• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V SD NEGERI SIDASARI 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V SD NEGERI SIDASARI 0"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2011: 16) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student-oriented) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif, dan tidak peduli pada yang lain. Menurut Suprijono (201: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Menurut Kunandar (2009:359) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang saling menimbulkan permusuhan. Majid (2013: 174) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(2)

kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang yang bertujuan mengembangkan interaksi antar siswa dengan arahan dari guru.

b. Ciri-ciri Cooperative Learning

Bannet (Isjoni, 2011: 60) menerangkan bahwa lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:

1) Possitive Interdepence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

2) Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal di antara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.

(3)

4) Membutuhkan keluwesan, sikap siswa atau perilaku bersama kadang-kadang harus diperhatikan guru atau membantu di antara sesama, dalam struktur kerjasama yang teratur di dalam kelompoknya yang terdiri dari dua orang atau lebih yang keberhasilan kerjanya sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

5) Meningkatkan ketrampilan bekerjasama dalam memecahkan masalah (proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar ketrampilan bekerjasama dan berhubungan ini adalah ketrampilan yang penting dan sangat diperlukan dalam masyarakat.

Menurut Hamdani (2011: 31) ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:

1) Setiap anggota memiliki peran.

2) Terjadi hubungan langsung di antara siswa.

3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.

4) Guru membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan interpersonal kelompok.

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Berdassarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:

(4)

2) Terjadi interaksi langsung antar siswa tanpa adanya perantara. 3) Mengembangkan ketrampilan kerjasama.

2. Model Pembelajaran Course Review Horay

Shoimin (2014: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yaitu

kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam

menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil.

Langkah-langkah pembelajaran Course Review Horay (Shoimin, 2014: 55), yaitu:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab.

(5)

e. Guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung

didiskusikan. Jika benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda

silang.

f. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horisontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya.

g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.

h. Penutup.

Langkah-langkah Course Review Horay yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan sedikit modifikasi. Langkah-langkah Course Review Horay dengan sedikit modifikasi, yaitu sebagai

berikut:

a. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.

b. Guru membagi kelompok peserta didik menjadi 8 kelompok. c. Guru menjelaskan peraturan mengenai pembelajaran yang akan

dilaksanakan untuk menguji pemahaman mereka.

d. Masing-masing kelompok disuruh membuat 1 kotak besar dan dibagi menjadi 9 atau 16 atau 25 kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.

(6)

langsung didiskusikan. Jika benar diisi tanda benar (√) dan salah

diisi tanda silang (x).

f. Peserta didik yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horisontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya. g. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar yang diperoleh.

Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay, yaitu: a. Menarik sehingga mendorong siswa terlibat di dalamnya.

b. Tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.

c. Siswa lebih semangat belajar. d. Melatih kerjasama.

Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay, yaitu:

a. Adanya peluang untuk curang.

b. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.

3. Kerjasama

(7)

kerjasama bermakna tindakan atau sikap mau bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan keuntungan bersama.

Menurut Johnson (2006: 164) kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit. Jadi, akan lebih mungkin untuk menemukan kekuatan diri dalam belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah aktivitas yang dilakukan dengan orang lain untuk mendapatkan keuntungan dan mencapai tujuan bersama.

Indikator kerjasama menurut Davis (Yuli, 2014) adalah sebagai berikut:

a. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.

b. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama.

c. Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan berkualitas

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

(8)

hasil usaha. Arifin (2009: 12) menerangkan bahwa istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umunya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1991: 768) prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan). Hamdani (2011: 137) menjelaskan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai seseorang atau kelompok dari suatu aktivitas yang telah dilakukan.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Arifin (2009: 12) menyebutkan fungsi utama prestasi belajar, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

(9)

ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

(10)

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ahmadi dan Supriyono (2013: 138) menyebutkan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri sendiri (faktor eksternal).

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri, meliputi:

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

(1) Faktor intelektif yang meliputi:

(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

(11)

2) Faktor Eksternal

a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Pendapat lain yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Hamdani (201: 139-144), menurutnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).

1) Faktor internal

a) Kecerdasan (intelegensi)

(12)

ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Tingkat intelegensi sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi

b) Faktor jasmaniah

Kondisi jasmaniah umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer dan Lilis (Hamdani, 2011: 140) mengatakan bahwa pancaindra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku. c) Sikap

Sikap yang positif kepada sesama siswa atau kepada gurunya harus ada dalam diri siswa. Sikap yang positif ini akan menggerakkannya untuk belajar. Siswa yang sikapnya negatif kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.

d) Minat

(13)

pembelajaran. Siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban jika menyukai suatu mata pelajaran. Seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercaapai.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik dalam proses belajar.

f) Motivasi

(14)

2) Faktor Eksternal a) Keadaan keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

b) Keadaan sekolah

Lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya.

c) Lingkungan masyarakat

(15)

kemungkinan besar akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Simpulan dari uraian di atas adalah faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar dipengaruhi oleh kondisi jasmani seseorang serta kondisi psikologis. Kondisi jasmani dan psikis baik kecerdasan, sikap, minat, bakat yang baik akan mendukung seseorang dalam menerima informasi. Faktor eksternal yang berupa lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat yang baik turut serta dalam mendukung prestasi belajar seseorang. Teknologi serta fasilitas yang memadai juga akan membuat seseorang belajar dengan baik.

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang

semula berasal dari bahasa Inggris „science‟. Kata „science‟ sendiri

berasal dari bahasa Latin „scientia‟ yang berarti saya tahu. Menurut

(16)

di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun tidak dapat diamati dengan indera. yang

Aly dan Rahma (2010: 18) menyatakan bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara khas/khusus, yaitu melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Simpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat di atas yaitu IPA merupakan suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh secara khusus yang mempelajari alam semesta beserta gejala-gejalanya dengan menggunakan metode ilmiah.

Tujuan mata pelajaran IPA berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD menurut Depdiknas (2006: 484) yaitu:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

(17)

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Depdiknas, 2006: 485) meliputi aspek-aspek berikut:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

6. Materi Jenis-jenis Tanah

(18)

alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, KD 7.2. Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

Winarti, Winarto, dan Sunarno (2009: 90) menjelaskan bahwa tanah berasal dari batu-batuan. Batu-batuan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran halus. Butiran-butiran halus mengumpul menjadi tanah. Batu-batuan di bumi sangat benyak jenisnya. Setiap jenis batu mempunyai tingkat pelapukan yang berbeda. Sebelum proses pelapukan tanah, kita ketahui jenis bebatuan.

a. Jenis-jenis Batuan

Batuan adalah salah satu komponen penyusun tanah. Di permukaan bumi terdapat berbagai jenis bebatuan. Di antara batuan banyak terdapat perbedaan. Setiap batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Perbedaan-perbedaan bebatuan tergantung pada kandungannya. Contoh kandungan dalam bebatuan yaitu zat besi, nikel, tembaga, emas dan bahan-bahan lain. Bahan-bahan ini dinamakan mineral. Terbentuknya bebatuan ada tiga jenis, yaitu batuan beku (batuan magma), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan metamorf).

1) Batuan Beku

(19)

adalah batuan beku yang mengendap di bawah permukaan bumi. Contohnya batu apung dan batu granit. Batu apung berfungsi untuk menghaluskan permukaan kayu. Adapun batuan beku luar (ekstrusi) mengendap di atas permukaan bumi. Contohnya aspal dan batu obsidian.

2) Batuan endapan/sedimen

Batuan ini terbentuk karena proses pengendapan. Ciri utama batuan sedimen adalah berlapis-lapis. Contoh batuan endapan adalah batu kapur, batu konglomerat, dan batu pasir. 3) Batuan malihan/metamorf

Batuan malihan adalah batuan yang berasal dari perubahan batuan beku dan batuan endapan. Perubahan ini terjadi karena adanya tekanan dan panas. Contoh batuan malihan adalah batu marmer (berasal dari batu gamping) dan batu tulis (berasal dari batu serpih). Nama lain batu marmer adalah batu pualam.

b. Pelapukan Batuan menjadi Tanah

(20)

hidup. Pelapukan dapat terjadi karena perbedaan suhu dan hujan. Pelapukan ini dinamakan pelapukan fisika. Pelapukan juga disebabkan oleh makhluk hidup. Pelapukan ini dinamakan pelapukan biologi. Batuan yang mengalami pelapukan akan lapuk dan hancur seperti tanah. Pelapukan ini berlangsung berjuta-juta tahun yang lalu.

1) Pelapukan fisika

Penyebab pelapukan fisika dikarenakan faktor alam. Contohnya faktor panas (suhu) angin dan air. Faktor suhu secara cepat dapat menyebabkan pelapukan. Saat terik matahari bebatuan dapat mengembang. Pada saat dingin bebatuan akan menyusut. Pergantian panas dan dingin mengakibatkan bebatuan retak. Lama-kelamaan batu-batu tersebut pecah.

Angin juga dapat mengakibatkan pelapukan bebatuan. Batu yang sering kena angin kencang mengakibatkan pengikisan. Pengikisan pada batu mengakibatkan erosi. Erosi yang berkepanjangan membuat batu menjadi padang pasir. Sehingga terjadilah padang pasir yang terbentang luas.

(21)

batu di pantai. Bebatuan di pantai akan terkikis karena benturan ombak. Bebatuan sekian lama akan semakin habis karena terkikis.

2) Pelapukan biologi

Pelapukan secara biologi disebabkan karena kegiatan makhluk hidup. Misalnya: tumbuhan atau lumut dan bakteri. Tumbuhan yang hidup di bebatuan bisa memecahkan batu. Contohnya di pinggir selokan terdapat tumbuhan. Selokan yang ditembok akan retak bila tumbuhan semakin besar.

3) Pelapukan kimia

(22)

hujan asam dapat dilihat pada patung-patung di tempat terbuka.

c. Susunan dan Jenis-jenis Tanah 1) Susunan tanah

Secara umum, tanah tersusun atas humus, butir tanah liat, pasir, kerikil. Semua bagian penyusun tanah tersebut, berasal dari hasil pelapukan batuan. Berikut adalah lapisan penyusun tanah.

a) Lapisan atas

Lapisan atas adalah lapisan yang paling giat melakukan proses pelapukan. Jenis bahan organik dapat lapuk. Misalnya sampah, daun, ranting, dan sebagainya. Hal ini karena pengaruh sinar matahari, angin, air, hujan dengan intensitas tinggi. Maka lapisan atas ini sangat subur disebut juga lapisan humus. Karena pengaruh humus maka lapisan ini berwarna gelap.

b) Lapisan tengah

(23)

c) Lapisan batuan bawah

Lapisan ini struktur tanahnya sangat keras. Terdiri atas campuran batu, pasir, dan tanah keras. Lapisan ini disebut juga lapisan anorganik karena tidak subur. Pada lapisan batuan bawah terdapat berbagai bahan tambang.

2) Jenis-jenis tanah

Jenis tanah berbeda-beda tergantung tempatnya. Hal ini berhubungan dengan jenis batuan yang lapuk di tempat tersebut. Beberapa jenis tanah dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Tanah berhumus

Tanah berhumus berwarna gelap karena banyak mengandung humus. Humus berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Tanah ini banyak mengandung unsur hara. Juga dapat menahan air. Tanah berhumus sangat subur bila dibanding jenis tanah lain.

b) Tanah berpasir

(24)

di lereng gunung terdapat abu vulkanik. Abu vulkanik dari gunung berapi mengandung unsur hara.

c) Tanah liat

Tanah liat sangat lengket dan elastis bila kena air. Tanah liat sulit ditembus air. Tanah liat dapat berfungsi untuk bahan dasar keramik, genting, dan gerabah.

d) Tanah berkapur

Tanah berkapur banyak mengandung bebatuan. Tanah berkapur sangat mudah di lewati air. Kandungan humusnya tidak begitu banyak. Tanah berkapur kurang subur bila ditanami.

B. Penelitian yang Relevan

(25)

ttabel (3,50 > 2,001), sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar IPA pada siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran

langsung (Direct Instruction). Simpulan penelitian tersebut adalah hasil belajar IPA pada siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar

dengan pembelajaran langsung (Direct Instruction).

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Payani mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Ganesha tahun 2013 menunjukkan hasil analisis data terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Sangsit antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh thitung (6,50) > ttabel (2,021) dan rata-rata (mean) kelompok eksperimen (24,76) lebih besar dari rata-rata (mean) kelompok kontrol (19,10). Ini berarti model pembelajaran Course Review Horay berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Sangsit.

C. Kerangka Berpikir

(26)

prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan siswa, tetapi prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh tidak terlibatnya siswa dan kurangnya kerjasama siswa dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang inovatif perlu diterapkan agar siswa aktif serta memiliki prestasi belajar dan kerjasama yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Course Review Horay sebagai salah satu pembelajaran yang inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap kerjasama dan prestasi belajar IPA. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat dalam skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Kerjasama dan prestasi belajar IPA rendah

Pembelajaran menggunakan model Course Review Horay

(X)

Kerjasama dan prestasi belajar IPA

(Y) Memberikan pengaruh

(27)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka dirumuskan hipotesis penelitian, sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap kerjasama di kelas V SD Negeri Sidasari 01.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk penawaran paket pekerjaan

Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil, sehingga rumus umum asam alkanoat

Menurut Kaya (2009) dalam jurnal penelitiannya, pemberian bahan organik (pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk jerami, dan lain-lain) dapat meningkatkan pH tanah, P tersedia, N

38 Oleh karena itu, filsafat tidak hanya menjadi sebuah wacana pemikiran, namun sejatinya telah menjadi satu identitas dari sekian produk pandangan hidup yang memberikan

[r]

Website Band Bondan Prakoso & Fade2Black dibangun menggunakan visualisasi multimedia Visual Studio.Net 2005 dengan teknologi Ajax serta menggunakan software pendukung

average-based fuzzy time series models , hasil yang di dapat dari penelitian tersebut adalah dilihat dari nilai AFER menunjukkan bahwa metode ini mendekati nilai