• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kapitalisme dalam Pelaksanaan E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Kapitalisme dalam Pelaksanaan E"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KAPITALISME DALAM PELAKSANAAN

EKONOMI PANCASILA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian kompetensi akhir mata kuliah pendidikan pancasila semester dua program sarjana

DOSEN PENGAMPU: Dr. Rusnaini, M.Si.

OLEH Thea Arnaiz Le NIM: K7614054

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

PROGRAM STUDI TATA NIAGA

(2)

2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " Ekonomi Pancasila Dalam Jerat Kapitalisme", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu ibu Dr. Rusnaini, M.Si. yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.

Surakarta, 14 juni 2015

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Pengertian Kapitalisme...3

B. Kapitalisme Global...5

C. Kapitalisme dalan Ekonomi Pancasila...12

BAB III PENUTUP...13

A. Simpulan...13

B. Saran...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sejak meraih kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. Peralihan dari orde lama menuju orde baru tidak hanya memberikan nafas baru dalam berpolitik tapi juga dalam perekonomian yang lebih baik.

Ekonomi suatu bangsa umumnya berasaskan ideologi yang dianut sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Sistem ekonomi yang Indonesia anut saat ini tentu saja Ekonomi Pancasila yang digali dari akar-akar budaya Indonesia sendiri yaitu gotongroyong dan berdasar moral dan kemuliaan. Pertanyaannya sejauh manakah Indonesia itu sendiri mematuhi aturan ekonomi Pancasila yang berlandaskan Pancasilais yang pada kenyataannya bangsa Indonesia sendiri yang menciptakan sistem ini demi keadilan dan kemakmuran rakyatnya?

Apakah semua itu hanya konsep belaka? Karena pada kehidupan perekonomian Indonesia saat ini, lebih menjalankan kegiatan ekonomi yang cenderung kapitalis atau neo-kalpitalis. Globalisasi adalah salah satu faktor pendorong, dimana seluruh dunia menjadi sangat bergantung, umumnya negara Dunia Pertama mengeruk habis-habisan negara Dunia Ketiga contohnya seperti Indonesia. Semenjak presiden Soeharto mengijinkan penanaman modal asing di Indonesia semenjak itulah negara-negara lain berbondong-bondong menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satunya adalah Freeport, yang sampai saat ini enggan menghentikan kontraknya dan terus menggali emas yang jika dalam peraturan Undang-undang Dasar 1945 kekayaan alam dikuasai oleh negara demi kemakmuran rakyat tapi sekarang adalah sebaliknya.

(5)

ataukah Indonesia berusaha mengubah tatanan aturan itu sampai tidak berdasar lagi dari Pancasila dengan mengamandemen UUD 1945.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kapitalisme? 2. Apa itu Kapitalisme Global?

3. Bagaimana Kapitalisme dalam Ekonomi Pancasila? C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pengertian Kapitalisme. 2. Mengetahui dan memahami Kapitalisme Global.

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kapitalisme

Seperti yang telah kita ketahui, pemikiran Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan paham kebebasan. Sistem ini merupakan sekumpulan kebijakan ekonomi yang juga merujuk kepada pemikiran bapak ekonomi Kapitalis Adam Smith. Dalam bukunya The Wealth of Nations, Smith juga mendukung prinsip “kebebasan alamiah”, yakni setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya tanpa campur tangan pemerintah. Ini mengandung pengertian negara tidak boleh campur tangan dalam perpindahan dan perputaran aliran modal, uang, barang, dan tenaga kerja. Lebih lanjut, Smith juga sependapat bahwa pada dasarnya tindak laku manusia berasal pada kepentingan sendiri (self-interest) bukan belas kasian ataupun perikemanusiaan (Deliarnov, 2010).

Kapitalisme secara etimologi, berasal dari dua kata, yakni capital (modal) dan isme (paham atau cara pandang). Sehingga, kapitalisme adalah modal-isme atau paham yang berdasarkan modal (pemilik modal). Beberapa sumber sering mengatakan bahwa kapitalisme sebagai ideology harus dibedakan dengan kapitalisme sebagai fenomena.

Kapitalisme sebagai fenomena mengacu kepada kepemilikan pribadi atas barang modal.Kapitalisme sebagai ideologi lebih kepada kerangka filosofis atau cara pandang yang mendukung sistem tersebut. Secara teoritis, sangat banyak definisi formal tentang kapitalisme. Salah satunya, Milton Friedman, merumuskan tiga faktor utama sistem kapitalisme, yaitu: a. pasar bebas,

b. kebebasan individual, c. demokrasi.

(7)

modal adalah milik entitas-entitas non-negara (pihak swasta) dari unit terkecil hingga global.

Ciri-ciri Kapitalisme:

a. Sebagian besar sarana produksi dan distribusi dimiliki oleh individu. b. Barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market) yang

bersifat kompetitif.

c. Modal kapitali (baik uang maupun kekayaan lain) diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba (profit).

Dalam hal ini, negara dianggap sebagai “polisi lalu lintas” arus kapital. Oleh sebab itu, kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untukkepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.

(8)

B. Kapitalisme Global

Pengertian Globalisasi menurut bahasa adalah Global dan sasi, Global adalah mendunia, dan Sasi adalah Proses, jadi apabila pengertian Globalisasi menurut bahasa ini di gabungkan menjadi "Proses sesuatu yang mendunia". Achmad Suparman menyatakan :

“Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya.”

Sedangkan Emanuel Ritcher berpendapat:

“Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.” Namun perlu diketahui bagaimana sudut pandang yang berbeda-beda dalam memandang globalisasi tersebut. Negara-negara Dunia Pertama (seperti A.S dan Eropa Barat) tentu memandang globalisasi sebagai sebuah pencerahan dan titik balik dari keterpurukan. Dan itulah yang menurut mereka dialami oleh negara-negara Eropa pasca Perang Dunia Kedua. Hal ini menjadi sangat meyakinkan bagi negara-negara Dunia Pertama, dimana dengan adanya globalisasi mereka bisa menguasai pasar yang lebih luas. Globalisasi bagi mereka adalah sebuah berkah yang turun dari langit.

(9)

mereka dengan bentuk yang lebih cantik, inilah “penjajahan secara formal”.

Karena, globalisasi sering dikaitkan dengan “pasar bebas”. Kata-kata tersebut memang terdengar sangat menarik dan dipandang baik. Namun yang kurang banyak diketahui bahwa sebenarnya terkandung bahaya akan globalisasi dan pasar bebas itu sendiri yang sejatinya adalah usaha untuk mengembangkan kapitalisme di seluruh dunia, maka ada istilah “global capital”. Ketakutan akan kembalinya kolonialisme yang bermula dari kapitalisme seharusnya mulai dijadikan bentuk kewaspadaan. Globalisasi sebenarnya tidak lebih dari evolusi dari kapitalisme yang kini telah mencakup wilayah dunia. Globalisasi ekonomi adalah kapitalisme global, dimana kekayaan dan jalannya produksi dikuasai oleh segelintir orang atau negara saja yang menentukan nasib hampir semua orang atau negara. Kapitalisme yang identik dengan eksploitasi juga terjadi di era ini. Dimana cakupannya tidak hanya buruh saja sekarang. Tetapi negara Dunia Ketigalah yang menjadi obyek eksploitasi. Kekayaan alam dan sumber daya manusia dikeruk oleh negara kapitalis. Negara-negara Dunia Ketiga akan menjadi ladang bagi negara-negara kapitalis untuk memuaskan kerakusannya.

(10)

Dengan globalisasi negara-negara Dunia Ketiga akan dibentuk sedemikian rupa oleh negara-negara maju agar memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap mereka. Sehingga ketika negara Dunia Ketiga ingin melepaskan diri dari cengkraman negara maju akan dihadapkan dengan banyak masalah baik dari dalam maupun luar negeri. Dari situ kita bisa melihat bagaimana dampak globalisasi bagi negara berkembang, negara berkembang akan sangat bergantung pada negara maju khususnya dalam bidang ekonomi, serta budaya, politik, dan sosialnya.

(11)

C. Kapitalisme dalam Ekonomi Pancasila

Pada tahun 1933, Ir. Soekarno mengatakan bahwa tujuan pergerakan Indonesia (pada masa itu) adalah mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan sempurna, yang bebas dari penindasan dan penghisapan, yang bebas dari kapitalisme dan imperialisme. Imperialisme yang lahir dari kapitalisme yang kemudian berubah menjadi bentuk baru, seiring revolusi yang terjadi di negara Dunia Kedua (Eropa). Sehingga pada tahun 1870, terbentuklah dari imperialisme kuno yang dalam bentuk kolonisasi dan penjajahan negara, berubah menjadi imperialism moderen dalam bentuk kolonisasi dan penjajahan ekonomi kapitalis sebagai bentuk upaya perluasan pasar atau melimpahnya produk-produk industri modal swasta.

Maka pada tahun 1905, dengan diberlakukannya politik pintu terbuka modal swasta yang boleh masuk dan ikut meraup rezeki di Indonesia semakin beragam. Dan juga pada saat itu, Indonesia tidak hanya menjadi komoditas perdagangan klasik (rempah-rempah) tetapi juga pasar bagi produk-produk impor hasil industri serta tempat bagi penanaman modal asing yang mementingkan keuntungan belaka. Akibatnya rakyat Indonesia merasa tereksploitasi di negaranya sendiri.

(12)

Sosialisme Indonesia menurut Soekarno adalah sebuah marhaenisme, yaitu marxisme yang dipraktekkan atau diterapkan di Indonesia. Sosialisme tidak sama dengan komunisme, menurut Sartono berdasarkan Undang-undang Indonesia bahwa setiap warga negara diperbolehkan memiliki sarana-sarana produksi (yang tidak menyangkut hajat hidup orang banyak), namun harus di bawah pengawasan negara.** Saat ini keadaan Indonesia baik sadar maupun tidak terseret dalam pusaran gelombang kapitalisme global yang mendorong keserakahan dengan mengeruk kekayaan alam tanah air yang seharusnya dikuasai negara untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat umum malah dikuasai pihak asing yang menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan berbagai alasan bahwa ini demi kesejahteraan Indonesia sendiri, tetapi pada kenyataannya kekuasaan Indonesia terhadap kekayaan alam sendiri teramat kecil dibanding para penanam modal asing tersebut. tentu saja ini tidak seperti yang diharapkan oleh Soekarno yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan sempurna, yang bebas dari penindasan dan penghisapan, yang bebas dari kapitalisme dan imperialisme. Maka dari itu, diperlukan adanya sebuah gerakan untuk menembuhkan kembali kesadaran kolektif yaitu kembalinya pada nilai-nilai(sosialisme) yang terkandung pada Pancasila atau sekarang lebih disempurnakan menjadi Ekonomi Pancasila.

(13)

mengandung unsur pemerataan. Lazimnya suatu sistem ekonomi bergandengan erat dengan paham ideologi yang dianut suatu negara. Seperti ekonomi liberal yang dianut oleh negara yang berideologi liberalisme. Maka dari itu, sistem ekonomi Indonesia bisa pula disamakan sistem ekonomi Pancasila sesuai dengan paham ideologi yang dianutnya. Sistem ekonomi Pancasila, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 33:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Sedangkan, Mubyarto memplopori merintis paradigma ekonomi Pancasila yang sudah muncul sebelum ekonomi sosialis yang diperkenalkan oleh Karl Marx, yaitu sistem ekonomi pasar. Bagi Mubyarto sistem ekonomi Pancasila Tidak lain adalah sistem ekonomi pasar yang sudah dipraktekkan di negara-negara Eropa Barat sebelim Perang Dingin berakhir. Yang menjadi pertanyaan ciri khas apa yang dimiliki ekonomi Pancasila serta dikembangkan dalam ekonomi Pasarnya Mubyarto adalah menurutnya, pemecahan ekonomi Indonesia tidak terletak di bidang ekonomi saja tetapi di bidang sosial, politik, budaya, dan moral bangsa. Fakto-faktor itulah yang terkandung dalam Pancasila ideologi bangsa. Hanya dalam pancasila terkandung dasar-dasar moral dan kemanusiaan, cara-cara nasionalistik dan kerakyatan /demokratis, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi pasar yang mengacu pada setiap sila Pancasila. ***

(14)

globalisasi adalah aturan buatan mereka dan tidak ada sedikitpun peran negara-negara berkembang seperti Indonesia yang ikut mempengaruhinya. Maka satu-satunya jalan bagi Indonesia untuk melawannya dengan menyusun aturan main buatan kita sendiri, berdasarkan kekuatan budaya bangsa yaitu ideologi Pancasila.****

Sayangnya dengan amandemen UUD 1945, terutama yang menyangkut sistem perekonomian, yakni dihapus total penjelasan pasal 33. Pengertian yang jelas dari demokrasi ekonomi yang mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan perorangan dihilangkan.

Secara ringkas, sistem ekonomi Pancasila Mubyarto bercirikan:

1. Roda perekonomian degerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.

2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan pemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan.

3. Prioritas kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang tangguh, yang berarti nasinalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi.

4. Koperasi merupakan soko guru perekonomian dan merupakan bentuk paling konkret dari usaha bersama.

5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan sosial.

Seorang pakar senior lain mengatakan bahwa terdapat 5 ciri pokok dari sistem ekonomi Pancasila yaitu :

1. Pengembangan koperasi penggunaan insentif sosial dan moral. 2. Komitmen pada upaya pemerataan.

3. Kebijakan ekonomi nasionalis

4. Keseimbangan antara perencanaan terpusat 5. Pelaksanaan secara terdesentralis

(15)

ekonomi yang disertai kesetaraan dalam bidang politik. Maka pada suatu saat nanti akan terwujud kebebasan (liberal) dalam arti yang sesungguhnya, yaitu kebebasan bagi segenap rakyat Indonesia dalam kesetaraan.

Namun, pada kenyataan Indonesia telah dicengkram ekonomi kapitaisme yang terus mengeruk dan memanfaatkan kekayaan alam dan mengorbankan keadilan dan kemakmuran rakyat untuk memenuhi kepentingan-kepentingan kalangan tertentu saja. Pada Tgl 14 Agustus 2009 dalam pidato kenegaraan di depan Sidang Paripurna DPR RI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pandangannya tentang paradigma dan strategi pembangunan ekonomi. Menurut Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia tidak boleh terjerat Kapitalisme Global, presiden mengatakan: “Paradigma dan grand strategy pembangunan ekonomi seperti itulah yang mesti kita anut dan perkokoh. Intinya kita tidak boleh terjerat, menyerah, dan tersandera oleh kapitalisme global yang fundamental yang sering membawa ketidakadilan bagi kita semua.”

(16)

BAB III PENUTUP A. Simpulan

Kapitalisme yang merupakan hasil pemikiran adam smith yaitu paham terhadap kepemilikan modal. Sektor-sektor perekonomian dikuasai swasta dan sampai pengaruh globalisasi sistem ini membuat seluruhnya saling bergantung dan menguras kekayaan alam. Indonesia sendiri pun tak luput dari pengarih sistem ini semenjak masa pemerintahan Soeharto, padahal dalam peraturannya jelas sekali bahwa Indonesia menerapkan sistem perekonomian Pancasila yang merupakan adopsi dari ekonomi pasar.

Secara teori, ekonomi Pancasila didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang dijiwai ideologi Pancasila, merupakan usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan nasional. Sistem ekonomi ini memiliki lima ciri utama, yaitu roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral, kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai asas-asas kemanusiaan, prioritas kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi. Permasalahan peran ekonomi Kapitalis dalam ekonomi Pancasila adalah tentu saja ini tidak sesuai UUD 1945 dan ketidakadilan bagi rakyat Indonesia.

B. Saran

(17)

seharusnya kita mengevaluasi diri, sebenarnya kita menganut sistem ekonomi yang mana. Sudah cukup saat ini rakyat Indonesia tidak bisa menikmati keadilan dan kemakmuran dari negaranya sendiri. Pemerintah harus memperhatikan ini, jangan hanya membela kepentingan sendiri maupun kelompok lain, amandemen yang sekarang dilakukan terhadap UUD 1945 semakin menjauhkannya dari Pancasila. Sungguh ini membuat rakyat kesulitan untuk berusaha di negaranya sendiri.

* = Dwiyanto, Djoko dan Ignas. G. Saksono, Ekonomi (Sosialis) Pancasila Vs

Kapitalisme: Nilai-nilai Tradisional dan Non-Tradisional dalam Pancasila, Yogyakarta: Keluarga Besar Marhenisme DIY, 2011, hlm.141.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto, Djoko dan Ignas. G. Saksono.2011.Ekonomi (Sosialis) Pancasila Vs Kapitalisme: Nilai-nilai Tradisional dan Non-Tradisional dalam Pancasila.Yogyakarta:Keluarga Besar Marhenisme DIY.

sakauhendro.wordpress.com

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat Rekonvensi /Tergugat Konvensi /Pembanding mengenai kios di Pasar Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari lengkap dengan isinya berupa pakaian jadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Okfa Rendi Wiratama 2016

Domain engineering adalah aktifitas mengumpulkan, mengorganisasi dan menyimpan pengalaman masa lalu dalam membangun sistem atau bagian sistem dalam domain tertentu dalam bentuk

Total phenolicic content of the six seeded pummelo cultivars were 1.24 to 2.28 mg GAE ml -1 , Banyuwangi cultivar had the highest total phenolic content followed

Dengan ungkapan lain bahwa dakwah dapat berorientasi untuk merubah suatu masyarakat dari keadaan yang tidak atau kurang baik ke arah yang lebih baik, dari

Sebuah kekerasan yang dilakukan oleh negara dikarenakan kekuasaan yang saat itu terjadi menjadi terancam, karena masyarakat sudah tidak mempercayainya sebagai

Pertemuan kedua siklus I fokus pada dua tahap group investigation yang.. selanjutnya, yaitu melaksanakan investigasi dan menyiapkan

Peneliti melakukan recana pembelajaran sebelum berkunjung ke Museum Provinsi Kalimantan Barat. Adapun rencana yang akan dilakukan yaitu siswa diminta untuk membawa alat