• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PENG"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK

PENGEMBANGAN MUTU GURU PAI DI MTs N KENDAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Agama Program Strata 1

Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam.

Oleh :

SRI NUR MULYANI NIM : 3104174

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ii Walisongo Semarang 2009.

Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1). Kondisi objektif mutu guru PAI di MTs N Kendal 2). Bagaimana manajemen pengembangan mutu guru PAI di MTs N Kendal.

Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan (field research) dengan tehnik analisis non statistik (analisis deskriptif)yang melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data penelitian yang terkumpul kemudian dikorelasikan dengan teori-teori yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kondisi objektif mutu guru PAI di MTs N Kendal sudah cukup baik, hal ini penulis dapatkan dari 4 kompetensi guru PAI yaitu kompetensi pedagogik, komponen kepribadian, komponen sosial dan komponen profesional. Dan juga dari 10 komponen portofolio guru PAI baik yang sudah sertifikasi maupun belum. Kesepuluh komponen portofolio tersebut berupa; a) Kualifikasi akademik, b) Pendidikan dan latihan, c) Pengalaman mengajar, d) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, e) Penilaian atasan, f) prestasi akademik, g) karya pengembangan akademik, h) Keikutsertaan dalam forum ilmiah, i) Pengalaman organisasi di bidang keagamaan dan sosial, dan j) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan dan keagamaan. Hanya saja tidak semua guru PAI di MTs N Kendal sudah sertifikasi karena memang harus menunggu putusan atau panggilan dari Depag sesuai dengan urutan lama mengabdi di MTs N Kendal. (2). Upaya yang dilaksanakan pihak MTs N Kendal dalam manajemen pengembangan mutu sumber daya manusia terutama guru PAI diawali dengan perencanaan kebutuhan atau tenaga kerja, perekrutan, seleksi dan penempatan, pengembangan dan penilaian. Pengembangan mutu bagi para guru PAI tidak ada perbedaan dengan non PAI, yang membedakan hanya dari pihak penyelenggara pengembangan. Terdapat berbagi bentuk pengembangan mutu yang sudah terlaksana bagi para guru PAI yaitu pendidikan dan latihan (Diklat), pelatihan-pelatihan baik dari Depag maupun madrasah sendiri, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI, rapat staff setiap satu bulan sekali yang dipimpin kepala madrasah, diskusi tentang pendidikan, dan percakapan individu. Upaya–upaya tersebut diharapkan pengetahuan dan wawasan serta kualitas atau mutu guru PAI dapat ditingkatkan seiring dengan lajunya perkembangan IPTEK, meskipun untuk saat ini mutu guru PAI MTs N Kendal sudah cukup baik. Walaupun pengembangannya harus bersifat kontinyu.

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tanggal Tanda Tangan

Fahrur Rozi, M.Ag. __________________ _________________ Pembimbing I

(4)

iv

Tanggal Tanda Tangan

Drs. Djoko Widagdo, M.Pd. __________________ _________________ Ketua Sidang

Hj. Tuti Qur’rotul Aini, M.SI. __________________ _________________ Sekretaris Sidang

H. Abdul Kholiq, M.Ag. __________________ _________________ Penguji I

(5)

v

PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan

tanggung jawab bahwa skripsi ini tidak berisi materi

yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi

satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang

terdapat pada refrensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 15 Januari 2009

Deklarator,

(6)

vi

Dari abu Hurairah, ia berkata: ”telah bersabda Rasulullah

saw. : Apabila suatu perkara diserahkan oleh orang yang

bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran ”(HR.

Bukhari)

1

1

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi aku persembahkan untuk orang-orang yang senantiasa

dekat dihatiku:

¾

Bapak dan ibu tersayang yang selalu mendidik dan

mencurahkan rasa kasih sayangnya dengan penuh kesabaran,

ketabahan dan ketulusan hati dan selalu mendoakan aku.

¾

Kakak-kakak dan keponakan-keponakanku yang aku sayangi

dan aku banggakan, kalianlah segala-galanya bagiku.

¾

Sahabat-sahabat Lilis dan Arifah kalian telah memberikan

banyak kenangan bagiku dikala kita senang dan sedih dalam

berjuang selalu kita jalani bersama dan menjadi motivator

bagiku.

¾

Teman-teman KI senasib seperjuangan, teman-teman PPL

”Al-Azhar 14” dan teman-teman KKN ”Lumansari” yang setia

(8)

viii

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi sebagai syarat

yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisonggo Semarang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan

ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Berkat pertolongan Allah SWT dan disertai ikhtiar yang sungguh-sungguh

akhirnya penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Manajemen Sumber Daya

Manusia Untuk Pengembangan Mutu Guru PAI di MTs N Kendal”.

Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak sampai skripsi ini dapat terselesaikan, oleh sebab

itu sudah selayaknya penulis sampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya

kepada:.

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Ismail SM, M. Ag, selaku Ketua Jurusan KI.

3. Fahrurrozi M. Ag dan Ismail SM, M Ag selaku pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyususunan skripsi ini.

4. Drs. Shodiq M. Ag, selaku dosen Wali yang telah mengarahkan dan

membimbing selama masa studi.

5. Para Dosen pengajar dan Staff Karyawan di linkungan Fakultas Tarbiyah

(9)

ix

6. Drs.H.Moch.Ali Chasan, M.SIselaku kepala MTs N Kendal dan Drs. Agus

Supariadi, M.SI. serta para guru dan karyawan MTs N Kendal yang telah

memberikan izin penelitian dan telah membantu terlaksananya penelitian ini.

7. Bapak, Ibu, kakak-kakakku dan keponakan-keponakanku tercinta serta

keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan do’a dan semangat untuk

mengantarkan penulis menjadi manusia yang lebih baik.

8. Sahabat-sahabat yang telah membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini

Tak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan doa yang

tulus dan ikhlas semoga amal baik mereka dapat diterima dan mendapat balasan

yang lebih baik dari Allah SWT.

Akhirnya penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari

kekurangan, karena itu saran dan kritik yang kontruktif sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat

bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Semarang,15 Januari 2009

Penulis

Sri Nur Mulyani

(10)

x

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN ABSTRAK... iv

HALAMAN PERNYATAAN... vi

HALAMAN MOTTO... . vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR... ix

HALAMAN DAFTAR ISI... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 5

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

E. Kajian Pustaka... . 7

F. Metodologi Penelitian... 8

BAB II : LANDASAN TEORI KONSEP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENGEMBANGAN MUTU GURU PAI A. Manajemen Sumber Daya Manusia... . 12

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia... . 12

2. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia... . 14

B. Pengembangan Mutu Guru PAI... . 19

1. Pengertian Guru... . 19

2. Pengertian Mutu Guru PAI... 22

3. Pengembangan Mutu Guru PAI... 23

(11)

xi

BAB III: PELAKSANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PENGEMBANGAN MUTU GURU PAI DI MTs N KENDAL

A. Kondisi Umum MTs N Kendal... 29

1. Sejarah singkat………. 29

2. Letak geografis………. 30

3. Struktur organisasi……… 31

4. Keadaan guru, karyawan dan peserta didik……….. 31

5. Sarana dan prasarana……… 31

6. Visi, Misi dan Tujuan MTs N Kendal……….. 31

B. Kondisi Obyektif Mutu Guru PAI MTs N Kendal... 34

C. Pelaksanaan Manajemen Pengembangan Mutu Guru PAI di MTs N Kendal... 41

BAB IV: ANALISIS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PENGEMBANGAN MUTU GURU PAI DI MTs N KENDAL A. Analisis Terhadap Kondisi Obyektif Mutu Guru PAI di MTs N Kendal... 49

B. Analisis Terhadap Pelaksanaan Manajemen Pengembangan Mutu Guru PAI di MTs N Kendal... 52

BAB V: PENUTUP A. Simpulan... 61

B. Saran-Saran... 62

C. Penutup……… 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

1 A. Latar Belakang

Afrianto Daud, dalam Madrasah Idealita dan Realita, 10/24 Juni

2008 bahwa Secara konseptual, pendidikan Islam merupakan proses

pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas baik secara vertikal

dengan Al-Khalik maupun secara horizontal sesama manusia. Secara

vertikal, proses pendidikan agama Islam seharusnya bisa membentuk

individu yang memiliki iman yang kuat kepada Allah SWT yang secara

lahiriah terlihat dari setiap tindak tanduknya yang mencerminkan hamba

Allah SWT, dan secara horizontal proses pendidikan Islam seyogyanya

mampu melahirkan individu yang bisa berinteraksi dengan baik sesama

manusia, sehingga dia tidak hanya menjadi soleh secara pribadi di hadapan

Allah SWT, tetapi juga memiliki kesalehan sosial.1

Sementara itu pada pelaksanaan pengajaran PAI sendiri pada

praktiknya dianggap belum mencapai tujuan yang diharapkan. Hal itu

terbukti masih banyaknya kasus kenakalan remaja, di sisi lain ketika

peserta didik itu pandai dan berbakat mereka dibesarkan otaknya dengan

ilmu pengetahuan, melatih kecakapan dan keterampilan di berbagai bidang,

akan tetapi mentalnya tidak dibiarkan bertumbuh, jiwanya dibiarkan

kosong dari kepercayaan kepada Allah dan moralnya diserahkan pada

keadaan lingkungan.

Pandangan-pandangan yang kurang positif terhadap pengajaran PAI

tentu tidak lepas dari beberapa faktor, baik yang berasal dari luar sekolah

juga faktor dalam praktik pengajaran PAI yang ternyata masih banyak

1

(13)

2

memiliki kelemahan. Diantaranya seperti yang diungkapkan oleh Amin

Abdullah (1998) dalam buku Paradigma Prndidikan Islam karangan

Muhaimin et.all tentang pelaksanaan PAI di sekolah yang menyebabkan

kurang berhasilnya pengajaran PAI yaitu:

1. Pendidikan agama lebih banyak terkonsentrasi pada

persoalan-persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif semata serta

amalan-amalan ibadah praktis.

2. Pendidikan agama kurang konsen terhadap persoalan bagaimana

mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan

“nilai” yang perlu diinternalisasi dalam diri peserta didik lewat berbagai

cara, media, dan forum.

3. Pendidikan agama jelas menitik beratkan pada aspek korespondensi

tekstual, yang lebih menekankan pada hafalan teks-teks keagamaan

yang sudah ada.

4. Sistem evaluasi, bentuk-bentuk soal ujian pendidikan agama Islam

menunjukkan prioritas pada kognitif.

5. Metodologi pendidikan agama tidak kunjung berubah antara pra dan

pos modernitas.2

Berdasarkan Faktor-faktor di atas, maka tak heran kalau kita

menemukan kenyataan bahwa kondisi moral/akhlak sebagian besar siswa

madrasah tidak beda jauh dengan siswa di sekolah umum yang notabene

tidak cukup mendapatkan pelajaran agama di sekolah. Bahkan, pada

batas-batas tertentu, tingkah laku siswa madrasah kadangkala lebih buruk dari

siswa pada sekolah umum. Realitas seperti ini yang masih di temukan di

madrasah-madrasah Indonesia.

“Kegagalan” madrasah untuk mengajarkan agama Islam secara

substansial kepada peserta didik, kemudian dibarengi dengan

ketertinggalan kebanyakan madrasah dalam mentransfer materi pelajaran

2

(14)

umum dibanding sekolah umum. Kalau salah satu ukuran keberhasilan

pendidikan adalah angka kelulusan dan nilai NEM, maka biasanya angka

ketidaklulusan siswa madrasah pada ujian nasional biasanya relatif lebih

tinggi, begitu juga dengan rerata nilai murni (NEM) siswa madrasah

biasanya relatif lebih rendah dibandingkan dengan sekolah umum.

Afrianto Daud, dalam Madrasah Idealita dan Realita, 10/24 Juni

2008 bahwa Kondisi objektif kualitas kebanyakan madrasah di negeri

Indonesia. Padahal, ketika proses pendidikan di madrasah menisbahkan diri

dengan Islam, secara ideal madrasah seharusnya bisa mempresentasikan

gambaran Agama Islam yang sesungguhnya, Agama Islam sendiri

merupakan sebuah sistem kehidupan yang paripurna, sebuah aturan hidup

manusia yang diyakini sangat lengkap melebihi aturan hidup dalam pada

Agama lain yang pernah ada di bumi Allah SWT. Tegasnya, seorang

muslim harus menjadi yang terbaik pada banyak hal, atau bahkan kalau

mungkin pada semua hal, karena Al-Qur’an sendiri telah memberikan

legitimasi tekstual sejak 15 abad yang lalu bahwa sebenarnya ummat Islam

merupakan ummat terbaik3

Guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas,

peranan, fungsinya waktu proses pembelajaran sangat penting. Dengan

kondisi demikian guru diharapkan melaksanakan tugas mulia untuk

mendidik generasi muda. Artinya, guru adalah ujung tombak pendidikan

yang secara langsung berinteraksi dengan anak didik, karena itu guru

sesungguhnya merupakan penentu masa depan

Pendidik atau guru merupakan kunci pokok bagi keberhasilan pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu, profesionalisme guru harus ditingkatkan dan dikembangkan. Adapun peningkatan dan pengembangan profesionalisme tersebut meliputi berbagai aspek antara lain:(1) kemampuan guru dalam menguasai kurikulum;(2) materi pelajaran;(3) kemampuan dalam menggunakan metode dan sarana pembelajaran;(4) melaksanakan

3

(15)

4

penilaian proses dan hasil belajar;dan (5) disiplin, komitmen terhadap tugas.4

Guru memegang peranan sentral waktu proses pembelajaran,

khususnya proses belajar mengajar, sebab sering terdengar kritikan tajam

dari masyarakat tentang kualitas kemampuan guru-guru melaksanakan

tugas. Natawidjaya (1992: 336) dalam disertasinnya yang berjudul Profil

Guru Dalam Konteks Sosial Budaya menyimpulkan antara lain: "Adanya sejumlah guru yang kurang memenuhi peranannya sebagai pengemban

kurikulum di sekolah, yang ditandai dengan membuat satuan pelajaran

yang bersifat formalistis, melaksanakan pembelajaran secara tidak kontinyu

dan tidak dijadikan sebagai umpan balik pelaksanaan kurikulum".

Mentalitas sejumlah guru belum mendukung tercapainya cita-cita

Pendidikan Nasional. Berbagai kekurangan dan kelemahan mentalitas

sejumlah guru antara lain suka melakukan terobosan dengan mengabaikan

mutu, kurang rasa percaya diri, tidak berdisiplin murni, tidak berorientasi

ke masa depan dan suka mengabaikan tanggung jawab tanpa rasa malu.

Ada beberapa ciri-ciri guru yang dapat menghambat cita-cita pendidikan

nasional yaitu: hipokrit, segan dan enggan bertanggung jawab atas

perbuatannya. Sehubungan dengan kondisi tersebut, seharusnya ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni didayagunakan untuk mempengaruhi pola

dan sikap guru tersebut.5

Untuk meningkatkan efisiensi kerja, masalah pembinaan atau pengembangan pegawai menempati kedudukan yang penting. Program pembinaan pegawai meliputi aspek yang cukup luas antara lain mengenai peningkatan kemampuan kerjanya, peningkatan dedikasi, moral dan disiplin kerja serta pengarahan dan pembentukan motif kerja yang objektif. Peningkatan kemampuan dan kemahiran kerja dapat ditempuh dengan jalan menambah pengetahuan dan latihan-latihan bagi para personal melalui

4

Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 91.

5

(16)

penataran/up-grading, tugas belajar, latihan kerja (job training) di lingkungan sendiri atau lingkungan lain.6

Manajemen SDM atau manajemen personalia pendidikan bertujuan

mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien mencapai

hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.

Sehubungan dengan itu fungsi personalia yang harus dilaksanakan

pimpinan, yaitu menarik, mengembangkan, menggaji, memotivasi, personil

guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi dan

standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier tenaga

kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

Atas dasar pemikiran di atas penulis mengajukan judul

“MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK

PENGEMBANGAN MUTU GURU PAI DI MTs N KENDAL” dikarena

pada sebuah lembaga pendidikan atau madrasah, seorang siswa selain

dituntut mendapatkan ilmu pengetahuan umum juga ilmu agama, tidak

hanya teori melainkan juga perlu dipraktikkan/dilaksanakan. Disinilah

peran guru PAI dalam membina dan membimbing para siswa. Begitu pula

dengan adanya Manajemen Sumber Daya Manusia yang baik di sebuah

lembaga pendidikan yang dapat menunjang peningkatan mutu guru PAI itu

sendiri.

Adapun penulis memilih lokasi penelitian di MTs N Kendal karena

yang memperhatikan para siswa terutama di bidang keagamaan atau

pendidikan Islam dimana selain teori juga dipraktikkan. Diantaranya, lokasi

manasik haji, diharuskan menghafal juz Amma bagi para siswa kelas IX

sebagai syarat kelulusan, dan juga banyaknya kegiatan pada waktu Bulan

Ramadhan di Mesjid sekitar MTs, para pendidik MTs N Kendal,

merupakan guru-guru yang berkompeten di bidangnya.

6

(17)

6

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari bias pemahaman, maka penulis perlu memberikan

batasan–batasan istilah sebagai penegasan judul di atas. Bab ini dikemukakan

mengenai pokok–pokok istilah sebagai berikut:

1. Manajemen

Manajemen merupakan suatu usaha atau kegiatan, kemampuan,

ketrampilan dan kewenangan mencapai tujuan dengan memanfaatkan

dan bantuan manusia lain menggunakan sarana-sarana yang tersedia,

melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dimaksud yaitu golongan petugas

yang mendampingi kegiatan edukatif dan non edukatif, yaitu guru,

kepala sekolah, petugas tata usaha, penjaga dan pesuruh sekolah.

3. Pengembangan

Pengembangan sebagai Peningkatan kemampuan dan kecakapan

karyawan atau pekerja dan atas dasar tersebut para karyawan menjadi

lebih produktif.

4. Mutu Guru PAI

Mutu guru PAI yaitu pendidik profesional pada Agama Islam yang

memiliki tugas utama yaitu mentransformasikan, mengembangkan,

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui

pendidikan dan juga mampu mencetak peserta didik yang beramal shaleh

di hadapan Allah SWT.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan beberapa pokok

permasalahan, yaitu:

(18)

2. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen pengembangan mutu guru PAI

di MTs N Kendal?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berpijak dari beberapa pokok penelitian diatas, maka tujuan

penelitian ini untuk:

1. Mendeskripsikan kondisi secara obyektif mutu guru PAI di MTs N

Kendal.

2. Mengetahui upaya apa saja yang dilaksanakan MTs N Kendal dalam

mengembangkan mutu guru PAI.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Sebagai bahan informasi MTs Negeri Kendal untuk memberdayakan

guru-guru PAI mencapai tujuan secara optimal di masa yang akan

datang.

2. Sebagai bahan informasi lembaga-lembaga lain, khususnya lembaga

pendidikan Islam tentang manajemen pengembangan mutu guru.

3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan manajemen, terutama

manajemen Sumber Daya Manusia dan Manajemen Pengembangan

mutu guru.

E. Kajian Pustaka

Penulisan dan penelitian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia

sebenarnya sudah banyak dilakukan, baik berupa skripsi, disertasi, maupun

buku sumber daya manusia, seperti di bawah ini:

1. Amir Muzayyin dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Sumber

Daya Manusia: Study di MTs N Model Brebes”. Skripsi ini menjelaskan strategi manajemen SDM., yaitu mengenai rencana

kegiatan manajemen untuk mencapai sasaran pendidikan untuk upaya

(19)

8

peserta didik yang berbudaya Islam yang bermutu dan meningkatkan

SDMnya

2. Nelly Hidayati dalam skripsi berjudul “Upaya Peningkatan Kompetensi

Profesional Guru PAI di MAN Kendal” yang membahas upaya-upaya yang dilakukan peningkatan kompetensi profesional guru PAI di MAN

Kendal dilaksanakan dengan beberapa cara diantaranya melalui

penataran, pelatihan, diskusi dan seminar tentang pendidikan,

mengefektifkan NGNP, melatih meningkatkan kedisiplinan guru

membuat rencana pembelajaran.

3. Miftahus Solikhah dalam skripsi yang berjudul “Efektvitas Supervisi

Pengajaran untuk Membina Professional Guru (studi survei di MAN Kendal)”. Menyimpulkan bahwa pengaruh efektivitas supervisi pengajaran yang tinggi untuk membina profesionalisme guru MAN

Kendal. Kegiatan supervise pengajaran seperti pengawasan dari Kepala

Madrasah, kegiatan pelatihan dan penataran yang diikuti oleh guru dan

adanya kreativitas guru untuk mengembangkan kemampuan dapat

dikatakan efektif dan membina profesional guru.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan hasil penelitian-penelitian

diatas, disini penulis lebih menitikberatkan upaya pengembangan kualitas/

mutu guru PAI yang mana banyak guru-guru PAI yang kurang

memperhatikan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu dari

pihak sekolah diharapkan lebih banyak memberi

pembinaan/pengembangan/pelatihan bagi guru PAI khususnya di Madrasah

di Indonesia.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif yaitu data

yang diperoleh dari (gambar, data-data serta argumen) tidak dituangkan

(20)

memiliki arti lebih dari sekedar angka atau frekuensi, yaitu dengan

pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti.7 Metode kualitatif

dipandang sebagai prosedur penelitian yang bisa menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.

2. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini yaitu Kondisi Objektif Mutu Guru

PAI dan upaya-upaya yang dilakukan manajemen pengembangkan mutu

guru PAI. Penelitian ini penulis lakukan di Madrasah Tsanawiyah

Negeri Kendal.

3. Sumber Data

Adapun sumber data penelitian ini sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung

atau hasil wawancara langsung dengan kepala sekolah, kepala tata

usaha dan guru PAI.

b. Sumber Data Sekunder

Data Sekunder merupakan sumber data pendukung adapun

sebagai alat penunjang yang berupa dokumen yang berupa arsip

madrasah tentang latar belakang pendidikan guru, jumlah guru dan

data lain yang berkaitan yang bersifat dokumen.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu pencatatan peristiwa/hal-hal atau

keterangan-keterangan sebagian/seluruh elemen populasi yang akan

7

(21)

10

mendukung penelitian.8 Dalam pengumpulan data ini penulis

menggunakan beberapa metode diantaranya:

a. Metode Observasi.

Metode observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara

sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala

psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat

pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan dapat pula

dengan daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. 9

Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data

lapangan tentang situasi umum lokasi penelitian.

b. Metode Wawancara.

Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara, yaitu sesuatu kegiatan dilakukan mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada para responden.10

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data

pelengkap dari sumber yang berkompeten (Kepala sekolah, Kepala

Tata Usaha, dan guru PAI) tentang kondisi objektif mutu guru PAI,

manajemen pengembangan mutu guru PAI dan yang terkait dengan

upaya pengembangan mutu guru PAI.

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumentasi biasa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokunen merupakan

8

Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 83.

9

P. Joko Subagyo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), hlm. 63 10

(22)

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif.11

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data jumlah

guru, status guru, dan latar belakang pendidikan, struktur organisasi

MTs N Kendal dan data lain yang bersifat. dokumentasi.

c. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan sebagainya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti dan menyajikan sebagai temuan

bagi orang lain. Analisis penelitian merupakan bagian dalam proses

penelitian sangat penting, karena dengan analisis inilah data yang

akan nampak manfaatnya terutama memecahkan masalah penelitian

dan mencapai tujuan akhir penelitian.12

Penelitian ini menggunakan analisis non-statistik melainkan

dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif. Penulis berusaha untuk

mencoba memberikan arti yang signifikan terhadap analisis,

menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan antara

dimensi-dimensi.

11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2007,cet,3), hlm.329. 12

(23)

12

BAB II

KONSEP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN

PENGEMBANGAN MUTU GURU PAI

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Salah satu sumber daya yang paling penting bagi manajemen yaitu

manusia yang berkedudukan sebagai pegawai, karyawan, buruh atau

pekerja. Sumber daya diberi nama populer dewasa ini dengan nama

sumber daya manusia atau human resources secara resmi diterjemahkan menjadi tenaga kerja. Manajemen sumber daya manusia atau manajemen

sumber tenaga kerja merupakan bagian penting dan khusus dari

manajemen pada umumnya.1

Sebelum mendefinisikan Manajemen sumber daya manusia,

lebih dahulu perlu didefinisikan pengertian manajemen secara umum.

Menurut Hanry L. Sisk mendefinisikan:

Management is the coordination of all resources through the processes of planning organizing, directing and controlling in order to attain stated objectives.2

Manajemen sebagai pengkoordinasian semua sumber-sumber melalui proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan tertib untuk mencapai tujuan.

Sedang menurut Buchari Zainun, manajemen berupa suatu usaha

atau kegiatan, kemampuan, keterampilan dan kewenangan untuk

1Buchari Zainun,

Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta: Haji Masagung, 1994), hlm. 6.

2

(24)

mencapai tujuan dengan memanfaatkan bantuan manusia lain dan

menggunakan sarana-sarana lain yang tersedia.3

Manajemen juga bisa dipahami sebagai seni untuk mengatur orang

lain untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi, maka manajemen itu

memiliki fungsi-fungsi pada garis besarnya terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan personalia, Pengkoordinasian dan

evaluasi. Manajer mengaturnya sedemikian rupa sehingga semua staf

melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi yang diembannya.

Setelah dijelaskan arti manajemen secara umum, maka perlu

kiranya penulis mendefinisikan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani

berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh,

manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas

organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang ditentukan.

Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM yaitu departemen

sumber daya manusia dalam bahasa Inggris disebut HRD atau human

resource department.

Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah

suatu prosedur berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu

organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat ditempatkan

pada posisi dan jabatan yang tepat pula pada saat organisasi

memerlukannya.4

Sedangkan menurut Uhar Sputra Manajemen SDM merupakan

suatu ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

tujuan5. Manajemen SDM merupakan suatu pengakuan terhadap

pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial

3

Buchari Zainun, op.cit, hlm. 6.

4

Blackice,”Definisi,Pengertian dan tugas dan fungsi MSDM” Http://blackice89.blogspot.com./ 01122008.

5

(25)

14

dan sangat menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu terus

dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal

bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.

Manajemen sumber daya manusia ini mempunyai kekhususan

dibandingkan dengan manajemen secara umum atau sumber daya

lainnya, karena yang dimanage manusia, sehingga kegagalan atau keberhasilan sumber daya manusia ini akan memiliki dampak sangat

luas.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Sebagaimana telah diungkapkan penulis pada bab I tulisan ini,

bahwa fungsi-fungsi dari Manajemen sumber daya manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu: fungsi fundamental (pokok) dan

fungsi-fungsi operasional, penjelasanya sebagai berikut:

a. Fungsi Fundamental Manajemen Sumber Daya Manusia.

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan proses penetapan dan pemanfaatan

sumber daya secara terpadu diharapkan dapat menunjang

kegiatan-kegiatan dan upaya–upaya akan dilaksanakan secara efisien dan

efektif untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini Gaffar menegaskan

bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan

berbagai keputusan akan dilaksanakan yang akan datang untuk

mencapai tujuan yang ditentukan.6

Fungsi perencanaan ini merupakan penentu dari program

bagian MSDM akan membantu tercapainya sasaran yang telah

disusun oleh lembaga pendidikan

2) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan susunan, prosedur, tata kerja,

tata laksana, dan hal-hal lain yang mengatur organisasi itu agar bisa

berjalan lancar. Pengorganisasian dapat diartikan juga sebagai

keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,

6

(26)

tugas tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa, sehingga

tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu

kesatuan untuk pencapaian tujuan yang telah ditentukan.7

3) Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan atau penggerakan (actuating) menurut Terry (1977) berarti merangsang anggota-anggota kelompok

melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik.

Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin.8

Fungsi actuating, Pemimpin mengarahkan karyawan agar

mau bekerja sama bekerja efektif serta efisien untuk membantu

tercapainya tujuan pihak-pihak yang berkepentingan pada

organisasi.9

4) Pengawasan (controling)

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan (controlling) yaitu penentuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pengawasan merupakan kegiatan untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan dapat dicapai atau dilaksanakan. Melalui pengawasan dapat dilakukan penyempurnaan, perbaikan kegiatan-kegiatan yang telah maupun belum sempat dilakukan seperti tercantum pada perencanaan.10 b. Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia.

1). Perencanaan Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja disusun untuk menjamin kebutuhan tenaga kerja sebuah organisasi atau lembaga pendidikan tetap terpenuhi secara konstan dan memadai. Perencanaan demikian ini dicapai melalui analisis kebutuhan keterampilan, lowongan kerja serta peluasan, penciutan unit-unit organisasi sebagaimana keadaan sekarang maupun yang diharapkan.11

7

Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000), hlm. 100.

8

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, op.cit., hlm. 52.

9Uhar Sputra ,”Manajemen SDM Penddikan”,Http://uharsputra.wordpress.com/01122008 10

Soebagio Atmodiwirio, op.cit., hlm. 175.

11

(27)

16

Sulipan, dalam Pengembangan Sekolah (23112008) bahwa Pimpinan sekolah harus dapat merencanakan kebutuhan

pegawainya, berapa jumlah guru atau staf lain dibutuhkan karena

adanya pegawai yang pensiun atau karena ada

pengembangan/penambahan beban tugas.Pimpinan sekolah harus

dapat merencanakan kebuhan pengawasannya, berapa jumlah guru

atau staf lain yang dibutuhkan karena adanya pegawai yang

berhenti atau pensiun atau karena adanya pengembangan tadi.12

2). Rekrutmen

Maksud dan tujuan rekrutmen yaitu untuk memperoleh

suatu persediaan seluas mungkin dari para calon pelamar sehingga

organisasi akan.13

Proses rekrutmen merupakan hal yang penting, karena

merupakan pintu gerbang memasuki kawasan organisasi atau

lembaga pendidikan, kalau langkah awal ini sudah berjalan dengan

baik maka selanjutnya sumber daya manusia akan lebih mudah

dikembangkan.

3) Seleksi dan penempatan

Secara ideal proses seleksi merupakan proses pengambilan keputusan timbal balik. Perusahaan memutuskan menawarkan lowongan kerja. Calon pelamar memutuskan apakah perusahaan bersama tawarannya akan memenuhi kebutuhan dan tujuan pribadinya. Tetapi pada umumnya proses seleksi dilakukan dengan cara sepihak, yaitu dominasi pada pihak perusahaan.14

Untuk lembaga pendidikan, sekolah-sekolah negeri biasanya pimpinan sekolah hanya menerima ”droping” penambahan staf dari atasan tanpa wewenang memilih, dan menetapkan atau mengambil keputusan, melainkan alangkah lebih baik apabila pimpinan sekolah memperoleh memilih dan mengusulkan pengangkatan staf yang baru, mengingat bahwa pimpinan sekolah tahu tentang staf yang dibutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.

12

Sulipan, “Pengembangan Sekolah”, Http://www.geocities.com/23112008, hlm.1.

13

Moh Agus Tulus. op. cit, hlm. 60.

14

(28)

Tentu dalam hal ini perlu ada pedoman-pedoman tertentu yang harus digunakan agar tidak terjadi penyelewengan.15 4) Pembinaan

Moh. Agus Tulus, dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (1996:15) bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan yang bermaksud memperbaiki dan

mengembangkan sikap, perilaku, keterampilan dan pengetahuan

para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan. Proses

pelatihan dan pengembangan dilakukan baik bagi karyawan baru

ataupun lama.16

Pembinan ini sangat penting karena perkembangan, baik

perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi, maupu

perkembangan masyarakat dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang

baru. Banyak cara yang dapat dilakukan pemimpin sekolah dalam

program pembinaan ini , diantaranya melalui:

a) Penilaian kinerja

b) Penugasan dan rotasi kerja

c) Pelatihan

d) Pemberian kompensasi

e) Perencanaan karier

f) Pengembangan karier

g) Observasi kelas

h) Percakapan individu, diskusi, seminar, loka karaya, rapat staff,

dan lain-lain.17

Guru-guru dan seluruh staf akan bekerja dengan efektif dan

penuh semangat apabila merasa memperoleh kepuasan keinginan

dan cita-cita hidup, oleh karena itu seorang pemimpin sekolah

15

Sulipan, op.cit, hlm.2.

16

Moh Agus Tulus. op. cit, hlm. 88.

17

(29)

18

harus berusaha memahami keinginan atau cita-cita hidup anggota

dan staffnya serta berusaha memenuhinya.18

Pembinaan terhadap staff tidak hanya pada anggota baru

saja, tetapi pada seluruh staff, pembinaan harus dilakukan secara

terus-menerus dan secara sistematis atau programis.

5) Penilaian

Penilaian ketenagaan yaitu usaha-usaha yang dilakukan

untuk mengetahui secara formal maupun informal untuk

mengetahui hal-hal yang menyangkut pribadi, status pekerja,

profesi kerja, maupun perkembangan pegawai.

Setelah karyawan diterima, ditempatkan dan dipekerjakan,

maka tugas manajer selanjutnya yaitu melakukan penilaian prestasi

karyawan. Penilaian mutlak harus dilakukan untuk mengetahui

prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan. Apakah prestasi yang

dicapai setiap karyawan baik, sedang, atau kurang. Penilaian

prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahan

untuk menetapkan tindakan kebijaksanaan selanjutnya.19

6). Kompensasi

Kompensasi yaitu balas jasa yang diberikan dinas

pendidikan dan sekolah kepada tenaga kependidikan yang dapat

dinilai dengan uang dan memiliki kecenderungan yang diberikan

secara tetap.20

7). Pemberhentian

Pemberhentian merupakan fungsi operatif terakhir Manajemen sumber daya manusia. Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi personil dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai.21

18

Sulipan, ibid.

19

Malayu SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 87.

20

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet.1, hlm. 45.

21

(30)

Pemberhentian seorang pegawai dapat karena pelanggaran disiplin, pengunduran diri, dan pengurangan tenaga atau pensiun. Aturan pemberhentian pegawai harus jelas karena menyangkut nasib seseorang, terutama pemberhentian karena pelanggaran disiplin dan pengurangan tenaga kerja dapat memicu ketidakpuasan seorang yang dikenai tindakan ini.22

B. Pengembangan Mutu Guru PAI

1. Pengertian Guru

Guru sebagai salah satu komponen terpenting pada proses belajar

mengajar dan pada pembentukan sumber daya manusia yang potensial di

bidang pembangunan. Bahkan seseorang dikatakan sebagai guru tidak

hanya cukup ”tahu” sesuatu materi yang akan diajarkan, kemudian

mengajarkan pada anak didiknya, akan tetapi guru tersebut mampu melatih

beberapa ketrampilan dan sikap mental anak didiknya (transfer of value) sekaligus membangunnya.23

Pendidik adalah orang yang mendidik. Sedang mendidik diartikan

memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai ahklak dan

kecerdasan pikiran.24

Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 39 (2) yaitu

pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik di perguruan tinggi.25

Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen pasal 10 ayat (1), guru dikatakan memiliki kompetensi yang baik

apabila ia telah menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi

22

Sulipan, op.cit, hlm.4.

23

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 136.

24Depdiknas,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke tiga, (Jakarta: Buku Pustaka, 2006), hlm. 262.

25

(31)

20

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:26

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan

atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)

pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e)

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi

hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang

meliputi: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e)

berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik

dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i)

mengembangkan diri secara berkelanjutan.

c. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik

sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan

tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d)

bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional yaitu merupakan kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam meliputi:

(a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang

menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada pada

kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;

(d) penerapan konsep-konsep keilmuan pada kehidupan sehari-hari;

26

(32)

dan (e) kompetisi secara profesional pada konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional.

Muhammad Uzer Ustman mengelompokkan tugas guru menjadi

tiga kelompok, yaitu: pada bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas

kemasyarakatan.27

a. Tugas Bidang Profesi.

Guru merupakan suatu profesi, artinya suatu jabatan atau

pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Oleh

karena itu, jabatan guru itu tidak dilakukan oleh sembarang orang di

luar profesi itu meliputi: mendidik, mengajar dan melatih. Kaitannya

tugas dengan profesi pada hadits disebutkan:

Dari abu Hurairah, ia berkata: ”telah bersabda Rasulullah SAW : Apabila suatu perkara diserahkan oleh orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran ”(HR. Bukhari)28

b. Tugas Bidang Kemanusiaan

Pada bidang ini guru di sekolah dapat menjadikan dirinya sebagai

orang tua kedua. Ia mampu menarik simpati sehingga ia mampu

menjadi idola para siswa.

c. Tugas Bidang Kemasyarakatan.

Masyarakat menempatkan guru pada tempat terhormat di

lingkungannya, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat

memperoleh pengetahuan, ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan

bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia yang berdasarkan

Pancasila.

27Moh. Uzer Ustman,

Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), hlm. 6-7.

28

(33)

22

2. Pengertian Mutu Guru PAI

Pada konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan, proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari berbagai sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material alat peraga, buku-buku kurikulum, prasarana dan sarana sekolah. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan struktur organisasi, deskripsi kerja, dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.29

Untuk mengetahui mutu guru dapat dilihat dari kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani ruhani, memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi

yang dimaksud yaitu pendidikan tinggi program sarjana atau program

diploma empat. Kompetensi guru yang dimaksud yaitu kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Pengertian mutu guru secara umum, penulis tidak akan

membedakan pengertian di atas dengan pengertian mutu guru PAI yang

penulis maksud. Tetapi penulis memfokuskan pengertian mutu guru PAI

lebih menekankan pada upaya menyiapkan kepada peserta didik agar

senantiasa dapat memahami ajaran agama secara menyeluruh, lalu

menghayati tujuan dan pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pendamping hidup.

Dengan demikian mutu guru PAI yaitu pendidik yang profesional

pada agama Islam yang memiliki tugas utama yaitu mentransformasikan,

mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

melalui pendidikan dan juga mampu mencetak peserta didik yang beramal

shalih dihadapan Allah SWT.

29

(34)

3. Pemgembangan Mutu Guru PAI

Konteks manajemen mutu terpadu pendidikan mengemukakan

bahwa pada dasarnya guru harus diberdayakan. Pemberdayaan guru

melalui pembagian tanggung jawab, guru diberi peluang untuk

memperbaiki pembelajaran murid dengan memberikan otonomi kelas,

pengembangan kemampuan pendidik serta meningkatkan penghargaan

terhadap prestasi para guru.30

Pemberdayaan guru sangat penting dalam manajemen mutu.

Karena dengan adanya pemberdayaan guru berarti memberi kesempatan

kepada guru untuk mencoba ide-ide baru meskipun tantangan yang

dihadapi kegagalan. Akan tetapi tidak menyurutkan kepada sekolah untuk

mewujudkan tujuannya meraih mutu, begitu juga sebagai guru, tujuannya

mendidik anak-anak menjadi anak didik yang unggul dan berprestasi harus

terlaksana, serta memberikan peluang, kesempatan kepada anak didik

untuk terus belajar, menggali potensi yang dimilikinya.31

Banyak cara yang dapat dilakukan pemimpin sekolah untuk

program pembinaan ini, diantaranya melalui: (1) Penilaian kinerja, (2)

Penugasan dan rotasi kerja, (3) Pelatihan, (4) Pemberian kompensasi, (5)

Observasi kelas, (6) Percakapan individu, (7) Diskusi, seminar, loka karya,

rapat staff, dan lain-lain.32

Peranan MGMP PAI dalam pengembangan program pendidikan

merupakan salah satu pembinaan guru PAI di sekolah. Hal ini

sangatpenting karena lembaga ini merupakan wadah kegiatan profesional

guru PAI untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan. Selain itu, melalui kegiatan ini dapat dilakukan dengan

30Syafaruddin,

Manajemen Mutu Terpadu (Konsep, Strategi dan Aplikasi), (Jakarta : Widia Sarana Indonesia, 2002), hlm. 67.

31

Ibid, hlm.103.

32

(35)

24

diskusi, tukar pikiran dan pengamalan antar pengurus MGMP PAI untuk

mengatasi permasalahan yang ada dan berkembang di sekolah.33

Peningkatan mutu guru Pendidikan Agama Islam diarahkan agar ia

mampu mendidik muridnya untuk menguasai tiga tujuan yaitu memahami,

terampil melaksanakan, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

pendidikan. Untuk itu perlu ditingkatkan kemampuannya dalam

penguasaan materi pelajaran agama, penguasaan metodologi pengajaran,

dan peningkatan keberagamaannya sehingga pantas menjadi teladan

muridnya.

C. Manajemen Pengembangan Mutu

Pada manajemen pengembangan mutu terpadu, usaha pendidikan

tidak lain merupakan usaha “jasa” yang memberikan pelayanan kepada

pelangggannya yang utamanya yaitu kepada mereka yang belajar dalam

lembaga pendidikan tersebut.

Para pelanggan layanan pendidikan dapat terdiri dari berbagai unsur

paling tidak empat kelompok (Sallis, 1993). Mereka yaitu pertama yang belajar, bisa merupakan mahasiswa/ pelajar/ murid/ peserta belajar yang

biasa disebut klien/ pelanggan primer (primary external customers). Mereka inilah yang langsung menerima manfaat layanan pendidikan dari lembaga

tersebut. Kedua, para klien terkait dengan orang yang mengirimnya ke lembaga pendidikan, yaitu orang tua atau lembaga tempat klien tersebut

bekerja, dan mereka ini kita sebut sebagai pelanggan sekunder (secondary external customers). Pelanggan lainnya yang ketiga bersifat tersier yaiyu lapangan kerja, bisa pemerintah maupun masyarakat pengguna output

pendidikan (tertiary external customers). Selain itu, yang keempat, untuk hubungan kelembagaan masih terdapat pelanggan lainnya yaitu yang berasal

dari intern lembaga; mereka itu adalah para guru/ dosen/ tutor dan tenaga

administrasi lembaga pendidikan, serta pimpinan lembaga pendidikan

33

(36)

(internal customers). Walaupun para guru/ dosen/ tutor dan tenaga administrasi, serta pimpinan lembaga pendidikan tersebut terlibat dalam

proses pelayanan jasa, tetapi mereka termasuk juga pelanggan jika dilihat

dari hubungan manajemen. Mereka berkepentingan dengan lembaga tersebut

untuk maju, karena semakin maju dan berkualitas dari suatu lembaga

pendidikan mereka akan diuntungkan, baik kebanggaan maupun finansial.34

Sanusi Uwes, dalam Manajemen Pengembangan Mutu Dosen

(1999:15) bahwa Tugas manajemen pengembangan mutu guru ,tidak

terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan potensi individu

guru, tetapi juga dituntut untuk berusaha melibatkan potensi tersebut secara

penuh bagi pengembangan institusinya. Untuk mencapai tingkat

profesionalisme guru sebagaimana disebutkan di atas, treatment manajemen

menurut Castetter(1981;35) terdiri atas perencanaan, rekrutmen, seleksi,

pelantikan, penilaian, pengembangan, kompensasi, tawar menawar,

pengamanan dan kontinyuitas.35

Demikian pula dengan manajemen pengembangan mutu guru yang

mana tugasnya tidak terbatas pada pengembangan potensi individu guru

sebagaimana sesuai dengan tugas-tugas guru yang dibahas pada pembahasan

sebelumnya. Begitu pula dengan manajemenya sesuai dengan fungsi

manajemen menurut Castetter. Adapun identifikasi bidang kegiatan dari tiap

langkah manajemen pengembangan mutu guru tersebut dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Penentuan Kebutuhan Guru

.Kegiatan terdiri atas (a) menentukan jumlah guru yang

diperlukan dan (b) Menentukan kualifikasi guru yang dibutuhkan. Untuk

menentukan jumlah guru yang diperlukan, didasarkan pada jumlah

murid, jumlah mata pelajaran, besar kelas, formasi yang tersedia,

persediaan tenaga kerja yang ada saat ini, serta tindakan-tindakan

34

Ravik Karsidi,” Profesionalisme Guru”,http://www.uns., 11112008.

35

(37)

26

tertentu untuk menyeimbangkan kebutuhan dengan persediaan yang

tenaga.

2. Rekrutmen dan Seleksi

Kegiatan ini merupakan upaya menarik dan menyeleksi guru

yang dibutuhkan baik dari segi jumlah maupun mutunya untuk bekerja

di sekolahan. Kegiatannya adalah mencari dan menstimulasi pelamar

dan mengadakan testing masuk pegawai. Ujian masuk pegawai terdiri

atas ujian yang bersifat umum dan ujian yang bersifat khusus.

3. Penerimaan

Kegiatan ini merupakan proses pengangkatan dan penempatan

tenaga edukatif baru sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan

sebelumnya. Kegiatanya terdiri atas pengangkatan dan penempatan

sesuai hasil penentuan kebutuhan.36

4. Pengembangan

Pelatihan dan pengembangan merupakan kegiatan yang

bermaksud memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku,

ketrampilan dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan

perusahan. Proses pelatihan dan pengembangan dilakukan baik bagi

karyawan baru ataupun lama.37

Kegiatan pengembangan merupakan usaha yang terus-menerus

dalam rangka menyesuaikan kemampuan guru terhadap pengembangan ilmu

dan teknologi serta mengembangkan ilmu dan teknologi itu sendiri,

khususnya yang bersangkut paut dengan kegiatan pendidikan. 38

Pada bentuk pengembangan mutu guru dapat diklasifikasikan pada

dua segi, yakni (a) segi peserta, terdapat dua objek pengembangan yakni

guru yang menjabat jabatan struktural,yakni operasional melaksanakan

proses pembelajaran, yang biasa disebut jabatan fungsional, dan (b) segi

(38)

Bagi jabatan struktural, pengembangan ditujukan kepada

pemantapan keterampilan pada penanganan tugas dan masalah-masalah

strategis organisasi, sehingga berbagai segi yang berkaitan dengan kerja

kepemimpinan bisa lebih efektif. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan Jan A. Stoner yang menyatakan bahwa ”management development is designed to improve the overallevectiveness of managers”. Diakui bahwa tekanan pada efektivitas, akan mendorong kecenderungan istilah pengembangan yang suka diartikan sebagai

indoktrinasi dan juga kadang-kadang pengisian waktu kosong, sekedar

untuk menghindari tuduhan bahwa manajemen tidak efektif.

Sedangkan bagi jabatan fungsional pengembangan ditujukan

pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan teknis, khususnya proses

belajar mengajar, penelitian, pengabdian, dan pembimbingan sehingga

performance kerja lebih baik.

2. Tahapan Pengembangan

Idealnya pengembangan mutu guru diawali oleh pengembangan

pimpinan-pimpinan puncak yang langsung berhubungan dengan guru,

seperti kepala sekolah dan pimpinan-pimpinan lainnya sebagai orang

yang mendapat program pengembangan paling dahulu. Kemudian secara

bertahap pengembangan diarahkan pada person-person di bawahnya

dilihat dari tingkat keorganisasian. Melalui tahapan model demikian,

prinsip-prinsip pengembangan staf dapat lebih siap untuk

diimplementasikan dan diaplikasikan.

Terdapat dua pendekatan untuk proses seleksi peserta

pengembangan. Pertama melalui seleksi pribadi peserta itu sendiri dan

kedua seleksi berdasarkan saringan pimpinan institusi. Untuk pertama

ditempuh, manakala minat peserta sedikit, tidak memenuhi jumlah yang

(39)

28

Sedangkan yang kedua justru sebaliknya yakni manakala peserta

jumlahnya melebihi kapasitas dana dan daya yang tersedia. 39

Konteks manajemen mutu terpadu pendidikan mengemukakan bahwa pada dasarnya pendidikan harus diberdayakan. Pemberdayaan guru yaitu dengan melalui pembagian tanggung jawab, yakni guru harus diberi peluang untuk memperbaiki pembelajaran murid dengan memberikan otonomi kelas, pengembangan kemampuan pendidik serta meningkatkan penghargaan terhadap prestasinya.40

Pemberdayaan guru sangat penting dalam manajemen mutu. Karena dengan adanya pemberdayaan guru berarti memberi kesempatan kepada guru untuk mencoba ide-ide baru meskipun tantangan yang dihadapi kegagalan. Akan tetapi tidak menyurutkan kepada sekolah untuk mewujudkan tujuannya meraih mutu. Dan begitu juga sebagai guru, tujuannya mendidik anak-anak menjadi anak didik yang unggul dan berprestasi harus terlaksana, serta memberikan peluang dan kesempatan kepada anak didik untuk terus belajar dan menggali potensi yang dimilikinya.41

Pengembangan atau pembinaan merupakan salah satu fungsi dari

pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia disuatu lembaga pendidukan.

Pengembangan termasuk fungsi yang harus secara terus menerus

diselenggarakan baik bagi guru baru ataupun lama. Karena dengan

pengembangan ini akan meningkatkan mutu atau kualitas guru, yang

merupakan ujung tombak keberhasilan proses belajar mengajar, terutama bagi

guru PAI sangat berperan dalam mencerdaskan murid dari segi keagamaan

serta mampu memberi tauladan bagi muridnya dalam berakhlak, beriman, dan

bertaqwa kepada Allah SWT.

39

Ibid, hlm.54-55.

40

Syafaruddin, op.cit. hlm. 57.

41

(40)

29

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal

1. Sejarah Singkat

Didahului dengan pemikiran-pemikiran para penanggung jawab

pendidikan daerah Kabupaten Kendal tergabung dalam Yayasan

Islamic Centre Wali Hadi Kabupaten Kendal terhadap anak didik di

lingkungan Kendal, dirintis sebuah Madrasah Tsanawiyah dengan

nama Madrasah Tsanawiyah Islamic Centre.

Diprakarsai oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten

Kendal dan departemen Agama Kabupaten Kendal, dan di dukung oleh

Bupati Kabupaten Kendal maka terbentuklah sebuah lembaga yang

bernama Yayasan Islamic Centre “WALI HADI” Kabupaten Kendal,

yang di dalam program kerjanya yaitu memajukan pendidikan,

khususnya bidang agama. maka Yayasan Islamic Centre Wali Hadi

mendirikan Madrasah Tsanawiyah Islamic Centre tahun 1986/1987.

Dukungan dan bantuan para ulama dan umara serta tokoh

masyarakat lainnya, segenap pengurus Yayasan Islamic Centre Wali

Hadi Kabupaten kendal melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk usaha

mewujudkan maksud tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Membentuk panitia pendiri

b. Mengadakan pengamatan dan studi pada madrasah tsanawiyah

yang ada di Kabupaten Kendal

c. Menentukan lokasi bangunan gedung

d. Mengusahakan sarana dan prasarana untuk pelaksanan proses

kegiatan belajar mengajar

e. Menggali sumber dana

(41)

30

g. Mempublikasikan keberadaan Madrasah Tsanawiyah Islamic

Centre Kendal.

Tahapan-tahapan penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan awal, pendaftaran siswa dilaksanakan di kantor

gedung Madrasah Aliyah Negeri Kendal. Siswa terdaftar sebanyak

67 orang, baik dari tamatan MI maupun SD.

b. Pada awal proses kegiatan belajar mengajar menempati dua lokal

kelas, gedung milik yayasan Islamic Centre Wali Hadi.

c. Pengurus yayasan tahun 1986-1987 menunjuk saudara Drs.

Anshori Apsin sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah.

d. Selanjutnya awal tahun ajaran 1993-1994, pengurus yayasan

menunjuk saudara Drs. Agus Sholeh sebagai Kepala MTs Islamic

Centre Kendal

Peningkatan setatus MTs Islamic Centre (swasta) menjadi MTs

Negeri di Kendal sangat didambakan oleh masyarakat sekitar.

Akhirnya dengan kerjasama Pemerintah Daerah, Departemen Agama

dan pihak-pihak lain maka penegrian tersebut terwujud. Berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 244/1993

bahwa MTs Islamic Centre Kendal berhasil menjadi MTs Negeri

Kendal terhitung sejak tanggal 25 Oktober 1993.1 Kepala Madrasah

yang pertama yaitu Drs. Agus Soleh, hingga sekarang telah berganti

Kepala Madrasah sebanyak tiga kali, yaitu:

1. Drs. H. Agus Soleh (1993-1999)

2. Drs. H. Agus Hadi Susanto (1999-2002)

3. Drs. H. Ali Chasan M.Si (2002-sekarang)

2. Letak Geografis

Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal terletak di Jl. Islamic

Center Bugangin Kotak Pos 140 Kendal, Kabupaten Kendal, Propinsi

Jawa Tengah. Bangunan seluas 5000 m2. Kawasan Islamic Center

1

(42)

merupakan komplek Madrasah dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Kendal, Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal dan Madrasah Aliyah

Negeri Kendal.

3. Struktur Organisasi

Pada pelaksanaannya, kepala madrasah bersama komite

madrasah dibantu oleh wakil kepala madrasah yang membawahi 4

kepala bagian, yaitu; wakil kepala urusan kurikulum, kesiswaan,

sarana dan prasarana, dan humas. Adanya pembina OSIS, pembina

pramuka, pembina PMR, pembina ekstra lain, serta peran aktif wali

kelas dan guru. Kepala tata usaha sejajar dengan teamwork MTs N Kendal. Kepala tata usaha membawahi bendahara dan para staf TU.

4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal memiliki 41 orang guru,

sedangkan jumlah karyawan 14 orang, 9 bagian Tata Usaha, 1 orang

Satpam, 2 orang tukang kebun, 2 orang penjaga malam.

Jumlah siswa MTs Negeri Kendal tahun 2008–2009 kelas VI

305 orang, kelas VIII 255 orang, dan kelas IX 244 orang. Jumlah

total siswa siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal tahun

2008-2009 adalah 804 orang.

5. Sarana dan Prasarana

Banyaknya sumber daya manusia di Madrasah Tsanawiyah

Negeri Kendal, maka membutuhkan daya tampung untuk kelancaran

pelayanan di madrasah ini. MTs Negeri Kendal memiliki 19 ruang

kelas, ruang kepala sekolah, kantor guru, ruang TU, perpustakaan,

ruang komputer, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, ruang serba

guna, ruang BK, ruang workshop keterampilan menjahit, UKS, tempat

latihan manasik haji, mushala, tempat upacara, toilet guru, toilet murid,

kantin, dan area parkir.

6. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal

Adapun visi, misi dan tujuan MTs Negeri Kendal yaitu sebagai

(43)

32

a. Visi dan Misi

Visi : Unggul dalam prestasi berdasarkan Iptek dan Imtaq.

Misi :

1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.

2) Mengembangkan kecerdasan Intelektual, Sosial, dan

Spiritual.

3) Membentuk kepribadian anak yang berakhlak karimah,

disiplin dan mandiri.

b. Tujuan

Berdasarkan Visi dan Misi tersebut maka Tujuan MTs Negeri

Kendal ayaiti sebagai berikut:

1) Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangka manusia

Indonesia seutuhnya, beriman, dan bertakwa, berbudi luhur,

berpengetahuan dan terampil, sehat jasmani dan ruhani,

berkepribadian mantap dan mandiri.

2) Memberikan bekal kemampuan dasar ilmu pengetahuan dan

keterampilan pada siswa untuk mengembangkan kehidupan

sebagai pribadi, anggota, masyarakat, warga Negara dan

anggota umat manusia, serta mempersiapkan mereka mengikuti

jenjang pedidikan yang lebih tinggi.

3) Mengembangkan individu manusia untuk menjadi manusia

yang mampu mengembangkan fungsi khalifah.

4) Mengembangkan kecerdasan intelektual, sosial, spiritual,

emosional siswa melalui proses kegiatan pembelajaran.

5) Mengembangkan kreatifitas anak di bidang seni budaya dan

ketrampilan dan keagamaan.

6) Membangkitkan semangat siswa untuk berkreasi dan

membekali ilmu pemgetahun dan keterampilan dalam

mempersiapkan dirinya dunia kerja untuk masa depan.

7) Membentuk kepribadian anak melaui penguasaan ilmu

(44)

menjadi manusia yang ”berilmu amaliyah” dan ”beramal

ilmiyah”.

8) Memproses perubahan sikap, prilaku dan budi pekerti anak

agar menjadi manusia yang berakhlakul karimah dan berbudi

luhur.2

Visi tersebut mempunyai tujuan memperjelas arah umum

perubahan kebijakan organisasi segala kebijakan mengarah pada

unggulnya prestasi. Memotivasi guru, karyawan untuk bertindak

dengan arah yang benar. Membantu proses mengkoordinasi

tindakan-tindakan tertentu dari orang yang berbeda-beda, sehingga tidak terjadi

miscommunication dan misunderstanding dalam kinerjanya.

Dalam mewujudkan visi misi dan tujuan, Kepala Madrasah

merumuskan dan menerapkan 5 prinsip MTs Negeri Kendal, yaitu

sebagai berikut.

1. Tertib dan disiplin.

2. Ahlakul Karimah.

3. Ibadah.

4. Ukhuwah Islamiyah.

5. Profesional.

Penerapan kelima prinsip tersebut dalam keseharian antara lain

sebagai berikut.

1. Tertib dan disiplin, yaitu mentaati tata tertib, disiplin waktu, tepat

waktu dalam awal proses belajar mengajar dan tepat waktu dalam

mengakhiri proses belajar mengajar.

2. Ahlakul Karimah, yaitu menjaga kerukunan di antara para

personal, penepisan konflik dan pengelolaan konflik.

3. Ibadah, yaitu adanya pemantauan shalat pada guru dan murid,

sehingga tidak akan ditemui guru ataupun murid yang tidak

mengerjakan shalat lima waktu.

2

(45)

34

4. Ukhuwah Islamiyyah, yakni kunjungan keluarga saat halal-bihalal,

saling menolong dalam kebajikan.

5. Profesional, yaitu adanya job description sehingga tidak ada

overlapping dan adanya teamwork sehingga tidak terjadi monopoli di dalamnya. 3

B. Kondisi Objektif Mutu Guru PAI di MTs N Kendal

Guru merupakan pendidik professional yang menuntut adanya suatu

kecakapan atau ketrampilan tertentu. Kecakapan atau keterampilan tersebut

merupakan persyaratan dasar atau keterampilan tehnis yang berhubungan

dengan kemampuan atau kecakapan guru dalam mengelola pembelajaran

selain itu guru juga harus berkepribadian baik, perilaku baik dan memiliki

sopan santun. Terutama sekali bagi guru PAI karena guru PAI merupakan

guru yang mendidik dan mengajarkan akhlak dan tingkah laku peserta didik

yang harus diamalkan dan dilaksanakan pada kehidupan sehari-hari

sebagaimana mestinya sebagai umat Islam yang berpedoman Al-Qur'an dan

Assunah. Berhubungan dengan hal tersebut, seorang guru dapat

dikategorikan sebagai guru yang bermutu baik, cukup, atau kurang dapat

dilihat dari kemampuannya pembelajaran dan pergaulannya di

bermasyarakat baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

Berhubung MTs N Kendal merupakan lembaga pendidikan Islam

yang berbentuk madrasah maka pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

MTs ini lebih banyak dibandingkan sekolah-sekolah menengah pertama

umumnya. Pendidikan Agama Islam di MTs N Kendal sebagaimana

MTs-MTs lain pada umumnya terbagi menjadi empat mata pelajaran PAI yaitu

Aqidah Akhlaq, Qur'an Hadits, Fiqih dan SKI.

3

(46)

Penulis memperoleh jumlah keseluruhan guru PAI di MTs N Kendal

sebanyak 10. Adapun pembagiannya yaitu terdiri dari 2 orang guru Aqidah

Akhlaq, 3 orang guru Qur'an Hadits, 2 guru SKI dan 3 guru Fiqih.

DAFTAR GURU PAI DI MTs N KENDAL

No. Nama Mata Pelajaran

Strata Pendidikan

Status Kepegawaian

1 Drs.H.Moch. Ali Chasan, M.Si Qur'an Hadist S2 GT

2 Drs.Agus Supariadi, M.Si Aqidah Akhlaq S2 GT

3 Dra.Hj.Siti Aisyah Qur'an Hadist S1 GT

4 Drs.Sofyan Qur'an Hadist S1 GT

5 Nur Azizah, S.Ag Aqidah Akhlaq S1 GT

6 Nurul Khoiriyah, S.Pd.I Fiqih S1 GTT

7 Moh. Sahid, S.Ag SKI S1 GT

8 Eko Sakti Asih, S.Ag Fiqih S1 GTT

9 Nur Amaliyah, S.Ag SKI S1 GTT

10 H.Sujatno Masykur, S.Ag Fiqih S1 GTT

Dari 10 guru PAI di MTs N Kendal terdapat 4 guru PAI yang sudah

sertivikasi termasuk Kepala Madrasah. Keempat guru tersebut yaitu:

1. Drs. H. Moch. Ali Chasan, M.Si. guru Qur'an Hadist

2. Drs. Agus Supariadi, M.SI. guru Aqidah Akhlaq

3. Dra. Hj. Siti Aisyah guru Qur'an Hadist

4. Drs. Sofyan guru Qur'an Hadist

Dan seorang guru mata pelajaran Aqidah Akhlaq sudah sertifikasi

(2008) akan tetapi belum ada kepastian kelulusan dari penyelenggara

sertifikasi. Sedangkan 5 guru PAI yang lain belum sertifikasi, karena harus

menunggu panggilan dari Depag sesuai dengan urutan lama mengabdi di

MTs N Kendal.

Untuk mengetahui bermutu tidaknya seorang guru dapat dinilai dari 10

komponen portofolio baik yang sudah sertifikasi ataupun belum. Hasil yang

penulis peroleh untuk mengetahui mutu guru PAI di MTs N Kendal yang

sudah ataupun belum sertifikasi yaitu melalui dokumen portofolio dari

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui strategi pengelolaan sampah di TPA Kabupaten Tangerang, dan untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan

Sub indikator (3) penginputan atau datayang dimasukkan di proses (terselesaikan) dikategorikan sangat baik dengan nilai rerata 3,3 dan presentase 82,5%. Hal ini

Hal ini bisa disebabkan mahasiswa tingkat I memiliki ketakutan lebih besar dibandingkan tingkat II jika mendapat hukuman dari Satuan Pengasuhan, karena mahasiswa tingkat I

Sasaran beasiswa ini adalah Pegawai Negeri Sipil pada Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang mengatakan bahwa acara-acara yang disponsori Linecoltd memberikan kesan lebih dibanding acara lain yang

Dalam hal ini, beliau pada saat berdakwah sering menceritakan tentang karomah-karomah para ulama terdahulu yang banyak tidak diketahui jamaah dan juga sering

Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia pendidikan memiliki peran penting dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa atau masyarakat, dengan diberlakukannya kesiapsiagaan bencana pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perpindahan panas dan massa, serta kinerja alat pada proses pengeringan biji-bijian dengan menggunakan peralatan