• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Konsep SMA Model, 080410-Final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1. Konsep SMA Model, 080410-Final"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Jika kita tak dapat mengakhiri

perbedaan yang ada. Paling tidak,

marilah kita menciptakan dunia yang

tentram dalam kondisi berbeda itu.”

(2)

Kementerian Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen Dikdasmen

(3)

1. Peta Naskah

2. Latar Belakang

3. Landasan

4. Acuan Operasional SKM, PBKL, PSB

5. Tugas dan Fungsi Dit. Pembinaan SMA

6. Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah

7. Tujuan

8. Hasil yang Diharapkan

9. Pengertian

10. Profil

11. Strategi Pelaksanaan Program

12. Pengorganisasian

13. Bentuk Pembinaan 2010

14. Tahapan Pembinaan (2010-2012)

15. Pembiayaan

(4)

Konsep dan Strategi Implementasi SMA Model SKM-PBKL-PSB

Konsep PBKL Konsep SKM Konsep PSB

Program dan Strategi Implementasi PSB

Panduan Pengelolaan PSB 1. Panduan Website 2. Panduan BA-TIK 3. Panduan BU-TIK 4. Panduan Kemitraan 5. Panduan Bimtek 6. Sup. dan Evaluasi 7. Modul Materi Panduan

Penyelenggaraan PBKL

1. Pola Pembinaan SKM dan PBKL 2. Juknis Pembinaan Implementasi KTSP

Panduan Penyelenggaraan

SKM

Panduan dan Instrumen

Verifikasi-Supervisi dan Evaluasi SMA Model SKM-PBKL-PSB Juknis Penyusunan Program Kerja Sekolah

34 Juknis KTSP

(5)

PP 19/2005

Standar Nasional Pendidikan

1. Tujuan: menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

2. Fungsi: sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu

3. Maksud: memacu pengelola dan penyelenggara satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu

1. Standar Isi, 2. SKL, 3. Standar Proses, 4. Standar Pengelolaan, 5. Standar Sarana dan Prasarana, 6. Standar Pembiayaan,

7. Standar Pendidik dan Tendik, 8. Standar Penilaian

1. Sekolah Kategori Standar

2. Sekolah Kategori Mandiri

3. Sekolah Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal

(6)

1. Mendorong sekolah mengupayakan pemenuhan SNP

2. Mempercepat pencapaian profil RSKM /RSSN, PBKL, dan RPSB

3. Mewujudkan bentuk SKM, PBKL, dan PSB

4. Mengintegrasikan SKM, PBKL , dan PSB dalam 1 (satu) SMA

(7)

Pelaksanaan SMA Model SKM-PBKL-PSB mengacu pada UU,

PP, Permendiknas, Renstra yang berkaitan dengan SNP,

SKM, PBKL, dan PSB :

1. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. PP No. 48/2008 tentang Pembiayaan Pendidikan

4. PP No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan

(8)

1. Kewajiban satuan pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan

ketentuan PP No. 19/2005, Pasal 94, Butir b) paling lambat 7 (tujuh)

tahun setelah berlakunya PP tersebut.

2. Kepentingan pemerintah untuk memetakan sekolah/madrasah

menjadi sekolah/madrasah yang sudah atau hampir memenuhi SNP

dan sekolah/madrasah yang belum memenuhi SNP berkaitan dengan

diberlakukannya SNP.

3. Kewajiban pemerintah untuk melakukan pengkategorian sekolah/

madrasah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi SNP ke

dalam kategori mandiri, dan sekolah/madrasah yang belum

memenuhi SNP ke dalam kategori standar.

4. Tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk

(9)

1. Satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal merupakan satuan

pendidikan yang telah memenuhi SNP dan diperkaya dengan

keunggulan kompetitif dan atau komparatif daerah.

2. Pemerintah kabupaten/kota mengelola dan menyelenggarakan

paling sedikit 1 (satu) satuan pendidikan pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah yang berbasis keunggulan lokal.

3. Keunggulan lokal dikembangkan berdasarkan keunggulan kompetitif

dan atau komparatif daerah di bidang seni, pariwisata, pertanian,

kelautan, perindustrian, dan bidang lain.

4. Satuan pendidikan dasar dan menengah yang dikembangkan menjadi

berbasis keunggulan lokal harus diperkaya dengan muatan

(10)

5. Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang

memanfaatkan keunggulan lokal dalam aspek ekonomi, budaya,

bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain

yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta

didik.

6. Kurikulum SMA atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan

pendidikan berbasis keunggulan lokal.

7. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan

bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata

pelajaran muatan lokal.

8. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik

dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan

pendidikan nonformal yang sudah terakreditasi.

9. Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal dapat

(11)

1. Kewajiban satuan pendidikan memiliki buku dan sumber belajar

lainnya antar lain jurnal, majalah, artikel,

website

, dan

compact

disk.

2. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.

3. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen yang memadai

untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien, dan

akuntabel.

4. Pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan untuk

mempermudah dalam berbagi informasi dan pengetahuan antar

peserta didik dan tenaga kependidikan.

(12)

1. Tugas :

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan

kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan

evaluasi di bidang pembinaan sekolah menengah atas.

2. Fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang

pembinaan sekolah menengah atas;

b. Penyiapan perumusan standar, kriteria, pedoman,

dan prosedur di bidang pembinaan SMA;

(13)

1. Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar

nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan

nasional.

2. Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi atas

penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga

kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan

pendidikan lintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat

pendidikan dasar dan menengah.

(14)

1. Memberikan pendampingan/pembinaan kepada sekolah

untuk mewujudkan

SKM

yang menyelenggarakan

pendidikan berbasis keunggulan lokal, memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dalam proses

pembelajaran, dan manajemen sekolah.

2. Menjalin kerja sama dan meningkatkan peran serta

pemangku kepentingan (

stakeholder)

pendidikan di SMA,

baik di tingkat pusat maupun daerah dalam memenuhi

SNP, dan menerapkan PBKL serta memfungsikan PSB di

sekolah.

3. Mewujudkan SMA Model SKM-PBKL-PSB untuk dapat

(15)

1. Terlaksananya

pendampingan/pembinaan

oleh Dit. Pembinaan

SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota terhadap SMA Model SKM-PBKL-PSB dalam

mewujudkan SMA Model SKM-PBKL-PSB;

2. Terlaksananya

kerjasama

antara Dit. Pembinaan SMA, Dinas

Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan

pemangku kepentingan lainnya dan berperan serta dalam

pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB.

3. Terwujudnya 132 SMA Model SKM-PBKL-PSB yang dapat

dijadikan

rujukan

dalam pemenuhan SKM, penyelenggaraan

PBKL dan PSB.

4. Terpahaminya Konsep dan Strategi Implementasi SMA Model

SKM-PBKL-PSB sekaligus sebagai

acuan

oleh institusi pembina,

(16)

Standar Pendidik dan

Tendik

Standar Pendidik dan

Tendik

Standar Penilaian

Standar Penilaian

(17)

1. Standar Isi

a. Memiliki dokumen KTSP yang didukung dengan dokumen hasil analisis konteks dan dokumen hasil analisis keunggulan lokal.

b. Dokumen KTSP telah dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah dengan pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

2. Standar Kompetensi Lulusan

a. Pencapaian rata-rata KKM peserta didik per mata pelajaran ≥ 75%. b. NIlai kelulusan US minimal sama dengan KKM setiap mata pelajaran. c. Tingkat kelulusan 100%

d. Tingkat lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi ≥ 75%.

3. Standar Proses

a. Melakukan perencanaan proses pembelajaran berupa silabus, RPP, dan bahan ajar yang disusun sesuai dengan ketentuan dan telah

(18)

b. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan persyaratan rombongan belajar (32 peserta didik), beban kerja minimal guru (24 jam tatap muka/ minggu), rasio buku teks untuk peserta didik 1:1 per mapel, rasio minimal jumlah peserta didik terhadap guru 20:1.

c. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dengan menerapkan kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur sesuai tuntutan KD dengan memanfaatkan perpustakaan dan TIK.

d. Melaksanakan pembelajaran PBKL yang terintegrasi dalam mata pelajaran mulok/keterampilan/yang relevan.

e. Melaksanakan dan melaporkan pengawasan proses pembelajaran dalam bentuk pemantauan pembelajaran, supervisi pembelajaran, dan evaluasi

pembelajaran.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Memiliki lebih dari 75% pendidik yang telah memenuhi kualifikasi akademik, latar belakang pendidikan, sertifikasi profesi guru, kompetensi TIK, dan pengembangan bahan ajar.

b. Memiliki tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium yang telah memenuhi persyaratan jenis, kualifikasi akademik, dan kompetensi di bidang TIK.

(19)

5. Standar Sarana dan Prasarana

a. Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar.

b. Memiliki luas lahan sesuai persyaratan standar (Tabel 4.1 atau 4.2,

Permendiknas No. 24/2007) dan secara sah menempati lahan yang telah disetujui untuk peruntukan sekolah.

c. Semua bangunan gedung memenuhi persyaratan luas, keselamatan,

kesehatan, menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat, kenyamanan, sistem keamanan, dan ketersediaan listrik sesuai dengan kebutuhan, serta terpelihara secara berkala.

d. Memiliki prasarana sekurang-kurangnya adalah ruang kelas, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium

bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tatausaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolah raga yang telah memenuhi persyaratan luas dan kelengkapan sarana.

(20)

6. Standar Pengelolaan

a. Memiliki dokumen perencanaan program berupa Rencana Kerja Jangka

Menengah (RKJM) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dikembangkan berdasarkan visi, misi, dan tujuan sekolah.

b. Memiliki pedoman-pedoman (KTSP, kalender pendidikan/akademik, struktur organisasi sekolah, pembagian tugas di antara guru, pembagian tugas di antara tenaga kependidikan, peraturan akademik, tatatertib sekolah, kode etik sekolah, biaya operasional sekolah) yang berfungsi

sebagai petunjuk pelaksanaan operasional dan struktur organisasi sekolah yang diuraikan secara jelas dan transparan.

c. Melaksanakan rencana kerja bidang kesiswaan dalam bentuk memberikan layanan konseling kepada peserta didik; melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler untuk para peserta didik; melakukan pembinaan prestasi unggulan; melakukan pelacakan terhadap alumni dan didukung dengan tersedianya petunjuk proses penerimaan peserta didik.

d. Melaksanakan rencana kerja bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran berdasarkan persyaratan yang tertuang dalam KTSP, kalender pendidikan, program pembelajaran, penilaian hasil belajar peserta didik, dan

peraturan akademik.

(21)

f. Melaksanakan rencana kerja bidang sarana dan prasarana meliputi

pemenuhan, pendayagunaan, pemeliharaan sarana dan prasarana, dan pengelolaan perpustakaan, laboratorium, fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler.

g. Melaksanakan rencana kerja bidang keuangan dan pembiayaan mengacu pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional.

h. Melaksanakan rencana kerja bidang budaya dan lingkungan sekolah untuk menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif dengan menerapkan tatatertib sekolah, dan kode etik sekolah.

i. Melaksanakan rencana kerja bidang peran serta masyarakat dan

kemitraan sekolah dengan sasaran menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah, berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan.

j. Melaksanakan pengawasan pengelolaan sekolah dalam bentuk

pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.

k. Melakukan evaluasi dalam bentuk evaluasi diri, evaluasi pengembangan KTSP, dan evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan. l. Memperoleh sertifikat akreditasi dengan peringkat A .

(22)

n. Memiliki Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk mendukung administrasi

pendidikan yang efektif, efisien, akuntabel, dan mudah diakses didukung dengan sumberdaya manusia yang kompeten.

7. Standar Pembiayaan

a. Mengalokasikan dan memenuhi biaya investasi, biaya operasi, biaya personal dan non personal.

b. Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta memanfaatkan dana dari berbagai sumber.

c. Membuat laporan pertanggungjawaban secara akuntabel dan transparan.

8. Standar Penilaian Pendidikan

a. Menerapkan prinsip-prinsip penilaian.

b. Menerapkan teknik dan instrumen penilaian. c. Menerapkan mekanisme dan prosedur penilaian. d. Menerapkan penilaian oleh pendidik.

e. Menerapkan penilaian oleh satuan pendidikan.

9. Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal

a. Menyatakan kesiapan sebagai SMA Model SKM-PBKL-PSB dengan dukungan penuh dari pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga administrasi.

(23)

Permendiknas 8 SNP

Instrumen Analisis

Kondisi

Juknis KTSP & Penyusunan Program Kerja

KTSP, RKJM, Substansi Strategi Implement. 8 SNP

Analisis Kesenjangan dan Renc. Tindk. Lanjut

(24)

1. Kebijakan SMA Model

2. Pedoman-pedoman SMA Model

3. Bimtek pengemb program SMA Model 4. Pemberian dana bantuan block grant 5. Supervisi dan evaluasi

1. Rekomendasi penetapan SMA Model

2. Bantuan teknis, manajerial, pendanaan pemenuhan profil SMA Model 3. Pemantauan,

supervisi dan evaluasi proses dan hasil pelaksanaan program SMA Model

4. Perluasan sasaran SMA Model secara mandiri

1. Rekomendasi penetapan SMA Model

2. Bantuan teknis, manajerial, pendanaan pemenuhan profil SMA Model 3. Pemantauan,

supervisi dan evaluasi proses dan hasil pelaksanaan program SMA Model

4. Perluasan sasaran SMA Model secara mandiri Perguruan Tinggi/P4TK/LPMP/

Dewan Pendidikan dan Pemangku Kepentingan lainnya antar lain : 1. Kemitraan

2. Pendampingan

3. Konsultasi, koodinasi 4. Narasumber

(25)

Verifikasi Calon Draf Program

SMA Model SKM-PBKL-PSB

Penyusunan Draf Program

SMA Model SKM-PBKL-PSB

Sosialisasi, Asistensi, dan Sinkronisasi Prog. SMA Model

SKM-PBKL-PSB Sosialisasi, Asistensi,

dan Sinkronisasi Prog. SMA Model

SKM-PBKL-PSB

Pelaksanaan Program Kerja 1 Tahun dan

Dana Bantuan

Block Grant

Pelaksanaan Program Kerja 1 Tahun dan

Dana Bantuan

Block Grant

Pemberian Dana Bantuan Block Grant

SMA Model SKM-PBKL-PSB Pemberian Dana Bantuan Block Grant

SMA Model Profil SMA Model

SKM-PBKL-PSB Ketercapaian Profil SMA Model

SKM-PBKL-PSB

Bantuan Teknis, Manajerial, dan Pendanaan Dinas Pendk.

Prov./Kab./Kota

 Terpilih 132 SMA Model

 Peta kondisi awal SKM, PBKL, PSB

132 SMA menyusun/mengembangkan draf RKJM dan RKAS berdasarkan hasil verifikasi

Workshop 132 SMA untuk koordinasi, sosialisasi, sinkronisasi dan MoU BG

 Penyaluran oleh Dit. Pemb. SMA

 Jumlah sesuai kemampuan anggaran Pemerintah

 Periode pertanggungjawaban untuk 1 tahun pelajaran (Juli tahun penerimaan s.d. Juni tahun berikutnya

 Penggunaan dan pertanggung jawaban mengikuti ketentuan yang berlaku

Target hasil tahun ke-3 (Tahun 2012) : 132 SMA berkategori ’Siap SKM’ dan

berkategori ’Sangat Baik’ untuk PBKL dan PSB yang dapat digunakan sebagai patok duga (benchmark) bagi SMA lain di sekitarnya.

Keterlibatan Dinas Pend. Prov. dan

(26)

Tingkat Nasional :

1. Penyusunan perangkat pendukung

2. Pemilihan dan penetapan 132 SMA (verifikasi)

3. Sosialisasi tingkat prov dan kab/ kota

4. Asistensi dan sikronisasi program kerja sekolah

5. Pemberian dana block grant 6. Pengembangan PSB

7. Supervisi dan evaluasi

Tingkat Provinsi :

1. Rekomendasi calon SMA Model 2. Sosialisasi program pembinaan

SMA Model

3. Pembinaan manajerial dan teknis SMA Model

4. Supervisi dan evaluasi

Tingkat Nasional :

1. Pengembangan perangkat pendukung

2. Koord. pembinaan tingkat provinsi dan kab/kota

4. Asistensi dan sikronisasi program kerja sekolah

5. Pemberian dana block grant 6. Supervisi dan evaluasi

7. Pengembangan implementasi PBKL, KTSP, dan PSB

Tingkat Provinsi :

1. Pembinaan manajerial dan teknis SMA Model secara terprogram dengan

mengalokasikan sumber dana sesuai kebutuhan sekolah 2. Koordinasi pembinaan dengan

Dinas Pendk. Kab/Kota dan pemangku kepentingan lainnya 3. Supervisi dan evaluasi

4. Perluasan SMA Model

Tingkat Nasional :

1. Koordinasi pembinaan tingkat provinsi dan kab/ kota

2. Asistensi dan sikronisasi program kerja sekolah

3. Pemberian dana block grant 4. Supervisi dan evaluasi

5. Pemantapan implementasi PBKL, KTSP, dan PSB dalam bentuk peningkatan kualitas

Tingkat Provinsi :

1. Pembinaan manajerial dan teknis SMA Model secara terprogram dengan

mengalokasikan sumber dana sesuai kebutuhan sekolah 2. Koordinasi pembinaan dengan

Dinas Pendk. Kab/Kota dan pemangku kepentingan lainnya 3. Supervisi dan evaluasi

(27)

Tingkat Kabupaten/Kota :

1. Rekomendasi calon SMA Model 2. Sosialisasi program pembinaan

SMA Model

3. Pembinaan manajerial dan teknis SMA Model

4. Supervisi dan evaluasi

Tingkat Sekolah :

1. Penyusunan RKJM dan RKAS dengan prioritas pada stdr. isi, SKL, stdr. proses, stdr. pengel., stdr. penil, stdr. Pend. &

tendik.

2. Mensosialisasikan program SMA Model dan mengupayakan dukng pemangku kepentingan untuk menjadi bagian dari peningk. mutu sekolah

3. Melaks prog SMA Model dengan tingkat keberhasilan di atas 90% secara kualitatif dan Amat Baik secara kuantitatif

Tingkat Kabupaten/Kota :

1. Pembinaan manajerial dan teknis SMA Model secara terprogram dengan

mengalokasikan sumber dana sesuai kebutuhan sekolah 2. Koordinasi pembinaan dengan

Dinas Pendk. Kab/Kota dan pemangku kepentingan lainnya 3. Supervisi dan evaluasi

4. Perluasan SMA Model

Tingkat Sekolah :

1. Penyusunan prog. 2011 dengan prioritas pada stdr. isi, SKL, stdr. proses, stdr. pengelolaan, stdr. penilaian, stdr. pend. dan tendik

2. Pengembangan pelaksanaan PBKL, PSB, dan KTSP

3. Mengkongkritkan bentuk dukungan pemangku

kepentingan dalam bentuk dukungan nyata

4. Evaluasi diri terhadap proses dan hasil pelaksanaan SMA Model

Tingkat Kabupaten/Kota :

1. Pembinaan manajerial dan teknis SMA Model secara terprogram dengan

mengalokasikan sumber dana sesuai kebutuhan sekolah 2. Koordinasi pembinaan dengan

Dinas Pendk. Prov dan

pemangku kepentingan lainnya 3. Supervisi dan evaluasi

4. Perluasan SMA Model

Tingkat Sekolah :

1. Penyusunan program 2012/ 2013) dengan prioritas pada stdr. isi, SKL, stdr. proses, stdr. pengelolaan, stdr. penilaian, stdr. pendidik dan tendik dan standar lain untuk mencapai kondisi memenuhi/hampir memenuhi 8 SNP

(28)

Pembiayaan pelaksanaan program implementasi SMA

Model SKM-PBKL-PSB yang berkaitan dengan

inventarisasi kondisi; Sosialisasi, asistensi, dan

sinkronisasi program kerja, pemberian dana bantuan

block grant

, dan supervisi dan evaluasi dibebankan pada

anggaran Dit. Pembinaan SMA tahun berjalan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Sedangkan pembiayaan di luar kegiatan di atas yang

berkaitan dengan pemenuhan SNP di tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota dibebankan kepada Dinas Pendidikan

Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan Sekolah

sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan

(29)

1. SMA Model SKM-PBKL-PSB merupakan program bersama Dit. Pembinaan

SMA, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

dalam rangka peningkatan mutu SMA melalui pemenuhan SNP yang

menerapkan PBKL dan memanfaatkan TIK untuk pembelajaran dan

manajemen.

2. Sebagai program bersama, maka pola pembinaan sebagaimana

diuraikan dalam dokumen ini merupakan komitmen bersama sebagai

acuan pembinaan dan ditaati oleh semua pihak yang terlibat.

3. Mempertimbangkan berbagai keterbatasan, seperti pemahaman

substansi program, sumber daya manusia, dan infrastruktur pendidikan,

maka pelaksanaan program SMA Model SKM-PBKL-PSB dilakukan secara

bertahap dan berkelanjutan.

4. Pengembangan SMA Model SKM-PBKL-PSB merupakan salah satu strategi

percepatan pemenuhan SNP sebagai upaya untuk mewujudkan SMA

(30)

5. Penyebaran jumlah SMA di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota tidak

merata, sehingga pemilihan SMA Model dilakukan secara proporsional

berdasarkan jumlah sekolah di wilayahnya.

6. SMA Model idealnya dikembangkan di setiap Kabupaten/Kota dengan

membina SMA pelaksana Rintisan SKM, Rintisan PBKL, dan Rintisan

PSB yang memenuhi persyaratan sebagai SMA Model. Namun kondisi

tiap daerah berbeda-beda dalam kesiapan dana, maka bagi daerah

yang siap dapat mengembangkan SMA Model dengan pola yang sama

seperti yang dikembangkan oleh Dit. Pembinaan SMA.

7. Pemberian dana bantuan

block grant

pada SMA Model terpilih

merupakan dana stimulus untuk membantu sekolah memenuhi

sebagian kecil program pemenuhan SNP.

8. SMA Model SKM-PBKL-PSB sebagai sekolah rujukan bagi sekolah lain di

sekitarnya harus siap melayani dan membantu memberikan konsultasi

dan bimbingan teknis kepada sekolah dalam pencapaian SNP,

(31)

Kementerian Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen Dikdasmen

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.. Universitas Pendidikan Indonesia

PT Gojek di Wilayah Kota Surakarta. 2) Dari hasil uji t untuk variabel komitmen kontinyu diperoleh nilai t sebesar 1,378 dengan nilai sig 0,173. Artinya variabel komitmen

Universitas Negeri

Berdasarkan proses pelelangan pengadaan Barang/jasa bagian Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Buton Selatan Tahun Anggaran 2016, penawaran saudara dinyatakan

[r]

Pada dasarnya pemeriksaan harus dilakukan oleh pejabat yang berwenang menghukum, tetapi untuk mempercepat pemeriksaan, maka pejabat yang berwenang menghukum

“ Peningkatan Jalan Desa Tira Pelabuhan Bahari 023 Gunung Sejuk Bahari sesuai dengan Perpres 54 Tahun 2010 dan perubahannya Perpres Nomor 4 Tahun 2015, maka

POKJA ULP ALAT LABORATORIUM TAHUN ANGGARAN 2016 BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BENGKULU Jalan Depati Payung Negara KM.13 No.29 Pekan Sabtu Tromol Pos