• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalium Diklofenak - Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalium Diklofenak - Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalium Diklofenak

Menurut British Pharmacopoeia (2009), Rumus bangun :

Rumus molekul : C14H10Cl2KNO2 Berat molekul : 334,24

Nama kimia : Benzeneacetic acid, 2-[(2,6-dichlorophenyl)amino] monopotassium salt

Nama lain : Potassium [o-(2,6-dichloroanilino)phenyl]acetate Nama dagang : Cataflam (Novartis)

Persen komposisi : C 50,31%, H 3,02%, Cl 21,21%, K 11,70%, N 4,19%, O 9,57%

(2)

20 2.2 Asam Diklofenak

Menurut Moffat, dkk., (2011), Rumus Bangun :

Rumus molekul : C14H11Cl2NO2 Berat molekul : 296,15

Nama kimia : 2-[(2,6-Dichlorophenyl)amino]benzeneacetic acid Nama lain : [o-(2,6-dichloroanilino) phenyl] acetic acid Nama dagang : Voltarol (Novartis)

Karakteristik : Kristal dari eter-petroleum eter Titik Lebur : 156 - 158oC

(3)
(4)

22

2.4 Mekanisme Reaksi Pembentukan Diklofenak

2.5 Efek Farmakologi

(5)

23 2.6 Efek Merugikan

Diklofenak seperti AINS lainnya dapat melukai mukosa lambung dengan mencegah efek perlindungan dari prostaglandin sehingga dapat meningkatkan resiko gangguan gastrointestinal yang serius berupa pendarahan, ulserasi, dan perforasi lambung usus, yang dapat berakibat fatal (Finkel, dkk., 2009).

2.7 Esterifikasi

Ester adalah senyawa turunan asam karboksilat yang terbentuk ketika atom hidrogen dalam asam (–OH) digantikan oleh sebuah gugus alkil. Ester dapat disintesis oleh reaksi subtitusi asil nukleofilik antara asam karboksilat dan alkohol yang disebut sebagai esterifikasi Fisher (Finar, 1973). Mekanisme reaksi esterifikasi Fisher adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Mekanisme reaksi esterifikasi Fisher

(6)

24

Metode-metode yang umum digunakan dalam pembuatan ester adalah sebagai berikut:

a. Esterifikasi Fisher

Jika asam karboksilat dan alkohol dan katalis asam (biasanya HCl atau H2SO4) dipanaskan, terdapat kesetimbangan dengan ester dan air (Pine, dkk., 1980).

b. Esterifikasi dengan asil halida

Asil halida adalah turunan asam karboksilat yang paling reaktif. Asil klorida lebih murah dibandingkan dengan asil halida lain. Asil halida biasanya dibuat dari asam dengan tionil klorida, kemudian mereaksikannya dengan alkohol (Pine, dkk., 1980).

c. Esterifikasi dengan anhidrida

(7)

25 2.8 Spektroskopi Inframerah

Spektroskopi inframerah merupakan teknik analisis berbagai jenis sampel yang melibatkan cahaya (foton), maka metode spektroskopi juga sering disebut spektrofotometri dan alat yang digunakan disebut spektrofotometer. Spektrofotometer inframerah pada umumnya digunakan untuk menetukan gugus fungsi suatu senyawa organik dan mengetahui informasi struktur suatu senyawa organik dengan membandingkan daerah sidik jarinya (Dachriyanus, 2004; Rohman, 2014).

Ada 2 jenis instrumen yang dapat digunakan untuk memperoleh spektrum inframerah (IR), yaitu: (1) spektrofotometer dispersif, yang menggunakan monokromator untuk memilih tiap panjang gelombang dengan tujuan untuk memantau intensitasnya setelah sumber radiasi melewati sampel; (2) spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FT-IR), yang menggunakan interferometer (Rohman, 2014).

2.8.1 Prinsip Spektrofotometer Inframerah

(8)

26

2.8.2 Sistem Peralatan spektrofotometer FT-IR

Spektrofotometer FT-IR didasarkan pada ide adanya interferensi radiasi antara 2 berkas sinar untuk menghasilkan suatu interferogram. Interferogram merupakan sinyal yang dihasilkan sebagai fungsi perubahan pathlenght antara 2 berkas sinar. Dua domain (jarak dan frekuensi) dapat ditukarbalikkan dengan metode yang disebut dengan transformasi Fourier. Komponen dasar FT-IR ditunjukkan secara skematik dalam Gambar 2.2 (Rohman, 2014).

Gambar 2.2 Komponen utama spektrofotometer FT-IR

Radiasi yang berasal dari sumber sinar dilewatkan melalui interferometer ke sampel sebelum mencapai detektor. Selama penguatan (amplifikasi) sinyal, yang mana kontribusi-kontribusi frekuensi tinggi telah dihilangkan dengan filter, maka data diubah ke bentuk digital dengan suatu analog-to-digital converter dan dipindahkan ke komputer untuk menjalani transform Fourier (Rohman, 2014).

Menurut Rohman (2014), komponen utama spektrofotometer FT-IR adalah sebagai berikut:

a. Sumber sinar

Spektrofotometer FT-IR menggunakan sumber sinar Globar atau Nerst untuk daerah IR tengah. Jika spektra IR jauh akan diukur, maka lampu merkuri

Sumber

sinar Interferometer Sampel

Detektor Penguat

(amplifier)

Pengubah analog

(9)

27

tekanan tinggi dapat digunakan. Untuk IR dekat, lampu-lampu tungsten-hidrogen dapat digunakan sebagai sumber sinar.

b. Interferometer Michelson

Tujuan interferometer adalah untuk membawa berkas sinar, lalu memecahnya ke dalam dua berkas sinar, dan membuat salah satu berkas sinar berjalan dengan jarak yang berbeda dengan yang lain. Perbedaan jarak yang dilalui ini disebut dengan perbedaan celah optik (pathlenght difference) atau

penghambatan optik, disimbolkan dengan huruf delta (δ).

c. Detektor

Ada 2 jenis detektor yang umum digunakan pada spektrofotometer FT-IR. Detektor normal pada penggunaan rutin adalah alat piroeletrik yang didalamnya terdapat deuterium triglisin sulfat (DTGSP) pada jendela alkali halida yang tahan terhadap panas.

d. Komputer

Komputer merupakan komponen yang krusial dalam intrumen spektrofotometer FT-IR modern. Komputer akan mengendalikan instrumen, misalkan dalam kecepatan, batas, serta awal dan akhir scanning. Komputer akan membaca spektrum dari instrumen begitu spektrum di scanning. Hal ini bermakna bahwa spektrum telah digitalisasikan.

2.8.3 Interpretasi Spektrum Inframerah

(10)

28

rangkap tiga (2500 – 2000 cm-1), daerah ikatan rangkap dua (2000 – 1500 cm-1) dan daerah sidik jari (1500 – 600 cm-1). Berikut adalah tabel korelasi yang menyatakan hubungan antara bilangan gelombang atau frekuensi (cm-1) dengan gugus-gugus fungsional yang bertanggung jawab pada penyerapan radiasi inframerah.

Tabel 2.1 Korelasi antara jenis vibrasi gugus fungsional dan frekuensi

Gugus Jenis Vibrasi Frekuensi (cm-1) Intensitas

C-H Alkana 3000 – 2850 Kuat

Aromatis 1600 dan 1475 Medium – Lemah

C≡C Alkuna 2250 – 2100 Medium – Lemah

C=O Aldehid 1740 – 1720 Kuat

Keton 1725 – 1705 Kuat

Asam Karboksilat 1725 – 1700 Kuat

Ester 1750 – 1730 Kuat

Amida 1680 – 1630 Kuat

Anhidrida 1810 dan 1760 Kuat

Asil klorida 1800 Kuat

C-O Alkohol, eter, asam karboksilat, anhidrida

1300 – 1000 Kuat

O-H Bebas 3650 – 3600 Medium

(11)

29 2.9 Kromatografi gas

Kromatografi gas merupakan teknik analisis pemisahan senyawa-senyawa yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas organik dalam suatu campuran. Dalam kromatografi gas, senyawa-senyawa yang dianalisis diuapkan dan dielusi dengan bantuan suatu gas sebagai fase gerak melalui kolom. Fase gerak digunakan sebagai gas pembawa, namun interaksi dari fase gerak dengan analit tidak signifikan. Keuntungan kromatografi gas antara lain memiliki kecepatan analisis, resolusinya tinggi, mudah dalam pengoperasian, hasil kuantitatif yang bagus, dan biayanya menengah. Sayangnya, sistem ini tidak dapat mengindentifikasi struktur senyawa (McNair dan Miller, 2009).

2.9.1 Prinsip Kromatografi gas

(12)

30 2.9.2 Sistem Peralatan Kromatografi Gas

Sistem peralatan kromatografi gas ditunjukkan pada Gambar 2.3. Dengan komponen utama adalah kontrol dan penyediaan gas pembawa; ruang suntik sampel; kolom yang diletakkan dalam oven yang dikontrol secara termostatik; komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data.

Gambar 2.3 Skema sistem kromatografi gas

(Wiryawa, 2011). Komponen utama kromatografi gas adalah sebagai berikut:

a. Fase gerak

(13)

31 b. Ruang suntik sampel

Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efisien. Desain yang popular terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung logam yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk mengakomodasi injeksi dengan semprit (syringe) (Rohman, 2009).

c. Kolom

Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam, sehingga kolom merupakan komponen sentral pada kromatografi gas (Rohman, 2009).

d. Detektor

Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar gas pembawa yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen didalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah diantara fase diam dan fase gerak (Rohman 2009).

(14)

32

misalnya MS (Mass Spectroscopy), kromatogram akan disajikan dalam bentuk lain (Rohman, 2009).

e. Komputer

Menurut Rohman (2009), kromatografi modern menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya untuk digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain:

i. Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas; suhu oven dan pemrograman suhu; serta penyuntikan sampek secara otomatis.

ii. Menampilkan kromatogram dan informasi-inforamsi lain dengan menggunakan grafik berwarna.

iii. Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik.

iv. Menyimpan data parameter untuk analisis senyawa tertentu.

2.10 Spektrometer massa

(15)

33

negatif yang terletak di ujung lainnya dalam ruang (tahap akselerasi). Beberapa ion melewati celah pada pusat lempeng pemercepat dan memasuki bagian medan magnet. Begitu ion melalui medan magnet mereka dibelokkan sesuai kecepatan, muatan dan massanya (tahap defleksi). Besar pembelokan berbanding terbalik dengan massa pecahan masing-masing. Pecahan yang lebih ringan akan lebih terbelokkan daripada pecahan yang lebih berat. Pada akhirnya ion akan sampai ke pengumpul ion dan terdeteksi. Sebuah sinyal elektronik ditimbulkan pengumpul dan dikuatkan serta kemudian dicatat. Data ini langsung masuk ke dalam sebuah komputer yang mengubah spektrum massa ini ke dalam bentuk digit atau grafik garis. Hasilnya tercatat sebagai fungsi nisbah massa terhadap muatan (m/z) (Pine, dkk., 1980).

Gambar 2.4 Skema alat spektrometer massa

Gambar

Gambar 2.1 Mekanisme reaksi esterifikasi Fisher
Gambar 2.2 Komponen utama spektrofotometer FT-IR
Tabel 2.1 Korelasi antara jenis vibrasi gugus fungsional dan frekuensi
Gambar 2.3 Skema sistem kromatografi gas
+2

Referensi

Dokumen terkait