126
PENGGUNAAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL
SDN KAMAL 2 KAMAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Sri Ida Wahyuni
email: sriidawahyuni@rocketmail.com
Abstrak: Media pelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Materi Pokok yang akan diajarkan adalah Menggolongkan hewan sehingga media yang dianggap cocok untuk membantu siswa memahami konsep itu adalah media charta, model dan LKS. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (73,91%), siklus II (82,61%), siklus III (95,65%). Pembelajaran dengan menggunakan media charta, model dan LKS dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar Siswa Kelas IV Semester Ganjil SDN Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran 2013/2014, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Kata kunci: ilmu pengetahuan alam, media charta, model dan lks
Abstract:Media lessons have diverse stayle in which each of them has its advantages and disadvantages. The main topicthat will be taught was classifying theanimals so the media were consideredsuitable to help students understand the concept of it is media charta, models and student worksheet. The collected data was a formative test result, observation sheetteaching and learning activities. The analysis results showed that student‟s learning achievement increased from the first cycleto the third cycle, namely, the first cycle(73.91%), the second cycle (82.61%), thethird cycle (95.65%). Learning by usingmedia Charta, models and students worksheet canbe a positive influence on student‟s achievement and learning motivation of the fourth class Odd Semester IV‟s student of SDN Kamal 2 Kamal district Academic Year 2013/2014.
Keywords: IPA, mediacharta, model, and student worksheet.
Pendahuluan
Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pem-belajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam prak-tek. Banyak usaha yang dapat
di-kerjakan. Di samping memahami penggunaannya, para guru pun patut berupaya untuk mengembangkan
kete-rampilan, “membuat sendiri” media
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
127 pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam mencapai Tujuan Pembe-lajaran Khusus pada mata pePembe-lajaran IPA di Sekolah Dasar, masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai mata pelajaran IPA dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya, mata pelajaran IPA peringkat nilainya menempati urutan bawah dari mata pelajaran yang diebtanaskan, bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPA tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan media pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA.
Media pelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kele-bihan dan kelemahan, maka pemilihan media yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan
harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran. Pada penilaian ini Materi Pokok yang akan diajarkan adalah Menggolongkan hewan sehingga media yang dianggap cocok untuk membantu siswa memahami konsep itu adalah media charta, model dan LKS. Pemilihan media charta dan model diharapkan dapat membantu membe-rikan gambaran tentang Materi Pokok yang akan diajarkan adalah Meng-golongkan hewan. Sedangkan peng-gunaan media LKS diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep sistem percernaan manusia yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut: “Apakah pemanfaatan media
Keca-128 matan Kamal Tahun Pelajaran 2013/
2014”. Batasan Masalahnya yaitu (1) Konsep IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan dapat digolongkan menjadi 3 golongan (2) Media yang digunakan dalam penelitian ini charta, model, dan LKS (3) Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas IV Semester Ganjil SDN Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran 2013/2014.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu Silabus, Rencana Pelajaran (RP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Tes formatif. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan belajar mengajar dengan menggunakan media charta, model dan LKS, obser-vasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenya-taan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dica-pai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pem-belajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA dengan menggunakan media charta, model dan LKS di Kelas IV Semester Ganjil SDN Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran 2013/2014.
Ada tiga manfaat yang diharapkan dicapai setelah penelitian dilakukan yaitu
1. Bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA dengan menggunakan media charta, model dan LKS.
2. Bagi guru dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan bantuan media charta sehingga tujuan pembelajaran dapat tercaapi dengan baik.
3. Bagi lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu alternative cara pembelajaran IPA pada siswa dengan pemanfaatan media penga-jaran dalam mencapai tujuan intruksional.
Metode Penelitian
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
129 karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggam-barkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaima-na hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian ini bertempat di Kelas IV Semester Ganjil SDN Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran 2013/2014 dan dilaksanakan pada bulan Agustus semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV Semester Ganjil SDN
Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan Materi Pokok yang akan diajarkan adalah Menggolongkan hewan.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟ atau „pengantar‟.
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materai, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keteram-pilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, mem-proses, dan menyususn kembali ingormasi visual atau verbal.
130 televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemu-kakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Media Pendidikan
Acapkali kata media pendidikan diguanakan secara bergantian dengan alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabla menggunakan alat bantu yang disebut media komukasi. Sementara itu, Gagne dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi
alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak, National Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya, dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
Istilah „media‟ bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan
kata „teknologi‟ yang berasal dari kata
lathin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indonesia „ilmu‟).
Berdasarkan uraian beberapan batasan tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu. 1. Media pendidikan memiliki
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
131 dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindra.
2. Media pendidikan memiliki pe-ngertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang ter-dapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disam-paikan kepada siswa.
3. Penekanan media pendidikan terda-pat pada visual dan audio.
4. Media pendidikan memiliki penger-tian alat bantu kepada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. 5. Media pendidikan digunakan dalam
rangka komuniksi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pem-belajaran.
6. Media pendidikan digunakan secara masal (missal: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya, modul, computer, radio tape/ kaset, video recorder).
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strate-gi, dan manajemen yang berhubu-ngan deberhubu-ngan penerapan suatu ilmu.
Penggunaan Media Pendidikan Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan penglaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (simbolic). Pengalaman lang-sung adalah mengerjakan, misalnya arti
kata „simpul‟ dipahami dengan langsung membuat „simpul‟. Pada
tingkatan kedua yang diberi label iconic (artinya gambar atau image),
kata „simpul‟ dipelajari dari gambar,
lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali intuk
membuat „simpul‟ mereka dapat
mempelajari dar memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya, pada tingkatan simbol, siswa mencoba mencocokkannya
dengan „simpul‟. Ketiga tingkat penga -laman ini saling berinteraksi dalam
132 Tingkatan pengalaman pemero-lehan hasil belajar seperti ini digam-barkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasai-nya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (enacoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga diaphami sebagai pesan (decoding).
Uraian di bawah ini memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak indera yang digu-nakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan ingformasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat mene-rima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
Belajar dengan menggunakan indera ganda – pandangan dan dengan
– berdasarkan konsep di atas akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki panda-ngan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengan sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5 % diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya (Baugh dalam Achin, 1986). Sementara itu, Dale (1969) memper-kirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75% melalui indera dengar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
133 Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, keterli-batan imajinatif semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya, pengalaman silih berganti, hasil belajar dari pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangka-uan abstaksi seseorang, dan sebaiknya, kemampuan interpretasi lambang kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang di dalamnya ia libatkan langsung.
Media Model
Dalam mengajar tidak senantiasa dapat digunakan benda-benda yang sesungguhnya disebabkan berbagai faktor, karena itu digunakan benda-benda pengganti yang menggantikan benda yang sesungguhnya dalam bentuk sederhana, menghilangkan bagian yang kurang perlu serta menonjolkan bagain yang perlu saja, benda-benda demikian disebut model.
Kelebihan dan kelamahan media model menurut Wiryawan (1987: 7-12) adalah:
1. Kelebihan media model
a. Tiga dimensi, konsepnya riel b. Baik untuk situasi yang
memerlukan pembesaran
c. Baik untuk situasai yang memerlukan pengecilan
d. Dapat dibauat dari bahan-bahan yang mudah didapat.
2. Kelamahan media model
a. Digunakan untuk siswa yang berjumlah sedikit
b. Kadang mudah rusak
c. Dapat memberikan anggapan yang salah terhadap ukuran.
Media Charta (Gambar)
Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik, sehingga dengan menggunakan gambar perserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Kelebihan dan kelemahan media charta menurut Wiryawan (1987: 7-12) adalah:
1. Kelebihan media charta a. Mudah disediakan b. Tidak mahal
c. Dapat menggambarkan kore-lasi
134 e. Dapat digunakan untuk semua
tingkat pengajaran dan bidang studi.
2. Kelemahan media charta
a. Digunakan untuk siswa yang berjumlah sedikit
b. Dapat menimbulkan kesalah pahaman karena dua dimensi c. Anak tidak selalu mengetahui
bagaimana membaca (meng-interpretasikan) gambar.
Media LKS
Pada pengajaran yang meng-gunakan LKS setiap siswa diberikan suatu perangkat unit belajar secara mandiri yang berupa lembar kegiatan yang disebut LKS. Menurut Hudoyo (1990: 139) keuntungan dan kelemahan lembar kegiatan siswa (LKS) adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan Media LKS
a. Siswa gemar menyelesaikan masalah yang didasarkan pada pengalamannya sendiri
b. Prinsip psikolofgi terpenuhi yaitu konsep atau generalisasi berjalan dari yang konkrit ke yang abstrak
c. Pengertian yang diperoleh se-cara mantap memung-kinkan
siswa mentransfer ke masalah lain yang relevan
d. Tidak tergantung orang lain sehingga memgantu pertum-buhan siswa
e. Siswa dapat bekerja sama dalam arti pertukaran ide.
2. Kelemahan Media LKS
a. Memerlukan biaya yang cukup banyak karena untuk pembelian kertas sebanyak siswa yang ada b. Gambar pada LKS kurang
begitu menarik atau bagus karena kebanyakan digambar pada kertas sheet sebelum digandakan
c. Membutuhkan waktu yang lebih dari guru untuk memeriksa pekerjaan LKS.
Pendekatan Konsep dan Pendekatan Keterampilan dalam Proses Belajar Mengajar IPA.
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
135 dan nilai ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang diahadapi sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta-Nya (Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995: 1). Pendekatan dalam KBM IPA mengacu pada kosepsi siswa tentang konsep-konsep yang diajarkan dapat dipahami, tersimpan lama dan dapat diterapkan baik dalam lingkungannya maupun dalam teknologi disebut pendekatan konsep (Dahar, 1989: 69). Dengan pendekatan konsep pembela-jaran akan lebih bermakna karena proses pembelajaran itu berdasarkan konsep yang sudah dimiliki siswa. Suatu pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa apabila konsep-konsep yang baru oleh siswa dapat dikaitkan/ dihubungkan dengan kon-sep-konsep yang sudah dimilikinya sehingga konsep dapat diaphami dan tersimpan lama.
Hasil dan Pembahasan
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan belajar mengajar dengan menggunakan media charta, model dan LKS dan pengamatan aktivitas siswa
dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Analisis Data Penelitian Persiklus Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti memper-siapkan perangkat pembela-jaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang men-dukung.
136 Tabel 1: Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar bahwa dengan menerap-kan media charta, model dan LKS diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
72,61 dan ketuntasan belajar mencapai 73,91% atau ada 17 siswa dari 23 Siswa
sudah tuntas belajar
Tabel 2: Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus II
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
74,78 19 82,61%
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
74,78 dan ketuntasan belajar men-capai 82,61% atau ada 19 siswa dari 23 Siswa
sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningka-tan sedikit lebih baik dari siklus I.
Tabel 3: Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus III
Persentase ketuntasan belajar
77,39 22 95,65%
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 77,39 dan dari 23 Siswa yang telah tuntas sebanyak 22 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 95,65% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan belajar mengajar dengan menggunakan media charta, model dan LKS
Simpulan
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
137 1. Pembelajaran dengan
mengguana-kan media charta, model dan LKS memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam se-tiap siklus, yaitu siklus I (73,91%), siklus II (82,61%), siklus III (95, 65%).
2. Penerapan media charta, model dan LKS mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa hasil wawancara yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat belajar. 3. dengan menggunakan media charta,
model dan LKS sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
Daftar Pustaka
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of
Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.