• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air Sebagai Identitas Hubungan Orang Rim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Air Sebagai Identitas Hubungan Orang Rim"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Air Sebagai Identitas

(Potret Hubungan Orang Rimba dan Sungai)

Air, lebih dari sekedar kebutuhan biologis dasar manusia, tapi juga pembentuk peradaban manusia. Disadari atau tidak peradaban di dunia selalu terkoneksi dengan air. Peradaban Cina dengan Sungai Kuning, Mesir dengan Sungai Nil, Sriwijaya dengan Sungai Musi, India dengan Gangga. Banyak lagi contoh lain.

Sungai yang mengalirkan air dari hulu ke hilir ternyata telah berperan besar dalam melahirkan peradaban. Begitu pula dengan suku-suku kecil di nusantara, ternyata kebudayaan dan kehidupan mereka sangat terhubung dengan air, dalam hal ini sungai. Pengalaman penulis bersama orang rimba, menjadi guru bagi anak-anak rimba telah meyakinkanku, bahwa sungai dan hutan adalah dua hal kunci yang membentuk kebudayaan mereka.

Mika jengon koncing samo binggok di ayik, todok tedendo..”, begitu seru Meruge, sahabat kecilku dari orang rimba rombong Terab saat pertama-tama aku tiba. Jangan buang air kecil atau besar di sungai, bisa kena denda adat. Sungai atau air memang menjadi simbol penting dalam adat orang rimba.

Mendengar istilah Orang Rimba (OR), mungkin belum terlalu akrab. Pemerintah menyebut mereka dengan istilah Suka Anak Dalam (SAD), tapi istilah ini mengandung kekeliruan karena bisa bermakna ganda, karena Orang Bathin di Sumatera Selatan dan Jambi juga disebut SAD.

Di luar dari itu semua Orang Rimba menyebut diri “kamia urang rimba”, kami Orang Rimba, maka istilah Orang Rimba lebih relevan menjadi penanda identitas.

Orang rimba yang hidup di hutan dataran Sumatera bagian tengah terutama Jambi dan Sumatera Selatan adalah salah satu suku kecil yang kehadiran mereka kadang terabaikan dan terpinggirkan oleh perubahan sosial yang melaju kencang. Sedangkan mereka masih setia dengan adat. Terutama mereka yang hidup di Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD)

Disamping hutan yang menjadi pembentuk identitas, sungai juga sangatlah penting. Sungai mengandung dimensi fungsional sekaligus religius dalam kehidupan Orang Rimba. “Hopi ado sungoi hopi ado urang rimba”, tidak ada sungai tidak ada orang rimba, begitu suatu ketika Mangku Basemen dari Orang Rimba Rombong Makekal Tengah pernah berujar.

(2)

Pelekatan nama sungai menjadi identitas Orang rimba menjadi semacam penegasan betapa sacral dan penting sungai bagi Orang rimba. Di Orang rimba juga meyakini bahwa batu-batuan besar yang terkadang ada di sungai sebagai batu bedewo, artinya dijaga oleh dewa. Secara umum kesadaran macam itu terkesan irasional dna mengada-ada, tapi jika kita memahami kosmologi kehidupan orang rimba, maka kita akan kagum. Betapa simbol dalam kebudayaan mereka adalah representasi cara mereka berinteraksi dengan alam, sungai dan hutan khususnya.

Pada hari-hari awal kelahiran anak, orang rimba akan membawa sang anak mandi ke sungai. Fase ini sangat penting, karena itulah kali pertama anak berinteraksi langsung dengan alamnya. Proses memandikan ini diyakini bisa membuat anak kuat dan juga perlambang kedekatan dengan sungai. Saat memandikan bayi di sungai untuk pertama kali itu, sungai seolah menjadi penyambut sang bayi dalam kehidupan nyata.

Begitu banyak pantang adat yang berkaitan dengan sungai berlaku dalam kehidupan orang rimba. Seperti telah disebut di awal. Buang air adalah hal yang sangat dipantang. Jika ini dilanggar, mereka meyakini bahelok (dewa) yang ada di sungai akan pergi dan marah. Pelaku pun pasti dikenai sanksi adat cukup berat.

(3)

Tak diragukan lagi sungai adalah pembentuk identitas orang rimba, kohesi mereka dan sungai adalah representasi paling nyata dari betapa penting air dalam kehidupan mereka. Tidak secara biologis atau fisis semata, tapi budaya dan sosial. Kehancuran sungai alamat kehancuran orang rimba

Begitulah orang rimba yang identitasnya dibentuk salah satunya oleh rimba dan sungai. Seperti kata Davinci di atas, dalam tata alam, air adalah faktor pendorong.

Biodata Penulis :

Nama : Huzer Apriansyah

Alamat : Jl. Inu Kertapati No 12, Telanai Pura-Jambi Pekerjaan : Fasilitator Pendidikan Orang Rimba di KKI-Warsi Kontak : 081288128167

Referensi

Dokumen terkait

Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat telah ditemukan pertama kali di Babylon pada 625 tahun sebelum masehi, tetapi perkerasan jenis ini

Teori ini menjelaskan mengenai pemilihan sumber pendanaan yang membandingkan antara sumber pendanaan internal dan eksternal, namun teori ini tidak menjelaskan mengenai

a. Organisasi: 1) Menjalin kerjasama dengan institusi lain dalam rangka penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan lanjut, 2) Peningkatan hubungan kerja dan komunikasi

(Hirsjärvi, Remes & Sajavaara 2008, 226.) Laadullisen tutkimuksen kentällä näitä käsitteitä on kuitenkin kritisoitu, sillä ne ovat syntyneet määrällisen

Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Campaka Dan Kecamatan Cibatu Kabupaten

Makna Ngaben Ningkeb di Banjar Kebon, Desa Pakraman Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar adalah dimana konsepsi sarira yang digunakan sebagai makna

Penyimpanan lama semen dengan suhu refrigerator dengan pengencer Sari Wortel 70% dan Kuning Telur 30% berpengaruh terhadap Motilitas dan Viabilitas spermatozoa

Aves has feather that covered their body; The body consist chepal (head), cervix (neck), trunctus (body) and caudal (wings); The heart separated into four chamber;