• Tidak ada hasil yang ditemukan

YULISTYO DAN SUYATNO DAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "YULISTYO DAN SUYATNO DAN 1"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

DI KABUPATEN SEMARANG

Tesis

Sebagai Salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains pada

Program Studi Magister Agribisnis, Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro

YULISTYO SUYATNO

H4B006057

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)
(3)
(4)

4

RIWAYAT HIDUP

(5)
(6)

6

PERSEMBAHAN

Tulisan yang amat sederhana ini adalah bagian dari semangat perjuangan dan pengabdian hidup

pribadi saya, yang sangat berkesan dan akan menjadi kenangan tak terlupakan.

Karya sederhana ini aku persembahkan dengan penuh kasih sayang kepada :

-

Almarhumah Ibu dan almarhum Ayahanda tercinta,

-

Almarhumah Ibu dan almarhum Bapak mertuaku terkasih,

-

Istriku tercinta Hendrati Mintarsih,

-

Anak-anakku tercinta Arya Nurindra/Esthy Ratna Dewi Harso, Bondan Mulyawan/Nurendah

Widyastuti,

-

Cucuku yang amat aku sayangi Nathania Alicia Vashti,

-

Adik sepupuku yang amat aku kasihi Hastuti Permanawati (alm).,

-

Semua kemenakkanku yang aku sayangi,

-

Kakanda Triningsih Helmy yang telah menikahkan istriku dengan aku,

-

Semua Saudara iparku yang amat kusayangi,

-

Segenap keluargaku dan semua sahabat yang kukasihi,

TERIRING DO’A

Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang mengampuni semua dosaku, dosa ayah ibuku,

anak-anakku, semua menantuku, cucuku, adikku, semua kemenakanku,iparku, keluargaku, sahabatku,

para guruku dan semua orang yang telah berbuat baik kepadaku sekeluarga, serta kepada para

pahlawanku.

Semoga Allah melimpahkan rakhmat dan hidayahNya kepada kita semua.

(7)

MOTTO

”PENGABDIAN DIRI TIADA HENTI, BEKERJA UNTUK IBADAH”

BERTEKAD & BERSEMANGAT

BERPIKIR, BERJUANG, BERAMAL & BERKORBAN

DEMI

KEBIJAKAN, KASIH SAYANG & KEMULIAAN

BAGI SEMUA INSAN

TERIRING ZIKIR DAN DO’A

KEPADA ALLAH

(8)

8

KATA PENGANTAR

Alhamdullillah. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata'ala yang telah melimpahkan rakhmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul " Penguatan Strategi

Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Produk Agribisnis Unggulan di Kabupaten Semarang". Dengan

selesainya penulisan tesis ini nulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1.

Prof. Jr. Bambang Suryanto MS, PSI, selaku dosen pembimbing utama, sekaligus Ketua/Penanggung

jawab Program Magister Agribisnis yang telah banyak memberikan dorongan, bimbingan dan arahan, serta

memberikan kelancaran, sehingga penulis merasa nyaman, bergairah dan dalam menyelesaikan tugas-tugas

studi.

2.

Dr. Benny Rianto SH, M. Hum CN, sebagai dosen anggota pembimbing yang juga telah sangat banyak

memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dorongan inspirasi dan motivasi, serta bekal pengalaman yang

sangat berguna bagi selesainya penulisan tesis ini.

3.

Prof Dr. Jr. C. Imam Sutrisno, Prof Dr. drh. Soedarsono, MS, Prof. Jr. Bambang Suryanto MS PSI, Prof.

Dr. Sudharto P.Hadi MES, Prof Dr. Jr. Didiek Rahmadi MS, Prof Dr. Arifin, M.Kom (Hons) Akt, Dr.

Purbayu, MS, Prof. Drs. Waridin, MS, PhD, Dr. Jr. V. Priyo Bintoro, M.Agr., Prof. Dr. Jr. Azis Nur

Bambang MS., Prof. Dr. Jr. Sumarsono MS., Jr. Sudiyono Marzuki, MS., Jr. Ismail Msie, Prof. Dra. Indah

Susilawati, MSc.PhD, Dr. Jr. Joelal Achmadi Msc.PhD, Dr. Syafrudin B,SU, Prof Jr. Anang M Legowo,

MSc.PhD. Prof Jr. Yohanes Hutabarat, MSc.PhD, Drs. Daryono Rahardjo, MM, Jr. Mukson MS, Dr. FX.

Djoko Priyono SH.M.Hum CN, Prof Jr. Vitus D Yunianto MS.MSc.PhD, Prof. Dr. Jr. Isbandi, MS, Jr.

Dyah M, MS, Jr. Kustopo, MP, Dr. Jr. Syaiful Anwar, MSc, Dra. Oerip Lestari, M.Si, Jr. Bambang

Mulyanto, MS, dan para dosen pengajar lainnya yang telah dengan sabar, tekun dan ikhlas

mentranformasikan ilmunya kepada penulis, sehingga memudahkan untuk menyelesaikan tugas-tugas

pendidikan dan tugas pengembangan ilmu di kemudian hari.

4.

Segenap staf Program Pasca Sarjana jurusan Magister Agibisnis, terutama adik-adik Priyono, Meilani Ayu

Christanti dan Rina Damayanti, yang selalu dengan sabar menunggui, melayani administrasi dan

menyiapkan konsumsi bagi penulis dan para mahasiswa pada setiap jam pelajaran.

5.

Semua teman sejawat, khususnya teman-teman para mahasiswa Magister Agribisnis Universitas

Diponegoro angkatan pertama yang saya sayangi, yang telah banyak memberikan gairah belajar, semangat,

kerjasama kekeluargaan, dan dorongan untuk maju bersama.

(9)

Asisten Pembangunan, Ketua Bappeda dan Staf Pemerintah Kabupaten Semarang terkait, Camat

Bandungan dan Camat Sumowono, yang semuanya telah memberikan kesempatan kepada penulis utuk

mengadakan penelitian, dan mengkaji data di Sekretariat Pemda, Kecamatan dan Desa-desa dilingkungan

Kabupaten Semarang, sehingga penulisan tesis ini berjalan lancar.

8.

Almarhumah Ibunda Magdalena Sri Sukini dan almarhum Ayahanda Moelyodiardjo terkasih yang dengan

penuh rasa kasih sayang telah membesarkan, mendidik dan selalu mendo'akan penulis agar menjadi orang

yang baik dan berguna.

9.

Kedua mertuaku almarhumah Ibu Rr. Sutini dan almarhum Bapak R. Soewandi yang sangat menyayangi

aku sekeluarga,

10.

Istriku yang amat kucintai dan selalu mendampingiku dalam suka dan duka R. Hendrati Mintarsih, serta

anak-anakku terkasih Arya Nurindra / Esthy Ratna Dewi, Bondan Muliawan ST.MT. CCNA / Nurendah

Widyastuti ST, Cucuku yang amat kusayangi Nathania Alicia Vasthy, yang semuanya senantiasa

mendo'akan, memberikan dorongan dan gairah hidup yang membahagiakanku.

11.

Bibiku Ny. Erica Margaretha Sri Sumartiningsih dan satu-satunya adik sepupuku yang amat kusayangi Hj.

Hastuti Permanawati (almarhumah),

12.

Semua kemenakanku Rita Hasdiana/Drs Pratomo MM, Drs. Onny Yuar Hanantyoko/Tantri Dewayani

S.Sos, Rosana Ivayani / Edhie Wiyono Budimulia SE, Yudi Yuliawan/ Lely, Lilik Rendra Setiaji ST / Dra.

Lusy Widowati MSc, Djamal Abdul Nasser MBA, Drs. Ridwan Irawan SE, Djamila Irawati BE, Yulianti

Savitri, Bimo Prasetyo MT. MS, Gangsar Agus Purwanto/Ida Nursanti, Agung Mulyantoro SH/Tridesy

Sulistyawati, Yanuar Hendra Permana/Rahayu Sari Wahyuni S.Kom, Indah Sukma Sari SE, , Nuri Sari

Dewi S.Sos/Iwa Herawan ST, Widya Rachma Sari SH, Aditya Pratama SH, Indah Kusuma Dewi SE,

Nilamsari S.Si, dan semua keluargaku yang telah memberikan dorongan dan semangat kepadaku.

13.

Semua teman dan sahabatku, khususnya teman-teman mahasiswa Magister Agribisnis Angkatan I, yang

selalu “guyub rukun” dan menyenangkan dalam sendau gurau dan tawa ria, menghadapi tugas studi yang

tak kunjung henti.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, karena berbagai kendala kesibukan,

waktu dan kemampuan penulis, karenanya dengan ezadah hati dan lapang dada penulis sangat terbuka untuk

menerima ktitik, saran thn masukkan yang bersifat membangun, guna perbaikan serta kesempurnaan tesis ini.

Semarang, 24 September 2008

(10)

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iv

HALAMAN PERNYATAAN ...

v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... ... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ...

ix

RINGKASAN ... x

KATA PENGANTAR .... ... xi

DAFTAR ISI ...

xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK / ABSTRACT ... xvii

RINGKASAN / RESUME ... xix

BAB I

PENDAHULUAN ...

1

1.1.

Latar Belakang ...

1

1.2.

Perumusan Masalah ...

2

1.3.

Maksud dan Tujuan Penelitian ...

3

1.4.

Sistematika Penulisan ...

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...

7

2.1.

Agropolitan Sebagai Strategi Pembangunan Perdesaan...

7

2.2.

Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Agropolitan

11

2.3.

Sistem Agribisnis ...

12

2.4.

Subsistem Agribisnis ...

12

2.5.

Kaitan Agribisnis Dengan Agropolitan ...

15

2.6.

Kota Agropolitan Pertama di Jawa Tengah ...

16

2.7.

Aspek Hukum Pengembangan Wilayah Agropolitan ...

17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

18

(11)

3.3.

Lokasi Penelitian ...

20

3.4.

Sampel Penelitian ...

21

3.5.

Waktu Penelitian ...

22

3.6.

Teknik Pengumpulan Data dan Pendekatan yang Digunakan

23

3.7.

Metode Analisis Data ...

24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

26

4.1.

Identifikasi Hasil Penelitian ...

26

4.2.

Kondisi Umum ...

27

4.3.

Bidang Ekonomi ...

32

4.4.

Bidang Pertanian ...

33

4.5.

Hasil Penelitian ...

42

4.6.

Formulasi Permasalahan Agribisnis ...

50

4.7.

Pembahasan ...

54

4.8.

Analisa SWOT ...

62

BAB V PENUTUP ...

68

5.1.

Kesimpulan ...

68

5.2.

Saran ...

70

(12)

12

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Semarang ...

27

Tabel 4.2. Hasil Tanaman Pangan Kabupaten Semarang ...

33

Tabel 4.3. Hasil Sayuran Kabupaten Semarang ...

34

Tabel 4.4. Hasil Tanaman Hias Kabupaten Semarang ...

35

Tabel 4.5. Hasil Empon-Empon Kabupaten Semarang ...

35

Tabel 4.6. Hasil Potensi Tegakan Hutan Rakyat Kabupaten Semarang...

35

Tabel 4.7. Hasil Buah Kabupaten Semarang ...

37

Tabel 4.8. Hasil Sayuran Kabupaten Semarang ...

38

Tabel 4.9. Tanaman Hias Kabupaten Semarang...

40

(13)

Gambar 1.1. Kerangka Latar Belakang Penelitian ...

6

Gambar 3.1. Kerangka Teori Penelitian ...

19

Gambar 4.1. Identifikasi Hasil Penelitian...

26

Gambar 4.2. Prosentase tingkat pendidikan responden ...

42

Gambar 4.3. Prosentase jenis produk agrobisnis unggulan ...

43

Gambar 4.4. Jenis permasalahan agrobisnis ...

43

Gambar 4.5. Jenis permasalahan produksi ...

44

Gambar 4.6. Jenis permasalahan pengolahan ...

45

Gambar 4.7. Jenis permasalahan distribusi...

46

Gambar 4.8. Jenis permasalahan pemasaran ...

47

Gambar 4.9. Jenis permasalahan permodalan...

47

Gambar 4.10. Konsistensi kebijakan pemerintah ...

48

Gambar 4.11. Keberpihakan kebijakan pemerintah ...

49

Gambar 4.12. Tingkat penyuluhan dari pemerintah ...

49

(14)

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Daftar Kuisioner Penelitian Lapangan ...

75

Lampiran 2.1. Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden ...

82

Lampiran 2.2. Distribusi Frekuensi Luas Kepemilikan Tanah Responden ...

83

Lampiran 2.3. Distribusi Frekuensi Jenis Produk Unggulan ...

83

Lampiran 2.4. Distribusi Frekuensi Jenis Permasalahan Agribisnis...

84

Lampiran 2.5. Distribusi Frekuensi Kualitas Produk Agribisnis ...

85

Lampiran 2.6. Distribusi Frekuensi Pengolahan Produk Pasca Panen ...

85

Lampiran 2.7. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Pengolahan Produk Agribisnis

86

Lampiran 2.8. Distribusi Frekuensi Ketergantungn Industri Agribisnis Terhadap Bahan Import

86

Lampiran 2.9. Distribusi Frekuensi Jangkauan Pemasaran Produk Agribisnis

87

Lampiran 2.10. Distribusi Frekuensi Permasalahan Permodalan ...

87

Lampiran 2.11. Distribusi Frekuensi Keberadaan Lembaga Ekonomi Pedesaan

87

Lampiran 2.12. Distribusi Frekuensi Efektifitas Kebijakan Pemerintah ...

88

Lampiran 2.13. Distribusi Frekuensi Faktor Ketidakstabilan Harga ...

88

Lampiran 2.14. Distribusi Frekuensi Akses Terhadap Informasi Pasar ...

89

Lampiran 3.

Matriks SWOT ...

90

(15)

Mayoritas penduduk Indonesia menggantungkan hidup dari sektor pertanian, karenanya revitalisasi

pertanian sangat strategis untuk dilaksanakan, guna memacu pembangunan perdesaan dengan pengembangan

kawasan agropolitan, yaitu mengubah kawasan perdesaan menjadi kota pertanian yang berkembang dan mampu

menghela pembangunan wilayah perdesaan sekitarnya.

Masalah

pokok adalah kesenjangan antara perencanaan strategi pengembangan kawasan agropolitan

yang dicanangkan pemerintah dan penerapannya di Kabupaten Semarang.

Tujuan penelitian

untuk

memperbaiki perencanaan Penguatan Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Peningkatan

Daya Saing Produk Agribisnis Unggulan.

Identifikasi

hasil dan analisa hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kabupaten Semarang merupakan

daerah yang potensial untuk pengembangan kawasan agropolitan, karena memiliki produk pertanian unggulan

berupa produk holtikultura, utamanya sayuran, tanaman pangan, buah, tanaman hias dan empon-empon, yang

sangat mendukung untuk pengembangan kegiatan agribisnis dan pengembangan kawasan agropolitan.

Hasil

analisis SWOT menunjukan bahwa secara umum kondisi agribisnis di Kabupaten Semarang masih berada pada

kondisi yang lemah dan terancam, sehingga terjadi kesenjangan dengan kebijakan pemerintah. Penyebab

kesenjangan meliputi aspek manajemen, agribisnis dan aspek hukum.

Kesimpulan

: aspek manajemen berupa kurang sosialisasi, kurang koordinasi, sinkronisasi dan

keterpaduan antar instansi, serta terjadinya inkonsistensi kebijakan pemerintah, aspek agribisnis karena

lemahnya kondisi agrobisnis di Kabupaten Semarang, sedangkan aspek hukum karena belum adanya landasan

hukum yang kuat di daerah guna pengembangan kawasan agropolitan. Oleh karena itu, direkomendasikan

untuk memperkuat manajemen perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan agribisnis dari pusat sampai ke

daerah dengan mengoptimalkan sosialisasi, koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan, serta meningkatkan upaya

pemeliharaan konsistensi kebijakan pemerintah, meningkatkan kondisi agribisnis, serta mewujudkan landasan

hukum yang kuat bagi pengembangan kawasan agropolitan.

(16)

16

ABSTRACT

Most of Indonesian are depending their live from farming sector, therefore farming revitalization is a

strategic plan to do, in order to push out the development of village area to be an agropolitan area. The goal is

to transform these villages to be an agronomic area and able to develop other area.

The main problem is discrepancy between strategic plan brought by the government about the

development of agropolitan area and the application in the regency of Semarang that include management

problem, agribusiness, and rules. The objective of the observation is to repair the plan of reinforcement strategy

towards the development of agropolitan area based on the increasing competitiveness of the agribusiness

superior product.

An analysis and identification of the result shows that: regency of Semarang is a potential region to

build an agropolitan area because the region has the superior farming product that is horticulture product. The

main products are: vegetables, food plant, and herbal plant. Yet there are still any weakness and treats,

particularly in management aspect, agribusiness aspect and law aspect. The result analysis of SWOT shows that

generally the condition of agribusiness in the regency of Semarang is still in a fragile condition, so that gab is

raise up toward the government policy. Management aspect, agribusiness, and law aspect are included as the

gab maker.

Conclusion: management aspect is no socialization, no coordination, synchronization, and the

inter-institution cohesiveness, agribusiness aspect because the weakness condition in the regency of Semarang, while

law aspect happens because there is no basic rules which arrange the development of agropolitan area.

Therefore it is recommended to strengthen planning management and the agribusiness arrangement by

optimalizing, socializing, coordinating, synchronizing, and also to increase maintenance of government policy

consistency, to increase agribusiness condition, and to create a good rules for the development of agropolitan

area.

(17)

YULISTYO SUYATNO. H4B006057. Penguatan Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis

Peningkatan Daya Saing Produk Agribisnis Unggulan di Kabupaten Semarang. (Pembimbing:

BAMBANG SURYANTO dan BENNY RIYANTO).

Kawasan Agropolitan adalah kawasan kota pertanian yang tumbuh dan berkembang mampu melayani,

mendorong, menarik dan menghela kegiatan agribisnis di wilayah sekitarnya. Pada kawasan tersebut terdapat

komoditas unggulan, yang dikembangkan dalam berbagai sentra kegiatan agribisnis, serta usaha penunjang

lainnya, sehingga mendorong kawasan tersebut berkembang menjadi Kawasan Agropolitan.

Permasalahan yang muncul dalam upaya pengembangan kawasan agropolitan adalah kesenjangan antara

kebijakan strategis dan penerapannya di lapangan, khususnya meliputi aspek manajemen, agribisnis dan

hukum. Kesenjangan di bidang manajemen berupa kesenjangan antara kebijakan di pemerintah pusat dan di

daerah, kesenjangan antar instansi yang berkait dengan masalah pertanian/agribisnis. Kesenjangan di bidang

agribisnis berupa kesenjangan antara kondisi agribisnis yang di cita-citakan pemerintah dengan kenyataan

kondisi agribisnis dilapangan. Sedangkan kesenjangan di bidang hukum berupa kesenjangan antara landasan

hukum pengembangan kawasan agropolitan di pusat dan di daerah.

Tujuan penelitian adalah mengkaji penyebab terjadinya kesenjangan antara kebijakan strategis dengan

penerapannya di lapangan, guna penguatan strategi pengembangan kawasan agropolitan berbasis peningkatan

daya saing produk agribisnis unggulan.

Penelitian dilaksanakan selama 13 bulan dimulai dari bulan September 2007 — September 2008 di

Kabupaten Semarang dengan lokasi pengambilan sampel di Kecamatan Bandungan dan Kecamatan

Sumowono. Di Kecamatan Bandungan penelitian lapangan dilakukan di 5 Desa dan I Kelurahan, sedangkan di

Kecamatan Sumowono penelitian lapangan dilakukan di 9 Desa. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan

secara purposif sampling, yaitu dipilih yang paling menghasilkan produk agribisnis unggulan. Responden

sebanyak 80 orang yang diambil secara pusposive sampling (yang dianggap paling capabel/mampu

memberikan informasi) berdasarkan hasil penelitian pendahuluan. Analisis data dilakukan secara deskriptif,

dengan SWOT.

(18)

18

pengelolaan agribisnis dan pengembangan kawasan agropolitan diperlukan keterpaduan langkah penguatan

antar aspek. Perkembangan kelembagaan merupakan dampak dari kebijakan pemerintah, kelembagaan tidak

akan berjalan tanpa adanya dukungan kebijakan pemerintah, khususnya penguatan kelembagaan dan kemitraan

usaha.

Berdasarkan hasil analisa SWOT secara umum kondisi agribisnis di Kabupaten Semarang menunjukan

masih berada pada posisi lemah dan terancam. Penyebab kesenjangan : manajemen karena kurang sosialisasi,

koordinasi, sinkronisasi dan keterpaduan, konsistensi dan kurang keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap

petani. Strategi pengembangan kawasan agropolitan adalah meminimalisir kelemahan, menghindari ancaman,

mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan dan peluang, serta menguatkan kondisi agribisnis. Lahirnya

Undangandang Nomer 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang juga mengatur pengembangan kawasan

agropolitan mengharuskan pemerintah daerah untuk segera menetapkan Peraturan Daerah dan Masterplant

pengembangan kawasan aropolitan di propinsi dan kabupaten/kota.

Kesimpulan, telah terjadi kesenjangan antara kebijakan strategis dan penerapannya di Kabupaten

Semarang, yang meliputi :

1.

Aspek Manajemen berupa :

1)

Kebijakan Pemerintah merupakan aspek yang sangat berpengaruh signifikan terhadap perubahan

semua aspek perkembangan agribisnis/agropolitan, sehingga harus mendapatkan perhatian secara

kbusus.

2)

Sosialisasi, koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan, dan konsistensi pengelolaan agribisnis dan

pengembangan kawasan agropolitan masih lemah. .

2.

Aspek Agribisnis, berupa lemahnya potensi sumber daya manusia, kemampuan pemanfaatan teknologi

modern, produktifitas agribisnis, modal usaha, pengolahan, pengawetan, pengemasan, standarisasi, promosi

dan pemasarari produk agribisnis, serta keterbatasan sarana dan prasarana penunjang., sehingga kondisi

agribisnis di Kabupaten Semarang pada umumnya masih pada posisi yang lemah dan terancam.

3.

Sedangkan Aspek Hukum, berupa belum ada landasan hukum yang kuat untuk mendukung upaya

pengembangan kawasan agropolitan di tingkat propinsi, dan kabupaten/kota berupa peraturan daerah dan

masterplant pengembangan kawasan agropolitan.

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan tersebut diatas disampaikan rekomendasi berupa saran

sebagai berikut :

(19)

pengembangan agribisnis/agropolitan.

2.

Aspek Agribisnis, perlu meningkatkan kondisi agribisnis, dengan menghilangkan 9 aspek kelemahan /

ancaman yang ada (sumber daya manusia, permodalan, produksi, distribusi, pengolahan, pemasaran, daya

saing, kelembagaan, sarana prasarana).

(20)

20

SUMMARY

YULISTYO SUYATNO. H4B006057. Strategy Reinforcement of Agropolitan Area Development Based

on Agrobusiness Superior Product Competitiveness Increasement in Semarang Municipal. (Supervisors:

BAMBANG SURYANTO and BENNY RIYANTO).

The agropolitan area is a village city area that grows and develops area which able to serve, support,

attractive, and able to conduct farming activity and agribusiness in a certain area around the region. There is a

superior commodity product developed in any production sector, processing, distribution, agribusiness activity,

and also another supportive activity that support the area can be developed as agropolitan area.

The problem which raise in the effort of developing agropolitan area and its assembling particularly in

management, agribusiness, and law aspect such as discrepancy in management sector is discrepancy between

policy followed by central government and regional government, discrepancy between related inter-institution

and farming or agribusiness matters. Discrepancy in agribusiness sector is a gab between agribusiness condition

planned by government with the reality happen in the field particularly to the agribusiness condition. While

discrepancy in law aspect is a discrepancy between the law of the agropolitan development area.

The objective of the research is to understand the caution of discrepancy between strategic plan and the

implementation in the field, so the reinforcement strategy for the development of agropolitan area based on the

increasing of superior agribusiness product competitiveness.

The research is done for about 13 months, and start at September 2007 – September 2008 in the regency

of Semarang. The exact location taken is in the Sub district of Bandungan and in the Sub district of Sumowono.

In the Sub district of Bandungan field research is done in 5 villages and 1 District government, while in the sub

district of Sumowono the research is done in 9 villages. The choosing of location or sample is using purposive

sampling; it is randomly chosen to which village produce the best agribusiness product. The respondents that

purposively sampling taken are 80 persons, they are regarded as the most capable person who can provide

information based on the earliest research. Data analysis is conducted descriptively by using SWOT.

(21)

shows that it is still in a weak condition and threaten. The caution of discrepancy: management have no

socialization, coordination, synchronization, and cohesiveness, consistency, and no supportive government

policy to the farmer. The strategy in developing of agropolitan area is to minimize weakness, to outcome

threads, to optimalize the use of strength and chance, and to reinforce agribusiness condition. The creation of

the rule no 26 / 2007 about a rule that not only arrange the development of agropolitan area but also to ask the

regional government to create masterplan in accordance of the agropolitan development area in province and in

the regency of a city.

The conclusion, there is discrepancy happened between strategically policy and its application in the

regency of Semarang, that is :

1.

Management Aspect

1)

Government policy is an aspect which significantly influences the whole agribusiness development

aspect, so a particular concern is needed.

2)

Coordination, synchronization and cohesiveness arrangement, acceleration and implementation of

agribusiness program is not well done.

2.

Agribusiness aspect, such as the low level of human resource, the ability in the use of modern technology,

and also limitation of supportive infrastructure, so agribusiness in the regency of Semarang generally still

in a fragile condition

3.

While in law aspect, there is no strong supportive rule to support the development of agropolitan area in the

province level, regency level such as regional rule and masterplan of the agropolitan area development.

According to the discussion and the conclusion above, an advice can be recommended as follows:

1.

Management Aspect, the government must have a great commitment to the farming / agribusiness sector by

conducting building acceleration to the agribusiness/agropolitan sector and creating any supportive policy

that deal to farmers. Reinforce planning management and implementing agribusiness management policy

by: Optimalizing socialization, increasing coordination, synchronization, arrangement cohesiveness,

implementation and acceleration in agribusiness management program, increasing maintenance of

agribusiness/agropolitant development policy.

2.

Agribusiness Aspect,

increasing agribusiness condition is needed by eliminating 9 weakness aspect /

available treats namely: human resource, financial problem, production, distribution, management,

marketing, competitiveness, and infrastructure.

(22)

22

BA B I PENDA HULUA N

1.5. La ta r Be la ka ng

Ind o ne sia d ise b ut Ne g a ra Ag ra ris, ka re na kura ng le b ih 75% p e nd ud uknya hid up d i p e d e sa a n d a n se b a g ia n b e sa r (54%) me ng g a ntung ka n hid up d a ri se kto r p e rta nia n. Se kto r p e rta nia n te la h me ng g e ra kka n p e re ko no mia n na sio na l, d a n p a d a p e rio d e ta hun 1980-1990 te la h me m b e rika n ko ntrib usi uta ma d a la m p e nuruna n ting ka t ke miskina n. Pa d a sa a t te rja d i krisis e ko no m i a khir ta hun 1997 se kto r p e rta nia n ma m p u m e nye d ia ka n la p a ng a n ke rja b a g i te na g a ke rja no n p e rta nia n ya ng ke hila ng a n p e ke rja a n. Pe ra na n se kto r p e rta nia n se m a kin ko ko h d e ng a n d ite ta p ka nnya re vita lisa si p e rta nia n se b a g a i prio rita s p e m b a ng una n na sio na l d a n se b a g a i la nd a sa n p e m b a ng una n e ko no m i se la njutnya d a la m re nc a na stra te g is p e m b a ng una n ta hun 2005- 2009.

Pe mb a ng una n p e rta nia n sa ng a t stra te g is, ka re na nya re vita lisa si p e rta nia n p e rlu se g e ra d iwujud ka n. Be rb a g a i se kto r p e nd ukung p e rlu d ip e rla nc a r, se m ua p o te nsi p ro d uk ung g ula n ha rus d ig a ra p , d e ng a n me ng e ra hka n te na g a ke rja ya ng a d a , g una me nc e g a h urb a nisa si te na g a ke rja d a ri De sa ke Ko ta . Sua sa na d e m ikia n, sa ng a t mung kin d iwujud ka n a p a b ila wila ya h p e rd e sa a n d ike m b a ng ka n me nja d i ka w a sa n “ a g ro p o lita n” . Ag ro p o lita n b e ra sa l d a ri d ua ka ta , ya itu Ag ro = p e rta nia n d a n Po lita n = ko ta , se hing g a p e ng e rtia n A g ro p o lita n a d a la h ko ta p e rta nia n ya ng tum b uh d a n b e rke m b a ng , m a m p u m e la ya ni, m e nd o ro ng , m e na rik, m e ng he la ke g ia ta n p e m b a ng una n p e rta nia n (a g rib isnis) d i wila ya h se kita rnya (Da id ulla h, 2006 Ha l 1).

Ag rib isnis a d a la h b e rb a g a i je nis ke g ia ta n ya ng b e rka it d e ng a n p e rta nia n d a ri hulu hing g a ke hilir, te rm a suk ke g ia ta n p e nunja ng nya se d a ng ka n a g ro p o lita n a d a la h ka w a sa n d im a na ke g ia ta n a g rib isnis te rse b ut b e rke m b a ng . Ka wa sa n Ag ro p o lita n m e rup a ka n ko ta p e rta nia n m a nd iri, ya ng me nc ukup i se nd iri se mua ke b utuha n a g rib isnis d a la m ka w a sa n ya ng b e rsa ng kuta n p a d a ska la te rb a ta s. Ke hid up a n m a sya ra ka tnya se p e rti d i ko ta , me skip un te rb a ta s d a n d a la m ling kung a n a g rib isnis d e ng a n ke hid up a n e ko no m i ya ng b e rg a ira h. Pa d a ka wa sa n te rse b ut te rd a p a t ko m o d ita s ung g ula n, ya ng d ike m b a ng ka n d a la m b e rb a g a i se ntra ke g ia ta n p ro d uksi, p e ng o la ha n, d istrib usi, d a n usa ha a g rib isnis, se rta usa ha p e nunja ng la innya , se hing g a m e nd o ro ng ka w a sa n te rse b ut b e rke m b a ng m e nja d i Ka w a sa n Ag ro p o lita n.

(23)

ke se m p a ta n ke rja (Vin. Ko m p a s 6 Fe b rua ri 2003. Ka b up a te n Se m a ra ng Ko ta A g ro p o lita n).

Me ng ing a t p e nting nya Pe ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n te rse b ut, p e nulis te rta rik untuk m e la ksa na ka n p e ne litia n d e ng a n to p ik Pe ng ua ta n Stra te g i Pe ng e mb a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n d i Ka b up a te n Se ma ra ng .

1.6. Pe rum usa n Ma sa la h

Pe ne litia n ini a ka n m e ng ka ji m a sa la h ke se nja ng a n p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n ya ng d ire nc a na ka n p e me rinta h d a n p e la ksa na a nnya d i Ka b up a te n Se m a ra ng , ya ng me lip uti 3 Asp e k, ya itu:

1.6.1. Ma sa la h Ma na je m e n

Te rja d i ke se nja ng a n d ib id a ng ma na je me n: ya itu ke se nja ng a n a nta ra ke b ija ka n Pe me rinta h Pusa t d a n Pe me rinta h Da e ra h, d e mikia n jug a te rja d i ke se nja ng a n a nta r insta nsi se hing g a b e lum a d a ke te rp a d ua n ke b ija ka n a nta r insta nsi te rka it b a ik d i Pusa t m a up un d i d a e ra h.

1.6.2. Ma sa la h Ag rib isnis

Te rja d i ke se nja ng a n d i b id a ng Ag rib isnis: ya itu ke se nja ng a n a nta ra c ita -c ita ya ng te rka nd ung d a la m ke b ija ka n p e m e rinta h d e ng a n ke nya ta a n ko nd isi a g rib isnis d i la p a ng a n, khususnya d i Ka b up a te n Se ma ra ng .

1.6.3. Ma sa la h Hukum

Te rja d i ke se nja ng a n d i b id a ng hukum: ya itu ke se nja ng a n a nta ra la nd a sa n hukum te la h d ip a ka i o le h p e me rinta h p usa t, na mun d i d a e ra h b e lum a d a la nd a sa n hukum ya ng kua t ya ng b e rla nd a ska n UU ya ng sa m a , b a ik b e rup a Pe ra tura n d a e ra h m a up un b e rup a m a ste rp la n te nta ng p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n.

1.7. Ma ksud d a n Tujua n Pe ne litia n

1.7.1. Ma ksud

Ma ksud p e ne litia n, a d a la h stud i e va lua si, untuk me ng ka ji ra nc a na sta rte g is Pe ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n d a n p e la ksa na a nnya d i Ka b up a te n Se m a ra ng .

(24)

24

Ma na je me n p e re nc a na a n stra te g i Pe ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n, g una m e m p e rkua t stra te g i p e re nc a na a n d a n ke b ija ka n o p e ra tio na lnya d i la p a ng a n.

2. Asp e k Ag rib isnis, a ka n me nyo ro ti:

Ko nd isi p e ng e lo la a n a g ib isnis d i Ka b up a te n, ya ng d id ug a ma sih me miliki b a nya k ke le ma ha n, untuk m e ning ka tka n up a ya p e nyusuna n p e re nc a na a n ke d e p a n.

3. Asp e k Hukum , a ka n me ng ka ji p e rm a sa la ha n ke le m a ha n hukum ya ng te rja d i d a la m p e re nc a na a n d a n p e la ksa na a n Pe ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n, khususnya d i Ka b up a te n Se m a ra ng .

1.7.2. Tujua n

Tujua n p e ne litia n untukme ng ka ji p e nye b a b te rja d inya ke se nja ng a n a nta ra re nc a na stra te g i d a n p e la ksa na a n p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n d i Ka b up a te n Se ma ra ng , g una me mp e rkua t p e re nc a na a n stra te g i p e ng e mb a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n ke d e p a n, ya ng me lip uti p e ng ka jia n te rha d a p te rja d inya ke se nja ng a n p a d a : 1. Asp e k Ma na je me n, 2. Asp e k Ag rib isnis, d a n 3. Asp e k Hukum.

1.7.3. Ke g una a n Ha sil Pe ne litia n

Ha sil p e ne litia n te rha d a p p e ne ra p a n stra te g i p e ng e mb a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n b e rb a sis p ro d uk a g rib isnis ung g ula n d iha ra p ka n d a p a t b e rg una b a g i :

1) Pe ne liti, se b a g a i sa la h sa tu sya ra t untuk me nc a p a i d e ra ja t Ma g iste r Sa ins Ag rib isnis p a d a Se ko la h Pa sc a sa rja na Unive rsita s Dip o ne g o ro .

2) Pe me rinta h, d a p a t d ip a ka i se b a g a i sa la h sa tu m a suka n a ta u inp ut untuk me m p e rb a iki ke b ija ka n d a la m p e ng e mb a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n.

3) Pe la ku p a sa r a ta u inve sto r a g rib isnis, d a p a t d ip a ka i se b a g a i info rma si a ta u a c ua n d a la m me ne ntuka n ke b ija ka n usa ha p e ng e m b a ng a n a g rib isnis.

4) Ilmuw a n d a n m a ha sisw a , d a p a t d ip a ka i se b a g a i sa la h sa tu b a ha n ka jia n untuk p e ng e m b a ng a n ilmu te nta ng p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n.

1.4. Siste m a tika Pe nulisa n

La p o ra n The sis ini d itulis d a la m b a g ia n-b a g ia n ya ng sa tu sa m a la in me rup a ka n ra ng ka ia n d a n d isusun d a la m V Ba b , ya itu :

(25)

Pe m b a ng una n Pe rd e sa a n, Pe nyusuna n Ma ste r Pla n Pe ng e m b a ng a n Ka wa sa n Ag ro p o lita n, Ag rib isnis, Sub siste m Ag rib isnis, Ka ita n Ag rib isnis d e ng a n Ag ro p o lita n, Ko ta Ag ro p o lita n Pe rta m a d i Ja w a Te ng a h, se rta a sp e k hukum p e ng e mb a ng a n wila ya h a g ro p o lita n.

Ba b III : te nta ng Me to d o lo g i Pe ne litia n, b e risi Ke ra ng ka Pikir, Hip o te sa , Me to d e Ana lisis, Lo ka si Pe ne litia n, Sa m p e l Pe ne litia n, Wa ktu Pe ne litia n, Te knik Pe ng um p ula n Da ta , Ana lisa Da ta .

Ba b IV : te nta ng Ha sil Pe ne litia n d a n Pe m b a ha sa n, b e risi me ng e na i Ko nd isi Umum , Bid a ng Pe rta nia n, Ha sil Pe ne litia n, Pe m b a ha sa n.

(26)

26

G a m b a r 1.1. Ke ra ng ka La ta r Be la ka ng Pe ne litia n

TUJUA N PENELITIA N

LA TA R BELA KA NG

IDENTIFIKA SI MA SA LA H

PERUMUSA N MA SA LA H

NEG A RA A G RA RIS

MA SA LA H MA NA JEMEN

MA SA LA H A G RIBISNIS

MA SA LA H HUKUM

KESENJA NG A N

PERENC A NA A N

PRA KTEK PELA KSA NA A N

PENG UA TA N STRA TEG I PENG EMBA NG A N KA WA SA N

A G RO PO LITA N

BERBA SIS PENING KA TA N DA YA SA ING PRO DUK A G RIBISNIS

UNG G ULA N

MA NFA A T / KEG UNA A N

PENELITI PEMERINTA H PELA KU USA HA ILMUWA N

(27)

27

BA B II

TINJA UA N PUSTA KA

2.8. A g ro po lita n Se b a g a i Stra te g i Pe m b a ng una n Pe rd e sa a n

Pe ng e m b a ng a n Ka wa sa n Ag ro p o lita n m e rup a ka n a lte rna tif so lusi ya ng te p a t d a la m p e m b a ng una n p e rd e sa a n ta np a me lup a ka n p e m b a ng una n p e rko ta a n. Me la lui p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n, d iha ra p ka n te rja d i inte ra ksi ya ng kua t a nta ra p usa t ka wa sa n d e ng a n w ila ya h p ro d uksi p e rta nia n. Me la lui p e nd e ka ta n siste m Ka w a sa n Ag ro p o lita n, p ro d uk p e rta nia n a ka n d io la h te rle b ih d a hulu d i p usa t ka w a sa n se b e lum d ijua l ke p a sa r (e ksp o r), se hing g a nila i ta m b a h te ta p b e ra d a d i Ka w a sa n Ag ro p o lita n (Da id ulla h, 2006. Ha l.1).

Pe ne ra p a n Stra te g i untuk me ng e mb a ng ka n a g rib isnis b e rb a siska n ko m o d iti ung g ula n se b a g a i b e rikut:

a .Pe ning ka ta n ke m a nd iria n m a sya ra ka t (to ko h p e ta ni, to ko h m a sya ra ka t d a n LSM) d e ng a n me mb e rika n p e ra n ke p a d a m a sya ra ka t d a la m p e re nc a na a n, p e la ksa na a n d a n p e ng e nd a lia n.

b .Pe ng ua ta n ka p a sita s ke le mb a g a a n ta ni ya ng me ng a ra h p a d a p e ng e m b a ng a n ko p e ra si a ta u a so sia si a ta u b e ntuk la in ya ng c o c o k d e ng a n ko nd isi ka w a sa n, p a d a ke le m b a g a a n ini jug a d ike m b a ng ka n ke g ia ta n simp a n p ija m a ta u le m b a g a ke ua ng a n mikro untuk me m b a ntu p e rmo d a la n m a sya ra ka t p e rd e sa a n.

c . Di Ka w a sa n Ag ro p o lita n p e rlu d ike mb a ng ka n Klinik Ko nsulta si Ag rib isnis (KKA) ya ng b e rfung si se b a g a i sumb e r info rm a si (m o d a l, p a sa r, te hno lo g i d a n p e la tiha n) b a g i p e ta ni se kita rnya .

d .Ke g ia ta n ini se b a iknya me rup a ka n ke g ia ta n ke rja sa m a le m b a g a p e ne litia n, le mb a g a p e nyuluha n, m a sya ra ka t d a n a ta u swa sta .

(28)

28

f. Pe m b e ria n inse ntif ke p a d a p e la ku a g rib isnis untuk m e ng e m b a ng ka n p ro d uksi d a n p ro d uk ko mo d iti ung g ula n (ha rg a d a sa r, p a ja k, p e rmo d a la n d a n la in-la in).

g .Pe m b e ria n inse ntif d a n p e ng ha rg a a n te rha d a p a p a ra tur d a n p e tug a s (se p e rti C a m a t, p e nyuluh/ p e tug a s la p a ng a n, Ke p a la De sa / Ke p a la Dusun) ya ng te rka it d e ng a n p e la ksa na a n G e ra ka n Pe ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag rib isnis (Dja ka p e rm a na , 2007 Ha l 1).

2.8.1. Pro g ra m Pe ng e mb a ng a n

Pe nyia p a n Ma ste r Pla n Ka wa sa n Ag ro p o lita n te rm a suk d id a la m nya re nc a na -re nc a na d ukung a n Pra sa ra na d a n Sa ra na Kim p ra swil (PSK) d e ng a n ta ha p a n se b a g a i b e rikut :

• Pa d a ta hun 1 (p e rta ma ) d ukung a n PSK d ia ra hka n p a d a ka w a sa n-ka w a sa n se ntra p ro d uksi, te ruta m a ke b utuha n a ir b a ku, ja la n usa ha ta ni, d a n p e rg ud a ng a n.

• Pa d a ta hun 2 (ke d ua ) “ d ukung a n PSK d ip rio rita ska n untuk me ning ka tka n nila i ta m b a h d a n p e m a sa ra n te rma suk untuk me nja g a kua lita s se rta p e m a sa ra n ke lua r Ka w a sa n Ag ro p o lita n.

• Pa d a ta hun 3 (ke tig a ) d ukung a n PSK d ip rio rita ska n untuk me ning ka tka n kua lita s ling kung a n p e rd e sa a n p e rum a ha n d a n p e mukima n.

Pe nd a m p ing a n Pe la ksa na a n Pro g ra m ; d a la m p e la ksa na a n Pro g ra m Ag ro p o lita n, ma sya ra ka t ha rus d ite mp a tka n se b a g a i p e la ku uta ma se d a ng ka n p e me rinta h b e rp e ra n me m b e rika n fa silita si d a n p e nd a m p ing a n se hing g a d ic a p a i ke b e rha sila n ya ng le b ih o p tim a l.

(29)

2.8.2. Sya ra t Pe ng e m b a ng a n

Da la m p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n te rd a p a t 3 ha l p e nting ya ng me nja d i sya ra t a g a r ko nse p p e ng e m b a ng a n Ka wa sa n Ag ro p o lita n d a p a t d iwujud ka n:

a . Inve sta si d a la m Bid a ng Ag ro Ind ustri

Ka w a sa n ya ng d ise b ut se b a g a i ka w a sa n a g ro p o lita n ya ng b e rb a sis ko mo d ita s ung g ula n a d a la h sua tu ka w a sa n ya ng b e rtum p u d a ri ha sil p e rta nia n d a n m e m iliki ko mo d ita s ung g ula n. Da e ra h te rse b ut tid a k sa ja me nja d i p e ma so k d a ri ko mo d ita s ung g ula n ya ng d iha silka n, te ta p i jug a me ng ha silka n sua tu p ro d uk o la ha n d a ri p ro d uksi p e rta nia n ya ng sia p d ip a sa rka n d a n me nja d i c iri kha s d a e ra hnya .

C o nto h d a e ra h-d a e ra h ya ng m e m iliki ko m o d ita s ung g ula n se p e rti se ka ra ng ini, ya itu : Suma tra Uta ra d e ng a n ko mo d ita s ung g ula n ya ng d im iliki Ma rkisa . Bua h Ma rkisa ya ng d iha silka n o le h p a ra p e ta ni sa a t ini te la h d io la h me nja d i sua tu p ro d uk ja d i b e rup a Sirup Ma rkisa .

Ke ung g ula n p ro d uk ya ng d iha silka n ind ustri ya ng me ng o la h ko m o d ita s ung g ula n te rse b ut a ka n m e m b e rika n nila i ta m b a h, ka re na p ro d uk te rse b ut me mp uya i nila i jua l ya ng sta b il d ib a nd ing ka n p ro d uk p e rke b una n a ta u p e rta nia n. Di sa m p ing itu b a g i m a sya ra ka t p e ta ni me nd a p a tka n sua tu ja m ina n p e m b e lia n b a g i p ro d uk p e rta nia n ya ng d iha silka n.

b . Pro mo si Pro d uk Ung g ula n

(30)

30

b e ntuk p ro mo si b a g i ka w a sa n itu, ya ng a ka n b e rja la n d e ng a n se nd irinya p a d a sa a t p ro d uk itu me m a suki p a sa ra n. Se b a g a im a na c o nto h p ro d uk Ma rkisa te rse b ut d ia ta s, a ka n me m b e rika n d a m p a k se b a g a i p ro mo si b a g i d a e ra hnya .

Se te la h ko mo d ita s itu d io la h d a n d ip ro d uksi me nja d i b a ra ng ja d i m a ka d e ng a n se nd irinya p iha k ind ustri a ka n me m p ro m o sika n p ro d uknya ke p a sa ra n na sio na l m a up un inte rna sio na l, d a ri p ro m o si te rse b ut a ka n te rliha t ko mo d iti te rse b ut b e ra sa l d a ri d a e ra h m a na , d isini sa la h sa tu le ta k ke ung g ula n d a ri ko ta a ta u Ka w a sa n Ag ro p o lita n ya ng b e rb a sis ko m o d iti ung g ula n.

C o nto h p ro mo si d a ri p ro d uk ya ng d iha silka n se p e rti ya ng d ia ng ka t d a la m p e m b a ha sa n ka li ini ya itu Ma rkisa . O ra ng -o ra ng na nti a ka n m e ng e na l Ma rkisa ya ng d a ri Sum a tra Uta ra a ta u d a ri Bra sta g i, d im a na p ro d uk te rse b ut a ka n m e nja d i sa la h sa tu p ro d uk ung g ula n. Pro mo si a ka n d ike mb a ng ka n o le h p ro d uk itu se nd iri d a n a ka n b e rja la n se c a ra o to ma tis me mp ro mo sika n ka w a sa n ya ng b e rsa ng kuta n.

c . Pe ng e lo la a n Ag rikultura d a n Ind ustri ya ng Be rke sina mb ung a n

Pe ng e lo la a n a g rikultura d a n ind ustri ya ng b e rke sina m b ung a n a ka n me ng ha silka n ke se ja hte ra a n b a g i m a sya ra ka t p e ta ni. Ini sa la h sa tu c o nto h ya ng p e rlu d ike muka ka n d a n se ka lig us d a p a t d ija d ika n p e rha tia n b e rsa m a ya itu p e ng e lo la a n a g rikultura d a n ind ustri ya ng b e rke sina mb ung a n a ka n le b ih me ng ha silka n ke se ja hte ra a n b a g i m a sya ra ka t p e ta ni. Ag rikultura d a n Ind ustri ya ng sa ling b e rke sina mb ung a n, a d a la h d i m a na a d a ind ustri ya ng d ib a ng un p a d a d a e ra h-d a e ra h se ntra p ro d uksi sua tu ko mo d iti d a la m ka wa sa n te rse b ut.

(31)

d a e ra h te rse b ut. Da e ra h itu a ka n me nja d i sua tu d a e ra h ya ng p e ng ha sila nnya b e rke sina mb ung a n d e ng a n p ro d uk itu se nd iri d a n m a sya ra ka t p e ta ni a ka n me nikm a ti ke se ja hte ra a n se b a g a i d a m p a k p e m b a ng una n. Ke se ja hte ra a n ya ng d ia ng ka t d a ri ha sil p ro d uksi p e rta nia n m e re ka ya ng d ise ra p o le h ind ustri te rse b ut. Disinila h sa tu ko ta a ta u sua tu ka wa sa n a g ro p o lita n a ka n d ike na l, ka re na ko mo d ita s p ro d uk ung g ula n d a ri ka wa sa n itu se nd iri.

Di sa m p ing ke se ja hte ra a n p e ta ni, a p a b ila se mua itu d a p a t te rc ip ta p a d a a khirnya a ka n b e rim b a s p a d a :

1. Pe m b a ya ra n p a ja k ya ng se m a kin b a ik, 2. PAD ya ng a ka n me ning ka t, se rta

3. Me nd o ro ng p e rtum b uha n e ko no m i lo c a l ya ng le b ih b a ik, se hing g a a ka n me nja d ika n d a e ra h te rse b ut me rup a ka n sa tu ka w a sa n ya ng ting ka t p ro sp e rity a ta u ke se ja hte ra a nnya me nja d i le b ih b a ik.

Ke sina m b ung a n a nta ra ha sil p e rta nia n ya ng d io la h o le h ind ustri d a p a t d ip a sa rka n se b a g a i b a ra ng ja d i (sia p p a ka i) d a n d a p a t m a suk ke p a sa ra n na sio na l m a up un inte rna sio na l, a kib a t te rc ip ta nya sua tu ke sina m b ung a n a ta u sua tu sine rg i ya ng b a ik a nta ra sup p ly d a n d e m a nd . Inila h ya ng se b e na rnya d iha ra p ka n o le h p e me rinta h a g a r sup a ya d a e ra h a g ro p o lita n ini b isa me nye luruh ke se mua p ro p insi d a n se m ua d a e ra h ya ng a d a d i se luruh Ind o ne sia . Ag a r sua tu sa a t na nti d a e ra h-d a e ra h ya ng a d a d i Ind o ne sia b uka n d a e ra h ya ng te rb e la ka ng te ta p i me nja d i d a e ra h ya ng m a ju d e ng a n ko m o d ita s ung g ula n ya ng a ka n sa ling b e rsa ing se c a ra se ha t untuk me nc ip ta ka n ke se ja hte ra a n b a g i ma sya ra ka t p e ta ni d a n ind ustri.

(32)

32

d id a la m fo rum na sio na l m a up un inte rna sio na l (Dja ka p e rm a na . 2007. P. 3).

2.9. Pe nyusuna n Ma ste r Pla n Pe ng e m b a ng a n Ka wa sa n A g ro p o lita n

Sa la h sa tu p e rsya ra ta n p o ko k d a la m p e ng e mb a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n a d a la h ko mitme n ya ng kua t d a ri p e m e rinta h d a e ra h d a n sa la h sa tu wujud nya m e miliki Ma ste r Pla n Ag ro p o lita n a ta u Re nc a na Pe ng e m b a ng a n Ka w a sa n. Ma ste r Pla n d isusun d a n d ig una ka n se b a g a i a c ua n ma sing -ma sing w ila ya h, ha rus me rup a ka n b a g ia n d a ri p e mb a ng una n wila ya h d i Ka b up a te n. Disusun o le h Pe me rinta h Da e ra h se te m p a t, d a n ha rus me lib a tka n m a sya ra ka t, p ra ktisi d a n p a ka r se te mp a t, se hing g a p ro g ra m ya ng d isusun le b ih a ko mo d a tif, d a la m ja ng ka p e nd e k (1 s/ d 3 ta hun), ja ng ka m e ne ng a h (5 ta hun) d a n ja ng ka p a nja ng (10 Ta hun).

Ke b ija ka n p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n b e ro rie nta si p a d a ke kua ta n Pa sa r (ma rke t drive n), me la lui p e m b e rd a ya a n m a sya ra ka t, ya ng d ia ra hka n p a d a up a ya p e ng e m b a ng a n usa ha b ud id a ya (o n fa rm) d a n p e ng e m b a ng a n a g rib isnis hulu (p e nye d ia a n sa ra na p e rta nia n) d a n a g rib isnis hilir p ro c e ssing d a n p e m a sa ra n), se rta ja sa -ja sa p e nd ukung nya . Pe me rinta h Da e ra h me m b e rika n ke m ud a ha n me la lui p e nye d ia a n p ra sa ra na d a n sa ra na ya ng d a p a t me nd ukung p e ng e m b a ng a n a g rib isnis d a la m sua tu ke siste m a n a g rib isnis hulu, hilir d a n ja sa p e nunja ng .

(33)

me la lui b e rke m b a ng nya p o la ind ustri b e rb a sis p e rta nia n ya ng a ka n me nja d ika n se tia p d a e ra h, sa m p a i ke ke c a ma ta n me m p unya i ind ustri ko mo d ita s ung g ula n ya ng ma m p u b e rp e ra n d id a la m fo rum na sio na l m a up un inte rna sio na l (Dja ka p e rm a na , 2007 P 4).

2.10. Siste m A g rib isnis

Me nurut Surya nto , B (2004 Ha l 4), p e ng e rtia n a g rib isnis me ng a c u ke p a d a se mua a ktivita s mula i d a ri p e ng a d a a n, p ro se sing , p e nya lura n sa mp a i p a d a p e m a sa ra n p ro d uk ya ng d iha silka n o le h sua tu usa ha ta ni a ta u a g ro ind ustri ya ng sa ling te rka it sa tu sa m a la in. De ng a n d e m ikia n a g rib isnis d a p a t d ip a nd a ng se b a g a i sua tu siste m p e rta nia n ya ng me m iliki b e b e ra p a ko m p o ne n sub sistim ya itu, sub siste m usa ha ta ni/ ya ng me m p ro d uksi b a ha n b a ku; sub siste m p e ng o la ha n ha sil p e rta nia n, d a n sub siste m p e m a sa ra n ha sil p e rta nia n.

2.11. Sub siste m A g rib isnis

Se c a ra um um, Sa ra g e ls d a n Krisna murthi, d a la m Surya nto , B (2004) ha l 20 m e nya ta ka n Siste m Ag rib isnis m e lip uti:

(1) Sub Siste m Ag rib isnis Hulu ( up stre a m o ff-fa rm a g rib usine ss), me nc a kup ke g ia ta n e ko no m i ind ustri ya ng me ng ha silka n sa ra na p ro d uksi se p e rti p e m b ib ita n te rna k, usa ha ind ustri p a ka n, ind ustri o b a t-o b a ta n, ind ustri insim ina si b ua ta n d a n la in-la in b e se rta ke g ia ta n p e rd a g a ng a nnya . (2) Sub siste n a g rib isnis b ud id a ya usa ha ta ni te rna k (o n-fa rm a g rib usine ss)

ya itu ke g ia ta n e ko no m i ya ng se la m a ini d ise b ut b ud id a ya usa ha ta ni te rna k ya ng me ng g una ka n sa ra na p ro d uksi usa ha ta ni untuk me ng ha silka n p ro d uksi te rna k p rime r (fa rm-p ro duc t).

(34)

34

p e nya m a ka n kulit, ind ustri se p a tu, ind ustri p e ng o la ha n susu d a n la in-la in b e se rta p e rd a g a ng a nnya d i d a in-la m ne g e ri m a up un e ksp o r.

(4) Sub siste m ja sa p e nunja ng (sup p o rthing institutio n), ya itu ke g ia ta n ya ng me nye d ia ka n ja sa d a la m a g rib isnis te rna k se p e rti p e rb a nka n, tra nsp o rta si, p e nyuluha n, p e ske sna k, ho ld ing g ro und , ke b ija ka n p e me rinta h (Ditje n Pro d uksi Pe te rna ka n), Le mb a g a Pe nd id ika n d a n Pe ne litia n d a n la in-la in (Sa ra g ih, 2000-2001).

Pe ng e m b a ng a n a g rib isnis d e ng a n me m a nfa a tka n a ir irig a si ya ng te rse d ia a ka n me m b e rika n b e b e ra p a ke untung a n ya itu:

1. Pe rta ma, me m b e ri nila i ta m b a h b a g i p e ta ni d a la m m e la kuka n usa ha ta ninya ;

2. Ke dua, me ng o p tim a lka n p e m a nfa a ta n a ir ya ng a d a ;

3. Ke tig a, m e nd o ro ng d a n m e m p e rkua t ke m a m p ua n p e ta ni untuk me ning ka tka n kine rja irig a sinya ;

4. Ke e mp a t, d a p a t me nd o ro ng d a la m me ng e mb a ng ka n d a n me m p e rkua t o rg a nisa si p e ta ni;

5. Ke lima, se ja la n d e ng a n ke b ija ka n p e me rinta h d a la m me ning ka tka n nila i ta m b a h ha sil p e rta nia n d a n se ka lig us d a p a t me m e nuhi ke b utuha n b a ha n b a ku ind ustri (No no Ha rto no , 2008 Ha l 3).

Se d a ng ka n He rm a wa n, (2008 Ha l 4) m e nya ta ka n b a hwa Ag rib isnis te rd iri d a ri b e rb a g a i sub siste m ya ng te rg a b ung d a la m ra ng ka ia n inte ra ksi d a n inte rd e p e d e nsi se c a ra re g ule r, se rta te ro rg a nisir se b a g a i sua tu to ta lita s, d e ng a n ke lim a sub siste m se b a g a i b e rikut :

a . Sub siste m Pe nye dia a n Sa ra na Pro d uksi

Sub siste m p e nye d ia a n sa ra na p ro d uksi m e nya ng kut ke g ia ta n p e ng a d a a n d a n p e nya lura n, m e nc a kup p e re nc a na a n, p e ng e lo la a n d a ri sa ra na p ro d uksi, te kno lo g i d a n sum b e rd a ya a g a r p e nye d ia a n sa ra na p ro d uksi a ta u inp ut usa ha ta ni me m e nuhi krite ria te p a t w a ktu, te p a t jumla h, te p a t je nis, te p a t mutu d a n te p a t p ro d uk.

b . Sub siste m Usa ha Ta ni a ta u Pro se s Pro d uksi

(35)

Te rm a suk ke d a la m ke g ia ta n ini a d a la h p e re nc a na a n p e m iliha n lo ka si, ko mo d ita s, te kno lo g i, d a n p o la usa ha ta ni d a la m ra ng ka me ning ka tka n p ro d uksi p rime r. Disini d ite ka nka n p a d a usa ha ta ni ya ng inte nsif d a n susta ina b le (le sta ri), a rtinya me ning ka tka n p ro d uktivita s la ha n se m a ksim a l mung kin d e ng a n c a ra inte nsifika si ta np a m e ning g a lka n ka id a h-ka id a h p e le sta ria n sum b e r d a ya a la m ya itu ta na h d a n a ir. Disa m p ing itu jug a d ite ka nka n usa ha ta ni ya ng b e rb e ntuk ko me rsia l b uka n usa ha ta ni ya ng sub siste m , a rtinya p ro d uksi p rime r ya ng a ka n d iha silka n d ia ra hka n untuk me me nuhi ke b utuha n p a sa r d a la m a rtia n e ko no m i te rb uka .

c . Sub siste m A g ro ind ustri/ p e ng o la ha n ha sil

Ling kup ke g ia ta n ini tid a k ha nya a ktivita s p e ng o la ha n se d e rha na d i ting ka t p e ta ni, te ta p i me nya ng kut ke se luruha n ke g ia ta n mula i d a ri p e na ng a na n p a sc a p a ne n p ro d uk p e rta nia n sa m p a i p a d a ting ka t p e ng o la ha n la njuta n d e ng a n m a ksud untuk me na m b a h va lue a d d e d (nila i ta m b a h) d a ri p ro d uksi p rime r te rse b ut. De ng a n d e m ikia n p ro se s p e ng up a sa n, p e m b e rsiha n, p e ng e kstra ksia n, p e ng g iling a n, p e m b e kua n, p e ng e ring a n, d a n p e ning ka ta n mutu.

d . Sub siste m Pe m a sa ra n

Sub siste m p e m a sa ra n me nc a kup p e m a sa ra n ha sil-ha sil usa ha ta ni d a n a g ro ind ustri b a ik untuk p a sa r d o me stik m a up un e ksp o r. Ke g ia ta n uta ma sub siste m ini a d a la h p e m a nta ua n d a n p e ng e m b a ng a n info rma si p a sa r d a n m a rke t inte llig e nc e p a d a p a sa r d o me stik d a n p a sa r lua r ne g e ri.

e . Sub siste m Pe nunja ng

(36)

36

2.12. Ka ita n A g rib isnis De ng a n A g ro p o lita n

Ko nse p Ag ro p o lita n d ike m b a ng ka n se b a g a i stra te g i b a ru p e m b a ng una n d a e ra h ka re na ko nse p G ro wth Po le (Pusa t Pe rtumb uha n) ya ng d ia p lika sika n mula i ta hun 1970 a n d inila i me mp e rle b a r ke tim p a ng a n a nta ra ko ta d a n d e sa , ka re na te rnya ta te la h m e ng a kib a tka n a lira n ke p usa t ja uh le b ih b e sa r d a rip a d a a lira n ke d e sa . Akib a tnya p e rb e d a a n ko ta d a n d e sa , se rta a nta ra si ka ya d i ko ta d a n si m iskin d i d e sa jug a se m a kin le b a r. Te rja d i p e rp ind a ha n p e nd ud uk se c a ra b e sa r-b e sa ra n d a ri d e sa ke ko ta -ko ta b e sa r (urb a nisa si).

Me nya d a ri ke g a g a la n ini Frie d ma nn & Mike Do ug la ss me ng e m b a ng ka n p e nd e ka ta n b a ru ya ng le b ih b e rla nd a ska n b a sic ne e d s d a n fo c us p e mb a ng una n a d a d i p e rd e sa a n me la lui p e ng e m b a ng a n Ag ro p o lita n, ya itu ko ta p e rta nia n ya ng tum b uh d a n b e rke m b a ng ka re na b e rja la nnya siste m d a n usa ha a g rib isnis se rta m a mp u me la ya ni, me nd o ro ng ke g ia ta n p e m b a ng una n p e rta nia n (a g rib isnis) d i w ila ya h se kita rnya .

Se hing g a ka ita n a nta ra Ag ro p o lita n d a n Ag rib isnis, a d a la h b a hw a Ag ro p o lita n b e rka it d e ng a n ka w a sa n p e rta nia n ya ng d ike m b a ng ka n d e ng a n b e rb a g a i ke g ia ta n a g rib isnis. Se d a ng ka n a g rib isnis a d a la h b e rb a g a i ke g ia ta n usa ha ya ng me nya ng kut b id a ng p e rta nia n d a ri hulu sa mp a i hilir, te rm a suk ke g ia ta n p e nunja ng nya .

Se ja ra h p e rke m b a ng a n ko ta -ko ta d i Ind o ne sia se b a g ia n b e sa r ka re na b e rke m b a ng nya ke g ia ta n a g rib isnis d e ng a n d ukung a n ke g ia ta n p e rta nia n d i wila ya h hinte rla nd nya . Ko ta Ba nd ung , Bo g o r, Ma la ng , C ia njur, G a rut d a n la in-la in tumb uh ka re na d ukung a n ke g ia ta n p e rta nia n d a n hinte rla nd nya . Se d ikit b e rb e d a d e ng a n Ja ka rta , Se ma ra ng , Sura b a ya , d a n C ire b o n ya ng tumb uh ka re na a d a nya p e la b uha n d a n ind ustri se b a g a i le a d ing se c to rnya .

(37)

me m p unya i ka ita n ke d e p a n (fo rwa rd linka g e) d a n ka ita n ke b e la ka ng (b a c kwa rd linka g e) d e ng a n ke g ia ta n p e rta nia n ya ng d ike m b a ng ka n d i hite rla nd nya (De p na ke rtra ns, 2005 P 2).

Se b a g a i c o nto h sua tu ka w a sa n ya ng la ha nnya se sua i untuk ko mo d ita s na na s, ke mud ia n d i Ag ro p o lita n d ike m b a ng ka n ind ustri p e ng a le ng a n na na s, ind ustri p e m b ua ta n ka le ng , p e ng a ng kuta n d a n la in-la in, se m e nta ra p e m e rinta h p usa t/ p ro vinsi me m b e ri d ukung a n me in-la lui p e la tiha n b a g i p e ta ni na na s, d ukung a n p e ma sa ra n d a n info rm a si.

Se tia p ka w a sa n d ike m b a ng ka n d e ng a n sp e sifika sinya se nd iri (1 ka w a sa n d e ng a n 1 ko mo d iti ung g ula n). Pe mb a ng una n sua tu d a e ra h ja ng a n me niru (b lue p rint) d a ri d a e ra h la in ya ng sud a h b e rha sil. Te ta p i se tia p d a e ra h ha rus me mp unya i ko mo d iti ung g ula n a ta u ka ra kte r te rse nd iri (De p na ke rtra s, 2005 P 3).

2.13. Ko ta A g ro p o lita n Pe rta m a d i Ja wa Te ng a h

Ka b up a te n Se m a ra ng d ino b a tka n se b a g a i Ko ta Ag ro p o lita n p e rta m a d i Ja wa Te ng a h, ka re na p o te nsi a g rib isnis ya ng d im iliki ka b up a te n ini sa ng a t b e sa r. Ane ka sa ra na p e nunja ng untuk me ng g e ra kka n se kto r a g rib isnis d i ka b up a te n ini d inila i le ng ka p , se p e rti : 1. Te rmina l Ag rib isnis d i De sa Je tis Ke c a m a ta n Am b a ra w a ,

2. Pe rlua sa n p a sa r sa yur-m a yur Jim b a ra n,

3. La b o ra to rium sa yur m a up un b ua h-b ua ha n, d a n

4. Mo d e rnisa si a la t-a la t p e rta nia n ya ng d ip a ka i o le h p a ra p e ta ni.

Pe ro le ha n g e la r Ko ta Ag ro p o lita n d ib e rika n o le h Me nte ri Pe rta nia n d a la m a c a ra Pe no b a ta n ya ng d ila kuka n d i De p a rte me n Pe rta nia n, Ja ka rta . "Pe no b a ta n itu me rup a ka n ta nta ng a n b a g i Ka b up a te n Se m a ra ng untuk me ng hid up ka n se kto r a g rib isnis. ” Sa ya b e rmim p i sua tu ha ri na nti Ka b up a te n Se ma ra ng b isa se p e rti Tha ila nd , ya ng sa ng a t m a ju d a la m se kto r a g rib isnis," ka ta Ba m b a ng G uritno , Bup a ti Se m a ra ng sa a t itu.

(38)

38

ke ung g ula n d a la m p ro d uk sa yur-sa yura n d a n b ua h-b ua ha n. Be b e ra p a ko mo d ita s ung g ula n a d a la h d uria n na ng ka , ke le ng ke ng , sa la k lumut, se rta b ua h w a luh; d a n a ne ka sa yura n se p e rti wo rte l, to m a t, b a w a ng d a ung , se le d ri, ke nta ng , c a b a i, d a n p e tsa i. Ta k ka la h p o p ule rnya jug a b ung a -b ung a a n, b a hka n khusus untuk b ung a tulip d a n c hrysa nte um d ie ksp o r ke Ero p a d a n Asia . Bung a -b ung a la innya jug a me nja d i ko mo d ita s ya ng la ya k jua l, se p e rti b ung a g la d io l, se d a p m a la m , d a n a ste r. Khusus untuk p a d i d a n p a la wija , to ta l p ro d uksi p e r ta hun se kita r 300.000 to n p e r ta hun (vin). ( Ko m p a s, 06 Fe b rua ri 2003.P.A).

2.14. A sp e k Hukum Pe ng e m b a ng a n Ka wa sa n A g ro p o lita n

Da la m Pa sa l 48 Und a ng -Und a ng No mo r 26 Ta hun 2007 se c a ra te g a s p e me rinta h te la h me ng a tur a d a nya p e ng e mb a ng a n ka wa sa n a g ro p o lita n se b a g a i b a g ia n d a ri p e na ta a n rua ng wila ya h ya ng b e rfung si se b a g a i up a ya p e m b e rd a ya a n m a sya ra ka t p e d e sa a n. Da la m Und a ng -Und a ng te rse b ut jug a d ise b utka n m e ng e na i hira rki p e re nc a na a n p e na ta a n rua ng w ila ya h p e d e sa a n se b a g a i ka w a sa n a g ro p o lita n.

(39)

39

BA B III

METO DO LO G I PENELITIA N

3.8. Ke ra ng ka Pikir

Ka w a sa n Ag ro p o lita n me rup a ka n ka w a sa n ya ng p e nyusuna nnya d ite ta p ka n b e rd a sa rka n Und a ng -Und a ng . Di Ja w a Te ng a h, up a ya p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n te la h d ite ta p ka n p e rta m a ka li d i Ka b up a te n Se m a ra ng . Na mun, up a ya ini m a sih m e ng a la m i b e rb a g a i ke le ma ha n d a n a nc a ma n. Pe ne litia n ini me nc o b a me ng ka ji d a n me ng e va lua si p e la ksa na a n p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n d i Ka b up a te n Se ma ra ng .

Da la m ke hid up a n p a d a umumnya se na ntia sa te rja d i ke se nja ng a n a nta ra c ita -c ita d a n p e nc a p a ia n c ita -c ita , a nta ra ha ra p a n d a n ke nya ta a n, a nta ra re nc a na d a n p e la ksa na a n. De m ikia n jug a d ip e rkira ka n a ka n te rja d i ke se nja ng a n a nta ra re nc a na stra te g i p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n d a n p e ne ra p a nnya . Ke se nja ng a n te rja d i ka re na inko nsiste nsi a nta ra ke b ija ka n stra te g is ya ng d ig a riska n d e ng a n ke b ija ka n o p e ra sio na l ya ng d ia mb il, jug a a kib a t kura ng te p a tnya p e nye le sa ia n m a sa la h ya ng d ia m b il, se rta a d a nya b e rb a g a i ke le m a ha n d a n a nc a ma n d a la m p e ne ra p a n ke b ija ka n d i la p a ng a n.

Disa m p ing itu, le m a hnya d a ya sa ing p ro d uk a g rib isnis ung g ula n me ng ha d a p i p ro d uk-p ro d uk se je nis ya ng d a ta ng d a ri lua r ne g e ri jug a me na rik p e ne liti untuk me ng a d a ka n p e ng ka jia n. Pe ne liti b e rusa ha me ng g a li a lte rna tif untuk me ning ka tka n d a ya sa ing p ro d uk a g rib isnis ung g ula n, d a la m ra ng ka p e ng ua ta n stra te g i p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n.

(40)

40

Aka n d ila kuka n p e ng ka jia n te rha d a p ma sa la h ya ng timb ul, d a n c a ra p e me c a ha nnya . Aka n d ila kuka n p e ne litia n la p a ng a n, se rta ka jia n te rha d a p b e rb a g a i te o ri d a n p e nd a p a t p a ka r d a n ilmuw a n ya ng te ra ng kum d a la m b e rb a g a i tulisa n d i m e d ia c e ta k, e le ktro nika , a ta u ya ng sud a h d ib ukuka n d a la m d a fta r Pusta ka ya ng d ip ilih p e nulis. Jug a a ka n d ila kuka n p e ng ka jia n te rha d a p ke nd a la d a n p e lua ng ya ng d a p a t d ima nfa a tka n, untuk me m p e rkua t stra te g i p e ng e mb a ng a n ka wa sa n a g ro p o lita n b e rb a sis p e ning ka ta n d a ya sa ing p ro d uk ung g ula n d i Ka b up a te n Se ma ra ng .

Pe ne litia n ini a ka n m e ng ka ji ke mung kina n te rja d inya inko nsiste nsi a nta ra ke b ija ka n o p e ra sina l d e ng a n ke b ija ka n stra te g is, untuk me m b uktika n ke b e na ra n hip o te sa a ta u d ug a a n p e ne litia n. Diha ra p ka n d a p a t me ne muka n a lte rna tif p e me c a ha n m a sa la h untuk m e ng a ta si ke nd a la , se rta me m a nfa a tka n p e lua ng , g una m e mp e rkua t stra te g i p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n b e rb a sis p e ning ka ta n d a ya sa ing p ro d uk a g rib isnis ung g ula n d i Ka b up a te n Se m a ra ng se c a ra le b ih o p tim a l.

Pe ng ua ta n Stra te g i Pe ng e m b a ng a n Ka wa sa n Ag ro p o lita n Be rb a sis Pe ning ka ta n Da ya Sa ing Pro d uk

Ag rib isnis Ung g ula n d i Ka b up a te n Se ma ra ng

Tujua n Pe ne litia n Ke ra ng ka Pikir Ma ksud d a n Ma nfa a t Pe ne litia n

Tinja uta n Pusta ka Re a lita s La p a ng a n Ha ra p a n

Pe rumusa n Ma sa la h

Hip o te sis

Ana lisis Da ta La p a ng a n (SWO T)

Ha sil d a n Pe m b a ha sa n

(41)

G a m b a r 3.1. Ke ra ng ka Te o ri Pe ne litia n

3.9. Hip o te sis

Se te la h me la kuka n p e ng ka jia n se p e rlunya te rha d a p p e rma sa la ha n d a n tinja ua n p usta ka , d a n b e rla nd a ska n ke ra ng ka p ikir te rse b ut d ia ta s, p e nulis m e ng e m uka ka n hip o te sis p e ne litia n se b a g a i b e rikut:

H0 : Tid a k te rja d i ke se nja ng a n a nta ra stra te g i p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n ya ng d ire nc a na ka n Pe me rinta h d e ng a n p e la ksa na a nnya d i Ka b up a te n Se m a ra ng .

H1 : Te rja d i ke se nja ng a n a nta ra stra te g i p e ng e mb a ng a n ka wa sa n a g ro p o lita n ya ng d ire nc a na ka n Pe m e rinta h d e ng a n p e la ksa na a nnya d i Ka b up a te n Se m a ra ng .

3.10. Lo ka si Pe ne litia n

Pe ne litia n d ila kuka n te rha d a p p e la ksa na a n stra te g i p e ng e m b a ng a n Ka w a sa n Ag ro p o lita n b e rb a sis p ro d uk a g rib isnis ung g ula n d i Ka b up a te n Se m a ra ng , ka re na me skip un Ka b up a te n Se m a ra ng d ite ta p ka n se b a g a i Ko ta Ag ro p o lita n Pe rta m a d i Pro p insi Ja w a Te ng a h, na m un p e ng e m b a ng a n ka w a sa n a g ro p o lita n d i Ka b up a te n Se m a ra ng justru ma sih ja uh d a ri me mua ska n, b a hka n ke ting g a la n d ib a nd ing Ka b up a te n la in d i Ja w a Te ng a h. Inila h sa la h sa tu fa kto r uta m a ya ng me nja d i p e nd o ro ng b a g i p e nulis untuk m e la kuka n p e ne litia n d i Ka b up a te n Se ma ra ng .

(42)

42

Pe nd a hulua n Ke c a m a ta n ya ng d ip ilih se b a g a i lo ka si p e ne litia n a d a la h Ke c a m a ta n Ba nd ung a n d a n Ke c a ma ta n Sumo wo no .

Pe ne ta p a n te rse b ut a ta s d a sa r info rm a si d a ri p a ra re sp o nd e n, ya itu p a ra sta ke ho ld e r p e ng e m b a ng a n a g rib isnis ung g ula n se te mp a t ya ng d ip ilih b e rd a sa rka n ko m p e te nsi se b a nya k 12 o ra ng . Ke d ua b e la s o ra ng re sp o nd e n p a d a p e ne litia n p e nd a hulua n a d a la h Ke p a la BBMKP d a n Ke p a la Dina s Pe rta nia n Pro p insi Ja w a Te ng a h, Ke tua Ba p p e d a d a n Ke p a la Ba g ia n Pe re ko no mia n Ka b up a te n Se m a ra ng , C a m a t Ba nd ung a n d a n C a m a t Sumo wo no , 4 Ke p a la De sa d i ke d ua Ke c a m a ta n te rse b ut, se rta se b a g a i p e m b a nd ing C a m a t Ba nyub iru d a n C a m a t Ba w e n.

Di Ke c a m a ta n Ba nd ung a n ya ng te rd iri d a ri 9 (se m b ila n) De sa d a n 1 (sa tu) Ke lura ha n, p e ne litia n la p a ng a n a ka n d ila kuka n d i 5 De sa d a n 1 (sa tu) Ke lura ha n, ya itu d i De sa – De sa : Sid o m ukti, Dure n, Je tis, Jim b a ra n d a n Milir, se rta Ke lura ha n Ba nd ung a n. Se d a ng ka n d i Ke c a m a ta n Sumo wo no ya ng te rd iri d a ri 16 De sa , p e ne litia n la p a ng a n d ila kuka n d i 9 De sa , ya itu d i De sa -d e sa : Ke b o na g ung , Ng a d ire kso , Ke mitir, Sumo wo no , Jub e la n, Bume n, Me nd o ng a n, Lo sa ri d a n Dure n.

Pe miliha n lo ka si p e ne litia n te rse b ut d ila kuka n se c a ra p urp o sif sa mp ling , ya itu d ip ilih ya ng p a ling me ng ha silka n p ro d uk a g rib isnis ung g ula n. Ad a p un p ro d uk ung g ula n ya ng d ia m b il se b a g a i o b je k p e ne litia n d ite ntuka n ya ng p a ling me no njo l d i w ila ya h te rse b ut, ya itu p ro d uk Ho ltikultura , m e lip uti : sa yura n, b ua h, ta na m a n hia s/ b ung a , e m p o n-e m p o n d a n p ro d uk ho ltikultura ung g ula n la innya (p ro d uk p a ng a n, ya itu a nta ra la in p a d i, ja g ung , sing ko ng d a n p a la w ija ).

3.11. Sa m p e l Pe ne litia n

(43)

Ke c a ma ta n te rse b ut me lip uti 25 (d ua p uluh lima ) De sa d a n 1 (sa tu) Ke lura ha n. Pe rhitung a n ra ta -ra ta p e r d e sa = 98.340 jiwa : 26 = 3.782,3 jiw a .

Be rd a sa rka n ha sil Pe ne litia n Pe nd a hulua n d ite ntuka n kura ng le b ih 5 (lim a ) o ra ng re sp o nd e n se b a g a i sa m p le p e ne litia n untuk se tia p De sa, se hing g a jum la h se m ua Re sp o nd e n untuk 14 De sa d a n 1 Ke lura ha n ya ng a ka n d ite liti se b a nya k 15 x 5 o ra ng = 75 o ra ng . Ke lim a o ra ng te rse b ut se c a ra b e rting ka t, te rd iri d a ri : Pe ta ni (re ko m e nd a si = 12), Ma tri Ta ni (re ko m e nd a si = 10), C a m a t (re ko m e nd a si = 10), Ke p a la De sa / Ke lura ha n (re ko m e nd a si = 8), Pro d use n A g rib isnis (re ko m e nd a si = 8). Ha nya b a g i a ng g o ta p e nd ud uk ya ng me nd a p a tla n re ko me nd a si 12, 10 d a n 8 ya ng d ija d ika n re sp o nd e n p e ne litia n, ka re na d ia ng g a p m a m p u me m b e rika n info rma si ya ng le b ih a kura t.

Be rd a sa rka n ha sil p e ne litia n la p a ng a n ya ng te la h d ila ksa na ka n d ip e ro le h re sp o nd e n se b a nya k 50 o ra ng p e ta ni, 13 o ra ng ma ntra ta ni, 2 o ra ng c a m a t, 11 o ra ng Ke p a la De sa / Ke p a la Ke lura ha n, d a n 4 o ra ng p ro d use n a g ro b isnis. Se hing g a jum la h ke se luruha n re sp o nd e n ya itu 80 o ra ng d a ri 14 d e sa d a n 1 ke lura ha n d i Ke c a m a ta n Ba nd ung a n d a n Sum o wo no ya ng d ia m b il se c a ra p usp o sive sa m p ling ..

Gambar

Tabel 4.2. Hasil Tanaman Pangan Kabupaten Semarang
Tabel 4.4. Hasil Tanaman Hias Kabupaten Semarang
Tabel 4.5. Hasil Empon-Empon Kabupaten Semarang
Tabel 4.8. Hasil Sayuran Kabupaten Semarang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi umur responden yang paling banyak adalah 11 tahun sebanyak 37 orang (43,0%), tingkat pendidikan orangtua responden yang paling banyak dengan tamat SMA yaitu 30

Sampel yang diperlukan sebanyak 150 responden yang dipilih secara acak ( purposive random sampling ) dan dianggap representatif untuk mewakili keadaan populasi yang akan

sebanyak 80 mahasiswa Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi semester VI yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan

(2011), Pengaruh kompensasi Terhadap kinerja Pada PT Makmur abadi di Jakarta, sebanyak 80 orang responden, penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh

Dari 10 pegawai PT Oto Multiartha Malang diambil 2 orang pegawai sebagai narasumber untuk menjawab permasalahan yang diteliti dengan teknik Random Sampling yang dianggap

Mayoritas responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang atau 59,46%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab ragu-ragu yakni sebanyak 1

berganda. Untuk populasi penelitian sebanyak 174 pegawai dan sampel yang diambil sebanyak 80 sebagai responden. Hasil penelitian menunjukan kompetensi, motivasi

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel Total Sampling dengan aspek yang diteliti untuk