• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Sinergi | Semen Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Majalah Sinergi | Semen Indonesia"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

POJOK

CEO

RIZKAN CHANDRA

DIREKTUR UTAMA

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

SINERGI, MILITAN, INTEGRITAS

P

erubahan signiikan itu belum terasa benar di tahun 2014. Situasi bisnis persemenan domestik masih normal, di mana setiap penambahan kapasitas produksi selalu bisa diserap pasar. Tahun itu Semen Indone -sia mampu membukukan market share 44 persen, pertumbuhan EBIT 9,5 persen dan EBITDA 10,8 persen.

Siapa sangka setahun kemudian kondisinya berubah drastis. Wajah bisnis persemenan yang semula adem ayem dan menenteramkan, sekonyong-konyong memicu kecemasan. Supply nasional yang jauh melampaui demand menghasilkan tekanan di berbagai sisi. Pemain semen yang semula bisa dihitung dengan jari, melonjak jadi 13 pro -dusen.

Alhasil produk semen pun membanjir. Kapasitas ter -pasang nasional hampir mencapai 90 juta ton per tahun, sementara permintaan masih merangkak di angka 60-an juta ton. Over kapasitas ini diprediksi masih terjadi hingga 15 tahun ke depan. Musababnya, hingga detik ini belum ada aturan yang membatasi pendirian pabrik semen atau penambahan kapasitas produksi, pun praktik impor.

Dampaknya bagi SMI, pertumbuhan EBIT dan EBITDA tidak sekencang biasanya. Tahun ini EBIT dan EBITDA per-seroan diperkirakan tidak akan mengalami pertumbuhan. Tidak ada cara lain, dalam situasi kurang menguntungkan ini wajah SMI harus berubah. Bukan sekadar perusahaan yang hanya memproduksi semen, melainkan bertransfor -masi menjadi ‘cement businessman’. Artinya, apa pun yang berhubungan dengan semen akan menjadi bisnis kita.

Beruntung, dalam situasi sulit ini, performa SMI masi baik. Namun, perlu disadari bersama, baik saja tidak cukup. Ada raksasa China, Anhui Conch, yang dari hari ke hari kian agresif. Dengan kapasitas produksi 250 juta ton di negara asalnya, tiap jengkal langkah Conch Cement wajib dipelototi.

Lebih-lebih ekspansi mereka ke Indonesia kurang mem -pertimbangkan untung-rugi. Tak heran kalau Conch enteng saja melempar semen bag dengan selisih harga Rp 10 ribu, dibanding produk SMI. Conch tidak butuh margin yang tinggi, separo bahkan kurang dari itu pun diambil, itulah persoalan besarnya!

Sejumlah rencana strategis telah dirancang manajemen untuk memenangi persaingan, termasuk dengan Conch. SMI memproyeksikan, tahun 2020 nanti 75 persen penda

-patan berasal dari domesik, 15 persen dari regional, dan 10 persen dari bisnis turunan atau hilirisasi. Bisnis semen tetap jadi pondasi utama, seiring dengan hal tersebut perusa -haan bakal bergerak ke hilir, hulu, regional dan trading.

Competitive advantage menjadi grand strategy pertama yang dicanangkan perusahaan. Strategi ini akan menjadikan SMI sebagai produsen semen berbiaya murah melalui opti -masi logistik (supply chain) dan eisiensi energi. Strategi ini harus didukung dengan jurus-jurus komersial yang unggul serta kompetitif. Dengan alasan itulah, kampanye keunggu -lan SMI sebagai brand terbaik mesti digencarkan.

Masyarakat harus terus disadarkan bahwa SMI adalah produk yang paling berkualitas, paling green dan paling In -donesia. Semen kualitas nomor wahid yang lahir dari pabrik ramah lingkungan dan dikerjakan oleh putra-putri asli Indo -nesia. Cara ini diharapkan bisa menyentuh konsumen untuk terus menggunakan produk SMI, dari generasi ke generasi.

Berikutnya adalah mempertajam strategi investasi yang memosisikan peningkatan market regional sebagai poin penting. SMI bakal bergerak follow the demand, di mana ada permintaan, di situlah kita akan investasi. Sisi lain, gerak investasi kita juga mengikuti bahan baku (follow the resources) dan retaliation (pembalasan). Misalnya, SMI perlu melakukan investasi ke Thailand. Sehingga kalau SCG mengganggu pasar kita di sini, maka kita bisa membalas dengan mengusik pasar mereka di Thailand.

Di lingkup internal, segenap karyawan wajib mafhum bahwa kita hidup di tengah kompetisi ketat. Karena itu kita harus tetap solid, berpegang pada budaya CHAMPS serta spirit SMI: Sinergi, Militan dan Integritas. ‘Sinergi’ menjadi landasan perusahaan untuk bergandeng tangan dengan pelanggan dalam sebuah tim. ‘Militan’ dalam memper -juangkan visi perusahaan serta mempelajari hal-hal baru. Satu lagi, setiap karyawan SMI selalu menjunjung tinggi ‘Integritas’ dan etika dalam berpikir dan berperilaku.

Selanjutnya mari kita menjalankan rumus 2 + 2, yaitu Doa dan Usaha serta Bersyukur dan Sabar. Kita lakukan segala usaha dengan disertai doa. Untuk hasil yang baik, kita harus bersyukur, sementara untuk hasil yang belum kita harapkan, kita harus bersabar sambil terus berikhtiar (kembali usaha dan doa).

(4)

DAFT

AR ISI

6-15

KILAS

DIRUT BARU DI TENGAH GELOMBANG PERSAINGAN. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Semen lndonesia tahun buku 2015 di hotel JW Marriott, Jakarta, Jumat (13/5), menjadi pondasi penting menghadapi perubahan peta bisnis semen. masuknya direksi dan komisa -ris baru diharapkan mem -buat perseroan makin kuat, solid, dan disegani di kancah regional.

16-28

FOKUS

4 STRATEGI HADAPI KETATNYA KOMPETISI

Persaingan industri semen nasional dipre diksi terus mengeras sampai beberapa tahun ke depan. melimpahnya pasokan memaksa para pro dusen semen meramu strategi terbaik guna memenang kan persaingan. munculnya pemain-pemain baru berpotensi menggerus pangsa pasar pemain existing jika tidak diantisipasi dengan cepat dan tepat.

29

INTERNASIONAL

SUSUL CURAH, SEMEN BAG SMI TEMBUS FILIPINA.

30-35

INSIDE

(5)

60-65

MITRA

PETANI KOTO LALANG ANDALKAN PUPUK ORGANIK BANTUAN SEMEN PADANG.

Penggunaan pupuk organik di Kelurahan Koto Lalang me-rupakan program unggulan dari Forum Nagari di kelurahan itu yang bekerja sama dengan Biro CSR Semen Padang.

66-71

KOMUNITAS

HAVING FUN SAMBIL PROMO PERUSAHAAN

72-74

CSR

ZIKIR DAN KENDURI SAMBUT PABRIK ACEH Pembangunan pabrik semen baru di Kabupaten Pidie, Aceh, segera dimulai. Sebagai langkah awal, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggelar zikir dan doa bersama di Gua Tujuh Laweung, Kecamatan Muara Tiga.

76-77

KULINER

TEH TALUA LIMO LENGGEK DI PADANG DAN LOKA ANJOROI, PISANG GURIH DARI TANAH MANDAR

78-80

OLEH-OLEH

SONGKOK RECCA, MAHKOTA RAJA DARI PELEPAH LONTAR Umumnya, songkok terbuat dari kain. Tapi, penutup kepala khas Bugis yang dikenal de-ngan Songkok Recca ini sungguh lain. Songkok tradisional ini terbuat dari serat pelepah daun lontar dan membuatnya dengan cara dipukul-pukul.

36

IPTEK

SEMEN BERCAHAYA

Ilmuwan Meksiko temukan semen bercahaya 100 tahun.

38-39

FAMILY

SEMINAR PARENTING IIKSMI.

Pengurus Ikatan Istri Karyawan Semen Indonesia (IIKSMI) menggelar seminar parenting guna memberikan wawasan tentang pola pengasuhan anak yang baik.

40-47

JEMPOL

LABA BERSIH SEMEN PADANG MELONJAK 46, 24 PERSEN

48-51

WANITA

OKKY ASOKAWATI : PEREMPUAN HARUS BERETIKA Peragawati kondang Okky Asokawati membeber tips menjadi perempuan yang baik dan bermartabat dalam seminar sehari yang digelar Kerukunan Istri Karyawan Tonasa (KIKST).

52-55

DESTINASI

RAMMANG-RAMMANG, WISATA “NEGERI DI AWAN”

56-59

RANAH

(6)

BIJAK

KATA

KATA

Yang terbesar dari seluruh kekayaan adalah kekayaan jiwa.

(Muhammad SAW)

Berdoa itu lebih baik menggunakan hati tanpa kata-kata ketim-bang kata-kata tanpa hati.

(Mahatma Gandhi)

Jangan berdoa agar hidup mudah, berdoalah untuk menjadi orang yang lebih kuat.

(John F. Kennedy)

Perdamaian dimulai dengan senyuman.

(Bunda Teresa)

Gaya gravitasi tidak berlaku kepada orang yang sedang jatuh cinta.

(Albert Einstein)

Berhentilah mencintai orang yang tidak mencintai kita.

(John Lennon)

Hampir semua orang bisa menghadapi kesengsaraan, tetapi jika ingin menguji karakter seseorang, berilah dia kekuasaan.

(Abraham Lincoln)

Cinta tidak bisa menyelamatkan Anda dari nasib Anda sendiri.

(Jim Morrison)

Cinta adalah satu-satunya kekuatan yang mampu mengubah musuh menjadi teman.

(Martin Luther King Jr)

Tujuan utama kami dalam hidup ini adalah untuk membantu orang lain. Jika tidak dapat membantu mereka, setidaknya kita tidak

menyakiti mereka.

(Dalai Lama)

No. 14/Tahun III/Juli-September 2016

Majalah triwulanan SINERGI diterbitkan secara bersama oleh jajaran Komunikasi Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

Penasehat:

Direktur Utama PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

Penanggung Jawab:

Sekretaris Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Sekretaris Perusahaan PT. Semen Padang

Sekretaris Perusahaan PT. Semen Tonasa

Pemimpin Redaksi:

Kabiro Komunikasi Perusahaan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk

Redaktur:

Kabiro Humas & CSR VO-PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk Kabiro Humas PT. Semen Padang

Kabiro Komunikasi PT. Semen Tonasa

Kontributor dari Gresik Zainal Ariin Firman Saiudin Bahari

Kuncoro Bowo Ram Surahman

Sumarlin

Alamat Redaksi: PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk

Gedung Utama Semen Gresik Jalan Veteran Gresik, Jawa Timur

Telp. 031-3981731/3981733 Fax. 031-3983209/3972264 Email: ptsg@semenindonesia.com Website: www.semenindonesia.com

PT SEMEN PADANG Kontributor:

Hardi Andri Oktaveri Rony Asrico Putra

Roni Putra Rio P Nugraha Yan Firdaus (Fotografer) Iqbal Ferdito (Fotografer) Ridwan Hadi (Fotografer) Febrizon (Fotografer)

Main Ofice Semen Padang

Indarung Padang, Sumatera Barat Telp. 0751-815250

Fax. 0751-815590 Email: humas.sp@semenindonesia.com

Website: www.semenpadang.co.id

PT SEMEN TONASA Kontributor: Muhammad Jerynindra

Muhammad Safri Indra Ishab (Fotografer)

Kantor Pusat Semen Tonasa Biring Ere - Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan

Telp. 0410-312345 Fax. 0410-310113, 310006-008 Email: humas.st@semenindonesia.com

Website: www.sementonasa.co.id

Redaksi menerima tulisan, artikel/opini atau foto khususnya yang berkaitan dengan materi dan memiliki relevansi dengan Majalah SINERGI, Panjang tulisan max. 6000 karakter (termasuk spasi). Naskah, foto, dan identitas lengkap penulis dikirimkan kepada

redaksi baik langsung atau via email. SINERGI

(7)

KILAS

G

uyub, santai dan penuh ger-geran. Begitulah suasana yang tertangkap dalam acara ‘Pisah Sambut Komisaris dan Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk’ di lobi gedung utama SMI, Gresik, Jumat (15/7) malam. Empat ‘superheroes’ yang baru saja memungkasi masa tugas di jajaran komisaris maupun direksi SMI di -hadirkan. Mereka adalah Suparni (dirut), Amat Pria Darma (direktur komersial), Hadi Waluyo (komisaris independen), serta Ahmad Jazidie (komisaris).

Empat sosok profesional ini diberhen -tikan dengan hormat dalam RUPS SMI di Jakarta, pertengahan Mei 2016. Malam itu seluruh jajaran komisaris dan direksi SMI Group ikut melepas Pak Parni, Pak Darma, Pak Hadi serta Pak Jazidie. Tak sebagaimana lazimnya perpisahaan, acara yang dimeriahkan band Semen Gresik itu berlangsung riang hingga paripurna.

Video kesaksian para pejabat SMI tentang sosok Pak Parni dan kawan-kawan menjadi pembuka. Selanjutnya, berturut-turut mereka menerima cend -eramata dari komisaris dan direksi SMI, Semen Padang, juga Semen Tonasa. Tak ketinggalan para istri direksi SMI ikut membagi kenang-kenangan kepada Ny Suparni dan Ny Amat Pria Darma.

Dalam sambutannya, Dirut SMI Riz -kan Chandra mengucap-kan terima kasih setinggi-tingginya pada keempat sosok yang dinilai telah memberikan sumbang -sih luar biasa terhadap SMI tersebut. “Pak Parni itu pemimpin yang adil dan sangat humble. Beliau tidak membuat jarak dengan siapa saja, bisa turun ke mana saja dan tidak malu melakukan apa saja,” tuturnya.

Sedangkan Amat Pria Darma, di mata Rizkan, adalah profesional yang humoris. Dia sepakat dengan Dirut Semen Gresik Sunari Prionomurti yang menyebut Pak Darma kerap menggunakan jurus dewa mabuk. Di saat situasi bisnis sedang mabuk, maka jurus-jurus yang dipunyai Darma itu sangat dibutuhkan. “Kita se -mua kehilangan Pak Darma,” cetus dia.

Berikutnya, Ahmad Jazidie dinilai sebagai akademisi yang sangat pro -fesional. Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) itu pintar mengolah fakta-fakta menjadi kesimpu -lan yang mudah dipahami, baik dalam bentuk dukungan maupun penolakan sebuah kebijakan. “Saya baru tahu kalau Pak Jazidie waktu muda rambutnya hitam dan ganteng. Sekarang ganteng banget,” seloroh Rizkan.

Sementara Hadi Waluyo, menurut Rizkan, adalah pemimpin yang tegas

dan sering turun ke bawah. Kadang-kadang Hadi lebih tahu dan lebih detail ketimbang direksi, karena rajin turun langsung dan melihat sesuatu dari kacamata militer. Cara pandang berbeda itu sangat dibutuhkan dalam mengem -bangkan perusahaan, misalnya di Aceh dan Rembang.

Sempat muncul kekhawatiran Suparni dan Amat Pria Darma bakal pindah ke perusahaan semen kompetitor SMI. Namun, dedikasi dan loyalitas keduanya patut diacungi dua jempol. Suparni dan Darma tidak menyimpan niat hijrah ke perusahaan pesaing.

Sikap itu yang membuat Komisaris Utama SMI Mahendra Siregar kagum. “Ketika saya tanya, beliau mengatakan tidak akan (pindah ke pesaing). Sungguh saya salut dengan sikap dan profesiona-lisme beliau berdua. Jujur, saya pribadi tidak yakin bisa melakukan seperti itu,” tegasnya.

Suparni sendiri mengaku terharu sekaligus bersyukur punya kesempatan mengabdi di SMI selama 29,5 tahun. Bekerja sama dengan orang-orang baik dengan dedikasi luar biasa, menurut dia, adalah pengalaman tak ternilai.

Sejalan dengan Pak Parni, Amat Pria Darma mengajak para pimpinan di SMI menyiapkan bawahannya menjadi generasi penerus. Leader create leader, menurut pria asli Gresik ini, menjadi faktor penentu langgengnya sebuah perusahaan. Dia mencontohkan patih Gajah Mada yang dianggap sosok yang sukses, padahal tidak. “Buktinya, setelah Gajah Mada meninggal Majapahit ikut runtuh,” sebutnya.

Sama halnya dengan perusahaan. Bila perusahaan tambah maju setelah diting -gal pemimpin atau pejabat lama, bukan berarti yang pertama gagal. Sebaliknya, menurut Darma, itu membuktikan rege-nerasi berjalan bagus. (lin/znl/ram/bwo)

PISAH-SAMBUT KOMISARIS & DIREKSI

TERIMA KASIH

SUPERHEROES

SEMEN INDONESIA

(8)

RUPS SEMEN INDONESIA

DIRUT BARU DI TENGAH

GELOMBANG PERSAINGAN

KILAS

P

erubahan komposisi BOC (Board of Commissioners)

maupun BOD (Board of Board of Directors) menjadi isu utama RUPS yang mengusung tema ‘Men -egaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan’. Rizkan Chandra ditunjuk menjadi Direktur Utama (Dirut) baru SMI, melanjutkan sisa masa jabatan sebelumnya hingga 2020.

Lengkapnya, keputusan agenda ketujuh RUPS itu adalah memberhen -tikan dengan hormat Suparni sebagai Dirut, Ahyanizzaman dan Amat Pria Darma sebagai Direktur, Hadi Waluyo sebagai Komisaris Independen, serta

Achmad Jazidie sebagai Komisaris. Selanjutnya RUPS mengalihkan jabatan Rizkan Chandra, dari

Direktur

Pengembangan

Usaha dan Strategi

Bisnis (PUSB) menjadi Dirut. Di

samping itu, rapat juga

mengang-kat

Ahyanizzaman, Darmawan Junaidi, dan Budi Siswoyo sebagai Direktur, serta menunjuk Djamari Chaniago seba -gai Komisaris Independen, sedangkan Hambra sebagai Komisaris.

Dengan demikian ada empat nama baru yang masuk ke jajaran BOC dan BOD, yaitu Djamari Chaniago, Hambra, Darmawan Junaidi serta Budi Siswoyo. Dari keempatnya, sosok Budi Siswoyo

sudah tidak asing lagi di lingkungan SMI. Pria kelahiran Pati, 21 April 1967 itu sebelumnya menjabat Dirut Thang Long Cement Company (TLCC), Viet -nam. Budi juga pernah menjadi GM of Group Finance Management SMI, serta Kepala Divisi Manajemen Keuangan Group.

Alhamdulillah RUPS sudah kita selesaikan, dan saat ini ada susunan BOC dan BOD yang baru. Kita harap -kan bisa membawa Semen Indonesia ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang,” kata Rizkan Chandra di hada -pan wartawan, usai RUPS yang dihadiri ratusan pemegang saham plus para

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) SEMEN INDONESIA TAHUN BUKU 2015 DI HOTEL JW

MARRIOT, JAKARTA, JUMAT (13/5), MENJADI PONDASI PENTING MENGHADAPI PERUBAHAN PETA

BISNIS SEMEN. MASUKNYA DIREKSI DAN KOMISARIS BARU DIHARAPKAN MEMBUAT PERSEROAN

SEMAKIN KUAT, SOLID, DAN DISEGANI BAIK DI KANCAH NASIONAL MAUPUN REGIONAL.

(9)

kuasa pemegang saham tersebut. Selanjutnya, mantan Direktur Net-work, IT & Solution PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. ini memaparkan capaian perusahaan di tahun 2015 serta langkah strategis tahun 2016 untuk me-ningkatkan kinerja. “Tahun 2015 adalah tahun yang berat, tapi alhamdulillah

perseroan mencatat prestasi yang lebih baik dibanding kompetitor,” tambahnya.

Komisaris Utama SMI Mahendra Siregar pada kesempatan sama menga-takan, para pejabat yang digantikan maupun yang menggantikan dalam RUPS kali ini adalah sosok profesional yang sesungguhnya. “Pak Parni dan Pak Darma ketika diberi posisi dan tang -gung jawab dengan segala tantangan -nya langsung mengatakan siap. Dan ketika RUPS memutuskan berhenti, beliau berdua juga siap tanpa syarat. Itulah ukuran profesionalisme,” katanya.

Mewakili dewan komisaris, Mahen -dra mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada direksi serta komisaris yang mengakhiri masa baktinya. Catatan tersendiri di -berikan pada Suparni serta Amat Pria Darma yang hampir 30 tahun mengab -dikan diri kepada SMI. “Kami doakan yang terbaik kepada bapak-bapak, terus lanjutkan pengabdian di mana pun perusahaan menugaskan,” ucap Mahendra sebelum menutup rapat pada pukul 16.57 WIB.

BAGI DIVIDEN Rp 1, 8 T Tahun 2015 merupakan masa suram bagi industri persemenan di tanah air. Masuknya sejumlah pemain baru serta aksi penambahan volume produksi yang dilakukan para pemain lama membuat pasar domestik jenuh. Akibatnya harga jual pun tertekan, dan itu berpengaruh terhadap net income

maupun revenue.

Pada tahun 2015 konsumsi semen di Indonesia sebesar 61 juta ton atau tumbuh 0,9 persen dari tahun 2014 yang mencapai 59,91 juta ton. Bersy -ukur, dalam kondisi seperti itu angka penjualan SMI Group meningkat 0,6 persen dibandingkan tahun 2014, men -jadi 28,7 juta ton. Di pasar domestik, SMI tetap menunjukkan dominasinya dengan volume penjualan 26,1 juta ton serta market share 43 persen.

SMI mencatat laba bersih tahun buku 2015 senilai Rp 4.521.490.578.000, di mana 40 persennya atau sekitar Rp

1.808.596.231.200 dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham. Bagian pemegang saham ne -gara sebesar Rp 922.484.943.058, dan sisanya merupakan bagian pemegang saham publik. Sedangkan sisa laba bersih sebesar 60 persen atau Rp 2,71 triliun dialokasikan sebagai dana cada-ngan perseroan.

“Nilai dividen yang dibagikan ke pemegang saham setara dengan Rp 304,91 per lembar saham,” terang Direktur Utama SMI Rizkan Chandra usai RUPS di Hotel JW Marriott, Jakarta. Dividen itu sebagai bentuk komitmen perseroan dalam memberikan hasil yang menguntungkan bagi pemegang saham.

Selain itu, rapat juga memutus -kan dana program Bina Lingkungan Semen Indonesia Group tahun buku 2016 sebesar Rp 80.200.000.000, atau ekuivalen dengan 1,77 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2015. Rizkan melanjutkan, untuk kinerja tri -wulan I/2016, perseroan membukukan pendapatan Rp 6,02 triliun, atau turun sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,34 triliun.

Penurunan tersebut dipicu turunnya total volume penjualan menjadi 6,56 juta ton, atau turun 0,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,61 juta ton. Tekanan harga jual sebagai akibat naiknya persaingan di pasar domestik juga turut

berpe-ngaruh. “Laba bersih triwulan I tahun 2016 sebesar Rp 1,03 triliun, atau turun sekitar 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,19 triliun,” sambung pria kelahiran Jakarta, 27 Januari 1969 ini.

Kendati demikian, melalui berbagai upaya eisiensi, SMI berhasil menu -runkan beban pokok penjualan (BPP) sebesar 5,0 persen atau menjadi Rp 3,60 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,78 triliun.

Tahun 2016, menurut Rizkan, per -saingan industri semen dalam negeri akan semakin ketat menyusul beropera-sinya sejumlah pabrik terintegrasi milik pemain baru. Pasokan semen domestik diprediksi meningkat 20 persen diban-dingkan tahun sebelumnya, sementara dari sisi demand diperkirakan tumbuh 5 persen hingga 6 persen.

Untuk menggenjot kinerja, saat ini SMI sedang menyelesaikan pembangu-nan dua pabrik semen terintegrasi di Rembang, Jawa Tengah, dan Indarung VI, Padang, Sumatera Barat, dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun. Per 30 April 2016, perkem -bangan proyek pabrik semen Indarung VI telah mencapai 89,32 persen dan proyek pabrik semen Rembang telah mencapai 90,64 persen. “Kedua proyek tersebut ditargetkan beroperasi akhir 2016. Dengan selesainya kedau pabrik tersebut, kapasitas produksi perseroan menjadi 37,8 juta ton per tahun,” be -bernya. (SG/lin/znl)

KILAS

SUSUNAN DEWAN KOMISARIS SMI

NAMA JABATAN MASA JABATAN

Mahendra Siregar Komisaris Utama 2012-2017

Muchammad Zaidun Komisaris 2014-2019

Djamari Chaniago Komisaris 2016-2021

Marwanto Harjowiryono Komisaris 2014-2019

Hambra Komisaris 2016-2021

Wahyu Hidayat Komisaris 2014-2019

Sony Subrata Komisaris 2015-2020

SUSUNAN DIREKSI SMI

NAMA JABATAN MASA JABATAN

Rizkan Chandra Direktur Utama 2015-2020

Ahyanizzaman Direktur SDM & Hukum 2016-2021 Gatot Kustyadji Direktur Enjiniring & Proyek 2014-2019 Johan Samudra Direktur Produksi & Litbang 2014-2019 Aunur Rosyidi Direktur Komersial 2015-2020 Darmawan Junaidi Direktur Keuangan 2016-2021

(10)

SEMEN INDONESIA MEMILIKI

NAKHODA BARU. DALAM RUPS

TAHUN BUKU 2015 DI JAKARTA,

JUMAT (13/5), RIZKAN CHANDRA

DIDAPUK PEMEGANG SAHAM

MENJADI ORANG NOMOR SATU

DI PERSEROAN. BAGAIMANA

PANDANGAN DAN STRATEGINYA

MENGHADAPI PERSAINGAN MAHA

KETAT DI BISNIS PERSEMENAN?

APA PULA JURUS SIMPANAN YANG

DISIAPKAN AGAR SMI TETAP JADI

KAMPIUN? BERIKUT WAWANCARA

KHUSUS DENGAN DIRUT BERDARAH

MADURA INI.

”Berubahlah

Sebelum

DIpaksa

Berubah”

Rizkan Chandra •

Direktur Utama Semen Indonesia

Selamat, Bapak kini menjadi orang nomor

satu di Semen Indone-sia. Menghadapi peta industri persemenan yang berubah, strategi apa yang akan Bapak tempuh?

Pada hakikatnya industri atau bisnis apa pun dan di mana pun itu hampir sama. Kesamaan bisnis itu ada pemain dan ada kompetisi. Tujuannya apa? Tujuannya untuk memberikan yang terbaik bagi stakeholder.

Itu bisnis. Nggak ada bedanya. Bisnis beras dengan bisnis semen itu esensinya sama. Ada pemain, ada kompetitor dan sama-sama mencari keuntungan. Tinggal bagaimana kita memahami. Kita seperti apa, kompeti -tor itu seperti apa. Anda memahami kenapa Nokia itu mati. Sepuluh atau lima tahun lalu, nggak ada yang menyangka nasib Nokia akan seperti ini. Bahkan Presdir Nokia pun nggak percaya bahwa perusahaannya bakal tutup dan mati.

Keyakinan mereka masih nomor satu. Tapi tahun 2014 seperti apa nasib Nokia, semua pada tahu. Benar-benar sesuatu yang nggak kebayang sebelumnya, mereka akan mengalami nasib tragis seperti itu. Contoh lain juga banyak. Di industri komputer, tahun 1987-an dunia sangat akrab dengan komputer merek Compaq. Ini merek nomor satu. Tahun 1999 dia mati. Dibeli oleh HP untuk dimatikan.

(11)

karyawan maupun manajemennya pun nggak mengira. Compaq nggak akan pernah mati. Apakah habis itu orang nggak pakai komputer? Tetap saja.

Pelajaran yang bisa dipetik dari kasus tersebut?

Nokia kenapa dia mati? Karena dia tak adaptif terhadap internet. Tak adaptif terhadap touch screen. Blackberry juga, sama persis. Dia terlalu menganggap kalau sebagai produsen paling murah dia akan menang. Pa -dahal tak selamanya orang cari yang paling murah. Pada saat itur yang ditawarkan sama, orang memang akan mencari paling murah. Tetapi saat iturnya berbeda dan lebih variatif, mereka akan cari yang paling bisa me -menuhi kebutuhan.

Itulah kuncinya bisnis. Setelah pa -ham pemain, kompetitornya, stake-holder siapa, dia juga harus paham apa yang diinginkan pasar. Simple. Itu esensi bisnis. Mau bisnis apa pun persis sama, gak ada bedanya.

Dalam konteks industri semen?

Oke. Sekarang kita lihat fenomena yang terjadi di industri semen. Apa -kah orang tetap membangun rumah? Bangun gedung? Apakah ada peru -bahan style dalam membangun? Ya,

trend pembangunan gedung-gedung sekarang pakai precast, bangun rumah

pakai readymix. Tapi itu kan ada semen -nya juga? Sama persis kita bilang be -gini: zaman dulu kabel itu mahal. Nah, seperti handphone yang Anda pakai itu. Apakah di dalamnya ada kabel? Tentu saja ya. Tetapi apakah Anda beli kabel? Tidak. Yang kita beli adalah fungsinya. Saat kabel itu dibiarkan sendiri, dia memang bernilai, tetapi kecil. Nah, ketika dirakit bersama-sama komponen lain menjadi handphone maka harganya naik berlipat-lipat.

Berarti sekarang ada perubahan perilaku konsumen?

Sangat jelas. Ada tren perubahan. Ini bisa dilihat dari konsumsi bag dan bulk. Sepuluh tahun lalu, komposisi keduanya bisa dikata njomplang. Tapi sekarang lihat, konsumsi bulk terus

naik. Sekarang proporsinya mendekati 70:30. Bahkan di Jakarta dan kota besar lainnya bisa 50:50, bahkan lebih antara

bag dan bulk.

Artinya apa, ini menandakan peruba -han gaya hidup di masyarakat. Orang membangun nggak pakai semen tapi pakai turunannya semen. Apakah tren ini akan berlanjut? Tidak perlu berde -bat. Lihat saja tren di negara maju.

Indutsri semen nasional kini diha-dapkan pada tantangan berat yakni tak sebandingnya demand dan sup-ply. Pandangan Bapak?

Ya, kini kita memang dihadapkan pada kenyataan bahwa supply lebih banyak dari demand. Itu bukan kejadian

yang aneh bagi bisnis. Kalau ada gula ada semut. Dulu margin di sini 30 persen, di luar 15 persen. Tentu saja mereka akan masuk. Nanti margin akan turun terus. Sampai pada titik jenuh, sehingga industri ini tak lagi menarik. Begitu terus kejadiannya. Normal itu, semua bisnis mengalaminya.

Itu adalah kenyataan atau kejadian yang harus kita hadapi dan terima. Kalau dalam Islam, yang penting itu bukan kejadiannya (takdir), namun yang penting bagaiman respon yang kita berikan.

Bagaimana cara menyikapinya? Ada yang menyikapi dengan mau berubah. Ada yang menyikapi dengan mengingat terus masa lalunya, tak mau mengha -dapi kenyataan.

Yang lain (kompetitor) terpengaruh tidak? Sama, mereka juga merasakan situasi ini. Terus yang ditangisi apa? Namanya supply lebih besar dari

demand, tentu harga akan turun. Di mana-mana hukumnya seperti itu. Kalau kita ribut terus dan menggerutu, ya

(12)

KILAS

nggak ada habisnya. Tinggal tunggu habisnya saja.

Harus ada action konkret?

Ya, harus ada action. Yang paling gampang saat harga turun adalah eisiensi. Dan nanti direksi akan melaku -kan eisiensi yang paling kasat mata.

No more Mercy. Kenapa harus pakai Mercy? Gunanya apa? Kita sudah harus berpikir fungsional. Itu yang akan kita lakukan untuk menunjukkan eisensi yang paling gampang dan kasat mata. Kita harus mulai berbenah. Eisiensi harus terus dilakukan di semua lini. Bisa nggak? Kalau kompetitor bisa, kenapa kita tidak.

Kalau orang lain berbisnis semen di Indonesia, di tempat yang sama, dengan cost lebih murah, pasti ada

yang salah dengan kita. Simple lihatnya, kalau dibikin ribet jadi ribet. Kalau dibikin mudah, ya semudah itu lihatnya. Kita harus bisa seperti mereka. Berubah atau mati. Change or die. Atau beru -bahlah sebelum orang lain memaksa kamu berubah. Dan, itu paling nggak enak. Lebih baik kita berubah atas kesadaran respon kita terhadap situasi. Yang paling cepat dan bisa kita kontrol adalah melakukan eisensi. Begitu harga turun, kita siap. Kita harus belajar dari tahun lalu dimana laba bersih kita tergerus satu triliun

Berarti eisiensi nggak bisa dita -war lagi?

Benar. Mau atau tidak, harus dilaku

-kan. Tapi, jangan salah. Ini bukan satu-satunya cara untuk bisa survive dan memenangkan persaingan. Mari belajar dari kegagalan Nokia. Saat Blacberry masuk pada kisaran 2007, Nokia me-lakukan eisiensi. Cost eisiensi mereka saat itu nomor satu. Apakah kebijakan ini membuat mereka selamat?

Ya, selamat tapi untuk sementara waktu, tiga sampai empat tahun saja. Setelah itu mereka tetap tutup juga. Kenapa? Dia melakukan cost eisiensi dengan mengorbankan itur. Mereka salah mengantisipasi perubahan. Keyakinan bahwa ponsel itu hanya bisa komunikasi dan SMS, cukup! Tetapi pasar ternyata ingin lebih. Tren men -garah pada penggunaan internet. Dan Nokia tetap saja tidak sadar. Habislah Nokia setelah itu.

Artinya eisiensi tidak menjamin

kita tetap eksis?

Eisiensi memang penting dan menjadi landasan semua langkah yang akan kita lakukan ke depan. Tetapi tak hanya berdiri di sini. Masih ada langkah lanjutan yang harus dilakukan. Kita harus memperbanyak pendapatan. Kalau (pendapatan) di bisnis semen sudah mentok, maka kita harus cari lainnya. Cara yang paling gampang itu ada dua. Pertama, memperluas layanan bisnis semen. Misalnya, kalau tadinya jualan beras, ditingkatkan dengan bikin warung nasi. Produk turunan diper -banyak. Kita juga begitu. Wilayahnya sudah Indonesia, mari kita perluas.

Caranya? Kita bergerak ke regional. Ini yang kedua.

Bukankah kawasan regional juga mengalami kondisi yang sama?

Nah, ini bermain logika, over capaci-ty itu tak hanya Indonesia tapi juga re -gional. Kenapa orang masuk Indonesia, karena regional juga over capacity. Lha, kalau begitu kenapa semen Indonesia masuk regional? Sulit kan? Yang malas berpikir berpendapat, ya kita diam saja. Tapi diam saja tidak akan menyele -saikan masalah, malah kita akan mati.

Sama seperti ada orang jahat yang mengepung rumah kita. Kalau diam saja, suatu saat orang jahat itu akan masuk dan mengancam keselamatan kita. Atau kita action, mencari bantuan keluar. Peluang terbunuh memang ada. Tetapi peluang untuk hidup juga ada. Tinggal bagaimana caranya. Lebih baik mana, berdiam diri tadi atau action

keluar. Itu intinya.

Sekarang, kalau pemain regional menyerang, kita bertarung di sini saja? Suatu saat kita akan mati, tapi kalau orang nyerang dan kita ikut nyerang mereka, pertarungan menjadi imbang. Sama seperti sepakbola. Strategi perta -hanan terbaik adalah menyerang.

Kenapa begitu? Kalau bertahan terus, suatu saat pasti kebobolan. Nah, kalau menyerang, apakah ada risiko kebobokan? Ya, ada. Tetapi kita juga mempunyai peluang yang sama menje -bol gawang lawan dan menang.

(13)

diba-KILAS

ngun saat melihat kawasan regional. Tinggal bagaimana sekarang kita memi -nimalkan risiko. Supaya masuk regional itu bagus dan mengatasi over capacity, artinya semen dan atau klinker kita bisa diterima di kawasan regional.

Bukankah kita sudah ada ekspor?

Anda tahu, ekspor kita spot. Bulan ini ada bulan depan nggak ada. Padahal over capacity yang kita alami

sudah pasti. Produk kita harus dilempar keluar. Artinya harus punya solusi yang permanen. Caranya? Memiliki sesuatu di luar negeri. Ada beberapa cara untuk membangun channel. Bisa kerja sama

jangka panjang, bisa juga mengakuisisi. Tetapi ini juga harus dengan syarat ketat. Kepentingan utamanya adalah jangka panjang. Apakah market-nya bisa menjamin jangka panjang.

Syarat ketat itu seperti apa?

Kebijakan akuisisi atau kerja sama kita di luar negeri harus memenuhi tiga syarat. Satu, wilayahnya tidak jauh dari Semen Padang. Karena kita akan mengespkor dari sana. Juga dari Tonasa. (Pabrik) Tuban dan Rembang untuk prioritas domestik.

Kedua, negara tersebut tak punya bahan baku. Karena itu mereka butuh semen atau klinker. Ketiga, market-nya lebih pasti menyerap semen. Seperti jaman kita dulu, oligopoly, market-nya

pasti menyerap.

Dan peluang tersebut tersedia. Sekarang kita lagi tender di Sri Lanka

dan Bangladesh. Kita targetkan salah satu atau keduanya bisa kita selesaia -kan tahun ini. Kalau satu pabrik bisa kita dapat, maka setengah kapasitas pabrik Semen Padang sudah aman. Demand di Sri Lanka sekitar 6 juta ton. Nah, pabrik yang mau kita ambil memi -liki kapasitas 3 juta ton, penguasa pasar. Sementara market-nya oligopoli.

Negara-negara kayak gini perfect

buat kita. Lokasinya juga dekat dengan Semen Padang. Itu alasannya market

tidak kita pandang Indonesia saja. Kita perluas. Tapi bukan berarti tidak kon -sentrasi ke market domestik. Itu salah.

Semen yang kita produksi di mana pun, sebaiknya dikirim ke tempat yang terdekat. Tapi situasi sudah berubah. Sama seperti ini: olahraga pagi itu baik bagi kesehatan kita. Tapi kalau lagi hu -jan, masak mau memaksakan olahraga pagi? Bukannya sehat. Yang ada malah jatuh sakit.

Jelasnya, kebijakan untuk pasar domestik itu seperti apa?

Kebijakan untuk pasar domestik, bisa kita lakukan akuisisi di tengah pasar yang ketat, tujuannya untuk mening -katkan market kita. Sekarang kita tak lagi berkembang dengan cara domi -nasi bikin pabrik. Selain kelamaan juga bakal menambah kapasitas di tengah pasar yang sudah jenuh ini. Kita akan berkembang dengan cara kerja sama, merger, akuisisi. Cara-cara tersebut lebih menarik.

Jika anda bangun pabrik baru,

tunggu tiga atau empat tahun lagi. Pabrik selesai, market-nya kemungki -nan sudah nggak ada.

Kebijakan lain?

Kita akan lakukan hilirisasi. Produk turunan tadi sudah dijelaskan seba -gai keniscayaan bagian dari life style, mengikuti perubahan pasar. Memang produk turunan ini marginnya ke -cil. Tapi kita harus melihatnya secara terintegrasi. Ready mix itu akan kecil marginnya kalau kita lihatnya hanya dari produk semen. Coba hitung kalau kita menambang batu kapur lalu keluarnya

ready mix, maka marginnya besar. Itu

kesalahan berpikir.

Sama seperti saat Telkom dulu. Mereka bisnis ixed line marginnya 50 persen, tiba-tiba masuk Speedy yang marginnya 20 persen. Itu ada yang berpikir nggak perlu masuk ke Speedy. Tapi ternyata kemudian, bisnis ixed line sekarang sudah tidak ada yang mau beli!

Sekarang kita bertahan di semen. Sementara tren konsumen terus berges -er ke ready mix. Lama-lama orang jualan ready mix, bukan semen lagi. Akhirnya lambat laun margin semen akan terus turun. Nah, kalau kita nggak antisipasi, nanti kaget lagi. Sadar, loh kok saya jadi kecil?

Jadi sekali lagi, harus diubah cara melihatnya. Kita harus menghitung mulai batu kapur, klinker, semen sampai

(14)

HASIL RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) TAHUN BUKU 2015 PT SEMEN PADANG DI

JAKARTA, RABU (11/5/2016), MEMUTUSKAN PERUBAHAN SUSUNAN DEWAN DIREKSI (BOD) DAN

DEWAN KOMISARIS (BOC). PAKAR HUKUM TATA NEGARA PROF DR SALDI ISRA SH MPA DIPERCAYA

MENJABAT KOMISARIS UTAMA, MENGGANTIKAN LETJEN TNI (PURN) DJAMARI CHANIAGO YANG

‘PROMOSI’ MENJADI ANGGOTA KOMISARIS PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK.

ADA

AHLI TATA NEGARA

DAN WARTAWAN DI BOC SP

KILAS

S

ementara itu, wartawan senior Sumbar, Wiztian Yoetri, diplot menjadi anggota komisaris, menggantikan Basril Basyar. Pe -rubahan juga terjadi di susunan direksi Semen Padang. Indrieffouny Indra yang sebelumnya menjabat Kepala Departemen Tambang, ‘naik jabatan’ menjadi Direktur Produksi mengganti -kan Agus Boing Nurbiantoro.

Dengan perubahan ini, susunan di -reksi Semen Padang yang baru terdiri dari Benny Wendry (Dirut), Tri Hartono Rianto (Direktur Keuangan), Pudjo Suseno (Direktur Komersial), dan Indri -effouny Indra (Direktur Produksi). Se -dangkan susunan komisaris terdiri dari Saldi Isra (Komisaris Utama), Suharto (Komisaris), Eddy R Rasyid (Komisaris), dan Wiztian Yoetri.

Pada RUPS yang dipimpin Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago itu, pemegang saham menyetujui laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya perseroan selama tahun buku 2015, termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisa -ris selama tahun buku 2015. Juga pengesahan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2015 sekaligus pemberian pelunasan dan pembe -basan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada

direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan perseroan yang telah dijalankan se -lama tahun buku 2015.

Pemegang saham pun menyetujui pengesahan Laporan Tahunan Pro -gram Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) 2015. Selain itu juga dilakukan penetapan penggunaan Laba Tahun Berjalan tahun buku 2015, penetapan tantiem tahun buku 2015, gaji untuk direksi dan honorarium untuk Dewan Komisaris berikut fasilitas dan tunjan -gan lainnya tahun 2016.

Di tahun 2015, Semen Padang mencatat berbagai capaian positif, antara lain meningkatkan eisiensi melalui Cost Reduction Program (CRP). Penghematan yang dicapai sebesar Rp 124,98 miliar, yang melampaui targetnya yaitu sebesar Rp54,96 miliar. Penghematan juga dilakukan mela -lui Cost Saving Program (CSP) dan dapat dicapai sebesar Rp. 20,85 miliar, sehingga beban pokok tahun 2015 menurun signiikan dibanding RKAP tahun 2015 yaitu sekitar Rp 243 miliar.

Sampai dengan tahun 2015, pers -eroan juga telah melaksanakan pem -bangunan pabrik Indarung VI, dengan progres isik s/d 31 Desember 2016 mencapai 78,24 persen, tertinggal 1,98 persen dari rencana sebesar 80,22

persen. Meski demikian, manajemen dan tim proyek bertekad menyelesai -kan proyek Indarung VI pada Q3 tahun 2016, dan memasuki periode commis-sioning pada Q4 tahun 2016.

Prof Dr Saldi Isra SH MPA yang diangkat menjadi Komisaris Utama Semen Padang merupakan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Andalas Padang. Pria kelahiran Pan -inggahan, Junjuang Siriah, Kabupaten Solok, 20 Agustus 1968 ini menye -lesaikan S-1 di Unand (1995), S-2 di Universitas Malaya, Malaysia (2001), dan Universitas Gadjah Mada (2009).

Sedangkan anggota komisaris yang baru, Wiztian Yoetri, merupakan salah satu wartawan senior di Sumatera Barat. Pria kelahiran Pariaman, 30 Mei 1962 ini pernah menjabat Pemimpin Redaksi Harian Padang Ekspres (Jawa Pos group), dan Pemimpin Umum POSMETRO Padang.

Akan halnya Indrieffouny Indra merupakan pejabat karier di Semen Padang. Pria kelahiran Sawahlunto, 3 April 1967 ini terakhir menjabat sebagai Kepala Departemen Tambang. Alumni Teknik Mesin Universitas Sriwijaya tahun 1991 itu pernah menjabat Kepala Departemen Produksi II & III, Dirut PT Pasoka Sumber Karya, dan Kepala Departemen Produksi V. (SP/ok)

RUPS

Semen

Padang

(15)

R

apat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Semen Tonasa tahun buku 2015 di Jakarta, Selasa (19/4), mengubah susunan direksi perusahaan semen terbesar di kawasan timur Indonesia tersebut. Pada keputusan pemegang saham agenda 6, rapat menyetujui pemberhentian dengan hormat Toto Sudibyo sebagai direktur produksi.

Selanjutnya, rapat mengangkat Joko Sulistiyanto sebagai direktur produksi yang baru. Joko menjadi satu-satunya orang baru yang masuk ke jajaran

board of directors (BOD) Semen

Tonasa. Tiga pos direksi lainnya masih diisi wajah-wajah lama, yaitu Andi Unggul Attas (dirut), Subhan (direktur keuangan), serta Tri Abdisatrijo (direktur komersial).

“Joko Sulistiyanto menjadi direktur produksi terhitung sejak ditutupnya ra -pat ini, dengan masa jabatan yang akan berakhir pada penutupan RUPS tahunan tahun kelima, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan yang bersangkutan sewaktu-waktu,” de -mikian salah satu bunyi putusan penting RUPS tahun ini.

Joko bukanlah orang baru di jajaran produksi. Sebelum pindah tugas ke Semen Tonasa, lulusan teknik mesin ini menjabat sebagai Kepala Departe -men Terak 1 Se-men Indonesia. “Se-men Indonesia memberi kesempatan yang sangat baik bagi seluruh karyawan untuk bekerja dan berinovasi. Namun jangan terlena dengan kenyamanan yang diberikan perusahaan, karena kita wajib membayarnya dengan kerja dan hasil yang baik,” tutur Joko suatu kali. Selain perubahan susunan direksi, RUPS juga memberi kuasa kepada per-seroan untuk menetapkan penggunaan laba bersih setelah pajak tahun buku 2015 sebesar Rp 556.346.926.000. Ikut ditetapkan, tantieme, gaji direksi serta honorarium untuk dewan komisaris berikut fasilitas dan tunjangan lainnya

untuk tahun 2016.

Secara umum ada enam poin yang diputuskan dalam RUPS Semen Tonasa tahun 2015, yaitu persetujuan laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya perseroan tahun buku2015, pengesahan laporan tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) 2015, peneta -pan penggunaan laba bersih tahun ber -jalan, serta penetapan tantieme tahun buku 2015, gaji direksi dan honorarium dewan komisaris berikut fasilitas dan tunjangan lainnya tahun 2016.

Selanjutnya, persetujuan penunju -kan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit LaporanKeuangan Pers -eroan Tahun Buku 2016 serta Laporan Keuangan PKBL tahun buku 2016, dan yang terakhir perubahan pengurus perseroan. (ST/lin)

RUPS PT Semen Tonasa

JOKO SULISTIYANTO

GANTIKAN TOTO SUDIBYO

KILAS

SUSUNAN DIREKSI SEMEN TONASA

NAMA JABATAN BERAKHIR

Andi Unggul Attas Direktur Utama 2017

Subhan Direktur Keuangan 2017

Tri Abdisatrijo Direktur Komersial 2019

(16)

J

ajaran Departemen Penjualan Semen Gresik me-launching

website dan mobile application keluargakokoh.com di Ruang

Pola gedung Pusat Penelitian (PPS), Gresik, Kamis (12/5). Keluargakokoh. com merupakan portal yang menyu -guhkan segala informasi bagi keluarga Indonesia, mulai seputar hunian, kesehatan, wisata, pendidikan , wira usaha sampai pengaturan inansial.

Portal tersebut selaras dengan kepedulian Semen Gresik terhadap perkembangan keluarga Indonesia, terutama dalam memenuhi kebutuhan informasi. Kepala Departemen Penjua -lan Semen Indonesia Bambang Djoko mengatakan, peluncuran website

keluargakokoh.com yang juga dibuat

dalam versi mobile application meru -pakan strategi untuk memperkenalkan

produk Semen Gresik kepada end user, dalam hal ini keluarga Indonesia dengan menyasar sisi emosional.

“Selama ini kita hanya berkutat pada fungsional produk saja, orang sudah bosan. Oleh karena itu Se -men Indonesia -mencoba dari sisi lain dengan membuat portal online yang dinamakan keluarga kokoh. Seakan-akan memang tidak berkaitan dengan produk Semen Gresik kalau kita meli -hat kontennya. Namun ending-nya tetap ke sana, kita melakukan strategi

soft selling, ” terang Bambang yang ditemui di sela acara.

Menurutnya, sentuhan secara emosional kepada customer bakal memberikan warna lain bagi Semen Gresik. Saat ini keluargakokoh.com

masih dijalankan oleh Semen Gresik. Namun ke depan, bila lancar dan

efeknya positif dapat diadopsi oleh Semen Padang dan Semen Tonasa. “Jangan ramai pada saat launching

saja, akan tetapi program ini harus di-maintenance dengan baik untuk ke depannya,” tambah Bambang.

Tidak hanya dapat dibuka melalui website, portal ini juga bisa di- down-load melalui play store di handphone

dengan mengetikkan dengan kata kunci “keluarga kokoh”. Bambang melanjutkan, perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat informasi yang disampaikan tanpa batas. Se -hingga lahirnya media-media online, seperti aplikasi keluarga kokoh yang menyasar sisi emosional khalayak menjadi penting.

Kalau dilihat dari kontennya, tak ada rubrik khusus yang membahas produk Semen Gresik di keluargako-koh.com. Soal ini Kabiro Marketing

Komunikasi SMI Gathut Wicaksono menjelaskan bahwa pihaknya sedang meng-create sebuah media inde -penden dan membentuk jaringan lebih dulu. Begitu komunitas sudah terbentuk, maka akan lebih mudah untuk mengenalkan produk Semen Gresik.

“Karena jika langsung kita buat

website dengan embel-embel Semen

Gresik terlebih dahulu, maka orang-orang yang akan membuka dan men -cari informasi sudah ter-segmented. Hanya orang-orang yang membutuh -kan informasi mengenai Semen Gresik saja yang akan melihat. Padahal tidak hanya orang yang hendak memba-ngun (rumah) saja yang kita sasar, tapi seluruh lapisan masyarakat. Yang kita lakukan saat ini bukan hard selling tetapi soft selling,” paparnya.

Ini adalah program berbasis IT terintegrasi yang pertama di SMI, yaitu antara humas, IT dan marketing. Peluncuran web keluargakokoh.com

juga dibarengi ‘lomba foto ekspresi’ dengan tema keluarga kokoh. Tersedia hadiah utama mobil Brio, serta paket liburan eksklusif ke Bali bagi empat pemenang.

Penilaian dilakukan berdasarkan aspek keunikan, kreativitas, ekspresi, keharmonisan serta kehangatan keluarga yang tergambar dalam foto. Masyarakat yang ingin mengikuti lomba foto ekspresi dapat melihat syarat dan ketentuan di situs http:// keluargakokoh.com.(SG/ir)

KILAS

Keluargakokoh.com

(17)

KILAS

K

aryawan PT Semen Gresik akhirnya mempunyai organi-sasi sebagai penerus aspirasi mereka. Lewat musyawarah besar (mubes) di Villa Semen Indo -nesia Tretes, Pasuruan, 23-24 April, terbentuklah Serikat Karyawan Semen Gresik (SKSG). Pembentukan seri -kat pekerja ini didasarkan pada UU Republik Indonesia No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

Dalam UU tesebut disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan mengembangkan serikat pekerja/serikat buruh yang be -bas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Mubes karyawan itu dihadiri Direktur Utama Semen Gresik Sunardi Prionomurti, Kepala Departemen SDM Himarani Widagdo, dan Kepala Departemen Accounting & Human Capital Tubagus M Dharury.

Tampak pula perwakilan dari SKSI (Serikat Karyawan Semen Indonesia) Yudi Santoso dan Andik Widiyanarko. Dalam sambutannya Sunardi menga -takan perusahaan menyambut baik pembentukan serikat pekerja oleh karyawan Semen Gresik. “SKSG ini akan menjadi partner yang baik dalam mengoperasikan perusahaan agar

terus berkembang,” katanya.

Mantan sekretaris perusahaan Semen Gresik ini mengingatkan agar seluruh karyawan di semua level selalu menjaga kekompakan. “Kita semua ini sama dan saudara, nantinya kalian akan berdampingan selama berpuluh-puluh tahun. Waktu kalian akan ba-nyak dihabiskan bersama-sama dengan rekan kerja di kantor. Kunci dari perte -manan adalah ikhlas,” imbuhnya.

Sunardi lebih jauh mengatakan, persaingan industri semen yang semakin ketat menuntut segenap karyawan terus bergandeng tangan. Kekompakan dan kerja keras adalah modal berharga untuk menghadapi para pemain baru.

“Saat ini demand semen nasional

60 juta ton atau di bawah supply

yang mencapai 90 juta ton per tahun. Belum lagi Anhui Conch yang mulai masuk ke sini. Ini peringatan bahwa seluruh karyawan Semen Gresik harus bekerja lebih keras lagi,” tegasnya.

Selain terbentuknya serikat pekerja, mubes karyawan SG juga memilih Endar Drianto sebagai ketua SKSG periode 2016-2019. Sebelumnya terdapat tiga nama yang mencalon

-kan diri menjadi ketua, yaitu M Ardy Zailani dan Endar Drianto dari Biro Tambang Pabrik Tuban, serta Kiagus Yonori Eka dari Departemen Akun -tansi dan Keuangan Holding.

“Saya dipilih oleh perwakilan kon -stituen dan akan menjalankan amanah ini dengan sebaik mungkin. Meski de -mikian saya membutuhkan dukungan seluruh karyawan atau anggota untuk agar mampu menempatkan SKSG sebagai mitra strategis perusahaan,” kata Endar usai pemilihan. Sebelum bekerja di Semen Gresik, pria kela -hiran Bandar Lampung, 21 Agustus 1988, ini pernah meniti karir di salah satu perusahan tambang batubara di Kalimantan Timur.

Menyinggung program pertama yang akan digulirkan, pria lulusan Uni -versitas Sriwijaya Palembang ini me-ngatakan akan merumuskan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara karyawan dengan perusahaan. Dengan begitu hak dan kewajiban masing-masing pihak menjadi jelas, dalam koridor hubungan industrial. “Semoga SKSG bisa menjadi penyalur aspirasi seluruh karyawan Semen Gresik dan dapat memajukan perusahaan,” harap En -dar. (SG/ir)

SKSG TERBENTUK,

(18)

FOKUS

B

erdasarkan data Asosiasi Semen Indo -nesia (ASI), tahun ini sejumlah pemain baru merealisasikan pabrik anyar dan mulai merambah pasar domestik, terutama di Jawa dan Kaliman -tan. Sebut saja Semen Garuda, Semen Merah Putih, Semen Puger, Semen Bima, dan Semen Jawa yang akan membuat pasar di Pulau Jawa semakin sumpek. Sementara Anhui Conch akan memperketat persaingan di Kalimantan.

Pulau Jawa saat ini dikuasai dua produsen besar, yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP),

dengan pangsa pasar masing-masing sekitar 38,8 persen dan 37 persen. Begitu juga di Kalimantan, Semen Indonesia dan Indocement berbagi domi -nasi dengan market share 51,6

persen dan 27,9 persen.

Kehadiran pemain-pemain baru dengan merek semen yang baru akan terus memanaskan kompetisi pasar. Mereka diperkirakan bakal menggen -carkan promosi dan diskon harga, terutama di daerah dekat pabrik untuk menopang pertumbuhan pe -masaran.

Kondisi ini memaksa para pelaku industri semen di tubir perang harga. Ketika supply melampaui

demand maka harga otomatis turun. “Itu sudah otomatis. Nggak perlu pakai dipikir lagi. Tinggal sekarang, bagaimana respons kita terhadap situasi tersebut,” terang Dirut Semen Indonesia Rizkan Chandra.

Kondisi kelebihan pasokan ini, sambung Rizkan, sebetulnya sudah bisa dibaca sejak 2012. Hanya saja, waktu itu pemain-pemain lama merasa masih nyaman. Tetapi begitu pabrik-pabrik pemain baru selesai dan

bero-4

STRATEGI

HADAPI

KETATNYA

KOMPETISI

(19)

perasi pada 2015, semua pada kaget. Tiba tiba produk di pasar menjadi banyak. Harganya bervariasi. Kuali -tasnya pun sama dengan SMI, bahkan ada sebagian yang lebih bagus.

Respons cepat adalah jalan yang wajib ditempuh perseroan agar bisa

survive dan jadi pemenang. “Mau diratapi, ditangisi kayak apa pun nggak ada gunanya. Action yang ditunggu saat ini,” tandas mantan direktur PT Telkom ini. Eisiensi jadi langkah mendasar yang tak bisa ditawar lagi. Semua lini harus mulai menjalankannya, baik produksi mau -pun COGS.

Jajaran direksi, tegas Rizkan, akan menunjukkan secara kasat mata seper -ti apa eisiensi. Mobil Mercedes-Benz yang selama ini menjadi kendaraan dinas direksi SMI akan dikandangkan. “No more Mercy. Kenapa harus pakai Mercy? Gunanya apa? Mau nampang siapa? Itu yang akan kita lakukan untuk menunjukkan eisensi yang pa-ling gampang dan kasat mata. Kita harus mulai berbenah. Bisa nggak? Kalau kompetitor bisa, kenapa kita tidak. Kalau tetap tidak bisa ya harus dipaksa,” tegasnya.

Semua harus berubah. Jika tidak, harus bersiap untuk maju ke tiang pancang kematian. Tapi, eisensi saja tidaklah cukup? Rizkan mencontohkan detik-detik jelang kematian Nokia nan legendaris tersebut. Mendominasi bertahun-tahun, Nokia kelabakan saat Blackberry meramaikan pasar smart-phone pada 2007.

Langkah super eisiensi dilakukan Nokia untuk menghadang agresivitas Blackberry. Dengan eisensi, harga ponsel Nokia jadi cukup murah. Dan, itu diyakini bisa membuat mereka ber -tahan serta menjadi pemenang. Siapa sangka, kebijakan itu hanya sebatas memperpanjang napas. Buktinya, em -pat tahun kemudian Nokia kolaps.

Bukan saja karena digerogoti Blackbbery, tapi juga oleh beberapa produsen lain yang menawarkan itur lebih nyaman dan memenuhi kebutu -han konsumen. Belakangan, Blackber -ry pun ikutan tutup. “Satu kesalahan utama dari Nokia dan Blackberry,

mereka kurang adaptif dengan peru -bahan. Mereka gagal menangkap tren konsumen yang mulai mengarah ke internet. Mereka masih kukuh dengan harga murah,” ungkapnya.

Lantas, perubahan seperti apa yang harus dilakukan SMI? Rizkan membeber tiga strategi lainnya setelah eisiensi ditempuh. Pertama, dengan memperbanyak penda -patan. Jika hasil pendapatan dari bisnis semen stagnan, maka harus dicari sumber-sumber yang lain. Cara paling gampang itu ada dua; mem -perluas layanan serta memperbanyak produk turunan.

Cakupan layanan produk SMI Group harus diperluas. Jika sekarang sudah menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, maka penetrasi ke ka -wasan regional mesti digencarkan. Meminjam ilosoi strategi sepakbola; pertahanan terbaik adalah menye-rang. Logika sederhananya seperti ini. Jika kita hanya bertahan di wilayah sendiri, lambat laun bakal jebol juga menghadapi serbuan pemain asing.

“Yang paling fair adalah kita keluar dan menyerang pertahanan kompeti -tor. Ini akan membuat pertarungan lebih imbang,” ungkap lelaki kelahiran Jakarta, 27 Januari 1969 ini.

Nah, seperti itu logika yang harus dibangun saat melihat kawasan re -gional. Tinggal bagaimana sekarang meminimalkan risiko. Supaya masuk regional itu bagus dan mampu me-ngatasi over capacity. Artinya, semen dan atau klinker produk SMI Group bisa diterima pasar regional. Tidak hanya solusi jangka pendek seperti aktivitas ekspor selama ini. “Yang kita butuhkan solusi permanen. Pasar yang bisa menampung kelebihan pasokan

di sini,” tandasnya.

Saat ini SMI sudah bergerak maju merealisasikan strategi tersebut. Pro-ses akuisisi sedang intens dilakukan di dua pabrik yang ada di Sri Lanka dan Bangladesh. Diharapkan, minimal salah satunya bisa rampung akhir ta -hun ini. Rizkan menyebut dua negara itu merupalan pasar yang perfect bagi SMI. Keduanya tidak memiliki bahan baku semen.

Karenanya, mereka mengandalkan pasokan semen dan klinker dari luar.

Market-nya juga oligopoli. Perusa -haan yang hendak diakuisisi SMI mer -upakan penguasa pasar di sana. “Ini sama seperti saat kita di masa dulu. Pasarnya oligopoli sehingga memberi jaminan jangka panjang,” paparnya. Kebijakan akuisisi, kerja sama atau merger juga akan diteruskan di pasar domestik.

“Sekarang kita tidak lagi berkem -bang dengan cara bikin pabrik. Selain kelamaan, langkah ini juga bakal menambah kapasitas di tengah pasar yang sudah jenuh. Kita akan berkembang dengan cara kerja sama, merger, dan akuisisi. Lebih menarik. Anda bangun pabrik tunggu tiga tahun empat tahun lagi. Pabrik sele -sai, market-nya sudah nggak ada,” tegasnya.

Strategi ketiga adalah hilirisasi. Mengikuti perubahan pasar, SMI bakal lebih concern terhadap bisnis turunan. Memang marginya kecil, tapi mesti dilihat dari kacamata yang lebih luas.

Ready mix itu kecil marginnya kalau melihatnya dari produk semen. Coba hitung mulai proses menambang batu kapur sampai keluar dalam bentuk

ready mix, marginnya pasti jauh lebih

besar.

“Sekarang kita bertahan di semen. Nggak ada yang beli. Orang nanti belinya ready mix. Nanti, lama-lama

orang jualan ready mix. Bukan semen. Lambat laun, margin semen akan terus turun. Nah, kalau kita nggak antisi -pasi, nanti kaget lagi. Jadi sekali lagi, harus diubah cara melihatnya. Semen jangan dilihat sebagai produk akhir, semen itu nantinya kayak klinker,” pungkasnya. (SG/ram/znl/bwo)

FOKUS

Kita harus mulai

berbenah. Efisiensi

harus dilakukan di

semua lini.

RIZKAN CHANDRA

(20)

I

ni yang harus di-review dulu. Tidak ada yang bisa menjamin masa kejayaan itu akan terus bertahan be -berapa tahun ke depan. Apalagi, bila perjalanan ke depan tidak diiringi de-ngan kerja ekstra dari seluruh karyawan Semen Indonesia, di semua lini dan tingkatan untuk mewujudkan visi-misi yang dicanangkan.

Kenapa begitu? Ini tak lepas dari peta bisnis yang begitu cepat berubah.

Landscape bisnis industri semen tanah

air kini berubah. Kompetisi makin ketat. Peta persaingan juga berubah drastis. Selain kompetitor yang sudah exist -ing, kini berbondong-bondong masuk penantang baru ke ‘pelataran’ Semen Indonesia.

Imbasnya, semua ini memorak-porandakan pakem lama yang sudah dipegang dan diyakini keampuhannya. Baik di sisi produksi, penjualan, distri -busi dan semua proses bisnis di industri ini. “Kita semua dituntut untuk berubah, entah semua atau sebagian. Memberi respons cepat atas perubahan ini. Jika tidak, tak ada yang bisa menjamin kita akan tetap menjadi pemenang,” tandas Direktur Produksi dan Litbang Semen

Indonesia Johan Samudra.

Mantan CEO TLCC ini lantas menyo -dorkan data dari Danareksa Research Institute (DRI) yang dirilis awal Maret 2016 . Hasil dari survei yang dilakukan di beberapa kota besar tersebut me -motret secara detail bagaimana perilaku dan persepsi konsumen semen selama ini.

Survei dilakukan pada 1.724 responden yang berkaitan langsung dengan industri semen. Para responden ini tersebar pada enam provinsi di In -donesia yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Pilihan enam provinsi tersebut dianggap sudah mewakili Indonesia karena tingkat kon -sumsi semennya lebih dari 58 persen dari konsumsi nasional.

Beberapa temuan penting yang terdeteksi dari survei ini diantaranya; pertama, sebagian besar konsumen mengaku cukup puas dengan produk- produk semen yang berada di pasar saat ini. Sejumlah produk dimaksud adalah Semen Indonesia Group (Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa), Indocement, Holcim, Semen Bosowa

KALA KUALITAS JADI

PERTIMBANGAN UTAMA

FOKUS

(21)

dan Semen Andalas.

Kedua, ini yang menarik dan perlu dicermati lebih lanjut, konsumen ternyata menjadikan kualitas produk sebagai pertimbangan utama, diban-ding harga jual. Konklusi ini diambil berdasar sederet pertanyaan yang diajukan kepada responden.

Sejauh mana tawaran harga murah mampu membuat mereka berpindah

brand? Hasilnya, sebanyak 59 persen di Jakarta mengatakan akan berpindah merek bila tawaran harga yang diberi -kan lebih murah. Hal sama berlaku di Jawa Barat, dimana konsumen yang berpendirian seperti ini sebanyak 56 persen.

Di Jawa Tengah, 42 persen juga mengatakan bakal berpaling. Sedang -kan di Sulawesi Selatan ada 38 persen. Bagaimana di Jawa Timur? Dalam survei tersebut, daerah yang menjadi pasar terbesar dan utama Semen Indo -nesia ini mencatatkan angka terendah. Hanya 30 persen konsumen semen di Jawa Timur yang akan berpindah ke merek lain bila diiming-imingi harga murah.

Orang Jatim sejauh ini masih sreg dengan Semen Gresik. Mereka tak mu -dah berpin-dah ke lain hati.Ada banyak alasan yang dikemukakan konsumen. Mulai masalah nasionalisme, sudah tu -run temu-run, memiliki lambang Gapura Sunan Giri dan sederet alasan subjektif-emosional lainnya. Bahkan di Madura, produk Semen Gresik sudah menjadi ideologi tersendiri. Di sana, tidak afdol bila membangun rumah tidak memakai Semen Gresik.

Bagi Semen Indonesia, data ini akan meninabobokan jika hanya dipa -hami sepotong bahwa produk perse-roan masih berjaya di tengah serbuan kompetitor di pasar. Konsumen masih loyal dan tak mudah terpengaruh dengan iming-iming harga lebih murah yang diajukan pesaing. Seperti strategi yang banyak dipakai new entrance

dengan banting harga guna merebut pasar.

Eit, tapi jangan keburu berpuas dulu. Mari dilihat data lanjutan dari pertanyaan, ‘apakah konsumen bakal beralih pada produk semen yang menawarkan iming-iming hadiah dan promosi’? Konsumen Jakarta yang mengatakan ‘iya’ sebanyak 60 persen, Jawa Barat 69 persen, Jawa Tengah 50 persen, Jawa Timur 40 persen. Secara

nasional, pasar menyatakan akan beralih produk semen berdasar iming-iming hadiah dan promosi sebanyak 52 persen.

Yang menarik adalah temuan di Ja -tim. Ternyata, seloyal-loyalnya mereka kepada Semen Gresik dan tidak tergiur dengan tawaran harga murah, tapi masih ada angka 10 persen yang dengan suka hati berpindah produk bila mendapat iming-iming hadiah atau promosi.

Data ini menunjukkan fenomena terbaru terkait perilaku konsumen semen yang berubah. Lagi-lagi, bisa menjadi salah langkah bila hanya me -mahami data ini secara parsial. Bagi Se -men Indonesia, mudah saja -menjawab kekhawatiran itu dengan memperkuat promosi, iming-iming hadiah agar konsumen yang super loyal di Jatim itu tak berpindah ke lain merek.

Untuk jangka pendek, bisa jadi solusi ini cespleng. Tetapi untuk jangka pan -jang, harus dirumuskan kembali strategi terbaru guna mengantisipasi perilaku pasar yang dinamis. Pasalnya, data yang dirilis DRI ini juga menunjukkan fakta bahwa promosi dan iming-iming hadiah tidaklah menjadi alasan utama konsumen untuk memilih semen.

Secara umum, konsumen - baik yang tinggal di kota, kecamatan, maupun

desa -, menempatkan kualitas sebagai pertimbangan utama dalam membeli semen. Berikutnya baru harga atau iming-iming promosi. Dua variabel berikutnya adalah ketersediaan produk serta reputasi perusahaan.

Data ini menyajikan tren konsumen semen saat ini yang terus bergerak ke arah rasional-objektif. Pilihan menggu -nakan produk semen, secara berurutan ditentukan oleh empat variabel di atas dengan menjadikan kualitas sebagai pertimbangan utama.

Arah bandul perilaku pasar ini patut dicermati bersama. Cepat atau lambat, ini akan menjadi fenomena nasional. Dan, sudah pasti akan menyasar Jawa Timur, pasar utama Semen Indone -sia selama ini. Bukan tidak mungkin, data 70 persen konsumen loyal yang dimiliki Semen Indonesia saat ini, akan tergerus jika kita gagal memahami fenomena baru yang disajikan DRI.

“Karenanya, kita memang dituntut untuk terus menerus meng-upgrade

diri. Merumuskan strategi baru bagaimana secara jitu menjadikan konsumen kita yang super loyal dan emosional tersebut bergerak menjadi rasional objektif. Dan tentu saja, ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dan pelayanan,” tandas Johan Samudra. (SG/ram/znl)

(22)

FOKUS

D

irektur Produksi Semen Gresik Prasetyo Utomo menekankan, dalam kondisi oversupply seperti sekarang, konsumen pasti memilih semen dengan kualitas terbaik.

Karena itu pihaknya tidak berani main-main soal mutu. Produk SG, dalam seluruh jenis, kualitasnya mesti nomor wahid. “Bukan hanya mem -pertahankan, tapi harus meningkat -kan kualitas yang sudah ada. Lebih tepatnya kita akan memenuhi setiap keinginan konsumen,” tegasnya. Prak -tiknya memang ada beberapa pelang -gan yang meminta semen jenis khusus, dengan kualitas di atas rata-rata.

Mereka minta semen jenis OPC (Ordinary Portland Cement) Plus, yang dibuat secara khusus pula. “Nggak masalah walau pesannya tidak terlalu banyak. Kalau yang reguler, misalnya untuk perusahaan precast, semen kita sudah memenuhi standar. Itu umum-nya pakai OPC,” sambung Prasetyo.

Secara umum, kualitas semen diukur dari waktu ikat awal (setting time) dan kuat tekannya.

Dalam hal ini SG mengacu pada SNI (Standar Nasional Indonesia) serta American Society for Testing and Ma -terial (ASTM), yaitu organisasi interna -sional sukarela yang mengembangkan standarisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. Hanya, SNI yang dirumuskan Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) mempunyai range yang cukup lebar.

“Kita rata-rata beradap di top range-nya SNI. Bahkan semen khu -sus yang kita produksi itu sudah di atasnya,” terang dia. Di samping itu, secara berkala Semen Indonesia Group juga melakukan audit internal. Hal itu dilakukan untuk menjaga mutu produk di setiap opco.

Prasetyo mengungkapkan, hingga saat ini belum ada semen merek lain yang kualitasnya mengungguli SG.

Rata-rata cuma mendekati, malah tidak sedikit yang mutunya di bawah SG. Nah, produsen semen dengan kualitas ‘rendah’ itulah yang biasanya memain -kan jurus banting harga.

Namun, secara umum SG wajib mengetahui kualitas setiap kompetitor yang bertarung di pasar yang sama. Lebih-lebih merek yang potensial menjadi pesaing utama. Ihwal kualitas, tegas Prasetyo, yang paling penting adalah menjaga konsistensi sepanjang masa. Bukan sekadar lulus uji sampel sekali dua kali.

Kunci utama untuk mendapatkan semen kualitas terbaik dan konsisten adalah kerja sama yang apik antara Quality Assurance (QA) dengan Qua-lity Control (QC). Artinya bahan yang masuk harus teruji, dan itu mesti diin -formasikan kepada departemen yang menangani processing. “Bahan harus terdata dan terinformasikan. Misalnya batubara, kan ukuran serta kualitasnya tidak selalu sama. Lha nanti cara ‘me

-SG

Selalu Penuhi

Keinginan

Konsumen

MANAJEMEN SEMEN GRESIK MENGANGGAP KONSUMEN SEBAGAI RAJA. APA PUN

KEBUTUHAN MEREKA, PERUSAHAAN HARUS BISA MEMENUHI. TERMASUK SEMEN

DENGAN KUALITAS KHUSUS, MESKI VOLUME PERMINTAANNYA TIDAK TERLALU BANYAK.

(23)

FOKUS

masaknya’ juga berbeda agar output-nya tetap bagus,” tuturoutput-nya.

LOLOS SERTIFIKASI SNI

Komitmen Semen Gresik memper -tahankan mutu produknya memang patut diacungi jempol. Ini terbukti de-ngan hasil audit survelian ketiga yang dilakukan Balai Sertiikasi Industri (BSI), Badan Penelitian dan Pengembangan Produksi (BPPI), Kementerian Perin -dustrian RI, 14-18 Maret lalu, dengan kesimpulan SG memenuhi persyaratan dan proses sertiikasi dapat dilanjut -kan.

Artinya, SG tetap berhak mencan -tumkan tanda SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk tiap produk semen yang dilempar ke pasaran, baik semen portland komposit (SNI 7064: 201), semen portland (SNI 2049: 2015), maupun semen portland pozoland (SNI 0302: 2014).

“Tim audit itu tugasnya mencari kesesuaian atau memveriikasi sejauh mana konsistensi perusahaan dalam penerapan sistem jaminan mutu ISO 9001: 2008. Dan hasil veriikasi kami, Semen Gresik tetap memenuhi per -syaratan,” tutur Djoko Setyono, ketua tim audit BSI, saat menyampaikan laporan hasil audit di Gedung Dormi -tory lantai II pabrik Tuban, Jumat (18/3).

Hadir pada kesempatan itu Kepala Departemen Litbang dan Jaminan Mutu Semen Indonesia, Rudi Her -mawan dan jajaran produksi pabrik Tuban. Djoko yang dibantu dua ang -gota tim, Endang Sabariyah dan Gaos Abdul Karim melakukan audit selama lima hari. Dua hari pertama, 14-15 Maret di pabrik Gresik, dan tiga hari berikutnya di pabrik Tuban.

“Khusus di Tuban kami mengunjungi empat pabrik, itu cukup melelahkan. Secara keseluruhan kami dapat kesan yang baik, proses produksinya sistema -tis. Kalau soal kebersihan memang tidak sebersih pabrik makanan, itu kami mak -lumi karena semen itu pada dasarnya kan pabrik debu,” lanjutnya.

Djoko menerangkan, Sertiikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) bertujuan untuk memastikan kompetensi pemegang sertiikat selama masa kepemilikan sertiikat, serta memberikan masukan mengenai hal-hal yang perlu ditingkatkan guna menjaga mutu produk. “Ibarat SIM untuk naik motor. Kalau sudah punya SIM, perusahaan boleh mencantumkan tanda SNI pada produknya,” ujar dia.

Tahap audit di SG tahun ini sudah masuk survelian ketiga. Tahun depan harus dilakukan resertiikasi, karena ja -minan mutu SNI berlaku empat tahun. Menurut Djoko, agar lebih sempurna,

dia menyarankan agar tiap produk Se -men Gresik diberi informasi atau kode produksi. “Jadi, seandainya nanti ada komplain, tinggal ngecek sak mana yang bermasalah,” beber pria berkaca -mata ini.

Rudi Hermawan yang mewakili manajemen Semen Indonesia meng-ucap terima kasih atas berbagai masukan yang diberikan tim audit BSI. Tahun 2017, seiring penegasan status Semen Gresik sebagai opco murni, sejumlah pembenahan menjadi hal yang mutlak dilakukan. “Dokumen akan kami benahi agar lebih tertib sempurna,” katanya.

Atas hasil audit tahun ini, Rudi me-ngaku bersyukur sekaligus berterima kasih kepada seluruh jajaran yang terkait dengan sistem jaminan mutu. “Kami bersyukur SPPT SNI di pabrik Gresik dan Tuban tetap bisa dilanjut -kan. Ini harus dijaga dan dipertahankan sampai kapan pun,” tambahnya.

Rudi menegaskan, ke depan tan -tangan industri semen akan semakin berat. Berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) membuat arus barang dan tenaga kerja dari luar negeri semakin kencang. “Karena itu kualitas harus nomor satu. SNI ini jadi salah satu keunggulan kita bersaing di pasar semen nasional,” pungkas Rudi. (SG/lin)

JAMINAN MUTU :

(24)

D

irektur Utama Semen Tonasa Andi Unggul Attas meng -golongkan semen sebagai komoditas yang unik. Dalam industri semen, brand image punya peran kunci, dan itu selalu identik dengan kualitas. Unggul menegas -kan, kalau soal mutu, Semen Tonasa tidak mau main-main. Warga Sulawesi Selatan menilai Semen Tonasa paling kuat, itu yang membuat mereka loyal sampai sekarang.

“Tapi orang sekarang bertambah pintar. Memang, kualitas bisa menen -tukan harga. Tapi ingat, mereka akan beralih kalau disparitas harga dengan merek lain sangat jauh,” kata Unggul yang ditemui tim Sinergi di ruang ker -janya, akhir Mei 2016. Sulit menyebut angka pasti perbedaan harga yang ditoleransi konsumen. Khusus di Sul -sel, Semen Tonasa masih bisa ‘jalan’ dengan disparitas Rp 2.000 sampai Rp 3.000 dengan merek lain.

Namun, bila lebih dari itu, Unggul tidak berani menjamin. Andai kompeti -tor melempar produk de-ngan harga jauh lebih murah, pastilah masyarakat tergiur membeli juga. Pertama

coba-coba, selanjutnya terserah mereka. Mau lanjut dengan semen baru tadi, atau kembali loyal kepada Se -men Tonasa. “Itu soalnya disparitas harga harus kita jaga. Alhamdulillah masyarakat Indonesia timur masih percaya sama Tonasa, walau kita pa-ling mahal. Namun kita tidak boleh terbuai,” imbuh Master of Business Administration dari IBM Global ini.

Kata dia, menjaga disparitas harga bukan berarti mengurangi margin keuntungan. Protif tetap, tapi eisiensi ke dalam yang wajib digenjot. Penge-tatan ongkos produksi, distribusi, transportasi, juga promosi, bisa jadi ja -lan keluar. Unggul menyadari, strategi banting harga tidak boleh disepele -kan. Khususnya setelah Anhui Conch, produsen raksasa asal China, mulai menancapkan taringnya di Indonesia.

Taruh kata Conch menggempur wilayah pasar Semen Tonasa dengan harga murah dan dalam jangka waktu lama, tidak masuk akal kalau perusa -haan berdiam diri. “Nggak mungkin kita terus bertahan dengan harga awal, mesti ada penyesuaian,” ujarnya. Makanya produsen yang tidak kuat

menghadapi strategi banting harga, pasti segera menyingkir. Perang terus sama artinya dengan bunuh diri.

Semen Tonasa sendiri, tandas lelaki kelahiran Palopo, 26 Desember 1960 ini, tidak sudi dimain-mainkan distribu -tor atau konsumen. Sekali memilih Semen Tonasa, sebaiknya mereka tidak pernah berpikir pindah ke merek lain. Pernah terjadi, sebuah kontraktor proyek besar beralih ke Conch yang menawari harga murah. Tak berlang -sung lama, kontraktor tadi kembali lagi ke Semen Tonasa.

Ada faktor lain di luar harga yang membuat kontraktor tadi kembali, yaitu jaminan suplai. “Percuma saja harga murah kalau suplainya tersen -dat. Orang bangun gedung itu kan pasokan semennya tidak boleh berhenti. Itu kemenangan Tonasa, kita punya packing plant di mana-mana.

Makanya distributor jangan coba-coba pindah ke merek lainlah. Tidak boleh selingkuh, silakan pilih mau jual Tonasa atau yang lain,” bebernya.

Lontaran Unggul itu bukan anca -man, tapi sebagai penjabaran strategi mengikat pelanggan dengan cara

SEMEN TONASA JAGA

DISPARITAS HARGA

SURVEI DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE (DRI) YANG MENYEBUT KUALITAS MENJADI

PERTIMBANGAN UTAMA KONSUMEN DALAM MEMILIH SEMEN, MELEGAKAN MANAJEMEN

PT SEMEN TONASA. PRODUSEN SEMEN TERBESAR DI KAWASAN TIMUR INDONESIA (KTI)

ITU SELALU MENOMORASATUKAN MUTU. YANG JADI PERTANYAAN, BETULKAH KONSUMEN

TIDAK TERGIUR OLEH IMING-IMING HARGA MURAH?

FOKUS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa secara serempak lingkungan konsumen yang terdiri dari: keluarga, dan kelompok rujukan berpengaruh signifikan terhadap

Dalam penelitian ini yang diukur adalah pengaruh tingkat produktivitas dan biaya madya terhadap nilai tambah industri furniture dari kayu, sedapat mungkin penjelasan

Perbedaan yang signifikan ini terjadi karena adanya pengaruh kebiasaan merokok sedangkan olahraga tidak memberikan perbedaan yang bermakna seperti yang terjadi antara

(unit) Luas (m²) % Eksisting Tahun 2008 Arahan Penyediaan Tahun 2028 Jumlah (unit) Standart Kebutuhan RTH.. Secara keseluruhan luasan RTH rencana telah sesuai dengan kondisi

Enam bulan kemudian, Encik Tony menerima panggilan telefon daripada Syarikat Berjaya Kawat yang telah memaklurnkan kepadanya bahawa syarikat sedang menghadapi masalah kewangan

Apakah nilai-nilai itu bersifat negative atau positif, dapat diterima atau tidak, akan bergantung sebgaian pada nilai-nilai budaya dan tradisional yang telah berlaku dan dihayati

(2000) menyatakan bahwa ekuitas merek selain dibentuk oleh dimensi ekuitas seperti kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, dan loyalitas merek juga

diperoleh nilai rata-rata kekuatan tarik pada semua kampuh las dengan lapisan las sebanyak tiga lapis yang tertinggi yaitu pada pengelasan down hand position kemudian