• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Fungsi Permintaan - Bab 3 Penerapan Fungsi Linier

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.1. Fungsi Permintaan - Bab 3 Penerapan Fungsi Linier"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN

Fungsi linier

ungsi Linier adalah fungsi paling sederhana karena hanya mempunyai satu variabel bebas dan berpangkat satu pada variabel tersebut. Fungsi ini sering digunakan dalam penerapan ekonomi dan bisnis untuk menjelaskan hubungan-hubungan ekonomi dan bisnis secara linier. Hal ini dikarenakan kebanyakan masalah ekonomi dan bisnis dapat disederhanakan atau diterjemahkan ke dalam model yang berbentuk linier. Penerapan ekonomi dan bisnis ini pertama adalah memperkenalkan fungsi permintaan dan penawaran, kemudian menganalisis interaksi antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang berupa keseimbangan pasar. Selanjutnya akan menganalisis perubahan keseimbangan pasar yang diakibatkan adanya pengaruh pajak dan subsidi dari pemerintah. Penerapan lainnya berupa analisis pulang pokok yang berguna untuk perencanaan perusahaan.

F

3.1. Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa yang diminta oleh konsumen dengan variabel harga serta variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain harga produk itu sendiri, pendapatan konsumen, harga produk yang diharapkan pada periode mendatang, harga produk lain yang saling berhubungan dan selera konsumen

Bentuk Umum Fungsi Permintaan :

(2)

Q = a – bP atau Q

Fungsi permintaan ini apabila digambarkan, kurvanya akan mempunyai kemiringan (gradien) yang negatif, yaitu menurun dari kiri atas kekanan bawah, dan berbentuk garis lurus. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Kurva Permintaan

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan, hukum permintaan yaitu apabila harga naik jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila harga turun jumlah yang diminta akan bertambah.

Contoh 3.1.

(3)

Kurva permintaannya ditunjukkan oleh gambar berikut ini :

3.2. Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan variabel harga dan variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain harga produk tersebut, tingkat teknologi yang tersedia, harga dari faktor produksi (input) yang digunakan, harga produk lain yang berhubungan dalam produksi, harapan produsen terhadap harga

(4)

Gambar 3.2 Kurva Penawaran

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Ini mencerminkan, hukum penawaran yaitu apabila harga naik jumlah yang ditawarkan akan bertambah dan apabila harga turun jumlah yang ditawarkan akan berkurang.

Contoh 3.2.

Jika harga suatu produk adalah Rp.500,- maka jumlah yang akan terjual sebanyak 60 unit. Bila harganya meningkat menjadi Rp.700,-, maka jumlah produk yang terjual sebanyak 100 unit. Tentukan fungsi penawarannya dan gambarkanlah dalam satu

Kurva penawarannya ditunjukkan oleh gambar berikut ini :

(5)

3.3. Keseimbangan Pasar

Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Gambar 3.3 Keseimbangan Pasar

Syarat Keseimbangan Pasar : Qd = Qs

Qd = jumlah permintaan

Qs = jumlah penawaran

E = titik keseimbangan

Pe = harga keseimbangan

Qe = jumlah keseimbangan

Contoh 3.3.

Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan Qd = 10 – 5P dan fungsi penawarannya

adalah Qs = - 4 + 9P.

a. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar ? b. Tunjukkan secara geometri !

Penyelesaian :

a. Keseimbangan pasar : Qd = Qs

10 – 5 P = - 4 + 9P

(6)

P = 1 ≡ Pe

Q = 10 – 5P

Q = 5 ≡ Qe

Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 5,1 )

b. Kurva keseimbangan pasar

3.4. Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

Jika produk dikenakan pajak t per unit, maka akan terjadi perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah keseimbangan. Biasanya tanggungan pajak sebagian dikenakan kepada konsumen sehingga harga produk akan naik dan jumlah barang yang diminta akan berkurang. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak dapat digambarkan pada gambar 3.4 sebagai berikut.

20 Penerapan Fungsi Linier

Pe

Pe' E' E

Qs' Qs

Qd Q P

Qe Qe'

1 2 3 4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

E ( 5,1 ) Qd = 10 - 5P

P

(7)

Gambar 3.4. Keseimbangan sebelum dan sesudah pajak

Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t.

Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen : tk = Pe' – Pe

Beban pajak yang ditanggung oleh produsen : tp = t – tk

Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah : T = t x Qe'

Contoh 3.4.

Diketahui suatu produk ditunjukkan fungsi permintaan P = 16 – 2Q dan fungsi penawaran P = 7 + Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar Rp. 3,-/unit

a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak ? b. Berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah ?

c. Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen dan produsen ?

Penyelesaian :

a. Keseimbangan pasar sebelum pajak

Qd = Qs

16 – 2Q = 7 + Q P = 7 + Q

3Q = 9 P = 7 + 3

Qe = 3 Pe = 10

Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak E ( 3,10 )

Keseimbangan pasar sesudah pajak Fungsi penawaran menjadi :

P = 7 + Q + t = 7 + Q + 3

= 10 + Q Od = Qs

(8)

Qe' = 2

P = 16 – 2Q = 16 – 4

Pe' = 12

Jadi keseimbangan pasar setelah pajak E' ( 2,12 ) b. Penerimaan pajak oleh pemerintah

T = t x Qe'

= 3 . 2

= 6 ( Besarnya penerimaan pajak oleh pemerintah Rp. 6,- )

c. Pajak yang ditanggung konsumen tk = Pe' – Pe

= 12 – 10

= 2 ( Besar pajak yang ditanggung konsumen Rp. 2,- )

Pajak yang ditanggung produsen tp = t – tk

= 3 – 2

= 1 ( Besar pajak yang ditanggung produsen Rp. 1,- )

3.5. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar

Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.

Jika produk dikenakan subsidi s per unit, maka akan terjadi penurunan harga produk sehingga keseimbangan pasar atas produk tersebut juga akan bergeser. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ – s

22 Penerapan Fungsi Linier

Pe'

Pe E E'

Qs Qs'

Qd Q P

(9)

Gambar 3.5. Keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi

Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen : sk = Pe – Pe'

Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen : sp = s – sk

Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah : S = s x Qe'

Contoh 3.5.

Permintaan akan suatu komoditas dicerminkan oleh Qd = 12–2P sedangkan

penawarannya Qs = -4 + 2P pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 2,- setiap

unit barang.

a. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan sebelum subsidi ? b. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan sesudah subsidi ? c. Berapa bagian dari subsidi untuk konsumen dan produsen ? d. Berapa subsidi yang diberikan pemerintah ?

Penyelesaian :

a. Keseimbangan pasar sebelum subsidi

Qd = Qs Q = 12 – 2P

12 – 2P = -4 + 2P = 12 – 8

4P = 16 Qe = 4

Pe = 4

Sehingga keseimbangan pasar sebelum subsidi E = ( 4, 4 )

b. Keseimbangan pasar sesudah subsidi :

Qd = 12 – 2P => P = - ½ Qd + 6

Qs = -4 + 2P => P = ½ Qs + 2 Sesudah Subsidi Fungsi Penawaran menjadi

P = ½ Q + 2 – 2

P = ½ Q

(10)

- ½ Q + 6 = ½ Q Qe' = 6

P = ½ Q Pe' = 3

Sehingga keseimbangan pasar setelah subsidi E' = ( 6, 3 )

c. Subsidi untuk konsumen

sk = Pe – Pe'

= 4 – 3

= 1

Besar subsidi untuk konsumen Rp. 1,-

Subsidi untuk produsen sp = s – sk

= 2 – 1 = 1

Besar subsidi untuk produsen = Rp. 1,-

d. Subsidi yang diberikan pemerintah S = s x Qe'

= 2 . 6 = 12

3.6. Fungsi Biaya

Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan, biaya tetap merupakan sebuah konstanta. Sedangkan biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya. Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan.

(11)

FC = k

VC = f(Q) = vQ

C = g (Q) = FC + VC = k + vQ

Gambar 3.6. Fungsi Biaya

Keterangan ; FC = biaya tetap VC= biaya variabel C = biaya total k = konstanta

V = lereng kurva VC dan kurva C

Contoh 3.6.

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 100 Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya ! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit barang ?

Penyelesaian :

FC = 20.000 VC = 100 Q

C = FC + VC → C = 20.000 + 100 Q

(12)

3.7. Fungsi Penerimaan

Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut.

R = Q x P = f (Q)

Contoh 3.7.

Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ?

Penyelesaian :

R = Q x P = Q x 200 = 200Q

Bila Q = 350 → R = 200 (350) = 70.000

26 Penerapan Fungsi Linier 70.000

50.000

20.000

0

500

FC = 20.000 VC = 100 Q C

(13)

3.8. Analisis Pulang Pokok

Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.

Gambar 3.5. Analisis Pulang Pokok

Contoh 3.8. 70.000

40.000

0

200

R = 200 Q R

Q 350

0

Q'

R = r (Q) C, R

Q C = c (Q)

TPP (π = 0) π >0

(14)

Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukan oleh persamaan C = 20.000 + 100 Q dan penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan mengalami pulang pokok? apa yang terjadi jika perusahaan memproduksi 150 unit ?

Penyelesaian :

Diketahui :

C = 20.000 + 100Q R = 200Q

Syarat Pulang Pokok R = C

300Q = 20.000 + 100Q 200Q = 20.000

Q = 100

Jadi pada tingkat produksi 100 unit dicapai keadaan pulang pokok

Jika Q = 150, maka π = R – C

= 300Q – ( 20.000 + 100Q) = 200 Q – 20.000

= 200(150) – 20.000 = 10.000

Jadi pada tingkat produksi 150 unit, perusahaan mengalami keuntungan sebesar Rp. 10.000,-

3.9. Soal-Soal Latihan

1. Jika fungsi permintaan suatu produk adalah P = 12 – 5Q

a. Berapa harga tertinggi yang dapat dibayar oleh konsumen atas produk tersebut?

b. Berapakah jumlah yang diminta jika produk tersebut gratis? c. Gambarkanlah kurva permintaan tersebut !

2. Jika fungsi penawaran suatu produk adalah Qs = 2P – 5.

(15)

a. Berapakah harga terendah yang dapat dijual oleh produsen a//tas produk

tersebut ?

b. Berapakah jumlah yang diminta jika harga produk tersebut P = 10?

c. Gambarkan kurva penawaran tersebut!

3. Permintaan akan suatu barang dicerminkan oleh Qd = 150 – P, sedangkan

penawarannya Qs =

3 2

P – 50.

a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar dari barang tersebut ?

b. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar dari barang tersebut, jika Pemerintah memberlakukan pajak sebesar Rp. 50,- untuk tiap unit barang yang dijual ?

c. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar dari barang tersebut, jika Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 25,- untuk tiap unit barang yang dijual ?

4. Penawaran suatu barang dicerminkan oleh Qs = - 4 + 2P, sedangkan permintaannya

Qd = 11 – P. Pemerintah menetapkan pajak sebesar Rp. 3,- atas setiap unit barang. a. Bagaimana keseimbangan sebelum pajak ?

b. Bagaimana keseimbangan sesudah pajak ?

c. Berapa bagian dari pajak yang menjadi beban konsumen dan berapa pula yang menjadi beban produsen untuk setiap unit barang ?

5. Penawaran suatu barang dicerminkan oleh Qs = - 8 + 2P, sedangkan permintaannya Qd = 20 –2P. Pemerintah memberikan subsid sebesar Rp. 2,-atas setiap unit barang.

a. Bagaimana keseimbangan sebelum subsidi ? b. Bagaimana keseimbangan sesudah subsidi ?

c. Berapa bagian dari subsidi yang dinikmati konsumen dan berapa pula yang dinikmati produsen ?

(16)

a. Pada tingkat produksi berapa unit diperoleh keadaan pulang pokok? b. Berapa keuntungan/kerugian bila barang yang dijual 200 unit ?

7. Seorang produsen menjual produknya seharga Rp. 50,- per unit. Biaya variabel setiap unit produknya adalah Rp. 20,-, dan biaya tetapnya = Rp. 30.000,-.

a. Berapa unit produk pulang pokok ? Tunjukkan dengan gambar ? b. Berapa labanya jika produk yang terjual 10.000 unit ?

8. Penerimaan Total sebuah perusahaan dari memproduksi barang yang harga jualnya Rp. 250,00 per unit adalah Rp. 150.000,00. Biaya tetap totalnya Rp. 30.000,00 , sedangkan biaya variabelnya Rp. 200,00 per unit. Berapa unit barang harus diproduksi agar ia memperoleh keuntungan?

9. Seorang peternak ayam pedaging memelihara 1000 ekor ayam. Setelah berusia empat bulan semua ayamnya terjual dengan harga Rp. 800,00 / ekor. Biaya tetap yang dikeluarkan sebelum ia memulai usahanya tercatat sebesar Rp. 80.000,00. Sedangkan biaya variabel selama empat bulan tersebut Rp.600.000,00

a. Tunjukkan fungsi Biaya Variabel, Biaya Total dan Penerimaan Totalnya b. Berapa ekor tingkat pulang pokok usahanya?

c. Bagaimana kalau ia memelihara 350 ekor ayam?

10. Seorang pedagang dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp.15.000,00 dari menjual barang dagangannya sebanyak 400 unit. Penerimaan totalnya sebesar Rp. 120.000,00 , sedangkan biaya tetap total yang harus dibayarkannya Rp. 25.000,00 a. Berapa rupiah harga per unit barang dagangannya?

b. Tentukan fungsi biaya total dan biaya variabel totalnya ! c. Pada produksi berapa unit pedagang tadi pulang pokok ? d. Berapa keuntungan/kerugian bila ia hanya menjual 200 unit ? e. Gambarkan hasil-hasil perhitungan diatas !

11. Seorang produsen menjual produknya seharga Rp. 50,00 per unit. Biaya variabel setiap unit produk = 40 % dari harga jual, dan biaya tetapnya = Rp. 30.000,00 a. Berapa unit produksi pulang pokok? Tunjukkan dengan gambar.

(17)

b. Berapa labanya jika produk yang terjual 10.000 unit ?

c. Berapa unit produksi pulang pokok yang baru jika harga jualnya naik menjadi

Rp. 75,00 ?

d. Berapa labanya jika produk yang terjual 10.000 unit ?

12. Seorang pengrajin kayu menghasilkan lemari dengan harga jualnya Rp. 60.000,00 per unit. Biaya variabel per unit adalah Rp. 35.000,00, sedangkan biaya tetap yang dikeluarkan adalah Rp. 650.000,00. Berapa unit lemari yang harus dijual agar pengrajin tersebut mencapai titik impas atau pulang pokok?

13. Seorang pengusaha kecil menghasilkan suatu produk dengan harga jualnya Rp. 4.500,- per kg. Biaya tetap yang dikeluarkan adalah Rp. 102.500,-, sedangkan biaya variabel per kg adalah Rp. 4000,-. Berapa kg produk harus dihasilkan agar pengusaha tersebut mencapai titik impas atau pulang pokok ?

14. Jumlah permintaan akan suatu komoditas tercatat sebanyak 26 unit jika harganya 5, sedangkan pada tingkat harga ini, kalangan produsen hanya bersedia menawarkan barangnya sejumlah 8 unit. Pada setiap kenaikan harga sebesar 10, jumlah permintaannya akan menurun sebanyak 20, tetapi jumlah penawarannya akan bertambah sebanyak 40. Tentukan :

a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar dari barang tersebut ?

b. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar dari barang tersebut, jika Pemerintah memberlakukan pajak sebesar Rp. 3,- untuk tiap unit barang yang dijual ?

c. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar dari barang tersebut,jika Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 2,- untuk tiap unit barang yang dijual ?

15. Seorang peternak bebek memelihara 100 ekor bebek. Setelah berusia empat bulan bebeknya terjual dengan harga Rp. 25.000,-/ekor . Biaya tetap yang dikeluarkan sebelum ia memulai usahanya tercatat sebesar Rp. 500.000,-. Sedangkan biaya variable selama 4 bulan tersebut Rp.2.000.000,- Tentukan :

(18)

b. Pada tingkat produksi berapa ekor diperoleh keadaan pulang pokok? c. Berapa keuntungan/kerugian bila memelihara 150 ekor bebek ?

Gambar

Gambar 3.5. Analisis Pulang Pokok

Referensi

Dokumen terkait

Suatu barang mempunyai kecenderungan permintaan sebagai berikut: jika harganya 2, jumlah yang diminta 12 unit; tetapi bila harganya naik menjadi 5, permintaannya hanya 6

Permintaan (demand) adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat

Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi

 Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis adalah variabel permintaan barang (variabel dependen) dengan harga barang lain (variabel independen). 

Selera konsumen Rumus teori permintaan P = a-bQ Q = a-bP Keterangan: P = harga barang per unit Q = jumlah barang yang diminta a = angka konstanta yaitu bilangan yang menunjukkan

Fungsi Demand/Permintaan • Hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan variabel lain yang mempengaruhi antara lain harga barang, promosi,selera,mutu, harga barang lain dan

Penurunan Permintaan Konsumen Permintaan adalah berbagai jenis dan jumlah barang dan jasa yang diminta pembeli pada berbagai kemungkinan harga dalam periode tertentu dan permintaan

Semakin rendah tingkat harga maka semakin besar jumlah permintaan yang diminta oleh konsumen b.. Semakin tinggi tingkat harga maka semakin besar jumlah permintaan yang diminta oleh