KTSP setiap Kompetensi Keahlian (dicetak rangkap 1)

2) Instrumen verifikasi/validasi oleh Dinas Pendidikan setiap Kompetensi

Keahlian

3) Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

4) Dokumen sebagai arsip di Dinas Pendidikan Provinsi meliputi

a) Dokumen I, yaitu Buku KTSP masing-masing Kompetensi Keahlian

b) Dokumen II (SK, KD dan Silabus semua mata pelajaran dan mulok

setiap Kompetensi keahlian) dan

c) Dokumen III (RPP semua mata pelajaran)

Dokumen I, Dokumen II dan Dokumen III dalam bentuk

softcopy dan dimasukan dalam CD.

d. Dokumen yang sudah ditandatangani oleh Dinas Pendidikan Provinsi, siap

(23)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 23 4. Langkah-langkah Pelaksanaan Penyusunan KTSP

a. Merumuskan tujuan pendidikan menengah kejuruan

Rumusan tujuan pendidikan menengah kejuruan pada dasarnya merupakan tujuan yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai penjabaran dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dan penjelasan Pasal 15.

b. Merumuskan visi dan misi SMK

Setiap satuan SMK merumuskan visi dan misinya masing-masing dengan memperhatikan acuan operasional penyusunan KTSP. Rumusan visi dan misi secara jelas menggambarkan eksistensi SMK yang bersangkutan serta gambaran masa depannya.

c. Merumuskan tujuan SMK

Setiap satuan SMK merumuskan tujuan masing-masing mengacu kepada visi dan misi SMK yang telah ditetapkannya. Rumusan tujuan SMK menggambarkan tujuan institusional kehadiran satuan pendidikan yang bersangkutan.

d. Merumuskan tujuan program keahlian

Setiap program keahlian yang dibuka memiliki rumusan tujuan. Tujuan program keahlian merupakan kristalisasi dari kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk dapat bekerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi kerja lain yang dijadikan acuan dan berlaku di dunia kerja, serta untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program keahliannya.

e. Menetapkan standar kompetensi

Penetapan standar kompetensi dalam penyusunan KTSP SMK menggunakan acuan sebagai berikut.

1. Standar kompetensi lulusan, meliputi:

a). Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP), merupakan profil lulusan SMK yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

b). Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP),

(24)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 24

sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

c). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD),

merupakan kompetensi minimum setiap substansi mata pelajaran yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Keseluruhan standar kompetensi lulusan tersebut adalah kompetensi minimum yang harus dilaksanakan, setiap satuan pendidikan dapat menambahkan kompetensi-kompetensi yang dinilai penting untuk menunjang mutu dan relevansi kompetensi lulusan.

2. Standar Kompetensi Kerja, digunakan untuk menetapkan:

a). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan, diambil dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja untuk level kualifikasi lulusan SMK. b). Standar Kompetensi Mata Pelajaran pada Dasar

Kejuruan disusun oleh SMK bersama Komite SMK berdasarkan tuntutan kebutuhan mata pelajaran kompetensi kejuruan.

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal,

disusun oleh Provinsi untuk Mulok Provinsi, disusun oleh Kabupaten/Kota untuk Mulok yang berlaku di kabupaten/kota dan disusun oleh satuan pendidikan (SMK) dan komite SMK bagi Mulok sekolah, sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah.

f. Menyusun diagram pencapaian kompetensi

Diagram pencapaian kompentensi merupakan tahapan atau tata urutan logis kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan, serta kemungkinan dilaksanakan multi entry-multi exit. Diagram pencapaian kompetensi cukup dibuat untuk mata pelajaran kompetensi kejuruan.

g. Menyusun struktur kurikulum

(25)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 25

peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan

pembelajaran.

Susunan mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok program, yaitu kelompok program normatif, program adaptif, dan program produktif. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, selaras dengan program keahlian yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada atau terlalu banyak sehingga perlu menjadi mata pelajaran tersendiri. Pengembangan diri meskipun bukan mata pelajaran dan dapat diperoleh dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan atau ekstrakurikuler yang ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan pelayanan bimbingan karir, tetap harus tercantum dalam struktur kurikulum.

Di dalam struktur kurikulum harus memuat durasi waktu, yaitu estimasi jumlah jam yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Kecakapan hidup, keunggulan lokal dan global, lingkungan hidup serta materi lain yang tidak termasuk dalam struktur kurikulm dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran.

h. Menetapkan beban belajar

Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah, dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri dengan jumlah 36-40 jam pelajaran per minggu @ 45 menit. Penyelenggaraan pendidikan SMK maksimum 38 minggu efektif dalam satu tahun pelajaran.

(26)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 26

a. menetapkan jumlah jam untuk kegiatan pembelajaran tatap muka (teori), praktik di sekolah dan praktik di industri untuk setiap mata pelajaran.

b. mengkonversi jumlah jam praktik di sekolah dan praktik di industri ke dalam jumlah jam tatap muka dengan ketentuan 2 jam pembelajaran praktik di sekolah atau 4 jam pembelajaran di dunia kerja/industri setara dengan satu jam pembelajaran tatap muka (teori).

c. menetapkan jumlah jam mata pelajaran yang terdiri atas jam tatap muka (teori) dan jumlah jam hasil konversi pada butir 2) yang dicantumkan pada struktur kurikulum.

d. jumlah jam semua mata pelajaran dan muatan lokal menentukan lamanya penyelenggaraan pendidikan di SMK. Penyelenggaraan pendidikan ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 tahun atau dapat diperpanjang hingga 4 tahun.

i. Menetapkan kalender pendidikan

Setiap satuan pendidikan SMK dapat menyusun dan menetapkan kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan sistem ganda (pembelajaran di sekolah dan pembelajaran di dunia kerja), pembelajaran berbasis kompetensi, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut.

a. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

b. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Kabupaten/Kota. Organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

(27)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 27

d. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/pemerintah daerah.

Langkah Kerja Pengembangan KTSP

1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilaksanakan

oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah, dikoordinasikan oleh kepala

sekolah dengan melibatkan komite sekolah, dan guru, serta pengawas

pembina dengan pendampingan atau bimbingan dan kerjasama dinas

pendidikan provinsi/kabupaten/kota,dan instansi lain yang terkait.

2. Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah

atau memperkaya muatan kurikulum sekolah sesuai dengan karakteristik

sekolah, keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat.

3. Kurikulum Sekolah yang telah disusun harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan oleh

Dinas Pendidikan Provinsi.

4. Memperhatikan prosedur operasional dan langkah kerja seperti diatas,

pengembangan KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti pada bagan 1

berikut ini :

(28)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 28 Bagan 1: Langkah Kerja Pengembangan KTSP Jenjang SMA

Pada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan Koordinasi dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan Implementasi, dan 5) Evaluasi.

BERIKUT INI TAHAPAN PENYUSUNAN SAMPAI DENGAN PENGESAHAN KTSP.

Kelengkapan Waktu Output

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

5 Finalisasi Dokumen

(29)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 29 BAB III

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP A. PENGEMBANGAN SILABUS

1. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

2. Prinsip-prinsi Pengembangan Silabus 5. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

6. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

7. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

8. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

9. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

10. Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

11. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

(30)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 30

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor).

3. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Langkah-langkah pengembangan silabus disajikan pada diagram alir berikut.

Diagram Alir Penyusunan Silabus Mata Pelajaran

Standar Kompetensi Lulusan (SKL dan SKKNI) SMK

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Indikator

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran

Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

Pengkajian

Penyusunan

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Komponen silabus

(31)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 31

Komponen-komponen pengembangan silabus mencakup unsur-unsur di bawah ini. Sistem penomoran yang ada bukan merupakan urutan sedangkan urutan pengembangan silabus disajikan pada diagram alir di atas.

4. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a). urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;

b). keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

c). keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.

5. Mengidentifikasi materi pembelajaran

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

a). Potensi peserta didik;

b). tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik ;

c). kebermanfaatan bagi peserta didik; d). struktur keilmuan;

e). aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran;

f). relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja;

g). alokasi waktu.

6. Mengembangkan kegiatan pembelajaran

(32)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 32

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

e. Praktik Kerja Industri

Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok program produktif. Kegiatan Prakerin dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) Prakerin bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi

peserta diklat dalam pembentukan kompetensi secara utuh yang lebih bermakna, terutama pembentukan sikap (etos) kerja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan kerja.

2) Waktu pelaksanaan Prakerin dialokasikan dari waktu yang tersedia pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan, dengan ketentuan empat jam praktek di industri setara dengan satu jam tatap muka yang terstruktur dalam kurikulum.

3) Kegiatan prakerin sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, juga dimanfaatkan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik.

4) Keterbatasan sarana dan prasarana/sumber daya yang dimiliki sekolah untuk untuk mendukung proses pencapaian kompetensi tamatan yang sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku. 5) Prakerin dapat dilaksanakan secara bertahap untuk setiap standar

(33)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 33 7. Merumuskan indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Khusus untuk Kompetensi Keahlian Kejuruan, indikator ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Standar Kompetensi dan bentuk kriteria kinerja

8. Penentuan jenis penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran

yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika

(34)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 34

maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan

9. Menentukan alokasi waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

10. Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

11. Unit Waktu Silabus

a. Silabus mata pelajaran

1) Disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

2) Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama pada tingkat satuan pendidikan untuk satu sekolah atau kelompok sekolah, dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing sekolah.

b. Implementasi pembelajaran per semester

1) Penggalan silabus kelompok program normatif dan adaptif sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.

2) Penggalan silabus kelompok program produktif ditetapkan

berdasarkan satuan kompetensi sesuai dengan prinsip

pembelajaran tuntas (mastery learning).

(35)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 35

Dalam implementasinya, silabus dijabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.

Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

13. Komponen dan Format Silabus a. Komponen Silabus

1) Identitas

Berisi identitas sekolah, program keahlian, standar kompetensi, mata pelajaran, kelas/semester, durasi pembelajaran, kode kompetensi (khusus untuk kompetensi kejuruan).

2) Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya kualifikasi peserta didik. Khusus kompetensi kejuruan mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja/industri terkait.

3) Kode kompetensi

Yang dimaksud dengan kode kompetensi adalah Kode standar kompetensi yang merupakan identitas standar kompetensi. Kompetensi kejuruan menggunakan kodefikasi yang terdapat pada SKKNI. Bagi mata pelajaran yang belum memiliki kode standar kompetensi, SMK dapat mengembangkan model kodefikasi sendiri.

4) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar merupakan sejumlah tugas/kemampuan untuk

mendukung ketercapaian standar kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati.

5) Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik dan atau mental yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar sesuai dengan indikator/kriteria kinerja.

(36)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 36

Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengintegrasikan aspek kecakapan hidup/kompetensi kunci (untuk kompetensi kejuruan), keunggulan lokal dan global, serta lingkungan hidup.

6) Indikator

Indikator merupakan pernyataan yang mengindikasikan

ketercapaian kompetensi dasar yang dipersyaratkan, dapat diukur, dan durumuskan dalam kata kerja operasional.

7) Penilaian

Penilaian merupakan proses membandingkan pencapaian hasil

belajar peserta didik dengan indikator pencapaian

kompetensi/kriteria kinerja.

Metode penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan non tes disesuaikan dengan karakteristik indikator pencapaian kompetensi/ kriteria kinerja dan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran.

8) Alokasi waktu

Alokasi waktu adalah estimasi jumlah jam pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar yang dirinci ke dalam jumlah jam pembelajaran untuk tatap muka (teori), praktik di sekolah, dan praktik di industri.

9) Sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi/kriteria kinerja.

b. Format Silabus

(37)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 37 FORMAT SILABUS

NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : STANDAR KOMPETENSI : KODE KOMPETENSI : ALOKASI WAKTU :

KOMPETENSI DASAR

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR

PENILAI AN

ALOKASI

WAKTU SUMBER

BELAJAR

T M

P S

PI

Keterangan: TM : Tatap muka

PS : Praktik di Sekolah (2 jam praktIk di sekolah setara dengan 1 jam tatap muka)

PI : Praktek di Industri (4 jam praktIk di Du/Di setara dengan 1 jam tatap muka)

B. PENGEMBANGAN RPP

Perencanaan Proses Pebelajaran pada Kurikulum 2006 mengacu kepada

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses.

1. Perencanaan Proses Pembelajaran

(38)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 38 a. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas pendidikan provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

c. Komponen RPP adalah : 1. Identitas mata pelajaran

(39)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 39 2. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indicator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.

7. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. Metode pembelajaran

(40)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 40

Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.

9. Kegiatan pembelajaran a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

(41)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 41

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

d. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

5. Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan

mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

(42)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 42

(43)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 43 SISTEMATIKA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

KURIKULUM 2006

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENETAPAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Landasan

1. Landasan Landasan Filosofis 2. Landasan Sosiologis

3. Landasan Psikopedagogis 4. Landasan Teoritis 5. Landasan Yuridis

C. Tujuan Penyusunan KTSP

D. Acuan Konseptual KTSP

E. Prinsip Pengembangan KTSP

F. Prosedur Operasional

BAB. II. VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan Menengah

B. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) C. Visi Satuan Pendidikan

D. Misi Satuan Pendidikan E. Tujuan Sekolah (SMK) F. Tujuan Program Keahlian G. Standar Kompetensi

BAB. III. STRUKTUR KURIKULUM

A. Standar Kompetensi Lulusan SMK

B. Estándar Kompetensi Kelompok Mata pelajaran C. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam 2. Pendidikan Agama Kristen 3. Pendidikan Agama Katolik 4. Pendidikan Agama Hindu 5. Pendidikan Agama Buddha 6. PKN

7. Bahasa Inggris 8. Bahasa Indonesia 9. Matematika

(44)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 44

11. Físika 12. Kimia 13. Biologi

14. Ilmu Pengetahuan Social (IPS) 15. Seni Budaya

16. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga 17. KKPI

18. Kewirausahaan

19. Dasar Kompetensi Kejuruan

20. Kompetensi Kejuruan (+ diagram Pencapaian Kompetensi Kejuruan)

C. SK dan KD semua mata pelajaran dari No. 1 sd no 20 (sesuai dengan kubutuhan masing-masing program keahlian)

D. SK dan KD Muatan Lokal

E. Struktur Kurikulum (Struktur Kurikulum yang dioperasionalkan di Sekolah)

F. Pengaturan Beban Belajar G. Pengembangan Diri

H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global I. Pendidikan Kecakapan Hidup

J. Praktek Kerja Lapangan/Industri (Prakerin)

K. Penilaian, termasuk Kriteri Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) L. Penjurusan

M. Kenaikan Kelas N. Kelulusan O. Mutasi

P. Pengembangan Silabus Q. Pengembangan RPP

BAB. IV. KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Pelajaran B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif C. Pengaturan Waktu Libur

D. Kalender Kegiatan Sekolah

BAB. V. PENUTUP LAMPIRAN-LAPIRAN

1. SK Tim Pengembang Kurikulum

2. Hasil Verifikasi dan Validasi oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota 3. Silabus

(45)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 45 DAFTAR ISTILAH (GLASARIUM)

1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, mamantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.

3. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

5. Kerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.

6. Keunggulan Lokal dan Global adalah potensi unggulan daerah dan atau internasional dalam bentuk sumberdaya alam dan sosial budaya (seni, produk, jasa, kerajinan, bahasa, teknologi dan lain-lain).

7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. 8. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

9. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.

10. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.

(46)

Panduan Penyusunan KTSP 2006 SMK Jawa Tengah 2016 46

kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika dan jasmani, olahraga dan kesehatan.

12. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu.

13. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.

14. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi.

15. Pendidikan Kecakapan Hidup adalah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.

16. Beban Belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

17. Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.

18. Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan

19. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Gambar

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
Tabel 2. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu pada Struktur Kurikulum

Referensi

Dokumen terkait

memang pernikahan dini banyak terjadi pada wanita dengan pendidikan rendah hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukann (Alfiyah, 2010) yang menunjukkan bahwa

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.Instrumen penelitian menggunakan angket prestasi belajar Bahasa Inggris sebagai variabel terikat (Y) sedangkan

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktik. Pada Jurusan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kondisi objektif mutu guru PAI di MTs N Kendal sudah cukup baik, hal ini penulis dapatkan dari 4 kompetensi guru PAI yaitu

Segala pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Panitia Nasional, penyelenggaraan Konperensi Tingkat Tinggi XI Kelompok-15, termasuk Pertemuan Wakil Pribadi Kepala

PT Gojek di Wilayah Kota Surakarta. 2) Dari hasil uji t untuk variabel komitmen kontinyu diperoleh nilai t sebesar 1,378 dengan nilai sig 0,173. Artinya variabel komitmen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perokok aktif dan perokok pasif terhadap keparahan penyakit periodontal di Kampung Anggrung, Kecamatan Medan

Regresi Komponen Utama dan Regresi Ridge adalah metode untuk mengatasi masalah multikolinieritas yang terjadi pada analisis regresi linier berganda. Metode Regresi