SKRIPSI
PENERAPAN METODE
DRILL
UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGAPLIKASIAN
TEKNIK PENGINTEGRALAN DALAM MODEL SOAL
INTEGRAL
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan akademik guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu
Diajukan oleh
Nama
: Thalia Thamsir
NIM
: 00000010641
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah proses penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia dan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan
memfokuskan pada interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 adalah untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia, Depdiknas memuat matematika
dalam mata pelajaran dikarenakan matematika membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengelola dan memanfaatkan informasi.
Menurut Risnawati (2008) tujuan pembelajaran matematika secara umum adalah
untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional dan kritis serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. (hal. 11)
Salah satu indikator untuk melihat ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran matematika
yang telah dipaparkan di atas adalah melalui ketuntasan hasil belajar matematika yang
menguasai matematika, siswa diharapkan mampu menanamkan konsep matematika dan
menguasainya.
Pemahaman dan penguasaan konsep-konsep matematika sangatlah signifikan
karena memungkinkan siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan
matematika yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang. Dengan memahami dan
menguasai konsep-konsep penting dalam matematika, siswa dipermudah dalam
menjawab berbagai model soal matematika dikarenakan siswa mampu
mengimplementasikan konsep-konsep penting tersebut ke dalam soal. Hal ini juga
tentunya mempermudah siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Namun dalam praktiknya di lapangan, peneliti menemukan bahwa dalam mata
kuliah Kalkulus II sub topik integral, terdapat sebagian besar mahasiswa Universitas
Pelita Harapan Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 sukar untuk mendapatkan standar nilai bahkan berada di bawah standar nilai yang telah ditentukan.
Ini dikarenakan mahasiswa hanya mampu menyelesaikan soal integral dalam konteks
yang sederhana lantaran mahasiswa hanya memiliki kemampuan sebatas mengetahui
prosedur matematis dari teknik-teknik pengintergralan dan sebatas menghafalkan rumus
serta hanya berfokus pada keterampilan menghitung saja. Hal ini menyebabkan
mahasiswa menjadi bingung ketika diberikan soal-soal integral dengan model yang
berbeda karena mereka tidak menguasai dan memahami cara pengaplikasian
teknik-teknik pengintergralan ke dalam soal-soal integral.
Berdasarkan permasalahan di atas, mahasiswa harus lebih banyak diarahkan untuk
memahami soal dan menguasai penggunaan teknik pengintegralan dalam menyelesaikan
soal tersebut. Oleh karena itu, peneliti memilih metode latihan berulang-ulang atau drill
dan penerapan teknik pengitegralan ke dalam soal-soal integral. Peneliti memilih
menggunakan metode drill dikarenakan metode drill membatu mahasiswa menanamkan konsep teknik pengintegralan dalam diri mereka dan memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam akan maksud soal serta membantu mahasiswa memiliki kecakapan dalam
menggunakan teknik-teknik pengintegralan sebagai akibat dari keterbiasaan mahasiswa
dalam menyelesaikan ragam soal-soal integral.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran integral dengan cara meningkatkan penguasaan
pengaplikasian teknik pengintegralan pada model soal integral setelah diterapkan metode
drill. Oleh karena itu, peneliti memilih judul “Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Penguasaan Pengaplikasian Teknik Pengintegralan dalam Model Soal
Integral”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, peneliti mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa hanya menghafalkan rumus dan berfokus pada pengoperasian matematis
bukan pada penguasaan penerapan teknik-teknik integral
2. Kurangnya pemahaman mahasiswa akan penggunaan teknik-teknik pengintegralan
dalam model soal-soal integral
3. Rendahnya hasil belajar mahasiswa dalam topik integral.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada identifikasi masalah, agar
penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi
berkenaan dengan penguasaan pengaplikasian teknik pengintegralan dalam ragam
soal-soal integral dengan metode pembelajaran drill yang indikator pencapaiannya adalah hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, diperoleh rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan
mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral setelah menerapkan metode drill?
2. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan metode drill dalam meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik-teknik pengintegralan pada model soal-soal integral sehingga
berdampak pada peningkatan hasil belajar mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan metode drill pada mahasiswa UPH Teacher College
Jurusan Matematika angkatan 2015 dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik integral
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 dalam mengaplikasikan teknik-teknik pengintegralan pada model
soal-soal integral dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik integral dengan
menggunakan metode drill
3. Meninjau peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan yang
angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral setelah penerapan
metode drill.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
Melalui metode drill, peserta didik diharapkan mampu untuk mengenali model soal integral beserta teknik pengintegralan yang harus digunakan. Selain itu, diharapkan
mampu meningkatkan pemahaman peserta didik akan konsep dan pengaplikasian
teknik-teknik pengintegralan.
2. Bagi pendidik
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi sehingga pendidik mampu
memfasilitasi peserta didiknya untuk mempunyai pengalaman yang banyak agar
penguasaan peserta didik akan materi integral dan keterampilan pengaplikasian
teknik-teknik integral dalam soal-soal integral semakin meningkat serta menjadi masukkan
untuk pendidik dalam upaya meningkatkan kualitas penyampaian materi.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang
mengangkat tema sejenis namun dengan sudut pandang yang berbeda.
1.7. Penjelasan Istilah
1. Menurut Majid (2014, hal. 214) metode drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan ketangkasan, kemahiran dan keterampilan serta dapat
2. Menurut Sardiman (2006, hal. 21) hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca,
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Metode Pembelajaran
2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode ditinjau dari segi bahasa Yunani yaitu meta yang berarti sudah atau melampaui dan hodos yang artinya adalah sebuah cara atau jalan. Jika ditinjau secara harafiah, metode berarti sebuah cara kerja yang bersifat sistematis atau telah tersusun
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan. Abdul (2007) berpendapat bahwa
metode pembelajaran dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah
belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif. Sedangkan
menurut J. R. David dalam Majid (2014, p. 193) mengatakan bahwa method is a way in achieving something (metode merupakan sebuah cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Hal serupa juga
diungkapkan oleh Djamarah (2010) bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara dalam menyampaikan bahan pelajaran dari
pendidik kepada peserta didik dengan mengimplementasikan rencana yang telah disusun
ke dalam kegiatan nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara
optimal.
Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan menurut Ahmadi (2005, p. 53) dalam
penggunaan sebuah metode yaitu:
1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat,
2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa.
3. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan siswa
untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat metiadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata
dan bertujuan.
7. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Majid (2014) ada beberapa
macam metode pengajaran, yaitu metode proyek, metode eksperimen, metode tugas dan
resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode demonstrasi, metode problem solving, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode latihan, metode ceramah. Metode pembelajaran yang akan diteliti pada penelitian ini adalah metode drill.
Metode sendiri dalam sudut pandangan Kristiani tidak lain adalah suatu alat yang
diperbolehkan oleh Tuhan untuk digunakan manusia dengan tujuan mempermudah
penyampaian sebuah makna dalam memahami masalah-masalah kehidupan tanpa
banyak metode dalam pelayanannya ketika di bumi dengan maksud menyampaikan
Firman Allah kepada manusia.
Adapun fungsi dari metode itu sendiri menurut Wina (2010) adalah
a. Untuk meningkatkan minat dan mendapatkan perhatian dari peserta didik
b. Untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran
c. Untuk memudahkan peserta didik dalam menerima bahan yang diberikan oleh
pendidik.
2.2. Metode Drill atau Latihan
2.2.1. Pengertian dan Tujuan Metode Drill atau Latihan
Para pendidik tentunya memiliki keterampilan-keterampilan tertentu atau suatu
ketangkasan misalnya dalam mengaplikasikan sebuah teknik dalam pemecahan masalah.
Untuk menguasai sebuah keterampilan dalam pembelajaran di kelas diperlukan latihan
yang intens dilakukan. Salah satu metode yang menerapkan latihan sebagai fokus
utamanya adalah metode drill. Metode Drill menurut Pasaribu & Simanjuntak (1986, p. 64) merupakan metode pengajaran yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan
atau keterampilan terhadap apa yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis
pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari. Sejalan dengan pendapat Pasaribu dan
Simanjuntak, Djamarah (2010) mendefinisikan metode drill yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan baik.
Metode drill (Suwarna, 2005) merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan secara berulang ulang mengenai apa yang telah diajarkan oleh guru sehingga siswa
Metode drill disebut juga latihan yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan dan keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan
melakukannya secara praktis, suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap
dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Berdasarkan definisi dari metode drill yang dipaparkan oleh para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill adalah latihan dengan praktik yang dilakukan berulang kali secara kontinu untuk mendapatkan
keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.
Roestiyah (1998) memaparkan tujuan dari metode mengajar drill ini agar peserta didik:
a. Memiliki keterampilan motorik/ gerak seperti menulis dan menggunakan
alat/media.
b. Mengembangkan kecepatan intelek, seperti berhitung
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal
lain, seperti hubungan sebab akibat, penggunaan lambang atau simbol di
dalam peta dan sebagainya.
d. Untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang
dipelajari siswa dengan melakukannya secara praktis pengetahuan yang telah
dipelajari dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Pada penelitian ini, tujuan yang akan dicapai dari penerapan metode drill ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pengaplikasian (penggunaan) suatu konsep yaitu
teknik-teknik pengintegralan pada model-model soal integral.
2.2.2. Bentuk-bentuk Metode Drill
teknik, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik kerja kelompok
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok siswa untuk bekerja
sama dalam memecahkan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang
diberikan.
b. Teknik Microteaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri siswa sebagai calon guru untuk
menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai
pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
c. Teknik Modul Belajar
Teknik ini digunakan dengan cara mengajar siswa melalui paket belajar.
d. Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan dengan cara meminta siswa agar belajar sendiri dan tetap dalam
bimbingan guru, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Pemilihan bentuk metode drill untuk pembelajaran haruslah sesuai dengan pemilihan materi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode drill dengan teknik
belajar mandiri karena selain lebih sesuai dengan materi pembelajaran yaitu integral,
peneliti juga mempertimbangkan sifat peserta didik yang mampu untuk mandiri.
2.2.3. Langkah-langkah Metode Drill
Pelaksanaan metode drill di dalam kelas dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar, baik secara lisan maupun secara tulisan, dalam bentuk mental maupun fisik.
Meskipun metode ini dapat digunakan dalam berbagai kegiatan belajar, tidaklah berarti
bahwa setiap metode ini harus dipakai dalam semua aktivitas pembelajaran. Sebelum
penggunaan metode drill. Majid (2014, p. 214) menjabarkan prinsip dan petunjuk penggunaan metode drill adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan
tertentu.
2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang
berhasil kemudian diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.
3. Latihan tidak perlu menghabiskan waktu yang lama asalkan sering dilaksanakan.
4. Latihan harus disesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik.
5. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna
Sejalan dengan pendapat Majid, Surakhmad (1994, p. 92) berpandangan bahwa
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang pendidik dalam menerapkan
metode drill, yaitu:
a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat
mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui
apa yang harus dikerjakan
c. Lama latihan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d. Selingilah latihan agar tidak membosankan
e. Perhatikan kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan.
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa pendidik perlu memperhatikan nilai
dari latihan itu sendiri dan dalam persiapan sebelum memasuki latihan, pendidik harus
memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas kepada peserta didik, sehingga
pendidik juga harus memiliki persiapan yang baik sebelum latihan sehingga dapat
memotivasi siswa agar menjadi aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan metode drill yaitu: 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain
a. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik
b. Menentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan
c. Menentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk
menghindari kesalahan
d. Melakukan kegiatan pra-drill sebelum menerapkan metode ini secara penuh
2. Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
Terdapat beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh pendidik sebagai
langkah pembukaan diantaranya adalah mengemukakan tujuan yang harus
dicapai dan bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.
b. Langkah pelaksanaan
i. Memulai latihan dengan soal-soal atau hal-hal yang sederhana
ii. Menciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan
iii. Meyakinkan agar semua peserta didik tertarik untuk ikut
iv. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terus berlatih
c. Langkah mengakhiri
Setelah latihan selesai, pendidik tetap terus memberikan motivasi untuk
sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan
terbiasa.
3. Penutup
Langkah terakhir adalah pendidik melaksanakan perbaikan terhadap
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik kemudian
memberikan latihan yang mampu melekat pada peserta didik.
2.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill
Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Sama
halnya dengan metode drill, Djamarah & Zain (2010) menguraikan kelebihan dan
kelemahan dari metode drill adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan Metode Drill
a. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf
dan lain-lain.
b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti mengerjakan operasi hitung
dan lain-lain.
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti
hubungan huruf-huruf dengan ejaan, penggunaan simbol, dan lain-lain.
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta
kecepatan dalam pelaksanaannya.
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi
dalam pelaksanaannya.
f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan yang membuat gerakan-gerakan yang
kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
a. Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik, karena peserta didik lebih
banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian statis kepada lingkungan. Kadang-kadang
latihan yang dilaksanakan merupakan hal yang monoton sehingga
membosankan.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
Setelah mengetahui kekurangan dari metode drill, pendidik yang menerapkan metode ini dapat menggunakan cara-cara berikut untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
tersebut:
1. Jangan menuntut respons yang sempurna dari peserta didik.
2. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, hendaknya pendidik
segera menganalisis penyebabnya.
3. Memberikan dengan segera penjelasan-penjelasan, baik untuk respon yang betul
maupun yang salah.
4. Usahakan peserta didik memiliki ketepatan dan kecepatan dalam merespon.
5. Istilah-istilah yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh peserta
didik.
Metode drill ini, merupakan metode yang kerap kali digunakan oleh pendidik dalam mengasah atau meningkatkan kemampuan peserta didik. Firman Tuhan juga
menggunakan kata berlatih, “… Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas
gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji, baik untuk
duniawi memiliki utilitas yang terbatas akan tetapi latihan yang fokus utamanya adalah
Allah maka akan menghasilkan manfaat yang sifatnya permanen.
2.3. Teknik-Teknik Integral
2.3.1. Teknik Substitusi (Pemisalan)
Metode substitusi disebut juga metode pemisalan yang digunakan untuk
mempermudah penyelesaian integral ke bentuk rumus dasar rumus integral tak tentu,
yaitu;
Apabila bentuk integral belum sesuai atau menyimpang dari bentuk di atas maka
sedapat mungkin diubah terlebih dahulu yaitu dengan dilakukan teknik substitusi.
2.3.2. Teknik Integral Fungsi Trigonometri
Sebelum melakukan teknik pengintegralan fungsi trigonometri maka terlebih
dahulu harus menguasai integral dasar fungsi trigonometri dan identitas trigonometri.
Teknik ini diterapkan apabila fungi trigonometri tidak dapat langsung diterapkan
sehingga harus menggunakan identitas trigonometri kemudian melakukan substitusi.
Identitas trigonometri yang diterapkan berbeda-beda bergantung pada kasus
pengintegralannya
a. Kasus I:
sinmxdx, dan
cosmxdxJika bulat positip dan ganjil, maka dibuat menjadi genap. Selanjutnya gunakan
kesamaan identitas sin2xcos2x1. Sedangkan apabila adalah bilangan bulat positif dan genap maka digunakan identitas persamaan setengah sudut yaitu:
b. Kasus II:
sinmxcosnxdxJika atau genap, sedangkan lainnya sebarang, maka digunakan kesamaan 1 +
tgn2xsec2x atau 1 + ctg2x= cosec2x.
e. Kasus V:
sinmxcosnxdx,
sinmxsinnxdx,
cosmxcosnxdxIntegral bentuk ini diselesaikan dengan rumus identitas hasil kali trigonometri
yaitu:
2.3.3. Teknik Substitusi Fungsi Trigonometri
Metode substitusi trigonometri digunakan untuk menyelesaikan integral fungsi
a. a2 x2 , Real
b. x2 a2 = a2 x2 , Real
c. x2 a2 , Real 2.3.4. Teknik Parsial
Teknik parsial diterapkan apabila teknik substitsi gagal dilakukan dan digunakan
untuk suatu integral yang merupakan perkalian dua fungsi dengan rumus bakunya adalah:
∫ = ∫ − ∫
2.3.5. Teknik Pecah Parsial
Teknik ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan integral fungsi rasional
yaitu fungsi yang dinyatakan dalam bentuk F x = �
� dengan � dan � adalah
fungsi pangkat banyak (polinomial) dan � ≠ . Langkah-langkah penggunaan teknik
ini adalah:
1. Menyatakan integral dalam bentuk fungsi rasional sejati yaitu � < �
2. Faktorkan penyebut � dari fungsi rasional F x = �
� sampai tidak dapat
difaktorkan lagi.
3. Langkah nomor 2 di atas, � dapat berupa kombinasi antara:
a. fungsi linear berbeda, � = � − � − … . � − . b. fungsi linear berulang, � = � − n
= � − � − � − … � − c. fungsi liner dan kuadrat, � = � − �2 + � +
d. fungsi kuadrat berbeda, � = �2bxc)( �2
+ � + e. fungsi kuadrat berulang, � = �2bxc)n
4. Nyatakan integran menjadi bentuk penjumlahan -pecahan parsial sehingga integran
Misal :
(Penyebut kombinasi liner berbeda)
...
5. ntegralkan secara keseluruhan jumlah -pecahan parsial tersebut yang merupakan
hasil akhir pengintegralan.
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis yaitu:
“Apabila dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik Integral dengan menggunakan
metode drill dan memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran metode drill
secara tepat, akan meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada
model soal integral yang ditinjau dari dan nilai (skor) mahasiswa UPH Teachers College
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh informasi yang berguna bagi penelitiannya. Menurut Sugiyono (2009)
Metode penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam mendapatkan
data yang valid untuk melakukan penelitian, sehingga dapat digunakan, dikembangkan dan
dibuktikan dalam memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Tujuan pada
penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu praktik pembelajaran di dalam kelas. Oleh
sebab itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dikarenakan
arah dan tujuan dari jenis penelitian ini adalah untuk kepentingan peserta didik.
Hopkins dalam Wiriaatmadja (2009) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang
dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Arikunto (2008) menambahkan bahwa penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (p. 3).
Tindakan tersebut diberikan oleh pendidik atau dengan arahan dari pendidik yang dilakukan
oleh peserta didik.
Melalui penelitian tindakan kelas, pendidik secara perlahan dapat membuktikan dan
mengevaluasi apakah suatu teori pembelajaran atau suatu metode pembelajaran yang secara
teoritis dikatakan bagus, juga dapat diterapkan dengan baik di kelas dan apakah dapat
pembelajaran yang akan diterapkan pada pembelajaran teknik pengintegralan Kalkulus II.
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengamati peningkatan pengaplikasian
teknik pengintegralan dalam model soal integral Kalkulus II pada mahasiswa Teachers College
Prodi Matematika angkatan 2015 sekaligus mengamati pengaruh dari metode drill terhadap
peningkatan tersebut.
Oja dan Smulyan (dalam Sudikin, 2010) membedakan bentuk penelitian tindakan kelas
menjadi empat, yaitu: (1) guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kelas kolaboratif, (3)
simultan terintegrasi, dan (4) administrasi sosial eksperimental (p. 55). Peneliti menggunakan
bentuk penelitian tindakan kelas yaitu pendidik sebagai peneliti yang artinya peneliti berperan
dominan dengan terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas.
Prosedur pelaksanaan penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah berupa
suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang digagas oleh Kemmis dan Taggrat (Wiriaatmadja, 2009). Arikonto (2008) memaparkan model ini mencakup beberapa
siklus dan pada masing-masing siklus meliputi empat tahapan yaitu:
1. Perencanaan (plan) adalah tahapan peneliti menyusun dan merancang tindakan dengan
menjelasakan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu
dilakukan.
2. Tindakan (act) adalah tahap peneliti mengiplementasikan isi dari rancangan yaitu
menerapkan tindakan di dalam kelas.
3. Pengamatan (observe) adalah tahap peneliti melakukan kegiatan mengamati tindakan
yang telah dilakukan di dalam kelas dan mengumpulkan data yang telah diperoleh dari
4. Refleksi (reflect) tahap penulis melakukan evaluasi diri sendiri terhadap tindakan yang
telah dilakukan pada saat pembelajaran untuk menemukan hal-hal yang sudah
dirasakan memuaskan dan untuk mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Model dari penelitian tindakan ini dapat diilustrasikan dengan gambar berikut
3.2. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Pelita Harapan Karawaci-Tangerang terhadap 7
(tujuh) mahasiswa semester III Fakultas Teachers College Prodi Matematika angkatan 2015 dengan mata kuliah yang menjadi sasaran penelitian adalah Kalkulus II topik integral.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dengan durasi
pelaksanaan adalah 3 (tiga) bulan yaitu dari tanggal 7 September 2016 hingga 3 Desember
2016. Waktu penelitian penelitian adalah 1,5 jam untuk satu kali pertemuan dalam seminggu
yaitu setiap hari Sabtu pukul 10.00 s.d. 11.30 WIB. Penelitian dilaksanakan dalam dua kali
siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Pra-siklus dilaksanakan
tanggal 24 September dan rincian siklus adalah sebagai berikut
Hari/Tanggal Siklus Topik Pembelajaran
Sabtu, 8 Oktober 2016
Siklus I
Integral Substitusi Sabtu, 15 Oktober 2016
Sabtu, 22 Oktober 2016
Integral Parsial Sabtu, 29 November 2016
Sabtu, 19 November 2016
Integral Substitusi Trigonometri Sabtu, 26 November 2016
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian Tindakan Kelas
3.3. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel input : Mahasiswa Teachers College Prodi Matematika angkatan 2015 Universitas Pelita Harapan, Tangerang
b. Variabel proses : Metode drill
c. Variabel Output : Meningkatkan pengaplikasian teknik pengintegralan
dalam model soal integral.
3.4. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas bersifat reflektif dengan beberapa kali tindakan perbaikan
(siklus) hingga memperoleh peningkatan atau perbaikan mutu yang memuaskan peneliti. Pada
penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus karena hasil evaluasi siklus I masih belum tuntas
sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II dengan prosedur penelitian adalah sebagai berikut
3.4.1. Pelaksanaan Persiapan (Pra-siklus)
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi awal berupa
observasi peserta didik yang bersamaan saat peneliti mengajar. Di akhir pembelajaran,
peneliti melakukan tes sebagai umpan balik terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Melalui observasi dan tes yang dilakukan peneliti, diperoleh:
a. Identifikasi masalah
Penelitian merumuskan permasalahan peserta didik sebagai upaya dalam
meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada model soal
integral melalui pendekatan latihan (drill). Tindakan yang diterapkan pada identifikasi masalah ini adalah:
2. Bagaimana mengupayakan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
pengaplikasian integral dalam model soal integral sehingga hasil belajar peserta
didik dapat meningkat.
b. Perencanaan solusi masalah
Solusi yang peneliti tawarkan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan adalah dengan metode
latihan (drill). Metode drill dipilih dengan harapan peserta didik mampu mengenal teknik pengintegralan yang sesuai dengan model soal-soal integral yang bervariasi dan
peserta didik menjadi terlatih dalam mengaplikasi teknik pengintegralan sehingga hasil
belajar peserta didik dari aspek kognitif juga akan meningkat.
3.4.2. Pelaksanaan Siklus
Berdasarkan model spiral Kemmis dan Taggrat, berikut ini adalah pemaparan
tahapan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitiannya:
1. Perencanaan (planning)
Persiapan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan diantaranya adalah:
a. Menyususn RPP untuk siklus I mengenai materi yang akan diajarkan dengan
menerapkan metode latihan (drill).
b. Menyiapkan materi ajar dan lembar kerja siswa yang berisi soal-soal latihan
yang akan dikerjakan peserta didik
c. Menyiapkan instrumen pengumpul data diantaranya meliputi soal tes untuk
mengukur kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan peserta didik dan
pedoman observasi dan angket untuk mengukur ketercapaian pelaksanaan
metode drill
2. Tindakan (Acting)
Pada proses ini peneliti melaksanakan perencanaan yang telah direncanakan
sebelumnya di dalam RPP dengan skenario sebagai berikut:
a. Pendidik menyajikan materi pembelajaran sebagai pengantar metode drill b. Pendidik memberikan peserta didik soal-soal LKS yang disesuaikan dengan
taraf kemampuan awal mereka sebagai latihan untuk mengaplikasikan teknik
pengintegralan.
c. Peserta didik diberikan waktu dalam mengerjakan soal latihan. Ketika waktu
habis pendidik akan mengecek hasil pekerjaan siswa. Apabila hasilnya kurang
memuaskan, maka pendidik akan menjelaskan kembali materi pembelajaran
dan mengadakan perbaikan dengan memberi soal dengan model yang serupa.
d. Pendidik mengevaluasi siswa untuk melihat indikator keberhasilan dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan
e. Pendidik memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik sebagai latihan
untuk meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan.
f. Sebelum mengakhiri pembelajaran, pendidik membagikan lembar angket
mengenai pembelajan yang telah dilakukan.
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk
mengukur setiap variabel penelitian dengan menggunakan instrumennya
masing-masing. Untuk melihat secara langsung partisipasi dan aktivitas peserta didik pada saat
proses pembelajaran ketika diterapkan metode drill, proses metode drill, pengaruh dari metode hingga kendala dari metode drill adalah dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Sedangkan untuk mengamati kemampuan peserta didik dalam
adalah menggunakan instrument berupa tes. Pada pengamatan ini, setiap perubahan
akibat implementasi tindakan (metode drill) dikumpulkan dan didokumentasikan sebagai data yang kemudian akan dianalisis.
4. Refleksi (Relecting)
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran, hasil belajar kognitif peserta didik,
keadaan kelas dan pendidik berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan. Setelah
itu, melakukan evaluasi dengan menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan
seberapa jauh tindakan yang dilakukan (metode drill) membawa perubahan pada pembelajaran seperti apakah dengan dilaksanakannya tindakan meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan sesuai dengan
indikator keberhasilan penelitian. Jika indikator telah tercapai maka penelitian
dihentikan namun apabila belum tercapai maka peneliti melanjutkan ke siklus
berikutnya dengan memperbaiki tahapan di siklus sebelumnya dan menyusun kembali
perencanaan dengan memperhatikan hasil refleksi peneliti pada siklus sebelumnya.
3.5. Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh
data-data empiris yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian sedangkan instrumen
penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data tersebut. Sejalan
dengan pendapat Suryabrata (2008) bahwa
Instrumen pengumpulan alat yang digunakan untuk merekam -pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan (p. 52)
Tes menurut Arikunto (2008) merupakan serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes
yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis yang digunakan untuk
memperoleh data sekaligus sebagai instrumen dari variabel kemampuan
pengaplikasian teknik pengintegralan. Tes dilaksanakan pada pertemuan terakhir di
setiap siklus dengan 5 (lima) butir soal uraian (dengan kisi-kisi dan pedoman
penilaian terlampir).
2. Lembar Observasi
Lembar obeservasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai instrumen untuk variabel
metode drill yang dilaksanakan peneliti pada proses pembelajaran. Lembar observasi bersifat terstruktur, yaitu terdapat pedoman-pedoman terperinci yang berisikan
langkah-langkah yang dilakukan sehingga pengamat hanya perlu melakukan checklist
atau menghitung berapa frekuensi yang telah dilakukan subjek penelitian (Trianto,
2011). Aktivitas dan perhatian pendidik diamati untuk mendapatkan data kualitatif
yaitu mengenai apakah kegiatan yang dilakukan pendidik telah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan telah sesuai dengan sintaks dari metode drill. 3. Lembar Angket Peserta Didik
Angket merupakan instrumen mengumpulkan data yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data dari peserta didik. Angket yang digunakan peneliti adalah untuk
mengetahui tingkat ketercapaian variabel metode drill yang diterapkan oleh peneliti
dalam proses pembelajaran. Model angket yang digunakan adalah skala Likert dengan
18 butir pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dengan gradasi
3.6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Rumusan Masalah Variabel Indikator Sumber Data Metode Instrumen
Apakah terdapat
Memberi pengertian yang mendalam sebelum
latihan
Waktu latihan singkat tapi sering dilakukan
Latihan sesuai taraf kemampuan peserta didik
Proses latihan mendahulukan hal yang penting
Memberi pengertian yang mendalam sebelum
latihan
Mahasiswa Kuisioner Angket Latihan awal bersikap diagnostik
Waktu latihan singkat tapi sering dilakukan
Latihan sesuai taraf kemampuan peserta didik
Proses latihan mendahulukan hal yang penting
Bagaimana penerapan
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
tak-tentu menggunakan teknik parsial berulang
dengan tepat
Mahasiswa Tes
Soal tes
bentuk
pengaplikasian teknik
pengintegralan pada
model-model soal integral pada
mata kuliah Kalkulus II
sehingga berdampak pada
hasil belajar kognitif
mahasiswa UPH Teachers
College prodi Matematika
angkatan 2015?
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
tak-tentu menggunakan teknik pecah parsial
dengan tepat
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
tentu menggunakan teknik substitusi
trigonometri dengan tepat
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
tentu menggunakan teknik substitusi dengan
tepat
Mampu mencari penyelesaian dari soal integral
tentu trigonometri menggunakan teknik
substitusi dengan tepat
3.7. Teknik Analisis
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan penelitian dianalisis untuk menarik
kesimpulan apakah terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan dalam pembelajaran
sebagaimana yang diharapkan. Wina (2010) mendefinisikan analisis data sebagai suatu proses
mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi
sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna. Pada penelitian ini, analisis data
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis data yang berupa angka
(skor) yaitu hasil tes dan deskriptif kualitatif untuk menganalisis data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yaitu pada hasil lembar observasi dan angket peserta didik. Berikut adalah
analisis data penelitian:
3.7.1. Tes
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mengetahui peningkatan
kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan adalah sebagai
berikut:
1. Peneliti memberikan tes formatif berupa 5 butir soal uraian (terlampir)
2. Menghitung nilai rata-rata hasil (skor) yang diperoleh peserta didik dengan
rumus mean atau rata-rata nilai yaitu sebagai berikut:
�̅ =∑ ���
Keterangan:
� = Mean (rata-rata)
∑ �� = Jumlah nilai seluruh peserta didik � = Jumlah peserta didik
3. Menetapkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Dalam penelitian ini,
peserta didik dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai KKM yang telah
ditetapkan UPH Fakultas Teachers College yaitu 60.
= ∑ ��
� × %
Keterangan:
= presentase ketuntasan belajar
∑ �� = jumlah peserta didik yang lulus KKM � = jumlah seluruh peserta didik
5. Menentukan kategori ketuntasan belajar dengan membandingkan presentase
ketuntasan nilai peserta didik dengan tabel kategori ketuntasan hasil belajar.
Presentase Kategori
85% − 100% Sangat Baik
% − , % Baik
% − , % Cukup
% − , % Kurang
< , % Sangat Kurang
Tabel 3. 3 Tabel Kategori Ketuntasan Belajar
Jadi, kemampuan pengintegralan peserta didik dikatakan meningkat apabila
hasil nilai (skor) tes tergolong kategori baik.
3.7.2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat keberhasilan metode drill dalam meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada pembelajaran.
Lembar obervasi dianalisis dengan teknik presentase yaitu banyaknya frekuensi tiap
aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikali 100% (Trianto, 2011).
presentase keberhasilan =jumlah indikator yang dilakukan pendidikjumlah seluruh indikator × %
Hasil presentase keberhasilan yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam
bentuk nilai. Berikut adalah tabel konversinya.
Interval Nilai Kategori Makna
81% − 100% A Sangat Baik
% − % B Baik
% − % C Cukup baik
% − % D Kurang baik
% − % E Sangat tidak baik
Jadi, metode drill dikatakan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan apabila presentase keberhasilan
tergolong kategori baik.
3.7.3. Lembar Angket
Lembar angket digunakan untuk mengukur variabel metode drill dalam pembelajaran integral. Model angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert dengan 5 opsi pilihan (Sugiyono, 2009) dengan rumus perhitungannya adalah
�� = ∑ � + ∑ � + ∑ � + ∑ � + ∑ �∑ �� × %
Keterangan: �� = Nilai indikator
∑ � = Jumlah centang kolom 1 ∑ � = Jumlah centang kolom 2
∑ � = Jumlah centang kolom 3 ∑ � = Jumlah centang kolom 4 ∑ � = Jumlah centang kolom 5
Dengan menggunakan tabel konversi, metode drill dikatakan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan apabila presentase
Daftar Pustaka
Abdul, A. W. (2007). Metode dan model-model mengajar. Bandung: Alfabeta.
Ahmad, A., & Prasetya, J. T. (2005). Strategi belajar mengajar: Untuk fakultas Tarbiyah komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, S. S. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pasaribu, L. L., & Simanjuntak, B. (1986). Didaktik dan metodik. Bandung: Tarsito. Risnawati. (2008). Strategi Pembelajaran Matematika. Pekanbaru: Suska Press. Roestiyah. (1998). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, W. (2010). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Prenada Media.
Sardiman, A. M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukidin, B. d. (2010). Manajemen penelitian tindakan kelas. Jakarta: Insan Cendekia. Surakhmad, W. (1994). Pengantar interaksi belajara mengajar. Bandung: Tarsito. Suryabrata, S. (2008). Metode penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suwarna, e. a. (2005). Pengajaran mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana. Trianto. (2011). Metode lembar observasi. Jakarta: Kharisma Putra Utama.