• Tidak ada hasil yang ditemukan

237836261 BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "237836261 BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V docx"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki era pasar global ini, persaingan semakin ketat dan kualitas pengetahuan generasi muda merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam perkemabangan dan kemajuan perekonomian dalam dunia kerja. Melihat kenyataan ini bangsa Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal yang tidak dapat dipisahkan dari penguasaan pengetahuan dan teknologi serta kemajuan pendidikan.

Tantangan dalam mewujudkan pembangunan di bidang ekonomi pada masa depan semakin berat, terutama dalam mewujudkan dunia usaha dan yang tangguh dan kuat guna memperkokoh struktur perekonomian nasional. Untuk menghadapi era globalisasi tersebut, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan berbudi pekerti luhur untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan mampu bersaing agar tercapai kesejahteraan yang diharapkan.

Kesejahteraan tidak hanya bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi juga bersumber pada modal intelektual, sosial dan kredibilitas yang tinggi sehingga ditunutut untuk terus meningkatkan pengetahuan. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai insan terpelajar dituntut untuk mendapatkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan kemudian diterapkan dalam dunia kerja dan di kehidupan bermasyarakat.

Melihat fenomena tersebut, maka dewasa ini banyak dilakukan usaha-usaha ke arah integrasi dan konsolidasi kegiatan kemahasiswaan dan diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan diri, berkreasi serta berprestasi secara aktif sesuai dengan pengetahuan, teknologi dan kemajuan pendidikan yang sedang berkembang dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(2)

secara konseptual dapat dibandingkan dan diaplikasikan dengan keadaan di lapangan. Karena dengan melakukan suatu perbandingan antara teori dan praktek serta pengaplikasian, maka kesenjangan hasil pendidikan dapat dihindari sekecil mungkin.

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diharapkan dapat menambah wawasan, mampu mengamati, dan membandingkan serta tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di dalam perekonomian nasional dengan melakukan studi secara langsung di lapangan, baik di lembaga pemerintahan, perusahaan milik negara maupun di perusahaan milik swasta bahkan home industry yang memberikan pengaruh terhadap perekonomian nasional.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembiayaan yang digunakan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk?

2. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan di HAWAii Bali sehingga dikenal oleh wisatawan Bali?

3. Bagaimana sistem pemberian kompensasi pada karyaan di Murjana’s Silver Bali?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pembiayaan di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

2. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan di HAWAii Bali

(3)

1.4 Manfaat Penulisan Laporan

Manfaat penulisan laporan bagi mahasiswa:

1. Untuk memenuhi syarat kelulusan matakuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa mengenai materi yang bersangkutan

Kegunaan penulisan laporan bagi dosen:

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan penilaian terhadap mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

2. Sebagai bahan referensi bagi dosen mengenai materi yang bersangkutan

Kegunaan penulisan laporan bagi pembaca:

1. Sebagai bahan referensi dalam penulisan berbagai karya tulis yang bersangkutan dengan laporan ini

2. Sebagai sarana menambah pengetahuan

1.5 Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)dilaksanakan pada :

Hari : Selasa s/d Jumat

Tanggal : 10-13 September 2013 Tempat kunjungan :

1. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk

(Selasa, 10 September 2013, pukul 13.30 WIB) 2. HAWAii Bali

(Rabu, 11 September 2012, pukul 10.00 WITA) 3. Murjana’s Silver Bali

(4)

BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen Keuangan

2.1 Saham dan Obligasi

Ekuitas (equity) atau saham yang merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Budisantoso & Triandaru, 2006: 293).

Darmadji & Fakhruddin (2011: 5) mendefinisikan saham (stock) sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan, saham bersifat modal sendiri.

Obligasi ialah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga dan melunasi pokok utang pada waktu yang ditentukan kepada pihak pembeli obligasi (Darmadji & Fakhruddin, 2011: 12).

Proses penjualan saham atau obligasi di pasar perdana disebut sebagai penawaran umum perdana [initial public offering (IPO)]. Penawaran perdana untuk saham atau obligasi suatu perusahaan kepada investor publik dilakukan oleh penjamin misi melalui perantara pedagang efek yang bertindak sebagai agen penjual saham.

Struktur kepemilikan saham merupakan suatu daftar yang Menunjukan besarnya tingkat presentase kepemilikan yang berbeda dari para investor pada suatu perusahaan dimana para pemegang saham tersebut memiliki hak yang pantas dipertimbangkan dalam literature perusahaan. Suatu perusahaan dapat dimiliki oleh berbagai pihak mulai individu maupun secara kolektif dengan presentase kepemilikan yang berbeda-beda

(5)

Rasio ini hendak mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh sumber dana yang dimilikinya (total aktiva). Rasio ini juga dapat digunakan sebagai ukuran seberapa besar produktivitas penggunaan dana yang dipinjam.

Menurut Husnan & Pudjiastuti (2006) menyatakan bahwa ROA dapat disebut juga dengan rentabilitas ekonomi. Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional.

b. ROE

ROE disebut juga rentabilitas modal sendiri. Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Karena itu

dipergunakan angka laba setelah pajak. Angka modal sendiri juga sebaiknya dipergunakan angka rata-rata (Husnan & Pudjiastuti, 2006).

Rasio ini bermanfaat bagi para pemegang saham karena dapat mengetahui laba yang akan diperoleh dan dapat menarik para investor. ROE berguna untuk menggambarkan besarnya laba yang benar-benar tersedia dan tersisa bagi para pemegang saham biasa (Prastowo & Julianti, 2002).

ROE adalah indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.

Rasio Pembiayaan (Leverage) a. DAR

DAR (Debt to Total Asset Ratio) merupakan rasio hutang yang mengukur

seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (Syamsuddin, 2007: 54). Semakin tinggi DAR semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

(6)

DER (Debt to Total Equity Ratio) menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi kewajibannya (Van Horne dan Wachowicz, 2005:209). DER merupakan salah satu rasio yang dibutuhkan oleh investor. Investor perlu mengetahui kesehatan perusahaan melalui perbandingan

perkembangan rasio ekuitas terhadap rasio hutang. Semakin tinggi DER berarti semakin besar hutang yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan bagi pemegang saham.

Capital Expenditure adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva tetap. Capex juga bisa diartikan sebagai alokasi yang direncanakan (dalam budget) untuk melakukan pembelian/perbaikan/penggantian segala sesuatu dikategorikan sebagai aset perusahaan secara akuntansi.

B. Manajemen Pemasaran 2.3Bauran Pemasaran

Kotler (2003) mengatakan “marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market” yang kurang lebih memiliki arti bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju. Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:

a. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns.

b. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price.

(7)

meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.

d. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing.

Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Kotler, 2003):

a) Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. b) Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan

mencoba atau pembelian produk dan jasa.

c) Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.

d) Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

e) Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan

perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix)

menjadi integrated service management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu: 1) Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang

menciptakan nilai bagi pelanggan.

(8)

3) Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan berikan. 4) Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang

pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan.

5) Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan

6) Productivity and quality, produktivitas adalah sejauh mana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.

7) People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production).

8) Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan.

2.4 Konsep Inti dalam Pemasaran

Untuk memahami fungsi pemasaran, kita perlu memahami serangkaian konsep inti dalam pemasaran, diantaranya adalah(Kotler ,2009) :

 Kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Kebutuhan akan menjadi

keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar.  Pasar Sasaran, Positioning, dan Segmentasi

Seorang pemasar jarang dapat memuaskan semua orang dalam suatu pasar. Karenanya, pemasar mulai dengan membagi-bagi pasar ke dalam segmen-segmen. Mereka mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok-kelompok pembeli yang berbeda, yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan bauran produk dan jasa yang beragam, dengan meneliti perbedaan demografi,

(9)

Untuk setiap segmen, perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang di posisikannya didalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama.

 Penawaran dan Merk

Perusahaan memenuhi kebutuhan dengan mengajukan sebuah proposisi nilai (value proposition), yaitu serangkaian keuntungan yang mereka tawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi, dan pengalaman. Merk (Brand) adalah suatu penawaran dari sumber yang diketahui .

 Nilai dan Kepuasan

Nilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipresepsikan oleh pelanggan. Nilai adalah kombinasi kualitas, pelayanan dan harga, yang disebut juga tiga elemen nilai pelanggan. Nilai adalah konsep yang sentral perannya dalam pemasaran . Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi .

 Saluran pemasaran

Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran, yaitu;

1. Saluran komunikasi: Menyampaikan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Contohnya, surat kabar, majalah, radio, dll

2. Saluran distribusi: Menggelar, menjual atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau pengguna. Contohnya, distributor, pedagang grosir, pengecer dan agen

3. Saluran layanan: Melakukan transaksi dengan calon pembeli. Contohnya, perusahaan transportasi , bank, dan asuransi

 Persaingan

Persaingan mencakup semua penawaran dan produk subtitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial, yang mungkin

dipertimbangkan oleh seorang pembeli.

(10)

2.5 Rekrutmen

Rekrutmen merupakan serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Aktivitas rekrutmen dimulai pada saat calon mulai dicari, dan berakhir pada saat lamaran mereka diserahkan (Simamora, 2004).

2.6 Kompensasi

Kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai sesuatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari penghargaan mereka. (Mangkunegara, 83: 2009).

Rivai (2009) mengatakan bahwa kompensasi dibagi menjadi dua yaitu : 1. Financial

Kompensasi financial terbagi menjadi dua yaitu :

a. Langsung, meliputi : pembayaran pokok (gaji dan upah), pembayaran prestasi, pembayaran insentif (komisi, bonus, bagian keuntungan, dan opsi saham), pembayaran tertangguh (tabungan hari tua dan saham komulatif). b. Tidak Langsung (tunjangan), meliputi : proteksi (asuransi, pesangon, sekolah

anak, dan pensiun), kompensasi luar jam kerja (lembur, hari besar, cuti, sakit, dan cuti hamil), fasilitas (rumah, biaya pindah, dan kendaraan).

2. Non Financial

Non Financial, meliputi : Karena karir (aman pada jabatan, peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru, dan prestasi istimewa), lingkungan kerja (dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas , menyenangkan, dan kondusif).

Penentuan Kompensasi

Besarnya kompensasi yang diberikan ditentukan oleh a) Harga / Nilai pekerjaan

Penilaian harga suatu jenis pekerjaan merupakan tindakan pertama yang

(11)

karyawan. Penilain harga pekerja dapat dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut:

- Melakukan analisis jabatan/pekerjaan

Berdasarkan analisis jabatan akan didapat informasi yang berkaitan dengan : o Jenis keahlian yang dibutuhkan

o Tingkat kompeksitas pekerjaan o Resiko pekerjaan

o Perilaku/kepribadian yang dituntut oleh pekerjaan

tersebut. Dari informasi tersebut kemudian ditentukan harga pekerjaan. - Melakukan survei “harga” pekerjaan sejenis pada organisasi lain.

Harga pekerjaan pada beberapa organisasi dapat dijadikan sebagai patokan dalam menetukan harga pekerjaan sekaligus sebagai ukuran

kelayakan kompensasi. Jika harga pekerjaan yang diberikan lebih rendah dari organisasi lain, maka kecil kemungkinan organisasi tersebut mampu menarik atau mempertahankan karyawan yang qualified. Sebaliknya bila harga

pekerjaan terebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka organisasi tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan yang qualified. b) Sistem kompensasi yang diterapkan

Beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem kontrak / borongan.

 Sistem Prestasi

Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.

(12)

dapat bekerja cepat dan berkemampuan tinggi. Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya.

 Sistem Waktu

Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi.

 Sistem kontrak / borongan

Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak / borongan didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian.

(13)

BAB III

PROSEDUR DAN METODE OBSERVASI 3.1 Prosedur

1. Persiapan

a. Penyusunan Proposal

b. Pengurusan Surat Ijin ke Instansi-Instansi c. Membuat Instrumen Pertanyaan

2. Pelaksanaan

Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 10-13 September 2013 dengan sasaran atau objek observasi adalah :

a. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. b. HAWAii Bali

c. Pusat Kerajinan Perak 3. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan ini dilakukan setelah pelaksanaan KKL yang dikerjakan oleh tim-tim di lapangan dan disusun serta direvisi oleh tim editor KKL.

3.2 Metode Observasi

Beberapa metode yang digunakan untuk mendapat data dari lapangan adalah dengan:

1. Pengamatan langsung 2. Tanya jawab

(14)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. a. Profil Nippon Indosari Corpindo Tbk.

PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk ("Perseroan") atau yang dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi SariRoti berdiri pada tahun 1995. Pabrik pertama berlokasi di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat, Perseroan mengembangkan usahanya dengan mendirikan pabrik di Pasuruan pada tahun 2005. Besarnya permintaan masyarakat atas produk Sari Roti membuat Perseroan kembali membangun pabrik ketiga pada tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang. Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di Semarang, Medan dan Cikarang Barat pada tahun 2011. Pada tahun 2012, Perseroan membangun 2 pabrik baru yang berlokasi di Palembang dan Makassar. Perseroan secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan menjual kepada publik pada tahun 2010.

PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Memiliki Visi: Menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia dengan menghasilkan dan mendistribusikan produk – produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau bagi rakyat Indonesia.

Untuk mencapai visinya tersebut maka misi yang dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ini adalah:

Membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi dan mendistribusikan makanan yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman bagi pelanggan.

(15)

sosial dan lingkungannya secara terprogram dan terstruktur, sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh stakeholder-nya.

Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Selain itu, seluruh produk Sari Roti telah terdaftar melalui Badan BPOM Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.

Sebagai produsen roti terbesar di Indonesia Perseroan telah meraih beragam penghargaan, antara lain Top Brand dan Top Brand for Kids sejak 2009 hingga sekarang, Marketing Award 2010, Original Brand 2010, Investor Award 2012, hingga penghargaan dari Forbes Asia.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ialah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bakery khususnya roti. Perusahaan ini merupakan perusahaan roti terbesar kedua di Indonesia. PT Nippon Indosari Corpindo atau yang dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi berbagai macam jenis roti dengan merek Sari Roti.

b. Proporsi Kepemilikan Saham di PT Nippon Indosari Ciorpindo Tbk.

(16)

Sampai dengan per September 2012, kepemilikan ROTI terbesar dimiliki oleh Treasure East Investment Ltd sebesar 32%, sedangkan Bonlight Investment Ltd sebesar 31%, sebelumnya dua pemegang saham tersebut memiliki 34% kepemilikan saham ROTI, lalu pada 8 mei 2012, keduanya masing-masing melepas sebanyak 25.21 juta saham sehingga porsi kepemilikan pasca transaksi berkurang, tujuan transaksi tersebut adalah untuk meningkatkan jumlah saham publik. Selanjutnya kepemilikan ROTI dikuasai oleh masyarakat sebesar 24%, diikuti oleh Shikishima Baking Co., Ltd dan Sojitz Corporation dengan kepemilikan masing-masing sebesar 9% dan 4%. Proporsi kepemilikan saham di PT Nippon Indosari Corpindo ditunjukkan pada gambar 2.6.

Berdasarkan gambar 2.6 kepemilikan saham yang dimiliki oleh masyarakat di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan yang dimiliki oleh Jepang.

ROTI merupakan produsen roti terbesar di Indonesia dalam kategori produksi masal dengan 8 pabrik, 24 lini produksi dan total kapasitas terpasang lebih dari 3 juta potong roti per hari. Di bawah merek Sari Roti, ROTI mendominasi industri ini yang pangsa pasarnya diperkirakan mencapai 90%. Per Januari 2013, ROTI memiliki sekitar 38 ribu titik penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kesuksesan ROTI di industri ini dikarenakan promosi yang berkelanjutan sehingga membentuk mind share konsumen dan ditambah dengan ekspansi yang kuat dalam membangun pabrik untuk menjaga ketersediaan roti di pasar. Dengan percepatan bisnis yang baik, ROTI dapat merasakan kinerja yang memuaskan, di mana hal itu akan terus berlanjut di

(17)

tahun-tahun mendatang, didorong oleh meningkatnya pendapatan per kapita dan masih rendahnya konsumsi roti di Indonesia.

Umumnya marjin laba bersih di bisnis ritel berkisar antara 2%-5%. Akan tetapi, ROTI yang sebagian besar cakupan distribusinya melalui industri ritel mampu mencatat marjin laba superior. Selama 2012, marjin laba bersih ROTI mencapai 12,5%, mengungguli rata-rata industri yang hanya 9%. Meskipun dengan adanya penerbitan obligasi di tahun ini, diperkirakan marjin laba bersih akan tetap di atas 10%.

Sampai dengan akhir tahun 2012, ROTI telah memiliki enam pabrik yang berlokasi di Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), dan juga Medan (Sumatera Utara) dengan kapasitas produksi mencapai 2,5 juta potong per hari. Selanjutnya ROTI akan mengoperasikan pabrik baru di daerah Palembang dan Makassar pada awal febuari 2013, dengan kapasitas produksi mencapai 1,4 juta potong per hari. Perlu diketahui, pembangunan dua pabrik baru tersebut sudah dimulai sejak pertengahan 2012 dan ditargetkan beroperasi pada desember 2012 tetapi diundur hingga awal tahun 2013.

Di 2012, ROTI telah menambahkan dua fasilitas di Palembang dan Makassar, masing-masing dengan dua lini produksi, satu roti manis dan roti tawar. Untuk tahun ini, ROTI menyiapkan sekitar Rp360 miliar untuk membangun pabrik baru di Purwakarta dan Cikande, dan Samarinda atau daerah potensial lainnya, serta lini produksi baru di pabrik yang ada. Sumber dana untuk belanja modal (capex) dari kas internal dan penerbitan obligasi sebesar Rp1 triliun, di mana Rp500 miliar akan direalisasikan tahun ini dan Rp500 miliar tahun depan. Jika penerbitan obligasi terealisasi, diperkirakan leverage ROTI (DER) tetap terjaga atau sekitar 1,1x tahun ini.

(18)

kenaikan harga jual. Peningkatan beban promosi, yang naik sebesar 85% YoY atau sekitar Rp94 miliar, juga mendorong kinerja penjualan ROTI. Selain itu, melihat bahwa di sisi lini bawah masih dalam kondisi yang solid dengan pertumbuhan 28,7% YoY, meskipun biaya promosi melonjak dan menyebabkan marjin laba operasi dan laba bersih lebih rendah menjadi 12,5%. Tapi tetap saja, marjin laba bersih ROTI melebihi rata-rata industri nya yang hanya 9%.

Dari total pendapatan ROTI, roti manis berkontribusi 72% di 2012 dikarenakan roti manis memiliki kapasitas produksi lebih besar dan lebih bervariasi dibandingkan roti tawar yang ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 4.2 Pertumbuhan Pendapatan ROTI vs Perusahaan Sejenis dan Penjualan Beradarkan Produk (sumber: www.sariroti.com)

(19)

2010 hingga 2012, titik penjualan di perdagangan umum mengalami pertumbuhan 218% per tahun.

Gambar 4.3 Pertumbuhan Penjualan ROTI vs Tingkat Retur (Sumber:

www.sariroti.com)

Beberapa tahun terakhir, ROTI secara agresif mengeluarkan modal untuk mengembangkan usaha, terutama untuk membangun pabrik serta meningkatkan lini produksi. Pada akhir tahun lalu, ROTI menambahkan dua pabrik di Palembang dan Makasar, masing-masing dengan dua lini produksi - satu untuk roti manis dan satu lagi untuk roti tawar. ROTI juga menambahkan lini produksi baru untuk pabrik mereka di Pasuruan, Semarang dan Medan. Tambahan lini produksi meningkatkan kapasitas sebesar 41% tahun lalu. Tahun ini, ROTI menyiapkan sekitar Rp360 miliar untuk membangun pabrik baru di Purwakarta, Cikande dan Samarinda atau daerah potensial lainnya. Kapasitas tambahan ini diharapkan dapat meningkatkan total kapasitas produksi setidaknya 30%.

(20)

Gambar 4.4 Capex dan DER ROTI (sumber: www.sariroti.com)

Total obligasi sebesar Rp. 1 Triliun yang dikeluarkan akhir bulan Mei 2013. Tahap I Rp500 miliar, 56 persen dana obligasi tahap I tahun ini sebesar Rp280 miliar untuk ekspansi produksi. Sepanjang 2013, perseroan berencana membangun tiga pabrik baru, masing-masing di Purwakarta, Cikande, dan Pasuruan. Sebanyak 44 persen dana hasil obligasi tahun ini digunakan untuk pelunasan pinjaman kepada perbankan. ROTI masih memiliki pinjaman kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang akan jatuh tempo pada 2017.

Satu pabrik investasinya sekitar Rp100 miliar-Rp200 miliar. Harapannya, akhir tahun sudah beroperasi, sehingga pada 2014 ketiga pabrik sudah memberikan kontribusi produksi dan penjualan. Tahun lalu, perseroan juga telah mengoperasikan tiga pabrik baru, masing-masing di Cikarang, Palembang, dan Makassar. Ekspansi mendukung pertumbuhan penjualan Nippon Indosari di kuartal I 2013 sebesar 30,3 persen secara tahunan menjadi Rp356,72 miliar.

(21)

Gambar 4.5 ROA & ROE ROTI vs Rata-rata Perusahaan Sejenis (sumber: www.sariroti.com)

Selama beberapa tahun terakhir, aset ROTI secara signifikan meningkat terutama disebabkan oleh pembangunan pabrik baru. Asetnya tumbuh pada CAGR 51% di periode 2009 sampai 2012. ROTI juga mampu mempertahankan leverage pada kondisi stabil. Kami memperkirakan di tahun-tahun mendatang aset ROTI masih akan tumbuh kokoh sejalan dengan rencana ekspansinya.

(22)
(23)

4.2 HAWAii Bali

HAWAii Bali yang memiliki slogan One Stop Bali Experience merupakan sebuah usaha yang dimiliki oleh Bapak I Made Suandita atau yang dikenal dengan Made Hawai. Alasan mengapa diberi nama HAWAii Bali adalah karena Hawai memiliki kemiripan dengan budaya Bali yang sama-sama sangat menjaga budayanya. HAWAii Bali didirikan semenjak 7 tahun yang lalu tepatnya pada November 2006. HAWAii Bali terletak di jalan terpadat di Kuta dan dekat dengan bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar. HAWAii memiliki banyak fasilitas. Banyak alasan mengapa banyak pelancong yang memilih HAWAii Bali karena HAWAii memiliki semua yang diinginkan dan yang dibutuhkan oleh para pengunjung yang mengunjungi Bali. Fasilitas yang disediakan oleh HAWAii misalnya hotel berbintang tiga, Hawaii Bali oleh-oleh/ Souvenir Centre, Mini mart/ Convenience store, ATM Centre, Koleksi Arwana, Penyewaan mobil atau motor.

Untuk meyakinkan obyek pemasaran Hawaii juga memperhatikan marketing mix. Marketing Mix dari segi produk di Hawaii Bali ini menawarkan berbagai produk yang berupa barang dan juga saja. Produk yang berupa barang disediakan di pusat oleh-oleh Hawaii Bali dan juga mini mart. Produk yang bersifat jasa yang ada di Hawaii adalah hotel berbintang tiga, Hawaii, Koleksi Arwana, serta Penyewaan mobil atau motor yang letaknya berdekatan satu sama lain sehingga ini akan memudahkan konsumen untuk bisa berkunjung dari satu tempat ke tempat yang lain.

(24)

Dari segi tempat (place),dimana tempat adalah salah satu faktor kunci kesuksesan bisnis. Lokasi awal Hawaii Bali yang didirikan di depan Joger Kuta memiliki keuntungan tersendiri bagi Hawaii, dalam hal ini Hawaii Bali bisa memanfaatkan kondisi Joger yang memang sudah dikenal terlebih dahulu. Ketika Joger memiliki pengunjung yang melebihi kapasitas tempatnya maka pengunjung yang lain bisa mengunjungi Hawaii Bali yang berlokasi di depan Joger. Karena hal ini omset yang diterima oleh Hawaii Bali sangat menakjubkan. Namun seiring

(25)

Hawaii menerapan diferensiasi harga dengan barang yang kualitasnya sama namun dengan harga yang lebih murah. Setelah itu ada pelanggan yang mencoba dengan hal ini secara tidak langsung Hawaii melakukan direct selling. Tapi pada pertenganhan 2 hingga 3 bulan Hawaii melakukan soft opening dengan memanggil orang-orang yang bisa mendatangkan konsumen seperti guide dan travel. Selain itu Hawaii juga menawarkan barang-barang ke tempat wisata dengan memberikan informasi ke khalayak secara langsung.

Seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar 4P mengalami evolusi menjadi 8P, 4P yang lain yaitu People, Physical Evidence, Productivity and Equality, Process. Dalam hal ini berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Hawaii Bali pada konsumen.

Manajer HAWAii Bali menerapkan 5 kunci yang harus dipatuhi oleh pegawainya (people) untuk melayani pengunjung. Lima kunci tersebut ialah Cepat, Singkat, Jelas, Pasti dan Tepat. Apabila diartikan satu per satu Cepat dalam hal pelayanan. Singkat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Kemudian Jelas pada saat memberikan informasi. Pasti merupakan hal yang sudah tetap. Tepat dalam artian melakukan sesuatu dengan benar dan tidak melakukan kesalahan. Melalui konsep service yaitu Ceria & Atraktif yang harus diberikan oleh pegawai kepada para pengunjung dan pelanggan menjadikan Hawaii semakin dikenal dan diminati oleh pengunjung. Hal ini juga untuk mendukung salah satu poin 8P yaitu process yang berfungsi untu memberikan layanan yang baik pada pelanggan. Dalam hal Productivity and quality serta physical evidence dipersiapkan dengan baik oleh manajemen HAWAii Bali terbukti sampai saat ini HAWAii Bali masih tetap diminati oleh konsumen bahkan semakin banyak pengunjung yang datang.

(26)

Kejujuran merupakan hal yang sangat berperan untuk melakukan transaksi bisnis. Modal utama dalam berwirausaha adalah kejujuran, kejujuran merupakan salah satu bentuk promosi juga terhadap konsumen, dengan modal kejujuran secara tidak langsung dapat menimbulkan suatu promosi yang efektif. Tidak menganggap competitor sebagai saingan tapi sebagai daya tarik tersendiri dan juga tidak takut pelanggan direbut oleh orang lain. Nantinya pelanggan akan datang dengan sendirinya.

HAWAii Bali berdiri karena melihat kondisi Bali yang banyak pengunjung dari dalam maupun luar negeri yang membutuhkan dan menginginkan berbagai fasilitas di bali. Permintaan akan jasa penginapan, travel di Bali, serta permintaan souvenir yang semakin meningkat.

Supaya mencapai hasil pemasaran optimal HAWAii Bali melakukan segmentasi pasar atas produk yang dijualnya. Segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kelas ekonomi karena pengunjung berasal dari dalam dan luar negeri yang memiliki gaya hidup yang berbeda. Setelah melakukan segmentasi yang dilakukan selanjutnya adalah targeting dimana HAWAii bali memilih lokasi di jalan terpadat di Kuta dan dekat dengan bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar hal ini dilakukan agar kegiatan promosi pemasaran yang dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen pasar yang dituju.

(27)

4.3 Murjana’s Silver Bali

Di daerah Celuk Bali yang dikenal sebagai desa pengerajin perak. Pusat kerajinan ini mulai dikenal semenjak Bali mulai dikenal oleh wisata mancanegara. Hasil kerajinan perak yang dihasilkan di Celuk memiliki kualitas yang unggul dibandingkan dengan penghasil perak yang lain. Kerajinan perak yang dihasilkan lebih berkualitas dan para pengerajin dapat memproduksi dalam junlah yang besar.

Penduduk di desa Celuk hampir semuanya adalah pengerajin perak. Ini dikarenakan kebanyakan keahlian membuat kerajinan perak ini adalah keturunan dari para sesepuhnya, dengan kata lain keahliannya sudah turun menurun. Warga Celuk sangat terampil dalam mengembangkan desain dan kreasi yang terkait dengan kerajinan emas dan perak. Hasil produksi tersebut sudah memasuki pasar lokal, nasional maupun internasional. Namun, peminat perak di dalam negeri lebih sedikit dibandingkan dengan peminat dari luar negeri.

Hasil produksi yang sudah masuk di kalangan Internasional ini tidak selalu menguntungkan bagi pihak pengerajin. Hal ini dikarenakan ketika pihak dari luar negeri ini memesan perak, pihak pemesan ini meminta harga ditentukan di awal dan tidak memakai kurs dollar melainkan kurs rupiah. Sedangkan, untuk membeli bahan baku pengerajin menggunakan kurs dollar. Karena hal ini pengerajin mendapatkan keuntungan ketika nilai dollar turun atau ketika rupiah mengalami apresiasi.

Permasalahan juga muncul pada permintaan konsumen yang terkadang meminta model yang rumit namun dengan syarat waktu yang singkat dan juga harus handmade, atau bisa juga dengan setengah handmade dan setengah mesin dimana untuk waktu pengerjaannya yang semula 2 minggu bisa diselesaikan dalam watu 5 hari saja menggunakan bantuan mesin. Hasil dari pengerjaan tadi dibandrol harga jual minimal 4 hingga 5 juta pada pemesan. Dengan harga jual tersebut, yang menjadi ancaman adalah penjual kedua yang membuka outlet-outlet di Bali dimana pemiliknya kebanyakan adalah orang dari luar negeri nantinya akan menjual barang hasil pesanan tadi menjadi seharga 2 hingga 3 kali lipatnya dari harga jual semula. Sedangkan ketika pengerajin ingin menaikkan harga penjual tidak mau membeli dan pengerajin tidak dapat berbuat apapun karena sudah kalah relasi.

(28)

permainan patokan harga yang dipakai tapi anggapan para pengerajin mengira itu adalah harga perak yang sebenarnya, namun ternyata itu adalah permainan harga penjual kedua yang memanipulasi harga perak melalui web. Para pengerajin melakukan pengecekan harga dari website yang memang digunakan sebagai patokan harga bagi para pengerajin.

Pembuatan kerajinan perak menggunakan bahan baku yang dipasok dari penambang perak. Pengerajin juga mendapatkan bahan baku dari perak bekas yang kemudian dileburkan dan dicetak lagi untuk dijadikan kerajinan perak dalam bentuk yang lain.

Salah satu home industry di Celuk Bali adalah Murjana’s Silver yang dimiliki oleh Bapak I Wayan Junastra. Usaha ini merupakan usaha yang sudah turun temurun di keluarganya.

Untuk tetap bisa menjalankan usaha ini di tengah persaingan penjualan perak termasuk juga di pasar internasional, home industry ini merekrut karyawan yang berasal dari luar Bali. Perekrutan karyawan di tempat ini dilakukan unuk mengisi posisi yang kosong karena karyawan yang sebelumnya telah keluar dan membuka usaha sendiri. Perekrutan karyawan yang kebanyakan diterapkan di Murjana’s Silver Bali ini merekrut karyawan dari para pengerajin. Sebagian yang direkrut adalah pengerajin anyaman yang kemudian dilatih di Pusat Kerajinan Perak untuk menguasai pembuatan kerajinan perak.

Jumlah karyawan di Murjana’s Silver ini terdiri dari 5 orang melalui proses rekrutmen dimana orang-orag ini memiliki keahlian dan aliran kreatifitas yang berbeda. 2 orang di bagian peleburan, 1 orang bagian membentuk perak yang telah dileburkan sebelumnya, dan 2 orang lagi menghaluskan serta memberi motif pada perak yang telah dibentuk.

(29)

macam kerajinan perak. Kompensasi financial secara tidak langsung melalui fasilitas yang disediakan oleh pemilik yang berupa tempat tinggal yang disediakan untuk karyawan tetap.

Sistem kompensasi yang diterapkan di usaha ini menggunakan sistem prestasi atau bisa disebut juga dengan upah sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan jumlah barang yang telah dihasilkan oleh karyawan setiap ada order yang masuk. Selain melihat dari jumlah barang yang dihasilkan, pemberian upah juga dilihat dari tingkat kerumitan barang yang diproduksi. Semakin rumit motif yang dibuat oleh karyawan maka semakin mahal juga pemberian upah pada karyawan. Ketika jumlah order sangat banyak dan jumlah karyawan yang ada tidak dapat memproduksi sejumlah order yang diminta oleh pemesan maka pemilik menggunakan karyawan tambahan untuk membantu memproduksi barang yang di order.

(30)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Pembiayaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk didapatkan dari penawaran saham di Bursa Efek Indonesia serta dengan menggunakan pinjaman dari PT BBCA yang akan jatuh tempo pada tahun 2017 dan juga menerbitkan obligasi. Proporsi kepemilikan saham terbesar dipegang oleh Treasure East Investment Ltd. sebesar 32% kemudian disusul oleh Bonlight Investmen Ltd. Sebesar 31%, dipegang oleh publik sebesar 24%, Shikishima Baking Co., Ltd sebesar 9% dan yang terakhir dipegang oleh Sojitz Corporation sebesar 4%.

2. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh HAWAii Bali ialah dengan menggunakan strategi harga yang murah namun barang berkualitas, untuk memperkenalkan produknya HAWAii Bali bekerja sama dengan pihak travel dan juga tour guide untuk mengajak wisatawan berkunjung ke Bali. Melalui hal ini HAWAii Bali dapat dikenal oleh wisatawan baik wisatawan asing maupun lokal.

3. Sistem kompensasi di Murjana’s Silver Bali melalui kompensasi financial secara langsung yang berupa upah atas hasil kerja dan insentif berupa bonus ketika banyak order. Baik itu karyawan tetap maupun karyawan tambahan sistem yang digunakan ialah dengan upah sistem hasil yang ditentukan dari jumlah barang yang diproduksi oleh karyawan.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan bagi pihak yang terlibat dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah :

1. Bagi mahasiswa

(31)

2. Bagi Pengajar atau dosen

Sebagai pembimbing dalam perkuliahan, baik di dalam kelas maupun dilapangan, pengajar atau dosen disarankan untuk lebih aktif membimbing dan mengarahkan komunikasi interaktif dalam presentasi perusahaan serta membantu mahasiswa dalam membuat kesimpulan tentang profil perusahaan.

3. Bagi Universitas Negeri Malang

Sebagai wadah dalam proses belajar mengajar, pihak universitas disarankan untuk lebih mampu mengarahkan keefektifan serta keefisiensian waktu serta biaya mahasiswa dalam mengadakan kuliah kerja lapangan, agar tujuan utama untuk melaksanakan kegiatan Kuliah kerja Lapangan ini berjalan dengan baik.

Secara umum Kuliah Kerja Lapangan ini seharusnya menekankan pada peningkatan ekademis mahasiswa, kreativitas pengajar serta pengembangan bagi Universitas Negeri Malang dalam mengaplikasikan antara kajian teori perkuliahan serta dunia perusahaan dilapangan serta untuk mengurangi kunjungan lain yang tidak ada hubungannya dengan tujuan Kuliah Kerja Lapangan itu sendiri.

(32)

Budisantoso, T. & Triandaru, S. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji, T. & Fakhruddin, H. M. 2011. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Hawaii. 2009. Profil Hawaii. (Online), (http://www.hawaiibali.co.id/profil/usaha/), diakses pada 1 September 2013.

Husnan, S. & Pudjiastuti, E. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Kotler, P. & Keller, K. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Lovelock,C. H. & Wright, L. 2002. Principle of Service Marketing and Management.

New Jersey: Prentice ill Pearson Educational,inc.

Murjana. 2009. Profil Murjana’s Silver. (Online),

(http://www.murjanasilver.co.id/profil/). Diaskes pada 2 September 2013. Prastowo, D. & Julianti, R. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN

PT. Nippon Indosari Corpindo. 2013. Laporan Keuangan Triwulan I 2013. (Online), (http://www.sariroti.com/0_repository/PT%20Nippon%20Indosari

%20Corpindo%20Tbk%20Billingual%2031%20Maret%202013.pdf), diakses pada 21 November 2013.

Rivai, V. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Gambar

Gambar  4.1 Proporsi  Kepemilikan  Saham PT Nippon Indosari   Corpindo.
Gambar 4.2 Pertumbuhan Pendapatan ROTI vs Perusahaan Sejenis dan Penjualan
Gambar  4.3  Pertumbuhan  Penjualan  ROTI  vs  Tingkat  Retur  (Sumber:
Gambar 4.4 Capex dan DER ROTI (sumber: www.sariroti.com)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Apabila di kemudian hari, atas laporan penyelesaian pekerjaan yang telah dibuat mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia untuk dituntut penggantian kerugian

PERBEDAAN INDEX ERITROSIT PADA PASIEN ANEMIA GAGAL GINJAL KRONIK DAN THALASSEMIA MAYOR..

Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b terdapat di Distrik Kaimana, Distrik Buruway, Distrik Teluk Arguni, Distrik Arguni Bawah, Distrik

Bagi para guru pendidikan jasmani dalam PBM pendidikan jasmani harus memiliki kreativitas (memberikan atau mencipatakan sesuatu karya yang baru), dalam hal ini

Faktor karakteristik balita dan perilaku keluarga terhadap kejadian ISPA

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh dan tidak

Dengan mendeskripsikan kearifan lokal Bali, terungkap bahwa di dalam ungkapan-ungkapan tradisional Bali terkandung pesan dan nasehat yang berisikan nilai-nilai moral yang

Kondisi optimum penentuan nitrit dengan metode ekstraksi-spektrofotometri sebagai kompleks 4-(4- nitrobenzenazo)-1-aminonaftalen dengan n-amil alkohol adalah : (1) Panjang