• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUPOKSI PLP DAN PERMASALAHANNYA DI LABOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUPOKSI PLP DAN PERMASALAHANNYA DI LABOR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

JUDUL

TUPOKSI PLP DAN PERMASALAHANNYA DI LABORAORIUM KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FMIPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA*

Oleh

I KETUT LASIA, S.Pd., M.Pd. NIP 197212232001121001

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah

Diajukan untuk memenuhi angka kredit kenaikan pangkat/jabatan

“Tupoksi PLP dan Permasalahannya di Laboraorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha”

Oleh

I Ketut Lasia, S.Pd., M.Pd NIP197212232001121001

Menyetujui, , ,

Kepala Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

(3)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : I Ketut Lasia, S.Pd., M.Pd.

NIP : 197212232001121001

Pangkat/Golongan : Penata /IIIc Jabatan Fungsional : PLP Ahli Muda

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah dengan judul “Tupoksi PLP dan Permasalahannya di Laboraorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha” bersifat original, dan karya saya sendiri, serta belum pernah diterbitkan sebelumnya.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar -benarnya.

Singaraja,1 Oktober 2013 Yang menyatakan,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Hyang Widhi Wasa karena berkat rakhmatNya,

karya tulis “Tupoksi PLP dan Permasalahannya di Laboraorium Kimia Jurusan

Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha dapat diselesaikan

sesuai rencana. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

setulus-tulusnya kepada.

a. Dekan FMIPA yang telah mengarahkan kegiatan ini sehingga dapat

terlaksana

b. Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA yang telah memfasilitasi

penulisan makalah ini

c. Ketua Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia yang telah

menyetujui makalah ini

d. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya yang telah membantu

menyukseskan makalah ini

Akhirnya semoga malakah ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi oleh

semua pihak untuk mengelola laboratorium. Saran dan kritik juga kami sangat

harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 10 Januari 2015

(5)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

v

DAFTAR ISI

Sampul ……… i

Halaman persetujuan ……… ii

Lembar pernyataaan keaslian ……… iii

Kata Pengantar ……… iv

Daftar Isi ……… v

Daftar Tabel ……… vi

Daftar Gambar ……… vii

Daftar Lampiran ……… viii

Abstrak ……… ix

BAB III. URAIAN PERMASALAHAN ……… 7

3.1 Kondisi laboratorium kimia Jurusan Pendidikan Kimia ……… 7

3.2 Permasalahan dan solusinya ……… 7

(6)
(7)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

vii

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengelolaan laboratorium PLP pelaksana ……… 12

(9)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

ix

Ringkasan

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pranata laboratorium pendidikan (PLP) merupakan tenaga kependidikan

yang bekerja di laboratorium. PLP sebelumnya dikenal dengan laboran yang

memiliki jabatan fungsional umum dengan kenaikan pangkat setiap 4 tahun sekali.

Seiring dengan perkembangan zaman, melalui berbagai forum nasional dan lokal,

tenaga kependidikan yang bekerja di laboratorium menyuarakan hati nuraninya

tentang jenjang karier mereka. Suara hati mereka baru berhasil tahun 2010 dengan

dikeluarkannya PERMEN PAN dan RB No. 03 tahun 2010.

PERMEN PAN dan RB No. 03 tahun 2010 merubah status laboran

menjadi PLP dan memiliki jabatan fungsional tertentu. Permen terebut diperkuat

dengan peraturan bersama menteri pendidikan nasional dan kepala badan

kepagaiwaian Negara No. 02/V/PB/2010, No. 13 tahun 2010 tentang petunjuk

pelaksanaan jabatan fungsional pranata laborarium pendidikan dan angka

kreditnya. Dengan diterbitkan peraturan tersebut, jenjang karier PLP menjadi

lebih terbuka.

Keterbukaan jenjang karier PLP yang dibarengi dengan tugas pokok dan

fungsinya, ternyata belum banyak diketahui oleh kalangan akademisi di

Universitas Pendidikan Ganesha khususnya Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA

walaupun telah memasuki tahun ke-4. Ketidaktahuan tersebut terlihat dari

timbulnya permasalahan dalam pengelolaan laboratorium. Permasalahan yang

muncul antara lain persiapan alat dan bahan serta pengoperasian alat. Di sisi lain,

PLP yang ada di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA

Universitas Pendidikan Ganesha jumlahnya terbatas (2 orang) dengan mengelola 3

laboratorium kimia, yaitu laboratorium kimia dasar, laboratorium kimia organic,

dan laboratorium kimia analitik. Jabatan ke-2 PLP tersebut adalah PLP ahli

muda.

Sebagai tenaga fungsional tertentu, PLP ahli muda dituntut untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsingya (tupoksi) sesuai dengan peraturan yang

(11)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

2

dapat mengumpulkan angka kredit dan akan dikenakan sanksi. Di sisi lain, belum

ada tenaga PLP terampil dalam pengelolaan laboratorium kimia. Karena PLP ahli

muda lebih mengedepankan tupoksinya, maka tugas menyiapkan alat, bahan dan

mengoperasikan alat menjadi kegiatan sampingan. Dengan demikian muncul

permasalahan dalam pengelolaan laboratorium di Laboratorium Kimia Jurusan

Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dijabarkan tupoksi dari PLP serta

permasalahan yang dapat dimunculkan ditinjau dari kondisi laboratorium kimia,

jumlah kelas per angkatan dengan jam praktikumnya. Dengan demikian akan

ditemukan pemecahan masalah yang komprenhensif dalam pengelolaan

laboratorium.

1.2 Tujuan dan manfaat

Tujuan makalah ini adalah untuk menjabarkan tupoksi PLP dan

permasalahan implementasinya ditinjau dari kondisi real di Laboratorium Kimia

Jurusan Pendidikan Kimia F MIPA Universitas Pendidikan Ganesha.

Manfaat makalah ini adalah a) tupoksi PLP tersosialisasikan minimal di

Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, b) masalah PLP yang berkaitan dengan

tupoksi dapat terindentifikasi, dan c) ditemukan pemecahan masalah yang

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Laboratorium

Berbagai definisi laboratorium diungkapkan oleh para ahli. Dalam tulisan

ini akan mendefinisikan laboratorium sesuai Peraturan bersama Mendiknas dan

Kepala BKN nomor 02/V/PB/2010 No 13 tahun 2010 tentang petunjuk

pelaksanaan jabatan fungsional pranata laboratorium pendidikan dan angka

kreditnya. Dalam peraturan ini didefinisikan laboratorium adalah unit penunjang

akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat

permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian,

kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas dengan menggunakan peralatan

dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu dalam rangka pelaksanaan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Laboratorium dikelompokkan menjadi 4, yaitu laboratorium tipe I,

laboratorium tipe II, laboratorium tipe III, dan laboratorium tipe IV. Laboratorium

tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang

pendidikan menengah , atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan

pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan

II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan

pendidikan siswa. Laboratorium tipe II adalah laboratorium ilmu dasar yang

terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan (semester I, II) atau unit pelaksana

teksnis yang menyelenggrakan pendidikan dan/atau unit pelatihan dengan fasilitas

penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan

kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa. Laboratorium

tipe III adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program

studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau

pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan

yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan

pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen. Sedangkan laboratorium tipe IV

adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau universitas

(13)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

4

fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah

bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa, dan dosen.

2.2 Peralatan dan bahan

Peralataan laboratorium adalah mesin, perkakas, perlengkapan dan

alat-alat kerja lain yang secara khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi,

dan/atau produksi dalam skala terbatas. Peralatan dikelompokkan menjadi 3

kategori, yaitu kategori 1, kategori 2, dan kategori 3.

Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang pengoperasiaan dan

perawatannya mudah, resiko penggunaan rendah, akurasi/kecermatan

pengukurannya rendah, serta system kerja sederhana yang pengoperasiannya

cukup dengan menggunakan panduan (SOP). Contoh peralatan kategori 1 adalah

gelas kimia, gelas ukur, kaca arloji, dan lain-lain

Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang pengoperasiaan dan

perawatannya sedang, resiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan

pengukurannya sedang, memerlukan pelatihan khusus/tertentu. Contoh: furnace,

timbangan digital elektrik, spektronik 20 dan sebagainya.

Peralatan kategori 3adalah perlatan yang pengoperasiaan dan

perawatannya sulit, resiko penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya

tinggi, serta system kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan

khusus/tertentu dan bersertifikat. Contoh: AAS, FTIR, GC, HPLC.

Disamping penggunaan alat, laboratorium juga menggunakan bahan.

Bahan adalah segala sesuatu yang diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi,

dan/atau produksi dalam skala terbatas. Bahan dikategorikan menjadi 2 yaitu

bahan umum dan bahan khusus.

Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan

perlakuan dan persyaratan khusus. Contoh: akuades, kencur dan sebagainya.

Sedangakan bahan khusus adalah bahan yang penanganannya

memerlukanperlakuan dan persyaratan khusus. Contoh: air brom, KMnO4, HCl

(14)

2.3Tupoksi PLP

Pranata laboratorium pendidikan (PLP) adalah pranata laboratorium

pendidikan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggunng

jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium pendidikan

yang diduduki oleh pns dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh

oleh pejabat yang berwenang. PLP memiliki standar kompetensi: pengoperasian

peralatan laboratorium, pengelolaan laboratorium, dan penerapan metode kerja

laboratorium.

Berdasarkan Peraturan Menpan dan RB No 3 tahun 2010 tentang jabatan

fungsional pranata laboratorium pendidikan dan angka kreditnya, tugas pokok

PLP adalah mengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perencanaan

kegitan laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan,

pemeliharaan/perawatan peralatan dan baha, pengevaluasian system kerja

laboratorium, dan pengembangan kegitan laboratorium baik untuk pendidikan,

penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.

Jabatan fungsional PLP terdiri dari tingkat terampil dan tingkat ahli.

Jenjang jabatan PLP tingkat terampil dari yang paling terendah samapi paling

tinggi adalah PLP pelaksana, PLP pelaksana lanjutan, dan PLP penyelia.

Sedangan jenjang jabatan PLP ahli dari yang terendah sampai yang tertinggi

adalah PLP pertama, PLP Muda, dan PLP Madya.

Dasar pengelompokan jenjang PLP dapat dilihat seperti Gambar 2.1.

Berdasarkan Gambar 1. PLP terampil lebih banyak mengoperasikan dan

memelihara, sedangkan PLP ahli tugasnya lebih banyak mengembangkan dan

mengevaluasi pengelolaan laboratorium. Rincian kegiatan PLP terampil dan PLP

(15)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

6

Gambar 2.1. Pengelompokaan tugas PLP

Dalam melaksanakan tugas, apabila tidak ada PLP di atas atau dibawahnya, maka

PLP tersebut dapat malaksanakan tugas terebut berdasarkan surat penugasan

(16)

Bab III

URAIAN PERMASALAHAN

3.1 Kondisi Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

memiliki 3 laboratorium, yaitu laboratorium kimia dasar, laboratorium kimia

organic dan laboratorium kimia analitik. Di laboratorium kimia dasar tempat

praktikum kimia dasar 1, praktikum kimia dasar 2, praktikum kimia anorganik,

dan praktikum kimia lingkungan. Di laboratorium kimia organic digunakan untuk

praktikum kimia organic, praktikum biokimia, dan praktikum bahan alam.

Sedangkan di laboratorium kimia analitik digunakan untuk praktikum kimia

analitik, praktikum dasar-dasar pemisahan, praktikum kimia instrument,

praktikum kimia keramik ,dan tempat penelitian mahasiswa dan dosen.

Jurusan Pendidikan Kimia sampai tahun 2015 memiliki mahasiswa 2-4

kelas per angkatan dengan jumlah PLP 2 orang. Jenjang PLP tersebut keduanya

ahli muda. Kedua PLP tersebut menangani jenis alat I sampai dengan III, serta

bahan umum dan khusus.

3.2 Permasalahan dan solusinya

Berdasarkan kondisi laboratorium kimia tersebut di atas, apabila mengacu

kepada peranturan yang ada, maka sangat dilematis bagi PLP dalam

melaksanakan tupoksinya. Apabila PLP melaksanakan sesuai dengan tupoksinya,

maka tugas PLP terampil yang ada seperti menyiapkan, mengopersikan,

membersihkan alat dan bahan menjadi terlantar. Disisi lain apabila PLP tidak

melaksanakan tugas sesuai tupoksinya, maka PLP tidak dapat naik pangkat sesuai

dengan peraturan yang ada.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, PLP berusaha keras untuk

mengerjakan semua pekerjaan yang ada di laboratorium kimia khususnya tetang

pelayanan praktikum mahasiswa, mulai dari perencaanaan, pengoperasian,

supervise, dan evaluasi dari semua jenjang jabatan PLP. Hasilnya tentu tidak

sesuai dengan harapan,. seperti belum selesai praktiukm mata kuliah satu sudah

muncul praktikum mata kuliah lain. Dengan demikian persiapan untuk setiap

(17)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

8

yang banyak, ruang lab terbatas (1 ruang), jadwal praktikum yang padat, jenis

peralatan yang sangat variatif, dan setiap laboratorium belum swasembada alat

dan bahan.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka ditawarkan pemecahan

masalah sebagai berikut:

a. Alat dan bahan di setiap laboratorium diswasembadakan

b. Ditambah jumlah tenaga PLP terampil setiap laboratorium

(18)

BAB IV

DISKUSI, SIMPULAN, DAN SARAN-SARAN

4.1 Diskusi

Laboratorium mempunyai peranan penting dalam perkembangan IPTEKS.

Untuk mendukung peran strategis laboratorium terebut, maka segala perangkat

yang mendukung laboratorium harus dilengkapi dan diberdayakan. Perangkat

tersebut antara lain alat, bahan, dan sumber daya manusia.

Alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia analitik, laboratorium

kimia organic, dan laboratorium kimia dasar belum swasembada. Alat dan bahan

di ke-3 laboratorium terebut sangat dinamis, dalam arti sering berpindah-pindah

satu laboratorium ke laboratorium yang lain untuk memenuhi kebutuhan di setiap

praktikum dan penelitian, baik oleh mahasiswa maupun dosen. Kondisi tersebut

sangat jauh dari yang diharapan dan pelayanan praktikum serta penelitian sangat

tidak optimal. Dampaknya dikhatirkan pemahaman mahasiswa terhadap materi

yang dipraktikumkan menjadi terganggu karena alat dan bahan terbatas, dan pada

akhirnya penguasaan IPTEK mahasiswa melalui praktikum juga tidak berjalan

dengan baik. Perguruan tinggi sebagai agen perubahan dalam bidang IPTEK

melalui laboratorium juga akan terganggu.

Sumber daya manusia di laboratorium kimia yang terdiri dari laboratorium

kimia analitik, laboratorium kimia organic, dan laboratorium kimia dasar hanya

terdiri dari 2 orang dengan jabatan ahli muda. Jabatan PLP terampil belum ada

yang mengisi. Disisi lain, kegiatan di masing-masing laboratorium sangatlah

padat (seperti terungkap dalam bab II). Dalam kondisi terebut, PLP melakukan

semua tupoksi PLP baik terampil dan ahli. Dampak kondisi PLP seperti itu adalah

a) pelayanan di laboratorium tidak maksimal, karena sangat sulit mengelola waktu

dalam 5 hari kerja, b) professional PLP seperti yang diharapkan peraturan sulit

tumbuh, karena PLP tidak focus mengerjakan tupoksinya. Untuk itu diperlukan

penambahan tenaga PLP terampil minimal 3 untuk masing-masing laboratorium.

4.2 Simpulan

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terjadi

(19)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

10

Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.

Permasalahan tersebut antara lain disebabkan oleh: perbandingan jumlah PLP dan

laboratorium tidak sesuai dan beban kerja PLP melebihi tupoksi.

Dampak permasalahan di atas adalah a) terjadi ketidakoptimalan dalam

pelayanan di laboratorium sehingga menimbulkan kekecewaan dikalangan

pengguna laboratorium, b) PLP banyak bekerja tetapi angka kreditnya tidak dapat

diklaim sehingga menimbulkan kekecewaan dikalangan PLP.

4.3 Saran-saran

Berdasarkan uraian di atas, untuk menyelesaikan permasalahn dalam

pengimplementasian tupoksi di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia,

maka disarankan: a) agar setiap laboratorium kimia terjadi swasembada alat dan

bahan, b) penambahan PLP terampil di setiap laboratorium minimal 1 orang

sesuai dengan peraturan yang ada, dan c) mengingat padatnya jadwal praktikum

kimia dan penelitian, maka ruang laboratorium kimia sebaiknya hanya digunakan

(20)

DAFTAR PUSTAKA

PERMENPAN DAN RB NOMOR 03 TAHUN 2010 TANGGAL 15 JANUARI 2010 tentang Jabatan Fungsonal Pranata laboratorum pendidikan dan angka kreditnya

(21)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

12

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1

Pengelolaan laboratorium PLP pelaksana

2 PENGELOLAAN LABORATORIUM

A. Perancangan kegiatan laboratorium

1. Menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium sebagai anggota

2. Menyusun kebutuhan peralatan kategori 1 pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat

3. Menyusun kebutuhan bahan umum pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

4. Menyusun SOP penggunaan bahan umum pada kegiatan pendidikan.

B. Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan

1. Menyiapkan peralatan kategori 1 pada kegiatan pendidikan. 2. Menyiapkan bahan umum pada kegiatan pendidikan. 3. Menyiapkan peralatan kategori 1 pada kegiatan penelitian. 4. Menyiapkan bahan umum pada kegiatan penelitian.

5. Menyiapkan peralatan kategori 1 pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

6. Menyiapkan bahan umum pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

7. Mengumpulkan dan memverifikasi data kebutuhan bahan pada kegiatan pendidikan.

8. Mengumpulkan dan memverifikasi data kebutuhan bahan pada kegiatan penelitian.

9. Mengumpulkan dan memverifikasi data kebutuhan bahan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

10. Mengoperasikan peralatan kategori 2 dengan penggunaan bahan khusus pada kegiatan penelitian.

11. Mengoperasikan peralatan kategori 1 dengan penggunaan bahan khusus pada kegiatan penelitian.

12. Mengoperasikan peralatan kategori 1 dengan penggunaan bahan umum pada kegiatan penelitian.

13. Mengoperasikan peralatan kategori 1 dengan penggunaan bahan khusus pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

14. Mengoperasikan peralatan kategori 1 dengan penggunaan bahan umum pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

15. Menyusun laporan penggunaan peralatan dan bahan dalam rangka pendidikan.

16. Menyusun laporan penggunaan peralatan dan bahan dalam rangka penelitian.

17. Menyusun laporan penggunaan peralatan dan bahan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.

18. Mengelola (material handling) sisa bahan umum.

19. Memilah limbah yang dihasilkan dari proses penggunaan bahan umum.

C. Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan

1. Menyusun jadwal pemeliharaan/perawatan peralatan kategori 1.

2. Menyusun jadwal pemeliharaan/perawatan bahan umum. 3. Membersihkan, menata, dan menyimpan peralatan kategori 1. 4. Membersihkan sarana penunjang.

5. Menata dan menyimpan sarana penunjang.

(22)

7. Membersihkan, menata, dan menyimpan bahan umum.

A. Perancangan kegiatan laboratorium

1. Menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium sebagai Anggota. 2. Menyusun subprogram tahunan pengelolaan laboratorium.

3. Merancang program pemeliharaan/perawatan dan penyimpanan peralatan kategori 2. 4. Merancang program pemeliharaan/perawatan dan penyimpanan bahan umum. 5. Merancang program pemeriksaan dan kalibrasi peralatan kategori 2.

6. Menyusun program tindaklanjut hasil evaluasi penggunaan peralatan kategori 2. 7. Menyusun program tindaklanjut hasil evaluasi penggunaan bahan umum. 8. Menyusun kebutuhan peralatan kategori 2 pada kegiatan pendidikan. 9. Menyusun kebutuhan bahan khusus pada kegiatan pendidikan. 10. Menyusun kebutuhan peralatan kategori 2 pada kegiatan penelitian. 11. Menyusun kebutuhan bahan khusus pada kegiatan penelitian.

12. Menyusun kebutuhan peralatan kategori 2 pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

13. Menyusun SOP untuk pengoperasian peralatan kategori 2. 14. Menyusun SOP untuk pemeliharaan peralatan kategori 2. 15. Menyusun SOP untuk pemeliharaan bahan umum. 16. Menyusun SOP untuk pemeriksaan peralatan kategori 2. 17. Menyusun SOP untuk pemeriksaan bahan umum. 18. Menyusun SOP untuk kalibrasi/tera peralatan kategori 2.

19. Menyusun SOP untuk uji fungsi/uji unjuk kerja peralatan kategori 2. 20. Menyusun SOP untuk uji fungsi/uji unjuk kerja bahan umum.

21. Menyusun SOP praktikum yang menggunakan peralatan kategori 2 dan bahan khusus pada kegiatan pendidikan.

22. Menyusun SOP praktikum yang menggunakan peralatan kategori 2 dan bahan umum pada kegiatan pendidikan.

23. Menyusun SOP Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium menggunakan peralatan dan bahan.

B. Pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan

1. Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi pengoperasian peralatan kategori 3 dan penggunaan bahan umum pada kegiatan pendidikan.

2. Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi pengoperasian peralatan kategori 2 dan penggunaan bahan khusus pada kegiatan pendidikan.

3. Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi pengoperasian peralatan kategori 3 dan penggunaan bahan umum pada kegiatan penelitian.

4. Memberikan penjelasan dan melakukan supervisi pengoperasian peralatan kategori 2 dan penggunaan bahan khusus pada kegiatan penelitian.

5. Melakukan supervisi pengoperasian peralatan kategori 3 dan penggunaan bahan umum pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

6. Melakukan supervisi proses pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas yang menggunakan peralatan kategori 3 dan bahan umum pada kegiatan pendidikan.

(23)

Makalah ini disampaikan dalam lokakarya “Analisis Permasalahan dan Penyempurnaan Sitem Tatakelola Laboratorium” Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha tanggal 12-13 Januari 2015

14

8. Melakukan supervisi proses pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas yang menggunakan peralatan kategori 3 dan bahan umum pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

9. Memvalidasi hasil pengukuran, kalibrasi, dan hasil pengecekan kinerja peralatan kategori 2 pada kegiatan pendidikan.

10. Memvalidasi hasil pengukuran, kalibrasi, dan hasil pengecekan kinerja peralatan kategori 2 pada kegiatan penelitian.

11. Memvalidasi hasil pengukuran, kalibrasi, dan hasil pengecekan kinerja peralatan kategori 2 pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

12. Menganalisis dan mengevaluasi data pada kegiatan penelitian.

13. Menganalisis dan mengevaluasi data pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 14. Menganalisis dan mengevaluasi bahan khusus.

15. Melakukan penilaian/pengendalian sistem kerja peralatan laboratorium.

16. Melakukan pengambilan sampel di lapangan pada kegiatan penelitian menggunakan peralatan kategori 3 dan bahan umum.

17. Melakukan pengambilan sampel di lapangan pada kegiatan pengabdian pada masyarakat menggunakan peralatan kategori 3 dan bahan umum.

18. Memberikan layanan pengujian bahan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan menggunakan peralatan kategori 3 dan bahan umum.

C. Pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan

1. Melakukan kalibrasi peralatan kategori 3. D

. Pengevaluasian sistem kerja laboratorium

1. Melakukan evaluasi hasil kalibrasi peralatan kategori 2. 2. Mengevaluasi kinerja peralatan kategori 2.

3. Mengevaluasi metode kerja dan penerapan metode kerja peralatan kategori 2. 4. Mengevaluasi penerapan metode kerja peralatan kategori 2.

5. Mengevaluasi penggunaan peralatan kategori 2.

6. Mengevaluasi SOP pengoperasian peralatan kategori 2 dan penggunaan bahan khusus. 7. Mengevaluasi SOP pengoperasian peralatan kategori 2 dan penggunaan bahan umum. 8. Mengevaluasi SOP pemeliharaan/perawatan peralatan kategori 2 dan bahan khusus. 9. Mengevaluasi SOP pemeliharaan/perawatan peralatan kategori 2 dan bahan umum. 10. Mengevaluasi pedoman penilaian peralatan kategori 2 dan bahan khusus.

11. Mengevaluasi pedoman penilaian peralatan kategori 2 dan bahan umum. 12. Mengevaluasi subprogram tahunan pengelolaan laboratorium.

13. Mengevaluasi pemeliharaan/perawatan peralatan kategori 3 dan bahan umum. 14. Mengevaluasi metode penanganan bahan.

15. Menganalisis hasil evaluasi penggunaan peralatan kategori 2 dan bahan khusus. 16. Menganalisis hasil evaluasi penggunaan peralatan kategori 2 dan bahan umum.

E. Pengembangan kegiatan laboratorium

1. Mengembangkan kinerja peralatan kategori 2. 2. Mengembangkan metode kerja peralatan kategori 2.

3. Mengembangkan metode pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas menggunakan peralatan kategori 2 dan bahan khusus.

4. Mengembangkan metode pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas menggunakan peralatan kategori 2 dan bahan umum.

Gambar

Gambar 2.1. Pengelompokaan tugas PLP

Referensi

Dokumen terkait

Serbuk gergaji kayu dan kulit kacang tanah yang semula hanya merupakan limbah dari industri rumah tangga dan mebel, dengan adanya proses pembuatan briket

Dewasa ini, keingin-tahuan mereka tentang fenomena tersebut menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dalam arti kuantitatif maupun kualitatif. Semakin banyaknya

Teknik dalam penulisan bahan hukum yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kepustakaan dengan mengkaji peraturan perundang- undangan maupun literatur

Untuk permasalahan tersebut disini kami mengetengahkan satu wacana dalam mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menggunakan PHP sebagai engine dari suatu pondasi sebagai

Hal tersebut dapat dilihat dari rerata skornya yang berada di batas bawah kategori baik (70%). Hasil yang demikian tentu masih jauh dari target dan masih sangat

Metode latihan merupakan suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki

Berdasarkan pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa Coefficients dibawah ini bahwa nilai VIF adalah 1.000 (variabel CSR (Corporate sosial responsibility)) terhadap loyalitas. Dapat

Optimasi metode UAE untuk ekstraksi zat warna alami kayu secang dilakukan dengan cara melakukan penelitian terhadap variabel rasio bahan baku terhadap pelarut,