• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of MP ANALISIS PRODUCT IMAGE DAN KORELASINYA TERHADAP NIAT BELI KONSUMEN DALAM PEMASARAN ICE CREAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of MP ANALISIS PRODUCT IMAGE DAN KORELASINYA TERHADAP NIAT BELI KONSUMEN DALAM PEMASARAN ICE CREAM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

23

ANALISIS PRODUCT IMAGE DAN KORELASINYA TERHADAP

NIAT BELI KONSUMEN DALAM PEMASARAN ICE CREAM

Legowo Dwi Resihono Politeknik Pratama Mulia Surakarta

Jl. Haryo Panular 18A Surakarta

Abstract

One of the marketing strategy to attract consumer attention is investing the product characteristic of company in consumer mind. Thie method called “image product” basically, image product is one of in teraction between producer and consumer, where’s the company makes the product identity. It is free froom the image which is good or bad image. In the case, the company has to do many obstacles to attract the consumer attention.

PENDAHULUAN

Dunia usaha akhir-akhir ini semakin berkembang sejalan dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ditemukannya mesin-mesin dapat diproduksi barang-barang secara massal, cepat dan beraneka ragam jenisnya sehingga barang yang ditawarkan lebih banyak dibandingkan dengan permintaan konsumen.

Perkembangan ini akan mempengaruhi pula pengetahuan, selera dan kebutuhan akan barang dan jasa. Dengan perkembangannya dan ilmu

pengetahuan dan

teknologi,masyarakat konsumen

lebih leluasa untuk memilih barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhannya,selera dan keadaan keungan mereka. Hal ini menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat antara dua atau lebih perusahaan sejenis, dimana dengan adanya perkembangan ini menyebabkan perubahan-perubahan dalam jumlah produk yang dihasilkan menjadi lebih besar, dan masing-masing perusahaan ingin memasarkan produknya dengan berhasil.

(2)

24 mengetahui apa yang dibutuhkan

oleh konsumen, dimana kebutuhannya, bagaimana kwalitasnya, bagaimana memenuhinya, dan keunggulan apa yang dimiliki produk itu sehingga konsumen tertarik membelinya. ah satu upaya strategi pemasaran untuk menarik konsumen adalah dengan menanamkan dalam benak konsumen karakteristik produk perusahaan, ini yang dinamakan “Product Image “. Product image pada hakekatnya merupakan interaksi antara pihak produsen dengan konsumen, dimana perusahaan menciptakan suatu identitas produk, terlepas pada apakah image itu baik atau buruk. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk melakukan tidakan-tindakan untuk memikat konsumen. Perusahaan berupaya untuk menampilkan suatu identitas produk yang dapat ditawarkan kepada konsumen agar dapat perhatian dan sekaligus menimbulkan kesan produk yang berkualitas. Identitas fisik yang dilakukan oleh perusahaan dapat menimbulkan persepsi konsumen atas ciri-ciri dan karakteristik produk yang ditawarkan. Produck image yang baik dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk

tersebut dan dapat meningkatkan penjualan produk itu sendiri.

Tinjauan Pustaka

Marketing merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapat laba. Kegiatan ini ternyata bermula dan berakhir pada kebutuhan konsumen. Oleh karena itu seorang produsen harus dapat menafsirkan apa yang menjadi kebutuhan dan mengkombinasikan dengan daya yang ada seperti:

 Lokasi konsumen  Jumlah konsumen  Jenis kelamin

 Kebiasaan mereka dan

lain-lain

Untuk mendapat

pengertian yang jelas tentang arti marketing, dicoba untuk memberi beberapa difinisi dari beberapa ahli:

(3)

25 Mandel & Rosenberg dalam

bukunya “Marketing“

mengemukakan :

Marketing is an exchange process between producers and consumers, in which the producer matches a marketing offering (the product and service, plus its promotion, distribution and price) to the wants and needs of consumers.

Kotler menyatakan :

Marketing is human activity directed at satisfying needs and

wants trough exchange

processes.

Peter D. Bennet dalam bukunya “ Marketing “ mengambil definisi marketing dari the American Marketing Association :

Marketing is the processes of planning and executing and the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods and service to create exchange that satisfy individual and organizational goals.

Dari definisi-difinisi di atas dapat disimpulkan adanya persamaan yaitu terdapatnya aktivitas pergerakan untuk menyalurkan barang dan jasa serta kepuasan konsumen yang menjadi titik tolak.

Dalam melaksanakan aktivitas pemasaran, perusahaan mengkombinasikan empat unsure pemasaran yaitu : produk, harga, distribusi dan promosi yang saling berinteraksi ke dalam suatu program yang bertujuan agar tercapai hasil yang optimal. Kombinasi ini dikenal sebagai bauran pemasaran.

Sistim Pemasaran

(4)

26 Variabel bebas Variabel tak bebas

( sebab ) ( akibat )

Bauran Pemasaran Respon ( terkendali ) Perilaku

1. Keputusan Harga 1. Menyadar

2. Keputusan Promosi 2. Mengenal 3. Keputusan Distribusi 3. Menyenangi 4. Keputusan Produk 4. Memilih

5. Niat Membeli 6. Membeli

Faktor-faktor situasi Pengukuran Onal ( Tak terkendali ) Prestasi

1. Permintaan 1. Penjualan 2. Persaingan 2. Pangsa Pasar 3. Politas / Legal 3. Biaya

4. Kondisi Perokonomian 4. Laba 5. Teknologi 5. R.O.I 6. Peraturan Permintaan 6. Arus Kas

(5)

27

Gambar 1 S i s t i m P e m a s a r a n

Model ini mempunyai tiga ciri yaitu :

 Pengukuran penampilan

organisasi

 Pengidentifikasian

varoabel-variabel yang relevan

 Pengklasifikasian variabel

menjadi variabel bebas dan variabel tak bebas.

Bauran Pemasaran

Variabel merupakan milik suatu organisasi yang berubah-ubah nilainya seiring dengan perubahan waktu. Misalnya sebuah perusahaan merubah anggaran promosinya atau harga jual produknya. Variabel bebas merupakan penyebab variabel tak bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang dikendalikan oleh perusahaan dan diidentitaskan sebagai bauran pemasaran : harga, promosi, distribusi, dan produk. Tingkat yang berbeda dari variabel-variabel ini dapat dikombinasikan untuk menghasilkan program atau pelaksanaan pemasaran.

Faktor-faktor Situasional

Variabel-variabel

situasional mewakili variabel

bebas yang tidak berada dalam pengendalian perusahaan. Dalam merumuskan dan melaksanakan program pemasaran, pihak manajemen harus senatiasa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dari faktor-faktor tersebut, misalnya : krisis energi, peraturan pemerintah.

Respons Perilaku

Kelompok variabel bebas yang terdiri dari : bauran pemasaran dan faktor situasional, mempengaruhi respons perilaku konsumen, seperti : kehendak membeli, sikap, pilihan, pembelian dan sebagainya. Respons perilaku ini merupakan variabel tak bebas, yang senantiasa berubah, dipengaruhi juga dengan perilaku masa lalu sebagai hasil pengalaman. Dalam mengambil keputusan, manajer

harus mampu

mengidentifikasikan hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel tak bebas.

Pengukuran Prestasi

(6)

28 lain-lain. Pengukuran non

moneter mencakup citra perusahaan, sikap konsumen terhadap perusahaan dan produk dan lain-lain.

Produk

Sebuah produk dapat berupa produk yang tangible maupun intangible. Produk tangible tidak terbatas pada produk fisik saja, tetapi juga meliputi atribut yang menyertainya, demikian pula dengan produk intangible.

Pengertian produk menurut Kotler :

A product is

anything that can be offered to a market for attention,

acquistion, use or

consumption that might satisfy a want or need. It incudes phycical objects, services, persons, places, organization and ideas.

Menurut Stanton : A product is set of

tangible and intangible

attributes including

packaging, colour, price,

manufacturer’s prestige,

retailer’s prestige and

manufacturer’s, and

retailer’s services which the buyer may accept as offering

satisfaction of wants and needs.

Jadi pengertian produk dalam marketing begitu luas, karena meliputi segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar, berupa produk fisik, jasa, tempat, orang maupun sebuah ide gagasan ataupun gabungan dari jenis-jenis produk tersebut,seperti yang dikatakan David J. Luck & O.C. Ferrel :

The product this offered maybe in any of these categories – goods, services and idea, indeed maybe an amalgan of all there, a good with connected services and ideas that together form the product.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk dalam arti luas adalah sarana pemuas kebutuhan konsumen, yang berbentuk benda fisik, pelayanan jasa, tempat, lembaga dan gagasan yang mana bentuk-bentuk produk tersebut mempunyai atribut yang dapat ditawarkan ke pasar.

(7)

29 Consumer Goods

Adalah barang-barang yang dibeli oleh konsumen akhir dan langsung dikonsumsi tanpa diproses lagi. Berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen (consumer shopping habits ), maka consumer goods dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Convenience goods :

Yaitu barang-barang yang frekuensi pembeliannya tinggi, unit volume relatif rendah dan konsumen hanya melakukan usaha yang minim untuk membandingkan dan membeli produk ini

Convenience goods dapat di bagimenjadi :

 Staples goods : yaitu

barang yang dibeli konsumen secara teratur misal kecap, sabun, pasta gigi.

 Impulse goods : yaitu

barang yang dibeli konsumen tanpa perencanaan serta tidak memerlukan banyak usaha untuk kebutuhan yang

sangat mendesak, misal : payung, jas hujan.

Shopping goods

Yaitu barang-barang yang pembeliannya dilakukan oleh konsumen dengan melakukan pemilihan terlebih dahulu, yang biasanya berdasarkan pada keserasian, kualitas, corak dan model, sebelum tiba keputusan untuk membeli.

Selanjutnya shopping goods dapat dibagi lagi menjadi :

 Homogensus : yaitu

barang dengan kualitas serupa tetapi harta berbeda.

 Heterogeneous goods :

yaitu barang dengan aneka macam kualitas sehingga konsumen lebih memperhatikan ciri-ciri produk dari pada harganya.

Specilty goods :

(8)

30 Unsought goods :

Konsumen mengetahui atau tidak mengetahui akan adanya produk jenis ini, tetapi tidak terpikirkan untuk melakukan pembelian.

Industrial goods

Adalah barang yang dibeli bukan untuk dikonsumsi langsung, namun diproses lagi untuk menghasilkan produk barang akhir. Biasanya pembeli merupakan organisasi. Barang industrial dibedakan dalam tiga kelompok yaitu bahan dan suku cadang, barang modal serta perbekalan dan jasa.

Product Image Dan Variabel Produk

Produk image :

Produk yang ditampilkan oleh suatu pemasar atau perusahaan, pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan ini konsumen akan melakukan suatu pemilihan atas produk dan jasa tertentu sesuai keadaan dirinya.

Pemasar akan berusaha untuk menciptakan suatu “image” yang baik, tepat, sesuai dengan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang dihasilkannya.

Kotler & Armstrong berpendapat dalam bukunya “ Marketing” :

A product image is a particular subjective picture consumers actually acquire of the product.

Berarti, Kotler menekankan bahwa dalam membangun suatu image yang baik, perhatian ditunjukan terhadap konsumen yang membeli produk tersebut. Dengan demikian perusahaan harus dapat membangkitkan persepsi dan kesan dari seorang konsumen terhadap penawaran produk, sehingga timbul suatu “product image”.

Variabel Produk :

Stanton mengemukakan bahwa suatu produk adalah suatu kesatuan atribut yang nyata maupun tidak nyata, seperti packing, color, service dan lain-lain.

Berkaitan dengan suatu product image, maka segala atribut produk harus diperhatikan oleh perusahaan agar mendapat tanggapan dari masyarakat. Kotler mengemukakan variabel-variabel yang harus diperhatikan dalm karakteristik suatu produk yaitu :

(9)

31 Setiap produk pasti

memiliki atribut yang bewujud misalnya mutu, ciri-ciri dan model. Mutu produk harus ditingkatkan, ciri-ciri mungkin perlu ditambah atau diubah dan model perlu disesuaikan, untuk meningkatkan penjualan dan profit.

 Mutu produk : kualitas

yang tinggi

memungkinkan dengan harga jual yang lebih tinggi dengan tidak lupa memperhatikan segmen pasar yang menjadi sasaran perusahaan.

 Ciri produk : merupakan

salah satu cara untuk memenangkan

persaingan karena ciri produk adalah alat yang membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing.

 Model/corak produk :

penampilan

corak/model/design tertentu akan memberi ciri kepribadian produk tersebut di mata konsumen.

Merk

Merk ini biasa menambah nilai suatu produk, sehingga merk merupakan satu

aspek yang mendasar dalam strategi produk.

Menurut Kotler, definisi merk adalah :

A brand is a name, term, sign symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods or service of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors.

Stanton memberi definisi : one seller or a group sellers.

Sedangkan menurut Philips and Dunccan S :

A brand is a word, mark, symbol, device or a combination there of to identify some product or service.

(10)

32 ditinjau dari pihak yang

berkepentingan yaitu : konsumen dan produsen.

 Merk ditinjau dari

sudut konsumen Sebagian konsumen melihat merk sebagai suatu alat yang digunakan produsen untuk menaikkan harga produk mereka. Tetapi sebagian lagi menginginkan

pemberian merk suatu produk karena hal ini memberi beberapa keuntungan antara lain :

penambahan biaya dan menjadi resiko jika produk tidak memuaskan

(11)

33

Kemasan merupakan segala kegiatan merancang hingga memproduksi wadah atau bungkus dari suatu produk. Beberapa elemen dari kemasan seperti ukuran, bentuk, bahan, warna, teks dan merk, meruipakan identitas produk atau suatu informasi tentang produk tersebut.

Menurut Kotler :

 Kemasan dapat meliputi 3 tingkatan

 Kemasan utama adalah suatu wadah yang berhubungan langsung dengan isi produk.

 Kemasan kedua adalah wadah perlindungan dari wadah utama.

 Kemasan ketiga adalah wadah perlindungan terhadap kemungkinan rusak selama perjalanan ke konsumen atau selama

dalam penyimpanan yang membutuhkan waktu lama.

Menurut Stanton :

 Kemasan merupakan

kelompok aktivitas secara dalam suatu perencanaan produk yang melibatkan

perencanaan dan

pembuatan wadah atau tempat bagi suatu produk.

 Kemasan secara nyata

berhubungan erat dengan

: “labeling” dan

“branding” karena label muncul dalam kemasan sedangkan “brand” ada

bersama-sama dengan

label.

Pengertian kemasan disisni lebih berperan dalam fungsi sebagai suatu media pemasaran, karena didalamnaya terdapat unsure perencanaan produk dan berhubungan brand maupun brand dari produk tersebut.

Kemasan dibuat untuk berbagai fungsi. Menurut Stanton fungsi kemasan adalah :

(12)

34 parfum, spray, yaitu

mencegah penguapan.

 Kemasan bisa melengkapi program pemasaran perusahaan.

Kemasan membantu mengidentifikasi suatu produk, sehingga bisa melindungi dari produk pesaing. Kemasan mungkin menjadi satu-satunya cara dimana perusahaan bisa membedakan produknya dengan produk lain yang saling bersaing.

Pelayanan Pelanggan

Pelayanan pelanggan bisa berupa sebagian kecil atau sebagian besar dari keseluruhan jasa pelayanan yang ditawarkan.

Pelayanan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

 Barang yang sepenuhnya berwujud : pada produk ini tidak melekat jasa pelayanan, misalnya : sabun, pasta gigi.

 Barang berwujud dengan jasa pelayanan : pada kelompok ini, penjualan barang harus diikuti dengan pelayanan, misalnya penjualan komputer.

 Jasa pelayanan pokok disertai barang/jasa tambahan : misalnya penumpang pesawat terbang membutuhkan jasa pengangkutan.

 Jasa-jasa.

Niat Beli dalam Model

Konsumen

Model perilaku konsumen merupakan suatu skema atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen. Model perilaku konsumen dapat pula diartikan sebagai kerangka kerja atau sesuatu yang mewakili apa yang diyakini konsumen dalam mengambil keputusan membeli. Usaha untuk mempengaruhi perilaku konsumen merupakan sasaran semua aktivitas pemasaran. Setiap pihak yang bersaing di pasar mengharapkan untuk dapat mempengaruhi sebanyak mungkin pembeli agar produknya dipilih dari antara produk alternatif apabila mereka berkesempatan untuk melakukan pembelian. Maka pengertian tentang perilaku konsumen serta faktor yang mempengaruhi pilihan produk dan merk yang spesifik sangat penting bagi setiap pembuat keputusan.

Model tersebut

menunjukkan suatu proses dan variabel yang mempengaruhi perilaku sebelum dan sesudahnya terjadi pembelian.

(13)

35 dan proses belajar (learning

process).

Variabel pengamatan terdiri dari :

 Perhatian, merupakan reseptor-reseptor indera untuk mengendalikan penerimaan informasi.

 Stimulus ambiguity, yaitu

ketidakpastian tentang objek yang diamati dan tidak adanya makna dari informasi yang diterima.

 Perceptual bias

(penyimpangan pengamatan), yaitu suatu distorsi atas informasi yang diterima.

 Overt search (penelusuran

nyata), yaitu penelusuran informasi secara aktif.

Variabel proses belajar terdiri dari :

 Motif, yaitu dorongan dari dalam diri untuk mencapai tujuan membeli.

 Choice criteria (kriteria

pilihan), yaitu seperangkat motif yang berhubungan dengan produk yang dipertimbangkan.

 Brand comprehension

(penambahan merk), yaitu pengetahuan tentang berbagai merk barang yang akan dibeli.

 Attitude (sikap), yaitu

kesukaan pada merk yang

didasarkan atas kriteria pilihan.

 Intention (niat, maksud),

yaitu prediksi yang meliputi kapan, dimana dan bagaimana konsumen bersikap terhadap suatu merk dan dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan.

 Confidence (kepercayaan),

yaitu keyakinan terhadap suatu merk.

 Satisfaction (kepuasan), yaitu tingkat penyesuaian antara kebutuhan dan pemblian barang yang diharapkan konsumen.

Dalam prakteknya, untuk menerapkan model ini, yang menggunakan tiga variabel utama yaitu : persepsi, belajar dan sikap dicontohkan :

Misalnya seorang pemuda ingin membeli raket tennis. Dalam bagian model diperhatikan : pemuda tersebut pergi untuk berbelanja di toko alat olah raga yang menjual raket tennis (hal ini merupakan stimulus). Pemuda ini tidak banyak mengetahui tentang raket, dan tidak pasti raket apa yang disukainya. (stimulus ambiguity). Pemuda itu masuk ke dalam toko dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pramuniaga toko mengenai raket (over

search). Oleh pramuniaga

(14)

36 berbagai macam raket. Pemuda

itu mendapat informasi yang singkat tentang raket timbul perhatian, attention, karena hanya sebagian saja informasi tentang raket itu yang dapat diingat oleh pemuda tersebut, maka dalam proses memory terjadilah perceptual bias, pemuda itu akan dapat mengingan informasi mengenai raket secara lebih baik apabila ia betul-betul membutuhkan raket tersebut atau jika ia sebelumnya banyak bertanya tentang raket (hal ini merupakan exogenous variables). Tahap berikutnya merupakan formasi dari sikap (attitude). Hal ini dilakukan dengan merangkai criteria pilihan (choice criteria). Jika ia telah mengetahui bermacam-macam merk raket, maka ia dapat merencanakan untuk membeli raket tersebut (output : purchase). Apabila pemuda tersebut membeli raket tenis itu sesuai dengan yang diharapkan, maka pemuda itu akan mendapat kepuasan (satisfaction).

saja, melainkan sudah dijajakan sampai ke pelosok di desa-desa pulau Jawa. Berbagai macam merk ice cream tersebut menunjukkan bahwa produk ini sudah diproduksi oleh banyak perusahaan, dan sudah saling bersaing satu dengan lainnya dalam merebut pangsa pasarnya.

Persaingan merebut pangsa pasar ini sudah sedemikian “ramai” sehingga bukan lagi hanya menggunakan media promosi tapi sudah sampai pada inovasi produk, pada cita rasa, macam bentuk : berbagai cup/mangkok selain diberi gagang. Saat ini sudah dibentuk ice cream serupa kue. Kemanapun telah diupayakan semenarik mungkin, terutama untuk anak-anak. Penjualan tidak lagi hanya di toko atau restoran atau kios-kios kecil, namun sudah dijajakan di dalam lingkungan perumahan. Penjualanlah yang berkeliling menjual ice cream.

(15)

37 kuesioner pada penduduk

Surakarta, yang dipilih acak. Kuesioner yang kembali berjumlah 97 lembar.

Dalam penanganan proses produksi kedua produsen ice cream ini menjaga ketat persyaratan higienis produk agar tidak tercemar secara mikrobiologis. Baju yang dipakai untuk produksi adalah baju khusus yang sudah steril. Sedangkan untuk ramuan komposisi bahan ice cream agar tidak bertentangan dengan kepercayaan masyarakat Indonesia misalnya halal. Usaha lain adalah mengurangi lemak susu, agar tidak terlalu menimbulkan rasa haus yang berlebihan atau dipakai bahan yang dinamakan”skim” artinya bahan yang lemak susunya rendah sekali. Untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tawaran ice cream yang disajikan beraneka ragam pilihan bentuk, rasa dan bahan tambahan lainnya, dengan harga yang berbeda agar terjangkau oleh kondisi masyarakat yang majemuk.

Pembahasan

Untuk menyusun buku ini, disebarkan 100 lembar kuesioner yang kembali sejumlah 97 lembar. Penyebaran kuesioner diusahakan merata pada lapisan

penduduk kota Surakarta . Berdasarkan kuesioner yang dikembalikan didapat hasil berikut :

 yang paling menyukai Peter’s = 8 orang.

 yang paling menyukai Baskin Robin = 31 orang.

 yang paling menyukai Hagen Daz = 16 orang.

 yang paling menyukai Es teler = 8 orang.

Dari komposisi diatas terlihat jumlah yang paling disukai adalah Campina dan Wall’s. Untuk penambahan lebih lanjut adalah bahwa responden memahami akan merk dari Wall’s dan Campina, yang terlihat dari jawaban mereka sebagian besar menjawab dengan benar.

Relasi Antara Product Image dengan Nilai Beli Konsumen

(16)

38 dengan Niat Beli konsumen.

Untuk itu digunakan rumus korelasi Rank Spearman sebagai berikut :

Nilai r untuk yang menyukai :

Uji Signifikansi :

Ho :  = 0 ; tidak ada hubungan yang kuat antara product image dengan niat beli.

Ha :   0 ; ada hubungan antara product image dengan niat beli.

Nilai to untuk yang menyukai :

Nilai t /2 = 1,96. Jadi berada dalam daerah penerimaan HO. Oleh karena itu HO diterima untuk  = 5%

Kesimpulan tidak ada korelasi antara niat beli dengan product image kedua ice cream tersebut.

Frank =

) 1 (

. 6

1 2 2

  

n n

di

Wall’s Campina

-0,082 0.19

to = rs 2 1

2 rs n

 

Wall’s Campina

(17)

39

Kesimpulan

Dari hasil analisa dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

 Tidak ada korelasi yang kuat antara niat beli dan ”product image” dapat diterima. Ini ditunjukkan oleh nilai rs yang kecil dan to < t /2. Ini berarti bahwa untuk membeli ice cream, konsumen tidak memperhatikan faktor-faktor dari atribut, merk, kemasan dan layanan. Hal ini disebabkan ice cream merupakan impulse goods.

 Atribut produk yang ditawarkan yaitu beragamnya aneka pilihan produk seperti : Neapolitan, Vinetta dan lain-lain, dapat membuat konsumen memiliki alternatif

pilihan disesuaikan dengan situasi pada saat membeli.

 Kesetiaan terhadap merk ditujukan dengan diketahuinya merk yang mereka sukai.

 Kemasan yang kuat, bersih, warna yang menarik, label

yang menarik dan

mengundang selera

mempengaruhi niat beli konsumen.

 Pelayanan para penjual yang ramah dan layanan khusus disukai sebagai responden. Ini menunjukkan layanan kurang kuat pengaruhnya terhadap niat beli.

Daftar Pustaka

Danger, E.P, 1999, Memilih

warna kemasan,

diterjemahkan oleh Darwis Ishak, Pustaka Binaman Presindo.

Kinner, Thomas & Taylor James, 2002, Riset Pemasaran Jilid I, diterjemahkan oleh Yohanes Lamarto, edisi 3, Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip, 2001, “Marketing

Manajemen” 7 edisi

Revisi , Prentice Hall.

Maurice Mandell & Larry Rosenberg, 1999,

“Marketing” 2 ed,

Prentice Hall.

Peter Bennet & Futrell, 2000, Marketing, 2 ed, Prentice Hall.

Stanton & Futrell, 1997,

(18)

40

Marketing”, Mc Graw

Hill.

Swastha, Basu& Irawan, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, edisi ke 4.

Winardi, 1999, Pemasaran dan

Perilaku Konsumen,

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Kebijakan ini dibuat melalui program pemberdayaan bertujuan agar terciptanya dan terjalinnya suatu hubungan yang baik antara prajuru desa dengan krama desa (masyarakat)

Dengan menggunakan teori Pro- gram Dinamik perhitungan mundur maka jumlah jam kerja efektif 573.460 jam dapat dioptimalkan menjadi 468.714,27 jam dengan jumlah tenaga kerja (orang)

Berda- sarkan hasil dari kuisioner masih ada beberapa responden yang tidak setuju terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Bank Mandiri di antaranya kompetensi yang baik

Pemanfaatan Bengawan Jero (Bono Rowo) di Kecamatan Turi memiliki fungsi strategis dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat antara lain di bidang perikanan,

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun 2019 Indikator Kinerja Program ( outcome ) / Kegiatan ( output ) Pelayanan Penerbitan Pendaftaran Kapal Perikanan dengan

Q 22 04 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Pekerjaan Teknik Sipil Lainnya 123. Q 22 05 Jasa Manajemen Proyek Terkait Konstruksi Industrial Plant &amp;

Semakin tinggi hasil debt to asset ratio kemampuan perusahaan memperoleh laba akan semakin berkurang, karena pendanaan dengan utang semakin banyak sehingga akan