• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pernyataan visi misi strategi objective dan pemetaan pola sebaran perusahaan pada industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "analisis pernyataan visi misi strategi objective dan pemetaan pola sebaran perusahaan pada industri"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERNYATAAN VISI, MISI, STRATEGI OBJECTIVE DAN PEMETAAN

POLA SEBARAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI

Christina Maharani¹, Dr. Ir. Yudi Pramudiana², Mm³

¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

▸ Baca selengkapnya: visi perusahaan indofood

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan Negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di dunia informasi saat ini juga begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Saat ini informasi pada komunikasi tidak hanya sekedar voice dan data saja, tetapi juga video dan multimedia sehingga membutuhkan bandwidth yang makin besar untuk dapat mengaksesnya. Selain dibutuhkan bandwidth yang besar, kecepatan transmisi dari sistem telekomunikasi juga dituntut untuk menyediakan kecepatan akses yang lebih cepat.

Tuntutan bermunculan dari pengguna (user), diantaranya adalah ketersediaan jaringan yang kuat untuk mengakses teknologi telekomunikasi dan informasi misalnya teknologi internet kapanpun dan dimanapun dengan fitur layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Beragam fenomena tersebutlah yang kemudian dijadikan sebagai peluang bagi para pelaku usaha yang terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggannya, sehingga mendorong terciptanya lingkungan bisnis yang kompetitif. Masyarakat dunia informasi telah menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya

(3)

2

mereka sangat membutuhkan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information superhighway.

Pada prosesnya untuk bertahan sekaligus juga memenangkan persaingan, pelaku bisnis pada industri sektor telekomunikasi membutuhkan rumusan strategi yang tepat, yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi perusahaan. Persaingan bisnis yang kompetitif pada industri sektor telekomunikasi ini terekam dalam World’s Most Admired Company. Dari urutan tersebut, dapat diketahui bahwa sektor industri yang menduduki peringkat seratus teratas diantaranya adalah: General Merchandiser, Energy, Petroleum, Motor Vehicles, Finance : Banking and Insurance, Technology, Food and Beverages, Delivery Services, Telecommunication dan Air Lines. Untuk industri sektor telekomunikasi itu sendiri diwakili oleh tujuh perusahaan.

I.2 Latar Belakang Penelitian

World’s Most Admired Company adalah merupakan daftar perusahaan yang paling dikagumi di seluruh dunia yang dibentuk oleh Fortune Magazine bekerja sama dengan lembaga survei Hay Group Company. Didalamnya, terdapat 70 sektor industri yang termasuk diantaranya adalah industri telekomunikasi. Dalam prosesnya, Hay Group melakukan wawancara terhadap 4100 eksekutif, direktur dan analis sekuritas yang kemudian masing-masing individu tersebut memilih perusahaan yang paling mereka kagumi yang kemudian diurutkan sampai dengan peringkat ke-500 yang juga berdasarkan jumlah keuntungan yang mereka dapatkan. Diantara perusahaan-perusahaan tersebut, terdapat 15 perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang berhasil masuk didalamnya dan menduduki dengan peringkat terendah berada di posisi

(4)

3

ke-301. Berikut ini adalah daftar perusahaan yang tercantum dalam World’s Most Admired Companies 2011.

Tabel 1.1

Daftar Nama Perusahaan yang Tercantum dalam

World’s Most

Admired Companies 2011

No. Kode Nama Perusahaan Headquarter Rank Revenues (dalam US

(5)

4

sambungan

No. Kode Nama Perusahaan Headquarter Rank Revenues (dalam US

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ke-lima belas perusahaan tersebutlah yang memenuhi kriteria penilaian dan mampu mempertahankan performanya dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal perusahaan yang tidak terprediksi baik sebelum krisis keuangan melanda maupun sampai dengan saat ini.

Krisis keuangan hebat yang sempat melanda dunia beberapa waktu lalu merupakan bukti nyata dari aspek-aspek eksternal perusahaan yang tidak terduga kapan kedatangannya, bahkan oleh para ekspert perekonomian sekalipun. Pada kenyataannya, fenomena tersebut memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap persaingan yang terdapat dalam suatu industri. Ada sebagian perusahaan yang mampu bertahan dalam menghadapi keadaan tersebut namun ada pula yang tidak berhasil melaluinya. Bagi mereka yang mampu bertahan menunjukkan bahwa rumusan strategi yang telah diterapkan

(6)

5

mampu menghasilkan kinerja yang efektif, dan bagi mereka yang gagal tentunya terdapat hikmah yang dapat dipelajari.

Di masa itulah terungkap fakta dari 70 sektor industri termasuk didalamnya industri telekomunikasi, yang diteliti dalam World’s Most Admired Company sebagian besar perusahaan yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis adalah merupakan pemain baru. Seperti yang diutarakan oleh Colvin, G dalam Fortune Magazine, Januari tahun 2011, hal yang mengejutkan adalah perusahaan yang mampu melalui badai tersebut merupakan pemain baru dalam sektor industrinya, ini dikarenakan mereka berani mengambil dan menerapkan keputusan yang berbeda dari para kompetitornya.

Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan memerlukan tipe perencanaan yang tidak sekedar untuk meningkatkan competitive advantage yang dimiliki, namun juga untuk merespon perubahan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan. Menurut Prahalad dalam Competing For the Future, salah satu indikator siap dan tidaknya perusahaan menghadapi tantangan masa depan adalah perbandingan antara visi perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perusahaan yang menjalankan cara-cara yang banyak dilakukan perusahaan lain (reaktif) adalah perusahaan yang akan menguras energi membenahi masa lalu dan tidak siap mengahadapi masa depan. Sedangkan peusahaan yang mencari cara-cara baru dan berpandangan jauh ke depan (proaktif) adalah perusahaan yang siap bersaing di masa depan. Hadirnya berbagai perubahan dan tantangan tersebut diatas menjadi bahasan menarik sekaligus menantang bagi para pelaku bisnis didalamnya untuk terus meningkatkan kinerja, tidak hanya untuk tetap bertahan di dalam persaingan namun juga dapat muncul sebagai pemenang.

(7)

6

Kualitas kinerja perusahaan yang sudah teruji baik yang dimiliki oleh perusahan pada industri sektor telekomunikasi yang terdaftar dalam World’s Most Admired Company inilah yang dapat dijadikan sebagai benchmark oleh perusahaan pada industri sektor telekomunikasi lainnya di dunia, khususnya di Indonesia. Berikut ini adalah peringkat perusahaan telekomunikasi di Indonesia berdasarkan hasil survey dari lembaga Life Auditor.

Tabel 1.2

Peringkat Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia

No. Nama Perusahaan Net Profit (milyar rupiah)

Marketshare (%)

1. PT. Telekomunikasi Seluler 42 53

2. PT. Indonesian Satellite Corporation 24,2 23

3. PT. Excelcomindo Pratama 10,2 14

4. PT. Telekomunikasi Indonesia (Flexi) 4,1 6

5. PT. Mobile-8 Telecom (Fren) 2,2 3

6. PT. Bakrie Telecom (Esia) 2,4 2

Sumber : hasil audit lembaga survey lifeauditor

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari sisi net profit yang diperoleh oleh masing-masing perusahaan telekomunikasi di Indonesia, masih jauh tertinggal dengan perusahaan yang terdaftar dalam World’s Most Admired Company, dengan kata lain kinerja perusahaan telekomunikasi di Indonesia belum maksimal.

Untuk mencapai kinerja yang maksimal dibutuhkan rumusan strategi yang tepat, baik itu rumusan visi, misi maupun strategic objective-nya tidak hanya untuk menangkap peluang di masa yang akan datang, namun juga untuk menghadapi segala perubahan yang terjadi di masa yang akan datang. Menurut David (2009:121), Aktifitas pertama yang dilakukan oleh perusahaan

(8)

7

adalah merumuskan pernyataan visi dan misi perusahaan, dengan memperhatikan aspek yang terdapat baik pada lingkungan internal maupun eksternal. Kemudian menurut Bart dan Baetz (2009:89) dalam majalah Business Week, terdapat hubungan positif antara pernyataan misi dengan kinerja organisasi. Dengan kata lain, pernyataan visi, misi dan strategic objective selain menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan, merupakan penentu arah bagi perusahaan tersebut.

Keberhasilan lima belas perusahaan telekomunikasi yang masuk ke dalam daftar World’s Most Admired Company belum tentu menunjukkan mereka siap menghadapi tantangan yang mungkin akan mereka hadapi. Untuk mengukur kesesuaian pernyataan visi, misi dan strategic objective perusahaan dengan kinerja organisasinya diperlukan adanya penilaian normatif untuk mengevaluasi pernyataan visi dan misi menjadi pernyataan visi dan misi formal untuk lebih meningkatkan kinerja yang didasarkan pada norma formal. Norma formal adalah norma yang bersumber dari instansi formal atau resmi (Ritzer, George:1985). Oleh karena itu, penilaian normatif didasarkan pada teori yang sudah ada.

Tidak hanya pernyataan visi dan misi yang harus dievaluasi, menurut David, (2009:88), stategic objective sebagai hasil spesifik yang ingin diraih suatu organisasi terkait dengan misi dasarnya juga termasuk hal yang harus dievaluasi. Selain terkait dengan misi dasarnya, menurut Robinson, (2008:252) strategic objective adalah pernyataan yang dirumuskan tiga sampai lima tahun ke depan dan dipengaruhi oleh peluang dan ancaman, maka dari itu perlu dilakukan evaluasi.

Bagaimanakah strategi masing-masing perusahaan ditinjau secara eksplisit dari pernyataan visi, misi serta strategic objective-nya, apakah

(9)

8

penyusunannya telah mengikuti norma-norma penyusunan menurut karakteristik dimensi yang telah dikemukakan oleh para ahli strategi dan bagaimana kecenderungan dari masing-masing perusahaan dalam menghadapi setiap tantangan yang datang jika dilihat dari pernyataan visi, misi dan strategic objective. Sehingga perusahaan tersebut dapat dijadikan sebagai pembanding (benchmark) bagi perusahan telekomunikasi di Indonesia setelah diidentifikasi, yang jika diperhatikan lebih mendalam masih begitu banyak peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis industri sektor telekomunikasi yang ada di Indonesia salah satu diantaranya yaitu perumbuhan jumlah subscriber yang selalu meningkat di tiap tahunnya. Berbagai macam hal tesebutlah yang membuat penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “ANALISIS PERNYATAAN VISI, MISI, STRATEGIC OBJECTIVE DAN PEMETAAN POLA SEBARAN PERUSAHAAN PADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI (Studi pada 15 Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar dalam World’s Most Admired Company 2011)”.

I.3 Rumusan Masalah

Topik pembahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah tentang “Analisis Pernyataan Visi, Misi, Strategic Objective dan Pemetaan Pola Sebarannya pada Industri Telekomunikasi”. Topik tersebut dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1). Bagaimana gambaran visi, misi dan strategic objective perusahaan-perusahaan pada industri Telekomunikasi ?

(10)

9

2). Apakah pernyataan visi, misi dan strategic objective-nya sudah mengikuti kaidah-kaidah umum atau norma-norma penyusunan ?

3). Bagaimana pola sebaran perusahaan berdasarkan visi, misi dan strategic objective perusahaan pada industri telekomunikasi ?

I.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1). Mengetahui gambaran umum visi, misi dan strategic objective dari perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam industri Telekomunikasi. 2). Mengetahui pernyataan visi dan misi nya telah mengetahui kaidah-kaidah

umum atau norma-norma penyusunan.

3). Mengetahui bagaimana pola sebaran visi, misi dan strategic objective perusahaan pada industri telekomunikasi.

I.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai dasar untuk melakukan konseling bagi industri Telekomunikasi khususnya yang berada di dalam negeri bagi penetapan visi, misi dan untuk peningkatan kualitas inti pemikiran selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pembanding (benchmark).

(11)

10

1.5.2 Bagi Akademisi

Memberikan masukan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang nantinya juga akan berpengaruh bagi kelangsugan industri telekomunikasi.

I.6 Sistematika Pembahasan

Adapun rencana dari sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka merupakan penjabaran dari teoristik yang terdapat pada usulan penelitian dan memuat materi-materi yang disimpulkan dan diperoleh dari sumber tertulis yang dipakai sebagai bahan acuan dalam pembahasan atas topik permasalahan yang dimunculkan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, teknik analisis data dan jenis sumber data.

(12)

11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang disertai dengan rekomendasi/saran.

(13)

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Kondisi data mengenai pernyataan visi, misi dan strategic objective 15 perusahaan pada industri telekomunikasi dalam keadaan lengkap. Namun tidak semua perusahaan menampilkan secara jelas strategic objectives-nyadalam pembahasan tersendiri, sebagian perusahaan menyajikan gambaran strategic objectives-nya dalam sambutan dewan komisaris, laporan dewan direksi, dalam prospek usaha dan rencana bisnis.

2) Berdasarkan evaluasi visi, misi dan strategic objective perusahaan pada industri telekomunikasi diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada satupun perusahaan yang memiliki pernyataan visi formal atau memenuhi kaidah umum atau normatif, untuk pernyataan visi dan strategic objective hanya terdapat masing-masing satu perusahaan yang memiliki misi dan strategic objective formal atau memenuhi kaidah umum atau normatif, yaitu KDDI dan Deutsche Telecom. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa visi, misi dan strategic objective perusahaan pada industri telekomunikasi belum mengikuti kaidah umum atau normatif, hal inilah yang menyebabkan kinerja pada industri telekomunikasi masih belum maksimal dalam menangkap peluang dan potensi yang ada.

3) Kecenderungan pola sebaran visi, misi dan strategic objective 15 perusahaan pada industri telekomunikasi adalah sebagai berikut : mengenai visi antara lain (i) Dari kombinasi dimensi focused dengan flexible, kecenderungan generalisasi

(14)

100

pola sebaran mengarah ke focused tinggi dengan flexible rendah dan focus rendah dengan flexsible rendah (ii) Dari kombinasi dimensi focused dengan communicable, kecenderungan generalisasi pola sebaran mengarah ke focused rendah dengan comunicable rendah dan focused tinggi dengan communicable rendah (iii) Dari kombinasi dimensi directional dengan flexible, kecenderungan generalisasi pola sebarannya mengarah ke directional rendah dengan flexible rendah dan directional tinggi dengan flexible rendah (iv) Dari kombinasi dimensi directional dengan communicable, kecenderungan generalisasi pola sebaran mengarah ke directional tinggi dengan communicable rendah dan directional yang rendah dengan communicable yang rendah (v) Dari kombinasi dimensi graphic dan feasible, kecenderungan generalisasi pola sebaran mengarah ke graphic rendah dengan feasible rendah. Pola sebaran misi perusahaan pada industri telekomunikasi antara lain : (i) Dari kombinasi dimensi misi yaitu karyawan dengan pertumbuhan, kecenderungan generalisasi pola sebaran misi mengarah ke karyawan rendah dengan pertumbuhan rendah dan karyawan rendah dengan pertumbuhan tinggi (ii) Dari kombinasi dimensi pasar dengan teknologi, kecenderungan generalisasi pola sebaran misi mengarah ke pasar rendah dengan teknologi tinggi; pasar tinggi dengan teknologi tinggi dan pasar rendah dengan teknologi rendah (iii) Dari kombinasi dimensi konsep diri dengan produk, kecenderungan generalisasi pola sebaran misi mengarah ke konsep diri rendah dengan produk tinggi, konsep diri rendah dengan produk rendah, dan konsep diri tinggi dengan produk tinggi (iv) Dari kombinasi dimensi pertumbuhan dengan citra publik, kecenderungan generalisasi pola sebaran misi mengarah ke pertumbuhan rendah dengan citra publik rendah, pertumbuhan tinggi dengan citra rendah (v) Dari kombinasi dimensi produk dengan karyawan, kecenderungan generalisasi pola sebaran misi mengarah ke produk rendah dengan karyawan rendah dan produk tinggi

(15)

101

dengan karyawan rendah (vi) Dari kombinasi dimensi pelanggan dengan karyawan, kecenderungan generalisasi pola sebaran misi mengarah ke pelanggan tinggi dengan karyawan rendah dan pelanggan rendah dengan karyawan rendah (vii) Dari kombinasi dimensi pasar dengan konsep diri, kecenderungan generalisasi pola sebaran misi mengarah ke pasar rendah dengan konsep diri tinggi, pasar rendah dengan konsep rendah dan pasar tinggi dengan konsep diri tinggi (viii) Dari kombinasi dimensi filosofi dengan pasar, kecenderungan generalisasi pola sebaran misi mengarah pada filosofi tinggi dengan pasar rendah dan terbagi merata antara filosofi rendah dengan pasar rendah serta filosofi rendah dengan pasar tinggi. Pola sebaran strategic objective perusahaan pada industri telekomunikasi antara lain : (i) Dari kombinasi dimensi strategic objective yaitu specific dengan time frame, kecenderungan generalisasi pola sebaran mengarah ke spesific tinggi dengan time frame rendah (ii) Dari kombinasi dimensi measureable dengan time frame, kecenderungan generalisasi pola sebaran mengarah ke measurable rendah dengan time frame rendah (iii) Dari kombinasi dimensi measureable dengan attainable, kecenderungan generalisasi pola sebaran mengarah ke measurable rendah dengan attainable tinggi (iv) Dari kombinasi dimensi realistic dan attainable dapat diketahui bahwa semua perusahaan pada industri telekomunikasi memiliki kecenderungan generalisasi pola sebaran yang mengarah pada kedua komponen tersebut. Berdasarkan pola sebaran yang ada, dapat diperoleh suatu informasi mengenai perusahaan yang siap menghadapi tantangan masa depan jika dilihat dari kombinasi dimensi visi, misi dan strategic objective yang berbeda. Perusahaan tersebut antara lain (i) jika dilihat dari kombinasi pada dimensi visi yang berbeda pada ke lima belas perusahaan pada industri telekomunikasi : (i) Telefonica melalui dimensi focused rendah dengan flexible tinggi (ii) AT & T melalui dimensi focused tinggi dengan

(16)

102

communicable tinggi dan Deutsche Telecom melalui dimensi focused rendah dengan communicable tinggi (iii) Telefonica melalui dimensi directional rendah dan flexible tinggi (iv) AT & T dan Deutsche Telecom melalui dimesi directional rendah dan commucable tinggi (v) Nippon Telegraph & Telephone melalui dimensi graphic tinggi dan feasible rendah dan America Movil Group melalui dimensi graphic tinggi dan feasible tinggi. (ii) jika dilihat dari kombinasi pada komponen misi yang berbeda : (i) KDDI melalui komponen karyawan tinggi dengan pertumbuhan tinggi dan China Unicom dan Sprint Nextel, co melalui komponen karyawan tinggi dengan pertumbuhan rendah (ii) Sprint Nextel, co melalui komponen pasar tinggi dengan teknologi rendah (iii) America Movil Group dan British Telecommunication Group melalui komponen konsep diri tinggi dengan produk rendah (iv) KDDI melalui komponen pertumbuhan tinggi dengan citra publik tinggi dan Telefonica dan China Unicom melalui komponen pertumbuhan rendah dengan citra publik tinggi (v) KDDI dan China Unicom melalui komponen produk tinggi dengan karyawan tinggi dan Sprint Nextel, co melalui komponen produk rendah dengan karyawan tinggi (vi) KDDI, China Unicom dan Sprint Nextel, co melalui komponen pelanggan tinggi dan karyawan tinggi (vii) KDDI melalui komponen pasar tinggi dan konsep diri tinggi (viii) Verizon Communication dan KDDI melalui komponen filosofi tinggi dengan pasar tinggi. (iii) jika dilihat dari kombinasi pada komponen strategic objective yang berbeda : (i) AT & T dan Deutsche Telecom melalui kriteria spesific tinggi dengan time frame tinggi (ii) AT & T dan Deutsche Telecom melalui kriteria measureable tinggi dengan time frame tinggi (iii) Deutsche Telecom melalui kriteria measurable tinggi dan attainable tinggi (iv) tidak ada perusahaan yang siap dengan tantangan masa depan melalui kriteria realistic dengan attainable.

(17)

103

5.2 Saran

Dengan melihat kesimpulan diatas, berikut ini adalah saran yang dapat penulis berikan :

1). Bagi pelaku industri

Secara umum, sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi lebih dalam mengenai visi, misi dan strategic objective-nya agar lebih sempurna lagi dalam proses perumusannya sehingga dapat sesuai dengan kaidah umum atau normatifnya sehingga mampu bersikap proaktif dalam mengahadapi tantangan di masa yang akan datang dan tetap bertahan dalam mengahadapi lingkungan bisnis yang turbulence. Bagi pelaku bisnis industri sektor telekomunikasi di dalam negeri khususnya, dapat menjadikan perusahaan-perusahaan yang memiliki kualifikasi terbaik sebagai benchmark (pembanding).

2). Peneliti selanjutnya

Mengingat peneliti sangat mengandalkan pada data sekunder dan data tertulis perusahaan dengan asumsi bahwasanya semua hal yang dilaporkan dalam laporan formal perusahaan tersebut adalah benar adanya. Namun, bisa saja apa yang dilaporkan dalam laporan formal perusahaan belum tentu mewakili kondisi keadaan yang sebenarnya dan hanya melakukan snap shot data pada moment tertentu saja. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan triangulasi data agar penelitian lebih valid dan mengurangi efek bias.

(18)

130

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Maman., Sambas A., M. (2011). Panduan Praktis Memahami Penelitian: Bidang Sosial-Administrasi-Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Akdon. (2009). Strategic Management For Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Bandung: Alfabeta.

Bayangkara, IBK. (2008). Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Cooper, Donald R., & Schindler, P.S. (2006). Business Research Methods. (9th ed.). Singapore: McGraw Hill Book Co.

David, Fred R (2009). Manajemen Strategis: Konsep (Edisi 12). Jakarta: Salemba Empat.

Dyson,Robert.(2002).Strategic development and SWOT analysis at the University of Warwick .http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download ?doi= 10.1.1.101.5093&rep=rep1&type=pdf.[ 9 Agustus 2011]

Fahrullah, A’Rasy (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Baitut Tamwiil Muhammadiyah (Studi Kasus di Enam BTM di Tulungagung). Tesis S2 pada Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia Depok: Tidak Diterbitkan..

Gunawan,Sony.(2011) Visi, Misi dan Strategi serta Hubungan Perumusan Visi dengan Strategi Perusahaan .www.ilustri.org/index.php?option

(19)

131

hubungan-perumusan-visi-dengan-strategi-perusahaan&catid=81:manajemen&Itemid=2 [9 Agustus 2011)

Hariany,Henny.(2011).Perumusan Visi, Misi, Tujuan, Dan Program Sekolah.Palembang:Universitas Sriwijaya.

Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen. (2003). Manajemen Strategis (Cetakan II). Yogyakarta: Andi.

Ibnu, S., Mukhadis, A dan Dasna, I.W., 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian, Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Indah.(2009).Mengembangkan Visi Strategik. http ://indah.staff .umy.ac.id/? tag=visi (9 Agustus 2011)

Indriarto M.Sc., Akuntan, Nur Dr. & Supomo M.Si.Akuntan, Bambang Drs. (1999). Metodologi penelitian bisnis utuk akuntansi & manajemen (Edisi pertama). Yogyakarta: BPFE.

Informasiku (2011).Definisi Visi, Misi dan Strategi dan Hubungan Perumusan Visi dengan Strategi Perusahaan .http://www.informasiku.com /2011/04/ definisi-visi-misi-dan-strategi-dan.html

Ireland R Duane, Robert E. Hoskisson, & Michael A. Hitt (2001). The Management of Strategy: Concepts and Cases (Eighth Edition). Ohama: South-Western Cengage Learning.

Kasmir (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

Kotter, John P. Leading Change 1st Edition (1996). Jakarta: Salemba Empat.

(20)

132

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Mangkuprawira, Sjafri (2009). Visi, Misi, Tujuan dan SDM Perusahaan.[Online].http://ronawajah.wordpress.com/2009/05/26/visi-misi-tujuan-dan-sdm-perusahaan/ [21 Oktober 2011]

Manurung, Senti Fitri (2011). Pernyataan Visi Misi dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasi Tentang Pernyataan Visi dan Misi PT PLN Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT PLN Wilayah Sumetera Utara ). Skripsi S1 pada Program Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan: Tidak Diterbitkan.

Martadiredja, Tuti (2010). Pengaruh Pemahaman Visi dan Misi Terhadap Iklim Organisasi: Majalah Ilmiah Unikom. Vol 4 hlm. 49-56 [Online]. Tersedia: http://dedyyulfris.blog.com/files/2010/10/07-Tuti.pdf [30 Oktober 2011]

Muhammad, Feraz, Al-Azzah, & Yahya, A. (2010). Quality Procedures to Review, Mission, Vision and Objectives in Higher Educational Institutions: Eurojournal Publishing. Inc, ISSN 1450-216X Vol.45 No.2,

pp. 168-175 [Online]. Tersedia:

www.eurojournals.com/ejsr_45_2_02.pdf [30 Oktober 2011]

Musrofi, M., (2008), Creative Manager, Creative Entrepreneur, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Nawawi, Hadari (2005). Manajemen Strategi, Yogyakarta: Gadjah Mada Pers.

(21)

133

Parnel,John.(2011).Strategic capabilities, competitive strategy, and performance among retailers in Argentina, Peru and the United States. http:// www. emeraldinsight. com/journals .htm?articleid=1905540&show=pdf. [9 Agustus 2011)

Paulpa.(2009). Karakteristik visi yang efektif. http://hikmatpembaharuan.wordpress.com/category/ kesembuhan / page/2/ (9 Agustus 2011)

Pearce John A., & Robinson R.B. Jr. (2007). Manajemen Strategis-Formulasi, Implemetasi dam Pengendalian (edisi 10 buku 1). Jakarta: Salemba Empat.

Prahalad,CK. (1995) Kompetisi Masa Depan.Jakarta:Binarupa Aksara.

Porter, Michael E. (2007). Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing (Edisi Revisi Terjemahan). Tangerang: Karisma Publishing Group.

Purnomo Setiawan Hari,dkk.(2007).Manajemen Strategis.Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Purwanto, Iwan. (2007). Manajemen Strategi. Bandung: Yrama Widya.

Quigley, Joseph V. (1997). Vision : How Leaders Develop It, Share It and Sustain It. Jakarta : Mc. Graw Hill.

Rangkuti, Freddy. (2005). Riset Pemasaran (Cetakan Ketujuh). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

(22)

134

Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis reorientasi konsep perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21 (Cetakan Keempat Belas). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Reider, Rob. (2002). Operational Review: Maximum result at Efficient Cost (3rd edition). John Willey & Sons, Inc.

Robbins, Stephen P., & Coutler, Mary. (2003) Management (7th ed). New Jersey: Prentice Hall.

Sekaran, Uma. (2006). Research methods for business (metodologi penelitian untuk bisnis). Jogjakarta: Salemba Empat.

Spencer, Julian dan Wood, (2005). More than just Audit? indicators of extended values of external au of editor to finacial manager. England: University Greenwich. [ 30 Oktober 2011]

Strauss, Anselm. & Corbin, Juliet. (2003) Basic Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Techniques (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Strategiaksi.com.(2011).Visi, Misi dan Strategic Intens. strategiaksi.com/download/SM04 _Strategic_intents.pdf [7 Januari 2012)

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(23)

135

Thompson,Arthur(2011). Crafting and Executing Strategy: Concepts and Readings. Alabama:McGraw-Hill Companies,Inc.

http://wmssoros.mngt.waikato.ac.nz/STMG222/Module2

2.2/View+1+-+Strategic+Group+Map.htm

Wibisono, Darmawan, (2006). Manajemen Kinerja, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Wiweko, Hidayat (2010).Visi,Misi dan Tujuan Perusahaan.Jakarta:Pusat Ajar UMB.

Website :

Annual Report America Movil http://www.americamovil.com [8 Desember 2011]

Annual Report AT&T http://www.att.com [8 Desember 2011] Annual Report BTG http://www.bt.com [8 Desember 2011]

Annual Report China Mobile http://www.chinamobileltd.com [8 Desember 2011]

Annual Report China Telecom http://www.chinatelecom-h.com [8 Desember 2011]

Annual Report France Telecom http://www.orange.com [8 Desember 2011] Annual Report KDDI www.kddi.com [8 Desember 2011]

Annual Report Nippon Telegraph and Telephone, Co http://www.ntt.co.jp/ [8 Desember 2011]

Annual Report Sprint Nextel, Co www.sprint.com/ [8 Desember 2011] Annual Report Telecom Italia http://www.telecomitalia.com [8 Desember

2011]

(24)

136

Annual Report Verizon http://www.verizon.com [8 Desember 2011]

Daftar Perusahaan World’s Most Admired Companies 2011 http://money.cnn.com/magazines/fortune/mostadmired/2011/snapshots/5 035.html [14 Desember 2011]

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa setiap perlakuan pada umur 14 hari setelah subkultur tidak berbeda nyata antara media dan pemberian Benzyl Adenine (BA) terhadap jumlah tunas..

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa biodegradasi limbah cair tepung tapioka pada reaktor anaerobik 3.000 liter berdistributor ini mempunyai efisiensi COD

Perlakuan dengan 0,50 ml ekstrak buah mengkudu merupakan dosis optimum untuk menghambat per- tumbuhan bakteri V. harveyi secara in vitro karena pada 0,50 ml menghasilkan rerata

Kasus kejadian toksoplasmosis pada Wanita Usia Subur Di Delapan Puskesmas yang ada Di Kota Palu sebanyak 3 orang (0,7 %) WUS teridentifikasi IgM positif dan 177

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan : (1) model pembelajaran GI dengan AfL melalui peer-assessment (GI-AfL- peer-assessment ) menghasilkan prestasi

The acquisition of training samples started with the gripper fully open. The containers were placed one at a time between the gripper fingertips. The gripper was then closed using

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PERENCANAAN DAERAH TAHUN 2014 KAB..

laporan praktikum identifikasi karbon dalam senyawa hidrokarbon, jika kemampuan memori siswa rendah, maka akan sulit untuk mengingat materi yang dibutuhkan untuk menganalisis