• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KOMPONEN PROGRAM PEMBANGUNAN DES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III KOMPONEN PROGRAM PEMBANGUNAN DES"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KOMPONEN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA MANDIRI

3.1 Tujuan Program

Tujuan Jangka Panjang :

Mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan tata kelola Pemerintah di Desa melalui penyediaan sumber investasi untuk mendukung usulan kegiatan produktif yang disusun oleh masyarakat dengan menggunakan proses perencanaan partisipatif.

Tujuan Jangka Pendek:

Memastikan seluruh Masyarakat Desa di lokasi program memperoleh manfaat dari perbaikan sosial ekonomi dan tata kelola pemerintah desa.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas dan mengingat jangka waktu pelaksanaan yang terbatas, PPDM akan melakukan beberapa kegiatan penting di antaranya; a. Sosialisasi tentang Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Hak

semua warga dalam merencanakan Rencana Kerja Pembangunan Desa; b. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pemanfaatan Dana Desa

dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat di sektor pertanian;

c. Memberikan penguatan pada kapasitas kepada fasilitator Desa, kepala Desa, aparat Desa dan pemerintah Daerah dalam pengelolaan Dana Desa yang transparan dan memberikan manfaat kepada masyarakat serta untuk keberlanjutan program;

d. Memberikan penguatan pada kapasitas para Pelaku pertanian dalam meningkatkan produksi pertanian sebagai upaya, untuk membangun ketahanan pangan, meningkatkan nilai tukar petani, membuka peluang pasar baik lokal, regional, dan nasional.

3.2 Sasaran

(2)

memiliki pengetahuan karena minimnya informasi yang mengakibatkan tidak didengarnya hak mereka dalam menyampaikan pendapat pada musyawarah penetapan Rencana Kerja pembangunan Desa (RKPDes) terutama dalam penyusunan rencana pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pemanfaatan Dana Desa. Kondisi ini akan diantisipasi melalui proses promosi, penyadaran dan sosialisasi yang di dukung oleh fasilitator Desa yang terlatih dalam memfasilitasi, mendampingi dan memantau pelaksanaan PPDM.

b. Kelompok perempuan. Yang sering kurang dihargainya kesetaraan dan hak– hak dasar perempuan di masyarakat. Program Pembangunan Desa Mandiri menganggap perempuan sebagai kelompok sasaran khusus karena mereka memiliki akses yang terbatas dalam pemenuhan hak dan pelayanan, terkecuali proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Peningkatan atas akses perempuan ini akan dilaksanakan melalui sosialisasi kesetaraan gender dan strategi khusus di masyarakat.

c. Kelompok pemuda. Minimnya usaha produktif yang tersedia bagi masyarakat usia muda di bidang pertanian di Papua dan Papua Barat mendorong mereka melakukan urbanisasi ke kota. Program ini akan memprioritaskan pemuda untuk dijadikan fasilitator desa dan berpartisipasi dalam usaha produktif desa. d. Kelompok marginal, kelompok orang tua, masyarakat berkebutuhan khusus,

rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap tanah dan modal diharapkan dapat turut berpartisipasi dalam usaha produktif dengan memanfaatkan Dana Desa.

e. Peningkatan/perbaikan gizi. Kekurangan nutrisi dan kerawanan pangan merupakan akibat dari terlalu percayanya masyarakat terhadap bahan pangan impor, sehingga sumber pangan yang berasal dari potensi lokal yang dapat memberikan nutrisi yang cukup baik justru diabaikan. PPDM meskipun dengan waktu yang terbatas akan mendorong peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan gizi masyarakat melalui budidaya pertanian dan mensosialisasikan manfaat tanaman lokal seperti: ubi jalar, sayur – sayuran, dan potensi lainnya untuk perbaikan gizi keluarga.

3.3 Hasil Yang Diharapkan

a. Pemanfaatan Dana Desa untuk menciptakan peluang ekonomi bagi Masyarakat miskin (laki-laki dan Perempuan);

b. Masyarakat pedesaan menerima fasilitasi yang efektif dalam rangka menyusun perencanaan pembangunan Desa (RKPDesa);

c. Kelompok masyarakat yang didukung mampu meningkatkan produktivitas pertaniannya, dengan menggunakan dana desa untuk kegiatan penghidupan ekonomi sesuai dengan prioritas desa.

(3)

Jangka waktu pelaksanaan PPDM ini adalah selama 13 bulan di mulai Bulan Maret Tahun 2017 sampai dengan Maret 2018.

b. Lokasi PPDM

Lokasi PPDM adalah seluruh lokasi PNPM pertanian di tambah dengan satu kabupaten di Provinsi Papua dan satu Kabupaten di Provinsi Papua Barat, secara keseluruhan data jumlah lokasi sasaran PPDM adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah Lokasi Sasaran PPDM

NO PROVINSI KABUPATEN

JUMLAH Kecamatan/Distri

k Desa/Kampung

1 Papua 1. Sarmi 2 10

2. Yapen 6 30

3. Bovendigul 2 10

4. Yahukimo 7 35

5. Jayawijaya 11 55

6. Nabire * 5 10

Jumlah 33 150

2 Papua

Barat

1. Manokwari 1 5

2. Pegunungan Arfak 2 10

3. Manokwari selatan 2 10

4. Fak–Fak 4 17

5. Kaimana 3 10

6. Raja Ampat 3 14

7. Maybrat* 6 12

Jumlah 21 78

*Lokasi Baru

3.5 Komponen PPDM

Komponen PPDM terbagi ke dalam 4 Kegiatan yaitu; (i). Pelaksanaan Undang-Undang Desa untuk mendukung aktivitas mata pencaharian; (ii). Fasilitasi yang efektif bagi masyarakat dan dukungan teknis; (iii). Pemberdayaan ekonomi; (iv). Manajemen Proyek.

KOMPONEN 1 : Pelaksanaan Undang-Undang Desa untuk mendukung kegiatan Mata Pencaharian

(4)

mempunyai tipologi Desa pesisir nelayan-geneologis-maju, Desa B tipologi Desa lembah-pertanian/sawah teritorial-berkembang, Desa C tipologi Desa perbukitan perkebunan/perladangan-campuran-tertinggal, dan lain seterusnya.

Komponen ini akan mendukung masyarakat dalam menyusun rencana pembangungan dengan memanfaatkan 30% dana desa untuk kegiatan ekonomi termasuk pertanian, budidaya ikan dan perikanan. Di samping itu, program PPDM ini juga mengasumsikan bahwa masyarakat akan memanfaatkan sekitar 20% dari dana untuk infrastruktur untuk membangun sarana produksi yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, seperti gudang, fasilitas pengeringan, irigasi, dll. Komponen ini memiliki 3 sub-komponen, yaitu :

Sub-komponen 1.1 : Perencanaan Pembangunan Masyarakat yang efektif dan menyeluruh

RPJMD merupakan rencana pembangunan Desa yang menjadi dasar dalam penyusunan rencana kegiatan pembangunan desa tahunan (RKPDes). Dalam kerangka Undang-Undang Desa5 dan Peraturan Menteri Desa6, program bertujuan;

(i) membangun proses perencanaan yang efektif dan mendorong masyarakat untuk turut serta dalam musyawarah penyusunan perencanaan Desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat; dan (ii) menyusun panduan tentang penguatan ekonomi masyarakat dan menjamin adanya kesadaran dan pemahaman seluruh pihak terkait.

Kegiatan yang akan dilaksanakan PPDM dibangun berdasarkan pengalaman pelaksanaan PNPM Pertanian. Tabel 2 menjelaskan jenis kegiatan, bagaimana prosesnya, pelaksana, keluaran yang dihasilkan, serta waktu pelaksanaan.

Tabel 2.

Kegiatan Sub komponen 1.1

Perencanaan Pembangunan Masyarakat secara Efektif dan Menyeluruh

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN TARGETWAKTU

1) Menyusun Pedoman

Perencanaan.

Proses : Draft pedoman disusun oleh Tim NPMU dan akan direview oleh Tim Konsultan Pusat untuk finalisasi. Isi pedoman mencakup tahapan perencanaan serta teknis fasilitasi untuk penyusun perencanaan kegiatan ekonomi di pedesaan. Pedoman yang

NPMU dan

Konsultan Nasional PedomanPerencanaan partisipatif siap untuk digunakan oleh pendamping

distrik dan

kampung.

Ahir Maret 2017 selesai

5 Undang-Undang Desa

(5)

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN TARGETWAKTU

telah final akan di diterjemahkan ke dalam bahasa lokal oleh PPIU/DinasPMK

2) Memfasilitasi Desa sasaran Proyek menyusun RKP-Desa, yang mencakup kegiatan pengembangan mata pencaharian ekonomi.

Proses : Pendamping Distrik dan Pendamping Kampung yang telah dilatih mengawali kegiatan fasilitasi dengan melakukan kajian tentang kondisi mata

pencaharian masyarakat

bersama masyarakat. Hasil kajian ini akan menjadi dasar untuk menyusun perencanakan kegiatan pertanian dan ekonomi masyarakat. RKP-Desa akan

ditetapkan oleh Kepala

Kampung berdasarkan hasil musyawarah kampung.

menyebarluaskan video dan info-grafis tentang pedoman perencanaan masyarakat.

Proses : Pedoman dan materi pembelajaran perencanaan desa akan dibuat video dan info-grafis/komik untuk membantu proses pemahaman masyarakat tentang proses penyusunan perencanaan desa. Sinopsis dan skrip akan disusun oleh Tim Konsultan Pusat bekerja sama dengan Graphis Artis. Sebelum diperbanyak draft video dan info-graphis akan diuji coba

kesesuaiannya oleh

Pendamping Distrik dan Pendamping Kampung

Distrik Dinas PMK

(6)

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN TARGETWAKTU

dimulai dengan kajian

lokasi/kampung yang memiliki potensi untuk dikembangkan, termasuk kesiapan BUMDes untuk mengembangkan unit usaha komiditi terpilih dengan menggunakan kriteria yang telah ditentukan oleh NPMU. Setelah itu NPMU akan memilih pemerintah kampung yang mau berkomitmen untuk mendukung program,ini. Petani dan BUMDes dilokasi terpilih akan diberikan pelatihan teknis dan managemen khusus. Peralatan akan diberikan sesuai dengan usulan BUMDes yang telah disepakati dengan petani peserta. Untuk rumput laut yang saat ini telah berjalan dengan baik di Fak Fak akan diperkuat.

(7)

Tabel 3

Kegiatan Sub Komponen 1.2

Pengelolaan Dana Desa yang Transparan dan efektif

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN PelaksanaanWaktu

1) Melakukan Kajian tentang penggunaan dana desa termasuk perencanaan, pencairan, pengelolaan, dan proses pelaporan Kajian ini akan digunakan untuk

identifikasi dalam

meningkatkan efektivitas, transparansi dan mitigasi risiko.

Proses : Kegiatan ini akan dilaksanakan dibeberapa Desa sampel, setelah dana desa digunakan. Daftar pertanyaan akan disusun oleh Tim Konsultan Pusat untuk keperluan kajian. untuk masukan kebijakan pengelolaan Dana Desa dimasa

2) Melaksanakan sosialisasi, promosi dan penyadaran untuk memastikan bahwa setiap anggota masyarakat menyadari sepenuhnya nya akan hak dan perannya dilaksanakan secara paralel disetiap tingkatan dengan menggunakan materi dan media sosialisasi yang telah disusun dan diuji coba oleh Tim Konsultan Pusat. Kegiatan sosialisasi/kampanye ini akan

dilaksanakan melalui

(8)

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN PelaksanaanWaktu

sekaligus akan menjelaskan proses mekanisme pengaduan dalam pengunaan dana desa serta pelayanan yang diberikan oleh para pendamping. mengirimkan keluhan akan dituangkan di dalam poster dan media lainnya. Penyampaian keluahan akan dikelolan langsung NPMU bersama Tim Konsultan Pusat. Untuk itu NPMU akan menginformasikan nomor telepon dan alamat penyampaian keluhan yang akan disebarkan ke masyarakat

NPMU bersama Tim

Konsultan Pusat Sistem pengaduanoperasional dan dipahami oleh para

Proses : Dinas PMK Kabupaten akan difasilitasi Konsultan Pemasaran dan Pendamping Kabupaten menyelenggarakan pertemuan dengan berbagai sumber permodalan dan pasar di kabupaten. Pertemuan ini akan menjadi forum tukar menukar informasi antara PPDM dan lembaga keuangan / pasar

(9)

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN PelaksanaanWaktu

Proses : Pelatihan akan dilaksanakan oleh Dinas PMK Kabupaten konsultan NPMU dengan menggunakan materi pelatihan yang telah disusun

memantau dan memberikan rekomendasi dan masukan

terhadap kelompok

Tani/BUMdesa sebagai pelaksana kegiatan produktif yang di danai dari Dana Desa yang akan mengawasi kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa

Sub-komponen 1.3 : Pemantauan dan Pembelajaran (untuk replikasi ) Sub-komponen ini bertujuan (i) mendorong pembelajaran dari pengalaman yang berhasil terkait dengan pembangunan berbasis masyarakat; (ii) Membangun pengelolaan Sistem Informasi (MIS), termasuk monitoring dan evaluasi (M & E) yang efektif serta kemajuan program dan dampak proyek7; dan (iii) mengidentifikasi

pengalaman yang berhasil untuk disebarkan secara nasional tentang pelaksanaan Undang-Undang Desa. Pemerintah Kabupaten yang memiliki peranan penting dalam penyebaran ini akan dimonitor dengan intensif. Tabel 4 menjelaskan

(10)
(11)

Tabel 4

Kegiatan Sub Komponen Program 1.3 Pemantauan dan Penyebaran Pengalaman

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN pelaksanaanWaktu

1)Melaksanakan studi: Kegiatan ini dilaksanakan

untuk mendukung mencakup studi analitis untuk untuk melengkapi informasi yang dihasilkan oleh sistem M & E. Topik yang dianalisis

diantaranya mencakup

berbagai kegiatan mata pencaharian dan potensi kegiatan ekonomi (sayuran, ternak, dan rumput laut) atau potensi pengembangan pasar dan jaringan usaha untuk

BUMDes. Hasil dan

rekomendasi hasil studi akan disampaikan dalam kegiatan workshop di Provinsi

2)Membangun MIS berbasis web.

Proses : Konsultan M&E akan

membangun kerangka

monitoring dan evaluasi berdasarkan masukan dari Tim Konsultan Pusat dengan mengacu pada pendekatan rantai input – output – outcome “ yang akan

mengukur pencapaian

program. Kerangka yang telah disetujui oleh NPMU akan mengintegrasikan nya MIS PPDM sebagai titik akses

pihak ketiga MIS berbasis web(pusat) yang operasional

(12)

diakses oleh perangkat smartphone.

Melaksanakan Diskusi

pengalaman Hasil

Pembelajaran PPDM yang

mendukung masyarakat

miskin

Proses : Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam bentuk

workshop dengan

mengundang para pelaku kegiatan program yang berkaitan dengan kemiskinan, terutama di pedesaan. Sehingga terbangun forum tukar menukar informasi dan pengalaman antara pelaku dari pihak pemerintah dan non pemerintah

NPMU dengan

dukungan Tim

Konsultan Pusat

Terkomunikasinnya pengalaman yang berhasil dalam pelaksanaan kebijakan untuk masyarakat miskin

2018

KOMPONEN 2 : Fasilitasi Masyarakat yang Efektif dan Dukungan Teknis Tujuan dari komponen ini adalah untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas hasil pemberdayaan ekonomi. Untuk mencapai tujuan ini, Komponen 2 akan melaksanakan kegiatan berikut ;

a) Membangun struktur fasilitasi yang terdiri dari pendamping kampung dan distrik yang telah berasal dari lokasi setempat dan dilatih. Pendamping ini akan diawasi oleh DPIU dan NPMU

b) Menyusun mekanisme rekruitment, TOR dan mobilisasi fasilitator, di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan;

c) Pelatihan penyegaran bagi seluruh fasilitator; d) Memberikan dukungan teknis bagi tim fasilitator.

Sub-komponen 2.1 : Rekrutmen dan Mobilisasi Fasilitator

a) Rekruitment fasilitator dan pengelolaannya akan dilaksanakan di tingkat Provinsi sehingga Provinsi memiliki tanggungjawab yang besar dalam mendukung keberhasilan program;

b) Fasilitator provinsi (Co.Team leader) akan di seleksi di tingkat provinsi oleh Dinas PMK provinsi dan NPMU. Seleksi fasilitator kabupaten, dan distrik akan di seleksi dan dipilih di tingkat Kabupaten8 sedangkan Fasilitator Kampung

akan di seleksi dan dipilih berdasarkan hasil musyawarah kampung dan ditetapkan oleh kepala desa dan fasilitator kecamatan.

c) Jumlah pendamping dan tenaga ahli yang diperlukan di masing-masing tingkatan pemerintahan secara detail digambarkan seperti pada Tabel 5 di bawah ini.

(13)

Mantan fasilitator PNPM Pertanian akan dipriotaskan direkruit sebagai pendamping provinsi, kabupaten, dan distrik. Minimal 30% fasilitator adalah perempuan. Pendamping distrik di utamakan yang berasal dari distrik setempat dan wajib untuk berdomisili di distrik dimana mereka ditugaskan. Demikian juga, pendamping kabupaten lebih diutamakan yang berdomisili di kabupaten dimana mereka ditugaskan.

Tabel 5

Jumlah Personil Fasilitator Dan Administrator

DESKRIPSI PapuaJumlah FasilitatorPapua Barat

Co.Team Leader 1 1

Spesialis

(Pemberdayaan/Pemasaran/Pertanian/Pelatihan)

24 28

Kabupaten 10 8

Kecamatan 66 42

Desa 150 78

Administrator 21 24

d) Evaluasi kinerja dan penghargaan terhadap hasil kerja pendamping. Setiap pendamping kampung akan di evaluasi kinerjanya setiap 3 (tiga) bulan oleh NPMU, Dinas PMK Provinsi, Dinas PMK Kabupaten, dan Tim konsultan Pusat, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh NPMU Bila ada pendamping yang kinerjanya dinilai kurang baik, akan diberi peringatan dan bimbingan supaya kinerjanya lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk para pendamping yang memiliki kinerja baik akan diberikan penghargaan atas kinerjanya. Pendamping yang memiliki kinerja baik dimintakan untuk membimbing pendamping lain yang masih memiliki kinerja kurang baik dengan cara tukar menukar pengalaman yang dikoordinir oleh Pendamping Kabupaten/ Distrik. Diharapakan dengan kegiatan tukar menukar pengalaman diantara sesama pendamping dapat meningkatkan kinerja pendamping yang masih kurang baik

Langkah-langkah berikut ini diperlukan untuk memastikan perekrutan dan mobilisasi berhasil dan tepat waktu:

Tabel. 6

Kegiatan Sub-komponen 2.1 Rekrutmen dan Mobilisasi Fasilitator

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN Waktu

a. Menyusun pedoman

tentang mekanisme dan jadwal untuk rekrutmen

NPMU, Dinas PMK Provinsi, tim konsultan pusat

Pedoman mekanisme rekruitmen

(14)

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN Waktu

b. Menyusun kerangka acuan (TOR) untuk pendamping provinsi, kabupaten, distrik, Pertanian sebelumnya dan berasal dari lokasi

akan dilaksanakan melalui musyawarah kampung dan difasilitasi oleh Pendamping

Distrik yang akan

(15)

KEGIATAN dan PROSES PELAKSANA KELUARAN Waktu

DPIU/ Dinas PMK

Kabupaten

Sub-komponen 2.2 : Pelatihan Pendamping a. Pelatihan Fasilitator

Untuk memastikan kualitas para pendamping memiliki kapasitas yang diperlukan oleh program, maka PPDM akan melaksanakan pelatihan penyegaran selama 30 hari. Pelatihan ini akan dilaksanakan di masing-masing Provinsi : Di Kota Jayapura untuk wilayah Provinsi Papua dan Kota Manokwari untuk wilayah Provinsi Papua Barat.

Tujuanpelatihan : Pelatihan penyegaran ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para pendamping tentang PPDM serta tugas pendamping dalam melaksanakan PPDM. Pelatihan dilaksanakan oleh NPMU dan Tim Konsultan Pusat dengan menggunakan jasa Event Organizer yang direkrut oleh NPMU. Modul pelatihan akan disusun oleh Tim Konsultan Pusat dengan mengacu pada modul pelatihan penyegaran yang digunakan pada waktu PNPM Pertanian sebelumnya dengan penyesesuain beberapa materi/topik pelatihan sesuai dengan kebijakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Beberapa topik pelatihan yang akan disampaikan dalam pelatihan penyegaraan antara lain adalah :

 PPDM di Papua dan Papua Barat;

 Penjelasan singkat tentang Undang-undang Desa, Permendes nomor 22 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Desa Tahun 2017;

 Penggunaan dana desa bagi kegiatan pemberdayaan khususnya peningkatan ekonomi masyarakat di bidang pertanian, perikanan dan pengolahan hasil pertanian yang disesuaikan dengan karakteristik wilayahnya (penggunungan, dataran rendah, wilayah pesisir)

 Pedoman untuk pendirian dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa,

 Penyusunan Rencana Kerja Desa, Perencanaan Partisipatif Pertanian Desa9,

dan Pemberdayaan masyarakat;

 Aspek-aspek gender - sangat relevan bagi masyarakat dataran tinggi di mana perempuan terpinggirkan dalam didominasi laki-laki distruktur sosial;

 Perbaikan Gizi keluarga melalui pemanfaatan hasil pertanian antara lain tanaman umbi-umbian

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta pelatihan akan di evaluasi pemahamannya terhadap materi pelatihan melalui Pre Test dan Post Test. Disamping itu, setiap peserta akan ditest komitmennya dalam bekerja didaerah terpencil seperti Tanah Papua. Rencana pelatihan bagi fasilitator dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.

(16)

Tabel 7

Kegiatan Sub-komponen 2.2 : Pelatihan Fasilitator

Lingkup Pelatihan PelatihanDurasi Peserta Fasilitator /Pelatih Lokasi

 Prosedur penggunaan dana Desa (Permendes

 Konsep pemberdayaan masyarakat

b. Pelatihan Teknik Perencanaan Partisipatif Pertanian.

1) Tujuan : Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan kepada para peserta untuk menyusun dan memfasilitasi perencanaan desa yang mencakup kegiatan ekonomi produktif, termasuk pertanian sesuai dengan potensi desa dan kebutuhan petani.

2) Materi : pelatihan mencakup Undang-Undang Desa, penggunaan dana Desa, BUMdes dan teknik fasilitasi dan menyusun perencanaan partisipatif pertanian, teknik pertanian sesuai dengan wilayah geografi lokasi peserta, dan menyusun Anggaran rencana pengembangan pertanian dalam RKPDesa. 3) Strategi pelatihan : Modul pelatihan akan disusun oleh konsultan NPMU.

Materi pelatihan tentang teknik pertanian akan disesuaikan dengan lokasi geografis dimana peserta berasal dan potensi daerah lokasi program (dataran tinggi, dataran dan pesisir). Untuk itu, dalam penyampaian materi pelatihan tentang teknik pertanian, para peserta akan dibagi berdasarkan geografis wilayah.

Pelatihan akan dihadiri oleh kepala Desa, kelompok, tokoh masyarakat, Fasilitator Desa, Fasilitator distrik, penyuluh teknis. Diharapkan dengan strategi ini, para pihak yang terlibat dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa akan memiliki pemahaman yang sama tentang proses dan visi rencana pembangunan desa.

(17)

Selain evaluasi pada waktu pelatihan, setelah dua bulan mengikuti pelatihan, NPMU akan mengumpulkan umpan balik dari peserta yang akan dilakukan oleh Pendamping Distrik dan dikoordinasikan oleh Pendamping Kabupaten di masing-masig kabupaten. Umpan balik akan menjadi masukan untuk perbaikan materi dan pelaksanaan pelatihan di masa yang akan datang.

Tabel 8

Rincian Kegiatan pada

Pelatihan Perencanaan Partisipatif Pertanian Desa dan Teknik Pertanian

Materi Pelatihan pelatihanDurasi Participan Facilitators /Trainers Lokasi Waktu

 Prosedur  Teknik pertanian

umum yang

Kabupaten Juli Agustus– 2017

c. Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian

Tujuan bimbingan teknis : Pelatihan ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta tentang pengolahan hasil pertanian , dan kemasan untuk meningkatkan nilai jual;

Strategi pelaksanaan :

1) Materi bimbingan teknis : Modul Bimbingan Teknis ini akan disusun oleh konsultan NPMU dan Tenaga Ahli Pengolahan hasil dengan memperhatikan produk olahan yang sesuai dengan potensi daerah. Informasi tentang jenis produk olahan diperoleh dari hasil kajian kampung yang dilaksanakan oleh Pendamping Distrik. Disamping itu, peserta akan diberikan pengetahuan tentang penggunaan dana Desa, BUMdes dan dinamika berkelompok;

(18)

3) Evaluasi pelatihan : Seluruh peserta pelatihan akan di evaluasi pemahaman terhadap materi dan praktek bimbingan teknis melalui pre test pada awal pelatihan dan post test pada akhir masa pelatihan. Disamping itu, dua bulan setelah selesai pelatihan peserta akan dimintakan umpan baliknya terhadap penerapan hasil pelatihan. Pengumpulan umpan balik ini akan dilakukan oleh Pendamping Distrik dengan cara sampling, dan dikoordinasikan oleh Pendamping Kabupaten untuk masukan evaluasi dan perbaikan materi dan teknik bimbingan teknis.

Tabel 9

Kegiatan dalam Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian

Lingkup Pelatihan pelatihanDurasi Participan Facilitators/Trainers Lokasi Waktu

 Pendirian,

Tujuan Sekolah lapang : Memfasilitasi petani meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang teknologi pertanian (teknologi budidaya, Paska Panen, pengendalian hama dan penyakit), Disamping itu, petani akan diberikan pengetahuan dan keterampilan tentang analisa usaha tani.

(19)

i. Kegiatan Sekolah Lapang akan dimulai dengan kajian bersama petani yang menyangkut : Masalah dan kendala yang dihadapi petani dalam melaksanakan kegiatan usaha pertaniannya;

ii. Hasil kajian ini merupakan dasar dalam menyusun materi belajar untuk Sekolah Lapang. Dalam penyampaian informasi teknologi, fasilitator/pemandu harus berperan dan meperlakukan petani sebagai mitra yang sejajar, bukan menggurui

iii. Sekolah Lapang akan dilaksanakan secara berkelompok (tidak harus dalam kelompok yang telah diregristrasi) dengan jumlah peserta per kelompok The sekitar 25 petani, dan menggunakan lokasi yang mudah dijangkau oleh semua peserta.

iv. Sekolah Lapang dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan sesuai dengan siklus/jadwal pelaksanaan kegiatan produksi dari mulai tanam sampai paska panen, termasuk apek teknis, dan keuangan. Durasi setiap pertemuan tidak lebih dari setengah hari.

v. Dalam Sekolah lapang supaya dimasukan juga topik tentang gizi – bagaimana keterkaitan gizi, kesehatan dan konsumsi makanan. Para peserta Sekolah Lapang akan diberi informasi tentang manfaat kesehatan dan ekonomi dari diversifikasi produk.

vi. Sekolah Lapang pada tahap awal akan dipandu oleh pendamping (dengan dukungan teknis dari petugas dinas, penyuluh pertanian), tahap selanjutnya akan dipandu oleh petani pemandu.

vii. Setiap Sekolah Lapang akan diulang dua kali untuk setiap kelompok tetapi dengan intensitas menurun, dan atau dengan topik yang baru sesuai dengan kebutuhan dan permintaan petani.

viii. Sekolah Lapang akan menjadi tempat untuk kelompok petani peserta program berpartisipasi dalam kegiatan PPDM lainnya, termasuk upaya peningkatan nilai tambah produk pertanian, pemasaran, demo peralatan pertanian, serta diskusi dengan petugas bank untuk peluang sumber pembiayaan bagi usaha produktif masyarakat.

ix. Bahan untuk mendukung proses pembelajaran akan disusun oleh konsultan NPMU dan akan di buat dalam buku dengan desain grafis yang sederhana dan menarik, seperti bentuk komik dalam bahasa lokal yang mudah dipahami oleh masyarakat;

2) Pendamping distrik wajib menyampaikan laporan

Pelaksanaan Sekolah Lapang yang mencakup; materi/topik yang disampaikan, jumlah peserta yang mengikuti (laki-laki dan wanita), persentase peserta yang menerapkan. Materi yang disampaikan.10

Tabel 10

Kegiatan dalam Sekolah Lapang

(20)

Lingkup

e. Dukungan untuk Penerapan Hasil Pelatihan Komoditas Terpilih

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian yang dihasilkan oleh para petani melalui perbaikan kualitas paska panen dan atau pengolahan serta memotong rantai pemasaran. Dengan demikian pendapatan petani diharapkan meningkat.

Salah satu upaya untuk membantu petani meningkatkan hasil usaha pertaniannya, program Pembangunan Desa Mandiri (PPDM) akan memfasilitasi kegiatan peningkatan nilai tambah dari produk pertanian yang dihasilkan di beberapa kabupaten yang dinilai memiliki potensi sebagai percontohan (pilot), yaitu :

1) Kabupaten Sarmi untuk pengembangan komoditi kelapa dan coklat, 2) Kabupaten Jayawijaya untuk komoditi Kopi,

3) Kabupaten Fak-Fak untuk pengembangan rumput laut dan buah pala. Kriteria Pemilihan Lokasi

i. Pemerintah Daerah memiliki komitmen untuk mendukung pelaksanaan kegiatan ini dengan melakukan pembinaan dan monitoring;

ii. Memiliki potensi Komoditi unggulan daerah yang mempunyai dukungan permodalan dan berpeluang untuk di pasarkan

iii. Komoditas tersebut sudah dikelola oleh masyarakat dan perlu pengembangan, baik Sumber Daya Manusia, teknologi dan pemasarannya;

iv. Sudah dikelola oleh BUMDes atau Kelompok Tani; Strategi yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

(21)

diusahakan secara maksimal untuk (b) mayoritas penduduk di desa tersebut mempunyai mata pencaharian utama komoditas pertanian dimaksud (kelapa untuk Kab. Sarmi; perikanan laut untuk Kab. Raja Ampat; kopi untuk Kab. Jayawijaya; rumput laut dan buah pala untuk Kab Fak-Fak); dan (c) adanya komitmen dari Pemerintah Kampung untuk memberikan lahan dan bangunan yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan yang diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian desa setempat. Hasil identifikasi akan merekemondasikan : (i) teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian; (ii) peralatan yang diperlukan; (iii) kontruksi dan luas sarana bangunan yang diperlukan; (iv) jumlah dan keahlian sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengoperasikan kegiatan paska panen dan atau pengolahan hasil, serta pemasaran;

(2) Dukungan Pemerintah Daerah. Pemerintah Kabupaten, Ddistrik dan Kecamatan harus memberikan dukungan sebagai prasyarat dalam penyediaan peralatan untuk peningkatan nilai tambah produk pertanian, yaitu : (a) lahan dan bangunan yang layak untuk mengoperasikan kegiatan peningkatan kualitas paska panen dan pengolahan hasil produk pertanian sesuai dengan rekomendasi hasil identifikasi. Status lahan dan bangun harus atas nama Pemerintah Kampung; (b) Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang telah dilengkapi dengan perangkat unit usaha yang telah terlatih dan terampil dalam mengelola usaha komoditas pertanian;

(3) BUMDes akan bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemeliharaan peralatan yang disediakan oleh PPDM, termasuk penyediaan biaya pemeliharaannya;

(4) Membangun kemitraan antara BUMDes dengan mitra usaha. Dalam upaya keberlanjutan usaha BUMDes, konsultan pemasaran bersama Kementerian Desa dan Dinas Pembangungan Masyarakat Kampung (BPMK) di provinsi dan kabupaten akan mencari calon mitra usaha untuk BUMDes di desa lokasi percontohan. Dengan demikian produk pertanian yang dihasilkan di desa tersebut dapat ditampung oleh Unit Usaha BUMDes, sehingga peningkatan pendapatan petani desa setempat diharapkan berkesinambungan.

(5) Penyusunan Rencana Usaha (Business plan):

Rencana usaha akan disusun oleh setiap BUMdes di lokasi program. Kegiatan yang akan didukung oleh PPDM meliputi :

(1) Pelatihan teknis :

 Khusus bagi petani di lokasi yang memiliki potensi komoditi yang akan dikembangkan, supaya mereka dapat menerapkan teknologi pertanian yang sesuai dengan permintaan pasar ( Good Agriculture Practice – GAP);

 Khusus untuk teknisi yang akan mengoperasikan peralatan untuk paska panen dan atau pengolahan hasil;

(22)

rekomendasi hasil tim identifikasi awal, dan akan diverifikasi BPMK Kabupaten dan disetujui oleh NPMU;

(3) Penyediaan tenaga ahli yang akan memfasilitasi peningkatan nilai tambah produk pertanian;

(4) Penyediaan modal awal (seed capital) untuk BUMDes membeli bahan mentah langsung dari petani produsen.11

Jenis Dukungan

Jenis bantuan yang akan diberikan akan disesuaikan dengan proposal/usulan kelompok Tani/ Kelompok Masyarakat.

Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan kegiatan program bantuan berbasis komoditi ini akan di atur dalam petunjuk teknis tersendiri12.

Sub-komponen 2.3 : Manajemen dan Dukungan Tim Fasilitasi

a) Manajemen : Tim fasilitasi di tingkat kabupaten berada di bawah arahan Kepala BPMK kabupaten, terdiri dari fasilitator kabupaten dan spesialis. Tim fasilitasi akan bergerak di lapangan dan akan bekerja sama dengan staf Kementerian. Kegiatan utama mereka sudah di bahas pada bab II, mengenai tupoksi tenaga ahli:

b) Fasilitasi dan pendampingan pelaksanaan PPDM akan dilaksanakan secara berjenjang dari mulai tingkat pusat sampai tingkat desa, proses dampingan ini dimulai pada saat pelatihan pra-tugas bagi fasilitator dilaksanakan.

c) Fasilitator akan melakukan kunjungan rutin, fasilitator kabupaten dan spesialis akan mendampingi fasilitator kecamatan dan membantu fasilitator kecamatan dalam menghadapi kendala yang mereka hadapi.

d) Penyediaan Informasi : Fasilitasi juga mencakup komponen penyediaan informasi yang lengkap bisa dalam bentuk cetak dan multi-media

e) Eksternal Monitoring : pemantauan eksternal yang dilaksanakan oleh konsultan NPMU diperlukan untuk mereview kualitas program, seperti verifikasi hasil proyek dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat atau melalui lembaga lain, seperti: kelompok masyarakat, LSM lokal, dan PEMDA.

KOMPONEN 3 : Pemberdayaan Ekonomi

a. Komponen ini bertujuan untuk mendukung masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan berkelanjutan, peningkatan nilai produk dan harga jual produk akan peningkatan pendapatan masyarakat.

b. Kendala umum bagi sebagian besar petani di Pulau Papua adalah ketidakmampuan untuk memasok pasar dengan volume yang konsisten dan rendahnya kualitas produk.

c. Karena komponen pemberdayaan ekonomi produktif akan didanai dari dana desa maka penentuan komoditi/jenis tanaman, jenis ternak serta pengelolaan

(23)

paska panen ditentukan oleh para petani itu sendiri melalui proses perencanaan yang partisipatif dengan di fasilitasi oleh Fasilitator dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Hal ini disesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah yakni wilayah dataran tinggi, dataran rendah dan wilayah pesisir pantai.

d. Untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan para Fasilitator di tingkat distrik dan desa, PPDM akan melaksanakan pelatihan-pelatihan yang mendukung terhadap upaya dan peranan para Fasilitator dalam perencanaan penentuan komoditi/jenis tanaman potensi unggulan, proses peningkatan nilai jual, pengelolaan hama terpadu dan pengelolaan paska panen.

e. PPDM akan melaksanakan peningkatan kapasitas terhadap kelompok sasaran melalui sekolah lapang di desanya masing-masing dan pelatihan khusus yang diperlukan. Selain itu PPDM akan memberikan bantuan berupa infrastruktur dan peralatan.

Sub-komponen 3.1 : Daerah Dataran Tinggi

a) Prioritas tanaman/produk yang diarahkan dalam PPDM pada wilayah dataran tinggi adalah: (i) ubi jalar; (ii) sayuran; (iii) kopi; dan (iv) ternak kecil.

b) Pertanian dataran tinggi terdiri dari dua sistem pertanian yang berbeda - pada dasarnya tergantung pada akses pasar dan lokasi, prioritas tanaman untuk wilayah yang terpencil seperti ubi jalar dan ternak kecil (babi, ayam) sangat relevan untuk dijadikan produk bagi ketahanan pangan masyarakat.

c) Tanaman unggulan seperti sayuran dan kopi memiliki potensi yang besar untuk di kembangkan menjadi produk unggulan daerah.

d) Kegiatan untuk pengembangan produk komoditi tanaman prioritas tersebut terbagi dalam dua bagian yakni; (1). Produksi dan paska panen dan (2). Pemasaran produk. Kedua kegiatan ini dapat berupa pengembangan infrastruktur, peralatan atau pelatihan.

e) Persentase alokasi untuk kegiatan pengembangan produk dapat dilihat pada Tabel 11 - memperlihatkan bobot yang signifikan untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur dan peralatan untuk semua tanaman, serta investasi paska panen dan pemasaran - terutama tanaman kopi. Sedangkan bagi ternak sepenuhnya hanya terfokus pada produksi, pasar lokal dan kebutuhan rumah tangga.

Tabel 11

Bobot Alokasi Pengembangan Kegiatan di Dataran Tinggi

KOMODITI PRODUKSI PENGOLAHAN/PEMASARAN Infrastruktur pelatiha

n Infrastruktur pelatihan

Ubi-ubian 46% 11% 31% 11%

Sayuran 80% 3% 12% 6%

Kopi 10% 2% 87% 2%

(24)
(25)

Sub-komponen 3.2 : Dataran rendah

a) Prioritas tanaman/produk yang diarahkan dalam PPDM pada wilayah dataran rendah adalah: (i) Coklat; (ii) kelapa; (iii) pala; dan (iv) ternak kecil, dll.

b) Tanaman coklat, pala dan kelapa merupakan sumber produk yang dapat memberikan pendapatan bagi masyarakat, tetapi sistem budidaya dan produksi yang kurang baik tidak dapat memberikan hasil yang baik bagi masyarakat. c) Pengembangan sistem budidaya dan produksi yang baik perlu dikembangkan

untuk komoditi tersebut sehingga komoditi tersebut dapat dijadikan produk unggulan daerah.

d) Kegiatan untuk pengembangan produk komoditi tanaman prioritas tersebut terbagi dalam dua bagian yakni; (1). Produksi dan paska panen dan (2). Pemasaran produk. Kedua kegiatan ini dapat berupa pengembangan infrastruktur, peralatan atau pelatihan.

e) Persentase alokasi untuk kegiatan pengembangan produk dapat dilihat pada Tabel 12 - memperlihatkan bobot yang signifikan untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur dan peralatan untuk semua tanaman, serta investasi paska panen dan pemasaran - terutama tanaman Coklat. Sedangkan bagi ternak sepenuhnya hanya terfokus pada produksi, pasar lokal dan kebutuhan rumah tangga

Tabel 12

Bobot Alokasi Pengembangan Kegiatan di Dataran Rendah

TANAMAN PANEN/PRODUK

PRODUKSI PASKA PANEN / PEMASARAN Infrastruktur Pelatihan Infrastruktur Pelatihan

Coklat 29% 4% 63% 4%

Pala 27% 4% 65% 4%

Kelapa 0% 0% 100% 0%

Peternakan 69% 31% 0% 0%

Catatan: Infrastruktur meliputi peralatan.

Sub-komponen 3.3 : Wilayah Pesisir

a) Di daerah pesisir di mana kegiatan budidaya berasal dari sumber daya alam laut yang melimpah, PPDM akan terus mengembangkan peluang bagi masyarakat pesisir seperti; rumput laut, ikan cumi-cumi, ikan asin dan produksi kerupuk cumi/ikan.

(26)

Tabel 13

Bobot alokasi pengembangan kegiatan di wilayah pesisir

Tanaman Panen/produk

Produksi Paska Panen /pemasaran

Infrastruktur Pelatihan Infrastruktur Pelatihan

Rumput Laut 0% 3% 87% 9%

Ikan/cumi 84% 8% 0% 8%

Salted Fish/Squid 0% 0% 95% 4%

Fish Cracker Prod'n 80% 20% 0% 0%

Pengembangan mata pencaharian dan kegiatan ekonomi produktif ini menjadi bagian dari rencana pembangunan desa, hal tersebut memerlukan koordinasi proyek yang efektif yang didukung dengan fasilitasi dan dukungan teknis serta bimbingan di semua tingkatan.

Kegiatan pemasaran produk komoditi akan di fasilitasi oleh spesialis pemasaran kabupaten dan pusat.

KOMPONEN 4 : Manajemen Proyek

Program ini secara khusus bertujuan memperkuat pendapatan dan taraf ekonomi masyarakat khsusunya dalam sektor pertanian dalam rencana pembangunan desa. Program ini memerlukan manajemen pengelolaan yang efektif dari semua tingkatan program.

Pelaksanaan Program

Program ini mengadopsi pembelajaran yang baik dari PNPM pertanian yang sebelumnya. Pelaksanaan program ini akan menekankan pada dua aspek, yakni mobilisasi masyarakat untuk mendapatkan bantuan teknis serta akses terhadap penggunaan dana desa. Diharapkan program ini akan mendorong peningkatan pendapatan keluarga melalui mobilisasi sumberdaya Lokal. Dana desa digunakan untut meningkatkan produksi dan kualitas pertanian baik pada bidang pertanian dadataran tinggi, dataran rendah, pesisir dan lautan (perikanan).

a. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Dirjen PPDM adalah Ketua Tim Pengarah (Program Director) National Project Management Unit (NPMU).

b. Unit Pengelola Tingkat Nasional PPDM (NPMU)

1) Direktur Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna. Direktur PSDATTG. sebagai Kepala Satuan Kerja PPDM dan sebagai Ketua NPMU (Program Manager) serta sebagai penanggungjawab kegiatan PPDM. Ketua National Project Management Unit (NPMU) bertanggung jawab dalam:

(27)

(2)

Mengesahkan dokumen pengadaan dan proses pengadaan yang diajukan oleh PPIU untuk disampaikan ke IFAD, termasuk yang berkaitan dengan dana Dekonsentrasi;

(3)

Menetapkan tindak lanjut pengaduan dan hasil audit.

2) Sekretaris Kegiatan National Project Management Unit (NPMU). Membantu Ketua dibidang administrasi dan tata usaha dalam pelaksanaan Pengendalian dan Koordinasi PPDM;

3) Tugas bidangPerencanaan

(1)

Sosialisasi dan diseminasi kegiatan kepada instansi di tingkat pusat dan provinsi;

(2)

Penyusunan rencana anggaran dan desa sasaran setiap tahun agar koordinasi antar kegiatan dapat terlaksana dengan baik;

(3)

Fasilitasi Pertemuan dan Rapat Tim Pengarah Pusat dan Tim Koordinasi;

(4)

Pengkajian mutu dan kelengkapan dokumen yang membutuhkan prior review oleh IFAD, serta memberikan pembinaan teknis kepada CPIU dalam proses pengadaan yang tidak membutuhkan prior review;

4) Tugas bidang Administrasi dan Keuangan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

(1)

Melakukan kompilasi data pelaporan keuangan dari tingkat Provinsi termasuk mengumpulkan SPM dan SP2D Asisten Perencanaan;

(2)

Menyusun laporan keuangan secara berkala sesuai dengan pedoman pelaksanaan;

(3)

Melakukan pendataan terkait usulan pejabat inti satuan kerja di provinsi;

(4)

Memfasilitasi pembukaan rekening khusus;

(5)

Melakukan konsolidasi surat perintah pencairan dana untuk pengajuan aplikasi penarikan dana;

(6)

Menyusun pengajuan permohonan pengisian kembali/replenishment rekening khusus;

(7)

Mengelola seluruh arsip aktif dan in aktif kegiatan. 5) Tugas Bidang Monitoring dan Evaluasi

(1)

Pengendalian jadwal dan pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan, sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan yang disepakati oleh IFAD;

(2)

Penyiapan dan konsolidasi laporan penyelenggaraan kegiatan dari masing-masing instansi terkait secara menyeluruh (fisik dan keuangan);

(3)

Melakukan pembinaan dan pemantauan kinerja pelaporan konsultan melalui Sistem lnformasi Manajemen (SIM) dan Website yang ada serta pelaporan kemajuan pelaksanaan kegiatan secara berkala kepada Tim Pengarah Pusat dan IFAD;

(4)

Fasilitasi supervisi, audit keuangan dan kinerja PPDM serta konsolidasi dan pemantauan tindak lanjut penyelesaiannya;

(28)

6) Tugas bidang kelembagaan dan Pelatihan

(1)

Memfasilitasi pembentukan kelembagaan di tingkat desa;

(2)

Fasilitasi pelatihan pembentukan kelembagaan;

(3)

Fasilitasi kebutuhan pelatihan;

(4)

Merancang kurikulum pelatihan;

(5)

Fasilitasi kegiatan pelatihan disetiap jenjang. 7) Pengelola Keuangan

(1)

BendaharaPengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk:

i. Menerima, menyimpan, menyetor/ membayar uang atau surat berharga, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang negara yang ada dalam penguasaannya;

ii. Menyampaikan specimen tanda tangan bendahara atau atasan langsung dan stempel Ke KPPN, Bank setempat dan pejabat yang diberi kewenangan menandatangani SPM;

iii. Menandatangani dan mempertanggungjawabkan semua dokumen penerimaan/pengeluaran yang dikelolanya;

iv. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

(2)

Pemegang Uang Muka Kegiatan (PUMK) adalah orang yang diberi tugas untuk membantu Bendahara Pengeluaran dalam pelaksanaan tugas bendahara. Pemegang Uang Muka diangkat untuk masing-masing kegiatan.

(3)

Tim Pendukung Pusat

Konsultan Nasional Manajemen Pusat (NPMU Consultant). Konsultan Manajemen Pusat merupakan konsultan yang membantu Satuan Kerja Pusat dalam mengelola PPDM yang berkedudukan di Jakarta. Konsultan Manajemen Pusat terdiri dari:

i.

Tim Leader;

ii.

Procurement Spesialist;

iii.

Disbursment Spesialist/FMS;

iv.

Pemberdayaan Masyarakat Spesialist;

v.

Pertanian Spesialist;

vi.

Pemasaran Spesialist;

vii.

Pelatihan Spesialist;

viii.

Monitoring dan Evaluasi Spesialist;

ix.

IT;

x.

Kartunis/Desain Grafis;

xi.

Operator Komputer;

Konsultan Manajemen Pusat memiliki tugas, fungsi dan tanggungjawab pengelolaan13 yakni;

(29)

(1) Bersama NPMU menyusun : (i) rencana kegiatan dan anggaran: serta (ii) berbagai pedoman yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan program, termasuk kerangka acuan kegiatan;

(2) Membantu NPMU dalam proses Rekruitment Pendamping di berbagai tingkatan;

(3) Menyusun rencana dan materi pelatihan termasuk modul pelatihan untuk pelatihan para pendamping diberbagai tingkatan

(4) Melaksanakan pelatihan untuk Co-TL, Pendamping Kabupaten dan Pendamping Distrik dalam pelaksanaan dan pengawasan di tingkat masyarakat mulai dari tahapan rencana produksi pertanian, paskaproduksi, paska panen, sampai dengan tahapan pemasaran hasil produksi pertanian

(5) Memfasilitasi para pelaksana kegiatan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten dalam pelaksanan seluruh kegiatan PPDM;

(6) Bersama NPMU melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi, minimal terhadap;

i. Pelaksanaan PPDM;

ii. Capaian indikator kunci (KPI).

(7) Bersama NPMU membangun dan mengoperasikan MIS

(8) Menganalisa hasil data Pemantauan yang terkumpul dari Co-TL. (9) Bersama NPMU menyusun laporan kemajuan program Bulanan,

Triwulan, Tahunan dan Laporan Akhir yang mencakup i. Hasil pemantauan dan evaluasi;

ii. Pencapaian indikator keberhasilan program iii. Laporan keuangan

c. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (PMK) PROVINSI / PPIU

Kepala Badan BPMK Provinsi sebagai Kepala Satuan Kerja dan Penanggungjawab Kegiatan (PJK) dan ketua PPIU, bertanggung jawab dalam :

1) Melakukan koordinasi dengan instansi pusat dan kabupaten terkait dalam melaksanakan kegiatan program dan pencapaian indikator kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Dana Hibah 755-ID dan Perjanjian Dana Hibah 1052-ID;

2) Menyiapkan Rencana Kerja Tahunan (Annual Work Plan) dan Procurement Plan (PP) tingkat provinsi;

3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan proyek sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan Program dan Pedoman Operasional PPDM hingga closing date PPDM;

4) Menyusun Laporan kemajuan program dan Keuangan untuk disampaikan ke NPMU yang selanjutnya akan disampaikan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa;

(30)

d. Sekretaris Program PPDM (SP-PPDM), bertanggung jawab dalam : 1) Mengelola kegiatan kesekretariatan pada PPIU:

2) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan program;

3) Bersama-sama dengan Penanggung Jawab Bidang menyusun rencana dan pelaksanaan kegiatan bidang dan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan PPDM;

4) Menyiapkan laporan reguler pelaksanaan program (Triwulan, tengah tahunan dan tahunan) bersama-sama dengan Penanggung Jawab Bidang dan anggota lainnya;

5) Memfasilitasi pelaksanaan Audit Keuangan Eksternal (External Financial Audit) yang akan dilakukan setiap tahun oleh auditor pemerintah (BPKP) dan juga oleh Irjen Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi di PPIU.

e. Penanggung Jawab Bidang Monitoring dan Evaluasi, mempunyai tugas : 1) Melaksanakan sistem informasi dan monitoring evaluasi/MIS yang telah

dibangun oleh NPMU; untuk memonitor dan mengevaluasi kemajuan fisik dan keuangan di tingkat provinsi;

2) Melaksanakan monitoring dan penilaian, serta kemajuan yang dicapai secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan ;

3) Menyampaikan dan mendokumentasikan hasil monitoring kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung untuk tindak lanjut dalam perbaikan pelaksanaan kegiatan program;

4) Mengkoordinasikan tindak lanjut hasil Audit Internal dan mengkonsolidasikan hasil tindak lanjutnya;;

5) Bersama Ketua Dinas PMK mengevaluasi Kinerja Co.TL, Pendamping Kabupaten dengan menggunakan format yang telah disusun oleh NPMU; 6) Mengkoordinasikan pengelolaan pengaduan melalui mekanisme yang telah

ditetapkan oleh NPMU.

f. Tugas Penanggung Jawab Bidang Pelatihan, mempunyai tugas untuk: 1) Bersama Konsultan Pelatihan menyiapkan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan

memastikan terlaksananya pelatihan dalam waktu yang telah ditentukan; 2) Membuat laporan kegiatan pelatihan setelah selesainya pelaksanaan pelatihan.

g. Tugas Penanggung Jawab Bidang Sosialisasi, mempunyai tugas untuk: 1) Bersama Co TL menyiapkan pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk

memastikan terlaksananya kegiatan sosialisasi dalam waktu yang telah ditetapkan;

2) Membuat laporan kegiatan sosialisasi setelah selesainya pelaksanaan sosialisasi.

h. Tenaga Ahli Provinsi / Co-Team Leader.

(31)

1) Bersama PPIU/ Kepala Dinas PMK menyusun rencana kerja tingkat Provinsi termasuk rencana Sosialisasi, Promosi dan penyadaran PPDM;

2) Bersama PPIU/ Kepala Dinas PMK melaksanakan koordinasi, dan advokasi kepada instansi terkait PMD;

3) Bersama PPIU melaksanakan sosialisasi dan promosi PPDM;

4) Memfasilitasi pembentukan dan pendampingan Komite Koordinasi tingkat Provinsi

5) Membantu PPIU dalam melaksanakan PPDM untuk menjamin pencapaian tujuan yang telah direncanakan;

6) Melakukan pendampingan kepada Pendamping Kabupaten dalam melaksanakan PPDM.

7) Bersama PPIU memantau dan mengevaluasi seluruh pelaksanaan PPDM di provinsi;

8) Memantau dan mengevaluasi Kinerja Pendamping Kabupaten, dan menyampaikan laporan hasil evaluasi ke Konsultan Pusat;

9) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan PPDM ( bulanan, Triwulan, Tahunan dan Laporan akhir) dan menyampaikam laporan tersebut ke PPIU/ Kepala Dinas PMD, NPMU dan Tim Konsultant Pusat

i. Satuan Kerja Kabupaten/DPIU

DPIU ditetapkan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atas usulan dari Bupati/Sekretariat Daerah Kabupaten lokasi program. Tugas, fungsi dan tanggungjawab DPIU/ Satker Kabupaten adalah

1) Menyusun Perencanaan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi PPDM di kabupaten termasuk sosialisasi, pembentukan Komite Koordinasi Kabupaten, perencanaan koordinasi dengan Satker yang berada di pusat maupun provinsi; 2) Dengan dibantu Pendamping Kabupaten, melaksanakan sosialisasi, promosi

dan penyadaran PPDM di lingkungan pemerintahan kabupaten terutama kepada dinas yang terkait dengan PPDM;

3) Bersama Pendamping Kabupaten melaksanakan pembentukan dan fasilitasi Komite Koordiansi Kabupaten;

4) Melakukan koordinasi dengan Satker Pusat maupun Satker Kabupaten;

5) Bersama Pendamping Kabupaten melakukan Pemantauan dan Evaluasi (secara sampling) terhadap Kelompok Tani yang berada di Desa Sasaran PPDM;

6) Memantau dan mengevaluasi Pendamping Kabupaten, Tenaga Ahli (TA) dan Pendamping Distrik dengan menggunakan format yang telah disusun oleh NPMU, serta menyusun rekomendasi untuk tindak lanjutnya;

7) Menyusun Laporan triwulan perkembangan pelaksanaan dan hasil kegiatan program dengan dibantu oleh pendamping kabupaten;

j. Pendamping Kabupaten

(32)

1) Menyusun rencanaan kerja tingkat Kabupaten yang memuat Sosialisasi, Promosi dan penyadaran PPDM, dan advokasi ke instansi terkait, serta melakukan pendampingan terhadap Dinas PMK,

2) Melakukan assesment awal terkait dengan pelaksanaan PPDM.

3) Bersama Dinas PMK melaksanakan sosilasasi dan promosi PPDM kepada dinas terkait di Kabupaten;

4) Bersama Dinas PMK memfasilitasi pembentukan dan memberikan pendampingan/fasilitasi Tim Koordinasi Kabupaten.

5) Bersama sama dengan Spesialis kabupaten memberikan penguatan kepada Dinas PMK, Pendamping Distrik dan Pendamping Kampung dalam menjalankan PPDM

6) Bersama Dinas PMK melakukan monitoring melalui rapat bulanan dan supervisi kepada kinerja Spesialis kabupaten, Pendamping Distrik dan Pendamping Kampung;

7) Berdasarkan arahan dari NPMU, membantu NPMU dalam penyelesaian pengaduan masyarakat;

8) Menyusun dan menyampaikan laporan kinerja Pendamping distrik Dan rekomendasi untuk tindak lanjut perbaikan kinerjanya ke Co TL di provinsi; 9) Bersama dengan Dinas PMK Kabupaten menyusun laporan triwulan kemajuan

pelaksanaan PPDM di Kabupaten;

10) Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan, triwulan, tahunan dan laporan akhir tentang penugasannya dalam melaksanakan PPDM.

Kualifikasi Pendamping Kabupaten dijelaskan secara detail di dalam ToR rekrutmen.

k. Spesialis Pemberdayaan

Spesialis Pemberdayaan adalah spesialis PPDM yang diseleksi yang diseleksi oleh Panitia Seleksi dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten, dan dikontrak oleh Provinsi dan ditempatkan di Ibu Kota Kabupaten. Tugas spesialis pemberdayaan Kabupaten adalah:

1)

Melakukan pengalian kondisi program pemberdayaan masyarakat;

2)

Menyusun dan mensosialisasikan rencana strategis pemberdayaan masyarakat dengan merujuk pada rencana kerja Konsultan Manajemen Pusat di tingkat kabupaten kepada Dinas PMK

3)

Bersama Dinas PMK Kabupaten merumuskan peranan pemerintah daerah dalam pengelolaan dana desa bagi kegiatan yang berkaitan dengan usaha produktif;

4)

Bersama pendamping Kabupaten melaksanakan kegiatan sosilasasi, promosi dan kerja sama PPDM dengan dinas terkait antara lain : BPMK, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta, pihak terkait lainnya;

(33)

6)

Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan, dan akhir penugasan termasuk rekomendasi dan strategi pemberdayaan masyarakat untuk keberhasilan PPDM;

Kualifikasi Spesialis Pemberdayaan dijelaskan secara detail di dalam ToR rekrutmen.

l. Spesialis Pertanian

Spesialis Pertanian adalah spesialis PPDM yang diseleksi oleh Panitia Seleksi dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten, dan dikontrak oleh Provinsi dan ditempatkan di Ibu Kota Kabupaten. Tugas dan fungsi spesialis pertanian Kabupaten adalah:

1) Melakukan analisis pembangunan sektor pertanian di wilayah kerjanya dengan berkonsultasi dengan berbagai pihak terkait

2) Menyusun rencana strategis pengembangan pertanian yang sesuai dengan komoditi yang potential dikembangan di wilayah kerjanya;

3) Bersama Pendamping Kabupaten melaksanakan kegiatan sosilasasi, promosi dan memfasilitasi kerja sama PPDM dengan dinas terkait antara lain: BPMK, Dinas Pertanian, serta, pihak terkait lainnya dalam tercapainya

4) Bersama Pendamping Kabupaten menyusun strategi perencanaan partisipatif pertanian Desa dan penyusunan RKP Desa yang memasukan usaha produktif masyarakat;

5) Menyusun laporan bulanan, dan akhir penugasan, yang berisikan rekomendasi dan strategi pengembangan usaha tani bagi keberhasilan PPDM

Kualifikasi Spesialis Pertanian dijelaskan secara detail di dalam ToR rekruitmen.

m. Spesialis Pemasaran

Spesialis Pemasaran adalah spesialis PPDM yang diseleksi oleh Panitia Seleksi dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten, dan dikontrak oleh Provinsi dan ditempatkan di Ibu Kota Kabupaten. Tugas dan fungsi Spesialis Pemasaran Kabupaten adalah: 1) Melakukan assessment tentang potensi dan tata niaga komoditas pertanian;. 2) Menyusun rencana kerja pengembangan pemasaran komiditi unggulan yang

sesuai dengan kemungkinan pengembangan pasar.

3) Bersama Penkab dan satker Kabupaten menyusun rencana strategis pemasaran komoditi pertanian;

4) Menyusun laporan bulanan, dan akhir penugasan, yang berisikan rekomendasi dan strategi pengembangan pemasaran komoditi daerah bagi keberhasilan PPDM

Kualifikasi Spesialis Pemasaran dijelaskan secara detail di dalam ToR rekrutmen.

n. Spesialis Pelatihan

Spesialis Pelatihan adalah spesialis PPDM yang diseleksi oleh Panitia Seleksi dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten, dan dikontrak oleh Provinsi dan ditempatkan di Ibu Kota Kabupaten. Tugas dan fungsi spesialis pelatihan Kabupaten adalah:

(34)

2) Menyusun rencana kerja bidang pelatihan yang disesuaikan dengan hasil pemetaan.

3) Menyusun rencana startegis penguatan kapasitas bagi masyarakat

4) Menyusun laporan bulanan, dan akhir penugasan, yang berisikan rekomendasi dan strategi pengembangan pelatihan bagi keberhasilan PPDM

Kualifikasi Spesialis Pelatihan dijelaskan secara detail di dalam ToR rekrutmen.

o. Pendamping Distrik

Pendamping Distrik (Pendis) adalah Pendamping PPDM yang diseleksi oleh Panitia Seleksi dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten, dan dikontrak oleh Provinsi dan ditempatkan di Distrik. Tugas dan fungsi Pendamping Distrik adalah:

1) Melakukan pemetaan situasi dan kondisi desa/kelompok tani sasaran program;. 2) Menyusun rencana kerja berdasarkan hasil pemetaan yang merujuk pada

rencana kerja NPMU;

3) Melaksanakan sosialisasi, promosi dan penyadaran ke wilayah kampung yang akan didampingi;

4) Melaksanakan Koordinasi dengan Kepala Kampung dalam rangka pelaksanaan PPDM;

5) Melaksanakan proses pemilihan Pendamping Kampung yang dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan Kepala Kampung;

6) Memfasilitasi Kepala Kampung dalam menyusun rencana partisipatif dengan masyarakat menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA);

7) Melaksanakan fasilitasi Kelompok Tani dalam penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk kebutuhan RKPDes;

8) Bersama pendamping desa memfasilitasi pembentukan BUM Kampung;

9) Bersama dengan Penyuluh Pertanian, Kepala Kampung/aparat Pemerintah Kampung melaksanakan Sekolah Lapang Petani;

10) Membuat catatan praktik/cerita baik untuk disampaikan ke NNPMU; 11) Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi:

a) Pemantauan terhadap perkembangan pertanian di kampung sasaran; b) Pemantauan dan monitoring pelaksanaan PPDM.

12) Menyampaikan Laporan tentang kegiatan pendampingan di desa sesuai dengan format dan jadwal yang telah disusun oleh NPMU;

Kualifikasi Pendamping Distrik dijelaskan secara detail di dalam ToR rekrutmen.

p. Pendamping Kampung

Pendamping Kampung (Penkam) adalah Pendamping PPDM ditingkat Kampung yang diseleksi dan dipilih berdasarkan Musyawarah masyarakat dan ditetapkan oleh Kepala Kampung. Tugas dan fungsi Pendamping Kampung adalah:

1) Bersama-sama dengan Pendamping Distrik merencanakan kegiatan Sosialisasi, promosi dan penyadaran, dan fasilitasi musyawarah Desa dalam rangka penyusunan RKP Desa, pembentukan Tim Pemantau Program (TPP) dan membantu pelaksanaan kegiatan sekolah lapang di desanya;

(35)

3) Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Kampung/aparat Pemerintah Kampung dalam pelaksaan Sekolah Lapang dan membuat catatan praktik/cerita baik untuk disampaikan ke NPMU;

4) Bersama-sama kelompok tani/BUMdes melaksanakan Evaluasi partisipatif; 5) Menyusun dan menyampaikan laporan ke Pendamping Distrik sesuai dengan

format yang telah ditetapkan oleh NPMU

6) Kualifikasi Pendamping Kampung dijelaskan secara detail di dalam ToR rekrutmen.

3.6 SUMBER PEMBIAYAAN

Pembiayaan PPDM ini bersumber dari; (i) Financing Agreement (Loan nomor 755-ID, Grant nomor GC-1053-ID) dan APBN. Khusus untuk pembiaayaan berasal dari financing agreement dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini

Tabel 14

Sumber pembiayaan perKategori untuk Pinjaman nomor 755-ID, Hibah nomor GC-1053-ID

Kategori

Alokasi Jumlah Pinjaman (dalam Rupiah)

Rp

Alokasi Jumlah Dana Hibah (dalam nDR)

Rp

Konsultasi 75.084 1.334.152.579

. Barang, layanan & input 626.025 11.123.713.020

Workshop 427.292 7.592.466.090

Pelatihan 2.288.943 40.671.782.283 94.944 1.687.049.299

Biaya Operasi 597.391 10.614.921.201

Gaji dan Tunjangan 1.842.416 32.737.521.421

T O T A L 5.782.068 102.740.404.01

Gambar

Tabel 1Jumlah Lokasi Sasaran PPDM
Tabel 2.Kegiatan Sub komponen 1.1
Tabel 3Kegiatan Sub Komponen 1.2
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pustaka dalam meningkatkan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia terhadap hasil belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah

Dalam rangka kegiatan Sertifikasi Guru dalam Jabatan untuk guru-guru di lingkungan Departemen Agama (Depag), Panitia Sertifikasi Guru Rayon 15 telah melaksanakan Pendidikan dan

Pengaruh jumlah tiang terhadap perilaku kelompok tiang akibat variasi beban lateral dengan jarak tiang eksisting menggunakan Metode Elemen Hingga dengan PLAXIS 3D

Para pekerja yang karena berakhirnya kontrak kerja diberhentikan atau kontrak kerjanya tidak dipatuhi oleh pengusaha, kecuali sebagai akibat ketidakcocokkannya untuk bekerja

Dengan demikian dalam perspektif hukum pidana Islam, setiap orang yang telah melakukan tindak pidana dan terhadap perbuatan pidana itu belum sampai dijatuhi hukuman, maka

Dalam kaitannya dengan penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945, perlu Anda ingat kembali uraian terdahulu yang mengemukakan prinsip bahwa Pancasila merupakan nilai dasar

Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari

Sifat dari penelitian ini adalah preskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta-fakta yang ada dan menganalisis