• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Corporate social responsibility dalam Hubungan corporate governance dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Corporate social responsibility dalam Hubungan corporate governance dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Secara mendasar, hubungan yang terjadi antara struktur kepemilikan dan

nilai ekonomi dan keuangan perusahaan telah menjadi isu utama dalam perspektif

corporate governance. (Kumar, 2000). Corporate governance fokus pada pada konflik ketidakselarasan yang terjadi diantara para stakeholders, seperti pemilik, karyawan dan manajer. Schleifer dan Vishny (1997) mengemukakan bahwa

Corporate governance merupakan suatu mekanisme yang digunakan untuk memastikan bahwa pemegang saham (shareholder) dan kreditur (blockholders) dari suatu perusahaan akan menerima keuntungan (return) yang seutuhnya dari

seluruh kegiatan yang dilakukan oleh para manajer. Untuk memastikan hal

tersebut maka pemegang saham (shareholder) harus selalu mengontrol kegiatan

yang dilakukan oleh manajer.

Berdasarkan teori keagenan (Agency theory), corporate governance

memiliki mekanisme dan kontrol yang berbeda-beda untuk mengawasi biaya

keagenan (agency cost) (Kesuma, 2005). Teori keagenan (Agency theory) digunakan untuk menganalisis hubungan antara principal dan agents. Perlu ada

(2)

manajernya dan pemilik memiliki hak untuk mengawasi keadaan pasar yang

nantinya akan menaikkan nilai perusahaan (Kumar, 2000).

Beberapa literatur terdahulu seperti yang dikemukakan oleh Zangina et.al (2009) bahwa ada pengaruh positif Corporate governance terhadap nilai perusahaan. Peneliti selanjutnya juga meyebutkan bahwa investor yang

menanamkan sahamnya dalam suatu perusahaan namun dengan perlindungan

yang minim akan membuat para investor tidak mendapatkan keuntungan

maksimal seperti yang mereka harapkan sebelumnya. (Pinkowitz et. Al, 2006). Selanjutnya, Darnev dan Kim (2005) mengemukakan bahwa nilai perusahaan

memiliki hubungan yang negative terhadap perlindungan keamanan keuangan

para investor.

Dalam perspektif teori agensi, agen yang risk adverse akan lebih

mementingkan dirinya sendiri dan akan mengalokasikan resources dari investasi yang tidak meningkatkan nilai perusahaan ke alternatif investasi yang lebih

menguntungkan para pemegang saham (shareholder). Herawaty (2008)

mengemukakan bahwa permasalahan agensi akan mengindikasikan bahwa nilai

perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku

manajemen agar tidak menghamburkan resources perusahaan, baik dalam bentuk

investasi yang tidak layak maupun dalam bentuk shirking. Penelitian terdahulu

Black Jang dan Kim (2005) membuktikan bahwa membuktikan bahwa corporate

governance index secara keseluruhan merupakan hal penting dan menjadi salah satu faktor penyebab yang dapat menjelaskan nilai pasar bagi

(3)

Dalam riset penelitian sebelumnya, juga telah dibahas hubungan struktur

kepemilikan (ownership structure) dengan nilai perusahaan. Morck et. Al (1988)

dan Mcconnell dan Servaes (1990) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

non-linier antara pemilik internal (managerial ownership) dengan nilai perusahaan. Dengan demikian, kepemilikan internal mampu menaikkan nilai

perusahaan dengan menyesuaikan kepentingan pemegang saham yang berada

didalam dan luar perusahaan. Penelitian ini juga mendukung riset yang dilakukan

oleh Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan bahwa naiknya managerial ownership dapat menyesuaikan kepentingan antara manajer dan pemegang saham yang tentunya dapat menaikkan nilai perusahaan. Jensen dan Meckling (1976)

juga menjelaskan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi dapat mengurangi

masalah keagenan dari arus kas.

Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan secara

maksimal. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar

Semakin tinggi nilai perusahaan maka akan menggambarkan semakin sejahtera

pemilik perusahaan tersebut. Nilai perusahaan tersebut akan tercermin dari harga

sahamnya yang beredar di pasar modal. Menurut Jensen and Meckling (1976)

menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai

ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim faktor keuangan

seperti jumlah kewajiban, Jumlah asset dan Jumlah profitabilitasnya.

Pelaksanaan manajemen keuangan yang baik juga merupakan salah satu

langkah untuk meningkatkan nilai pasar. Dimana satu keputusan keuangan yang

(4)

nilai perusahaan (Fama dan French, 1998). Keputusan-keputusan itu misalnya

seperti keputusan pendanaan, Keputusan investasi maupun kebijakan lain seperti

kebijakan dividen yang secara langsung mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Eksploitasi terhadap sumber-sumber daya alam dan juga perlindungan hak

dan kewajiban karyawan serta melindungi keseimbangan kehidupan di sekitar

perusahaan telah menjadi isu yang sangat penting seiring dengan bertambahnya

jumlah produksi yang ada di dalam perusahaan. (Tjia dan setiwati, 2010).

Besarnya proses produksi yang ada tentunyan akan merusak lingkungan dan

kehidupan manusia. Saat ini perusahaan tidak hanya bertanggung jawab terhadap

pemilik saham (shareholderds) ataupun pihak-pihak yang berkepentingan

(Stakholders) saja namun berpijak pada tiga landasan (triple bottom lines) utama dari Corporate Social responsibility yaitu people, profit dan planet yang

didalamnya juga terdapat masalah sosial, lingkungan dan keuangan. Kepedulian

terhadap aspek sosial dan lingkungan untuk keberlangsungan (sustainability) hidup perusahaan kedepannya. Komitmen terhadap Corporate social

responsibility menjadi salah satu indikator dan komitmen untuk menilai kinerja perusahaan. (Soemanto, 2007). Program Corporate Social responsibility

merupakan penyeimbang bagi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya yang

mampu memaksimalkan profit perusahaan. (Tjia dan setiwati, 2010).

Laporan keuangan tahunan merupakan penjembatan serta sumber

komunikasi yang sangat penting bagi perusahaan dengan masyarakat yang

membutuhkan informasi keuangan dan juga perkembangan perusahaan itu sendiri.

(5)

(Corporate Social Responsibility) terhadap seluruh aspek maka perusahaan go public yang telah menyadari akan betapa pentingnya program tersebut sudah

menuangkan kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial mereka ke dalam laporan

tahunan sebagai tujuan akhir pembangunan keberlanjutan (Sustainable Development). Yang dimaksud dengan pembangunan keberlanjutan sendiri adalah

suatu proses perubahan secara kualitatif, tidak hanya pada aspek ekonomi akan

tetapi juga aspek sosial dan lingkungan.

Perkembangan CSR Di Indonesia wacana mengenai CSR mulai

mengemuka pada tahun 2001, namun sebelum wacana ini mengemuka telah

banyak perusahaan yang menjalankan CSR dan sangat sedikit yang

mengungkapkannya dalam laporan tahunannya. (Rika Nurlela dan Islahuddin,

2008). Hal ini terjadi mungkin karena perusahaan belum mempunyai sarana

pendukung seperti: standar pelaporan, tenaga terampil (baik penyusun laporan

maupun auditornya). Rika Nurlela dan Islahuddin, 2008) juga menjelaskan bahwa

sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya

penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah

mempraktikkan CSR. Sebagai contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow

Jones Sustainability Index (DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR. Begitu pula London Stock Exchange yang

memiliki Socially Responsible Investment (SRI) Index.

Hackston dan Milne (1999) mengatakan bahwa perusahaan yang

(6)

pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan meningkatkan penjualan. Dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Anggraini (2006) menemukan bahwa variabel prosentase kepemilikan

manajemen berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan

informasi sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar

kepemilikan manajer di dalam perusahaan, manajer perusahaan akan semakin

banyak mengungkapkan informasi sosial dari kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan di dalam program CSR. Damsetz (1986) dalam Junaidi (2006)

berargumen bahwa kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif

memonitoring aktivitas perusahaan dan dia menyimpulkan bahwa konsentrasi

kepemilikan akan meningkatkan nilai perusahaan. Dan seperti penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Machmud (2006) menemukan hasil bahwa

struktur kepemilikan asing (Institusional ownership) tidak berpengaruh secara positif terhadap praktek Corporate Social Responsibility, hal ini sama artinya bahwa kriteria sosial terkhusus dalam struktur kepemilikan asing belum menjadi

bahan pertimbangan yang penting dalam keputusan invetasi.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Rika Nurlela dan Islahudin (2008) yang mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan untuk periode seluruh perusahaan pada tahun 2008. Artinya bahwa Corporate Social Responsibility di

dalam perusahaan bukan merupakan faktor yang menentukan nilai perusahaan

atau sebaliknya. dan digunakannya kepemilikan manajemen sebagai variabel

(7)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan sementara

bahwa ada hubungan Corporate governance dengan nilai perusahaan, dan

corporate social responsibility juga memiliki hubungan dengan nilai perusahaan.

Sehingga untuk membuktikan dugaan ini, perlu dilakukan pengujian secara

empiris. Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Hubungan

Corporate Governance dan Nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang

listing di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Corporate Governance yang terdiri dari (struktur kepemilikan

manajerial, struktur kepemilikan institusional, komite audit, komisaris

independen) berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Corporate Social Responsibility yang terdiri dari tujuh kriteria berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia?

3. Apakah Corporate Governance yang terdiri dari (struktur kepemilikan

manajerial, struktur kepemilikan institusional, komite audit, komisaris

independen) berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diperkuat dengan

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk menguji dan menganalisis apakah Corporate Governance yang terdiri (struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional,

komite audit, komisaris independen) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji dan menganalisis apakah Corporate Social Responsibility

yang terdiri dari tujuh kriteria berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia?.

3. Untuk menguji dan menganalisis Apakah Corporate Governance yang

terdiri dari (struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan

institusional, komite audit, komisaris independen) berpengaruh terhadap

nilai perusahaan yang diperkuat dengan adanya Corporate Social Responsibility?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Peneliti, menambah pemahaman mengenai pentingnya corporate governance dan pertanggungjawaban sosial perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan yang disebut sustainibility reporting perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Investor, akan memberikan wacana baru dalam

mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam

(9)

3. Para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

literatur yang membantu di dalam perkembangan ilmu akuntansi dan

menambah wawasan tentang corporate governance.

1.5 Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitan Nurlela dan Islahudin tahun

2008) berjudu l pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai

perusahaan dengan prosentase kepemilikan manajemen sebagai variabel

moderating (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek jakarta).

Replikasi penelitian ini dilakukan karena pada penelitian Nurlela dan

Islahudin hanya melihat persentase kepemilikan manajemen sebagai variabel

moderatingnya dan menggunakan laporan tahunan periode 1 tahun sehingga

hasilnya kurang akurat.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nurlela dan Islahudin (2008)

adalah:

1. Tahun penelitian, Nurlela dan Islahudin hanya menggunakan 1 tahun

pengamatan, sedangkan penelitian ini menggunakan 2 tahun pengamatan

2010 - 2011

2. Item-item pengungkapan social Corporate Social Responsibility pada tahun penelitian sebelumnya masih belum penuh semua kriterianya hanya

32 item pengungkapan. Sedangkan pada penelitian ini sudah menggunakan

78 pengungkapan.

(10)

kuat lemahnya hubungan antara variabel independen yaitu Corporate Governance dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen.

4. Pada penelitian Nurlela dan Islahudin menggunakan seluruh emiten yang

terdaftar di BEI, sedangkan pada penelitian ini lebih spesifik pada

perusahaan manufaktur yang melakukan corporate governance dan

Referensi

Dokumen terkait

gcsgocaaitoa QdaUh pslaalp ycog oca^iaad Stl bah ca lqposan yaaa Olcaaan lta hsmdaimyo acamjCdm tua*osl yaw nsnyta^aaa darl QtanSasd ataa twdc*t qya.. nsfixod darl ptiaalp la l

barang siapa dijatuhi hukuman karena pelanggaran terhadap apa yang dimaksud pasal 73* dlharuskan dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah mengadakan

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan

Penelitian menyimpulkan bahwa: (1) dukungan keluarga dalam mengkonsumsi obat antipsikotik adalah cukup (66%), (2) kepatuhan mengkonsumsi obat antipsikotik adalah cukup patuh

Tugas epistemologi adalah menemukan bagaimana pengetahuan berbeda dari keyakinan dan pendapat? Apakah pengetahuan dan keyakinan berbeda secara esensial? Jika saya berkata

Dalam model tersebut, mereka menganggap keyakinan tentang kemudahan penggunaan dan kegunaan yang dirasakan sebagai faktor utama yang mempengaruhi sikap

Kepuasan pasien terhadap pelayanan Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan metode regresi logistik dengan menyebar

Dari hasil penelitian terhadap siswa SD Inpres Tiwoho yang berusia 9-12 tahun dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara promosi kesehatan