• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINERAL DAN MINERALOGI.docx (1) docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MINERAL DAN MINERALOGI.docx (1) docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MINERAL DAN MINERALOGI

A.

Pengertian Mineral Dan Mineralogi

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu (UU minerba tahun 2009). Selain itu mineral adalah benda padat anorganik dan terbentuk secara alami dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur Kristal yang jelas. Mineralogi merupakan studi tentang mineral, terutama sifat, klasifikasi dan penamaan baik mineral logam maupun mineral pembentuk batuan

Setiap mineral pada alaminya berbentuk padat, Oleh karena itu bentuk cair dan gas tidak termasuk. Sebuah mineral memiliki komposisi yang spesifik. Itu mungkin saja terjadi secara alami seperti unsur emas (Au), tembaga (Cu) atau berlian (C). Mineral pada umumnya tersusun oleh kwarsa (SiO2), khalkopirit (FeS2), atau olivin (Mg,Fe)2[SiO4] dimana perbandingan logam (Fe + Mg) dan grup silikat [SiO4] adalah 2:1.

Sumber ; Anonim 2013

(2)

Mineral mempunyai sebuah karakteristik struktur kristal dan oleh karena itu tidak termasuk material non-kristal seperti kaca. Contohya, kwarsa adalah sebuah mineral. Dan itu dalam tahap pembentukannya biasa secara alami dengan komposisi yang sederhana: SiO2, itu berbentuk memanjang, kristalnya bersisi 6 dan berpusat di ujungnya.

Kwarsa adalah komponen-komponen dasar, contohnya, granit adalah sebuah batuan, granit terdiri dari beberapa mineral. Dan itu didominasi oleh felspar dan kwarsa (mineral berwarna terang) tetapi juga berisi sedikit mineral berwarna gelap. Batuan tersusun oleh mineral mineral.

Beberapa ini ada beberapa definisi mineral menurut beberapa ahli:

 L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

 D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.\

 A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.

B.

Klasifikasi Mineral

Berikut ini merupakan klasifikasi atau pengelompokan mineral bedasarkan Berzellius, adapun pengelompokan mineral ini adalah sebagai berikut :

 Silicates

Komposisi utamanya adalah (Si) dan Oksigen (O).

 Carbonates

Tersusun dari ion inti ( CO3)2, yang berkombinasi dengan Ca, Mg, Cu, dan lain-lain. Terdapat 80 jenis karbonat,tetapi yang paling umun adalah : kalsit, Aragonite, Dolomite

(3)

Tersusun dari dari oksigen dan logam atau ion-ion lain. Contoh :Hematite, Magnetite, Corundum

 Sulfides

Gabungan dari beberapa logam atau lebih dengan sulfu ( S ). Contohnya yaitu : Galena( PbS)

 Phosphate

Penyusun utamanya adalah ion Fosfat ( PO4), yang bereaksi dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contoh :Apatite

 Sulfates

Penyusun utamanya adalah ion sulfat ( SO4), yang berkombinasi dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contoh :Gypsum, Barite, Anhydrite.

 Native elements

Contoh mineralnya adalah :

a. Logam :Gold (Au), perak (Ag),Platinum (Au) b. Non-Logam :Diamond (C),Graphite(C),Sulfur (S)

C.

Sifat-Sifat Fisik Mineral

1. Kilap

Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:

a.Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

 Gelena

 Pirit

 Magnetit

 Kalkopirit

 Grafit

 Hematit

b.Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

 Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.

(4)

 Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya

terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.

 Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya

pada spharelit.

 Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya

pada serpentin,opal dan nepelin.

 Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,

bouxit dan limonit.

 Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini

dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).

2. Warna

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:

 Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky

Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)

 Kuning : Belerang (S)

 Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)

 Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)

 Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))

 Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)

 Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)

 Abu-abu : Galena (PbS)

 Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

(5)

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras . diberikan kekerasan dari alat penguji standar :

(6)

Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

 Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin

akan meninggalkan jejak berwarna hitam.

 Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan

meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.

 Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan

 Biotite : Ceratnya tidak berwarna

 Orthoklase : Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).

5. Belahan

Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah.

Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).

Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:

 Belahan satu arah, contoh : muscovite.

 Belahan dua arah, contoh : feldspar.

 Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.

(7)

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.

Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).

Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

 Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di

permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.

 Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya

asbestos, augit, hipersten

 Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan

halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

 Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan

yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.

 Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak

teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

7. Bentuk

Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).

Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:

 Bangun kubus : galena, pirit.

 Bangun pimatik : piroksen, ampibole.

 Bangun doecahedon : garnet

 Mineral amorf misalnya : chert, flint.

(8)

kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:

 Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran

mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.

 Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila

prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.

 Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila

individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.

 Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan

benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

8. Berat Jenis

Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

9. Sifat Dalam

Sifat dalam adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

 Rapuh (brittle) yaitumudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh

(9)

 Mudah ditempa (malleable) yaitu dapat ditempa menjadi lapisan tipis,

seperti emas, tembaga.

 Dapat diiris (secitile) yaitu dapat diiris dengan pisau, hasil irisan

rapuh, contoh gypsum.

 Fleksible yaitu mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa

patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.

 Blastik yaitu mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa

menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

10. Kemagnitan

Kemagnitan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.

11. Kelistrikan

Sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan tidak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.

12. Daya lebur mineral

Daya lebur mineral adalah meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

D.

Series Bowen

(10)

dapat digolongkan menjadi 2 bagian besar yaitu mineral mafik (berwarna gelap) pada bagian kir dan mineral Felsik (berwarna terang) pada bagian kanan.

1. Discontinous Series

Pada bagian sebelah kiri adalah Deret Discontinous dimana deret ini terbentuk dari mineral Ferromagnesian Silikat. Mineral yang terbentuk pada suhu tertinggi adalah Olivine, tetapi pada magma yang jenuh oleh SiO2 maka mineral Pyroxyne lah yang akan terbentuk terlebih dahulu. Olivine dan Pyroxyne ini disebut pasangan “Ingcongruent melting” dimana Olivine akan bereaksi dengan larutan sisa dan membentuk Pyroxyne. Temperatur menurun terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk adalah Biotit yang berarti semua besi dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral.

2. Continous Series

Mineral sebelah kanan terdiri dari mineral – mineral kelompok Plagioklas. Maksud dari continuous series adalah mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini dinamakan “Solid Solution” yang artinya kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Saat mineral kehilangan Ca maka Na akan menggantikan tempat Ca sehingga semakin kebawah semakin sedikit Ca dan semakin banyak Na, begitu juga sebaliknya semakin keatas maka semakin kaya Ca semakin miskin Na. Dalam hal ini Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na.

(11)

Sumber : Anonim 2012

Gambar 2 Serie Bowen

KESIMPULAN

Mineral adalah benda padat anorganik dan terbentuk secara alami dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya mempunyai struktur Kristal yang jelas. Mineralogi merupakan studi tentang mineral, terutama sifat, klasifikasi dan penamaan baik mineral logam maupun mineral pembentuk batuan.

Klasifikasi atau pengelompokan mineral bedasarkan Berzellius, adapun pengelompokan mineral ini adalah sebagai berikut :

 Silicates

 Carbonates

 Oxides

 Sulfides

 Phosphate

 Sulfates

 Native elements

(12)

Serie bowen adalah suatu bagan yang menunjukan susunan mineral-mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari 2 bagian. Mineral tersebut dapat digolongkan menjadi 2 bagian besar yaitu mineral mafik (berwarna gelap) pada bagian kir dan mineral Felsik (berwarna terang) pada bagian kanan.

Gambar

Gambar 1Contoh Mineral
Tabel 1Skala Kekerasan Mohs
Gambar 2Serie Bowen

Referensi

Dokumen terkait

Mineral-mineral yang lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk kristal, sifat belahan atau warna, atau dengan peralatan yang sederhana seperti pisau atau potongan

Secara sederhana belahan pada suatu mineral dapat diidentifikasi berdasarkan tiga aspek yaitu keberadaan permukaan yang rata dan planar, pemantulan cahaya yang

Sebagai contoh adalah mineral-mineral penyusun batuan gunung api yang terkristalisasi dengan cepat dapat tumbuh membentuk mineral dalam diameter yang besar, tetapi bentuk

Ada beberapa mineral yang terbentuk oleh unsur-unsur kimia, sifat fisik mineral dapat meliputi kekerasannya, bidang belah, warna, bentuk kristal, berat jenisnya. Dan mineral

kita tidak dapat bergantung kepada air minum untuk mensuplay jumlah dan jenis mineral yang diperlukan tubuh anda.. Dan jenis yang baik untuk tubuh kita adalah mineral organik

Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya.Merupakan warna yang terlihat dipermukaan yang bersih dan sinar yang vukup.Warna mineral memang bukan penciri utama untuk

Suatu mineral yang mempunyai sifat trikroik, dalam satu sayatan tipis maka tidak akan memperlihatkan tiga kali perubahan warna, tetapi hanya dua hali perlubahan

Mineral-mineral yang lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk kristal, sifat belahan atau warna, atau dengan peralatan yang sederhana seperti pisau atau potongan