• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Skripsi PENERAPAN METODE DRILL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Skripsi PENERAPAN METODE DRILL"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENERAPAN METODE

DRILL

UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGAPLIKASIAN

TEKNIK PENGINTEGRALAN DALAM MODEL SOAL

INTEGRAL

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan akademik guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu

Diajukan oleh

Nama

: Thalia Thamsir

NIM

: 00000010641

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah proses penting yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia dan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

memfokuskan pada interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya

membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan

menurut UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 adalah untuk mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia, Depdiknas memuat matematika

dalam mata pelajaran dikarenakan matematika membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan agar peserta didik dapat

memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengelola dan memanfaatkan informasi.

Menurut Risnawati (2008) tujuan pembelajaran matematika secara umum adalah

untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional dan kritis serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. (hal. 11)

Salah satu indikator untuk melihat ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran matematika

yang telah dipaparkan di atas adalah melalui ketuntasan hasil belajar matematika yang

(3)

menguasai matematika, siswa diharapkan mampu menanamkan konsep matematika dan

menguasainya.

Pemahaman dan penguasaan konsep-konsep matematika sangatlah signifikan

karena memungkinkan siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan

matematika yang akan mereka hadapi di masa yang akan datang. Dengan memahami dan

menguasai konsep-konsep penting dalam matematika, siswa dipermudah dalam

menjawab berbagai model soal matematika dikarenakan siswa mampu

mengimplementasikan konsep-konsep penting tersebut ke dalam soal. Hal ini juga

tentunya mempermudah siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Namun dalam praktiknya di lapangan, peneliti menemukan bahwa dalam mata

kuliah Kalkulus II sub topik integral, terdapat sebagian besar mahasiswa Universitas

Pelita Harapan Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 sukar untuk mendapatkan standar nilai bahkan berada di bawah standar nilai yang telah ditentukan.

Ini dikarenakan mahasiswa hanya mampu menyelesaikan soal integral dalam konteks

yang sederhana lantaran mahasiswa hanya memiliki kemampuan sebatas mengetahui

prosedur matematis dari teknik-teknik pengintergralan dan sebatas menghafalkan rumus

serta hanya berfokus pada keterampilan menghitung saja. Hal ini menyebabkan

mahasiswa menjadi bingung ketika diberikan soal-soal integral dengan model yang

berbeda karena mereka tidak menguasai dan memahami cara pengaplikasian

teknik-teknik pengintergralan ke dalam soal-soal integral.

Berdasarkan permasalahan di atas, mahasiswa harus lebih banyak diarahkan untuk

memahami soal dan menguasai penggunaan teknik pengintegralan dalam menyelesaikan

soal tersebut. Oleh karena itu, peneliti memilih metode latihan berulang-ulang atau drill

(4)

dan penerapan teknik pengitegralan ke dalam soal-soal integral. Peneliti memilih

menggunakan metode drill dikarenakan metode drill membatu mahasiswa menanamkan konsep teknik pengintegralan dalam diri mereka dan memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam akan maksud soal serta membantu mahasiswa memiliki kecakapan dalam

menggunakan teknik-teknik pengintegralan sebagai akibat dari keterbiasaan mahasiswa

dalam menyelesaikan ragam soal-soal integral.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran integral dengan cara meningkatkan penguasaan

pengaplikasian teknik pengintegralan pada model soal integral setelah diterapkan metode

drill. Oleh karena itu, peneliti memilih judul “Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Penguasaan Pengaplikasian Teknik Pengintegralan dalam Model Soal

Integral”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, peneliti mengidentifikasi

masalah-masalah yang ada dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa hanya menghafalkan rumus dan berfokus pada pengoperasian matematis

bukan pada penguasaan penerapan teknik-teknik integral

2. Kurangnya pemahaman mahasiswa akan penggunaan teknik-teknik pengintegralan

dalam model soal-soal integral

3. Rendahnya hasil belajar mahasiswa dalam topik integral.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada identifikasi masalah, agar

penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi

(5)

berkenaan dengan penguasaan pengaplikasian teknik pengintegralan dalam ragam

soal-soal integral dengan metode pembelajaran drill yang indikator pencapaiannya adalah hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, diperoleh rumusan

masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan

mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral setelah menerapkan metode drill?

2. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan metode drill dalam meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik-teknik pengintegralan pada model soal-soal integral sehingga

berdampak pada peningkatan hasil belajar mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan metode drill pada mahasiswa UPH Teacher College

Jurusan Matematika angkatan 2015 dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik integral

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa UPH Teacher College Jurusan Matematika angkatan 2015 dalam mengaplikasikan teknik-teknik pengintegralan pada model

soal-soal integral dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik integral dengan

menggunakan metode drill

3. Meninjau peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan yang

(6)

angkatan 2015 pada mata kuliah Kalkulus II sub topik integral setelah penerapan

metode drill.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

Melalui metode drill, peserta didik diharapkan mampu untuk mengenali model soal integral beserta teknik pengintegralan yang harus digunakan. Selain itu, diharapkan

mampu meningkatkan pemahaman peserta didik akan konsep dan pengaplikasian

teknik-teknik pengintegralan.

2. Bagi pendidik

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi sehingga pendidik mampu

memfasilitasi peserta didiknya untuk mempunyai pengalaman yang banyak agar

penguasaan peserta didik akan materi integral dan keterampilan pengaplikasian

teknik-teknik integral dalam soal-soal integral semakin meningkat serta menjadi masukkan

untuk pendidik dalam upaya meningkatkan kualitas penyampaian materi.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang

mengangkat tema sejenis namun dengan sudut pandang yang berbeda.

1.7. Penjelasan Istilah

1. Menurut Majid (2014, hal. 214) metode drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengembangkan ketangkasan, kemahiran dan keterampilan serta dapat

(7)

2. Menurut Sardiman (2006, hal. 21) hasil belajar merupakan perubahan tingkah

laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca,

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Metode Pembelajaran

2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode ditinjau dari segi bahasa Yunani yaitu meta yang berarti sudah atau melampaui dan hodos yang artinya adalah sebuah cara atau jalan. Jika ditinjau secara harafiah, metode berarti sebuah cara kerja yang bersifat sistematis atau telah tersusun

untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan. Abdul (2007) berpendapat bahwa

metode pembelajaran dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah

belajar atau dapat pula merupakan alat melalui makna belajar menjadi aktif. Sedangkan

menurut J. R. David dalam Majid (2014, p. 193) mengatakan bahwa method is a way in achieving something (metode merupakan sebuah cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Hal serupa juga

diungkapkan oleh Djamarah (2010) bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara dalam menyampaikan bahan pelajaran dari

pendidik kepada peserta didik dengan mengimplementasikan rencana yang telah disusun

ke dalam kegiatan nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara

optimal.

Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan menurut Ahmadi (2005, p. 53) dalam

penggunaan sebuah metode yaitu:

1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat,

(9)

2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan

kegiatan kepribadian siswa.

3. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi

siswa untuk mewujudkan hasil karya.

4. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan siswa

untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

5. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik

belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat metiadakan penyajian yang

bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata

dan bertujuan.

7. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam

kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Majid (2014) ada beberapa

macam metode pengajaran, yaitu metode proyek, metode eksperimen, metode tugas dan

resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode demonstrasi, metode problem solving, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode latihan, metode ceramah. Metode pembelajaran yang akan diteliti pada penelitian ini adalah metode drill.

Metode sendiri dalam sudut pandangan Kristiani tidak lain adalah suatu alat yang

diperbolehkan oleh Tuhan untuk digunakan manusia dengan tujuan mempermudah

penyampaian sebuah makna dalam memahami masalah-masalah kehidupan tanpa

(10)

banyak metode dalam pelayanannya ketika di bumi dengan maksud menyampaikan

Firman Allah kepada manusia.

Adapun fungsi dari metode itu sendiri menurut Wina (2010) adalah

a. Untuk meningkatkan minat dan mendapatkan perhatian dari peserta didik

b. Untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran

c. Untuk memudahkan peserta didik dalam menerima bahan yang diberikan oleh

pendidik.

2.2. Metode Drill atau Latihan

2.2.1. Pengertian dan Tujuan Metode Drill atau Latihan

Para pendidik tentunya memiliki keterampilan-keterampilan tertentu atau suatu

ketangkasan misalnya dalam mengaplikasikan sebuah teknik dalam pemecahan masalah.

Untuk menguasai sebuah keterampilan dalam pembelajaran di kelas diperlukan latihan

yang intens dilakukan. Salah satu metode yang menerapkan latihan sebagai fokus

utamanya adalah metode drill. Metode Drill menurut Pasaribu & Simanjuntak (1986, p. 64) merupakan metode pengajaran yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan

atau keterampilan terhadap apa yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis

pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari. Sejalan dengan pendapat Pasaribu dan

Simanjuntak, Djamarah (2010) mendefinisikan metode drill yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan baik.

Metode drill (Suwarna, 2005) merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan secara berulang ulang mengenai apa yang telah diajarkan oleh guru sehingga siswa

(11)

Metode drill disebut juga latihan yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan dan keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan

melakukannya secara praktis, suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap

dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Berdasarkan definisi dari metode drill yang dipaparkan oleh para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill adalah latihan dengan praktik yang dilakukan berulang kali secara kontinu untuk mendapatkan

keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.

Roestiyah (1998) memaparkan tujuan dari metode mengajar drill ini agar peserta didik:

a. Memiliki keterampilan motorik/ gerak seperti menulis dan menggunakan

alat/media.

b. Mengembangkan kecepatan intelek, seperti berhitung

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal

lain, seperti hubungan sebab akibat, penggunaan lambang atau simbol di

dalam peta dan sebagainya.

d. Untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang

dipelajari siswa dengan melakukannya secara praktis pengetahuan yang telah

dipelajari dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.

Pada penelitian ini, tujuan yang akan dicapai dari penerapan metode drill ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pengaplikasian (penggunaan) suatu konsep yaitu

teknik-teknik pengintegralan pada model-model soal integral.

2.2.2. Bentuk-bentuk Metode Drill

(12)

teknik, yaitu sebagai berikut:

a. Teknik kerja kelompok

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok siswa untuk bekerja

sama dalam memecahkan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang

diberikan.

b. Teknik Microteaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri siswa sebagai calon guru untuk

menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai

pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.

c. Teknik Modul Belajar

Teknik ini digunakan dengan cara mengajar siswa melalui paket belajar.

d. Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara meminta siswa agar belajar sendiri dan tetap dalam

bimbingan guru, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

Pemilihan bentuk metode drill untuk pembelajaran haruslah sesuai dengan pemilihan materi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode drill dengan teknik

belajar mandiri karena selain lebih sesuai dengan materi pembelajaran yaitu integral,

peneliti juga mempertimbangkan sifat peserta didik yang mampu untuk mandiri.

2.2.3. Langkah-langkah Metode Drill

Pelaksanaan metode drill di dalam kelas dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar, baik secara lisan maupun secara tulisan, dalam bentuk mental maupun fisik.

Meskipun metode ini dapat digunakan dalam berbagai kegiatan belajar, tidaklah berarti

bahwa setiap metode ini harus dipakai dalam semua aktivitas pembelajaran. Sebelum

(13)

penggunaan metode drill. Majid (2014, p. 214) menjabarkan prinsip dan petunjuk penggunaan metode drill adalah sebagai berikut:

1. Peserta didik harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan

tertentu.

2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang

berhasil kemudian diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.

3. Latihan tidak perlu menghabiskan waktu yang lama asalkan sering dilaksanakan.

4. Latihan harus disesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik.

5. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan berguna

Sejalan dengan pendapat Majid, Surakhmad (1994, p. 92) berpandangan bahwa

terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang pendidik dalam menerapkan

metode drill, yaitu:

a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat

mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.

b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui

apa yang harus dikerjakan

c. Lama latihan disesuaikan dengan kemampuan siswa.

d. Selingilah latihan agar tidak membosankan

e. Perhatikan kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan.

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa pendidik perlu memperhatikan nilai

dari latihan itu sendiri dan dalam persiapan sebelum memasuki latihan, pendidik harus

memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas kepada peserta didik, sehingga

(14)

pendidik juga harus memiliki persiapan yang baik sebelum latihan sehingga dapat

memotivasi siswa agar menjadi aktif dalam melaksanakan pembelajaran.

Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan metode drill yaitu: 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain

a. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik

b. Menentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan

c. Menentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk

menghindari kesalahan

d. Melakukan kegiatan pra-drill sebelum menerapkan metode ini secara penuh

2. Tahap Pelaksanaan

a. Langkah pembukaan

Terdapat beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh pendidik sebagai

langkah pembukaan diantaranya adalah mengemukakan tujuan yang harus

dicapai dan bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.

b. Langkah pelaksanaan

i. Memulai latihan dengan soal-soal atau hal-hal yang sederhana

ii. Menciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan

iii. Meyakinkan agar semua peserta didik tertarik untuk ikut

iv. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terus berlatih

c. Langkah mengakhiri

Setelah latihan selesai, pendidik tetap terus memberikan motivasi untuk

(15)

sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan

terbiasa.

3. Penutup

Langkah terakhir adalah pendidik melaksanakan perbaikan terhadap

kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik kemudian

memberikan latihan yang mampu melekat pada peserta didik.

2.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill

Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Sama

halnya dengan metode drill, Djamarah & Zain (2010) menguraikan kelebihan dan

kelemahan dari metode drill adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan Metode Drill

a. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf

dan lain-lain.

b. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti mengerjakan operasi hitung

dan lain-lain.

c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti

hubungan huruf-huruf dengan ejaan, penggunaan simbol, dan lain-lain.

d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta

kecepatan dalam pelaksanaannya.

e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi

dalam pelaksanaannya.

f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan yang membuat gerakan-gerakan yang

kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

(16)

a. Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik, karena peserta didik lebih

banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

b. Menimbulkan penyesuaian statis kepada lingkungan. Kadang-kadang

latihan yang dilaksanakan merupakan hal yang monoton sehingga

membosankan.

c. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.

Setelah mengetahui kekurangan dari metode drill, pendidik yang menerapkan metode ini dapat menggunakan cara-cara berikut untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

tersebut:

1. Jangan menuntut respons yang sempurna dari peserta didik.

2. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, hendaknya pendidik

segera menganalisis penyebabnya.

3. Memberikan dengan segera penjelasan-penjelasan, baik untuk respon yang betul

maupun yang salah.

4. Usahakan peserta didik memiliki ketepatan dan kecepatan dalam merespon.

5. Istilah-istilah yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh peserta

didik.

Metode drill ini, merupakan metode yang kerap kali digunakan oleh pendidik dalam mengasah atau meningkatkan kemampuan peserta didik. Firman Tuhan juga

menggunakan kata berlatih, “… Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas

gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji, baik untuk

(17)

duniawi memiliki utilitas yang terbatas akan tetapi latihan yang fokus utamanya adalah

Allah maka akan menghasilkan manfaat yang sifatnya permanen.

2.3. Teknik-Teknik Integral

2.3.1. Teknik Substitusi (Pemisalan)

Metode substitusi disebut juga metode pemisalan yang digunakan untuk

mempermudah penyelesaian integral ke bentuk rumus dasar rumus integral tak tentu,

yaitu;

Apabila bentuk integral belum sesuai atau menyimpang dari bentuk di atas maka

sedapat mungkin diubah terlebih dahulu yaitu dengan dilakukan teknik substitusi.

2.3.2. Teknik Integral Fungsi Trigonometri

Sebelum melakukan teknik pengintegralan fungsi trigonometri maka terlebih

dahulu harus menguasai integral dasar fungsi trigonometri dan identitas trigonometri.

Teknik ini diterapkan apabila fungi trigonometri tidak dapat langsung diterapkan

sehingga harus menggunakan identitas trigonometri kemudian melakukan substitusi.

Identitas trigonometri yang diterapkan berbeda-beda bergantung pada kasus

pengintegralannya

a. Kasus I:

sinmxdx, dan

cosmxdx

Jika bulat positip dan ganjil, maka dibuat menjadi genap. Selanjutnya gunakan

kesamaan identitas sin2xcos2x1. Sedangkan apabila adalah bilangan bulat positif dan genap maka digunakan identitas persamaan setengah sudut yaitu:

(18)

b. Kasus II:

sinmxcosnxdx

Jika atau genap, sedangkan lainnya sebarang, maka digunakan kesamaan 1 +

tgn2xsec2x atau 1 + ctg2x= cosec2x.

e. Kasus V:

sinmxcosnxdx,

sinmxsinnxdx,

cosmxcosnxdx

Integral bentuk ini diselesaikan dengan rumus identitas hasil kali trigonometri

yaitu:

2.3.3. Teknik Substitusi Fungsi Trigonometri

Metode substitusi trigonometri digunakan untuk menyelesaikan integral fungsi

(19)

a. a2 x2 ,  Real

b. x2 a2 = a2 x2 ,  Real

c. x2 a2 ,  Real 2.3.4. Teknik Parsial

Teknik parsial diterapkan apabila teknik substitsi gagal dilakukan dan digunakan

untuk suatu integral yang merupakan perkalian dua fungsi dengan rumus bakunya adalah:

∫ = ∫ − ∫

2.3.5. Teknik Pecah Parsial

Teknik ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan integral fungsi rasional

yaitu fungsi yang dinyatakan dalam bentuk F x = �

� dengan � dan � adalah

fungsi pangkat banyak (polinomial) dan � ≠ . Langkah-langkah penggunaan teknik

ini adalah:

1. Menyatakan integral dalam bentuk fungsi rasional sejati yaitu � < �

2. Faktorkan penyebut � dari fungsi rasional F x = �

� sampai tidak dapat

difaktorkan lagi.

3. Langkah nomor 2 di atas, � dapat berupa kombinasi antara:

a. fungsi linear berbeda, � = � − � − … . � − . b. fungsi linear berulang, � = � − n

= � − � − � − … � − c. fungsi liner dan kuadrat, � = � − �2 + � +

d. fungsi kuadrat berbeda, � = �2bxc)( �2

+ � + e. fungsi kuadrat berulang, � = �2bxc)n

4. Nyatakan integran menjadi bentuk penjumlahan -pecahan parsial sehingga integran

(20)

Misal : 

(Penyebut kombinasi liner berbeda)

...

5. ntegralkan secara keseluruhan jumlah -pecahan parsial tersebut yang merupakan

hasil akhir pengintegralan.

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis yaitu:

“Apabila dalam pembelajaran Kalkulus II sub topik Integral dengan menggunakan

metode drill dan memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran metode drill

secara tepat, akan meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada

model soal integral yang ditinjau dari dan nilai (skor) mahasiswa UPH Teachers College

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti

untuk memperoleh informasi yang berguna bagi penelitiannya. Menurut Sugiyono (2009)

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam mendapatkan

data yang valid untuk melakukan penelitian, sehingga dapat digunakan, dikembangkan dan

dibuktikan dalam memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Tujuan pada

penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu praktik pembelajaran di dalam kelas. Oleh

sebab itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dikarenakan

arah dan tujuan dari jenis penelitian ini adalah untuk kepentingan peserta didik.

Hopkins dalam Wiriaatmadja (2009) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang

dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang

terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Sejalan dengan pendapat

tersebut, Arikunto (2008) menambahkan bahwa penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (p. 3).

Tindakan tersebut diberikan oleh pendidik atau dengan arahan dari pendidik yang dilakukan

oleh peserta didik.

Melalui penelitian tindakan kelas, pendidik secara perlahan dapat membuktikan dan

mengevaluasi apakah suatu teori pembelajaran atau suatu metode pembelajaran yang secara

teoritis dikatakan bagus, juga dapat diterapkan dengan baik di kelas dan apakah dapat

(22)

pembelajaran yang akan diterapkan pada pembelajaran teknik pengintegralan Kalkulus II.

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengamati peningkatan pengaplikasian

teknik pengintegralan dalam model soal integral Kalkulus II pada mahasiswa Teachers College

Prodi Matematika angkatan 2015 sekaligus mengamati pengaruh dari metode drill terhadap

peningkatan tersebut.

Oja dan Smulyan (dalam Sudikin, 2010) membedakan bentuk penelitian tindakan kelas

menjadi empat, yaitu: (1) guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kelas kolaboratif, (3)

simultan terintegrasi, dan (4) administrasi sosial eksperimental (p. 55). Peneliti menggunakan

bentuk penelitian tindakan kelas yaitu pendidik sebagai peneliti yang artinya peneliti berperan

dominan dengan terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik

pembelajaran di kelas.

Prosedur pelaksanaan penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah berupa

suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang digagas oleh Kemmis dan Taggrat (Wiriaatmadja, 2009). Arikonto (2008) memaparkan model ini mencakup beberapa

siklus dan pada masing-masing siklus meliputi empat tahapan yaitu:

1. Perencanaan (plan) adalah tahapan peneliti menyusun dan merancang tindakan dengan

menjelasakan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu

dilakukan.

2. Tindakan (act) adalah tahap peneliti mengiplementasikan isi dari rancangan yaitu

menerapkan tindakan di dalam kelas.

3. Pengamatan (observe) adalah tahap peneliti melakukan kegiatan mengamati tindakan

yang telah dilakukan di dalam kelas dan mengumpulkan data yang telah diperoleh dari

(23)

4. Refleksi (reflect) tahap penulis melakukan evaluasi diri sendiri terhadap tindakan yang

telah dilakukan pada saat pembelajaran untuk menemukan hal-hal yang sudah

dirasakan memuaskan dan untuk mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

Model dari penelitian tindakan ini dapat diilustrasikan dengan gambar berikut

3.2. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Pelita Harapan Karawaci-Tangerang terhadap 7

(tujuh) mahasiswa semester III Fakultas Teachers College Prodi Matematika angkatan 2015 dengan mata kuliah yang menjadi sasaran penelitian adalah Kalkulus II topik integral.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dengan durasi

pelaksanaan adalah 3 (tiga) bulan yaitu dari tanggal 7 September 2016 hingga 3 Desember

2016. Waktu penelitian penelitian adalah 1,5 jam untuk satu kali pertemuan dalam seminggu

yaitu setiap hari Sabtu pukul 10.00 s.d. 11.30 WIB. Penelitian dilaksanakan dalam dua kali

siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan. Pra-siklus dilaksanakan

tanggal 24 September dan rincian siklus adalah sebagai berikut

Hari/Tanggal Siklus Topik Pembelajaran

Sabtu, 8 Oktober 2016

Siklus I

Integral Substitusi Sabtu, 15 Oktober 2016

Sabtu, 22 Oktober 2016

Integral Parsial Sabtu, 29 November 2016

(24)

Sabtu, 19 November 2016

Integral Substitusi Trigonometri Sabtu, 26 November 2016

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian Tindakan Kelas

3.3. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel input : Mahasiswa Teachers College Prodi Matematika angkatan 2015 Universitas Pelita Harapan, Tangerang

b. Variabel proses : Metode drill

c. Variabel Output : Meningkatkan pengaplikasian teknik pengintegralan

dalam model soal integral.

3.4. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas bersifat reflektif dengan beberapa kali tindakan perbaikan

(siklus) hingga memperoleh peningkatan atau perbaikan mutu yang memuaskan peneliti. Pada

penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus karena hasil evaluasi siklus I masih belum tuntas

sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II dengan prosedur penelitian adalah sebagai berikut

3.4.1. Pelaksanaan Persiapan (Pra-siklus)

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi awal berupa

observasi peserta didik yang bersamaan saat peneliti mengajar. Di akhir pembelajaran,

peneliti melakukan tes sebagai umpan balik terhadap pembelajaran yang telah

dilakukan. Melalui observasi dan tes yang dilakukan peneliti, diperoleh:

a. Identifikasi masalah

Penelitian merumuskan permasalahan peserta didik sebagai upaya dalam

meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada model soal

integral melalui pendekatan latihan (drill). Tindakan yang diterapkan pada identifikasi masalah ini adalah:

(25)

2. Bagaimana mengupayakan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan

pengaplikasian integral dalam model soal integral sehingga hasil belajar peserta

didik dapat meningkat.

b. Perencanaan solusi masalah

Solusi yang peneliti tawarkan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan

peningkatan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan adalah dengan metode

latihan (drill). Metode drill dipilih dengan harapan peserta didik mampu mengenal teknik pengintegralan yang sesuai dengan model soal-soal integral yang bervariasi dan

peserta didik menjadi terlatih dalam mengaplikasi teknik pengintegralan sehingga hasil

belajar peserta didik dari aspek kognitif juga akan meningkat.

3.4.2. Pelaksanaan Siklus

Berdasarkan model spiral Kemmis dan Taggrat, berikut ini adalah pemaparan

tahapan perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitiannya:

1. Perencanaan (planning)

Persiapan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan diantaranya adalah:

a. Menyususn RPP untuk siklus I mengenai materi yang akan diajarkan dengan

menerapkan metode latihan (drill).

b. Menyiapkan materi ajar dan lembar kerja siswa yang berisi soal-soal latihan

yang akan dikerjakan peserta didik

c. Menyiapkan instrumen pengumpul data diantaranya meliputi soal tes untuk

mengukur kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan peserta didik dan

pedoman observasi dan angket untuk mengukur ketercapaian pelaksanaan

metode drill

(26)

2. Tindakan (Acting)

Pada proses ini peneliti melaksanakan perencanaan yang telah direncanakan

sebelumnya di dalam RPP dengan skenario sebagai berikut:

a. Pendidik menyajikan materi pembelajaran sebagai pengantar metode drill b. Pendidik memberikan peserta didik soal-soal LKS yang disesuaikan dengan

taraf kemampuan awal mereka sebagai latihan untuk mengaplikasikan teknik

pengintegralan.

c. Peserta didik diberikan waktu dalam mengerjakan soal latihan. Ketika waktu

habis pendidik akan mengecek hasil pekerjaan siswa. Apabila hasilnya kurang

memuaskan, maka pendidik akan menjelaskan kembali materi pembelajaran

dan mengadakan perbaikan dengan memberi soal dengan model yang serupa.

d. Pendidik mengevaluasi siswa untuk melihat indikator keberhasilan dari proses

pembelajaran yang dilaksanakan

e. Pendidik memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik sebagai latihan

untuk meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan.

f. Sebelum mengakhiri pembelajaran, pendidik membagikan lembar angket

mengenai pembelajan yang telah dilakukan.

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk

mengukur setiap variabel penelitian dengan menggunakan instrumennya

masing-masing. Untuk melihat secara langsung partisipasi dan aktivitas peserta didik pada saat

proses pembelajaran ketika diterapkan metode drill, proses metode drill, pengaruh dari metode hingga kendala dari metode drill adalah dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Sedangkan untuk mengamati kemampuan peserta didik dalam

(27)

adalah menggunakan instrument berupa tes. Pada pengamatan ini, setiap perubahan

akibat implementasi tindakan (metode drill) dikumpulkan dan didokumentasikan sebagai data yang kemudian akan dianalisis.

4. Refleksi (Relecting)

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengulas secara kritis tentang

perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran, hasil belajar kognitif peserta didik,

keadaan kelas dan pendidik berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan. Setelah

itu, melakukan evaluasi dengan menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan

seberapa jauh tindakan yang dilakukan (metode drill) membawa perubahan pada pembelajaran seperti apakah dengan dilaksanakannya tindakan meningkatkan

kemampuan siswa dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan sesuai dengan

indikator keberhasilan penelitian. Jika indikator telah tercapai maka penelitian

dihentikan namun apabila belum tercapai maka peneliti melanjutkan ke siklus

berikutnya dengan memperbaiki tahapan di siklus sebelumnya dan menyusun kembali

perencanaan dengan memperhatikan hasil refleksi peneliti pada siklus sebelumnya.

3.5. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh

data-data empiris yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian sedangkan instrumen

penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data tersebut. Sejalan

dengan pendapat Suryabrata (2008) bahwa

Instrumen pengumpulan alat yang digunakan untuk merekam -pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan (p. 52)

(28)

Tes menurut Arikunto (2008) merupakan serentetan pertanyaan atau latihan

serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes

yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis yang digunakan untuk

memperoleh data sekaligus sebagai instrumen dari variabel kemampuan

pengaplikasian teknik pengintegralan. Tes dilaksanakan pada pertemuan terakhir di

setiap siklus dengan 5 (lima) butir soal uraian (dengan kisi-kisi dan pedoman

penilaian terlampir).

2. Lembar Observasi

Lembar obeservasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai instrumen untuk variabel

metode drill yang dilaksanakan peneliti pada proses pembelajaran. Lembar observasi bersifat terstruktur, yaitu terdapat pedoman-pedoman terperinci yang berisikan

langkah-langkah yang dilakukan sehingga pengamat hanya perlu melakukan checklist

atau menghitung berapa frekuensi yang telah dilakukan subjek penelitian (Trianto,

2011). Aktivitas dan perhatian pendidik diamati untuk mendapatkan data kualitatif

yaitu mengenai apakah kegiatan yang dilakukan pendidik telah sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran dan telah sesuai dengan sintaks dari metode drill. 3. Lembar Angket Peserta Didik

Angket merupakan instrumen mengumpulkan data yang digunakan peneliti untuk

memperoleh data dari peserta didik. Angket yang digunakan peneliti adalah untuk

mengetahui tingkat ketercapaian variabel metode drill yang diterapkan oleh peneliti

dalam proses pembelajaran. Model angket yang digunakan adalah skala Likert dengan

18 butir pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dengan gradasi

(29)

3.6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Rumusan Masalah Variabel Indikator Sumber Data Metode Instrumen

Apakah terdapat

Memberi pengertian yang mendalam sebelum

latihan

Waktu latihan singkat tapi sering dilakukan

Latihan sesuai taraf kemampuan peserta didik

Proses latihan mendahulukan hal yang penting

Memberi pengertian yang mendalam sebelum

latihan

Mahasiswa Kuisioner Angket Latihan awal bersikap diagnostik

Waktu latihan singkat tapi sering dilakukan

Latihan sesuai taraf kemampuan peserta didik

Proses latihan mendahulukan hal yang penting

Bagaimana penerapan

Mampu mencari penyelesaian dari soal integral

tak-tentu menggunakan teknik parsial berulang

dengan tepat

Mahasiswa Tes

Soal tes

bentuk

(30)

pengaplikasian teknik

pengintegralan pada

model-model soal integral pada

mata kuliah Kalkulus II

sehingga berdampak pada

hasil belajar kognitif

mahasiswa UPH Teachers

College prodi Matematika

angkatan 2015?

Mampu mencari penyelesaian dari soal integral

tak-tentu menggunakan teknik pecah parsial

dengan tepat

Mampu mencari penyelesaian dari soal integral

tentu menggunakan teknik substitusi

trigonometri dengan tepat

Mampu mencari penyelesaian dari soal integral

tentu menggunakan teknik substitusi dengan

tepat

Mampu mencari penyelesaian dari soal integral

tentu trigonometri menggunakan teknik

substitusi dengan tepat

(31)

3.7. Teknik Analisis

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan penelitian dianalisis untuk menarik

kesimpulan apakah terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan dalam pembelajaran

sebagaimana yang diharapkan. Wina (2010) mendefinisikan analisis data sebagai suatu proses

mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi

sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna. Pada penelitian ini, analisis data

menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis data yang berupa angka

(skor) yaitu hasil tes dan deskriptif kualitatif untuk menganalisis data yang berupa informasi

berbentuk kalimat yaitu pada hasil lembar observasi dan angket peserta didik. Berikut adalah

analisis data penelitian:

3.7.1. Tes

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mengetahui peningkatan

kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan adalah sebagai

berikut:

1. Peneliti memberikan tes formatif berupa 5 butir soal uraian (terlampir)

2. Menghitung nilai rata-rata hasil (skor) yang diperoleh peserta didik dengan

rumus mean atau rata-rata nilai yaitu sebagai berikut:

�̅ =∑ ��

Keterangan:

� = Mean (rata-rata)

∑ �� = Jumlah nilai seluruh peserta didik � = Jumlah peserta didik

3. Menetapkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). Dalam penelitian ini,

peserta didik dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai KKM yang telah

ditetapkan UPH Fakultas Teachers College yaitu 60.

(32)

= ∑ ��

� × %

Keterangan:

= presentase ketuntasan belajar

∑ �� = jumlah peserta didik yang lulus KKM � = jumlah seluruh peserta didik

5. Menentukan kategori ketuntasan belajar dengan membandingkan presentase

ketuntasan nilai peserta didik dengan tabel kategori ketuntasan hasil belajar.

Presentase Kategori

85% − 100% Sangat Baik

% − , % Baik

% − , % Cukup

% − , % Kurang

< , % Sangat Kurang

Tabel 3. 3 Tabel Kategori Ketuntasan Belajar

Jadi, kemampuan pengintegralan peserta didik dikatakan meningkat apabila

hasil nilai (skor) tes tergolong kategori baik.

3.7.2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat keberhasilan metode drill dalam meningkatkan kemampuan pengaplikasian teknik pengintegralan pada pembelajaran.

Lembar obervasi dianalisis dengan teknik presentase yaitu banyaknya frekuensi tiap

aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikali 100% (Trianto, 2011).

presentase keberhasilan =jumlah indikator yang dilakukan pendidikjumlah seluruh indikator × %

Hasil presentase keberhasilan yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam

bentuk nilai. Berikut adalah tabel konversinya.

Interval Nilai Kategori Makna

81% − 100% A Sangat Baik

% − % B Baik

% − % C Cukup baik

% − % D Kurang baik

% − % E Sangat tidak baik

(33)

Jadi, metode drill dikatakan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan apabila presentase keberhasilan

tergolong kategori baik.

3.7.3. Lembar Angket

Lembar angket digunakan untuk mengukur variabel metode drill dalam pembelajaran integral. Model angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert dengan 5 opsi pilihan (Sugiyono, 2009) dengan rumus perhitungannya adalah

�� = ∑ � + ∑ � + ∑ � + ∑ � + ∑ �∑ �� × %

Keterangan: �� = Nilai indikator

∑ � = Jumlah centang kolom 1 ∑ � = Jumlah centang kolom 2

∑ � = Jumlah centang kolom 3 ∑ � = Jumlah centang kolom 4 ∑ � = Jumlah centang kolom 5

Dengan menggunakan tabel konversi, metode drill dikatakan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan teknik pengintegralan apabila presentase

(34)

Daftar Pustaka

Abdul, A. W. (2007). Metode dan model-model mengajar. Bandung: Alfabeta.

Ahmad, A., & Prasetya, J. T. (2005). Strategi belajar mengajar: Untuk fakultas Tarbiyah komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, S. S. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pasaribu, L. L., & Simanjuntak, B. (1986). Didaktik dan metodik. Bandung: Tarsito. Risnawati. (2008). Strategi Pembelajaran Matematika. Pekanbaru: Suska Press. Roestiyah. (1998). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, W. (2010). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Prenada Media.

Sardiman, A. M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukidin, B. d. (2010). Manajemen penelitian tindakan kelas. Jakarta: Insan Cendekia. Surakhmad, W. (1994). Pengantar interaksi belajara mengajar. Bandung: Tarsito. Suryabrata, S. (2008). Metode penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suwarna, e. a. (2005). Pengajaran mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana. Trianto. (2011). Metode lembar observasi. Jakarta: Kharisma Putra Utama.

Gambar

Gambar 3. 1 Model Spiral Kemmis dan Taggart
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian
Tabel 3. 4 Tabel Konversi Nilai

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui taraf keberhasilan peserta didik pada materi statistika melalui penerapan metode drill di kelas VII SMP Negeri 10 Banda Aceh ,

Dengan hasil penelitian ini, diharapkan metode drill dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran kemampuan artikulasi di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita yang akan membuat siswa

Menurut Sagala (2003) metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu sebagai

Karena keterbatasan peserta didik dalam menangkap pelajaran, maka pendidik berinisiatif untuk mengajarkan surat pendek menggunakan metode drill, yakni dengan melatih anak

Gowa Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode drill , hasil belajar peserta didik yang diajar dengan metode drill , dan peningkatan hasil belajar

Pada penelitian ini, dengan judul Aplikasi Metode Demonstrasi dan Drill pada Kegiatan Ekstrakurikuler Drum Band di Drum Band Gita Handayani Dinas Pendidikan Aceh dilakukan

Langkah-langkah metode drill dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) sebelum menggambar, anak diberi latihan menggaris, menebalkan dan mewarnai sesuai dengan tahapan teknik

Walaupun peserta didik tersebut kurang mampu menjawab soal-soal ulangan dengan baik, akan tetapi apabila dalam proses pembelajaran peserta didik selalu menunjukkan kesungguhan mengikuti